Anda di halaman 1dari 6

Nama : Evi Nur Faizah

Kelas : XII MIPA 6

No.Absen : 15--------

RANGKUMAN MATERI SEJARAH INDONESIA

KD 3.7 Peran Pelajar, Mahasiswa, dan Tokoh Masyarakat dalam Perubahan


Politik dan Ketatanegaraan di Indonesia.

1. Peran Pelajar, Mahasiswa, dan Tokoh Masyarakat dalam Perubahan Politik dan
Ketatanegaraan di Indonesia.

Pelajar dan mahasiswa serta tokoh masyarakat merupakan salah satu komponen
bangsa yang memiliki peran penting dalam kancah politik sepanjang sejarah
ketatanegaraan indonesia. Dari berdirinya Boedi Oetomo 1908, peristiwa sumpah
pemuda pada 1928 hingga Proklamasi kemerdekaan pada tahun 1945, pemuda dan
mahasiswa dengan pemikirannya yang berani dan kritis memperjuangkan hak hak
bangsa Indonesia sehingga Kemerdekaan Indonesia pun dapat diraih pada 17 agustus
1945.

Selain para pelajar dan mahasiswa, tak bisa dilupakan komponen bangsa lainnya
yang memiliki andil dalam perubahan politik dan dinamika ketatanegaraan Indonesia
yakni tokoh masyarakat. Tercatat dalam sejarah indonesia tokoh masyarakat di
antarannya dr. Wahidin Soedirohusodo, H. Samanhudu, H.O.S Tjokroaminoto, K.H.
Ahmad Dahlan dan K.H. Hasyim Asy’ari. Mereka merupakan tokoh-tokoh yang
mempunyai kepedulian terhadap masyarakat dan turut andil dalam pendirian beberapa
organisasi yang tumbuh dan berkembang pada masa pergerakan nasional.

2. Peran pemuda, Mahasiswa, dan Tokoh Masyarakat pada Masa Orde Lama
hingga Awal Reformasi.

Di era demokrasi liberal (1950-1959) organisasi kemahasiswaan tumbuh dan


berkembang pesat. Sistem multipartai yang diterapkan saat itumempengaruhi berbagai
organisasi kemahasiswaan untuk berafiliasi dengan partai-partai. Misalnya
Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) dengan partai katolik,
gerakan mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) dengan partai Nasional Indonesia
(PNI), Concertrasi Gerakan Mahasiswa Indonesia (CGMI) denga partai Komunis
Indonesia (PKI) , pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) berafiliasi dengan
partai Nahdatul Ulama (NU), serta Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dengan
Masyumi.

Pada masa orde baru tepatnya tanggal 25 oktober 1966, sejumlah organisasi yang
berhasil di pertemukan oleh Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pendidikan (PTIP)
Syarief Thayeb membentuk kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI). Organisasi
mahasiswa yang menyetujui kesepakatan tersebut adalah PMKRI, HMI, PMII,
Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI). Serikat bersama organisasi-organisasi
lokal (SOMAL), Mahasiswa Pancasila (Mapancas), dan ikatan Pers Mahasiswa
(IPMI). KAMI didirikan terutama agar para aktivis mahasiswa dalam melancarkan
perlawamam terhadap PKI menjadi lebih terkoordinasi dan memiliki kepemimpinan.

Munculnya KAMI lantas di ikuti berbagai aksi lainnya, seperti Kesatuam Aksi
Pelajar Indonesia (KAPI), Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI), dan
Kesatuan Aksi Sarjana Indonesia (KASI). Pelajar dan mahasiswa ini bergerak secara
nasional dan terlibat dalam pendirian Orde Baru. Gerakan mahasiswa 1966 yang
mengantarkan bangsa Indonesia memasuki tatanan orde baru, terus memberikan
inspirasi dan motivasi bagi mahasiswa dan pelajar pada umumnya untuk terus turut
beriprah dalam bidang politik. Kepemimpinan orde baru dibuat geger 15 Januari 1974
dengan terjadinya peristiwa yang dikenal dengan Malari ( Malapetaka Lima Belas
Januari).

Malari merupakan gerakan mahasiswa yang merasa tidak puas terhadap kebijakan
pemerintah terkait kerja sama dengan pihak asing untuk pembangunan nasional.
Peristiwa Malapetaka Lima Belas januari (MALARI) ditandai oleh unjuk rasa besar
besaran menentang kedatangan perdana menteri Jepang, Tanaka. Mahasiswa menilai
bahwa pengaruh Jepang di bidang ekonomi perlu di batasi, karena bergantung
berlebih-lebihan terhadap investasi asing justru akan merusak ekonomi Indonesia
dalam jangka panjang. Puncak peristiwa Malari sendiri terjadi saat Perdana Menteri
Jepang Tanaka Kakuei melewat ke Jakarta (14-17 januari 1974). Mahasiswa UI yang
dipimpin Harimar Siregar, Syahrir dan lain-lain yang sejak lama menentang lubernya
modal asing menggunakan momen itu untuk menggerakan demonstrasi menentang
model asing, yang saat itu di representasikan oleh Jepang.

Upaya menumpas gerakan mahasiswa dengan memenjarakan aktivis-aktivis


Malari tak cukup untuk mengatasi masalah. Untuk memadamkan proses kritik
mahasiswa melalui demonstrasi, Soeharto melalui Menteri Pendidikan, Daud Yusuf
mengeluarkan kebijakan Normalisasi Kehidupan Kampu/ badab Koordinasi
Kemahasiswaan (NKK/BKK). Konsep NKK/BKK ini memberikan wewenang besar
kepada rektor dan pembantu rektor untuk mrnrntukan semua kegiatan mahasiswa,
termasuk tanggungjawab pembentukan, pengarahan, dan pengembanggan lembaga
kemahasiswaan. Praktis, pemberlakuan NKK/BKK dan pengebirian lembaga
mahasiswa membuat gerakan kemahasiswaan berangsur lumpuh dan menjauhkan
mahasiswa dari aktifis politik. Pemberlakuan UU No.8/1985 tentang Organisasi
Kemasyarakatan makin membuat sulit gerakan mahasiwa.

Seperempat abad kemudian pasca Malari lahirlah gerakan kkoreksi yang berhasil
menurunkan pemerintahan Orde Baru. Gerakan reformasi tahun 1998 dipicu oleh isue-
isue kebijakan lberalisme yang di anut oleh pemerintahan Orde Baru dan di anggap
ikut merusak perekonomian Indonesia hingga berujung padakrisis ekonomi sepanjang
akhir 1990-an. Posisi ekonomi Indonesia yang rapuh terhadap larinya modal
menunjukan betapa tak berdayannya bangsa besar ini. Demostrasi besar-besaran pun
terjadi. Aksi ini juga di dukung oleh tokoh-tokoh masyarakat. Aksi tersebut terjadi
pada 12 Mei 1998. Mereka melakukan aksi damai dari kampus Trisakti menuju
Gedung DPR/MPR pada pukul 12.30. namun, aksi mereka dihambat oleh blokade dari
pasukan anti huru-hara dan pasukan pendukung militer datang kemudian. Beberapa
mahasiswa mencoba bernegosiasi dengan pihak Polri. Akhirnya, pukul 5.15 sore hari
tanggal 12 Mei 1998, para mahasiswa bergerak mundur, di ikuti bergerak majunya
aparat keamanan. Keadaan mulai memenas. Korban pun berjatuhan di pihak
mahasiswa Trisakti menyebabkan jatuhnya korban jiwa dari mahasiswa yaitu Elang
Mulia Lesmana, Heri Hartanto, Hafidin Royan, Hendriawan Sie. Gerakan mahasiswa
pada tahun 1998 ini berhasil menurunkan Soeharto yang berkuasa 32 tahun di kursi
Kepresidenan Indonesia. Bahkan baru dimulai yakni jlahirnya Era Reformasi.
Gerkan mahasiswa 1998 sebagai gerakan reformasi yang menuntut mundurnya
Soeharto dari kursi kepresidenan membawa hasil. Keberhasilan tersebut tidak lepas
dari peran penting tokoh masyarakat seperti Gus Dur, Megawati, Amin Rais, Sri
Sultan Hamengku Buwono X.

Tokoh-tokoh pada 10 November 1998 bertemu, berdiskusi di rumah kediaman


Gus Dur atau K.H. Abdurahman Wahid. Pertemuan menghasilkan Deklarasi Ciganjur.
Isi deklarasi itu antara lain sebagai berikut :

1. Mengupayakan terciptanya kesatuan dan persatuan nasional.


2. Menegakan kembali kedaulatan rakyat.
3. Melaksanakan reformasi sesuai dengan kepentingan generasi bangsa.
4. Melaksanakan pemilu yang luber dan jurdil guna mengakhiri masa pemerintahan
transisi.
5. Menghapus Dwifungsi ABRI secara bertahap.

Pertanyaan Pilihan Ganda

1. Selain para pelajar dan mahasiswa, tak bisa dilupakan komponen bangsa lainnya
yang memiliki andil dalam perubahan politik dan dinamika ketatanegaraan
Indonesia yakni . . . . .
A. Tokoh masyarakat
B. Penjajah
C. WNA
D. Guru
E. Orang tua
2. Salah satu tokoh yang mempunyai kepedulian terhadap masyarakat dan turut andil
dalam pendirian beberapa organisasi yang tumbuh dan berkembang pada masa
pergerakan nasional yaitu . . . . .
A. Agus Salim
B. K.H. Ahmad Dahlan
C. Fatmawati
D. Cut Nyak Dien
E. Ahmad Yani
3. Beberapa pemimpin besar yang pernah menimba ilmu pada H.O Stjokroaminoto
salah satunya yaitu . . . . .
A. Muhammad Yamin
B. Jenderal Soedirman
C. Mohammad Hatta
D. Hamengkubuwono IX
E. Muso
4. Pada masa orde baru tepatnya tanggal 25 oktober 1966, sejumlah organisasi yang
berhasil di pertemukan oleh Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pendidikan (PTIP)
Syarief Thayeb membentuk . . . . .
A. Kesatuam Aksi Pelajar Indonesia (KAPI)
B. Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI)
C. Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI)
D. Kesatuan Aksi Sarjana Indonesia (KASI)
E. Ikatan Pers Mahasiswa (IPMI)
5. Kepemimpinan orde baru dibuat geger 15 Januari 1974 dengan terjadinya peristiwa
yang dikenal sebagai . . . . .
A. Nawaksara
B. Rengasdengklok
C. Malari
D. Supersemar
E. Tritura
6. Gerakan mahasiswa 1998 sebagai gerakan reformasi yang menuntut mundurnya
Soeharto dari kursi kepresidenan membawa hasil. Keberhasilan tersebut tidak lepas
dari peran penting tokoh masyarakat salah satunya adalah . . . . .
A. Megawati
B. Kartini
C. Cut Nyak Dien
D. Wahid Hasyim
E. Wikana
7. Tokoh-tokoh masyarakat pada 10 November 1998 bertemu, berdiskusi di rumah
kediaman Gus Dur atau K.H. Abdurahman Wahid. Pertemuan tersebut menghasilkan
.....
A. Deklarasi Djuanda
B. Deklarasi Golput
C. Kebijakan NKK/BKK
D. Deklarasi Ciganjur
E. UUNo.8/1985
8. Peristiwa Malapetaka Lima Belas januari (MALARI) ditandai oleh . . . . .
A. Kerusuhan rasialis di Bandung bulan agustus 1973
B. Kedatangan ketua IGGI J.P
C. Unjuk rasa besar besaran menentang kedatangan perdana menteri Jepang, Tanaka.
D. Menurunnya pemerintah orde baru
E. mundurnya Soeharto dari kursi kepresidenan
9. Puncak peristiwa Malari terjadi saat . . . . .
A. Perdana Menteri Jepang Tanaka Kakuei melewat ke Jakarta (14-17 januari 1974)
B. Terjadi demonstrasi yang berujung pendudukan kampus oleh pihak militer.
C. KerusuhanrasialisdiBandungbulanagustus1973
D. KedatanganketuaIGGIJ.P
E. Unjuk rasa besar besaran menentang kedatangan perdana menteri Jepang, Tanaka
10. Untuk memadamkan proses kritik mahasiswa melalui demonstrasi, Soeharto melalui
Menteri Pendidikan, Daud Yusuf mengeluarkan . . . . .
A. UU No.8/1985
B. Deklarasi Ciganjur
C. Deklarasi Djuanda
D. Deklarasi Golput
E. Normalisasi Kehidupan Kampu/ badab Koordinasi Kemahasiswaan (NKK/BKK)

Anda mungkin juga menyukai