Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ulkus dekubitus (Pressure Ulcer/PU) merupakan suatu luka lokal pada

kulit dan/atau jaringan yang ditutupinya (biasanya di atas tonjolan tulang), yang

diakibatkan oleh tekanan (atau kombinasi tekanan dengan ​shear​) (1). Tekanan

merupakan faktor yang paling penting dalam proses pembentukan ulkus

decubitus. Tekanan lebih tinggi dari batas normal (12-32 mmHg) dapat

mengganggu sirkulasi dan oksigenasi pada jaringan sekitar sumber tekanan. Selain

itu, faktor penyebab lain yang mempengaruhi perkembangan ulkus dekubitus

terdiri dari gesekan dan kelembaban (5).

Luka ini sering ditemui pada pasien-pasien yang sedang menjalani rawat

inap di rumah sakit (2). Sekitar 9% pasien yang dirawat di rumah sakit menderita

ulkus dekubitus (8). Ulkus dekubitus paling sering berkembang saat minggu

pertama perawatan di rumah sakit. Ulkus dekubitus juga lebih sering terjadi pada

pasien berusia lanjut, terutama di atas 70 tahun. Lokasi yang paling banyak

terserang ulkus dekubitus terdapat di bagian bawah tubuh, khususnya pada bagian

pelvis (5). Ulkus dekubitus dapat berhubungan dengan masalah kesehatan lain,

seperti pada penyakit kardiovaskuler, penyakit neurologis akut, dan cedera

ortopedik (8).

Pengelompokan tingkatan keparahan ulkus dekubitus dilihat berdasarkan

tingkat kerusakan jaringan yang terlihat. Tingkatan ini terbagi mulai dari ​stage I
yang hanya menunjukkan kulit yang masih itu dengan warna kemerahan yang

tidak memudar jika ditekan, sampai dengan ​stage IV dimana jaringan kulitnya

sudah hilang dan memperlihatkan tulang, tendon, atau otot yang ditutupinya (1).

Ulkus dekubitus memberikan dampak yang signifikan terhadap kualitas

hidup penderitanya dari berbagai sisi (fisik, psikologis, emosional, spiritual,

finansial, dll) . Ulkus dekubitus dapat menambah penderitaan secara fisik,

meningkatkan resiko infeksi, mempersulitkan penyembuhan, menambah waktu,

usaha dan biaya perawatan, bahkan bisa menyebabkan kematian (2). Dari studi

yang lain juga menyebutkan bahwa rata-rata penderita ulkus dekubitus

menghabiskan waktu hingga 1,5-2 jam hanya untuk memikirkan mengenai ulkus

yang dimilikinya. Pesemisme juga dapat muncul apabila ulkus tidak sembuh

dalam waktu 6 bulan atau lebih, sehingga berdampak pada memburuknya

compliance dan asupan nutrisi, memperlambat pertumbuhan, serta menyebabkan

depresi (3)

Faktor tenaga kesehatan pun berpengaruh terhadap angka kejadian ulkus

dekubitus .Suatu studi di Swedia menyebutkan bahwa para tenaga kesehatan pun

masih belum mengetahui dan sadar terhadap dampak dari ulkus dekubitus ini

sehingga upaya untuk mencegah ulkus dekubitus pun masih kurang (6).

Angka kejadian ulkus dekubitus sudah menjadi salah satu indikator

kualitas yang penting untuk sebuah fasilitas pelayanan kesehatan. Beberapa

negara dari berbagai benua pun sudah melakukan berbagai penelitian mengenai

ulkus dekubitus. Bahkan mereka sudah mengeluarkan studi tahunan mengenai


kasus ini (6). Pada hasil yang didapat terlihat bahwa angka kejadian ulkus

dekubitus di berbagai negara bervariasi. Namun, di beberapa negara seperti

Swedia dan Belanda angka tersebut masih cukup tinggi (2,4,6).

Di Indonesia sendiri, masih belum banyak penelitian yang berfokus

terhadap ulkus dekubitus, khususnya di RSUP Hasan Sadikin. Padahal, sebuah

studi yang dilakukan di ICU rumah sakit di Pontianak menunjukkan bahwa

prevalensi serta insidensi ulkus dekubitus di rumah sakit tersebut tergolong tinggi

(7). Ini menunjukkan bahwa kasus ulkus dekubitus di rumah sakit di Indonesia

masih terbilang cukup banyak.

Mengingat jumlah kejadian yang banyak dan dampak yang besar terhadap

penderitanya, perlu perhatian yang serius untuk menangani dan menurunkan

kejadian kasus ini. Dan untuk dapat menentukan manajemen dan langkah

preventif yang tepat dalam menanggulangi kasus ulkus dekubitus, diperlukan

data-data mengenai gambaran kejadian kasus tersebut untuk menjadi salah satu

bahan referensi dan pertimbangan. Oleh karena itu, penulis ingin melakukan

penelitian mengenai gambaran kejadian ulkus dekubitus di RSUP Hasan Sadikin

selama tahun 2012.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka permasalahan

yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut:

1. Berapakah insidensi kejadian ulkus dekubitus di RSUP Hasan Sadikin

selama tahun 2012?


2. Bagaimanakah persentase gambaran klinis/karakteristik kejadian ulkus

dekubitus di RSUP Hasan Sadikin selama tahun 2012?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk:

1. Mengetahui insidensi kejadian ulkus dekubitus di RSUP Hasan Sadikin

selama tahun 2012

2. Mengetahui persentase gambaran klinis/karakteristik kejadian ulkus

dekubitus di RSUP Hasan Sadikin selama tahun 2012

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat praktis dari penelitian ini adalah sebagai sumber informasi

mengenai ulkus dekubitus, serta gambaran kejadiannya di RSUP Hasan Sadikin

selama tahun 2012.

Penulis juga berharap penelitian ini dapat bermanfaat sebagai salah satu

bahan referensi dan pertimbangan untuk menentukan manajemen dan langkah

preventif yang tepat untuk menangani dan mncegah kasus ulkus dekubitus,

sehingga angka kejadiannya dapat dikurangi. Dengan demikian, ini akan

berdampak positif, baik bagi pasien ataupun para praktisi kesehatan rumah sakit

itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai