Anda di halaman 1dari 3

Bagaimana cara mencegahnya?

1. Hentikan kebiasaan anak menghisap botol berisi susu atau cairan mengandung gula
lainnya selama ia tidur.

Bila anak belum bisa dihentikan secara langsung, maka hentikan secara bertahap dengan
menyelingi susu dengan air putih.

2. Mulai ajarkan kebiasaan menyikat gigi sebelum tidur, bila belum bisa, tidak perlu
menggunakan pasta gigi terlebih dahulu.

Untuk anak yang lebih kecil, Ibu bisa membersihkan gigi susu anak dengan kasa yang
dililitkan pada jari telunjuk dengan air hangat.

3. Bila anak sudah mulai terbiasa menyikat gigi, ajarkan penggunaan pasta gigi khusus
anak secukupnya, sehingga gigi bisa terlapisi dengan fluoride.

4. Kenalkan dengan dokter gigi sejak dini, sehingga bisa mendapatkan perawatan dini pada
gigi susu, seperti aplikasi fluoride di klinik gigi.

5. Ganti kebiasaan anak sebelum tidur dengan membacakan dongeng, atau beri ia
reward/hadiah bila anak berhasil tidur tanpa menghisap botol susunya.

BIla anak sudah terlanjur mengalami karies botol susu, apa tindakan selanjutnya?

Tidak ada kata terlambat untuk sebuah kebaikan.

1. Tetap usahakan agar anak bisa menghentikan kebiasaannya menghisap botol susu. Akan
lebih baik bila anak diajarkan minum di gelas.

2. Ajarkan cara menyikat gigi yang baik dan benar menggunakan pasta gigi berfluoride
khusus anak-anak terutama sebelum tidur

3. Ajak anak ke dokter gigi untuk mendapatkan perawatan sesuai tingkat keparahan karies.
Bila masih memungkinkan, bisa dilakukan penambalan.

4. Beri anak hadiah/pujian ketika ia berhasil menghentikan kebiasannya, dan ketika ia


berani ke dokter gigi untuk dilakukan tindakan.

Yang perlu Ibu/Bapak ingat adalah, bahwa gigi susu penting sekali bagi anak. Gigi susu
berfungsi untuk pengunyahan, fungsi bicara yang baik, estetik, dan yang terpenting adalah
gigi susu diperlukan untuk jalan pertumbuhan bagi gigi tetapnya nanti. Pentingnya gigi
susu telah saya bahas di posting sebelumnya.

Cara memilih sikat gigi

1. Tekstur Bulu Sikat Gigi

Saat hendak memilih suatu produk sikat gigi, Anda mungkin akan menemukan istilah hard,
medium, soft di kemasannya. Istilah tersebut menggambarkan tekstur bulu sikat di produk
terkait.

Logikanya, bulu sikat yang keras (hard) bisa membersihkan gigi paling optimal. Namun
kenyataannya, bulu sikat yang keras justru bisa melukai gusi apalagi jika digunakan dengan
cara yang tidak tepat.

Risiko menggunakan bulu sikat yang keras dapat menyebabkan gusi mengalami resesi,
sehingga akar gigi yang seharusnya tertutup gusi menjadi terekspos. Akibatnya gigi
menjadi sensitif dan rentan terjadi karies pada akar gigi.

Oleh karena itu, daripada memilih jenis sikat gigi dengan label hard, lebih baik pilih yang
medium atau soft. Jenis sikat gigi dengan label medium sangat cocok untuk Anda yang
punya gusi sehat dan tidak mudah berdarah.

Sementara itu, jenis sikat gigi dengan label soft paling baik untuk digunakan oleh Anda
yang rentan mengalami gusi berdarah atau sensitif

2. Ujung Kepala Sikat Gigi

Sikat gigi yang bagus harus memiliki ukuran ‘kepala’ yang sesuai dengan bentuk dan
kondisi mulut. Namun pada dasarnya, kepala sikat yang kecil adalah yang terbaik karena
dapat menjangkau hingga ke bagian gigi belakang.

Tidak hanya dari segi ukuran, tapi juga bentuk atau penampang kepala sikat gigi. Seperti
diketahui, penampang kepala sikat gigi ada yang berbentuk oval, membulat di tengah, dan
ada pula yang bentuknya mengecil di bagian ujung.

Bagi Anda yang memiliki bukaan mulut lebar dan besar, Anda bisa lebih leluasa untuk
memilih sikat gigi diinginkan. Namun, bagi orang yang memiliki bukaan mulut lebih
sempit dan gigi yang penuh, lebih baik gunakan sikat gigi dengan kepala penampang yang
mengecil di bagian ujungnya.

Dengan sikat gigi yang demikian, Anda akan mampu membersihkan sampai ke sisi
terujung di gigi paling belakang. Sikat ini bahkan cocok untuk menyikat gigi-gigi yang
susunannya kurang rapi,
3. Pegangan Sikat Gigi (handle)

Bentuk gagang sikat gigi tidak berpengaruh secara signifikan. Namun, akan lebih baik jika
Anda memilih sikat gigi dengan gagang yang kesat agar tidak terasa licin saat digenggam
saat melakukan gerakan menyikat gigi.

4. Antara Sikat Gigi Elektrik atau Manual

Sikat gigi elektrik tidak lebih baik dalam membersihkan gigi dibandingkan sikat gigi
manual. Namun, sikat gigi elektrik adalah pilihan yang lebih baik untuk orang-orang
tertentu.

Seperti lansia, penderita osteoartritis (radang sendi) atau penyakit serupa lainnya yang
menyebabkan keterbatasan pergerakan tangan, dan penderita cacat, seperti anak-anak
dengan keterbelakangan mental yang harus dibantu saat menyikat gigi.

Sikat gigi elektrik juga mungkin lebih menarik bagi anak-anak, karena mudah dan
menyenangkan saat digunakan, tentunya harus didampingi dengan orang tua. Jadi,
manapun jenis sikat gigi yang Anda pilih, baik elektrik atau manual, pastikan untuk tetap
menyesuaikannya dengan kebutuhan. Jangan memaksakan diri!

5. Sesuaikan dengan Usia

Sesuaikan sikat gigi yang Anda pilih dengan usia pengguna. Jika untuk anak, pilihlah sikat
gigi dengan ‘kepala’ yang lebih kecil dengan ujung bulu sikat bulat dan gagang yang besar
atau mudah digenggam.

Anda mungkin juga menyukai