Anda di halaman 1dari 12

INISIASI 4

PENGGUNAAN FUNGSI DALAM EKONOMI

A. FUNGSI PERMINTAAN DAN PENAWARAN

Fungsi Permintaan

Fungsi permintaan adalah persamaan yang menunjukkan hubungan antara jumlah barang
yang diminta dan semua faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Fungsi permintaan tunduk pada hukum permintaan yang mengatakan bahwa:

”bila harga suatu barang naik, ceteris paribus, maka jumlah barang yang diminta
konsumen akan turun; dan sebaliknya bila harga turun, maka jumlah barang yang
diminta akan bertambah”.

Bila hukum permintaan itu dipenuhi maka fungsi permintaan mempunyai gradien/curam yang
nilainya negatif. Di dalam grafik, sumbu Y digunakan untuk harga per unit dan sumbu X
digunakan untuk jumlah barang yang diminta.

Dari inisiasi sebelumnya, dapat diketahui bahwa fungsi linier yang menghubungkan dua
titik (x , y ) dan (x , y ) menggunakan rumus sebagai berikut:
1 1 2 2

Dengan mengganti x dengan Q dan y dengan P, maka fungsi linier permintaan adalah:

Contoh:
Sepuluh jam tangan merek tertentu akan terjual jika harganya Rp 80,- (dalam ribuan), dan 20
jam tangan akan terjual jika harganya Rp.60,-. Tunjukkan fungsi permintaannya dan
gambarkan grafiknya?

Dari soal diketahui pasangan urutnya sebagai berikut: (10, 80) dan (20, 60), sehingga dapat
ditentukan: Q1 = 10, P1 = 80 dan Q2 = 20, P2 = 60

Sehingga fungsi permintaan:

P2−P1
P – P1 = ( Q – Q1)
Q2−¿Q ¿
1

Inisiasi 4 - Matematika Ekonomi – ESPA4122 1


60−80
P – 80 = ( Q – 10)
20−10

−20
P – 80 = ( Q – 10)
10

P – 80 = - 2 (Q – 10) atau P – 80 = -2Q + 20, didapat 2Q + P – 100 = 0

Persamaan tersebut dapat ditulis dalam bentuk:

100−P
Q= atau Q = 50 – 0,5 P
2

Ditulis demikian karena Q merupakan variabel tak bebas dan P adalah variabel bebasnya.
Grafik dari fungsi permintaannya digambarkan sebagai berikut:

Fungsi Penawaran
Fungsi penawaran adalah fungsi yang menunjukkan hubungan antara harga barang dengan
jumlah barang yang ditawarkan produsen.

Menurut hukum penawaran, pada umumnya “bila harga suatu barang naik, ceteris paribus
(faktor-faktor lain dianggap tetap), maka jumlah barang yang ditawarkan akan naik”.
Gradien/curam kurva penawaran umumnya positif. Seperti halnya untuk kurva permintaan,
sumbu y digunakan untuk harga barang per unit (P) dan sumbu x digunakan untuk jumlah
barang yang ditawarkan (Q). Bentuk umum fungsi penawaran adalah:

Q = a + bP.

Contoh:
Jika harga kamera per unit sebesar Rp 65,- (dalam ribuan), maka ada 125 unit kamera yang
tersedia di pasar. Apabila harganya naik menjadi Rp. 75,- (dalam ribuan), maka di pasar
akan tersedia 145 unit kamera. Tunjukkan bagaimana bentuk fungsi penawarannya?

Inisiasi 4 - Matematika Ekonomi – ESPA4122 2


Dari soal diketahui pasangan urutnya sebagai berikut: (65, 125) dan (75, 145), sehingga dapat
ditentukan: Q1 = 65, P1 = 125 dan Q2 = 75, P2 = 145

Sehingga fungsi penawaran:

75−65
P – 65 = ( Q – 125)
145−125

10
P – 65 = ( Q – 125)
20

1
P – 65 = ( Q – 125)
2

1 1
P – 65 = Q – 62
2 2

1 1
P= Q+2 atau Q = 2P - 5
2 2

Grafik fungsi penawarannya sebagai berikut:

Keseimbangan Permintaan dan Penawaran

Keseimbangan permintaan dan penawaran terjadi pada saat kuantitas permintaan sama
dengan kuantitas penawaran atau harga permintaan sama dengan harga penawaran.

Qd = Qs atau Pd = Ps

Dimana :
Pd = harga yang diminta
Ps = harga yang ditawarkan
Qd = jumlah yang diminta
Qs = jumlah yang ditawarkan

Contoh:

Inisiasi 4 - Matematika Ekonomi – ESPA4122 3


Jika Fungsi permintaan dan penawaran ditunjukkan oleh persamaan: Pd = 10 – 2Qd dan Ps =
3/2 Qs + 1

Maka keseimbangan pasar: Pd =


Ps
10 – 2Q =3/2 Q + 1
-3/2 Q – 2Q =
1 - 10
- 7/2 Q =
-9
4
Q=2
7
Maka:

P = 10 – 2Q
4
P = 10 – 2 (2 )
7
1
P = 10 - 5
7
6
P= 4
7

6 4
Jadi keseimbangan tercapai pada tingkat harga 4 dan kuantitas sebanyak 2 unit.
7 7

Pajak dan Subsidi


Ceteris paribus (faktor-faktor yang dianggap tetap) dalam fungsi penawaran adalah
teknologi, pajak, dan subsidi. Sehingga pengenaan pajak dan subsidi hanya akan menggeser
fungsi penawaran (fungsi penawaran akan berpindah tempat) dan tidak berpengaruh
terhadap fungsi permintaan (fungsi permintaan tidak akan bergeser).

Keseimbangan setelah ada pajak dan subsidi:


 PAJAK, adanya pengenaan pajak akan menggeser kurva penawaran ke atas sebesar
pajak (t) yang dikenakan. Posisi keseimbangan berubah karena produsen menawarkan
harga jual yang lebih tinggi. Hal ini disebabkan karena produsen berusaha untuk
menggeser beban pajak ke konsumen. Sebenarnya, produsen menginginkan agar
seluruh beban pajak itu ditanggung oleh konsumen. Akan tetapi, dalam kenyataannnya
konsumen tidak menanggung seluruh beban pajak. Ini berarti ada sebagian pajak yang
Inisiasi 4 - Matematika Ekonomi – ESPA4122 4
masih harus ditanggung oleh produsen. Akibatnya, harga keseimbangan yang tercipta
menjadi lebih tinggi dari harga keseimbangan sebelum ada pajak dan jumlah
keseimbangannyapun menjadi lebih sedikit.
Beban pajak yang ditanggung oleh konsumen merupakan selisih antara harga
keseimbangan setelah ada pajak dengan harga keseimbangan sebelum ada pajak.
Sedangkan pajak yang ditanggung oleh produsen sebesar selisih antara besar pajak yang
dikenakan oleh pemerintah dengan bagian pajak yang ditanggung oleh konsumen (sisa
pajak). Jumlah pajak yang diterima oleh pemerintah dapat dihitung dengan mengalikan
jumlah unit barang yang dijual dikalikan dengan besarnya pajak yang dikenakan untuk
setiap unitnya.
 SUBSIDI, Subsidi merupakan kebalikan dari pajak. Pemberiaan subsidi akan
menggeser kurva penawaran ke bawah. Adanya subsidi akan menurunkan harga jual
barang tersebut menjadi lebih murah karena biaya produksi menjadi lebih ringan.
Akibatnya setelah subsidi harga keseimbangannnya menjadi lebih rendah daripada
sebelumnya dan jumlah keseimbangannya menjadi lebih besar.

Contoh:
Fungsi permintaan dan penawaran suatu barang ditunjukkan oleh persamaan:
Qd = 15 – Pd dan Qs= - 6 + 2Ps
 PAJAK yang dikenakan oleh pemerintah Rp. 3,- per unit. Berapa harga dan jumlah
keseimbangan sebelum dan sesudah ada pajak, penerimaan total pemerintah dari pajak,
pajak yang ditanggung konsumen dan produsen? Gambar grafiknya?
Sebelum pajak, keseimbangan tercapai bila Pd = Ps dan Qd = Qs atau
15 – P = 2P – 6
-3P = - 21
P= 7
Maka: Q = 15 – P
Q = 15 – 7
Q= 8
Jadi, harga keseimbangan Pe = 7 dan Jumlah keseimbangan Qe = 8

Setelah pajak, fungsi permintaan tidak berubah, yaitu Qd = 15 - Pd


Fungsi penawaran yang baru: Qs = 2 (Ps – 3) – 6
Qs = 2Ps – 6 – 6
Qs = 2Ps – 12
Keseimbangan yang tercapai bila Pd = Ps dan Qd = Qs atau
15 – P = 2P – 12
-3P = - 27
P= 9
Maka: Q = 15 – P
Q = 15 – 9
Q= 6

Inisiasi 4 - Matematika Ekonomi – ESPA4122 5


Jadi, keseimbangan yang baru terjadi pada harga Pt = 9 dan kuantitas Qt = 6

Adanya pajak sebesar Rp.3,- per unit akan menaikan harga keseimbangan dari P = 7 menjadi
P = 9, dan akan menurunkan jumlah keseimbangan dari Q = 8 menjadi Q = 6. Sehingga titik
keseimbangan akan berpindah dari (8, 7) menjadi (6, 9), dimana kurva penawaran akan
bergeser ke atas. Pergeseran tersebut sebesar pajak yang dibebankan oleh pemerintah.

Besar penerimaan pajak total oleh pemerintah


Penerimaan pemerintah dari pajak = t. Qt
= 3. 6 = 18
Pajak yang ditanggung konsumen dan produsen
 Bagian pajak yang ditanggung oleh konsumen = Pt – Pe = 9 – 7 = 2

Sehingga: Pajak total konsumen = (Pt – Pe). Qt


= (9 – 7). 6
= 2. 6
= 12

 Bagian pajak yang ditanggung oleh produsen = t – (Pt – Pe) = 3 – 2 = 1

Sehingga: Pajak total produsen = Pajak total pemerintah - (Pt – Pe). Qt


= 18 – (9 - 7). 6
= 18 – 2. 6
= 18 - 12
= 6

Gambar Grafik:

Inisiasi 4 - Matematika Ekonomi – ESPA4122 6


 SUBSIDI yang dikenakan oleh pemerintah Rp. 1.5,- per unit. Berapa harga dan jumlah
keseimbangan sebelum dan sesudah ada pemberian subsidi, pengeluaran total pemerintah
dari subsidi, subsidi yang diterima konsumen dan produsen? Gambar grafiknya?
Sebelum subsidi, keseimbangan tercapai bila Pd = Ps dan Qd = Qs atau
15 – P = 2P – 6
-3P = - 21
P= 7
Maka: Q = 15 – P
Q = 15 – 7
Q= 8
Jadi, harga keseimbangan Pe = 7 dan Jumlah keseimbangan Qe = 8
Setelah subsidi, fungsi permintaan tidak berubah, yaitu Qd = 15 - Pd
Fungsi penawaran yang baru: Qs = 2 (Ps + 1,5) – 6
Qs = 2Ps + 3 – 6
Qs = 2Ps – 3
Keseimbangan yang tercapai bila Pd = Ps dan Qd = Qs atau
15 – P = 2P – 3
-3P = - 18
P= 6
Maka: Q = 15 – P
Q = 15 – 6
Q= 9
Jadi, keseimbangan yang baru terjadi pada harga Ptr = 6 dan kuantitas Qtr = 9

Adanya subsidi sebesar Rp. 1,5 per unit akan menurunkan harga keseimbangan dari P = 7
menjadi P = 6, dan akan menaikkan jumlah keseimbangan dari Q = 8 menjadi Q = 9.
Sehingga titik keseimbangan akan berpindah dari (8, 7) menjadi (9, 6), dimana kurva
penawaran akan bergeser ke bawah. Pergeseran tersebut sebesar subsidi yang diberikan oleh
pemerintah.

Besar pengeluaran total subsidi oleh pemerintah


Pengeluaran pemerintah dari subsidi = S. Qtr
= 1,5. 9
= 13, 5
Subsidi yang diterima konsumen dan produsen
 Bagian subsidi yang diterima oleh konsumen = Pe – Ptr = 7 – 6 = 1

Sehingga: Subsidi total konsumen = (Pe – Ptr). Qtr


= (7 – 6). 9
= 9

 Bagian subsidi yang diterima oleh produsen = S – (Pe – Ptr) = 1,5 – 1 = 0,5

Inisiasi 4 - Matematika Ekonomi – ESPA4122 7


Sehingga: Subsidi total produsen = Subsidi total pemerintah - (Pe – Ptr). Qtr
= 13,5 – (7 - 6). 9
= 13,5 – 9
= 4,5

Gambar Grafik:

B. FUNGSI KONSUMSI DAN TABUNGAN

Keynes mempunyai pendapat bahwa pengeluaran seseorang untuk konsumsi dipengaruhi


oleh pendapatannya. Semakin tinggi tingkat pendapatannya maka tingkat konsumsinya juga
semakin tinggi. Sejalan dengan pemikiran tersebut, bahwa seseorang yang tingkat
pendapatannya semakin tinggi, semakin besar pula tabungannnya, karena tabungan
merupakan bagian dari pendapatan yang tidak dikonsumsikan.

Secara matematis, hubungan fungsional antara konsumsi dan pendapatan dapat dituliskan
berikut ini:
Inisiasi 4 - Matematika Ekonomi – ESPA4122 8
C = f(Y) atau C = a+ bY (a>0, b>0)

dimana:
C = pengeluaran untuk konsumsi
a = besarnya konsumsi pada saat pendapatannya nol
b = MPC, yaitu besarnya tambahan konsumsi karena adanya tambahan pendapatan
sebesar satu satuan uang
Y = pendapatan
Pendapatan (Y) digunakan untuk konsumsi (C) dan tabungan (S), atau
Y=C+S
S=Y– C
S = Y – (a + bY)
S = Y – a – bY
S = -a + (1-b) Y
(1 – b) disebut hasrat menabung marginal (MPS)
Contoh:

Bila diketahui fungsi konsumsi C=10 + 0.75Y, maka fungsi tabungannya


adalah: S = Y – C
S = Y – (10 + 0.75Y)
S = -10 + 0.25Y

Besarnya konsumsi pada saat tabungannya sama dengan nol , S = 0 ( titik impas)

S = -10 + 0.25Y
0 = - 10 + 0,25 Y
-0, 25 Y = - 10
Y = 40
Dimana:
Y = C + S, pada saat S = 0, maka Y = C
Jadi, besarnya konsumsi pada saat tabungannya nol adalah 40.

Gambar grafiknya

Inisiasi 4 - Matematika Ekonomi – ESPA4122 9


Contoh:
Pak Santosa mengatakan bahwa pada saat menganggur ia harus mengeluarkan Rp. 30.000,-
untuk kebutuhannya sebulan. Sekarang, setelah bekerja dengan penghasilan Rp. 100.000,-
bisa menabung Rp. 10.000,- per bulan. Berapakah tabungannya per bulan bila penghasilannya
telah mencapai Rp. 120.000,- per bulan?

Penyelesaian:

Pada saat penghasilannya Y = 0, dengan a = Rp. 30.000,- , maka fungsi konsumsinya:


C = 30.000 + bY.

Pada tingkat penghasilannya Rp. 100.000,-, Tabungan (S) = Rp. 10.000,-, berarti
konsumsinya:
C=Y–S
C = Rp. 100.000,- - Rp. 10.000,- = Rp. 90.000,-

Dengan menyubstitusikan Y = 100.000 dan C = 90.000 ke dalam persamaan C = 30.000 +


bY, maka diperoleh:

90.000 = 30.000 + b (100.000)


- 100.000 b = 30.000 – 90.000
- 100.000 b = - 60.000
b = - 60.000/ -100.000 = 0,6
Jadi persamaan konsumsinya adalah : C = 30.000 + 0,6 Y

Pada tingkat penghasilan (Y) = 120.000, maka:


C = 30.000 + 0,6 (120.000)
C = 30.000 + 72.000
C = 102.000

Inisiasi 4 - Matematika Ekonomi – ESPA4122 10


Maka: S = Y – C
S = 120.000 – 102.000
S = 18.000
Jadi, tabungan Pak Santosa pada saat penghasilannya mencapai Rp. 120.000,- adalah Rp.
18.000,- per bulan.

Untuk memperoleh persamaan fungsi konsumsi dapat pula digunakan rumus persamaan garis
yang melalui 2 titik:

C 2−C 1
C – C1 = ( Y – Y1)
Y 2−¿Y ¿
1

Dimana: C1 = 30.000 ; Y1 = 0
C2 = 90.000 ; Y2 = 100.000

Maka:
90.000−30.000
C – 30.000 = ( Y – 0)
100.000−0

60.000
C – 30.000 = (Y – 0)
100.000

C – 30.000 = 0,6 Y – 0
C = 0,6 Y + 30.000
C = 30.000 + 0,6Y  Fungsi Konsumsi

Sehingga Fungsi Tabungan : S = Y – C


S = Y – (30.000 + 0,6Y)
S = Y – 30.000 – 0,6Y
S = -30.000 + 0,4Y

Gambar grafik

Inisiasi 4 - Matematika Ekonomi – ESPA4122 11


Selamat belajar … semoga sukses…

Inisiasi 4 - Matematika Ekonomi – ESPA4122 12

Anda mungkin juga menyukai