Penentuan Nilai Evapotranspirasi Dan Koefisien Tanaman Bibit Kelapa Sawit V
Penentuan Nilai Evapotranspirasi Dan Koefisien Tanaman Bibit Kelapa Sawit V
2016
(Determination the Value Evapotranspiration and crop coefficient of oil palm tenera Variety
(Elaies guenensis Jack))
ABSTRACT
Considering that the oil palm plants consume a lot of water, it is needed more assessment of the magnitude of the rate of
evapotraspiration especially oil palm plantations, and in the initial value stages the process can begin from nursery. The
value of crop evapotranspiration can be determined based on the value of potential evaporation and oil palm crop
coefficients for each growth period. This study is aimed to determine the evapotranspiration value and crop coefficients
of4 months old tenera seeds.Evapotranspiration value of oil palm plantations in the initial period of plant research was 0.9
mm/day and the final period of the plant was 0.98 mm/day. The amount of evaporation in the initial period of the study
was 1.98 mm/day and in the final period was 1.93 mm/day. The study shows that oil palm crop coefficient in the initial
period was 0.47 and in the final period was 0.5.
525
Keteknikan Pertanian J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.4 No. 4 Th. 2016
526
Keteknikan Pertanian J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.4 No. 4 Th. 2016
ெೢ
w=
ெೞ
.....................................................(4) HASIL DAN PEMBAHASAN
dimana :
w = Kadar air tanah kapasitas lapang (%) Tekstur tanah
Mw = Massa air (Berat tanah awal, dalam kondisi Hasil analisa tekstur tanah dapat dilihat
kapasitas lapang – berat tanah kering pada Tabel 1.
oven) (g)
Tabel 1.Hasil analisa tekstur tanah
Ms = Massa padatan (berat tanah kering oven)
Fraksi Persentase (%) Tekstur tanah
(g)
Pasir 54,56
Analisis kehilangan air Debu 13,84 Lempung liat
Analisis evapotranspirasi, evaporasi dan Liat 31,60 berpasir
perkolasi dengan persamaan (5), (6) dan (7) B-organik 0,824
masing-masing seperti yang terdapat dalam
(Soemarto, 1995), (Limantara, 2010) dan
(James, 1988). Tabel 1 menunjukkan bahwa berdasarkan
perbandingan kandungan pasir, debu, dan liat
ଵିଶ tanah latosol bertekstur lempung liat berpasir
P = ..............................................(5)
௧ଶି௧ଵ yang dapat ditentukan dengan segitiga USDA
E = k x Ep .............................................(6) (United State Department of Agiculture).
ఏ௫
ET = ............................................................................(7) Berdasarkan hasil analisa tekstur tanah, tanah
்
dimana: yang digunakan memiliki kandungan pasir yang
h1 = tinggi air awal lebih besar (54,56%) daripada kandungan debu
h2 = tinggi air akhir dan liat. Tanah yang berpasir diklasifikasikan
t1 = waktu awal sebagai tanah yang bertekstur kasar.Tanah yang
t2 = waktu akhir bertekstur kasar memiliki kemampuan rendah
E = evaporasi dari badan air (mm/hari) dalam menahan air.Menurut Hasibuan (2011)
K = koefisien panci (0,7) tekstur suatu tanah memiliki pengaruh yang
Ep= evaporasi dari panci (mm/hari) sangat penting pada aliran air, sirkulasi udara
ET = Evapotranspirasi tanaman (mm/hari) dan transformasi kimia yang terjadi didalam
θ = kadar air volumetrik (%) tanah. Semakin halus tekstur tanah maka akan
hT = kedalaman tanah (cm) semakin meningkatkan kemampuan tanah
T = waktu (hari) tersebut dalam menahan air.
Tabel 2. Hasil AnalisaKerapatan Massa Tanah, Kerapatan Partikel Tanah dan Porositas
Parameter Usia bibit 5 bulan Usia bibit 6 bulan
Kerapatan massa tanah (g/cm3) 1,06 1,06
Kerapatan pertikel tanah (g/cm3) 2,67 2,50
Porositas (%) 60,30 57,6
Nilai kerapatan partikel tanah pada saat usia 5 bulan karena pada usia 6 bulan bagian-
usia bibit 5 bulan sebesar 2,67 g/cm3 dan usia bagian tanah sudah banyak diisi akar-akar
bibit 6 bulan 2,5 g/cm3.Kerapatan partikel tanah tanaman.Akar-akar tanaman mengisi ruang
pada usia bibit 6 bulan lebih kecil daripada saat diantara partikel-partikel tanah yang
527
Keteknikan Pertanian J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.4 No. 4 Th. 2016
mengakibatkan kerapatan partikel tanah menjadi berpasir sebesar yaitu 30,64 %. Nilai ini
kecil.Besarnya kerapatan partikel tanah ini juga digunakan sebagai acuan pemberian air irigasi
dipengaruhi oleh kandungan bahan organik, hal pada polybag tanaman secara berkala setiap 7
ini disebabkan karena bahan organik memiliki hari.Besarnya kapasitas lapang ini tergolong
berat yang lebih kecil dari berat benda padat sedang karena tanah latosol memang tidak
tanah mineral yang lain dalam volume yang terlalu baik dalam menahan air. Hal ini
sama. Semakin tinggi bahan organik maka akan disebabkan karena tekstur tanah yang agak
semakin rendah pula kerapatan partikel kasar karena berpasir sehingga cepat
tanahnya. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari meloloskan air.Kemampuan tanah untuk
Islami dan Utomo (1995) yaitu besarnya menahan air dipengaruhi oleh struktur dan
kerapatan partikel tanah dipengaruhi terutama tekstur tanah.Semakin halus tekstur tanah maka
oleh kandungan bahan organik tanah dan semakin tinggi kemampuan tanah tersebut untuk
kepadatan jenis partikel penyusun tanah. menahan air.Hal ini sesuai dengan literatur dari
Berdasarkan hasil penelitian, nilai porositas Hardjowigeno (2007) yang menyatakan bahwa
pada tanah latosol tergolong sedang yaitu pada tanah yang bertekstur kasar mempunyai
saatusia bibit 5 bulan sebesar 60,3% dan usia kemampuan menahan air yang kecil daripada
bibit 6 bulan sebesar 57,6%. Porositas adalah tanah bertekstur halus.Oleh karena itu, tanaman
persentase ruang pori total (ruang kosong) yang yang ditanam pada tanah pasir lebih cepat
terdapat dalam satuan volume tanah yang dapat kekeringan daripada tanah bertekstur lempung
ditempati oleh air dan udara. Nilai porositas pada atau liat.
usia bibit 6 bulan lebih kecil daripada usia 5
bulan karena dari rumus porositas n = Tabel 3. Kadar Air Kapasitas Lapang Tanah
Latosol
൬1 − ൰ x 100%, maka diketahui bahwa nilai
ρౘ
౦ Ulangan Kadar air kapasitas lapang (%)
porositas ditentukan oleh nilai kerapatan massa 1 30,26
dan kerapatan partikel tanah. Jika semakin besar 2 32,2
perbedaan nilai kerapatan massa dengan nilai 3 29,44
kerapatan partikel, semakin kecil nilai kerapatan Rata-Rata 30,64
partikelnya maka semakin kecil pula nilai
porositasnya. Evapotranspirasi, Evaporasi dan Koefisian
Tanaman
Kapasitas Lapang Hasil pengukuran, nilai evapotranspirasi,
Hasil pengukuran kadar air kapasitas evaporasi dan koefisian tanaman pada saat usia
lapang tanah dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 bibit 5 dan 6 bulan dapat dilihat pada Tabel 4.
menunjukkan bahwa kadar air kapasitas lapang
tanah Latosol yang bertekstur lempung liat
Berdasarkan Tabel 4, nilai evapotranspirasi banyak air yang diperlukan untuk memproduksi
tanaman yang terbesar terjadi saat usia bibit 6 buah dan proses pematangannya. Hal ini sesuai
bulan yaitu sebesar 0,98 mm/hari dan nilai dengan literatur dari Islami dan Utomo (1995)
evapotranspirasi tanaman yang terkecil terjadi yang menyatakan bahwa pada periode awal,
saat usia usia bibit 5 bulan yaitu 0,9 evapotranspirasi lebih rendah karena tanaman
mm/hari.Besarnya nilai evapotranspirasi pada masih kecil sehingga luas permukaan tanaman
tanaman kelapa sawit akan semakin meningkat untuk melakukan penguapan lebih kecil.
seiring dengan bertambahnya usia tanaman Nilai rata-rata evaporasi potensial yang
kelapa sawit tersebut. Hal ini dikarenakan terbesar terjadi pada saat usia bibit 6 bulan
semakin besarnya pertumbuhan bagian-bagian yaitu1,93 mm/hari, dan nilai evaporasi potensial
tanaman sehingga luas permukaan lebih besar yang terkecil pada saat usia bibit 5 bulan yaitu
dan lebih banyak pula air yang akan diuapkan. 1,89 mm/hari.Dalam hal ini, nilai evaporasi
Begitu juga ketika telah mencapai usia produktif, potensial pada setiap periode pertumbuhan
evapotranspirasi akan lebih besar karena
528
Keteknikan Pertanian J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.4 No. 4 Th. 2016
semakin tinggi hal ini sesuai dengan suhu rata- tanaman. Hal ini sesuai dengan literatur dari
rata setiap periode pertumbuhan Harahap (1999, dalam Widodo dan Bambang
Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat bahwa 2010) yang menyatakan bahwa nilai crop
nilai koefisien tanaman kelapa sawit pada saat coefisien (kc) untuk tanaman kelapa sawit
usia tanaman 5 bulan yaitu sebesar 0,47 dan berkisar antara 0,82 (untuk LAI< 2) sampai 0,93
pada saat usia bibit 6 bulan nilai koefisien (untuk LAI> 5).
tanaman sebesar 0,5. Nilai koefisien tanaman
kelapa sawit yang diperoleh masih kecil karena Perkolasi
usia tanaman kelapa sawit masih muda. Nilai Hasil pengukuran, besarnya perkolasi pada
koefisien tanaman tersebut akan semakin saat usia bibit 5 dan 6 bulan dapat dilihat pada
meningkat seiring dengan bertambahnya usia Tabel 5.
529
Keteknikan Pertanian J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.4 No. 4 Th. 2016
Hardjowigeno, S. 2007. Ilmu Tanah. Akademika Pahan, I., 2006. Panduan Lengkap Kelapa Sawit.
Pressindo, Jakarta. Penebar Swadaya. Jakarta.
530