Anda di halaman 1dari 7

KISAH FIR’AUN DAN ABRAHAH

Standar Kompetensi
Mengambil ibrah (pelajaran) dari sirah dengan menunjukkan pemahaman terhadap kisah yang disimak
Kompetensi Dasar
 Memahami kisah Fir’aun dan Abrahah
 Mengambil ibrah (pelajaran) dari kisah Fir’aun dan Abrahah
Indikator
 Mampu menyimak kisah Fir’aun dan Abrahah dengan aktif
 Mengambil pelajaran dari kisah Fir’aun dan Abrahah (kesombongan pasti akan hancur)

A. KISAH FIR’AUN

Raja Firaun adalah raja yang memerintah Mesir. Raja Fir’aun adalah seorang raja yang zalim dan kejam.
Ia memerintah negaranya dengan kekerasan, penindasan dan melakukan sesuatu dengan sewenang-
wenangnya. Rakyatnya hidup dalam ketakutan dan rasa tidak aman tentang jiwa dan harta benda mereka.

Pada suatu hari raja fir’aun terkejut oleh ramalan oleh seorang peramal kerajaan yang dengan tiba-tiba
datang menghadap raja dan memberitahu bahwa menurut firasatnya, seorang bayi lelaki akan dilahirkan dari
kalangan Bani Israil yang kelak akan menjadi musuh kerajaan dan bahkan akan membunuhnya. Raja Firaun
segera mengeluarkan perintah agar semua bayi lelaki yang dilahirkan di dalam lingkungan kerajaan Mesir
dibunuh, sehingga tidak ada seorangpun bayi laki-laki yang dibiarkan hidup.

Suatu hari lahirlah seorang bayi laki-laki yang diberi nama Musa. Rumah ibu Nabi Musa berada di tepi
sungai Nil. Lalu Allah ilhamkan kepada ibunya agar meletakkan bayi Musa di dalam sebuah peti dan
menghanyutkannya ke sungai Nil setelah mengikatnya agar tidak terhanyut karena goncangan air. Dan
merupakan kelembutan Allah kepadanya adalah dengan mengilhamkannya:

“Janganlah kamu khawatir dan jangan pula bersedih hati, karena sesungguhnya Kami akan
mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya salah seorang dari para Rasul.” (Al-Qashash: 7)

Setelah menghanyutkan ke air, pada suatu hari terlepaslah ikatan peti yang membawa Musa kecil itu dan
meluncur bersama aliran air. Dan dengan taqdir Allah peti itu jatuh ke tangan salah seorang keluarga atau
pengikut Fir’aun. Akhirnya Musa kecil dibawa kepada isteri Fir’aun yang bernama Asiyah. Begitu
melihatnya, spontan tumbuh rasa cinta yang begitu besar dalam diri Asiyah terhadap Nabi Musa.

Berita ini segera terdengar oleh Fir’aun dan dia meminta agar Musa kecil dibunuh. Isteri Fir’aun
berkata:

“Janganlah (engkau) membunuhnya. Dia adalah penyejuk mata hati bagiku dan bagimu. Mudah-
mudahan ia bermanfaat bagi kita atau kita ambil ia menjadi anak.”
Maka selamatlah Nabi Musa dari kekejian mereka. Dan ini memberikan pengaruh dan juga pengantar yang
baik sebagai usaha yang perlu disyukuri di sisi Allah. Ini termasuk salah satu sebab bagi isteri Fir’aun
mendapat petunjuk dan beriman kepada Nabi Musa sesudah itu.

Nabi Musa kini sudah tumbuh menjadi dewasa dan diangkat menjadi Nabi yang mempunyai salah satu
mukjizat,yaitu tongkat. Pada suatu hari raya kerajaan Fir’aun mengadakan hari pertandingan sihir, maka
segeralah ahli-ahli sihir Firaun dating dan menujukan aksinya melemparkan tongkat dan tali-temali mereka
ke tengah-tengah lapangan . Musa merasa takut ketika terbayang kepadanya bahwa tongkat-tongkat dan tali-
tali itu seakan-akan ular-ular yang merayap cepat. Namun Allah tidak mebiarkan hamba utusan-Nya berkecil
hati menghadapi tipu-daya orang-orang kafir itu.

Para ahli-ahli sihir yang pandai dalam bidangnya itu tercengang ketika melihat ular besar yang menjelma
dari tongkat Nabi Musa dan menelan ular-ular dan segala apa yang terbayang sebagai hasil tipu sihir. Mereka
segera menyerah kalah bertunduk dan bersujud {kepada Allah} dihadapan Musa.

Nabi Musa yang telah mengalahkan ahli-ahli sihir dengan kedua mukjizatnya makin meluas
pengaruhnya, sedang Firaun dengan kekalahan ahli sihirnya merasa kewibawaannya merosot dan
kehormatannya menurun. ia khuatir jika gerakan Musa tidak segera dipatahkan akan mengancam
keselamatan kerajaannya serta kekekalan kekuasannya.

Bani Israil yang cukup menderita akibat tindasan Firaun dan kaumnya cukup merasakan penganiayaan
dan hidup dalam ketakutan di bawah pemerintahan Firaun yang kejam dan bengis itu, pada akhirnya sedar
bahwa Musalah yang benar-benar dikirimkan oleh Allah untuk membebaskan mereka dari cengkaman
Firaun dan kaumnya. Maka berduyun-duyunlah mereka datang kepada Nabi Musa memohon pertolongannya
agar mengeluarkan mereka dari Mesir.

Kemudian berangkatlah rombongan kaum Bani Israil di bawah pimpinan Nabi Musa meninggalkan
Mesir menuju Baitul Maqdis. Dengan berjalan kaki dengan cepat karena takut tertangkap oleh Firaun dan
bala tenteranya yang mengejar mereka dari belakang akhirnya tibalah mereka pada waktu fajar di tepi lautan
merah setelah selama semalam suntuk dapat melewati padang pasir yang luas.

Rasa cemas dan takut makin mencekam hati para pengikut Nabi Musa dan Bani Israil ketika melihat laut
terbentang di depan mereka sedang dari belakang mrk dikejar oleh Firaun dan bala tenteranya yang akan
berusaha mengembalikan mereka ke Mesir. Mereka tidak meragukan lagi bahwa bila mrk tertangkap, maka
hukuman matilah yang akan mereka terima dari Firaun yang zalim itu.

Pada saat yang kritis itu, di mana para pengikut Nabi Musa berdebar-debar ketakutan, seraya menanti
tindakan Nabi Musa yang kelihatan tenang sahaja, turunlah wahyu Allah kepada Nabi-Nya dengan perintah
agar memukulkan air laut dengan tongkatnya. Maka dengan izin Allah terbelah laut itu, tiap-tiap belahan
merupakan seperti gunung yang besar. Di antara kedua belahan air laut itu terbentang dasar laut yang sudah
mengering yang segera di bawah pimpinan Nabi Musa dilewatilah oleh kaum Bani Israil menuju ke tepi
timurnya.

Setelah mereka sudah berada di bahagian tepi timur dalam keadaan selamat terlihatlah oleh mereka
Firaun dan bala tenteranya menyusuri jalan yang sudah terbuka di antara dua belah gunung air itu. Kembali
rasa cemas dan takut mengganggu hati mereka seraya memandang kepada Nabi Musa seolah-olah bertanya
apa yang hendak dia lakukan selanjutnya. Dalam pada itu Nabi Musa telah diilhamkan oleh Allah agar
bertenang menanti Firaun dan bala tenteranya turun semua ke dasar laut. Karena takdir Allah telah
mendahului bahwa meerka akan menjadi bala tentera yang tenggelam.

Ibrah (pelajaran) yang bisa diambil dari kisah ini adalah :

1. Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong, maka Allah memberikan hukuman kepada mereka
yang selalu menyombongkan diri.

2. Sesungguhnya pertolongan Allah itu sungguh dekat, maka dengan beribadah dan berdo’a pasti Allah
akan menolong kita.

B. KISAH ABRAHAH
Allah SWT berfirman :

Artinya :
“’1. Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Rabbmu telah bertindak terhadap tentara bergajah?
2. Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka (untuk menghancurkan Ka’bah) itu sia-sia?
3. Dan Dia mengirimkan kepada mereka burung yang berbondong-bondong,
4. Yang melempari mereka dengan batu (berasal) dari tanah yang terbakar,
5. Lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat).”

(QS Al Fiil).

Surat Al-Fiil mengemukakan cerita pasukan bergajah dari Yaman yang dipimpin oleh Abrahah yang
ingin meruntuhkan Ka’bah di Makkah. Peristiwa ini terjadi pada tahun Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi
wasallam dilahirkan.

Abrahah adalah gubernur negeri Yaman yang merupakan bagian dari Kerajaan Habasyah yang kini
dikenal dengan nama Negeri Ethiopia. Penduduk Negeri itu menganut agama Nashrani. Abrahah
berkeinginan agar bangsa Arab pada saat itu untuk berhaji ke San’a, ibu kota Yaman, tidak ke Kota Makkah
tempat Ka’bah berada. Untuk itu, dia membuat sebuah gereja yang bernama Al-Qullais. Tempat ibadah ini
tiada bandingannya. Suatu saat, salah seorang dari suku Quraisy dari Makkah ingin merendahkan kedudukan
gereja ini dengan cara membuang hajatnya di gereja. Dia telah mengotori dinding gereja tersebut, kemudian
melarikan diri.

Mengetahui hal ini, Raja Abrahah sangat murka. Dia langsung memerintahkan pasukannya untuk
menyerang Kota Makkah dan menghancurkan Ka’bah. Di antara pasukan tersebut terdapat tiga belas ekor
gajah. Gajah terbesar bernama Mahmud.

Selama perjalanan mereka menuju Makkah, banyak suku dari Bangsa Arab berusaha menghadang
Abrahah dan pasukannya, tetapi tidak ada satu pun yang berhasil mengalahkan mereka.
Akhirnya, Abrahah pun sampai di dekat Kota Makkah. Di sana terjadi perundingan antara dia dan
pemuka Kota Makkah. Pemuka Kota Makkah itu adalah Abdul Mutthalib, kakek Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam.

Hasil perundingan itu adalah Abrahah akan mengembalikan unta-unta Abdul Mutthalib yang telah
diambil oleh pasukannya. Adapun urusan penyerangan Kota Makkah, maka ini tergantung keputusan yang
akan diambil oleh Abrahah sendiri.

Abdul Mutthalib pun kemudian memerintahkan penduduk Makkah untuk mengungsi dari kota
tersebut, sementara Abrahah memutuskan untuk melanjutkan niatnya. Pasukannya bergerak terus menuju
Kota Makkah sampai ke Lembah Muhassir.

Ketika pasukan itu sedang berada di tengah lembah, tiba-tiba muncul sekumpulan burung. Burung-
burung tersebut menghujani pasukan dengan batu-batu kecil. Tidaklah batu itu menimpa tubuh pasukan
Abrahah, kecuali tubuhnya akan hancur tercerai-berai. Mereka binasa dengan keadaan yang mengenaskan.

Abrahah Al-Ashram pun melarikan diri dalam keadaan tubuhnya hancur sepotong demi sepotong
sampai dia meninggal di Yaman.

Ini merupakan kemenangan yang Allah SWT anugerahkan kepada penduduk Makkah dan juga
bentuk perlindungan Allah SWT kepada rumah-Nya, yaitu Ka’bah di Makkah.

Ibrah (pelajaran) yang bisa diambil dari kisah ini adalah :

3. Sesungguhnya Allah Maha Besar, tidak ada pasukan di bumi ini yang mampu mengalahkan
kebesaran-Nya.
4. Berserah dirilah kepada Allah, sesungguhnya Allah akan selalu melindungi hamba-Nya yang
beriman

Kegiatan Aktif Mandiri

Carilah cerita-cerita Fir’aun dan Abrahah dari buku-buku bacaan di rumah atau di perpustakaan sekolahmu

Rangkuman

1. Nabi Musa AS hidup pada masa Raja Fir’aun yang menganggap dirinya sebagai Tuhan

2. Ketika masih bayi, Nabi Musa AS dihanyutkan oleh ibunya disungai Nil

3. Nabi Musa AS diberi mu’jizat oleh Allah SAW sebuat tongkat yang bisa menjelma menjadi ular dan bisa
membelah lautan.

4. Raja Abrahah ingin menghancurkan Ka’bah karena iri dan dengki.

5. Raja Abrahah dan pasukan bergajah berduyun-duyun ingin menghancurkan Ka’bah.

6. Allah SWT mengirimkan burung Ababil yang membawa kerikil dari neraka untuk menghentikan niat
Raja Abrahah yang ingin menghancurkan Ka’bah.
Latihan Ulangan

I. Berilah tanda silang (x) pada salah satu huruf a,b, atau c pada jawaban yang paling benar.

1. Raja Fir’aun hidup pada masa Nabi ....

a. Ibrahim AS

b. Musa AS

c. Muhammad SAW

2. Istri Raja Fir’aun yang menemukan Nabi Musa disungai Nil, bernama ....

a. Aisyah b. Asiyah c. Khadijah

3. Raja Fir’aun memerintah di negeri ....

a. Mesir b. Yaman c. Mekah

4. Azab yang diturunkan Allah SWT kepada Raja Fir’aun dan pengikutnya ialah ....

a. dijatuhi kerikil dari neraka

b. ditenggelamkan disungai Nil

c. diturunkan hujan dan badai

5. Sungai tempat dihanyutkannya Nabi Musa AS , bernama ....

a. Merah b. Nil c. Musi

6. Bangunan yang ingin dihancurkan oleh Raja Abrahah adalah ....

a. Masjid b. Gereja c. Ka’bah

7. Raja Abrahah ingin menghancurkan Ka’bah, karena ....

a. Benci

b. Iri dan dengki

c. Sombong

8. Hewan yang ditunggangi oleh Raja Abrahah untuk menyerang Ka’bah adalah ....

a. Kuda b. Keledai c. Gajah

9. Burung yang membawa kerikil dari neraka untuk menghancurkan pasukan Raja Abrahah, bernama ....
a. Elang b. Ababil c. Merpati

10. Tokoh Qurays yang diajak berunding oleh Raja Abrahah yang juga merupakan kakek dari Rasullulah
SAW adalah ....

a. Abdul Muthalib

b. Abu Thalib

c. Abu Lahab

II. Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang paling benar !

1. Istri Fir’aun yang menemukan Nabi Musa disungai nil bernama ....

2. Mu’jizat Nabi Musa AS adalah ....

3. Bangunan apa yang ingin dihancurkan oleh Abrahah, yaitu ....

4. Burung yang membawa kerikil dari neraka yaitu ....

5. Perumpamaan pasukan abrahah yang dijatuhi kerikil adalah seperti ....

Cek Dirimu

Nyatakan sikapmu dengan menulis setuju, tidak setuju dan ragu-ragu !

Saya yakin Fir’aun dihukum olah Allah dengan .........................


ditenggelamkan ke laut, disebabkan karena kesombongannya

Saya yakin Nabi Musa diutus oleh Allah untuk memberikan .........................
pelajaran bagi kita agar tidak sombong

Saya bangga dengan Nabi Musa, karena kesabaran dan .........................


kecintaannya kepada kaumnya (Bani Israil)
Saya yakin raja Abrahah dan pengikutnya diazab dengan .........................
ditangkan kerikil-kerikil daru neraka.

Pengikut Abrahah binasa.

Saya senang Allah SWT menyelamatkan ka’bah dari .........................


serangan tentara gajah

Anda mungkin juga menyukai