Disusun Oleh:
1
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Asuhan Kebidanan Pada Remaja Ini Dilaksanakan di Puskesmas Panekan
Periode Praktik Tanggal 23 November 2020- 12 Desember 2020
Mengetahui,
Ka Prodi Sarjana Terapan Kebidanan
KATA PENGANTAR
2
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Asuhan Kebidanan Remaja dengan Pendokumentasian Komprehensif yang
berjudul : “Asuhan Kebidanan Remaja pada Nn “P” dengan masalah kurang
aktivitas fisik Di Puskesmas Panekan Kabupaten Magetan pada tahun 2020”.
Asuhan Kebidanan remaja dengan Pendokumentasian Komprehensif ini disusun
dengan maksud untuk memenuhi target untuk kegiatan Praktik Klinik Kebidanan
semester I Program Studi D-IV alih jenjang kebidanan.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai
pihak, Asuhan Kebidanan Remaja dengan Pendokumentsian Komprehensif ini
tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima
kasih kepada :
1.Bapak Dr. Ir. H. Bambang Hadi Sugito, selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Surabaya.
2.Ibu Dwi Purwanti, S.Kp., S.ST.,M.Kes selaku Kepala Program Studi Sarjana
Terapan Kebidanan Poltekkes Surabaya yang telah memberikan kesempatan untuk
belajar dan menyusun makalah ini.
3.Ibu Teta Puji Rahayu, SST, M.Kes selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis.
4.Seluruh dosen dan staff Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan Poltekkes
Surabaya yang telah membekali ilmu pengetahuan, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik.
5. bapak dr. Rohmat hidayat selaku kepala puskemas Panekan Kabupaten
Magetan
6. Ibu Hefi Mualifah Selaku pembimbing lapangan yang telah sabar mengajari
dan mendidik.
7. Segenap bidan-bidan KIA dan PONED UPTD Puskesmas Panekan yang setia
setiap hari memberikan bimbingan dan arahan.
8. Nn “P” yang telah bersedia menjadi responden dan memberikan partisipasinya
dalam penyusunan dan pengambilan kasus laporan asuhan
9. Teman-teman yang telah membantu secara langsung dan tidak langsung dalam
penyusunan Karya Tulis Ilmiah.
3
10. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan asuhan kebidanan pada
remaja selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak.
Penulis
4
DAFTAR ISI
Cover ..............................................................................................i
Kata Pengantar........................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................29
LAMPIRAN ...........................................................................................
5
BAB I
PENDAHULUAN
Remaja adalah masa transisi dari masa anak-anak menuju dewasa. Remaja
mengalami beberapa perubahan dalam waktu yang bersamaan meliputi perubahan
fisik, kognitif, sosial dan emosional. Seorang remaja yang berhasil melewati tugas
perkembangan serta dapat melewati perubahan yang ada dalam lingkungan
hidupnya akan survive dan apabila seorang remaja mengalami masalah dalam
perkembangan dirinya serta megalami masalah dalam menghadapi lingkungannya
baik dalam keluarga, masyarakat, maupun peer groupnya, ia akan melakukan
perilaku yang menyimpang dari kebiasaan atau melanggar hukum yang dilakukan
pada usia remaja atau transisi masa anak-anak dan dewasa disebut sebagai
kenakalan remaja (Prawirohardjo, 2014) dalam jurnal (Rahmawati et al., 2015).
6
Jakarta (44,2%), Papua (38,9%), Papua Barat (37,8%, Sulawesi Tenggara dan
Aceh (masing-masing 37,2%. Untuk daerah istimewa Yogyakarta, provinsi
penduduk yang melakukan aktivitas fisik kurang aktif sebesar 20,8% ..Masyarakat
di Indonesia masih cenderung mengabaikan bahaya dari gaya hidup kurang aktif.
Pola hidup manusia dalam bentuk perilaku gaya hidup sehat apabila dilakukan
secara kontinyu atau stabil dalam kehidupan sehari-hari, akan menimbulkan
manfaat yang sangat besar. Biasanya seorang siswa akan melihat pada komunitas
tempat mereka tinggal. Dalam kehidupan sehari-hari, lingkungan keluarga dan
lingkungan sekolah mempunyai peranan yang sangat besar dalam pembentukan
pola hidup sehat. Hal ini disebabkan karena orang tua merupakan pendidik yang
pertama dalam keluarga, sehingga orang tua diharapkan dapat memberikan contoh
yang baik sehingga patut ditiru oleh anaknya. Sedangkan saat ini ada pandemi
COVID 19 yang mengharuskan siswa tidak ke sekolah dan dan melakukan daring
maka aktivitas fisik yang biasanya dilakukan di sekolah berkurang, siswa hanya
duduk di depan laptop atau komuputer saja.
kerja yang semakin ringan dan tidak membutuhkan gerak tubuh maksimal.
7
c. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan remaja kesehatan reproduksi
bagi remaja tentang kesehatan
d. Meningkatkan pengetahuan terkait kesehatan jiwa dan penyalahgunaan
NAPZA
e. Meningkatkan upaya perbaikan gizi remaja
f. Mendorong remaja untuk melakukan aktifitas fisik
g. Melakukan deteksi dini pencegahan penyakit menular
h. Meningkatkan kesadaran remaja dalam pencegahan kekerasan
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Remaja adalah masa transisi dari masa anak-anak menuju dewasa. Remaja
mengalami beberapa perubahan dalam waktu yang bersamaan meliputi perubahan
fisik, kognitif, sosial dan emosional. Seorang remaja yang berhasil melewati tugas
perkembangan serta dapat melewati perubahan yang ada dalam lingkungan
hidupnya akan survive dan apabila seorang remaja mengalami masalah dalam
perkembangan dirinya serta megalami masalah dalam menghadapi lingkungannya
baik dalam keluarga, masyarakat, maupun peer groupnya, ia akan melakukan
perilaku yang menyimpang dari kebiasaan atau melanggar hukum yang dilakukan
pada usia remaja atau transisi masa anak-anak dan dewasa disebut sebagai
kenakalan remaja (Prawirohardjo, 2014) dalam jurnal (Rahmawati et al., 2015).
Masa remaja berada pada batas peralihan kehidupan anak dan dewasa.
Tubuhnya tampak sudah “dewasa”, akan tetapi bila diperlakukan seperti orang
dewasa remaja gagal menunjukan kedewasaannya. Pengalamannya mengenai
alam dewasa masih belum banyak karena ia sering terlihat pada remaja adanya
kegelisahan, pertentangan, kebingungan, dan konflik pada diri sendiri. Bagaimana
remaja memandang peristiwa yang dialami akan menentukan perilakunya dalam
menghadapi peristiwa-peristiwa tersebut.(Putro, 2017)
9
Adapun aspek perkembangan remaja menurut Kumsiran (2016) antara lain:
1. Perkembangan Sosial. Terjadinya tumpang tindih pola tingkah laku anak dan
pola perilaku dewasa merupakan kondisi tersulit yang dihadapi remaja.
Remaja diharuskan menyesuaikan diri dengan peran orang dewasa dan
melepaskan diri dari peran anak-anak. Remaja dituntut untuk dapat
menyesuaikan diri dengan orang dewasa diluar lingkungan keluarga dan
sekolah.
2. Perkembangan Emosi. Ciri-ciri perkembangan emosis pada tahap ini antara
lain sebagai berikut: emosi lebih mudah bergejolak dan biasanya
diekspresikan secara meledak-ledak, kondisi emosional biasanya berlangsung
cukup lama sampai pda akhirnya ke keadaan semula, yaitu keadaan sebelum
munculnya suatu keadaan emosi, jenis-jenis emosi sudah lebih bervariasi
(perbedaan antara emosi satu dengan lainnya makin tipis) bahkan ada saatnya
emosi bercampur baur sehingga sulit dikenali oleh dirinya sendiri. Remaja
juga sering bingung dengan emosinya sendiri karena mucul emosi-emosi
yang bertentangan dalam suatu waktu, misalnya benci dan saying, mulai
munculnya ketertarikan dengan lawan jenis yang melibatkan emosi, remaja
umumnya sangat peka terhadap cara orang lain memandang mereka.
Akibatnya remaja menjadi lebih mudah tersinggung dan merasa malu. Hal ini
akan terkait dengan perkembangan konsep dirinya.
3. Perkembangan Kognitif. Berdasarkan teori perkembangan kognitif Piaget,
kemampuan kognitif remaja berada pada tahap formal operational. Remaja
harus mampu mempertimbangkan semua kemungkinan untuk menyelesaikan
masalah dan mempertanggungjawabkannya. Berkaitan dengan kognitif,
umumnya remaja menampilkan tingkah laku seperti krisis, rasa ingin tahu
yang kuat, jalan pikiran egosentris, imagery audience, dan personal fables.
4. Perkembangan Moral. Perubahan mendasar dalam moralitas remaja meliputi
pada masa remaja, mereka memulai memberontak dari nilainilai orangtua dan
orang ewasa lainnya serta mulai menentukan nilai-nilainya sendiri ,
pandangan moral remaja semakin lama semakin menjadi lebih abstrak dan
kurang nyata, keyakinan moral lebih berpusat pada apa yang benar bukan
pada apa yang salah, penilaian moral menjadi semakin kritis sehingga remaja
10
lebih berani menganaliis norma social dan norma pribadi, serta berani
mengambil keputusan berbagai masalah moral yang dihadapinya, penilaian
moral menjadi kurang egosentris, tetapi lebih mengembangkan norma
berdasarkan nilai-nilai kelompok sosialnya, penilaian moral cenderung
melibatkan emosi dan menimbulkan keterganggu psikologis.
5. Perkembangan Konsep Diri. Konsep diri merupakan semua perasaan dan
pemikiran seseorang mengenai dirinya sendiri. Gambaran pribadi remaja
terhadap dirinya sendiri. Gambaran pribadi remaja terhadap dirinya sendiri
meliputi penilaian diri dan penilaian social. Penilaian diri berisi pandangan
dirinya terhadap hal-hal seperti pengendalian keinginan dan
dorongandorongan dari dalam dirinya, Susana hati yang sedang dihayati
remaja, bayangan subjektif terhadap kondisi tubuhnya, merasa orang lain
selalu mengamati atau memperhatikan dirinya (berkaitan dengan
perkembangan kognitif). Sedangkan penilaian social berisi evaluasi terhdapa
bagaimanan remaja menerima penilaian lingkungan social pada dirinya.
Selain itu, konsep lain yang terdapat dalam pengertian konsep diri ini adalah
self image atau citra diri, yaitu gambaran dari hal-hal seperti siapa diri saya
(extant self) dan saya ingin jadi apa (desired self).
6. Pekembangan heteroeksual Dalam perkembangan heteroseksual ini, remaja
memerankan peran jenis kelamin yang diakui oleh lingkungannya. Remaja
perempuan menemukan double standar, dimana remaja laki-laki boleh
melakukan hal yang bagi remaja perempuan sering sekali disalahkan. Kondisi
pandangan budaya tertentu mengenai peran jenis kelamin remaja
mengakibatkan munculnya efek penggolongan dalam masyarakat.
11
adanya dorongan seksual dan ketertarikan terhadap lawan jenis, perilaku remaja
mulai diarahkan untuk menarik perhatian lawan jenis
12
2. Meningkatakan kebugaran dan tingkat energy
3. Membuat tulang dan otot lebih kuat
4. Meningkatkan postur, keseimbangan dan fleksibilitas diri
5. Membantu mempertahankan berat badan yang sehat dan ideal
6. Meningkatkan kesehatan jantung dan paru- paru
7. Membantu untuk rileks
8. Meningkatkan kualitas tidur
9. Mengurangi stress
10. Membantu mempertahankan pertumbuhan dan perkembangan yang sehat
(Nurmala, 2020)
13
Contoh kegiatan yang termasuk dalam aktivitas fisik sedang seperti berikut
1) Berjalan cepat dengan kecepatan 5km/ jam, aktivitas ini dapat dilakukan
didalam ruangan atau diluar ruangan
2) Pekerjaan tukang kayu, membawa dan menyusun balok kayu serta
membersihkan rumput dengan mesin pemotong rumput
3) Memindahkan perabot ringan, berkebun, menanam pohon, dan mencuci mobil
4) Bermain santai bulu tangkis, tenis meja, bowling, volley, menari dan bersepeda
c. Aktivitas Fisik Berat
Aktivitas fisik berat apabila beraktivitas tubuh mengeluarkan banyak
berkeringat, denyut jantung dan frekuensi napas sangat meningkat samapi
kehabisan napas. Energy yang dikeluarkan saat melakukan aktivitas pada
kategori ini >7Kcal/menit (Direktorat P2PTM Kementerian Kesehatan
RI,2018a)
Contoh kegiatan yang termasuk dalam aktivitas fisik berat sebagai berikut
1) Berjalan sangat cepat (kecepatan lebih dari 5km/jam), berjalan mendaki bukit,
berjalan dengan membawa beban di punggung, naik gunung, jogging
(kecepatan 8km/jam), dan berlari
2) Pekerjaan seperti mengangkar beban berat, menyekop pasir, memindahkan
batu bata, menggali selokan dan mencangkul
3) Pekerjaan rumah seperti memindahkan perabot yang berat, menggendong anak,
dan bermain aktif dengan anak
4) Bersepeda lebih dari 15 km perjam dengan lintasan mendaki, bermain basket,
badminton kompetitif, volley kompetitif, sepak bola, dan tinju
Remaja cenderung memiliki aktivitas yang padat namun tidak melibatkan
gerakan otot yang mebutuhkan pengeluaran energy. Oleh karena itu remaja bisa
memilih aktivitas fisik maka energy yang dikeluarkan juga semakin banyak
sehingga penting untuk tidak beriv=badah secara tergesa- gesa, melainkan
dilaksanakan dengan khusyuk agar bisa melakukan aktivitas fisik dengan
beribadah dalam durasi yang cukup membuat melakukan aktivitas fisik seperti
yoga (Nurmala, 2020)
Remaja juga bisa membantu orang tua dengan mengerjakan pekerjaan rumah
seperti menyapu, mengepel, cuci piring, dan lainnya. Hal tersebut dapat
14
menjadi pilihan yang tepat bagi remaja yang memiliki waktu luang yang
sedikit untuk tetap melakukan aktivitas fisik yaitu dengan melakukan kegiatan
kebutuhan sehari- haro seperti beribadah dan membantu orang tua dalam durasi
yang cukup lama dalam artian tidak tergesa- gesa
Menurut WHO (2020) dan Office of Population Affair (2019) remaja harus
melakukan aktivitas fisik sedang- berat setidaknya 60 menit setiap hari.
Idealnya, kegiatan ini harus bervariasi. Beberapa aktivitas fisik dapat
memperkuat jantung remaja, beberpa aktivitas fisik yang lain dapat
memperkuat tulang atau otot
15
dengan berjalan kaki atau sepeda terhadap
2. kegiaran rutin rumah tangga atau penyakit kronis.
berkebun Resiko minmal
3. Rekreasi aktif rutin atau olahraga cedera atau
dengan intesitas sedang dampak
kesehatan
lainnya
4 Sangat aktif Akan melakukan sebagian besar Perlindungan
dari: maksimal
1. perjalanan aktif rutin ke sekolah terhadaot
dengan berjalan kaki atau bersepeda penyakit kronis.
2. kegiatan rutin rumah tangga atau Sedikit
kebun peningkatan
3,rekreasi aktif rutin atau olahraga resiko cedera dan
dengan intesitas tinggi mungkin
beberapa lainnya
dapat merugikan
bagi kesehatan
5 Sangat aktif Berkinerja tinggi atau sangat Perlindungan
sekali bersemangat dalam olahraga atau maksimal
pelatihan yang giat terhadap
penyakit kronis.
Peningkatan
resiko cedera dan
munkin beberapa
efek kesehatan
yang merugikan
lainnya
Tabel 2.1 (Nurmala, 2020)
Hal- hal yang perlu diperhatikan saat melakukan aktivitas fisik (olahraga)
16
Upaya mencegaj adanya resiko cedera dan mendapatkan hasil yang optimal
dengan melaukan aktivitas dalam hal ini yaitu olahraga, sebaiknya dilakukan
dengan prinsip baik benar terukur dan teratur (BBTT)
17
1. Mudah lelah
Mudah lelah bisa menjadi gejala penyakit atau tanda masalah kesehatan.
Di antaranya hepatitis, hipotiroid, diabetes, dan penyakit jantung (Afifah, 2020).
Penyebab lain antaranya:
a. kurang tidur
Kurang tidur atau tidur tidak berkualitas dapat menyebabkan tubuh mudah lelah.
Masalah tidur ini bisa disebabkan banyak hal. Antara lain susah tidur di malam
hari, sleep apnea, dan gangguan tidur lainnya. Remaja setidaknya butuh tidur lelap
tujuh jam setiap malam. Jika, kuantitas tidur tersebut tidak terpenuhi, tubuh
memiliki utang tidur. Akumulasi atau penumpukan utang tidur ini bisa membuat
tubuh gampang capek. Dalam jangka panjang, kondisi ini rentan menyebabkan
masalah kesehatan kronis.
b. Stress
Stres dan gangguan kesehatan mental bisa membuat tubuh tidak fit dan mudah
lelah. Stres dan gangguan kesehatan mental sangat terkait dengan pola tidur.
Umumnya, orang yang mengalami tekanan mental menjadi doyan tidur atau susah
tidur. Keduanya dapat mengganggu pola tidur normal. Dengan terganggunya pola
tidur normal, tubuh jadi mudah merasa lelah
d. Kurang kalori
Kurang kalori akan mengakibatkan tubuh mudah lelah. Kalori adalah satuan
energy dalam asupan sehari- hari. Rata- raya orang dengan aktivitas normal
membutuhkan 2000 Kalori perhari. Tubuh butuh kalori untuk bergerak, bernapas,
menjaga suhu tubuh dan sebagainya.
18
e. Kurang Protein
f. Kurang Cairan
Cairarn dalam tubuh bisa berkurang karena kurang minum, terlalu banyak kencing
dan banyak berkeringat. Cukup cairan pada tubuh dapat mempertahankan energy
dalam tubuh
Kebiasaan kurang aktivitas fisik dapat membuat tubuh tidak bertenaga. Remaja
yang jarang berolahraga dan tidaj aktif bergerak, cenderung jadi mudah lelah
2.1.6 Penatalaksanaan
1. setidaknya 60 menit aktivitas fisik dengan intensitas sedang hingga cukup berat
setiap hari
2. beraktivitas fisik lebih dari 60 menit bisa memberikan manfaat tambahan bagi
kesehatan
3. Melakukan aktivitas fisik yang melibatkan latihan penguatan tulang dan otot
setidaknya 3 kali dalam seminggu.
Jika melakakukan aktivitas fisik kesehatan jauh lebih besar ketimbang resiko
terjadinya cedera. Manfaat aktifitas fisik antara lain
19
g. Menyenangkan dan mengontrol berat badan
h. Mengurangi kematian akibat penyakit jantun
i. Mengurangi resiko terjadinya diabetes
j. Mengurangi resiko timbulnya tekanan darah tinggi
k. Produktifitas kerja meningkat
l. Meningkatkan daya tahan tubuh
Dalam menangani kesehatan anak usia sekolah dan remaja perlu tetap
diingat bahwa bila anak usia sekolah dan remaja dibekali dengan keterampilan
hidup sehat maka anak usia sekolah dan remaja akan sanggup mencegah pengaruh
yang merugikan bagi kesehatannya dan menghindari berbagai perilaku berisiko.
Pendidikan Keterampilan Hidup Sehat (PKHS) merupakan suatu pendekatan
dalam meningkatkan kemampuan psikososial seseorang untuk memenuhi
kebutuhan dan mengatasi masalah dalam kehidupan sehari-hari secara efektif,
yang meliputi :
Data subjektif
a. Biodata
20
1. Nama: digunakan untuk mengenali atau memanggil agar tidak terjadi
kekeliruan bila ada yang sama (Roumauli, 2011)
b. keluhan
Mudah lelah bisa menjadi gejala penyakit atau tanda masalah kesehatan. Di
antaranya hepatitis, hipotiroid, diabetes, dan penyakit jantung (Afifah, 2020).
Berkaitan dengan anak kandung, anak tiri, ataupun anak angkat atau adopsi.
Meliputi anak dari pernikahan keberapa dan lama pernikahan. Berkaitan dengan
kesehatan mental emosional remaja
f. riwayat menstruasi
untuk mengetahui usia awal anak mendapatkan haid pertama kalinya, pada kasus
masalah pemenuhan gizi seimbang cenderung mengalami gangguan menstruasi
(Sitoayu et al., 2017). Aktiw3vitas fisik berhubungan positif dengan fase folikuler,
ketika aktivitas fisik (Yani, 2016)
21
g. Aktivitas sehari- hari
h. Riwayat ketergantungan
Wanita yang mempunyai risiko menderita disminore primer adalah yang memiliki
kebiasaan merokok, konsumsi alkoho, dan obat-obatan terlarang (Medicastore,
2014).
i. Sosial Budaya
Data Objektif
1. Keadaan umum
a. tekanan darah : Tekanan darah normal remaja usia 12-19 tahun berkisar antara
90/60 mmHg sampai 110/80 mmHg (Sjarif, Lanny, Aryono, Endang, Gusti, &
Maria, 2014)
b. Nadi : Nadi normal pada remaja adalah berkisar antara 60-100x/menit
22
c. Pernafasan : Pernafasan normalnya 16-24 x/menit (S Romauli, 2011)
d. Suhu : Suhu tubuh normalnya adalah 36,5-37,5 oC, apabila suhu tubuh
lebih dari 37,5 oC perlu diwaspadai adanya infeksi (S Romauli, 2011)
2. Pengukuran Antropometri
a. Berat badan : Kelebihan berat badan masa remaja disebabkan oleh asupan yang
berlebihan dan aktifitas fisik yang kurang. Keadaan ini akan berlanjut sampai
masa dewasa dan akan menyebabkan penyakit degeneratip (Nurmasyita et al.,
2015)
b. tinggi badan: Masa pubertas, pertumbuhan tinggi badan melonjak kembali
sampai umur kira-kira enam belas tahun, kemudian melambat lagi dan berhenti
pertumbuhannya kira-kira pada umur 18 – 20 tahun (Batubara, 2010)
c. Lingkar pinggang : pegukuran metode klinis untuk menilai ketebalan
akumulasi lemak tubuh di daerah abdominal atau identifikasi melignasi pada
profil adipositokinin (Zamrun, 2019)
d. IMT : Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah angka yang menghubungkan
berat badan dan panjang/ tinggi badan. IMT merupakan indicator yang dapat
dipercaya untuk mengukur lemak tubuh pada anak- anak dan remaja
3. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala dan muka : Kulit kepala normalnya bersih. Rambut yang mudah
dicabut menandakan kurang gizi atau ada kelainan tertentu (Romauli, 2011).
b. Leher : Leher dikatakan normal apabila tidak ada pembesaran
kelenjar tyroid, tidak ada pembesaran limfe dan tidak ditemukan bendungan
vena jugularis (Romauli, 2011). Adanya pembesaran limfe atau getah bening
menandakan bahwa remaja kemungkinan adanya infeksi dan adanya
bendungan vena jugularis menandakan memiliki penyakit yang mengarah ke
jantung (Manuaba , 2012).
c. Dada : Membusung dengan payudara membesar, singkirkan
kardiomegali dan insufisiensi respirasi (wheezing dapat ditemukan terkait
asma, sindrom hipoventilasi obesitas)
d. Abdomen : untuk mengetahui adanya nyeri perut/tidak, apakah
terdapat massa/tidak. Perut membuncit disertai dinding perut yang berlipat-
lipat (Sjarif, Lanny, Aryono, Endang, Gusti, & Maria, 2014)
23
e. Punggung : untuk mengetahui apakah adanya spina bifida, bekas
operasi, adanya lesi, kondisi punggung lordosis, kifosis, mupun scoliosis
f. Genetalia : untuk mengetahui kebersihan vagina, apakah ada luka,
varises, maupun pengeluaran abnormal pada daerah genetalia
g. Ekstremitas : Evaluasi deformitas sendi, osteoarthritis,
abnormalitas gait (Bunga,2017)
3. Data Penunjang
2.2.3 Perencanaan
Kriteria:
1. KU baik
2. Tanda-tanda Vital:
T : 100/70-130/90 mmHg N : 60-80×/menit
S : 36-375°C R : 16-24×/menit
3. IMT normal (-2 SD sd +1 SD)
Intervensi :
Pertemuan I
24
b. Jelaskan hasil pemeriksaan tentang keadaan umum pasien.
Rasional: Pasien mengetahui keadaannya.
c. Jelaskan keluhan yang dialami pasien jika terdapat keluhan meliputi
pengertian, penyebab dan dampak yang ditimbulkan. Pasien mengetahui
keluhan dan dampak serta pencegahan yang dapat dilakukan dalam menangani
keluhan yang dialaminya.
Rasional: agar pasien dapat memahami dan mampu mengatasi permasalahan
yang sedang dialami.
d. Berikan informasi tentang kecerdasan majemuk
Rasional: agar pasien mampu mengoptimalkan kecerdasan yang dimiliki
e. Berikan Health education (HE) mengenai Pendidikan Keterampilan Hidup
Sehat (PKHS)
Rasional: agar pengetahuan bertambah dan pasien bisa menerapkan 10
kompetensi PKHS yang diberikan
f. Minta pasien untuk mengulang kembali informasi yang diberikan
Rasional: untuk memastikan materi yang diberikan bisa diterima oleh pasien.
g. Rencanakan kunjungan ulang yang ke 2
Rasional: untuk melanjutkan intervensi selanjutnya
h. Dokumentasi tindakan
Rasional: agar kebidanan tertulis dengan jelas
Pertemuan II
25
1) Tanyakan keluhan pasien
2) Berikan KIE tentang kesehatan jiwa dengan instrumen Pediatric System
Checklist (PSC), pencegahan penyalahgunaan NAPZA, penyakit tidak
menular, dan pencegahan kekerasan.
f. Dokumentasikan tindakan asuhan kebidanan.
Rasional: agar asuhan kebidanan tertulis dengan jelas.
Pertemuan III
26
Rasional: untuk memastikan materi yang diberikan bisa diterima oleh
pasien.
c. Dokumentasikan tindakan asuhan kebidanan.
Rasional: agar asuhan kebidanan tertulis dengan jelas.
2.2.4 Penatalaksanaan
2.2.5 Evaluasi
27
BAB III
TINJAUAN KASUS
Pengakajian
Pukul : 08.00
a. Biodaata
Nama :Nn. P
Umur : 14 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Usia : 38 tahun
Pendidikan : SMA
Penghasilan: 2000.000/bln
b. Keluhan
28
c. Status dalam Keluarga
Anak kandung
Jumlah saudara ada 2, Nn. P adalah anak nomor 1 dan adiknya sekarang berusia 5
tahun laki- laki
Keluarga sehat, tidak ada riwayat penyakit menular, menahun, dan menurun.
g. Riwayat menstruasi
Menarche : 12 tahun
HPHT: 15-11-2020
h. Pola Kebiasaan
1. Nutrisi
Sesuai gizi seimbang makan 3 kali sehari dengan 1 porsi nasi, 1 mangkuk
sayur dan lauk tahu/tempe/telur/ ayam 2 potong
2. Eliminasi
BAB 1x sehari, lunak, warna kekuningan, tidak ada keluhan. BAK 7-8x
perhari, kuning jerami, tidak ada keluhan.
3. Aktivitas
Belajar, sekolah dengan daring, terkadang membantu ibu membersihkan
rumah. Tidur mulai pukul 21.00- 05.00 WIB
4. Olahraga
Klien jarang olahraga
29
5. Seksual
Belum pernah melakukan hubungan seksual
6. Personal hygne
Mandi 2x sehari, ganti pakaian 2x sehari, saat menstruasi ganti pembalut 4-5 x
perhari.
7. Konsumsi TTD
minum rutin tablet tambah darah seminggu sekali
i. Riwayat Ketergantungan
Klien tidak pernah merokok, minum alkohol, dan minum obat-obatan terlarang.
j. Psikologi
Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : baik
Nadi : 88x/ menit
Respiratori : 24x/ menit
BB : 48
TB : 146 (normal)
Tekanan Darah : 100/60 mmHg
Lingkar pinggang : 83
LILA : 24
IMT : 22 (normal)
2. Pemeriksaan fisik
Kepala dan wajah : tidak pucat, tidak ada odema, simetris
Leher : Tidak terdapat pembengkakan kelenjar tiroid, tidak ada
bendungan vena jugularis.
Dada : Payudara simetris, putting menonjol, tidak terdapat tanda
gelaja kanker payudara, tidak ada retraksi dinding dada.
Tidak ditemui kelaian seperti lesung payudara, kulit jeruk,
benjolan abnormal, retraksi aerola
30
Punggung : normal, tidak ada spina bifida, tidak terdapat kelainan
tulang seperti lordosis, kifosis, ataupun scoliosis
Abdomen : Tidak terdapat massa abdomen, terdapat nyeri pada
abdomen bagian bawah, tidak ada luka bekas operasi.
Genetalia : tidak terkaji
Ektremitas :
Atas : simetris, jari lengkap, kuku tidak pucat, tidak terdapat
sindaktil dan polidaktil, tidak terdapat keterbatasan gerak.
Bawah : simetris, jari lengkap, kuku tidak pucat, tidak terdapat
sindaktil dan polidaktil, tidak terdapat keterbatasan gerak.
3. Data penunjang
Hb : 12.1 gr/dl
Golongan darah :A
- kecerdasam imterpersonal : 33
- kecerdasan intrapersonal : 30
- kecerdasan spasial : 27
3.2 Analisa
Nn. P usia 14 tahun dengan kurang aktivitas fisik dengan keaaan umum baik,
progonosa baik
3.3 Penataksanaan
31
Evaluasi: Nn. P memahami penjelasan dan bersedia menerapkan
4. Memberikan informasi tentang hasil kecerdasan majemuk dan memberitahu
hasil bahwa skor tertinggi adalah pada kecerdasan interpersonal, kecerdasan
interpersonal biasa disevut kecerdasan sosial adalah kemampuan untuk secara
efektif menavigasi dan bernegosiasi dalam interaksi dan lingkungan sosial.
Setelah Nn. P mengetahui skor dari kecerdasan majemuknya, menganjurkan
Nn. P untuk meningkatkan lagi kemampuan dari ketiga kecerdasan tersebut
agar lebih optimal.
Evaluasi: Nn. P dapat memehami penjelasan
5. Menjelaskan informasi keterampilan hidup bersih seperti mencuci tangan
dengan baik dan benar, menjaga kebersihan kuku, makan makanan dengan
menu gizi seimbang dan sehat, membuang sampah pada tempatnya, tidak
merokok, menimbang berat badan dan tinggi badan tiap bulan, melakukan
pemberantasan sarang nyamuk 3M plus.
Evaluasi: Nn. P dapat memahami penjelasan
6. Menjelaskan Nn.P pentingnya kesadaran diri seperti meningkatkan
kemampuan dan rasa percaya diri unatuk aktif dalam keluarga, komunitas, dan
organisasi; pentingnya empati dengan menerima kelebihan dan kekurangan
orang lain, membantu menimbulkan perilaku positif; meningkatkan hubungan
interpersonal seperti memberi senyum, sapa, salam; komunikasi yang efektig
dengan hindari memotong pembicaraan, menganalisa; berpikir kritis dengan
berfikir sebelum bertindak sebelum mengambil keputusan; bepikir kreatif
seperti belajar keterampilan baru; pengendalian emosi seperti hindari rasa
memiliki berlebihan; pemecahan masalah; mengatasi stress dengan salurkan
hobi, bakat dan minat, refreshing; mengambil keputusan yang tepat
Evaluasi: Nn. P dapat memahami penjelasan
7. Memberikan anjuran kepada klien untuk segera menerima petugas pustu untuk
mendapatkan tablet tambah darah
Evaluasi: Nn. P akan ke pustu meminta tablet tambah darah
8. Menanyakan kembali infoemasi yang sudah dijelaskan
Evaluasi: Nn. P dapat mengulangi informasi yang diberikan
9. Menyepekatai jadwal pertemuan selanjutnya tanggal 4 Desember 2020
32
Evaluasi:Nn. P bersedia diberikan penyuluhan lanjutan.
10. Merencankan asuhan kunjunga ke 2
a. Tanyakan keluhan.
b. Berikan KIE tentang kesehatan reproduksi remaja dan pemenuhan gizi.
11. Dokumentasi tindakan
TTD
ANGGI W.K.D
33
3. 4 Evaluasi
Pertemuan II
O : Pemeriksaan Fisik
Kesadaran: composmentis
Nadi: 80x/menit
S: 36.6 C
P :
34
Memakai celana dalam dengan bahan yang mudah
menyerap keringat.
Ganti pakaian dalam minimal dua kali sehari.
Membersihkan alat kelamin setelah buang air kecil maupun
besar dengan menyeka tisu atau handuk bersih dari arah
depan ke belakang, agar kuman yang terdapat pada anus
tidak masuk ke dalam organ reproduksi.
Evaluasi: klien mengerti dan paham
3. Memberikan edukasi tentang masa pubertas, tanda- tanda primer
dan sekunder pubertas pada perempuan beserta fungsinya
Evaluasi: klien mengerti dan paham
4. Menyepakati kunjungan selanjutnya tanggal 5 Desember 2020
TTD
ANGGI W.K.D
35
Pertemuan III
Kesadaarn: composmentis
P :
TTD
ANGGI W.K.D
36
Pertemuan IV
Kesadaran : composmentis
TD : 100/60 mmHg
Nadi : 81x/menit
RR : 20x/menit
Suhu : 36,6 C
P :
37
5. Melakukan evaluasi terkait pelayanan yang telah didapatkan,
pelayanan yang diberikan cukup memberikan perubahan pada remaja.
Evaluasi: klien mampu memahami penjelasanyang diberikan dan tidak
ada yang dinyatakan
6. Mendokumentasikan tindakan asuhan kebidann
TTD
ANGGI W.K.D
38
BAB IV
PEMBAHASAN
Dari pengukuran berat badan dan tinggi badan terdapat Indeks Massa
Tubuh yaitu 22, IMT normal menurut Kemenkes RI adalah 18.5- 24.9 jika
aktivitas fisik tidak dilakukan secara rutin maka kemungkinan besar IMT akan
lebih meningkat sehubungan dengan pertumbuhan remaja
Pada pemeriksaan fisik remaja Nn.P normal dan tidak ada kelainan. Dari
hasil anamnesa dan pemeriksan didapatkan remaja diagnosa “Remaja Nn. P usia
14 tahun dengan kurang aktivitas fisik dengan keaaan umum baik, progonosa
baik” setelah tahu mendiagnosis remaja tesebut dilakukan pentalaksanaan sesuai
dengan masalah dan kebutuhan klien.
39
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
5.2 Saran
40
DAFTAR PUSTAKA
Nurmala, N. dkk. (2020). mewujudkan remaja sehat fisik, mental dan sosial.
Romauli, S. (2011). Buku Ajar Askeb I: Konsep Dasar Asuhan Kehamilan. Nuha
Medika.
41
Romauli, Suryati. (2011). Buku Ajar Asuhan Kebidanan 1: Konsep Dasar Asuhan
Kehamilan. Nuha Medika.
Roumauli, S. (2011). Buku Ajar Askeb 1 Konsep Dasar Asuhan Kehamilan. Nuha
Medika.
Salam. (2010). Faktor Risiko Kejadian Obesitas Pada Remaja. Jurnal MKMI.
Sitoayu, L., Pertiwi, D. A., & Mulyani, E. Y. (2017). Kecukupan zat gizi makro,
status gizi, stres, dan siklus menstruasi pada remaja. Jurnal Gizi Klinik
Indonesia, 13(3), 121. https://doi.org/10.22146/ijcn.17867
WHO. (2019). Empat dari Lima Remaja di Seluruh Dunia Kurang Gerak dan
Olahraga.
Yani, nurul gusti. (2016). hubungan aktivitas fisik dengan siklus menstruasi.
42