Anda di halaman 1dari 2

Peran ASEAN Way dalam kerjasama ASEAN

Agung Pratama
180910101058

ASEAN dalam menjalankan tugasnya memiliki prinsip atau norma yang berlaku secara universal bagi
seluruh Negara anggotanya yang biasa disebut dengan ASEAN Way. ASEAN sendiri yang terdiri dari
banyak Negara yang memiliki kebudayaan yang berbeda-beda, oleh karennanya perbedaan tersebut
bukan tidak mungkin akan menciptakan perselisihan hingga berujung pada konflik antar anggota.
Disanalah ASEAN Way berperan sebagai norma yang universal yang menjembatani semua perbedaan
tersebut. ASEAN Way berisi tentang norma-norma non intervensi, pelarangan penggunaan angkatan
bersenjata, prioritas otonomi regional dan menghindari collective defense (Khoo, 2004). ASEAN
Way berisi tentang norma untuk tidak mengintervensi masalah internal Negara lain kecuali jika
memang dibutuhkan pihak lain untuk penyelesaian konflik tersebut. Pelarangan penggunaan angkatan
bersenjata berarti dilarangnya menggunakan angkatan militer bersenjata dalam penyelesaian konflik
yang ada, sehingga diharapkan sebuah masalah internal yang terjadi di ASEAN diselesaikan dengan
cara yang damai tanpa adanya penggunaan kekerasan. Prioritas otonomi regional berarti
dimaksudkan agar semua Negara anggota ASEAN bekerjasama demi tercapainya tujuan bersama visi-
misi ASEAN dengan sedikit mengesampingkan otonomi masing-masing Negara. Kemudian prinsip
mengindari collective defense memiliki arti bahwa semua Negara ASEAN sebisa mungkin
menghindari adanya aliansi militer dengan Negara eksternal ASEAN, meskipun terkadang prinsip
collective defense bias untuk digunakan dalam penyelesaian konflik (Acharya, 2005), ASEAN lebih
mmeilih prinsip negosiasi, dialog dan konsultasi yang menurutnya lebih berperan dalam penyelesaian
konflik dibandingkan dengan collective defense. Pada intinhya norma-norma dalam ASEAN Way
tersebut dilaksanakan untuk dapat mencapai stabilitas regional Asia Tenggara.
Masih bertahanya ASEAN sampai saat ini mengakibatkan ASEAN memiliki prospek lebih
jauh lagi kedepanya, salah satunya mengenai gagasan terbentuknya Regional Identity yang kemudia
dilanjutkan dengan dibentuknya ASEAN Community. Acahrya (2005) menyatakan bahwa
terbentuknya ASEAN Community tersebut secara tidak langsung dibentuk dengan tujuan untuk
mencapai stabilitas regional dan perdamaian antar Negara anggota, serta melalui pembentukan
tersebut diharapkan dapat menangani ancaman baik secara konvensional ataupun non konvensional.
Selaian itu ASEAN juga memiliki prospek dalam mengatasi masalah-masalah internal yang terjadi di
kawasan Asia Tenggara sendiri. Karena dengan semakin banyaknya masalah domestic antar Negara
yang terjadi di regional Asia Tenggara, maka ini akan berpengaruh terhadap posisi regional asia
sendiri di mata dunia.
Sebagai simpulan dalam tulisan ini bahwa ASEAN merupakan platform bagi Negara-negara
di kawasan Asia Tenggara dengan tujuan menghindari dan saling melindungi Negara dari adanya
ancaman internal maupun eksternal. Dan dalam menyelesaiakan suatu perselesihan, ASEAN Way
adalah mekanisme sendiri dalam menyelesaikan masalah dengan sebisa mungkin penggunaan
instrument damai dan menghindari adanya konflik bersenjata. Akan tetapi prinsip ASEAN Way itu
sendiri masih dinilai kurang efektif bagi sebagaian pihak dikarenakan banyaknya norma yang
dilanggar namun tidak ada tindak lanjut dari pihak ASEAN sebagai pembuat regulasi tersebut. Namun
demikian dapat dilihat bahwa prospek ASEAN kedepanya dapat dilihat melalui pembentukan ASEAN
Community yang secara tidak langsung mencoba untuk mematenkan posisi penting organisasi
regional di mata global.

Anda mungkin juga menyukai