Abstrak
Guillain-Barre Syndrome (GBS) merupakan sindroma klinis yang ditandai adanya paralisis
flaksid dan terjadi secara akut. GBS berhubungan dengan reaksi autoimun yang menyerang
saraf perifer, radiks, dan nervus kranialis. Insiden GBS adalah 1–2 per 100.000 orang/tahun.
Insiden meningkat seiring dengan pertambahan umur dan meningkatnya populasi obstetrik.
GBS yang terjadi pada kehamilan bervariasi, mulai dari 13% pada trimester pertama, 47% pada
trimester kedua, dan 40% pada trimester ketiga. Pada laporan kasus ini dilaporkan Ny. M
berusia 27 tahun dengan diagnosis G2P1A0 H.39-40 minggu+ janin tunggal hidup intrauterin +
Presentasi Kepala + Inpartu kala II +GBS+ Gagal Vakum+ Severily Underweight (BMI = 17) + TBJ
3000 gr. Diagnosis GBS ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang. Anamnesis ditemukan riwayat penyakit sebelumnya kelemahan anggota gerak
sejak tahun 2016. Riwayat penggunaan alat bantu nafas dan masuk ICU saat hamil anak 1,
memiliki riwayat infeksi sebelum pasien didiagnosis GBS. Pada kehamilan kedua ini pasien
tidak dapat menggerakkan ektremitas bawah namun ektremitas atas dapat digerakkan. Dari
hasil pemeriksaan fisik ibu dan bayi dalam batas normal walaupun ditemukan BMI dalam
kondisi severily underweight. Pasien akhirnya diputuskan untuk SC (section caesaria) dan
pemasangan IUD (intrauterine divice) intracaesarean GBS pada kehamilan merupakan suatu
koinsidental. GBS jarang memperberat kehamilan, namun jika tidak cepat teridentifikasi dan
ditangani dapat meningkatkan tingginya morbiditas pada ibu dan janin. Pada serangan akut
(AIDP) acute inflammatory demyelinating polyradiculopathy pada ibu hamil dengan GBS, dapat
meningkatkan stres pada ibu maupun janin. Stres yang terjadi juga dapat merangsang sistem
imun memproduksi prostaglandin sehingga mengakibatkan terjadinya persalinan prematur.
Pasien dapat melahirkan saat usia kehamilan masih 7 bulan. Berbeda pada kehamilan kedua
pada kasus ini dimana pasien didiagnosis dengan chronic inflammatory demyelinating
polyradiculopathy (CIDP) sehingga GBS tidak mempengaruhi ibu dan janin.
Abstract
256
Guillain Barre Syndrome pada Kehamilan
Hermin Sabaruddin, Pribakti Budinurdjaja, Fakhrurrazy
trimester, and 40% in the third trimester. In this case report reported Mrs. M 27 years old with
a diagnosis of G2P1A0 h. 39-40 weeks + insimanation + living single fetal Presentation Head +
Inpartu kala II + GBS + Failed + Vacuum Severily Underweight (BMI = 17) + TBJ 3000 Gr.
Diagnosis of GBS are enforced based on anamnesis, physical examination and complementary
examinations. From a previous illness history found anamnesis the weakness of limbs beginning
in 2016. A history of the use of breathing apparatus and admitted tot the ICU in the first
pregnancy. Mrs. M had a history of infections before being diagnosed with GBS. On this second
pregnancy patients cannot move lower extremity but upper extermity is still functioning.
Physical examination result of mothers and babies in the normal range even though found in
conditions of severily BMI underweight. The patient finally decided to SC (section caesaria) and
applied the IUD intracaesarean GBS in pregnancy is a coincidental. GBS is rarely aggravate
pregnancy, but if not quickly identified and handled can enhance the high morbidity in both
mother and fetus. In acute attacks (AIDP) in pregnant women with GBS increase stress on the
mother or the fetus. The stress that occurs can also stimulate the immune system to produce
prostaglandins, resulting in premature birth. Patients can give birth when the gestational age is
still 7 months. It was different in the second pregnancy in this case where the patient was
diagnosed with chronic inflammatory demyelinating polyradiculopathy (CIDP) so that GBS did
not affect the mother and the fetus.
motorik dan fungsi sensorik seperti perasa juga dapat terjadi pada periode post
nyeri, suhu, dan perabaan. GBS dapat partum dan masa nifas. Hal ini pernah
menimbulkan kelemahan otot pada dilaporkan Van Doorn pada 30 kasus
ekstremitas dan hilangnya fungsi sensorik pasien hamil terdapat peningkatan
pada kedua ekstremitas (Torricelli, 2017; insidensi pada periode postpartum (Hiraga
Fokke et al, 2014). et al, 2016; Cheng et al, 2016).
Insiden GBS adalah 1–2 per100.000 Guillain-Barre Syndrome GBS yang
orang/tahun. Insiden meningkat diikuti timbul bersamaan dengan kehamilan
pertambahan umur dan meningkatnya merupakan suatu koinsidental. GBS secara
umum tidak dipengaruhi oleh kehamilan
257
ISSN 1978-2071 (Print); ISSN 2580-5967 (Online)
Jurnal Ilmiah Kedokteran Wijaya Kusuma 9(2) : 256-267, September 2020
demikian sebaliknya kehamilan tidak digerakkan. Dari hasil pemeriksaan fisik ibu
dipengaruhi oleh GBS. Bayi yang lahir dari dan bayi dalam batas normal ditemukan
pasien yang menderita GBS umumnya BMI dalam kondisi severily underweight.
tidak terpengaruh. Pemberian Pasien dikonsulkan di bidang Neurologi dan
plasmapheresis cukup aman selama didiagnosis Obs. Paraparesis ec CIDP
kehamilan, khususnya ibu hamil dengan (Chronic Inflammatory Demyelinating
disfungsi autonomic. Pemberian Polyneuropathy), disarankan pemberian
plasmapheresis ini sensitif terhadap Inj. Mecobalamin 1x500 mg dan tidak ada
perubahan dalam volume plasma. Angka kontra indikasi untuk mengejan. Pada
kekambuhan “chronic inflammatory perjalanannya pasien tidak dapat
demyelinating polyneuropathy” mengejan, dicoba untuk vakum ekstraksi
diperkirakan tiga kali lebih besar” pada namun gagal. Pasien akhirnya diputuskan
trimester ketiga kehamilan dan untuk SC (section caesaria) dan
puerperium (Torricelli, 2017; Fokke et al, pemasangan IUD intracaesarean. Lahir bayi
2014). laki-laki dengan berat badan 3000 gr,
Pada laporan kasus ini dilaporkan Ny. panjang badan 47 cm dengan apgar score
M berusia 27 tahun dengan diagnosis 6-7-8. Bayi dirawat diruang perinatologi
G2P1A0 H.39-40 minggu+ janin tunggal selama 1 hari kemudian rawat gabung.
hidup intrauterin + Presentasi Kepala + Pasien dipulangkan setelah dirawat selama
Inpartu kala II +GBS+ Gagal Vakum+ 3 hari post SC dalam keadaan tidak ada
Severily Underweight (BMI = 17) + TBJ keluhan, status umum dan status obstetrik
3000 gr. Diagnosis GBS ditegakkan dalam batas normal.
berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan penunjang. Dari PRESENTASI KASUS
anamnesis ditemukan riwayat penyakit Identitas Pasien
sebelumnya kelemahan anggota gerak Nama : Ny. M
sejak tahun 2016. Riwayat penggunaan alat No Medrec : 1390543
bantu nafas dan masuk ICU saat hamil anak Umur : 27 tahun
1. Dan riwayat infeksi sebelum pasien Alamat : Jl. Pamurus dalam
didiagnosis GBS. tembikar kanan RT 11 No.
Pada kehamilan kedua ini pasien 81
tidak dapat menggerakkan ektremitas MRS : Tgl. 01 Juli 2018 pkl. 03.00
bawah namun, ektremitas atas dapat WITA
258
Guillain Barre Syndrome pada Kehamilan
Hermin Sabaruddin, Pribakti Budinurdjaja, Fakhrurrazy
259
ISSN 1978-2071 (Print); ISSN 2580-5967 (Online)
Jurnal Ilmiah Kedokteran Wijaya Kusuma 9(2) : 256-267, September 2020
Jawaban Konsul saraf Tgl 25-05-2018: (+/+), atrofi (+/+). Dari Body Mass Index
Pada pemeriksaan neurologis sebesar 17 (severily underweight). Dari
KU: lemah, CM E4V5M6 status obstetri didapatkan tinggi fundus
Pada ekstremitas motorik uteri sebesar 31 cm dengan bayi berada di
5 5 punggung kiri dengan presentasi kepala
2 2 sudah masuk PAP (pintu atas panggul).
Denyut jantung bayi 144x/mnt dengan
Refleks Fisiologis taksiran berat janin 3000 g dengan His 3x
+1 +1
dalam 10 menit dalam 30 detik. Pada
+2 +2
pemeriksaan dalam ditemukan pembukaan
6cm, penipisan 75%, ketuban (+), kepala,
Atrofi
ubun-ubun kecil kiri depan berada di HII.
+ +
Pemeriksaan Penunjang
+ +
Pada pemeriksaan laboratorium
kedaan sadar tidak ada anemia, ikterik, (Tgl 10 September 2016): Polineuropati
cianosis dan dyspnoe. Dari tanda vital ringan berat N. Peroneus, N. Medianus,
dalam batas normal. Pemeriksaan jantung dan N. Ulnair dengan Radikulopati
dan paru dalam batas normal, dari Berat, Saran: Lumbal pungsi untuk
260
Guillain Barre Syndrome pada Kehamilan
Hermin Sabaruddin, Pribakti Budinurdjaja, Fakhrurrazy
dilakukan dengan alasan dalam keadaan baseline : 150 dpm, variabilitas 5-25 dpm,
hamil) terdapat akselerasi, tidak ada deselerasi,
Dari pemeriksaan Kardiotokografi (Gambar gerak janin (+), tidak ada his.
1) didapatkan hasil kategori I dengan nilai
Gambar 1. Kardiotokografi
Gambar 3.Ultrasonografi Sp.OG di VK Bersalin pada perawatan sebelumnya tanggal 26 Mei 2018
261
ISSN 1978-2071 (Print); ISSN 2580-5967 (Online)
Jurnal Ilmiah Kedokteran Wijaya Kusuma 9(2) : 256-267, September 2020
262
Guillain Barre Syndrome pada Kehamilan
Hermin Sabaruddin, Pribakti Budinurdjaja, Fakhrurrazy
Severily Underweight (BMI 17)+ Inpartu Tgl 01-07-2018 Pkl. 08.05 WITA
kala II + Ibu kelelahan +TBJ 3.000 gr Lahir bayi dengan SC dan dilakukan
Tatalaksana dengan pro vakum ekstraksi, pemasangan IUD intracaesarean, dengan
KIE keluarga setuju Jenis kelamin Laki-laki berat badan 3000
Tgl 01-07-2018 Pkl. 06.30 WITA gram panjang badan 47 cm dengan apgar
Subjektif : Ibu sudah tidak bisa mengejan score 6-7-8. Ballard score sesuai 38-40
Objektif : Status umum dalam batas dengan Lubchenco Score p50.
normal, dengan status obstetric Pasien didiagnosis dengan P2A0 post
didapatkan His 3x dalam 10 menit dalam SC+IUD ai Arrest of descent ec power +
60 detik, dengan DJJ 100 x/mnt. Dari Gagal vakum + GBS, Neonatal Cukup Bulan
pemeriksaan dalam didapatkan Sesuai Masa Kehamilan (SMK)
pembukaan lengkap dengan ketuban (-) Terapi post SC:
jernih, bagian terbawah kepala dengan - IVFD RL: D5: 2: 1 /24 jam
Ubun ubun kecil depan berada di HIII - Drip Oxytocin 1x24 jam dalam RL
Diagnosis pasien dengan G2P1A0 H.39-40 500cc s/d 24 jam
minggu+ janin tunggal hidup - Inj. Ceftriaxone 2x1 g
intreuterine+PresKep+GBS+Anemia (Hb - Inj. Furamin 3x 25 mg iv
9.6)+Gagal Vakum+ Severily Underweight - Inj. Asam tranexamat 3x500 mg iv
(BMI 17) + Arrest of descent ec power + Ibu - Inj. Ranitidin 2x50mg iv
kelelahan + TBJ 3.000 gr Hb post SC: 10.8 g/dl
Tatalaksana dengan pro Cito SC+IUD, KIE
keluarga setuju
Evaluasi di Ruangan
Tgl.02-07-2018 Tgl.03-07-2018 Tgl.04-07-2018
Pkl. 06.00 WITA Pkl. 06.00 WITA Pkl. 06.00 WITA
S Keluhan (-) Keluhan (-) Keluhan (-)
O TD: 120/80, Nadi 80, Rr: 20, TD : 120/80, Nadi 80, Rr : 20, TD : 120/80, Nadi 80, Rr: 20, S
S: 36.1 S : 36.1 : 36.1
c/p dbn c/p dbn c/p dbn
Extremitas: Motorik Extremitas: abdomen: luka operasi kering
(5ǁ5/2ǁ2), reflek fisiologis Motorik (5ǁ5/2ǁ2), reflek Extremitas: Motorik (5ǁ5/2ǁ2),
(+1ǁ+1/+2ǁ+2), refleks fisiologis (+1ǁ+1/+2ǁ+2) reflek fisiologis (+1ǁ+1/+2ǁ+2)
patologis (-/-), atrofi (+/+), refleks patologis (-/-), atrofi refleks patologis (-/-), atrofi
STO : TFU : 2 jari bawah (+/+) (+/+)
pusat STO : TFU : 2 jari bawah pusat STO : TFU : 2 jari bawah pusat
Kontraksi uterus (+) baik Kontraksi uterus (+) baik Kontraksi uterus (+) baik
V/V : fluxus (-/-) V/V : fluxus (-/-) V/V: fluxus (-/-)
263
ISSN 1978-2071 (Print); ISSN 2580-5967 (Online)
Jurnal Ilmiah Kedokteran Wijaya Kusuma 9(2) : 256-267, September 2020
A P2A0 post SC+IUD (H1) ai P2A0 post SC+IUD (H2) ai P2A0 post SC+IUD (H3)+ arrest
arrest of descent ec arrest of descent ai power + of descent ec power + Gagal
power+Gagal vakum+GBS Gagal vakum+ GBS vakum+GBS
tahun yang mengidap GBS dalam bulan setelah fase akut dan sering pada
kehamilan terjadi progresif penyakit trimester ketiga kehamilan dan post
paralisis pada saluran nafas bagian atas. partum (Torricelli, 2017; Gunawan et al,
GBS juga merupakan kondisi kehamilan 2004). Dari riwayat penyakit sebelumnya
dimana terjadi progresifitas ascending pasien tahun 2016 sudah mengalami
polyneuropathy (Zafar et al, 2013). Kasus kelumpuhan kedua kaki diikuti
264
Guillain Barre Syndrome pada Kehamilan
Hermin Sabaruddin, Pribakti Budinurdjaja, Fakhrurrazy
kelumpuhan kedua tangan. Hal ini sesuai ISPA. Hal ini sesuai teori etiologi dari GBS
dengan dengan gejala klinis dari GBS yaitu yaitu infeksi yang menyerang fungsi
memiliki gejala kelumpuhan pada kedua sensorik sampai saraf otonom sehingga
ekstremitas bawah bilateral berupa GBS disebut sebagai polyneuropathy
hypo/areflexia. Hal ini sesuai dengan autoimmune. Dua per tiga kasus GBS
kriteria diagnosis GBS dari ASBURY yaitu didahului oleh gejala infeksi bakteri seperti
terdapat progresifitas kelemahan pada Campylobacter jejuni, Mycoplasma
lengan dan kaki, arreflexia/hypoeflexia. pneumonia, infeksi virus seperti
Gejala yang mendukung diagnosis yaitu Cytomegalovirus, Epstein-Barr virus dan
progresifitas penyakit berlangsung cepat Zika (Torricelli, 2017; Fokke et al, 2014).
sampai 4 minggu, relatif simetris, gangguan Dari riwayat penyakit sebelumnya
sensibilitas ringan, gangguan saraf kranial ± saat hamil anak pertama pasien dirawat di
50% terjadi parese N VII dan sering ICU dengan menggunakan alat bantu nafas
bilateral, pemulihan dimulai 2-4 minggu yang besar kemungkinan disebabkan
setelah progresifitas berhenti, disfungsi adanya paralysis otot pernafasan. Hal ini
autonomik, tidak ada demam saat onset sesuai bahwa pasien GBS hampir 70 %
gejala neurologis, tipikal CSF terdapat gangguan sistem saraf otonom
(albuminocytologic dissociation), hasil EMG (aritmia jantung, dan peningkatan tekanan
(terdapat proses demyelinating pada saraf darah bahkan pada sebagian kasus sampai
perifer) (Ropper et al, 2009). Dari status terjadinya krisis hipertensi). Lumbal pungsi
umum pasien dalam keadaan compos untuk melihat disosiasi sito protein (tidak
mentis, E4V5M6, pada pemeriksaan dilakukan) pada kasus ini padahal dari
neurologis pada ekstremitas motorik beberapa teori mengenai GBS menyatakan
ditemukan ekstremitas atas 5ǁ5, bahwa pemeriksaan penunjang cairan
ektremitas bawah 2ǁ2, pada reflex serebrospinal (CSS) dapat mendukung
fisiologis ektremitas atas +1 ǁ+1 dan diagnosis bila ditemukan terdapat protein.
ektremitas bawah +2ǁ+2, keempat Pada LP protein meningkat setelah gejala 1
ektremitas atrofi, dan tidak ditemukan minggu atau terjadi peningkatan pada LP
reflex patologis pada keempat ektremitas. serial yaitu Jumlah sel CSS < 10 MN/mm3
Dari anamnesis pasien mengaku saat hamil atau tidak ada peningkatan protein CSS
anak pertama tahun 2016 pada umur setelah 1 minggu gejala dengan jumlah sel
kehamilan 6 bulan pasien mengeluh CSS: 11-50 MN/mm (Torricelli, 2017; Fokke
demam, batuk, pilek dan pasien didiagnosis et al, 2014).
265
ISSN 1978-2071 (Print); ISSN 2580-5967 (Online)
Jurnal Ilmiah Kedokteran Wijaya Kusuma 9(2) : 256-267, September 2020
266
Guillain Barre Syndrome pada Kehamilan
Hermin Sabaruddin, Pribakti Budinurdjaja, Fakhrurrazy
Kelainan Neurologik pada Zafar MS, Naqash MM, Bhat TA, Malik GM,
Hiraga A, Mori M, Ogawara K, Kojima S, Family Med Prim Care. 2(1): 90-
267