Anda di halaman 1dari 9

1.

Puisi

Adakah kau tau ??

Untuk mu yang kusebut dalam doaku…

Yang begitu kuharap

Yang sangat ku inginkan menjadi imamku

Adakah kau tau ?

Rabb-Ku telah memautkan hatiku padamu

Ketika cinta diamku

Ketika rasaku hanya bisa

Kuceritakan kepada Sang Pemilik Hati..

Adakah kau tau?

Ada rasa rindu

Yang tak bisa ku ungkapkan dengan kata

Dan hanya bisa ku ekspresikan dalam diamku

Biarkan aku mencintaimu dalam diam

Dan mengungkapkan segalanya

Dengan isyarat yang tak pernah Tertangkap oleh indra...

Adakah kau tau ?

Kurasakan kesungguhan hatiku


Padamu..

Karena hatiku tau

Kau adalah pelengkapku

Yang diberikan Rabb-Ku

Padaku..

Wahai kamu ..

Yang kusebut dalam sholat malam dan zhikir panjangku

Diam …

Menjadi caraku untuk mencintaimu

Segala rasaku kutitipkan

Pada Rabb-Ku

Karena Dia yang maha menjaga hati

dan penenang hati yang tersakiti

2. cerpen
Cinta dalam diam

Malam begitu sunyi dan rintik hujan jatuh ke bumi dengan membentuk suara yang

menenangkan. Hari ini ada sebuah hal yang membuatku sakit hati. Iya ! kejadian tadi siang

yang membekas diingatanku ketika seorang Rio menyatakan perasaan sukanya kepada Rina

sahabatku sendiri. Mengingat hal itu membuat hatiku sangat sakit dan melelehkan butiran-

butiran air mata yang menjatuhi pipiku. Mengingat dan mengingat lagi tentang semuanya

semakin membuat luka dihatiku.

Perasaan suka yang kupendam sejak 3 tahun lalu dan tidak pernah ku ungkapkan

dengan kata . perasaan berharap yang bgitu tinggi, perasaan tulus menyayangi semuanya

hancur tiba-tiba.

Mungkin salahku karena tidak pernah mengungkapkan segala rasa yang kupunya.

Ada rasa malu dihatiku untuk menyatakannya dan hanya berani mengungkapkan segalanya

dengan isyarat yang bahkan tidak pernah tertangkap oleh indra. Sekarang ketika rasa itu

bertepuk sebelah tangan entah sehancur apa perasaan yang kumiliki. Ada sesak yang

menumpuk dihatiku.

Hujan semakin deras seakan mengerti perasaan sakit yang kumiliki. “oh Tuhaaannn”

aku berteriak memecah kesunyian malam ini dan setelah sekian lama akhirnya mataku

terpejam dengan butiran-butiran air yang masih membasahi pipiku.

**
Sang surya telah menampakkan dirinya dengan malu-malu dan kembali menapaki

sejuknya pagi. Rasa sedih dan malas untuk menampakan wajahku disekolah. Aku takut

semuanya menjadi semakin sakit ketika melihat mereka berdua . Ya! Rina dan Rio.

Dengan perasaan malas aku mandi dan bersiap-siap, lalu turun untuk makan karena

dari tadi mama berteriak memanggilku makan dari lantai satu rumahku.

“pagi sayang” sapa mama kepadaku, “iya ma” jawabku tanpa sedikitpun melihat kearah

mama, aku takut mama masih melihat sebuah kesedihan diwajahku. “ada apa sayang kok

tunduk begitu mukanya, kusut lagi” Tanya mama kepadaku.

Yah begitulah seorang mama pasti selalu tahu apa yang dirasakan putrinya seperti

apapun kita berusaha menutupinya. Apalagi aku adalah tipe gadis yang tetap tersenyum

apapun keadaannya tapi sangat berbeda dengan hal ini, ini benar-benar tidak bisa membuatku

tersenyum sedikitpun. “tidak apa-apa mamaku sayang” jawabku singkat dan mencoba

membuat simpul senyuman kecil untuk mamaku dan berharap tidak ada lagi pertanyaan-

pertanyaan setelah ini yang bisa menguak habis suasana hatiku sekarang.

Setelah selesai makan akupun berangkat terbopoh menuju ke sekolah.

**

Sampai disekolah aku langsung menyandarkan wajahku ke atas meja dan

memejamkan mataku. “Hai ita kok lemes gitu” sapa rina sahabatku, aku tidak menjawabnya

dan seolah-olah tidak mendengar perkataan rina. Entah mengapa rasa sakit hatiku membuatku

tidak ingin menatap wajah rina sahabatku.


“hallooooooo,, ita isyani kok lemes gituuuuuuuu” suara ita dengan keras berteriak

ditelingaku seakan menembus jauh kedalam gendang telingaku. “iya rina, aku lagi tidak enak

badan nih” jawabku berbohong pada rina tentang perasaan sedih yang ku pendam jauh

dilubuk hatiku.

“ya ampun ita ko bisa sakit ? kalau begitu jangan banyak gerak, ingat makan dan

jangan lupa minum obat dan tenang saja aku selalu dekat kamu dan nemenin kamu itaku

sayang, hahahah” celoteh rina yang panjang tapi menunjukkan betapa perhatiannya dia

padaku. Oh Tuhan entah mengapa aku ini. Rina sahabatku sejak kecil yang seharusnya lebih

berharga dari seorang rio yang kucintai diam-diam selama 3 tahun ini. Apakah aku egois?

Apakah aku sejahat itu ? entahlah semuanya membuatku semakin sakit.

1 jam duduk dikelas ternyata ada info bahwa guru bahasa Indonesia tidak masuk

karena ada rapat dadakan yang harus dihadiri jadi beliau tidak sempat memberi kami tugas.

Di jam pelajaran kosong ini digunakan anak-anak untuk melakukan banyak hal. Ada yang

belajar serius, ada yang sekedar bercanda dan ada yang bermain-main seperti anak kecil.

aku dan rina hanya bercerita tentang banyak hal yang terjadi tapi rina tidak pernah

menyinggung tentang rio sampai rio benar-benar datang bersama andi. Andi adalah sahabat

rio sejak dulu dan tidak pernah terpisah seperti aku dan rina, ada perasaan senang yang

kurasakan kala itu tapi ada pula perasaan sedih karena aku menduga rio datang hanya ingin

menemui rina sahabatku.

“hai kalian berdua” sapa rio dan andi dengan senyum indah. Aku hanya berfokus pada

senyum Rio. Jujur senyuman rio itulah yang pertama kali membuatku jatuh hati padanya.

Senyuman yang tidak akan pernah kumiliki dan hanya bisa ku pandangi, senyuman yang

mungkin kini telah menjadi milik sahabatku. Mengapa aku bilang ‘mungkin’ karena aku juga
belum tahu tentang kelanjutan hubungan mereka, aku sangat takut menanyakannya karena

aku tahu itu akan sangat sakit untukku.

“hai juga” sapa rina kembali sedangkan aku hanya tersenyum. “ita apa kau sakit?”

Tanya rio sambil memegang dahiku mengecek apakah ada yang salah dariku. “Oh Rio aku

sakit hati dengan mu yang menyatakan perasaanmu pada rina dan tidak melihat kearahku,

akulah yang benar-benar mencintaimu Rioooo” jawabku dalam hati. aku tidak bisa

mengeluarkan jawaban seperti itu karena aku takut. Aku sangat takut menyatakan semuanya.

Akhirnya aku hanya bisa berkata “aku tidak apa-apa rio Cuma ngak enak badan aja” . “ya

sudah kamu istirahat yang banyak yah ita jangan banyak main. Hehehehe” kata rio sambil

mengelus kepalaku. Oh tidak, betapa perhatiannya rio . seandainya saja rio mengerti. “siap

bos” jawabku singkat sambil tersenyum. “makan yuk, mumpung guru lagi tidak masuk hari

ini” ajak andi pada kami berdua. “memangnya guru lagi tidak masuk seharian Andi” Tanya

rina yang melebarkan senyumnya, “iyalah, emangnya kamu tidak tahu kalau hari ini sebagian

besar guru pergi rapat di kecamatan seharian . Cuma ada guru BK dan TU disekolah” andi

menjelaskan kepada rina. “ya ampun aku baru tahu loh, hehehehe kudet (kurang apdet) aku”

kata rina sambil tertawa. “eh sudah sudah.. ayok makan. Lapar nihh” kata rio yang terlihat

memegang perutnya dan memelas kelaparan. “berangkatttttt” jawab rina dengan penuh

semangat, memang temanku yang satu ini kalo masalah makan pasti sangat semangat sekali.

“emm aku tidak ikut sama kalian yah. Soalnya aku malas kemana-mana nih” kataku

kepada mereka. Aku sebenarnya sangat ingin makan bersama mereka terutama ada rio disitu.

Tapi jika memikirkan tentang hati ku, aku jadi enggan melakukan itu, aku takut akan ada

sakit dan sakit lagi jika melihat mereka bersama..


Setelah aku berkata bahwa aku tidak ingin ikut mereka, mereka malah saling tatap dan

melihat satu sama lain sambil tersenyum. Aku bingung entah apa yang ada dalam fikiran

mereka.

“ayokkkkk bawaa ita” mereka serempak menarik tanganku sambil tertawa dan membawaku

menuju kantin sekolah. “uh dasar kalian resek” kataku sambil pura-pura ngambek sama

mereka. Mereka malah mengejekku dan terus tertawa. oh bahagianya punya kalian.

Seandainya perasaan ini tidak pernah ada maka hanya bahagia yang ada untuk kalian. Tidak

akan ada lagi sakit dan rasa kecewa yang kupendam sendirian seperti ini.

Sampainya di kantin kami memesan makanan masing-masing, mengobrol seperti

biasa dan saling mengejek seperti yang kami lakukan biasanya. Aku tidak banyak bicara

seperti biasanya. Hari ini aku bukan lagi ita yang ceria seperti biasanya. Ada perasaan heran

pastinya dari mereka tapi tidak satupun dari mereka yang bertanya tentang suasana hatiku,

mereka hanya terus berusaha menghiburku..

“oh iya ta hari ini aku pengen nginap dirumahmu yah, udah lama nih kita ngak tidur

bareng, aku juga kangen sama ayam crispy buatan mamaku,, hum yammi” kata rina

kepadaku. Yah memang rina sudah seperti keluargaku sendiri , keluarga rina juga sangat

dekat dengan keluargaku. “huh dasar tukang makan tapi badan tidak besar-besar sampek

sekarang” ejek rio pada rina sambil mencubit hidungnya. Aku berusaha tegar melihat tingkah

rio dan rina yang sangat tidak biasa menurutku.. “iya rin, memangnya pernah aku larang

kamu nginap dirumahku, nanti aku suruh mama buat bikini ayam crispy lagi. Okee” jawabku

sambil mengangkat ibu jariku. “oke” kata rina membalasku dengan mengangkat ibu jarinya.

**
Ketika sore tiba rina pun telah sampai dirumahku, aku ajak rina makan dan naik

kekamarku. Kami bercerita, melihat foto kecil kami dan tidak lupa kami berselfi seperti anak

muda yang lain untuk mengabadikan momen kebersamaan kami.

Sampai pada pukul 09.00 kami naik di atas ranjang dan bercerita sebelum kami tidur.

Rina memulai pembicaraan kami “eh ta rio ganteng tidak menurut kamu”

Hatiku sangat sakit saat rina bertanya soal itu kepadaku. Aku yakin pasti rina telah menerima

rio sebagai kekasihnya. “iya ganteng kok” jawabku singkat. Setelah itu aku memberanikan

diri untuk bertanya apa hubungan mereka selanjutnya. “jadi apakah kalian sudah resmi

pacaran nih” tanyaku agak takut kepada rina. Aku tahu mendengar jawaban iya dari rina pasti

akan semakin membuatku sakit dan hancur..

“hahahahahaha apa ! pacaran, kenapa kami harus pacaran?” jawab rina yang

membuatku sangat kebingungan. Apa maksud dari kata-kata rina aku tidak mengerti . “loh

kemarin aku dengar kamu ditembak oleh rio kan? Kemarin aku dengar rio bilang suka”

tanyaku ragu-ragu.. “hahahahahahahahhahaha” ketawa rina makin keras dan membuatku

semakin tidak paham apa yang sebenarnya terjadi.

“aduh ita’ sayang.. rio itu tidak nembak aku. memangsih dia bilang suka tapi sukanya

bukan sama aku ita makanya kalo dengar jangan setengah-setengah lagian aku juga tau kok

kamu sayang banget sama rio meskipun kamu tidak pernah bilang ke aku tetap aja aku tahu

karena kita kan sahabat dari kecil, aku tahu banget tentang kamu” jelas rina kepadaku. Tapi

aku tetap penasaran kenapa rio bilang suka. “lalu kenapa bilang sukanya didepanmu” tanyaku

kembali. “ini nih yang aku mau bilang kekamu. rio itu suka sama kamu terus suruh aku buat

cari tahu perasaan kamu ke dia . tapi tanpa harus cari tahu kayaknya aku sudah tahu deh

jawabannya..” lirik rina kepadaku..


entah apa yang harus ku katakan seketika perasaan sedih yang aku punya berubah

menjadi perasaan yang sangat bahagia. Dugaan ku ternyata semua salah, aku menangis

bahagia dan memeluk rina sahabatku sambil berkata “rina aku sayang kamu dan rio” .. untuk

pertama kalinya aku berani mengatakan perasaan suka ku pada rio dengan seseorang yakni

sahabatku rina. Rina hanya tersenyum dan terus memelukku. Aku bahagia dengan rina malam

ini.

TAMAT

Anda mungkin juga menyukai