Anda di halaman 1dari 3

Tugas analisis

Penerapan Model Sinektik dengan Editor Video Filmora Go pada topik Setting Gerakan Sosial
pada Mata Kuliah Sejarah Sosial Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas
Tadulako

Di susun oleh

Nama : Fahrul ahdin

Stambuk : A31119035

Kelas : A
Sejarah sosial adalah kajian sejarah yang memusatkan perhatian kepada masyarakat bawah,
atau wong cilik, atau segmen lain dalam masyarakat yang terabaikan, terasingkan, atau
termarjinalisasikan, merupakan aktor sejarah yang peran mereka dibahas dalam kajian ini. Berlainan
dengan umumnya kajian sejarah (politik) yang memusatkan perhatian kepada tokoh-tokoh besar dalam
studinya.

Karena sejarah sosial merupakan kajian kemasyarakatan, maka metode analisisnya memakai
pendekatan multidisipliner, yakni pembahasan sejarah dengan dibantu ilmu sosial lain seperti Sosiologi,
Antropologi, Ekonomi, Politik, Hukum, Psikologi, dlsb. Ditinjau dari beberapa karakteristiknya, sejarah
sosial semakin jelas posisinya di bawah payung aliran filsafah postmodernisme, yang memberikan ruang
untuk mempelajari permasalahan yang terbatas, kecil/mikro, lokal, dan kondisional. Postmo juga
memperhatikan mereka/golongan masyarakat yang terasingkan, teralienasikan, seperti kaum
perempuan (kajian gender), perbedaan warna kulit, kajian etnik, kecenderungan seksual.

Tujuan tak lain ialah memperoleh gambaran terkait intelektual dan mengetahui respon manusia
terhadap problema tanggung jawab dalam area publik yang nantinya melahirkan penemuan penemuan
baru.

Menurut saya bahwa bahwa Sinektik juga dapat diterapkan pada semua bidang kurikulum Prosedur-
prosedur ini dapat dihubungkan dengan diskusi guru bersama peserta didik dalam kelas dan pada
materi-materi yang dibuat guru untuk peserta didik. Hasil aktivitas sinektik tidak harus selalu ditulis.
Hasil itu juga dapat dilisankan atau hasil tersebut dapat berbentuk aktivitas-aktivitas bemmain peran
Misalnya, ketika menggunakan sinektik untuk melihat masalah-masalah sosial atau perilaku, ingin
memberitahukan perilaku situasional sebelum dan sesudah aktivitas sinektik, serta menganmati
penubahan-perubahan. Hal ini menarik dilakukan untuk memilih gaya-gaya ekspresif yang berbeda
dengan topik awal, seperti meminta peserta didik melukis gambar tetang kerugian atau diskriminasi.
Konsepnya abstrak, tetapi gaya ekspresinya harus konkret.

Menurut saya bahwa Sinektik adalah model pembelajaran yang mempertemukan berbagai macam
unsur dengan menggunakan kiasan untuk memperoleh satu pandangan baru. Model pembelajaran
sinektik merupakan model pembelajaran yang baik untuk mengembangkan kemampuan kreatif siswa
Model pembelajaran ini menekankan keaktifan, kreativitas, dan memerlukan keterlibatan emosional
subjek didik dalam mengarahkan dan melakukan kegiatan kreatifitas. Sehingga model pembelajaran
sinektik merupakan pendekatan pembelajaran dengan penggabungan unsur-unsur atau gagasan-
gagasan yang berbeda-beda yang tampaknya tidak relevan untuk peningkatan kemampuan pemecahan
masalah, ekspresi kreatif, empati dan wawasan dalam hubungan sosial. Model ini menuntut keaktifan
dan Keterlibatan peserta didik ke dalam karya sastra baik secara individu maupun kelompok.

Menurut saya bahwa selama ini, memang model pembelajaran IPS yang diimplementasikan oleh guru
masih terlalu konvensional sehingga siswa sulit memperoleh pelayanan pembelajaran yang optimal.
Pembelajaran konvensional kurang mengakomodasi variasi dan perbedaan kemampuan serta kreativitas
siswa sehingga sulit mendeteksi tercapainya tujuan-tujuan spesifik pembelajaran terutama bagi siswa
yang berkemampuan rendah. Model pembelajaran IPS saat ini juga lebih menekankan pada aspek
kebutuhan formal dibanding kebutuhan ril siswa sehingga proses pembelajaran terkesan sebagai
kegiatan administratif dan belum mengembangkan potensi berpikir siswa secara optimal.

Anda mungkin juga menyukai