Anda di halaman 1dari 49

ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN

PADA NY. H G3P2A0H2 UK 24 MINGGU DENGAN KONSTIPASI


DI KLINIK TAMAN SARI 2 KOTA PEKANBARU 2021

Oleh :

TIA TAHNIA
P031915401035

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN RIAU
2021/2022
LEMBAR PERSETUJUAN

Judul Laporan Kasus : Asuhan Kebidanan Kehamilan Pada Ny.H Dengan Keluhan

Konstipasi pada Trimester ke 2

Nama Mahasiswa : Tia Tahnia

NIM : P031915401035

Laporan Kasus ini telah disetujui, diperiksa dan sudah dipertahankan dihadapan

Dosen Pembimbing Lapangan Seminar Kasus Program Studi DIII Kebidanan

Poltekkes Kemenkes Riau.

Pembimbing Lapangan Pembimbing Lapangan

Rully Hevrialni, SST, M. Keb Septi Indah Permatasari, SST, M. Keb

CI Klinik Taman Sari 2

Irda Mayasari, Amd, Keb

ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUUJAN.....................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................ii
KATA PENGANTAR.............................................................................................iii
DAFTAR ISI............................................................................................................vi
DAFTAR TABEL......................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan masalah...........................................................................................3
C. Tujuan............................................................................................................3
D. Waktu dan tempat pengambilan kasus..........................................................4
E. Gambaran kasus……………………………………………………………..5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kehamilan......................................................................................................6
1. Pengertian kehamilan......................................................................6
2. Perubahan fisiologis kehamilan trimester 2....................................6
3. Perubahan psikologi pada kehamilan trimester 2............................9
4. Berat badan dan indeks masa tubuh..............................................10
5. Tanda bahaya kehamilan..............................................................12
B. Antenatal Care (ANC)...................................................................................14
1. Tujuan ANC..................................................................................14
2. Kebijakan program asuhan ANC..................................................14
3. Indikator kunjungan ANC.............................................................15
4. Standar asuhan pelayanan ANC....................................................16
C. Konsep dasar konstipasi……………………………………………….……21
1. Pengertian konstipasi……………………………………….…….22
2. Sebab dan akibat konstipasi………………………………….…..23
3. Dampak konstipasi…………………………………………….…23
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi konstipasi……………………24
5. Penatalaksanaan konstipasi………………………………………25
BAB III PENDOKUMENTASIAN KASUS…………………………………….32
BAB IV PEMBAHASAN…………………………………………….……..39
BAB V PENUTUP
A. Penutup.........................................................................................................40
B. Saran ………………………………………………………………………..41

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................42

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Rekomendasi Penambahan Berat Badan Selama Kehamilan................11


Tabel 2.2 Ukuran TFU menggunakan perjarian....................................17

Tabel 2.3 Ukuran TFU menggunakan Metline......................................18

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat-Nya sehingga dapat
terselesaikan laporan tugas akhir yang berjudul “Asuhan Kebidanan pada Ny. H
G3P2A0H2 dengan Konstipasi”.

Dalam hal ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak,
karena itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak terimakasih
kepada:

1. Bapak H. Husnan, S.Kp, MKM selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Riau.


2. Ibu Irda Mayasari, A.Md.Keb selaku pimpinan lahan praktik yang telah
memfasilitasi, membimbing, serta mendampingi penulis selama melakukan
Asuhan Kebidanan Kehamilan di Klinik Taman Sari 2 Pekanbaru.
3. Ibu Hj. Juraida Roito Hrp, SKM, M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Riau
4. Ibu Ani Laila, S.ST, M. Biomed selaku Ketua Prodi DIII Kebidanan Poltekkes
Kemenkes Riau
5. Ibu Septi Indah Permatasari, SST, M.Keb selaku pembimbing yang telah
memotivasi, meluangkan waktunya serta memberikan bimbingan dan
pengarahan dengan sabar sehingga Laporan ini dapat terselesaikan oleh penulis.
6. Ibu Rully Hevrialni, M.Keb selaku pembimbing yang telah memotivasi,
meluangkan waktunya serta memberikan bimbingan dan pengarahan dengan
sabar sehingga Laporan ini dapat terselesaikan oleh penulis.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh
dari kesempurnaan, untuk itu pada kesempatan ini penulis mengharapkan masukan
dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan studi kasus ini.

Akhir kata penulis berharap semoga laporan studi kasus ini dapat bermanfaat bagi
pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya.

Pekanbaru, Februari 2021

Penulis

v
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Kehamilan adalah fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan di

lanjutkan dengan proses nidasi atau implantasi. Bila dihitung dimulai pada saat

fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40

minggu atau 10 bulan. (Prawirohardjo, 2018). Pada saat kehamilan mempunyai efek

pada metabolisme, karena itu wanita yang sedang hamil perlu mendapatkan makanan

yang bergizi dan dalam keadaan yang sehat. Kehamilan akan menyebabkan

meningkatnya kebutuhan energi dan zat gizi lainnya sebagai pertumbuhan dan

perkembangan janin. Oleh karena itu, jika seorang wanita kekurangan gizi pada saat

hamil akan mempengaruhi perkembangan janin sehingga janin tidak dapat

berkembang dengan baik. (Rismalinda, 2015).

Gizi pada wanita hamil haruslah seimbang bila tidak ibu akan mengalami

beberapa penyakit yang sering di alami pada wanita hamil seperti Anemia,

Hipertensi, hipotensi, diabetes militus bila tidak di cegah mulai dari kehamilan

efeknya akan beresiko pada saat persalinan yang akan menyebabkan angka kematian

ibu dan bayi menjadi meningkat. (Rismalinda, 2015). Menurut definisi WHO (world

Health Organizatiom) kematian maternal ialah kematian seorang wanita hamil atau

dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebeb apapun, terlepas dari

tuanya kehamilan dan tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri kehamilan. Angka

1
kematian maternal adalah angka jumlah kematian maternal di perhitungkan

terhadap1.000 atau 100.000 kelahiran hidup (Prawirohardjo, 2012).

Keberhasilan dalam meningkatkan kesehatan ibu salah satunya adalah

menurunkan angka kematian ibu (AKI). AKI adalah jumlah kematian ibu selama

masa kehamilan, persalinan, dan nifas yang di sebabkan oleh kehamilan, persalinan,

dan nifas taupun pengelolaan, bukan karena sebab- sebab lain seperti kecelakan di

setiap 100.000 kelahiran hidup (Profil Kesehatan Indonesi, 2017). Menurut Survei

Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017, angka kematian ibu (AKI)

mengalami penurunan dari 359 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2012, dan

309 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015. Sedangkan Angka Kematian

Bayi (AKB) hasil SDKI 2017 menunjukan penurunan yaitu 32 per 1.000 kelahiran

hidup menjadi 24 per 1.000 kelahiran hidup, yang artinya sidah mencapai target

MDGs 2015 sebesar 23 per 1.000 per 1.000 kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2017).

Sedangkan target SDGs pada 2030 mengurangi anhka kematian ibu sehingga di

bawah 70 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI, 2017 dan Profil Kesehatan Indonesia,

2016).

Menurut data profil kesehatan Provinsi Riau tahun 2019 jumlah kematian ibu

tahun 2019 meningkat dari tahun sebelumnya yakni sebanyak 125 kematian ibu,

dengan rincian kematian ibu hamil sebanyak 31. (Profil Kesehatan Provinsi Riau

2019). Pada proses kehamilan ibu sering mengalami keluhan dan masalah salah

satunya adalah konstipasi atau sembelit. Secara global pada tahun 2015 di

2
perkirakan 11-38% wanita hamil trimester II mengalami konstipasi. Di Indonesia

lebih dari 2,5 juta penduduk mempunyai keluhan sering konstipasi, sehingga

prevelensinya mencapai 2% penderita berkunjung ke dokter setiap tahunnya. Kasus

konstipasi yang di derita ibu hamil sekitar 4-30% ternyata wanita hamil mengeluh

kesulitan buang air besar.

Pada studi pendahuluan yang dilakukan penulis di Klinik Taman Sari 2,

ditemukan data kunjungan ANC (AntenatalCare) selama 28 hari terakhir di

temukan dan terdapat 2 dari 10 ibu hamil trimester 2 yang menderita konstipasi

salah satunya Ny “H” yang mengalami konstipasi.

Berdasarkan studi pendahuluan di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan

kehamilan pada Ny “H” ibu hamil dengan konstipasi di Klinik Taman Sari 2.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang ingin dijawab

pada penelitian ini adalah “Bagaimana asuhan pada ibu hamil dengan menggunakan

pendekatan menejmen kebidanan pada Ny. H ibu hamil dengan konstipasi di Klinik

Taman Sari 2?”.

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk melaksanakan asuham kehamilan dalam kebidanan pada ibu hamil,

dengan menejmen 7 langkah verney dan soap pada Ny. H di Klinik Taman

Sari 2.

3
2. Tujuan Khusus

a. Mahasiswa mampu mengumpulkan data subjektif melalui anemnesa pada

Ny. H di Klinik Taman Sari 2 tahun 2021

b. Mahasiswa mampu mengumpulkan data objektif melalui pemeriksaan fisik

dan penunjang pada Ny. H dengan melakukan pendokumentasian soap di

Klinik Taman Sari 2.

c. Mahasiswa mampu menegakkan analisis data berdasarkan data subjektif

dan objektif pada Ny. H

d. Mahsiswa mampu melakukan penatalaksanaan kasus pada Ny. H di Klinik

Taman Sari 2.

e. Mahasiswa mampu melakukan pendokumentasian SOAP yang didapat

dari data subejektif, objektif, analisis dan penatalaksanaan kasus pada Ny.

H di Klinik Taman Sari 2.

D. Waktu dan Tempat Pengambilan Kasus

a. Waktu pengambilan kasus

Pengabilan kasus pada hari senin, 18 Januari 2021Tempat

pengambilan kasus

b. Tempat pengambilan kasus

Dilakukan di Klinik Taman Sari 2 yaitu bertempat di Jalan Harapan

Raya, Tenayan Raya, Pekanbaru

4
E. Gambaran Kasus

Penulis melakukan pengkajian pada tanggal 18 Januari di Klinik Taman Sari 2

pada Ny.H berusia 29 tahun, beragama islam, pendidikan terakhir S1, pekerjaan

ibu sebagai ibu rumah tangga. Menikah dengan Tn. H, usia 29 tahun, agama

islam, pendidikan terakhir S1, bekerja sebagai wiraswasta. Ibu menegeluh susah

buang air besar sejak seminggu yang lalu. Bila dihitung dari hari pertama haid

terakhir, usia kehamilan ibu adalah dan ibu mengatakan hamil anak ke-3.

Kemudian penulis melakukan asuhan kepada Ny. H seseuai dengan keluhan


ibu yaitu konstipasi sejak 7 hari yang lalu.

5
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Kehamilan TM II

1. Pengertian Kehamilan.

Kehamilan di definisikan sebagai fertilitas atau penyatuan dari spermatozoa dan

ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila di hitung saat fertilisasi

sehingga lahirnya bayi kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau

10 bulan. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, dimana trimester kesatu berlangsung

dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu(minggu ke 13 hingga ke 27) dan trimester

ketiga 13 minggu(minggu ke 28 hingga ke 40)

2. Perubahan fisiologis pada ibu hamil

a. Uterus

Selama kehaxxmilan uterus akan beradaptasi untuk menerima dan

melindungi hasil konsepsi (janin, plasenta, amnion) sampai persalinan. Uterus

mempunyai kemampuan yang luar biasa untuk bertambah besar dengan cepat selama

kehamilan dan pulih kembali seperti keadaan semula dalam beberapa minggu setelah

persalinan.

b. Vulva dan vagina

Karna hormone estrogen dan progesteron terus meningkat dan terjadi

hipervaskularisasi mengakibatkan pembulu darah alat genetalia membesar.Hal ini

dapat di mengerti karna oksigenisasi dan nutrisi pada alat-alat genetalia tersebut

meningkat. Peningkatan vaskularisasi vagina dan visera panggul lain menyebabkan

6
peningkatan sensitivitas yang menyolok. Peningkatan sensitivitas dapat

meningkatkan keinginan dan bangkitan seksual, khususnya trimester kedua

kehamilan.Peningkatan kongesti di tambah relaksasi dinding pambulu darah dan

uteus yang berat dapat menyebabkan timbulnya edema dan varises vulva.Edema dan

varises biasanya membaik selama priode pasca partum.

c. Ovarium

Pada usia kehamilan 16 minggu, plasenta mulai terbentuk dan mengantikan

fungsi lorpus luteum graviditatum .

d. Serviks Uteri

Konsistensi servik menjadi lunak dan kelenjar-kelenjar di serviks akan

berfungsi lebih dan akan mengeluarkan sekresilebih banyak

e. Payudara / mammae

Pada kehamilan 12 minggu ke atas dari putting susu dapat keluar cairan

berwarna putih agak jernih disebut colostrum. Colostrum ini berasal dari asinus yang

mulai bersekresi.Selain trimester kedua dan ketiga, pertumbuhan kelenjar mammae

membuat ukuran payudara meningkat secara progresif.Kadar hormon nluteal dan

plasenta pada masa hamil meningkat proliferrasi ductus laktiferus dan jaringan

lobules alveolar sehingga pada palpasi payudara teraba penyerapan nodul

kasar.Peningkatan jaringan glandular mengantikan jaringan ikat, akibaynya jaringan

menjadilebih lunak dan lebih jarang.Peregangan ligamentum cooper suspensorium

fibrosa berlebihan yang menompang payudara dapat dicegah dengan mengenakan bra

maternitas berukuran sesuai.

7
Walaupun perkembangan kelenjar mammae secara fungsional lengkap pada

pertengahan masa hamil, tetapi laktasi terlambat sampai kadar estrogen meburun,

yakni setelah janin dan plasenta lahir.

d. Sistem pencernaan

Biasanya terjadi konstipasi karna pengaruh hormon progesteron yang

meningkat.Selain itu perut berkembung juga terjadi karna adanya tekanan uterus

yang membesar dalam rongga perut mendesak organ- organ dalam perut khususnya

saluran pencernaan, usus besar, ke arah atas dan lateral.Wasir (hemorrhoid) cukup

sering pada kehamilan sebagian besar akibat konstipasi dan naiknya tekanan vena-

vena di bawah uterus termasuk vena hemorrhoid.Panas perut (heart burn) terjadi

karna terjadinya aliran balik asam gastric ke dalam esophagus bagian bawah.

e. Sistem respirasi

Karna adanya penurunan tekanan CO2 seorang wanita hamil sering

mengekuhkan sesak nafas sehingga meningkatkan usaha bernafas.

f. Sistem kardiovaskuler

Pada usia kehamilan 16 minggu, mulai jelas kelihatan terjadi proses

hemodulusi. Setelah 24 minggu tekanan darah sedikit demi sedikit naik kembali pada

tekanan darah sebelum aterem.

g. Sistem traktus urinarius

Kandung kencing tertekan oleh uterus yang membesar mulai berkurang, pada

trimester kedua, kandung kemih tertarik keatas dan keluar dari panggul kea rah

abdomen.

h. Sistem muskulo skeletal

8
Selama trimester kedua mobilitas persendian akan berkurang terutama pada

daerah siku dan pergelangan tangan dan meningkatnya retensi cairan pada jaringan

konektif/jaringan yang berhubungan di sekitarnya.

i. Sistem integument

Akibat peningkatan kadar hormon estrogen dan progesteron, kadar MSH pun

meningkat.

j. Sistem endokrin

Adanya peningkatan hormone estrogen dan progesteron serta terhambatnya

pembentukan FSH dan LH.

3. Perubahan Psikologi pada Ibu Trimester II

a. Ibu merasa sehat, tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormone yang

tinggi.

b. Ibu sudah bisa menerima kehamilannya.

c. Merasakan gerakan anak.

d. Merasa terlepas dari ketidaknyamanan dan kekhawatiran.

e. Merasa bahwa bayi sebagai individu yang merupakan bagian dari dirinya.

f. Hubungan social meningkat dengan wanita hamil lainnya atau pada orang

lain yang baru menjadi ibu.

g. Ketertarikan dan aktifitasnya terfokus pada kehamilan, kelahiran, dan

persiapan untuk peran baru

9
4. Berat Badan Dan Indeks Masa Tubuh

Pada trimester ke II seorang wanita hamil akan mengalami kenaikan berat

badan nyak dibandingkan pada saat trimester I, karena pada trimester II ini

pertumbuhan janin juga semakin besar. Berikut adalah beberapa hal yang yang

menjadi pertimbangan untuk menambah berat badan selama hamil :

a.Jika sebelum berat badan seorang wanita sudah normal, maka kenaikan

berat badan sebaiknya 9-12 kg.

b. Jika berat badan sebelum hamil berlebih sebaiknya penambahan

berat badan cukup 6-9 kg.

c.Jika berat badan sebelum hamil kurang, sebaiknya penambahan berat badan

12-12 kg.

d. Pada trimester 2 dan 3 pada wanita dengan gizi baik dianjurkan

menambabh berat badan perminggu sebanyak 0,4 kg, sementara pada

wanita dengan gizi kurang atau berlebih dianjurkan menambah berat badan

perminggu masing-masing sebanyak 0,5 dan 0,3 kg.

Penambahan berat badan selama kehamilan rata-rata mencapai 12,5 kg. Oleh

karena tubuh seorang wanita yang sedang hamil membutuhkan 70.000 – 80.000

kalori saat hamil.( Rismalinda, 2015). Berat badan ideal untuk ibu hamil sendiri

tergantung dari IMT (Indeks Masa Tubuh) ibu sebelum hamil. Indeks massa

tubuh (IMT) adalah hubungan antara tinggi badan dan berat badan. Ada rumus

tersendiri untuk menghitung IMT anda yakni (Prawihardjo, 2013). Perhitungan

10
berat badan berdasarkan indeks masa tubuh :

IMT =

𝐵𝐵²

𝑇𝐵
Keterangan :

IMT = indeks masa tubuh

BB = berat badan (kg)

TB= tinggi badan (m)

Tabel 2.1

Rekomendasi Penambahan Berat Badan Selama Kehamilan

Berdasarkan Indeks Masa Tubuh

Kategori IMT Rekomendasi

Rendah < 19,8 12,5 -18

Normal 19,8 – 26 11.5 – 16

Tinggi 26 – 29 7 – 11,5

Obesitas >29 ≥7

Gemeli 16 – 20,5

11
5. Tanda Bahaya Kehamilan

a. Perdarahan Pervaginam

Pendarahan lewat jalan lahir dapat berupa warna merah segar atau

kehitaman, banyak dan berulang, disertai atau tidak disertai nyeri perut. Perdarahan

ini bisa berarti plasenta previa (plasenta yang menutupi jalan lahir) atau solusio

plasenta (terlepasnya sebagian atau seluruh plasenta dari tempat perlekatannya pada

dinding rahim sebelum bayi lahir).

b. Sakit kepala yang hebat

Sakit kepala bisa terjadi selama kehamilan, dan sering kali merupakan

ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan. Sakit kepala yang menunjukkan

masalah masalah serius adalah sakit kepala yang hebat yang menetap, dan tidak

hilang setelah beristirahat. Kadang-kadang dengan sakit kepala yang hebat tersebut

ibu mungkin merasa penglihatannya menjadi kabur atau berbayang. Sakit kepala

yang hebat dalam kehamilan adalah gejala dari pre- eklampsi.

c. Penglihatan kabur

Oleh karena pengaruh hormonal, ketajaman penglihatan ibu dapat berubah

selama proses kehamilan. Masalah visual yang mengindikasikan keadaanyang

mengancam jiwa adalah perubahan visual yang mendadak, misalnya pandangan yang

kabur atau berbayang secara mendadak. Perubahan penglihatan ini mungkin disertai

dengan sakit kepala yang hebat dan mungkin merupakan gejala dari pre-eklampsi.

12
d. Bengkak di wajah dan jari-jari tangan

Hampir dari separuh ibu hamil akan mengalami bengkak yang normal pada

kaki yang biasanya muncul pada sore hari dan biasanya hilang setelah beristirahat

dengan meninggikan kaki. Bengkak bisa menunjukkan adanya masalah serius jika

muncul pada muka dan tangan, tidak hilang setelah beristirahat, dan disertai dengan

keluhan fisik yang lain. Hal ini dapat merupakan pertanda anemia, gagal jantung atau

pre- eklampsi.

f. Keluar cairan pervaginam

Harus dapat dibedakan antara urin dengan air ketuban. Jika keluarnya cairan

ibu tidak terasa, berbau amis, dan warna putih keruh, berarti yang keluar adalah air

ketuban. Jika kehamilan belum cukup bulan, hati-hati akan adanya persalinan

preterm dan komplikasi infeksi intrapartum.

g. Gerakan janin tidak terasa

Kesejahteraan janin dapat diketahui dari keaktifan gerakannya. Minimal

adalah 10 kali dalam 24 jam. Jika kurang dari itu, maka waspada akan adanya

gangguan janin dalam rahim, misanya asfiksia janin sampai kematian janin.

h. Nyeri perut yang hebat

Seharusnya harus dibedakan nyeri yang dirasakan adalah bukan his seperti

pada persalinan. Pada kehamilan lanjut, jika ibu merasakan nyeri yang hebat, tidak

berhenti setelah beristirahat, disertai dengan tanda-tanda syok yang membuat

keadaan umum ibu makin lama makin memburuk, dan disertai perdarahan yang tidak

sesuai dengan beratnya syok, maka kita harus waspada akan kemungkinan terjadinya

solusio plasenta.

13
B. Antenatal Care (Anc)

ANC adalah upaya preventif program pelayanan kesehatan obstetric

untuk optimalisasi luaran maternal dan neonatal melalui serangkaian kegiatan

pemantauan rutin selama kehamilan. (Prawirohardjo, 2010).

1. Tujuan ANC
a) Memonitor kemajuan kehamilan guna memastikan kesehatan ibu dan

perkembangan bayi yang normal

b) Mengenali secara diri penyimpangan dari normal dan memberikan

penatalaksaaan yang di perlukan

c) Membina hubungan saling percaya antara ibu dan bidan dalam rangka

mempersiapkan ibu dan keluarga secara fisik, emosional, dan logis untuk

menghadapi kelahiran serta serta kemungkinan adanya komplikasi.

(Rismalinda, 2015).

2. Kebijakan Program Asuhan ANC.

Menurut teori (Rismalinda,2015), ditinjau dari tuanya kehamilan,

kehamilan dibagi dalam 3 bagian, yaitu:

a. Kehamilan triwualan pertama (antara 0 – 14 minggu)

b. Kehamilan triwulan kedua (antara 14 – 28 minggu)

c. Kehamilan triwulan ketiga (antara 28 – 40 minggu)

14
3. Indikator kunjungan Antenatal Care (Depkes, 2014)

1) Kunjungan Pertama (K1).

K1 adalah kontak pertama ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang

mempunyai kompetensi, untuk mendapatkan pelayanan terpadu dan

komprehensif sesuai standar. Kontak pertama harus dilakukan sedini

mungkin pada trimester pertama, sebaiknya sebelum minggu ke 8.

2) Kunjungan ke-4 (K4).

K4 adalah ibu hamil dengan kontak 4 kali atau lebih dengan tenaga

kesehatan yang mempunyai kompetensi, untuk mendapatkan pelayanan

terpadu dan komprehensif sesuai standar (1-1-2).

Kontak 4 kali dilakukan sebagai berikut: minimal satu kali pada

trimester I(0-12 minggu), minimal satu kali pada trimester ke2(>12 - 24

minggu), dan minimal 2 kali pada trimester ke-3 (> 24 minggu sampai

dengan kelahiran). Kunjungan antenatal bisa lebih dari 4 kali sesuai

kebutuhan dan jika ada keluhan, penyakit atau gangguan kehamilan.

3) Penanganan Komplikasi (PK).

PK adalah penanganan komplikasi kebidanan, penyakit menular

maupun tidak menular serta masalah gizi yang terjadi pada waktu hamil,

bersalin dan nifas. Pelayanan diberikan oleh tenaga kesehatan yang

mempunyai kompetensi.

Komplikasi kebidanan, penyakit dan masalah gizi yang sering terjadi

adalah: perdarahan, preeklampsia/eklampsia, persalinanmacet, infeksi,

15
abortus, malaria, HIV/AIDS, sifilis, TB, hipertensi, diabetesmeliitus, anemia

gizi besi (AGB) dan kurang energi kronis (KEK).

4. Standar Asuhan Pelayanan Pemeriksaan Kehamilan / ANC.

Menurut Depkes RI (2014) Dalam melakukan pemeriksaan antenatal,

tenaga kesehatan harus memberikan pelayanan yang berkualitas sesuai

standar terdiri dari :

1) Timbang Berat Badan dan ukur tinggi badan.

Penimbangan berat badan pada setiap kali kunjungan antenatal

dilakukan untuk mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan janin.

Penambahan berat badan yang kurang dari 9 kilogram selama kehamilan

atau kurang dari 1 kilogram setiap bulannya menunjukkan adanya

gangguan pertumbuhan janin.

Pengukuran tinggi badan pada pertama kali kunjungan dilakukan

untuk menapis adanya faktor risiko pada ibu hamil. Tinggi badan ibu

hamil kurang dari 145 cm meningkatkan risiko untuk terjadinya CPD

(Cephalo Pelvic Disproportion).

2) . Ukur Tekanan Darah.

Pengukuran tekanan darah pada setiap kali kunjungan antenatal

dilakukan untuk mendeteksi adanya hipertensi (tekanan darah 140/90

mmHg pada kehamilan dan preeklampsia (hipertensi) disertai edema

wajah dan atau tungkai bawah dan atau proteinuria).

16
3) Ukut Tinggi Fundus Uteri.

Pengukuran tinggi fundus pada setiap kali kunjungan antenatal

dilakukan untuk mendeteksi pertumbuhan janin sesuai atau tidak sesuai

dengan umur kehamilan, kemungkinan ada gangguan pertumbuhan janin.

Standar pengukuran menggunakan pita ukur setelah kehamilan 24

minggu.

Tabel 2.2
Ukuran TFU menurut Penambahan Per Tiga Jari

Tinggi Fundus Uteri (TFU)


Usia Kehamilan
(Minggu)
12 3 jari diatas simfisis
16 Pertengahan pusat-simfisis
20 3 jari di bawah pusat
24 Setinggi pusat
28 3 jari diatas pusat
32 Pertengahan pusat-prosesus xiphoideus
(px)
36 1 jari dibawah prosesus xiphoideus (px)
40 3 jari di bawah prosesus xiphoideus
(px)

17
Tabel 2.3

Ukuran Tinggi Fundus Uteri dengan menggunakan Metline

Usia kehamilan Tinggi Fundus Uteri


22-28 mg 24-25 cm diatas simfisis
28 mg 26,7 cm diatas simfisis
30 mg 29,5-30 cm diatas simfisis
32 mg 29,5-30 cm diatas simfisis
34 mg 31 cm diatas simfisis
36 mg 32 cm diatas simfisis
38 mg 33 cm diatas simfisis
40 mg 37,7 cm diatas simfisis

4) Beri Imunisasi Tetanus Toksoid (TT).

Untuk mencegah terjadinya tetanus neonatorum, ibu hamil harus

mendapat imunisasi TT. Pada saat kontak pertama., ibu hamil di skrining

status imunisasi TT-nya. Pemberian imunisasi TT pada ibu hamil , sesuai

dengan status imunisasi saat ini.

5) Beri Tablet Tambah Darah (Zat Besi).

Untuk mencegah anemia gizi besi, setiap ibu hamil harus mendapat tablet

zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan diberikan sejak kontak pertama.

6) Periksaan Hb.

Pemeriksaan Hb yang sederhana yakni dengan cara Talquis dan dengan cara

Sahli. Pemeriksaan Hb dilakukan pada kunjungan ibu hamil pertama kali, lalu

18
periksa lagi menjelang persalinan. Pemeriksaan Hb adalah salah satu upaya

untuk mendeteksi Anemia pada ibu hamil. Menurut WHO kadar Hb terdiri

dari :

1) Normal : 11,5 gr%


2) Anemia ringan : 9-11 gr%
3) Anemia sedang : 7-8,9 gr%
4) Anemia berat : < 7 gr%

7) Pemeriksaan VDRL (Veneral Disease Research Lab).

Pemeriksaan Veneral Desease Research Laboratory (VDRL) adalah

untuk mengetahui adanya treponema pallidum/ penyakit menular seksual,

antara lain syphilis. Pemeriksaan kepada ibu hamil yang pertama kali datang

diambil spesimen darah vena ± 2 cc. Apabila hasil tes dinyatakan postif, ibu

hamil dilakukan pengobatan/rujukan. Akibat fatal yang terjadi adalah

kematian janin pada kehamilan < 16 minggu, pada kehamilan lanjut dapat

menyebabkan prematur, cacat bawaan.

8) Perawatan Payudara.

Senam payudara atau perawatan payudara untuk ibu hamil, dilakukan 2

kali sehari sebelum mandi dimulai pada usia kehamilan 6 Minggu.

9) Senam Hamil.

Senam hamil bermanfaat untuk membantu ibu hamil dalam

mempersiapkan persalinan. Adapun tujuan senam hamil adalah memperkuat

dan mempertahankan elastisitas otot-otot dinding perut, ligamentum, otot

19
dasar panggul, memperoleh relaksasi tubuh dengan latihan-latihan kontraksi

dan relaksasi.

10) Temu wicara / Konseling.

Komunikasi yang baik antara pasien dan tenaga kesehatan, sangat

penting dibina dari sejak awal melalui temu wicara dapat ditemukan

kesepakatan untuk melakukan rujukan apabila terjadi komplikasi-komplikasi

pada saat kehamilan.

11) Pemeriksaan Protein urine.

Pemeriksaan ini berguna untuk mengetahui adanya protein dalam

urin ibu hamil. Adapun pemeriksaannya dengan asam asetat 2-3% ditujukan

pada ibu hamil dengan riwayat tekanan darah tinggi, kaki oedema.

Pemeriksaan protein urin ini untuk mendeteksi ibu hamil kearah

preeklampsia.

12) Pemeriksaan urine reduksi.

Untuk ibu hamil dengan riwayat DM. bila hasil positif maka perlu

diikuti pemeriksaan gula darah untuk memastikan adanya Diabetes Melitus

Gestasioal. Diabetes Melitus Gestasioal pada ibu dapat mengakibatkan

adanya penyakit berupa pre-eklampsia, polihidramnion, bayi besar.

13) Pemberian Obat Malaria.

Diberikan kepada ibu hamil pendatang dari daerah malaria juga

kepada ibu hamil dengan gejala malaria yakni panas tinggi disertai mengigil

dan hasil apusan darah yang positif. Dampak atau akibat penyakit tersebut

20
kepada ibu hamil yakni kehamilan muda dapt terjadi abortus, partus

prematurus juga anemia.

14) Pemberian Kapsul Minyak Yodium.


Diberikan pada kasus gangguan akibat kekurangan Yodium di

daerah endemis yang dapat berefek buruk terhadap tumbuh kembang

manusia.

C. Konsep Dasar Konstipasi

1. Pengertian konstipasi

konstipasi adalah masalah umum yang dialami wanita hamil dan pasca

melahirkan. Hormon kehamilan yang tinggi membuat pergerakan otot pada

usus besar melambat. Selain itu, janin yang makin besar akan menekan usus

besar sehingga menganggu aktivitas normalnya. Konstipasi adalah kondisi

pencernaan dimana frekuensi buang besar kurang dari tiga kali seminggu,

Banyak ibu hamil yang mengalami permasalahan kehamilah di tiap masa

kehamilan yang sering muncul pada ibu hamil adalah sulit buang air besar

(konstipasi). Konstipasi ini terjadi karnya adanya tekanan pada pembulu darah

di bagian bawah tubuh akibat membesarnya rahim seiring dengan

bertambahnya usia kehamilan

21
2. Sebab dan akibat konstipasi

Konstipasi terjadi akibat peningkatan hormon progestron. Hormon ini selain

mengendurkan otot-otot rahim, juga berdampak terhadap mengendurnya otot

dinding usus, sehingga menyebabkan konstipasi atau susah buang air besar.

Namun, keuntungan dari keadaan ini adalah memungkinkan penyerapan nutrisi

yang lebih baik saat hamil. Sembelit akan menghambat pengeluaran dari sisa-

sisa makanan yang berkaitan dengan kesulitan buang air besar akibat tinja yang

keras di sertai dengan nyeri pada perut. Konstipasi pada wanita hamil tidak

hanya berkaitan dengan kurangnya asupan serat, namun juga peningkatan

hormon progesteron yang menyebabkan berkurangnya pergerakan lambung

dan meningkatnya waktu transit makanan di lambung.

Wanita yang sebelumnya tidak mengalami konstipasi dapat memiliki

masalah ini pada trimester kedua dan ketiga.Konstipasi di duga terjadi akibat

penurunan peristaltik yang di sebabkan relaksasi otot polos pada usus besar

ketika terjadipeningkatan jumlah progesteron.Progesteron dan tekanan pada

usus akibat pembesaran uterus atau bagian presentasi juga dapat menurunkan

motilitas pada saluran gastrointestinal sehingga menyebabkan konstipasi.

3. Dampak konstipasi

Dampak konstipasi jika di biarkan terus – menerus berlangsung dapat

menyebabkan timbulnya wasir, akibat terjadinya sembelit, ibu hamil akan

22
menjadi sering mengejan ketika buang air besar, otot-otot pembulu darah anus

melemah, akibat keduanya dapat mempertinggi kemungkinan terjadinya wasir

pada ibu hamil oleh karna itu, sembelit pada ibu hamil harus segera di tangani.

Dampak konstipasi yaitu dapat meningkatkan rasa tidak nyaman pada ibu

hamil akibat gangguan dalam proses eliminasi. Selain itu, konstipasi dapat

memicu terjadinya hemoroid yang beresiko pecahnya pembulu darah vena

pada daerah anus pada saat proses persalinan kala II.

4.Faktor-faktor yang mempengaruhi konstipasi

a). Rahim yang membesar

Pembesaran uterus menimbulkan sejumlah ketidaknyamanan normal

pada kehamilan salah satunya konstipasi.

b). Peningkatan kadar progesteron

Progesterone berpengaruh pada relaksasi otot polos yang

menyebabkan penurunan tonus dan motilitas uterus. Penurunan pada tonus

menimbulkan perpanjangan waktu transisi yang akan makin lama seiring

dengan berkemangnya kehamilan.

c). Asupan ciran tidak adekuat

Cairan sering kali di anggap sebagai salah satu nutrirn, tetapi air

meningkatkan peranan penting selama masa hamil. Air membantu

23
pencernan dengan melarutkan makanan dan membantu transportasi

makanan.

d). Diet serat tidak cukup

Serat makanan adalah polisakarida nonpati yang terdapat dalam

semua makanan nabat. Serat terdiri dari dua golongan yaitu, serat larut air dan

serat tidak larut air. Serat tidak larut air adalah selulosa, hemiselulosa,dan

lignin yang banyak tedapat dalan dedak beras, sayuran dan buah-buahan serat

ini bisa mencegah konstipasi

e). Suplemen zat besi

Obat-obatan juga dapat mempengaruhi proses defekasi terutama obat

yang di gunakan ibu hamil yaitu tablet besi yang dapat menyebabkan

konstipasi, karena memiliki efek menciutkan dan kerja yang lebih secara local

pada mukosa usus untuk menyebakan konstipasi

f). Kebiasaan defekasi yang buruk

Kebiasaan buruk menunda waktu buang air besar akan membuat

akumulasi feses yang lebih lama dalam usus sehingga penyerapan air

meningkat yang mengakibatan feses lebih keras dan padat.

24
5. Penatalaksanaan konstipasi

a). Banyak minum cairan, kususnya air putih

b). Memakan kaya serat, seperti buah-buahan dan sayuran

c). Dianjurkan berolahraga, separti jarak dekat, khususnya sebelum makan pagi

d). Berlatih BAB, pergi ke WC pada saat yang khusus, seperti setelah sarapan

pagi

e). Tidak di anjurkan menggunakan laktif, jika konstipasi berkelanjutan sebaiknya ke

dokter.

25
BAB III

PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN

Tempat Yankes : Klinik Taman Sari 2


Tanggal pengkajian: 18 Januari 2021
Mahasiswa : Tia Tahnia
A. DATA SUBJEKTIF
1. BIODATA
Nama Ibu : Ny. H Nama Suami : Tn. H
Umur : 29 Tahun Umur : 29 Tahun`
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : S1 Pendidikan : S1
Pekerjaan : Irt Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl. Hangtuah Alamat : Jl. Hantuah
No. Hp : 08xxxxxxx No. Hp : 08xxxxx

Alasan Kunjungan / Riwayat / Keluhan Utama :

- Ibu mengatakan usah buang air besar sejak seminggu yang lalu
- Ibu ingin memeriksakan kehamilannya
2. RIWAYAT MENSTRUASI
HPHT : 01-08-2020 Perkiraan Partus : 25-03-2021
Siklus : 28 hari Masalah : Tidak ada

3. RIWAYAT PERKAWINAN
Perkawinan Ke :1 Usia Saat Kawin : 21 Tahun
Lamanya Perkawinan : 8 tahun

4. RIWAYAT KEHAMILAN, PERSALINAN, NIFAS YANG LALU

N Thn Usia Tempat Jenis Penolon Nifas Anak Keadaan


Partus Kehamilan Partus Persalinan g Anak

26
JK/BB sekarang

Norma Lk/310
2014 Aterm PMB Normal Bidan Sehat
l 0 gr

Sehat
Norma Lk/300
2017 Aterm Pmb Normal Bidan
l 0 gr

H A M I L I N I

5. RIWAYAT KEHAMILAN SAAT INI (G ❑ P❑ A❑ H❑)


Pertama kali memeriksakan kehamilan pada UK: 9 minggu di PMB
Pemeriksaan ini yang ke: 3
Masalah yang pernah dialami
Trimester I : Mual muntah
Trimester II : Konstipasi
Imunisasi : Imunisasi lengkap
Pengobatan/anjuran yang pernah diperoleh : Asam Folat, B6, Kalsium
Skor Poedji Rochjati : 2 (kehamilan resiko rendah)
6. RIWAYAT PENYAKIT/OPERASI YANG LALU
Ibu mengatakan tidak pernah menjalani operasi dan tidak pernah memiliki
riwayat penyakit yang lalu yang mengharuskan ibu dirawat di fasilitas
pelayanan kesehatan.

7. RIWAYAT YANG BERHUBUNGAN DENGAN MASALAH


KESEHATAN REPRODUKSI
Ibu mengatakan tidak memiliki penyakit yang berhubungan dengan kesehatan
reproduksi.
8. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA YANG PERNAH MENDERITA
SAKIT
Ibu mengatakan tidak ada keluarga yang pernah menderita sakit baik penyakit

27
keturuna maupun penyakit menular
9. GENOGRAM
Keluarga Suami Keluarga Istri

58 s 56 s 55 s 54
s

36 s 32 s 34 s
29 s 25 s
30 s
?

Laki-laki
perempuan

10. RIWAYAT KELUARGA BERENCANA


Ibu mengatakan menggunakan kb kondom
11. POLA MAKAN/ MINUM / ELIMINASI / ISTIRAHAT / PSIKOSOSIAL
A. Makan : 3x/hari (nasi, ikan, sayur, tahu)
Minum : 6x/hari
Masalah: Ibu kurang mengkonsumsi buah-buahan yang kaya serat.
B. Eliminasi : BAK :6 x/hari
BAB : 3x dalam seminggu
BAB terakhir: 1 hari yang lalu.
Masalah : Jarang bab, feses keras
C. Istirahat : Tidur Siang : 2 jam /hari
Tidur Malam : 8jam/hari
Keluhan/Masalah : Tidak ada
D. Psikososial : Penerimaan klien terhadap kehamilan ini : ibu senang
dengan kehamilan ini

28
E. Sosial Support dari : Ibu mendapatkan support dari suami dan
keluarga.
B. DATA OBJEKTIF
1. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran: Compesmentis
c. Sikap tubuh: Lordosis
d. BB Sebelum Hamil : 69 kg BB Sekarang : 75
kg
e. TB : 160 cm Imt: 26,95
f. LILA : 24 cm
g. TTV :
- TD : 120/80 mmHg
- Suhu : 36,5 oC
- P : 16 x/menit
- N : 85 x/menit
h. Rambut/kepala: Kepala tidak ada benjolan, tidak rontok dan tidak
berketombe
i. Mata
- Sklera : Tidak ikterik
- Konjungtiva : Merah muda
- Penglihatan : Jelas
- Alat bantu : Tidak ada
j. Muka : Tidak pucat, tidak ada oedem
k. Hidung : Tidak ada folip
l. Mulut :
- Gigi : Tidak ada caries
- Lidah : Bersih, tidak ada stomatitis
- Gusi: Tidak ada radang gusi

29
m. Telinga : Tidak ada pengeluaran cairan
n. Leher : Tidak ada pembengkakan tyiroid
o. Payudara:
- Puting susu : Menonjol
- Areola mammae : Hyiperpigmentasi
- Pengeluaran ASI: Belum ada
p. Abdomen
- Bekas operasi : Tidak ada
- Striae : Albinican
- Linea : Nigra
q. Palpasi : Tfu Setinggi pusat
- Pada bagian fundus teraba lunak, bundar, tidak melenting, yaitu
bokong janin
- Pada bagian kanan teraba bagian-bagian kecil yaitu ekstrmitas
janin
- Pada bagian kiri teraba bagian yang memanjang yaitu
punggung janin
- Pada bagian baawah janin teraba keras, bulat, melenting yaitu
kepala janin
- Kepala jain belum memasuki PAP
r. TBJ : (25-12)x155= 1835 gram
s. DJJ : 151 x/menit, teratur
t. Ekstremitas : Tidak ada oedem dan tidak ada varises
u. Refleks Patella : Positif kanan dan kiri, gerakan normal
v. Akral : Hangat
C. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hb : Tidak diperiksa
Protein urine : Tidak diperiksa
Glukosa urine : Tidak diperiksa

30
D. KESIMPULAN
Diagnosa :
1. Dx Ibu : G3P2A0H2, usia kehamilan 24-25 minggu, dengan resiko
kehamilan rendah, keadaan umum ibu baik
2. Dx Janin : janin hidup, intrauterine, tunggal, presentasi kepala keadaan
umum janin baik
Masalah : Konstipasi 7 hari
E. PENATALAKSANAAN
1. Menjalin hubungan baik dengan ibu
2. Menjelaskan kepada ibu bahwa keadaan ibu baik didapat dari hasil
pemeriksaan
3. Menjelaskan kepada ibu bahwa ibu mempunyai resiko kehamilan rendah
didapat dari menghitung skor dengan kartu skor poedji rochjati dan skor
yang ibu dapat adalah 2. Oleh karena itu, ibu dapat bersalin di PMB atau
Klinik Pratama.
4. Menjelaskan kepada ibu konstipasi atau sembelit dialami ibu hamil
trimester ke 2 karena adanya peningkatan hormon progesterone yang
menyebabkan berkurangnya pergerakan lambung, bisa disebabkan juga
oleh perubahan besar rahim yang membuat tekanan pada bagian usus dan
rectum sehingga menyulitkan feses untuk keluar, serta dengan
berkurangnya makanan yang kaya serat dan kurang minum air putih juga
dapat menybabkan sulit buang air besar.
5. Memberi tahu ibu cara untuk mengatasi konstipasi, yaitu dengan banyak
mengkonsumsi makanan yang kaya serat, seperti sayur-sayuran dan buah-
buahan.
6. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi buah papaya karena buah papaya
sangat membantu mengurangi konstipasi.
7. Menganjurkan ibu untuk meminum air putih sekitar 10 gelas per hari atau
lebih dari 2 liter per hari

31
8. Menganjurkan ibu untuk olahraga dengan teratur, seperti jalan kaki di pagi
dan sore hari.
9. Menganjurkan ibu untuk berlatih BAB, pergi ke WC pada saat yang
khusus, seperti setelah sarapan pagi
10. Menganjurkan ibu untuk rutin mengkonsumsi vitamin seperti B6, vitamin
c, kalsium, vitamin D dan menganjurkan untuk tidak mengkonsumsi
sumplemen zat besi karena akan menyebabkan efek samping yaitu
konstipasi.
11. Menginatkan kembali ibu tanda-tanda bahaya kehamilan, yaitu
pendarahan, nyeri hebat pada abdomen, penglihatan kabur dan pergerakan
janin berkurang.
12. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 bulan lagi.

32
BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil anamnesis pada Ny.A (G3 P 2 A0 H 2) usia 29 tahun pada kunjungan
18 Januari 2021, bahwa kehamilan Ny.H sudah memasuki usia kehamilan 25
minggu 4 hari dan tafsiran persalinan Ny.A tanggal : 25-03-2021

Dari fakta diatas dapat diperoleh analisa sebagai berikut :

1. Data Subyektif

a. Keluhan Selama Trimester II

Berdasarkan faktanya pada usia 25 minggu, Ny”H” mengeluh

susah BAB. Menurut penulis keluhan susah BAB pada ibu hamil

trimester II disebabkan karna peningkatan hormon progesteron

sehingga menghamabat pengeluaran sisa-sisa makanan yang berkaitan

dengan kesulitan buang air besar dan kurangnya asupan serat, minum

yang kurang terpenuhi, sehingga mengganggu

kesehatan. Menurut Triyana (2013), konstipasi pada wanita hamil tidak

hanya berkaitan dengan kurangnya asupan serat, namun juga

peningkatan hormon progesteron yang menyebabkan berkurangnya

pergerakan lambung dan meningkatnya waktu transit makanan di

lambung, untuk mengatasi masalah konstipasi ibu hamil di anjurkan

untuk minum banyak air putih, konsumsi berbagai makanan kaya serat

seperti buah-buahan dan sayuran. Menurut (Widyasari sinta 2017)

33
konstipasi adalah perubahan hormonal yang drastis yaitu terjadi

peningkatan hormone pergesteron selama kehamilan yang akan

menyebabkan otot menjadi relaksasi untuk memberikan tempat janin

yang terus berkembang. Resiko konstipasi pada ibu hamil adalah

semakin besar jika mempunyai riwayat konstipasi sebelumnya dan

riwayat sering mengkomsumsi suplemen besi, Jika konstipasi di

biarkan terus menerus dapat menyebabkan timbulnya wasir, akibat

terjadinya sembelit ibu hamil menjadi sering mengejan ketika BAB

otot pembulu darah di anus melemah akibatnya semakin tinggi

terjadinya wasir. penanganan konstipasi dengan cara farmakologis

memberikan obat pencahar atau obat laksatif, cara non farmakologis

dengan cara meningkatkan asupan serat dan asupan cairan, aktifitas

fisik yang cukup dan makan 3 kali seharitetapi makan dengan porsi

sedikit tetepi sering dan menghindari ketegangan psikis stress dan

cemas.

Berdasarkan hal tersebut, tidak di temukan kesenjangan

antara fakta dan teori.

2. Data Obyektif

1) Pemeriksaan fisik

a. Tekanan Darah

Berdasarkan fakta tekanan darah Ny.”H” pada UK 25 minggu

34
120/80 mmHg. Menurut penulis tekanan darah pada pasien masih

dalam batas normal pada ibu hamil bagi ibu hamil dan tidak di

temukan adanya tanda hipertensi, tekanan darah dalam batas normal

yaitu 100/70 – 120/80 mmHg, tekanan darah dikatakan tinggi bila lebih

dari 140/90 mmHg.

Berdasarkan hal tersebut, tidak di temukan kesenjangan

antara fakta dan teori.

2) Berat badan

Berat badan Ny “H” sebelum hamil 69 kg, IMT 26,95 pada hasil

pemeriksaan penimbanan berat badan terjadi peningkatan 6 kg.

Menurut penulisan peningkatan berat badan Ny “H” adalah fisiologis.

Normal kenaikan BB selama awal kehamilan sampai akhir kehamilan

11.5-16 kg setiap pemeriksaan ibu hamil wajib di lakukan IMT karna

untuk memantau pertambahan berat badan ibu hamil mengambarkan

status gizi selama hamil, oleh karna itu perlu di pantau setiap bulan.

Jika terdapat kelambatan dalam penambahan berat badan ibu, ini dapat

mengindikasikan adanya malnutrisi sehingga dapat menyebabkan

pertumbuhan janain, normalnya IMT 18,5-25 .Hal ini sesuai pendapat

Pantiawati & Saryono (2010) bahwa penambahan berat badan dari

awal kehamilan sampai akhir kehamilan adalah 11,5 -16 kg, normalnya

IMT 18,5-25, overweight 25-30, moderate obesity 30-35.

35
Berdasarkan hal tersebut, tidak di temukan kesenjangan

antara fakta dan teori.

3) LILA (Lingkar Lengan Atas)

Ukuran LILA Ny”H” 24 cm. Menurut penenulis ukuran LILA

Ny.”H” normal yaitu >23,5 cm. Pengukuran LILA sangat penting

karna dapat di gunakan untuk melihat status gizi ibu hamil, dari

pemantauan LILA Ny.”H” terpantau status gizi baik. Normalnya

LILA ada hubungannya dengan gizi yang cukup pada ibu, terbukti ibu

selama hamil makan secara teratur dan tidak pernah tarak makanan.

Menurut Ari (2009) bahwa LILA kurang dari 23,5 cm merupakan

indikator kuat untuk status gizi ibu kurang atau buruk. Kelebihanya

jika di bandingkan dengan ukuran barat badan, ukuran LILA lebih

mengambarkan keadaan atau status gizi ibu hamil.

Berdasarkan hal tersebut, tidak di temukan kesenjangan

antara fakta dan teori.

4). Skor Podji rocjati

Pada penilaian dengan menggunakan kartu skor poedji rochjati

didapatkan hasil kehamilan Ny. H terkategori kehamilan resiko rendah

(KRR). Kehamilan tanpa maslah/faktor resiko, fisiologis dan kemungkinan

besar diikuti persalinan normal dengan ibu dan bayi hidup sehat Kategori

resiko rendah pada Ny. H berpotensi menjadi kehamilan resiko tinggi

36
hingga persalinan. Hal ini disebabkan karena ibu hamil pada mulanya

normal, secara tiba-tiba dapat beresiko tinggi. (Kusmiyati, 2008).

Berdasarkan hal tersebut, tidak di temukan kesenjangan

antara fakta dan teori.

a. Pemeriksaan fisik

1) Pemeriksaan Fisik Khusus

Perubahan fisik yang terjadi pada Ny. “H” saat hamil trimester

II, yaitu muka tidak odema, sklera putih, konjungtiva merah muda,

tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan tyroid, tidak ada

bendungan vena jugularis, puting susu menonjol, kolostrum belum

keluar, perut ibu tampak membesar. Menurut Penulis hal ini

fisiologis dengan tidak adanya tanda bahaya pada Trimester II

sehingga menunjukkan bahwa ibu dalam keadaan baik.

Pemeriksaan pada setiap ibu hamil sangat penting dilakukan karana

untuk mendeteksi dini masalah yang terjadi pada ibu hamil dan

tanda bahaya ibu hamil. Hal ini sesuai dengan pendapat Romauli

(2011) perubahan fisiologis terjadi pada ibu hamil trimester II

didapatkan tidak ada odema pada muka, sklera putih, konjungtiva

merah muda, tidak ada bendungan vena jugularis, puting susu

menonjol, dan kolostrum sudah keluar, terjadi pembesaran

membujur pada abdomen.

37
Berdasarkan hal tersebut, tidak di temukan kesenjangan

antara fakta dan teori.

2) Abdomen

a) TFU

Pada Ny ''H'' ukuran TFU ibu pada UK 25 minggu yaitu

25 cm. Menurut penulis TFU menentukan berat badan lahir

bayi, sehingga makanan gizi seimbang yang di konsumsi ibu

sangat berpengaruh pada perkembangan dan pertumbuhan janin

dalam kandungan, Diharapkan pada persalinan bayi bisa lahir

dengan berat badan normal yaitu >2500 gram. Hal ini sesuai

dengan pendapat (Manuaba 2010).

Berdasarkan hal tersebut, tidak di temukan kesenjangan

antara fakta dan teori.

a. Analisa Data

Analisa data Ny “H” adalah G3 P2 A2 UK 25 minggu dengan

Konstipasi. Menurut penulis keluhan konstipasi pada ibu hamil trimester

II adalah fisiologis, tapi jika konstipasi di biarka terus menurus dan tidak

di tangani maka bisa terjadi timbulnya hemoroid dan dapat meningkatkan

ketidaknyamanan pada ibu hamil, selain itu dapat beresiko pecahnya

pembuluh darah pada saat proses persalinan kala II. Hal ini sama dengan

menurut (Kartika & Payana 2017) Dampak konstipasi yaitu dapat

38
meningkatkan rasa tidak nyaman pada ibu hamil akibat gangguan dalam

proses eliminasi. Selain itu, konstipasi dapat memicu terjadinya hemoroid

yang beresiko pecahnya pembulu darah vena pada daerah anus pada saat

proses persalinan kala II.

Berdasarkan hal tersebut, tidak di temukan kesenjangan

antara fakta dan teori.

b. Penatalaksanaan

Asuhan pada masa hamil penulis melakukan penatalaksanaan

pada Ny. “H” sebagaimana asuhan pada ibu hamil dengan konstipasi.

Menurut penulis yaitu KIE tentang konsumsi makanan yang berserat,

minum air putih suplemen makanan, menyarankan ibu untuk istirahat

cukup guna memenuhi kebutuhan istirahatnya, dan menyarankan ibu

untuk rutin olahraga, serta memngingatkan kembali tanda bahaya ibu

hamil.

Memberikan anjuran kepada ibu untuk mengkonsumsi buah papaya,

karena akan baik untuk megurangi konstipasi yang dialami ibu. Buah

pepaya mengandung banyak khasiat herbal salah satunya adalah serat

buah pepaya mampu melancarkan buang air besar. Buah pepaya

kaya akan enzim papain dan chymopapain. Papain adalah enzim

proteolitik yang berfungsi meningkatkan masa tinja dengan air. Tinja

menjadi lebih lunak sehingga melancarkan buang air besar. Pepaya juga

39
mengandung karpaina, yaitu suatu alkaloid yang berfungsi untuk

Hubungan Konsumsi Buah Pepaya dengan Kejadian Konstipasi pada

Ibu Hamil di Puskesmas Rumbai Pesisir Pekanbaru (Lingga, 2010).

Hal tersebut sesuai dengan pendapat (Sarwono 2010), asuhan yang

diberikan untuk kehamilan diantaranya, KIE gizi ibu hamil, anjuran

yang berhubungan dengan mkeluhan ibu yaiut penyebab dan cara

mengatasinya dan tanda bahaya ibu hamil.

Berdasarkan hal tersebut, tidak di temukan kesenjangan

antara fakta dan teori.

40
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah dilakukan asuhan kehamilan pada Ny. A G3P2AOH2, Usia kehamilan
24-25 minggu di Klinik Taman Sari 2 pada tanggal 18 Januari 2020 diperoleh
antara lain :

1. Data subjektif yang diperoleh Ibu mengatakan HPHT 01-08-2020, mengeluh


susah BAB sejak 7 hari yang lalu dan mengatakan ini hamil anak ketiga.
2. Data objetif, TTV ibu dalam batas normal, pemeriksaan fisik normal,
sebelah kiri teraba punggung janin, sebelah kanan teraba bagian ekstremitas
janin, teraba bagian bokong di fundus dan teraba kepala dibagian bawah
perut, kepala janin belum memasuki PAP.
3. Diagnosis Ny. A G3P2AOH2 usia kehamilan 24-25 minggu, resiko kehamilan
rendah. Diagnosis janin hidup, tunggal, intrauterin, presentasi kepala.
4. Melakukan penatalaksanaan kehamilan pada Ny. H yaitu menjelaskan
penyebab konstipasi dan cara mengatasinya, ibu mengatakan bersedia dan
akan melakukan anjuran/saran yang di berikan.

B. SARAN
1. Bagi penulis

Diharapakan penulis dapat menerapankan Asuhan Kebidanan

Pada Ibu Hamil dengan Kehamilan Normal serta dapat mempratikkan

teori yang didapat di institusi secara langsung di lapangan dalam

memberikan asuhan kebidanan, serta dapat terus belajar dan

meningkatkan pengetahuan dan pemahaman dalam melaksanakan

asuhan kebidanan kehamilan.

2. Bagi bidan

41
Diharapkan para bidan BPM dapat menerapkan asuhan

kebidanan secara konperehensif, salah satunya adalah konstipasi.

Dengan tepat dalam melakukan pelayanan kebidanan agar dapat

meningkatkan derajat pelayanan yang berkualitas bagi kesehatan ibu,

anak dan masyarakat.

3. Bagi klien

Diharapkan klien juga bisa mengetahui keluhan-keluhan

fisiologis yang mungkin akan dialami pada masa kehamilan dan

cara untuk mengurangi keluhan tersebut, untuk ibu hamil

hendaknya sering memeriksakan kehamilannya secara rutin guna

mengetahui perkembangan janin sehingga dapat dicegah

terjadinya komplikasi atau resiko lainnya, sehingga ibu dapat

menjalani proses kehamilan dengan baik.

42
DAFTAR PUSTAKA

Afika, N.S., 2016. Asuhan kebidanan Komperehensif Pada NY "s"


Dengan Kehamilan Normal Di BPM Dyah Patmika M Amd. Keb
Di desa Katemas Kec kudu jombang. Jombang: STIKES ICME
JOMBANG.

Yuzidatul, 2018. Asuhan kebidanan komperehensifpada ny”i” dengan


konstipasi di pmb lilik mindajatiningtyas,amd.keb Dusun ceweng, desa diwek,
kab jombang

Elisabeth, S.W., 2015. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan.


Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Kartikasari, R.I. & Payana, S.H.D., 2017. Pregnancy Exercises Dengan


Kejadian Konstipasi Pada Ibu Hamil Trimester II. Jurnal Surya,
09.

Khumaira, M., 2012. Ilmu Kebidanan. Yogyakarta: Citra Pustaka

Pantiawati, I. & Saryono, 2010. Asuhan kebidanan I (Kehamilan).


Yogyakarta: Nuha Medika.

Pekanbaru, D.S.H.T., 2017. Hubungan Komsusi Buah Pepaya Dengan


Kejadian Konstipasi Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Rumbai
Pesisir Pekanbaru. p.3.

Prawirohardjo, S., 2009. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo.


Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Prawirohardjo, S., 2011. Ilmu kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka


Sarwono. Proverawati, A. & Asfuha, S., 2009. Buku Ajar Gizi
Untuk Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika.

43
Sembiring, l.p., 2015. Mengenal Konstipasi Pada Kehamilan. Jurnal
jik, pp.7-10. Sulistyawati, A., 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa
Kehamilan. Jakarta: Salemba Medika.

SDKI, 2017 Profil Kesehatan Indonesia, 2016

Profil Kesehatan Provinsi Riau 2019

https://pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-

indonesia/Profil-Kesehatan-indonesia-2019.pdf

Putri, K, 2018. Skor poedji rochyati

44

Anda mungkin juga menyukai