Anda di halaman 1dari 16

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN 2020

FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN


UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
JURNAL KEPERAWATAN

Hubungan Frekuensi Pemberian ASI Dengan Berat Badan Bayi Usia 0-6
Bulan Dipuskesmas Tilamuta Kabupaten Boalemo

Mohamad Gusti Sau1, dr. Nanang Roswita Paramata, M.Kes2, dr. Sri A. Ibrahim,
M.Kes3

1. Mahasiswa Jurusan Keperawatan UNG


2. Dosen Jurusan Keperawatan UNG
3. Dosen Jurusan Keperawatan UNG

ABSTRAK

Mohamad Gusti Sau. 2020. Hubungan Frekuensi Pemberian ASI Dengan Berat
Badan Bayi Usia 0-6 Bulan Dipuskesmas Tilamuta Kabupaten Boalemo. Skripsi,
Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Olahraga dan Kesehatan, Universitas
Negeri Gorontalo. Pembimbing I dr. NanangRoswitaParamata, M.Kes.
danPembimbing IIdr. Sri A. Ibrahim, M.Kes.
Berat badan merupakan indikator pertama dalam menilai pertumbuhan
bayi. Upaya untuk meningkatkan berat badan bayi diperlukan gizi yang maksimal
dan ASI merupakan makanan utama bagi bayi terutama pada usia 0-6 bulan.
Pertumbuhan bayi sebagian besar ditentukan oleh jumlah ASI yang diperoleh
termasuk energi dan zat gizi lainnya yang terkandung didalam ASI.Tujuan
penelitian ini mengidentifikasi dan menganalisa adanya hubungan frekuensi
pemberian ASI terhadap penambahan berat badan bayi usia 0-6 bulan diwilayah
Puskesmas Tilamuta.
Desain yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan pendekatan
Cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 37 responden dengan tehnik
pengambilan sampel yaitu accidental sampling. Hasil penelitian Dengan
menggunakan uji Fisher’s exactdiperoleh Pvalue 0.570 dan 0.415 dimana nilai
Pvalue lebih besar dari α 0.05 (p value > 0,05). sehingga tidakterdapat hubungan
frekuensi pemberian ASI dengan berat badan bayi usia 0-6 bulan diwilayah
Puskesmas Kecamatan Tilamuta Kabupaten Boalemo. Diharapkan bagi
masyarakat terutama ibu yang mempunyai bayi agar dapat memperhatikan
masalah frekuensi pemberian ASI dan gencarnya promosi susu formula untuk
dikonsltasikan pada petugas kesehatan
Kata Kunci : Frekuensi Pemberian ASI, Berat Badan, Bayi Usia 0-6
Bulan
Daftar Pustaka : 50 Referensi (2008-2019)

Mohamad Gusti Sau/841415100


PENDAHULUAN tersebut, ASI tanpa bahan makanan
lain dapat mencukupi kebutuhan
Berat badan merupakan pertumbuhan usia sekitar 6 (enam)
indikator pertama dalam menilai bulan tersebut dengan menyusui
pertumbuhan bayi. Upaya untuk secara eksklusif (Hubertin, 2004).
meningkatkan berat badan bayi Di dalam ajaran Islam sudah
diperlukan gizi yang maksimal dan diberitahukan untuk ibu-ibu
ASI merupakan makanan utama bagi hendaklah menyusui anaknya hingga
bayi terutama pada usia 0-6 bulan. umur 2 tahun penuh [QS. Al-Baqarah:
menurut Fitri et al.(2014) juga 233]. Menurut WHO ASI ekslusif
menambahkan bahwa bayi adalah pemberian ASI saja pada bayi
mengalami proses tumbuh kembang sampai usia 6 bulan tanpa tambahan
yang dipengaruhi oleh beberapa cairan ataupun makanan lain. ASI
faktor, salah satunya adalah gizi. juga dapat diberikan sampai usia 2
unsur gizi pada bayi dapat dipenuhi tahun. pemberian ASI eklusif selama
dengan pemberian ASI, bahkan 6 bulan dianjurkan oleh pedoman
sampai umur 6 bulan sesuai internasional yang didasarkan pada
rekomendasi WHO tahun 2001 bukti ilmiah tentang manfaat ASI
tentang pemberian ASI eksklusif. baik bagi bayi, ibu, keluarga, maupun
Pada bayi baru lahir, perlu Negara (WHO, 2011 dalam harjanto,
diakukan pengukuran antropometri 2016).
seperti berat badan, dimana berat ASI dapat memenuhi lebih
badan yang normal itu adalah sekitar dari setengah kebutuhan energi pada
2.500-3.500 gram, apabila bayi anak usia 6-12 bulan dan sepertiga
ditemukan barat badan kurang dari dari kebutuhan energi pada anak usia
2.500 gram, maka dapat dikatakan 12-24 bulan. Kristiyanasari (2009)
bayi memiliki berat badan lahir menyatakan bahwa salah satu manfaat
rendah. Akan tetapi, apabila yang akan diperoleh apabila
ditemukan bayi dengan berat bdan memberikan ASI pada bayi adalah
lahir lebih dari 3.500 gram, maka bayi bayi mempunyai kenaikan berat
dimasukan dalam kelompok badan yang baik setelah lahir dan
makrosomia. Hidayat, A. (2008). mengurangi kemungkinan obesitas.
Dalam upaya pencapaian Kristiyanasari (2009).
derajat kesehatan yang optimal untuk Akan tetapi data yang di
meningkatkan mutu kehidupan dapatkan dari angka menyusui di
bangsa, keadaan gizi yang baik dunia masih sangat buruk. Ketika
merupakan salah satu unsur penting. mengevaluasi prektek pemberian ASI
Pertumbuhan bayi sebagian besar esklusif di 139 negara, Unicef
ditentukan oleh jumlah ASI yang menyampaikan temuan bahwa hanya
diperoleh termasuk energi dan zat gizi 20% dari negara-negara yang diteliti
lainnya yang terkandung didalam ASI

Mohamad Gusti Sau/841415100


mempraktekan pemberian ASI – benar stabil [ CITATION Ron11 \l
esklusif pada lebih dari 50% bayi 1033 ]. Irianto (2014) menambahkan
yang ada. Selebihnya, 80% dari bahwa lamanya menyusui biasanya
Negara-negara tersebut melakukan sekitar 5-10 menit tetapi sering ada
pemberian jauh lebih rendah dari yang lama sampai setengah jam
50%. Indonesia dengan persentase tergantung bayi, pemberhentian
pemberian ASI dipraktekan pada menyusui sebelum bayi selesai dapat
39% dari seluruh bayi adalah salah membuat bayi mungkin tidak
satu dari Negara-negara yang mendapatkan susu akhir yang kaya
tergolong kelompok 80% tersebut. energi yang diperlukan untuk tumbuh
(Nurhira, 2014). dengan baik. Bayi dianggap cukup
Tahun-tahun pertama mendapatkan ASI jika terdapat
kehidupan anak adalah masa paling penambahan berat badan yang
kritis yang mempengaruhi seluruh signifikan, bayi merasa puas dan
hidup mereka. Selama fase ini tubuh kenyang setelah menyusui, kemudian
dan otak tumbuh. Karenanya bayi bisa tidur nyenyak selama 2-4
memastikan cukupnya nutrisi untuk jam, dan bayi dapat buang air kecil
perkembangan pada fase ini sagatlah atau besar dengan frekuensi minimal
penting. Makan yang memenuhi enam kali dalam sehari. (irianto,
kriteria sehat dalam kuantitasmaupun 2014).
kualitas sangat penting karena setiap
kekurangan dapat menghambat Pertumbuhan berat badan bayi
potensi fisik, psikis dan intelektual usia 0-6 bulan mengalami
mereka. Pilihan terbaik untuk bayi penambahan 150-210 gram/minggu
adalah disusui oleh ibu mereka. dan berdasarkan kurva pertumbuhan
Memanfaatkan cara ini secara efektif yang diterbitkan oleh National Center
memberikan mereka cukup zat besi, for Health Statistics (NCHS), berat
vitamin dan mikronutrien lainnya badan bayi akan meningkat dua kali
untuk tumbuh dan siap untuk lipat dari berat lahir pada akhir usia 4-
menghadapi tantangan hidup seperti 7 bulan (Wong dkk, 2008). Berat
infeksi dan perubahan lingkungan badan lahir normal bayi sekitar 2.500-
seperti iklim yang semakin tidak 3.500 gram, apabila kurang dari 2.500
menentu Nurhira, (2014). gram dikatakan bayi memiliki berat
Frekuensi menyusui sangat badan lahir rendah (BBLR),
penting dan berpengaruh terhadap sedangkan bila lebih dari 3.500 gram
berat badan bayi. Pada awalnya, bayi dikatakan makrosomia. Pada masa
menyusui hanya 10 menit atau bayi-balita, berat badan digunakan
beberapa menit setiap kalinya. Lama untuk mengetahui pertumbuhan fisik
menyusui akan meningkat secara dan status gizi. Status gizi erat
bertahap sampai produksi ASI benar kaitannya dengan pertumbuhan,
sehingga untuk mengetahui

Mohamad Gusti Sau/841415100


pertumbuhan bayi, status gizi menyusui secara eksklusif dan tidak
diperhatikan (Susilowati, 2008). secara eksklusif bertempat tinggal di
Frekwensi menyusui juga wilayah Puskesmas Tilamuta
merupakan hal yang berpengaruh Kabupaten Boalemo dengan
pada peningkatan berat badan bayi, menggunakan teknik accidental
semakin tinggi frekuensi menyusui sampling.
maka bayi mendapatkan gizi yang
lebih opimal sehingga berat badannya HASIL DAN PEMBAHASAN
meningkat. Memberikan ASI secara
on-demand atau menyusui kapanpun 4.1 Hasil Penelitian
bayi meminta adalah cara terbaik Karateristik Responden
karena dapat mencegah masalah pada Tabel 4.1 Distribusi Responden
proses menyusui dan bayi tetap Berdasarkan Berdasarkan Usia Ibu
kenyang (amerta nutr, 2017). No Usia Jum- Persentase
Berdasarkan uaraian latar Ibu lah (%)
belakang diatas peneliti tertarik untuk 1 17-25 16 43,2
mengangkat judul penelitian 2 tahun 17 60
“Hubungan Frekuensi Pemberian 3 26-35 4 10,8
ASI Dengan Berat Badan Bayi Usia tahun
0-6 Bulan Dipuskesmas Tilamuta 36-45
Kabupaten Boalemo tahun
”. Total 37 100
Sumber: Data Primer 2019
METODE PENELITIAN
Berdasarkan tabel diatas
Penelitian ini adalah
kategori usia responden dibagi
penelitian Penelitian ini merupakan
menjadi tiga, yaitu remaja akhir (17-
penelitian survey analitik
25 tahun), dewasa awal (26-35
menggunakan desain cross sectional
tahun), dan dewasa akhir (36-45
untuk mengetahui apakah ada
tahun) (Depkes RI 2009). Rata-rata
hubungan frekuensi pemberian ASI
usia responden berada pada kategori
dengan berat badan bayi usia 0-6
dewasa awal sebesar 45,9% sebanyak
bulan diwilayah Puskesmas Tilamuta
17 responden. Kategori remaja akhir
Kabupaten Boalemo. Adapun
sebesar 43,2% sebanyak 16
populasi dalam penelitian ini adalah
responden dan kategori dewasa akhir
ibu yang memiliki bayi berusia 0-6
sebesar 10,8% sebanyak 4 responden.
bulan yang telah memberian ASI di
wilayah Puskesmas Tilamuta
Tabel 4.2 Distribusi Responden
Kabupaten Boalemo sebanyak 67
Berdasarkan Berdasarkan Tingkat
bayi pada bulan Februari tahun 2019.
Pendidikan Ibu
Sampel bayi usia 0-6 bulan yang

Mohamad Gusti Sau/841415100


Sumber: Data Primer 2019 bekerja dengan persentase 83,3%
Berdasarkan tabel diatas sebanyak 31 responden. PNS sebesar
kategori pendidikan dibagi menjadi 10,8% sebanyak 4 responden dan
lainnya sebesar 5,4% sebanyak 2
N Tingkat Jum- Persenta- responden.
o Pendidi lah se (%)
kan Ibu Tabel 4.4 Distribusi Responden
1. SD 11 29,7
Berdasarkan Jumlah Anak
2. SMP 3 8,1
3. SMA 16 43,2 N Jumlah Jum- Persenta-
4. Sarjana 7 19 o. Anak lah se (%)
Total 37 100 1. 1 anak 16 43,2
tidak sekolah, SD/Sederajat, 2. Lebih dari 21 56,8
SMP/Sederajat, SMA/Sederajat, dan 2 anak
sarjana (Depkes, 2009). Rata-rata Total 37 100
pendidikanSD/ sederajat sebesar Sumber: Data Primer 2019
29,7% sebanyak 11 responden, Berdasarkan tabel diatas
SMP/Sederajat sebesar 8,1% kategori jumlah anak dibagi menjadi
sebanyak 3 responden, SMA dengan 1 anak dan lebih dari 2 anak (Nanda,
persentase sebesar 43,2% sebanyak 2017). Mayoritas responden adalah
16 responden. dan sarjana sebesar yang memiliki 1 anak dengan
18,9% sebanyak 7 responden. persentase 43,2 sebanyak 16
responden dan yang memiliki anak
Tabel 4.3 Distribusi Responden lebih dari 2 sebesar 56,8% sebanyak
Berdasarkan Jenis Pekerjaan Ibu 21 responden.
No. Jenis Jum- Persenta
Pekerj lah se (%) Tabel 4.5 Distribusi Responden
aan Berdasarkan jenis kelamin bayi
Ibu
1. URT 31 83,8 No Usia Jum- Persenta-
2. PNS 4 10,8 . Bayi lah se (%)
3. Wirasu 2 5,4 1. Laki-laki 17 54,9
asta 2. Peremp- 20 54,1
Total 37 100 uan
Sumber: Data Primer 2019 Total 37 100
Berdasarkan tabel diatas Sumber: Data Primer 2019
kategori pekerjaan dibagi menjadi Berdasarkan tabel diatas
URT, petani, buruh, PNS, pedagang, kategori usia bayi dibagi menjadi usia
dll (Depkes, 2009). Mayoritas 1 bulan, 2 bulan, 2 bulan, 3 bulan, 4
responden adalah Ibu rumah tangga bulan, 5 bulan dan 6 bulan (WHO,
yang masuk dalam kategori tidak 2013). Mayoritas usia bayi berada

Mohamad Gusti Sau/841415100


pada usia 3 bulan dengan persentase badan bayi sesuai standar sebanyak
24,3 sebanyak 9 bayi. Usia 1 bulan 30 bayi (81,1%) dan berat badan
sebesar 8,1% sebanyak 3 bayi, usia 2 kurang dari standar sebanyak 7 bayi
bulan sebesar 16,2% sebanyak 6 bayi, (18,9%).
usia 4 bulan sebesar 18,9% sebanyak
7 bayi, usia 5 bulan sebesar 16,2% Hasil Analisis Bivariat
sebanyak 6 bulan dan usia 6 bulan Hubungan Frekuensi Pemberian
sebesar 16,2% sebanyak 6 bayi. ASI Dengan Berat Badan Bayi Usia
0-6 Bulan di Wilayah Puskesmas
Tabel 4.6 Distribusi Berdasarkan Tilamuta Kabupaten Boalemo
Frekuensi Pemberian ASI Pada penelitian ini hubungan
frekuensi pemberian ASI terhadap
No Frekuensi Jum Persent-
berat badan bayi usia 0-6 bulan
. Pemberi- -lah ase (%)
diwilayah Puskesmas Tilamuta
an ASI
digambarkan pada tabel berikut.
1. Baik 33 89,2
Tabel 4.8 Hubungan Frekuensi
2. Kurang 4 10,8
Total 37 100 Pemberian ASI Terhadap Berat
Badan BayiUsia 0-6 Bulan
Sumber : Data Primer
Berdasarkan tabel tabel distribusi
diatas didapatkan bahwa frekuensi
pemberian ASI yang baik sejumlah
33 bayi (89,2%), sedangkan frekuensi
pemberian ASI yang kurang sejumlah
4 (10,8%) responden.

Tabel 4.7 Distribusi Berdasarkan


Berat Badan Bayi Usia 0-6 Bulan
Sumber: Data Primer 2019
Sumber: Data Primer 2019
Bedasarkan tabel diatas
Pada tabel diatas dari 4
menunjukkan bahwa dari 37
responden yang memiliki frekuensi
responden berdasarkan berat badan
pemberian ASI kurang terdapat 0
bayi usia 0-6 bulan bahwa berat
(0%) bayi dengan berat badan kurang
No Berat Juml Pers- dan 4 (100%) bayi memiliki berat
. Badan Bayi ah entase badan normal. Kemudian dari 33
Usia 0-6 (%) responden yang memiliki frekuensi
1. BB kurang 7 18,9 pemberian ASI yang baik terdapat 7
2. dari standar 30 81,1 (21,1%) bayi yang memiliki berat
BB sesuai badan kurangdan 26 (78,8%) yang
standar memiliki berat badan normal.
Total 37 100

Mohamad Gusti Sau/841415100


Dari perhitungan Pemberian ASI Eksklusif di Dusun
menggunakan uji Fisher’s exact Sari Agung Wonosobo, adanya
diperoleh p Value 0,570 (p value > hubungan signifikan antara status
0,05). Hal ini menunjukkan bahwa pekerjaan dengan pemberian ASI
tidak ada hubungan yang signifikan eksklusif. Kecenderungan yang ada
frekuensi pemberian ASI responden adalah bahwa ibu yang bekerja
dengan berat badan bayi di wilayah cenderung tidak memberikan ASI
kerja Puskesmas Kecamatan eksklusif pada bayinya. Sebagian
Tilamuta. besar atau 66,7% responden ibu yang
bekerja diketahui tidak memberikan
Pembahasan ASI eksklusif dan hanya 33,3% saja
4.2.1 Frekuensi Pemberian ASI di yang diketahui memberikan ASI
Wilayah Puskesmas Tilamuta eksklusif. Sementara itu sebagian
Kabupaten Boalemo besar atau 84,6% ibu yang tidak
Berdasarkan tabel distribusi bekerja (IRT) diketahui memberikan
frekuensi pemberian ASI di Wilayah ASI eksklusif dan hanya 15,4% saja
Puskesmas Tilamuta Kabupaten yang tidak memberikan ASI
Boalemo didapatkan data bahwa eksklusif.
responden yang memiliki frekuensi Diperkuat juga dengan teori
pemberian ASI kategori baik yang di kemukakan oleh(Septikasari.
sebanyak 33 bayi (89,2%),sedangkan 2018). Aktivitas ibu yang
bayi dengan yang termasuk dalam menghambat pemberian ASI
kategori pemberian frekuensi kurang eksklusif. Kesibukan ibu akan
sebanyak 4 bayi (10,2%). mempengaruhi pemberian
Didapatkan dari hasil tersebut ASIeksklusif sehingga banyak ibu
bahwa 33(89,2%) dari 37 yang berkerja tidak dapat
bayimendapatkan frekuensi memberikan ASI pada bayinya 2-3
pemberian ASI yang baik, hal ini di jam.
sebabkan oleh pekerjaan dimana Dari asumsi peneliti hal ini di
karateristik pekerjaan ibu dari bayi sebabkan oleh pengetahuan, tradisi,
sebagian besar berprofesi sebagai ibu dan keluarga ibu terkait memberikan
rumahtangga atau (66.6%), sehingga ASI pada bayi dimana selalu
ibu mempunya banyak waktu luang memberian ASI pada saat bayi sedang
untuk melakukan pemberian ASI menangis, karenanya pada kondisiini
pada bayinya sehingga frekuensinya bayi selalu mendapatkan ASI yang
tercukupi dengan baik. cukup.
Hal ini sejalan dengan Untuk persentase bayi yang
penelitian yang dilakukan oleh memiliki frekuensi pemberian ASI
(Puspita, 2016), Hubungan Status kurang yakni sebanyak 4 bayi
Pekerjaan Ibu yang Menyusui dengan (10,2%) dari 37 bayi. Hal ini di

Mohamad Gusti Sau/841415100


pengaruhi oleh ibu dari bayi pendidikan ibu tidak berhubungan
yangsebahagian besar berpedidikan dengan pemberian ASI Eksklusif
sekolah menengah sehingganya pada bayi 6-12 bulan.
kurang mendapatkan mengetahuan Hasil ini diperkuat dengan
dan peduli akan pentingnya teori oleh Yosephin, dkk, (2019).
pemberian ASI terhadap bayinya Dimana pendidikan dapat
dimana akan mempengaruhi mempengaruhi perilaku seseorang,
terpenuhnya kebutuhan nutrisi bayi. yang mana dengan pendidikan pada
Hal ini sejalan dengan individu terjadi perubahan dari
penelitian yang dilakukan oleh seluruh aspek perilaku secara utuh
(Widianto, Avianti, Tyas A, 2012). atau sebagian. Seorang ibu yang
Keluaran utama penelitian ini adalah berpendidikan rendah dan
ada hubungan yang bermaknaantara berpendidikan tinggi kemungkinan
pendidikan ibu dengan sikap terhadap untuk menyusui bayinya lebih lama
pemberian ASI eksklusif.Berdasarkan dibandingkan dengan ibu yang
hasil Uji KorelasiRank berpendidikan menengah, sebab
Spearmanmaka bahwa korelasi antara seorang ibu yang berpendidikan
pendidikandengan sikap adalah rendah biasanya memiliki tingkat
bermakna. Nilai koefisien Korelasi ekonomi rendah sehingga akan lebih
RankSpearman0,691 menunjukkan sering menyusui bayinya, sedangkan
bahwa korelasi positif dengan ibu dengan pendidikan tinggi akan
kekuatan korelasi yang kuat. menyusui bayinya karena mereka
Pengetahuan ibu tentang ASI paham tentang manfaat pemberian
eksklusif diperoleh dari hasil ASI bagi bayinya.
pendidikan ibu yang bersifat informal Dari asumsi peneliti hal ini
melalui penyuluhan-penyuluhan, disebabkan karena kurangnya
brosur dan bisa juga pemberian penyuluhan tenaga kesehatan juga
informasi tenaga kesehatan saat kesadaran dari masyarakat itu
melakukan kunjungan ke posyandu. sendiriakan pentingnya pemberian
Namun hal inibertentengan ASI yang baik juga secara eksklusif
dengan penelitian yang dilakukan kepada bayi yang berusia 0-6 bulan,
oleh Nutr(2018). Hubungan antara sehingga ini perlu dilakukan agar
Pengetahuan dan Pendidikan Ibu tercapainya bayi yang sehat karena
dengan Pemberian ASI Eksklusif di terjaga kecukupan nutrisi dan
Desa Kedungrejo Kecamatan Waru perkembangan berat badan dari bayi
Kabupaten Sidoarjo. Dimana hasil bahkan hingga usia 2 tahun.
pengujian statistik menggunakan
Fisher’s Exact Test menunjukkan 4.2.2 Berat Badan Bayi Usia 0-6
bahwa nilai signifikansinya 0.252 (sig Bulan di Wilayah Puskesmas
> 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa Tilamuta Kabupaten Boalemo

Mohamad Gusti Sau/841415100


Berdasarkan hasil penelitian 147 gram lebih ringan dibandingkan
pada bayi usia 0-6 bulan di wilayah bayi laki-laki, namun tidak ada
Puskesmas Tilamuta Kabupaten perbedaan rata-rata usia kehamilan
Boalemo menunjukan dari 37 kedua kelompok jenis kelamin. Bayi
responden terdapat lebih banyak bayi berat lahir rendah sebanyak 7,4%
yang memiliki berat badan normal dengan prevalensi pada bayi
sebanyak 30 bayi (81,1%) perempuan lebih tinggi dibandingkan
dibandingkan dengan bayi yang laki-laki.
memiliki berat badan kurang yaitu Diperkuat denga teori
sebanyak 7 bayi (18,9%). dariAndrian Kevin, (2018). Pada
Didapatkan bayi yang berat bulan-bulan awal setelah lahir,
badannya sesuai standar umur ada 30 pertumbuhan bayi akan mengalami
(81,1%) dari 37 bayi. hal ini perkembangan yang begitu cepat.
kemungkinandapat pengaruhi oleh Pertambahan berat badan dan panjang
jenis kelamin dari bayi dikarenakan badan akan terus terjadi pada
timbangan berat badan bayi laki-laki bayi. Saat bayi menginjak usia 3
cenderung lebih berat dibandingkan bulan, idealnya berat badan bayi laki-
dengan bayi perempuan. laki berkisar antara 5,8 kg – 7 kg
Penelitian ini bertolak dengan panjang 60 cm – 63 cm.
belakang dengan penelitian yang di Sedangkan pada perempuan, berat
lakukan oleh Andriani dan Fahlevi, badan ideal berkisar antara 5,4 kg –
(2017) tentang perbandingan berat 6,5 kg dengan panjang badan 58 cm –
badan dan panjang badan pada bayi 0- 62 cm.
6 bulan yang diberikan asi dengan Dari asumsi peneliti 30 bayi
bayi 0-6 bulan yang diberikan pasi di yang berat badannya sesuai standar
posyandu melati 2 kecamatan disebabkan kurangnya produksi ASI,
semampir surabaya, dimana Jenis dan didukung gencarnya promosi
kelamin tidak memiliki pengaruh susu formula yang menjadi alternatif
yang besar, tetapi memungkinkan jika pengganti ASI. Dimana Keterpaparan
bayi laki-laki lebih cenderung susu formula dapat pengaruhiberat
memiliki aktivitas yang aktif badan bayi, bayi yang selalu
dibandingkan dengan bayi mendapatkan susu formula lebih
perempuan. Hal tersebut yang cenderung mengalami kenaikan berat
membuat bayi banyak mengeluarkan badan yang berlebihan. ini
energi sehingga berat badannya akan disebabkan ibu yang mendapatkan
bertambah dengan normal. informasi mengenai susu formula dari
Akan tetapi hasil penelitian ini teman, tetangga dan keluargatentang
juga sejalan dengan yang dilakukan promosi susu formula yang dilakukan
oleh (Simbolon, 2013) menunjukkan oleh produsen.
rata-rata berat lahir bayi perempuan

Mohamad Gusti Sau/841415100


Adapun bayi yang memiliki perkembangan janin dapat dipantau.
berat badan kurang yaitu sebanyak 7 (Salawati, 2012)
bayi (18,9%).Hal ini dikarenakan usia Menurut asumsi dari peneliti
dari ibu dimana pada karateristik usia ini disebabkan oleh faktor bayi itu
ibu bayi dimana terdapat 16 ibu yang sendiri. Responden menyatakan
berumur 17-25 tahun sehingga ibu bahwa bayi sering sakit, dikarenakan
yang lebih mudah akan cenderung jika sakitbayi akan menjadi rewel
mengalami resiko BBLR (berat bayi sehingga susahdiberikan asupan
lahir ringan) dibanding ibu yang nutrisi. Disamping itu ibu jarang
berusia 26 tahun keatas mengikuti posyandu dengan alasan
Hal ini sejalan oleh penelitian memiliki banyak kesibukan sehingga
(Sukmani, 2016). Korelasi Umur Ibu berat badan bayi tidak terpantau
Melahirkan Dengan Panjang Lahir dengan baik.
Dan Berat Badan Lahir Bayi Umur 0
Hari Di Kecamatan Genteng- 4.2.3 Hubungan Frekuensi
Kabupaten Banyuwangi. Pemberian ASI Dengan Berat
menunjukkan distribusi frekuensi Badan Bayi Usia 0-6 Bulan di
panjang lahir dan berat badan lahir Wilayah Puskesmas Tilamuta
berdasarkan umur ibu. Jumlah total Kabupaten Boalemo
berat badan lahir dan panjang lahir Dalam penelitian ini diketahui
berdasarkan umur ibu memiliki bahwa tidak ada hubungan antara
jumlah yang sama. Namun jika frekuensi pemberian ASI dengan
dilihat dari pembagian umur ibu, berat badan bayi usia 0-6 bulan. Hasil
paling banyak adalah pada umur ibu analisis univariat menunjukkan
18.00 – 20.99 dan umur ibu 24.00 – bahwa responden yang memiliki
26.99, yang berarti bahwa umur ibu frekuensi pemberian ASI dalam
yang paling banyak melahirkan kategori kurang sebanyak 34
adalah di interval umur ibu 18.00 – responden. Akan tetapi dari jumlah
20.99 dan 24.00 – 26.99. Pada umur tersebut terdapat 28 (82,4%) bayi
ibu tersebut merupakan umur yang yang memiliki berat badan normal
normal untuk ibu hamil dan dan 6 bayi yang memiliki berat badan
melahirkan. kurang (17,6%). Sedangkan dari 3
Juga terdapat teori (8,1%) responden yang memiliki
dariSeorang ibu sebaiknya hamil pada frekuensi pemberian ASI dalam
umur 20 – 35 tahun karena pada umur kategori baik terdapat 1 (33,3%) bayi
ini disebut sebagai usia reproduksi dengan berat badan kurang dan 2
dan perlu didukung oleh status gizi (66,7%) bayi memiliki berat badan
yang baik dan dilakukan pemeriksaan normal.
kehamilan dengan teratur agar Berdasarkan hasil perhitungan
menggunakan uji statistic chi square

Mohamad Gusti Sau/841415100


terdapat beberapa cell yang tidak badan sesuai standar normal. Hal ini
memenuhi syarat oleh karena itu uji berkaitan dengan pendidikan bayi.
alternatif yang digunakan adalah Dimana 37 bayi, 7 diantaranya
menggunakan uji statistic fisher’s memiliki pendidikan sarjana.
exact dan diperoleh p Value 0,477 (p Pendidikan yang tinggi akan
value > 0,05) yang berarti H0 mempengaruhi pengetahuan ibu
diterima, sehingga dapat dinyatakan dalam memantau berat badan bayi.
bahwa tidak ada hubungan yang Pendidikan formal responden
signifikan antara frekuensi pemberian mempengaruhi tingkat pengetahuan
ASI dengan berat badan bayi. Hal ini responden dimana semakin tinggi
sejalan dengan penelitian Tati pendidikan responden maka semakin
Purwani (2016) menyatakaan tidak tinggi pula kemampuan responden
terdapat hubungan yang signifikan untuk menyerap pengetahuan praktis
antara frekuensi menyusui dengan dalam lingkungan formal maupun non
berat badan bayi berdasarkan indeks formal terutama melalui media massa,
p=0,815 (p >0,05) dengan hasil uji sehingga responden dapat mengolah,
statistik menggunakan uji korelasi menyajikan dan membagi sesuai
Spearman Rank Order dengan yang dibutuhkan
Correlation.Penelitian yang (Simanjuntak, 2009).Pengetahuan
dilakukan oleh Trio Linda (2015) akan memudahkan responden untuk
tentang hubungan frekuensi dan lama menyerap informasi dan
menyusu dengan perubahan berat mengimplentasikannya dalam
badan neonatus di wilayah kerja perilaku dan gaya hidup sehari-hari.
Puskesmas Gandusari Kabupaten Pengetahuan yang cukupakan
Trenggalek juga menunjukan tidak berdampak pada peran ibu dalam
ada hubungan antara frekuensi pemantauan berat badan anak
menyusui terhadap perubahan berat (Asriani, 2013). Penelitian Prehana
badan neonatus dengan hasil analisis (2018) menggunakan uji statistik chi
(p=0,209) menggunakan uji statistik square diperoleh nilai P value
chi-square. Penelitian ini juga 0,017(<0,05) yang artinya ada
didukung oleh penelitian Merry hubungan yang signifikan antara
Susanti (2012) yang menunjukan tingkat pendidikan ibu dengan berat
tidak ada hubungan antara pemberian badan anak. dari hasil penelitian ini
ASI dengan berat badan anak 6-24 menunjukan bahwa sebagian besar
bulan di kelurahan Pannampu anak yang memiliki berat badan tidak
Makassar. normal ibunya berpendidikan rendah
Hasil uji statistik menunjukan (50%). Hal ini menujukan bahwa
dari 4 responden yang memiliki peran seorang ibu sangat penting
frekuensi ASI yang kurang terdapat 4 dalam kesehatan dan pertumbuhan
(8,2%) bayi yang memiliki berat anaknya. Seorang anak dari ibu yang

Mohamad Gusti Sau/841415100


memiliki latar belakang pendidikan sebelumnya oleh Utami, Fitriasih, dan
tinggi maka akan mendapatkan Siswanti (2013) , dimana peranan ibu
kesempatan hidup serta tumbuh dan dalam memantau berat badan balita
menerima wawasan yang lebih luas sangat penting, dibandingkan dengan
( Supariasa, 2012). Anak dengan ibu peranan para kader posyandu dan
yang memiliki pendidikan rendah petugas kesehatan. Hal ini, memicu
memiliki mortalitas yang lebih tinggi keaktifan dari para ibu sendiri untuk
daripada anak dengan ibu yang aktif dalam kegiatan pemanfaatan
berpendidikan tinggi. Rendahnya posyandu dalam pemantauan berat
tingkat pendidikan ibu menyebabkan badan balita (Proverawati, 2009).
berbagai keterbatasan dalam Adapun ibu dengan frekuensi
menangani berat badan anak balitanya pemberian ASI yang kurang memiliki
(Herman, 2009). Hal ini sejalan bayi dalam kategori berat badan
dengan penelitian yang dilakukan kurang dari standar sebanyak 0 (0%).
oleh Miftakhul Jannah (2014) yang Hal ini dapat berhubungan dengan
menyatakan adanya hubungan tingkat jumlah anak. Berdasarkan hasil
pendidikan ibu dengan berat badan penelitianrata-rata didapatkan 21 dari
balita di posyandu bngunsari semin 37 ibu berstatus memiliki lebih dari
gunung kidul. Ini juga didukung satu anak. Responden mengaku
dengan penelitian Ranityas (2016) menyusui bayi lebih dari satu di
yang menyatakan adanya hubungan dalam rumah sehingga ASI yang
tingkat pendidikan ibu dengan berat diproduksi oleh ibu harus terbagi
badan balita di Puskesmas pleret. kepada beberapa bayi. Oleh
Berdasarkan hasil wawancara karenanya mengakibatkan bayi hanya
ibu yang memiliki frekuensi ASI mendapatkan sedikit nutrisi ASI yang
kurang namun memiliki berat badan mengakibatkan gangguan pada berat
yang normal karena ibu rutin badan. Selain itu jika ditinjau dari
memeriksakan kesehatan anaknya pekerjaan ibu, mayoritas ibu (83,8%)
terutama mengenai penimbangan masuk dalam kategori tidak bekerja.
berat badan secara teratur di Hal ini berkaitan dengan tingkat
posyandu. Sejalan dengan penelitian penghasilan keluarga, ibu yang tidak
Lanoh (2015) menggunakan uji Chi bekerja tidak memiliki penghasilan
Square diperoleh yaitu, p=0,012. Hal yang cukup untuk memenuhi
ini berarti nilai p lebih kecil dari  kebutuhan nutrisi guna optimalnya
(0,05) maka dapat dinyatakan ada kandungan ASI. Konsumsi ASI yang
hubungan yang bermakna antara kurang berkualitas pada balita akan
kunjungan ke posyandu dengan berat menyebabkan balita menderita
badan balita di puskesmas Ranotana kekurangan berat badan hingga
waru.Hal ini, di dukung dengan merujuk pada kurang gizi, karena
penelitian yang dilakukan balita mendapat makanan yang tidak

Mohamad Gusti Sau/841415100


sesuai dengan kebutuhan yang memiliki frekuensi pemberian
pertumbuhan badan anak atau adanya ASI baik, 26 (78,8%) bayi masuk
ketidakseimbangan antara konsumsi dalam kategori berat badan normal.
zat gizi dan kebutuhan gizi dari segi Hal ini disebabkan oleh faktor
kuantitatif atau kualitatif (Sjahmien, pemberian ASI ekslusif. 22 dari
2012). 37bayi mendapatkan ASI ekslusif
Berdasarkan tabel distribusi sehingga menyebabkan berat badan
hasil analisis univariat didapatkan bayi masuk dalam kategori normal.
data jumlah ibu dengan frekuensi ASI Hal ini sejalan dengan penelitian
yang baik sejumlah 33 ibu. Dari Endarwati (2018) menggunakan uji
jumlah tersebut, 7 (21,2%) bayi chi square didapatkan hasil
masuk dalam kategori berat badan pemberian ASI Eksklusif memiliki
kurang dari standar. Berdasarkan hubungan yang signifikan terhadap
hasil wawancara, responden berat badan bayi Usia 6 bulan, hal ini
menyatakan hal ini disebabkan anak ditunjukkan dari nilai probabilitas (p
yang sering jatuh sakit seperti terkena value= 0,015) yang berarti pada taraf
diare. Meskipun pemberian ASI ketelitian α = 0,05, didapatkan Nilai
terbilang baik namun jika mengalami X 2 ≥ X 2 tabel (6,467 ≥ 5,991). Ada
sakit berat badan anak akan turun hubungan pemberian ASI Eksklusif
tiba-tiba secara drastis dan akan sulit dengan berat badan bayi Usia 6 bulan
untuk kembali menormalkan berat di Posyandu Desa Mulur, Bendosari,
badan anak. Hal ini sejalan dengan Sukoharjo.
penelitian yang dilakukan oleh Indah,
(2015) yang menunjukkan bahwa PENUTUP
mayoritas responden menderita Kesimpulan
penyakit infeksi yang berakibat berat Berdasarkan hasil penelitian maka
badan balita yang bermasalah, peneliti berkesimpulan bahwa:
Berdasarkan hasil uji statistik dengan 1. Frekuensi pemberian ASI pada
menggunakan uji korelasi bayi diwilayah Puskesmas
Spearman’s Rank (Rho) diperoleh Tilamuta kabupaten Boalemo
nilai ρ = 0,01 dengan tingkat didapatkanyang kurangsebanyak
kepercayaan 95% (α = 0,05) 34 bayi (91.9%) dan baik 3 bayi
dikatakan ρ < α Ho ditolak dan H1 (8,1%).
diterima, maka ada Hubungan Antara 2. Berat badan bayiusia 0-6
Penyakit infeksi Dengan Status Gizi bulandiwilayah Puskesmas
Pada Balita Di Puskesmas Jambon Tilamuta Kabupaten Boalemo
Kecamatan Jambon Kabupaten sesuai standar sebanyak 30 bayi
Ponorogo Tahun 2014. (81,1%) dan standar 7 bayi
Berdasarkan hasil penelitian (18,9%).
didapatkan data bahwa dari 33 ibu

Mohamad Gusti Sau/841415100


3. Dari menggunakan uji Fisher’s masalah-masalah yang terjadi
exactdiperoleh p Value 0,570 (p saat proses menyusui kepada
value > 0,05). petugas kesehatan, sehingga
dimanatidakterdapat hubungan dapat tertangani dengan tepat
yang signifikan antara frekuensi 3. Bagi Peneliti Selanjutnya
pemberian ASI dengan berat Disarankan untuk lebih
badan bayi usia 0-6 bulan mengembangkan penelitian
diwilayah Puskesmas Kecamatan terhadap hubungan frekuensi
TilamutaKabupaten Boalemo pemberian ASIdengan berat
badan bayi usia 0-6 bulan.
Saran
1. Bagi Puskesmas. DAFTAR PUSTAKA
Perlu ditingkatkan lagi edukasi
mengenai manajemen frekuensi Arif, N. (2009). Panduan Ibu Cerdas
ASI dan Tumbuh Kembang
ASI bagi ibu, terutama bagi ibu Bayi. Yogyakarta: Media
yang menjelang pressindo.
persalinan.Manajemen frekuensi
ASI yang dimaksud yakni berupa Afifah, Aristasari, Sudarto, A (2018).
1000 hari pertama kehidupan.
cara-cara mengatasi masalah
Gajah madah university Press
pemberian ASI. Baik cara
mengatasi masalah kurangnya Ayustawati. (2013). Mengenali
produksi ASI dan permasalahan keluhan anda info kesehatan
lainnya yang dialami saat umum untuk pasien. jakarta:
informasi medika.
pemberian ASI, sehingga proses
menyusui bisa berjalan dengan Aritonag. (2012). Panduan Tentang
sukses. Hal ini penting dilakukan Berat Badan. Jakarta: Pustaka
karena petugas kesehatan Popular Obor.
memiliki peranan penting dalam Adrian, K. (2018). ini informasi berat
memberi edukasi dan juga badan ideal bayi pada tahun
motivasi kepada ibu untuk pertama. Retrieved
membantu ibu mencapai fromhttps://www.alodokter.com/
keberhasilan dalam menyusui ini-informasi-berat-badan-ideal-
bayi-pada-tahun-pertama.16
bayinya desember 2019 (02:26)
2. Bagi Masyarakat
Diharapkan bagi masyarakat Badriah, D. (2014). Gizi dalam
terutama ibu yang memiliki anak Kesehatan Reproduksi.
Bandung: Refika Aditama.
usia 0-6 bulan agar dapat
memperhatikan frekuensi Bahiyatun. (2009). Buku Ajar Asuhan
pemberian ASI, dan berupaya Kebidanan Nifas Normal.
untuk mengkonsultasikan Jakarta: EGC.

Mohamad Gusti Sau/841415100


Behrman, A. l. (2012). Nelson Ilmu Kristiyanasari, W. (2011). ASI,
Keprawatan Anak Edisi 15 Menyusui dan Sadari.
Alih Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Nuha Medika.
Jakarta: EGC.
Maritalia, D. (2012). Asuhan
Bahriyah, F., Putri, M., Jaelani, A. K., Kebidanan Nifas dan
& Indragiri, A. K. (2017). Menyusui. Yogyakarta:
Hubungan pekerjaan ibu Pustaka Belajar.
terhadap pemberian asi
eksklusif pada bayi. Journal Monika, F. (2016). Buku Pintar ASI
Endurance, 2, 113–118. dan Menyusui. Jakarta
Selatan: Noura Books (PT
Dinanti, W. (2016). Perbedaan Jenis Mizan Publika).
Pekerjaan Ibu dengan
Kuantitas Pemberian ASI Narendra, Moersintowarti, B., & dkk.
Eksklusif. Program Pasca (2009). Tumbuh Kembang
Sarjana Universitas Anak dan Remaja. Jakarta:
Diponegoro. Sagung Seto.

Fitri, D. I., Chundrayetti, E., & Ningsih, D. A. (2018). Faktor-Faktor


Semiarty, R. (2014). Yang Memengaruhi
Hubungan Pemberian ASI Pemberian Asi
dengan Tumbuh Kembang Eksklusif.Jurnal Penelitian
Bayi Umur 6 Bulan di Kesehatan Suara Forikes,
Puskesmas Nanggalo,3(2), 9(April), 101–113.
136–140. Retrieved from
Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi
http://jurnal.fk.unand.ac.id
Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Hidayat, A. 2008. Pengatar ilmu Rineka Cipta.
kesehatan anak untuk
kebidanan. Salemba medika Nursalam. (2015). Metodologi
Penelitian Ilmu Keperawatan:
Hayati, A. W. (2009). Buku Saku Gizi Pendekatan Praktis Edisi 4.
Bayi. Jakarta: EGC. Jakarta: Salemba Medika.

Irianto, K. (2014). Gizi Seimbang Purwoastuti, E., & Walyani, E.


dalam Kesehatan Reproduksi. (2015). Panduan Materi
Bandung: Alfabeta. Kesehatan Reproduksi dan
Keluarga Berencana. .
Kemenkes RI. (2013). Pemberian Air Yogyakarta: Pustaka Baru
Susu Ibu dan MP ASI. Jakarta: Press.
Kementerian Kesehatan RI.
Putri, I. A. (2018). Gambaran Pola
Krisnatuti, D., & Hastoro, I. (2014). Menyusui dan Status Gizi
Menu sehat untuk ibu hamil Bayi Usia 0 – 6 Bulan di
dan menyusui edisi 5. Jakarta: Wilayah Kerja Puskesmas
Puspa Swara. Medan Tuntungan Kecamatan
Medan Tuntungan. Skripsi

Mohamad Gusti Sau/841415100


Universitas Sumatera Utara. Soetjiningsih. (2012). ASI Petunjuk
Retrieved from untuk Tenaga Kesehatan.
http://repositori.usu.ac.id Jakarta: EGC.
_______. (2014). Pusat Data dan Supariasa. (2012). Penilaian Status
Informasi Kementerian Gizi. Jakarta: EGC.
Kesehatan RI : Situasi dan
Analisis ASI Eksklusif. Suryani, E., & Badi‘ah, A. (2018).
Asuhan Keperawatan Anak
Riksani, R. (2012). Keajaiban ASI Sehat dan Berkebutuhan
(Air Susu Ibu) Semua Khusus. Yogyakarta: Pustaka
Kebutuhan Gizi Bayi Ada Baru Press.
Pada ASI. Jakarta: Dunia
Sehat. Sukmani, K, N, A., (2016). Korelasi
Umur Ibu Melahirkan Dengan
Ronald, H. (2011). Pedoman dan Panjang Lahir Dan Berat Badan
Perawatan Balita agar Lahir Bayi Umur 0 Hari Di
Tumbuh Sehat dan Cerdas. Kecamatan Genteng-Kabupaten
Bandung: Nuansa Aulia. Banyuwangi. AntroUnairdotNet,
Vol.V/No.2. banyuwangi.
Saleha, S. (2009). Asuhan Kebidanan
Pada Masa Nifas. Jakarta: septikasari. (2018). status gizi anak
Salemba Medika. dan faktor yang
mempengaruhi. yogyakarta:
Sandewi, S. (2018). Hubungan UNY Press
Pemberian ASI Eksklusif
Dengan Pertumbuhan Dan Walyani, E., & Purwoastuti, E.
Perkembangan Pada Bayi (2015). Asuhan Kebidanan
Usia 7-12 Bulan Di Wilayah Masa Nifas dan Menyusui. .
Kerja Puskesmas Poasia. Yogyakarta: Pustaka Baru
Retrieved from Press.
http://repository.poltekkes-
kdi.ac.id/130/1/SKRIPSI.pdf Wiji, R. N. (2011). ASI dan Panduan
Ibu Menyusui. Yogyakarta:
Sari, D. K., Tamtomo, D. G., & Nuha Medika.
Anantayu, S. (2017).
Hubungan Teknik , Yosephin, dkk. (2019). buku
Frekuensi , Durasi Menyusui pegangan petugas KUA. yogyakarta:
dan Asupan Energi dengan grup penerbitan CV BUDI UTAMA
Berat Badan Bayi Usia 1-6
Bulan di Puskesmas
Tasikmadu Kabupaten
Karanganyar. Amerta Nutr.,
1(1), 1–13.
Siswanto. (2010). Pertumbuhan dan
Perkembangan pada Anak.
Jakarta: Bumi Aksara.

Mohamad Gusti Sau/841415100

Anda mungkin juga menyukai