ABSTRAK
Pada aktivitas tambang, kapur tohor (CaO) adalah bahan kimia yang umum digunakan pada pengelolaan
air asam tambang. Pada keadaan tertentu soda kaustik (NaOH) juga digunakan. Pada penelitian Lowi (2019)
diketahui pengelolaan menggunakan kapur tohor efektif diterapkan untuk air asam tambang dengan pH ≥4 dan
soda kaustik untuk pH<4. Harga soda kaustik yang lebih mahal menyebabkan ongkos pengelolaan air asam
tambang pada pH rendah akan tinggi. Sehubungan hal tersebut, pada penelitian ini coba ditambahkan perlakuan
pengadukan untuk melihat efektifitas pengelolaan air asam tambang dengan pH rendah. Percobaan dilakukan
dengan pemberian kapur tohor dan soda kaustik dengan dosis berbeda dan lama waktu pengadukan berbeda. Hasil
penelitian pembentukan air asam tambang menggunakan batubara dan tanah penutup menunjukkan waktu efektif
penurunan pH adalah 4 jam dan setelahnya turun dengan sangat perlahan. Dengan waktu pengadukan 30 menit,
pemberian dosis terbaik CaO untuk menetralkan pH dan menurunkan konsentrasi TSS dan Fe adalah 5 gr/l. Pada
pemberian dosis NaOH 3 ml/l nilai pH telah netral dan konsentrasi Fe menurun, namun TSS belum mencapai baku
mutu yang dipersyaratkan. Dosis NaOH 5 ml/l dan lama pengadukan 30 menit telah mampu membuat 3 komponen
di atas memenuhi baku mutu yang dipersyaratkan oleh peraturan. Untuk komponen Mn, pemberian dosis optimum
7 gr/l untuk CaO atau 7 ml/l untuk NaOH belum mampu menurunkan kosentrasi Mn mencapai baku mutu
lingkungan yang dipersyaratkan oleh peraturan.
Kata Kunci: Air asam tambang, Kapur tohor, Soda kaustik, Baku mutu lingkungan
ABSTRACT
In the mining activities, calcium oxide (CaO) is a chemical commonly used in acid mine drainage
management. Besides, caustic soda (NaOH) is generally also used. In previous study it was shown that the calcium
oxide is effectively applied to acid mine drainage with pH ≥4 and caustic soda for acid mine drainage with pH <4
(Lowi, 2019). The price of caustic soda more expensive than calcium oxide making management costs for acid mine
drainage higher. Regarding the issues, we tried to add a stirring treatment to see its effectiveness in increasing low
pH in acid mine drainages.of management to acid mine drainage with low pH. The research was conducted by
giving calcium oxide or caustic soda with different dosages and different mixing times. The research result on to
forming acid mine drainage using coal and overburden showed the effective time for pH reduction was 4 hours and
after that the decresing of pH run slowly. With 30 minutes stirring time, the good dosage of CaO to neutralize pH
and reduce the concentration of TSS and Fe is 5 gr/l. At the addition of a dose of 3 ml/l NaOH, the pH value was
neutral and Fe concentration decreased, but TSS not reached the required quality standard. NaOH dosage of 5 ml/l
and stirring time of 30 minutes made the 3 components above meet the qualification standards required by
regulation. For the Mn component, the optimum dosage of 7 gr/l for CaO or 7 ml/l for NaOH has not been able to
reduce the Mn concentration to meet the environmental quality standard required by regulation.
Keywords: Acid mine drainage, Calcium oxide, Caustic soda, Environmental quality standard.
1
Saintek ITM, Volume 33, Nomor 1 Januari – Juni 2020
2
Saintek ITM, Volume 33, Nomor 1 Januari – Juni 2020
limbah bagi usaha dan atau kegiatan Hasil pengukuran pH pada sampel awal
pertambangan batubara menurut Kepmen LH untuk selang waktu 15 menit menunjukkan
No. 113 Tahun 2003. terjadinya penurunan yang signifikan dari pH
awal 7,6 hingga mencapai 3,8 selama 4 jam
METODE PENELITIAN material batubara, overburden dan air
tercampur. Setelah 4 jam hingga 120 jam
Penelitian ini dilakukan di sampel didiamkan, terjadi juga penurunan
laboratorium Hidrogeologi Jurusan Teknik pH namun lambat (lihat Gambar 1).
Pertambangan – ITM, Jl. Gedung Arca No.
52 Medan, dengan jenis penelitian adalah Penurunan
terapan melalui uji laboratorium. Pembuatan pH cepat
Penurunan
sampel AAT, uji pH dan TSS yang mengacu pH lambat
ke SNI 06-6989.3-2004 dilakukan di
laboratorium Hidrogeologi Jurusan Teknik
Pertambangan – ITM, dan untuk uji
kandungan Fe dan Mn dilakukan di
laboratorium Politeknik Teknologi Kimia
Industri (PTKI) Medan.
Material untuk uji laboratorium berupa
batubara dengan nilai kalor rerata 5.700 Gambar 1. Grafik penurunan pH pada sampel awal
kkal/kg dan tanah penutup (overburden)
diambil dari tambang batubara di kecamatah Dengan demikian waktu efektif
Tebo Ilir Kabupaten Tebo Provinsi Jambi. keterbentukan AAT pada tumpukan batubara
Pembuatan sampel AAT dilakukan dengan dan overburden di wilayah tambang batubara
menyiapkan overburden kering 5 kg dan kecamatan Tebo adalah 4 jam. Pada proses
batubara berukuran 5-10 cm sebanyak 30 kg. penurunan nilai pH, secara bersamaan
Masukkan material ke dalam ember plastik, logam-logam yang ada pada material
tambahkan 30 liter air bersih dan aduk batubara dan overburden turut melarut dan
merata hingga seluruh material terendam air. meningkatkan konsentrasi ion logam di
Lakukan pengukuran pH air berkala selang AAT. Tabel 1 menunjukkan konsentrasi
15 menit hingga nilai pH konstan. logam terlarut pada sampel AAT setelah 5
Selanjutnya sample air dibagi atas hari.
sembilan bagian untuk dimasukkan ke dalam
gelas ukur 1 liter. Gelas ukur pertama Tabel 1. Konsentrasi logam terlarut dan TSS pada
sampel awal sebelum ada perlakuan
digunakan untuk uji kandungan TSS, empat
gelas ukur berikut ditambahkan kapur tohor
dengan berat masing-masing 1 gr, 3 gr, 5 gr
dan 7 gr. Empat sampel lain ditambahkan
soda kaustik dengan volume masing-masing
1 ml, 3 ml, 5 ml dan 7 ml. Waktu
pengadukan yang dilakukan kepada semua
sampel yang diberikan bahan kimia
berfariasi dari 5-480 menit.
Pengelolaan AAT dengan Kapur Tohor
HASIL DAN PEMBAHASAN (CaO)
3
Saintek ITM, Volume 33, Nomor 1 Januari – Juni 2020
dengan dosis dan waktu pengadukan yang dosis dan waktu pengadukan yang berbeda.
berbeda menunjukkan nilai pH cenderung Hasil uji menunjukkan nilai pH cenderung
naik menuju netral. Grafik kenaikan pH pada naik menuju netral. Grafik kenaikan pH pada
pemberian kapur tohor untuk dosis dan pemberian soda kaustik untuk dosis dan
waktu pengadukan berbeda dapat dilihat waktu pengadukan berbeda dapat dilihat
pada Gambar 2. pada Gambar 3.
Pada gambar terlihat korelasi positif Pada grafik terlihat untuk pemberian
nilai pH terhadap pemberian kapur tohor. dosis NaOH 1 ml/l nilai pH hanya mencapai
Semakin besar jumlah kapur tohor dan waktu 4 dan tidak bergerak naik lagi meskipun
pengadukan yang diberikan maka nilai pH diberi pengadukan hingga 480 menit. Pada
AAT naik menuju normal. Pada pemberian pemberian dosis 3 ml/l nilai pH mencapai
dosis CaO 1 gr/l maka nilai pH mencapai 6 6,1 pada pengadukan 5 menit, pemberian
pada pengadukan di menit ke 90. Untuk dosis 5 ml/l nilai pH mencapai 8,4 di
pemberian dosis 3 gr/l nilai pH mencapai 6 pengadukan 5 menit, dan pemberian dosis 7
pada menit pengadukan ke 20, pemberian ml/l nilai pH mencapai 10,2 di pengadukan
dosis 5 gr/l dan 7 gr/l nilai pH mencapai 6 5 menit.
pada pengadukan menit ke 5. Dapat Soda kaustik merupakan basa kuat
disimpulkan semakin besar jumlah kapur yang dengan cepat meningkatkan ion-ion
tohor yang diberikan maka semakin cepat pH OH- pada air asam sehingga pH menuju
AAT menuju normal. Jika pada penelitian normal dengan cepat. Pemberian soda
sebelumnya diperlukan dosis 0,4 gr/l dan kaustik sebesar 0,3% dan pengadukan > 5
lama pengadukan 15 menit agar air asam menit cukup untuk menetralkan AAT hingga
mmenuhi syarat baku mutu (Chairul, 2017), memenuhi baku mutu yang dipersyaratkan
dengan menambahkan 0,1 gr/l (menjadi 0,5 agar dapat dibuang ke badan air sungai
gr/l) waktu pengadukan turun menjadi hanya terdekat. Keadaan tersebut berbeda jika kita
5 menit. Fungsi pengadukan adalah membuat menggunakan kapur tohor (CaO), dimana
larutan homogen. memerlukan jumlah 0,5% dari volume AAT
agar mencapai baku mutu yang
dipersyaratkan. Diperlukan jumlah CaO yang
lebih besar untuk menetralkan AAT
dibanding NaOH.
Pengelolaan AAT dengan Soda Kaustik Gambar 3. Grafik trend pH pada pemberian dosis soda
(NaOH) kaustik dan waktu pengadukan berbeda
4
Saintek ITM, Volume 33, Nomor 1 Januari – Juni 2020
Konsentrasi TSS Pada Pemberian CaO Untuk pemberian soda kaustik dosis 1
dan NaOH ml/l nilai TSS menurun menjadi 19.000 mg/l
dari nilai awal 21.000 mg/l, dimana sampling
Untuk mengetahui dampak pemberian dan uji laboratorium langsung dilakukan
CaO dan NaOH terhadap keberadaan setelah pengadukan. Dengan penambahan
padatan toal di sampel air asam, maka jumlah soda kaustik dan langsung sampling
dilakukan pengukuran parameter TSS serta pengujian menunjukkan adanya
setelah pemberian CaO dan NaOH selama 15 penurunan nilai TSS yang tidak signifikan.
menit dan 30 menit. Hasil pengukuran TSS Dengan diterapkan lama pengadukan 30
dengan jumlah dan waktu pengadukan menit maka konsentrasi TSS terlihat
berbeda diberikan pada Tabel 2 dan Tabel 3. mencapai < 300 mg/l dan telah memenuhi
baku mutu yang diperbolehkan.
Tabel 2. Pemberian CaO dengan jumlah berbeda dan Dengan demikian pemberian kapur
pengaruhnya terhadap nilai TSS
tohor yang banyak akan meningkatkan
Nilai TSS (mg/l) dengan waktu padatan tidak terlarut (lumpur) di sampel air
Jumlah pengadukan berbeda
No dan tentunya tidak baik. Hal ini berbeda
CaO (gr)
Langsung 15 menit 30 menit untuk pemberian soda kaustik dimana
1 1 21.500 12.300 250 potensi terbentuknya lumpur sangat kecil.
2 3 23.000 10.200 200 Hal lain yang didapat adalah waktu berperan
penting menurunkan konsentras TSS dan 30
3 5 25.700 8.000 175
menit sudah cukup agar konsentrasi TSS
4 7 26.000 7.500 120 memenuhi baku mutu yang dipersyaratkan.
Gambar 4 menunjukkan kondisi
Tabel 3. Pemberian NaOH dengan jumlah berbeda
dan pengaruhnya terhadap nilai TSS sampel AAT setelah diberikan CaO dan
Gambar 5 menunjukkan kondisi sampel
Jumlah Nilai TSS (mg/l) dengan waktu setelah diberikan NaOH. Terlihat sampel air
No NaOH pengadukan berbeda asam diberi NaOH jauh lebih terang
(ml) Langsung 15 menit 30 menit dibadingkan diberi CaO, dan hal tersebut
1 1 19.000 8.700 160 menunjukkan pemberian soda kaustik baik
2 3
untuk mengelola TSS dibanding kapur tohor.
18.400 8.300 150
3 5 18.300 6.400 110
4 7 18.100 4.100 100
5
Saintek ITM, Volume 33, Nomor 1 Januari – Juni 2020
6
Saintek ITM, Volume 33, Nomor 1 Januari – Juni 2020
7
Saintek ITM, Volume 33, Nomor 1 Januari – Juni 2020
8
Saintek ITM, Volume 33, Nomor 1 Januari – Juni 2020
Mengelola Drainase Asam dan Logam, Metzger, M. 2005, The Relationship Between
Persemakmuran Australia, Australia iron and pH, National Testing
Government, February 2007 Laboratories, Ltd., Worldwide Drilling
Ata Akcil, Soner Koldas. 2006. Acid Mine Resources
Drainage (AMD): causes, treatment Purba, Lowi. 2019. Studi Perbandingan
and case studies; Journal of cleaner Penggunaan Kapur Tohor Dengan
Production 14 , 1139-1145. Soda Kaustik Pada Pengelolaan Air
Caruccio, F.T. and Geidel, G., 1981, Asam Tambang Di KPL PIT 3 Barat
Estimating the minimum Acid Load Baru PT. Bukit Asam, Tbk Tanjung
That can be Expected from a Coal Enim Sumatera Selatan. ITM. Medan.
Strip Mine, in Proceedings of National Sayoga, R.G., 2014. Pembentukan,
Symposium on Surface Mine Pengendalian Dan Pengelolaan Air
Hydrology, Sedimentation and Asam Tambang. Bandung: Institut
Reclamation, Univ. of Kentucky, Teknologi Bandung.
Lexington, p.117, 1981 SNI 06-6989,3:2004 Air dan air limbah –
Casagrande, D.J., 1987. Sulphur in Peat and Bagian 3: Cara Uji Padatan
Coal, in Scott, A.C. (ed.), Coal and Tersuspensi Total (Total Suspended
Coal-Baering Strata. Recent Solid, TSS) Secara Gravimetri
Advances, Geol. Soc. Spec. Publ. No. Skousen, J.G., 1991, Anoxic Limestone
32, pp. 87-105. Drains for Acid Mine Drainage
Chairul, dkk. 2017. Analisis Efektivitas treatment, Research Gate, januari 1991
Kapur Tohor Dan Zeolit Untuk Skousen, J.G., Ziemkiewicz, P.F., and R.
Peningkatan Ph Dan Penurunan Lovett. 1994. Open limestone channels
Kandungan Logam Fe Dan Cu Pada for treating acid mine drainage: a new
Pengolahan Air Asam Tambang. look at an old idea. Green Lands
Program Studi Teknik Pertambangan, 24(4):36-41.
Fakultas Teknik, Universitas Snoeyink, V.L. dan D. Jenkins, 1980, Water
Hasanuddin Gowa, Sulawesi Selatan.. Chemistry, Jhon Wiley & Sons Inc.
Dvorak, B.I. dan Skipton, S.O., 2007, United States of America
Drinking Water : Iron and Manganese, Whitehead, P. and Jeffrey, H., Heavy Metal
NebGuide, Published by University of from Acid Mine Drainage – Impact
Nebraska – Lincoln Extention, Institute and Modelling Strategies, Proceedings
of Agriculture and Natural Resources of a Boulder Symposium, IAHS Publ.
Fuadi, A, 1999. Mempelajari Karakteristik No. 230, 1995
Batu Kapur Tohor/Lime (CaO)
Sebagai Adsorben Untuk Proses
Pengeringan Secara Adsorpsi, Tesis,
Jurusan Teknik Pertanian, Institut
Pertanian Bogor, Bogor.
Gautama, R. S. 2007. Pengantar Air Asam
Tambang. ITB. Bandung
Maree, J.P., de Beer, M., Strydom, W.F., et
all., Neutralizing Coal Mine Effluent
with Limestone to Decrease Metals
and Sulphates Concentration, Mine
water and Environment, 23, 81-86,
2004