Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Pendidikan merupakan upaya memperlakukan manusia untuk mencapai suatu
tujuan. Perlakuan itu akan manusiawi apabila mempertimbangkan kapasitas dan
potensi-potensi yang ada pada manusia. Suatu usaha yang tidak mempunyai tujuan
tidak akan mempunyai arti apa-apa. Ibarat seseorang yang bepergian tak tentu arah
maka hasilnya pun tak lebih dari pengalaman selama perjalanan.
Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan secara sadar dan jelas memiliki
tujuan. Sehingga diharapkan dalam penerapannya ia tak kehilangan arah dan pijakan.
Dalam perkembangannya teori-teori tentang tujuan pendidikan islam menjadi
perhatian yang cukup besar dari para pakar pendidikan.
Begitu banyak ayat-ayat dalam Al-Qur’an yang membahas  dan memberi
penjelasan tentang tujuan pendidikan islam. Sepeti contoh beberapa ayat yang akan
dibahas dalam makalah ini diantaranya yaitu surah Al-Imaran ayat 137-139 dan Al-
Hajj ayat 38-41.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana tafsir dan tujuan pendidikan menurut Surah Ali ‘Imran ayat 137-139?
2. Bagaimana tafsir dan tujuan pendidikan menurut Surah Al-Hajj ayat 38-41?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui tafsir dan tujuan pendidikan menurut surah Ali-Imran ayat 137-
138.
2. Untuk mengetahui tafsir dan tujuan pendidikan menurut surat Al-Hajj ayat 38-39
BAB II
PEMBAHASAN

A. Tafsir surat Al-Imran ayat 137-139.


1. Q.S Ali Imran ayat 137
          
  
Artinya:
“Sesungguhnya telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunnah Allah, karena
itu berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana akibat
orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).”
Sunah Allah atau sunatullah artinya ketentuan yang berlaku bahwa
yang hak pada akhirnya akan menang dan yang batil akan kalah. Secara
umum ayat ini masih dalam rangka uraian tentang Perang Uhud.
Mengenai kejadian-kejadian yang penting dan sikap orang-orang kafir
terhadap orang-orang mukmin yang berakhir dengan kemenangan orang-
orang mukmin, berkat keimanan dan kesabaran dalam menghadapi segala
macam bahaya dan rintangan untuk mempertahankan dan menegakkan
kebenaran.
Sunatullah (ketentuan yang berlaku) terhadap makhluk-Nya yang berupa
kejayaan atau kemunduran, tidak pernah berubah dan selalu terulang atau
terjadi pada setiap umat yang berada pada sebab-sebab yang sama.
Dengan demikian semenjak umat-umat dahulu sebelum umat
Muhammad, tetap berlaku sampai sekarang. Oleh karena itu, kita
dituntun agar melakukan perjalanan dan penyelidikan di bumi, sehingga
kita mengambil kesimpulan bahwa Allah dalam ketentuan-Nya telah
mengaitkan antara sebab dengan musababnya. Misalnya kalau seseorang
ingin kaya, maka ia harus mengusahakan sebab-sebab yang bisa
mendatangkan kekayaan. Kalau ingin menang dalam peperangan
hendaklah dipersiapkan segala sebab untuk mendapatkan kemenangan,
baik dari segi materinya maupun dari segi taktik dan sebagainya. Kalau
ingin bahagia di dunia dan akhirat, perbuatlah sebab-sebab untuk
memperolehnya, dan demikianlah seterusnya. Ayat 137 ini menyuruh kita
menyelidiki dan memperhatikan sebab-sebab diturunkannya azab kepada
orang mendustakan kebenaran.
2. Q.S Al-Imran ayat 138
      
Artinya:
“(Al Quran) ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk
serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa.”

Apa yang tersebut pada ayat 137 adalah peringatan bagi semua
manusia dan petunjuk serta pelajaran orang-orang bertakwa. Ulama tafsir
mengatakan bahwa maksud ayat ini adalah memperingatkan kaum
Muslimin bahwa kekalahan mereka dalam Perang Uhud adalah pelajaran
bagi umat Islam, dan berlakunya ketentuan sunah Allah.
Mereka menang dalam Perang Badar, karena mereka menjalankan dan
mematuhi perintah Nabi. Dalam Perang Uhud pun mereka hampir saja
memperoleh kemenangan tetapi oleh karena mereka lalai dan tidak lagi
mamatuhi perintah Nabi, akhirnya mereka terkepung dan diserang dari
belakang oleh tentara musuh yang jauh lebih banyak jumlahnya,
sehingga gugurlah puluhan syuhada dari kaum Muslimin, dan Nabi
sendiri menderita luka dan pecah salah satu giginya.
3.Q.S Al-Imran ayat 139
         
Artinya:
“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih
hati, Padahal kamulah orang-orang yang paling Tinggi (derajatnya), jika
kamu orang-orang yang beriman.”
Ayat ini menghendaki agar kaum Muslimin jangan bersifat lemah
dan bersedih hati, meskipun mereka mengalami pukulan berat dan
penderitaan yang cukup pahit dalam Perang Uhud, karena kalah atau
menang dalam suatu peperangan adalah hal biasa yang termasuk dalam
ketentuan Allah. Yang demikian itu hendaklah dijadikan pelajaran. Kaum
Muslimin dalam peperangan sebenarnya mempunyai mental yang kuat
dan semangat yang tinggi serta lebih unggul jika mereka benar-benar
beriman.
Pada ayat 137 ini Allah menerangkan bahwa sunnah-Nya
(ketentuan yang berlaku) terhadap makhluk-Nya, semenjak umat-umat
dahulu kala sebelum umat nabi Muhammad saw, tetap berlaku sampai
sekarang. Oleh karena itu, kita di tuntut supaya melakukan perjalanan
dan penyelidikan di bumi, sehingga kita dapat pada suatu kesimpulan
bahwa Allah dalam ketentuan-nya telah mengikatkan antara sebab
dengan musababnya. Misalnya kalau seseorang ingin kaya, maka ia harus
mengusahakan kesimpulannya, sebab-sebab yang bisa membawa kepada
kekayaan. Kalau ingin menang dalam peperangan hendaklah
dipersiapkan segala sebab untuk mendapatkan kemenangan, baik dari
segi materinya maupun dari segi taktik dan sebagainya. Kalau ingin
bahagia di dunia dan akhirat, perbuatlah sebab-sebab untuk
memperolehnya, dan demikianlah seterusnya.
Pada ayat 138 menjelaskan bahwa apa yang tersebut pada ayat 137
adalah penerangan bagi seluruh manusia dan petunjuk serta pelajaran
orang-orang bertakwa. Sehingga dengan mempelajari sejarah umat-umat
terdahulu dan melihat bekasnya dengan sendirinya akan memperoleh
penjelasan, petunjuk dan pengajaran. Ilmu kita akan bertambah-tambah
tentang perjuangan hidup manusia di dalam alam ini. Dan dalam ayat ini
kita berjumpa dengan anjuran mengetahui dua tiga ilmu yang amat
penting. Pertama sejarah, kedua ilmu bekas peninggalan kuno, ketiga
siasat perang, keempat, ilmu siasat pengendalian negara.
Dalam ayat ini, Allah mengingatkan tentang sunnah-sunnah Allah
pada makhluk-Nya. Barangsiapa berjalan pada tatanan sunnah tersebut,
ia akan sampai kepada kebahagiaan, dan barangsiapa menyimpang
darinya maka ia akan tersesat, akibatnya adalah sengsara dan kehancuran.
Perkara yang hak itu pasti harus menang atas kebatilan, sekalipun pada
awalnya kebatilan mempunyai kekuatan yang besar. Sehingga apabila
kita tidak menempuh jalan-jalan tersebut berarti kita tidak memakai jalan
hidayah, dan kita termasuk orang-orang yang tidak mau mengambil
pelajaran dari pengalaman.
Adapun Hikmah dari Musibah yang menimpa kaum mukminin
pada perang uhud, Allah swt berfirman kepada kaum mukminin yang
tertimpa musibah pada perang Uhud, dimana tujuh puluh orang dari
mereka terbunuh:‫“ قَ @ ْد خَ لَ ْت ِم ْن قَ ْبلِ ُك ْم ُس @ن ٌَن‬sesungguhnya telah berlalu sebelum
kamu sunnah-sunnah Allah.”Artinya, peristiwa seperti itu terjadi pula
pada umat-umat sebelum kalian, yaitu pengikut Nabi sebelum Rasulullah
saw. Kemudian kesudahan yang baik adalah untuk kalian dan kesudahan
yang buruk akan menimpa orang-orang kafir.
@َ ِ‫األرض فَا ْنظُروا َك ْيفَ َك@@انَ عَاقِبَ@ةُ ْال ُم َك@ ِّذب‬
Allah swt berfirman: ‫ين‬ ِ ‫“ فَ ِسيرُوا فِي‬karena

itu, berjalanlah kamu di muka bumi. Perhatikanlah bagaimana akibat


(kesudahan yang buruk) bagi orang-orang yang mendustakan (para
Rasul).”
Kemudian Allah swt berfirman: ‫اس‬ ٌ َ‫(“ هَ َذا بَي‬Al-Quran) ini adalah
ِ َّ‫ان لِلن‬
penerang bagi seluruh manusia.” Di dalamnya dijelaskan berbagai hal
dengan sangat gamblang. Bagaimana keadaan umat-umat terdahulu
ketika menghadapi musuh-musuh mereka.
ٌ‫“ َوهُ@@دًى َو َموْ ِعظَ@@ة‬Dan petunjuk serta pelajaran.” Artinya, dalam al-

Quran itu disebutkan pula keadaan umat sebelum kalian sebagai petunjuk
bagi hati kalian, serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa, agar
menjauhi dari perkara-perkara yang diharamkan dan dari perbuatan-
perbuatan dosa.
Setelah itu Allah swt menghibur orang-orang yang beriman dengan
firman-Nya: ‫“ َواَل تَهنُوا‬janganlah kamu bersikap lemah.” Karena peristiwa
ْ ‫“ َواَل تَحْ َزنُ@@@وا َوأَ ْنتُ ُم ْاألَ ْعلَ@@@وْ نَ اِ ْن ُك ْنتُ ْم ُم‬Dan janganlah (pula) kamu
uhud itu. َ‫@@@ؤ ِمنِ ْين‬
bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi
(derajatnya), jika kamu orang-orang beriman.” Artinya, kesudahan yang
baik dan pertolongan Allah hanyalah bagi kaum mukminin.
B. Tujuan Pendidikan Menurut Surah Ali ‘Imran ayat 137-139
Dari surah Ali-Imran ayat 137 dapat diketahui bahwa tujuan
pendidikan yang terdapat dalam ayat tersebut adalah agar manusia bisa
mengambil pelajaran dari sejarah masa lalu, dari sunnah-sunnah Allah
yang berlaku pada manusia sebelumnya, agar manusia bisa menghadapi
masa depan dengan selamat sesuai dengan aturan Allah swt.
Dan pada ayat 138 “(Al Quran) Ini adalah penerangan bagi seluruh
manusia, dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa”
dapat kita ketahui bahwa tujuan pendidikan disini ialah agar manusia
mengetahui jalan hidup yang lurus dan benar, dimana Al-Quran lah yang
menjadi pendidik dan menjadi penerang jalan hidup manusia.
Dan tujuan pendidikan pada ayat 139 “Janganlah kamu bersikap lemah”
yaitu agar manusia menjadi orang yang kuat, sehat jasmani dan rohani,
“dan janganlah (pula) kamu bersedih hati” yaitu agar manusia bahagia
dan tentram hidup di dunia dan di akhirat, kemudian dilanjutkan dengan
“padahal kamulah orang-orang yang paling Tinggi” yaitu agar derajat
manusia bertambah tinggi. Dan kesimpulan tujuan pendidikan yang ada
pada ayat 139 ini yaitu agar manusia menjadi orang yang benar-benar
beriman kepada Allah, dengan semakin tingginya pendidikan yang
manusia dapatkan diharapkan manusia tersebut semakin kuat imannya
kepada Allah swt. Sehingga tujuan pendidikan tidak akan tercapai
apabila seseorang yang mendapatkan pendidikan lebih tinggi bukannya
bertambah imannya namun imannya semakin berkurang, dan orang yang
mendapatkan pendidikan tidak akan tercapai tujuannya apabila nantinya
tidak menjadi orang yang dapat mengambil pelajaran dari sejarah.

C. Tafsir Surat Al-Hajj ayat 38-41.


             
 
         
         
         
        
           
       
       
  

Anda mungkin juga menyukai