KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Pendidikan Vokasional
Dijelakan dalam pasal 4 bahwa peserta didik adalah anggota masyarakat yang
pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana dan proses
Kata vokasi berasal dari bahasa latin “Vocare” yang artinya dipanggil, surat
panggilan, perintah (summon) atau undangan. Menurut Billet (2011: 59) “vocations
are product of individuals experiences and interest, that are, in some ways, person
Vokasi merupakan produk atau jasa yang menarik dan merupakan pengalaman diri
10
dipanggil atau diundang untuk mengerjakan sesuatu pekerjaan/job. Vokasi
dan pelatihan yang disebut dengan pendidikan vokasional (Sudira, 2015: 3).
Panggilan atau perintah atau undangan dalam kaitannya dengan kata vokasi
berhubungan dengan pekerjan atau occupation, tetapi tidak semua panggilan atau
perintah atau undangan adalah vokasi. Vokasi yang dimaksud dalam hal ini adalah
panggilan atau undangan untuk melakukan pekerjaan atau jabatan tertentu. Kata
vokasi dan okupasi berkaitan dimana vokasi berkaitan dengan perintah sedangkan
okupasi berkaitan dengan substansi dari perintah atau panggilan tersebut yaitu
melakukan pekerjaan.
dunia kerja (Education for Vocation) (Sudira, 2015: 4). Pavlova menyatakan
“Tradionally, direct preparation for work was the main goal vocational
education. It was perceived as providing spesific training that was reproductive
and based on teacher’s instruction, with the intention to develop understanding
of a particular industry, comprising the spesific skills or tricks of the trade.
Student’s motivation was seen to be engendered by the economic benefits to
them, in the future. Comptency-based training was chosen by most goverments
in Western scocieties as a model for vocational education (VE) (Pavlova,
2009:7).”
agar siap bekerja maka pendidikan vokasional memuat pelatihan khusus yang
cenderung bersifat reproduktif sesuai perintah guru atau instruktur dengan fokus
perhatian pada pengembangan kebutuhan industri, berisikan skill khusus atau trik-trik
11
pasar. Motivasi utama pendidikan vokasional terletak pada keuntungan ekonomi untuk
dan sekolah vokasi seperti yang dipakai di Indonesia (Sudira, 2015: 5). Istilah
istilah jalur pendidikan antara akademik dan vokasi bisa dibenarkan karena jalur
vokasi bermakna jalur menuju siap bekerja. Sedangkan jalur akademik adalah jalur
untuk kehidupan kerja meliputi pemberian wawasan tentang pekerjaan yang mereka
pilih; 2) melakukan persiapan awal bagi individu untuk kehidupan kerja meliputi
bagi individu dalam kehidupan kerja mereka agar mampu melakukan transformasi
pendidikan vokasional adalah proses pembelajaran yang dilakukan agar peserta didik
peserta didik siap untuk bekerja dengan kompetensi yang dimiliki sesuai bidangnya.
pendidikan notaris, pendidikan bisnis, teknik dan sebagainya termasuk dalam cakupan
12
pendidikan vokasional sebagai pendidikan untuk okupasi. Semua pendidikan yang
maka termasuk dalam cakupan bidang pendidikan vokasional. Disisi lain pendidikan
Perspektif ini tentu belum sesuai dengan hakikat dari pendidikan vokasional sebagai
Melihat latar belakang penyiapan SDM yang masih perlu ditingkatkan, maka memilih
yang memadai, adalah kebijakan yang tepat. Kondisi ini menuntut pendidikan
vokasional perlu melakukan pengembangan secara terus menerus dan diperlukan pula
13
Tinggi (Kemenristekdikti) sesuai dengan permasalahan-permasalahan yang harus
diselesaikan dalam kurun waktu 2015 - 2019 yang meliputi: (1) meningkatnya kualitas
kelembagaan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) dan pendidikan tinggi; (3)
meningkatnya relevansi, kualitas, dan kuantitas sumber daya iptek dan pendidikan
tinggi; (4) meningkatnya relevansi dan produktivitas riset dan pengembangan; serta
dituliskan di dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal
vokasi, sarjana, magister, spesialis dan doktor. Jika dikaitkan dengan Pasal 20 Ayat 3
akademik, profesi dan/atau vokasi, maka merupakan tantangan bagi pendidikan tinggi
untuk secara sistematis turut serta dalam mengembangkan sistem pendidikan vokasi
Fakultas Teknik UNY merupakan bagian dari institusi pendidikan tinggi yang
yaitu jalur kependidikan jenjang Strata 1 (S1) dan jalur non kependidikan jenjang
14
menyiapkan tenaga kependidikan dan non kependidikan pada bidang teknik dan
Pesantren di seluruh Provinsi di Indonesia secara internal selalu akan menjadi faktor
utama penentu keberhasilan pendidikan vokasional di Indonesia. Jenis guru yang harus
diadakan mencakup semua jenis program dan paket keahlian sesuai Keputusan Dirjen
pendidikan menengah kejuruan, dari segi rasio guru dan siswa juga harus memenuhi
standar. Ketersiadaan jumlah guru kejuruan sesuai spektrum dan rasio perlu terus
guru kejuruan berkualitas adalah tugas Lembaga Pendidikan Tenaga Pendidik dan
yang dimiliki bersama FT Universitas Negeri Padang (UNP) sejak ditunjuk sebagai
pencetak guru kejuruan melalui proyek Bank Dunia Tahun 1979, FT UNY terbukti
sudah menempatkan guru-guru kejuruan unggul dan berprestasi di SMK pada sebagian
jika FT Universitas eks Institut Keguruan Ilmu Pendidikan (IKIP) tidak lagi berfokus
15
pada penghasil guru vokasional dan pelatihan vokaional maka hampir dipastikan
04/27/mendikbud-akan-tingkatkan-rasio-smk-dibanding-sma-ini-alasannya, diakses
Tahun 2025 Indonesia akan dibangun dan dicirikan oleh luaran pendidikan
dunia kerja atau pendidikan vokasional perlu terus disosialisasikan. Demikian juga
LPTPK karena tidak semua tenaga dosen memiliki latar belakang pendidikan
termasuk sistem seleksi mahasiswanya. Sistem seleksi calon mahasiswa yang efektif
dan pelatihan kejuruan membuat lulusan cocok/match dan siap menjalankan tugas-
16
ugas pekerjaan sebagai pendidik dan tenaga kependidikan di SMK. Menurut Sudira
(2015: 3) Sistem seleksi mahasiswa calon guru kejuruan menggunakan sistem jaring
anak berbakat dengan cara memanggil anak-anak lulusan SMK terbaik dan berbakat
serta berminat menjadi calon guru untuk semua program keahlian. Sistem ikatan dinas
dan seleksi jaring anak berbakat dari berbagai provinsi dan kabupaten/kota di seluruh
Indonesia memberi nilai positif dimana setelah lulus akan kembali ke daerahnya
masing-masing dan mengabdi pada daerahnya sebagai pendidik. Cara seperti ini juga
Jurusan Pendidikan Teknik Mesin UNY memiliki dua prodi yaitu prodi S1
Pendidikan Teknik Mesin dan prodi D3 Teknik Mesin. Prodi S1 Pendidikan Teknik
Mesin memiliki visi “Pada tahun 2025 menjadi Program Studi Pendidikan Teknik
Mesin yang unggul di Asia Tenggara dalam menghasilkan sarjana pendidikan teknik
mesin yang bertaqwa, mandiri, dan cedekia”. Lulusan program studi Pendidikan
Adapun prodi D3 teknik mesin yang memili visi “Pada tahun 2025 menjadi
program studi yang unggul di Asia Tenggara dalam pengembangan pendidikan vokasi
dan teknologi terapan bidang teknik mesin yang mampu menghasilkan lulusan
17
profesional, bertaqwa, mandiri dan cendekia”. Lulusan progam studi D3 Teknik Mesin
diharapkan mampu bebrperan sebagai pribadi yang profesoinal, bertaqwa, mandiri dan
membentuk lulusan yang berakhlak mulia, berilmu dan cakap, serta memiliki
kesadaran untuk bertanggung jawab atas kesejahteraan umat dan bangsa depan bangsa,
sesuai dengan keahliannya, serta untuk memenuhi keperluan umum. Tujuan ini
kemudian dituangkan dan dikembangkan dalam tugas pokok yang dimaksud adalah
bahwa perguruan tinggi merupakan bagian integral dari pembangunan nasional yang
menjadi mediator antara ilmu pengetahuan dan teknologi. Persoalan yang muncul
pada kualitas, potensi, sistem, etos kerja, pendanaan, sarana pendukung, atau persoalan
yang berkaitan dengan fungsi dan peranya dalam membangun Sumber Daya Manusia
(SDM) atau lulusan. Kritik tersebut merupakan indikator untuk menentukan standar
Salah satu faktor yang sering yang sering dijadikan sasaran penyebab dan kurang
berhasilnya perguruan tinggi dalam mencapai tujuan pokok yang termaktub dalam PP
No.60 tahun 1999 adalah faktor kurikulum. Mengingat, kurikulum merupakan rencana
pendidikan yang akan diberikan kepada mahasiswa. Bahkan dalam pengertian yang
lebih luas, keberadaan kurikulum tidak saja terbatas pada materi yang akan diberikan
di dalam ruang kuliah, melainkan juga meliputi apa saja yang sengaja diadakan atau
18
ditiadakan untuk dialami mahasiswa di dalam kampus (Hamalik, 2007: 4).
Berdasarkan hal tersebut, posisi kurikulum sebagai mata rantai yang urgen dan tidak
dapat begitu saja dinafikan dalam konteks peningkatan kualitas perguruan tinggi
capaian pembelajaran lulusan, bahan kajian, proses, dan penilaian yang digunakan
pendidikan tinggi dikembangkan oleh setiap perguruan tinggi dengan mengacu pada
Standar Nasional Pendidikan Tinggi untuk setiap program studi yang mencakup
Perkembangan ilmu dan teknologi yang sangat pesat harus dapat diantisipasi
oleh lembaga pendidikan untuk dapat menyiapkan mahasiswa dan lulusan agar siap
dalam memasuki dunia kerja yang dirancang pada kurikulum. Peraturan Pemerintah
Nomor 8 Tahun 2012 sebagai acuan dalam penyusunan capaian pembelajaran lulusan
dari setiap jenjang pendidikan secara nasional, lembaga pendidikan perlu melakukan
kajian dan pengembangan kurikulum yang digunakan. Mengacu pada dasar hukum ini,
19
Program Studi (Prodi) yang ada di Fakultas Teknik UNY khususnya prodi S1
Pendidikan Teknik Mesin dan D3 Teknik Mesin perlu mengkaji kembali kurikulum
yang digunakan untuk disesuaikan dengan perkembangan ilmu dan teknologi guna
kurikulum program studi di Fakultas Teknik UNY dapat dilihat pada Gambar 1.
ideologi negara dan budaya Bangsa Indonesia, maka implementasi sistem pendidikan
nasional dan sistem pelatihan kerja yang dilakukan di Indonesia pada setiap level
20
2. Pembelajaran Praktik
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan,
penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada
peserta didik. Pembelajaran menurut Sudjana dalam Sugihartono dkk (2013: 80)
merupakan setiap upaya yang dilakukan dengan sengaja oleh pendidik yang dapat
menyebabkan peserta didik melakukan kegiatan belajar. Biggs dalam Sugihartono dkk
murid. Dalam hal ini guru dituntut untuk menguasai pengetahuan yang dimiliki
sehingga dapat berjalan efisien. Dalam pengertian ini guru dituntut untuk selalu siap
belajar siswa. Dalam pengertian ini peran guru dalam pembelajaran tidak sekedar
21
menjejalkan pengetahuan kepada siswa, tetapi juga melibatkan siswa dalam aktivitas
pembelajaran merupakan suatu upaya yang dilakukan dengan sengaja oleh pendidik
lingkungan dengan berbagai metode sehingga siswa dapat melakukan kegiatan belajar
secara nyata apa yang tersebut dalam teori. Sedangkan menurut Helmut N dalam
Syauqi (2016: 22) menjelaskan bahwa praktikum adalah suatu kegiatan yang
keterampilan. Pernyataan tersebut senada dengan Jeff E, at. Al (1999: 67) yang
use new knowledge in a practical way”. Adanya pembelajaran praktik maka peserta
didik akan mendapatkan pengalaman yang nyata sesuai dengan lingkungan kerja.
siswa pengalaman nyata dan keterampilan secara sistematis dan terarah untuk dapat
didapat untuk dikembangkan melalui praktik. Seperti yang dikemukakan oleh Jeff E,
at. al (1999: 67) yaitu “activities provide an opportunity for participants to practice
22
and involve themselves in new behaviors, skills, and knowledge”, yang artinya bahwa
melibatkan diri untuk sesuatu yang baru dalam perilaku, keterampilan, dan
Helmut N dalam Syauqi (2016: 18) mengemukakan hal yang paling penting
keterampilan itu. Sehingga dosen sebagai tenaga pengajar harus mampu mendorong
perilaku dalam pembelajaran praktik agar mendapatkan hasil optimal sesuai harapan.
b. Strategi Pembelajaran
pengajaran agar segala prinsip dasar dapat terlaksana dan segala tujuan pengajaran
dapat dicapai secara efektif (Gulo, 2008: 3). Menurut Suprihatiningrum (2016: 150)
tanggung jawab secara spontan di dalam pembelajaran yang mana memberikan respon
dan umpan balik kepada siswa. Berdasarkan kedua pendapat diatas dapat disimpulkan
23
1) Tujuan pembelajaran;
4) Media pembelajaran;
6) Penilaian.
1) Peserta didik;
2) Pendidik;
3) Kurikulum;
6) Lingkungan.
Metode berasal dari bahasa Yunani (Greeka) yaitu metha + hodos. Metha berarti
melalui atau melewati dan hodos berarti jalan atau cara. Metode berarti jalan atau cara
yang harus dilalui untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Maunah (2009: 56) metode
adalah jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan. Maka dapat disimpulkan
bahwa metode merupakan jalan atau cara yang ditempuh seseorang untuk mencapai
24
Metode pembelajaran merupakan cara melakukan atau menyajikan,
menguraikan dan memberi latihan isi pelajaran kepada peserta didik untuk mencapai
metode pembelajaran yang tepat, sehingga pengajar harus berfikir komprehensif dan
peka terhadap situasi dan kondisi. Menurut Sumiati dan Asra (2009: 92) ketepatan
materi pembelajaran, kemampuan guru, sumber atau fasilitas, situasi dan kondisi serta
untuk mencapai tujuan belajar baik dari segi kognitif, afektif, maupun psikomotorik.
berpusat pada mahasiswa. Pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa, atau juga
dikenal sebagai Student Centered Learning (SCL) menjadi pilihan pendekatan yang
tepat untuk mengimplementasikan KPT (Nurwadani dkk, 2016: 22). SCL merupakan
paradigma yang terus berkembang walaupun tidak serta merta menghilangkan atau
25
2) Untuk mengantisipasi dan mengakomodasi perubahan dalam bidang sosial, politik,
3) Di masa mendatang, dunia kerja membutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan
dalam pasar global, dalam rangka meningkatkan produktivitas. Karena itu, proses
diskusi kecil, yang dilakukan oleh suatu kelompok mahasiswa yang biasanya terdiri
dari 5-10 anggota, dalam hal ini masing-masing anggota kelompok saling berinteraksi
secara global mengenai tujuan atau sasaran tertentu melalui tukar menukar informasi,
26
2) Role Play & Simulation
untuk mencapai tujuan pendidikan secara spesifik. Role Play sendiri memiliki 3 aspek
utama dari pengalaman peran yang diambil dari kehidupan sehari. Adapun ketiga
aspek tersebut adalah: mengambil peran atau Role Taking, dimana seorang mahasiswa
mengambil peran tertentu sesuai ekspektasi dalam dunia nyata, sehingga mahasiswa
mampu mengelaborasi peran yang dilakukan sebagai bagian dari model pembelajaran
Student Centered Learning (SCL). Aspek yang kedua adalah membuat peran, yaitu
kemampuan mahasiswa untuk berubah secara dramatis dari melakukan peran yang
satu kepada peran yang lain. Sedangkan aspek yang ketiga adalah tawar menawar
peran atau Role Negotiation, dimana peran-peran yang ada tersebut dinegosiasikan
dengan pemegang peran lainnya dalam paramater dan hambatan interaksi sosial.
Simulation sendiri diartikan upaya mempelajari dan menjalankan suatu peran yang
diberikan kepada seorang mahasiswa, namun di sisi lain simulasi juga bermakna upaya
metode ini peran seorang dosen dalam menyiapkan bahan ajar sangat penting agar
metode Role Play and Simulation dapat menggambarkan situasi sesungguhnya melalui
3) Case Study
sering digunakan dalam pendidikan dan pelatihan, dalam bentuk yang paling
27
sederhana sampai dengan yang paling kompleks. Studi kasus merupakan satu bentuk
pembelajaran yang diartikan sebagai bentuk proses belajar yang terjadi jika mahasiswa
tidak disuguhkan dengan pelajaran dalam bentuk akhirnya, akan tetapi diharapkan
SDL adalah proses belajar yang dilakukan atas inisiatif individu mahasiswa
sendiri. SDL digambarkan sebagai suatu proses di mana individu mengambil inisiatif,
dengan atau tanpa bantuan orang lain dalam mendiagnosis apa yang diperlukan dalam
daya material untuk belajar, memilih dan mengimplemetasikan sesuai dengan strategi
dengan cara berkelompok yang dirancang oleh dosen untuk memecahkan suatu
masalah atau kasus atau mengerjakan suatu tugas. Kelompok ini terdiri atas beberapa
terbagi atas beberapa mahasiswa biasanya berjumlah dua atau lebih (biasanya
kelompok kecil) yang dibagi merata sesuai dengan kebutuhan dan materi
pembelajaran.
28
7) Collaborative Learning (CbL)
dari dosen dan bersifat open ended, tetapi pembentukan kelompok yang didasarkan
pada minat, prosedur kerja kelompok, penentuan waktu dan tempat diskusi/kerja
kelompok, sampai dengan bagaimana hasil diskusi/ kerja kelompok ingin dinilai oleh
adalah membahas konsep (teori) yang ada kaitannya dengan situasi nyata dan
dengan realitanya. Bentuk kegiatan belajarnya adalah menjelaskan bahan kajian yang
bersifat teori dan mengaitkannya dengan situasi nyata dalam kehidupan sehari-hari
atau kerja profesional, manajerial, atau entrepreuneur. Selain itu kegiatan belajarnya
belajarnya adalah merancang suatu tugas (proyek) yang sistematik agar mahasiswa
29
yang terstruktur dan kompleks kemudian merumuskan dan melakukan proses
Metode Problem Based Learning (PBL) adalah suatu model pembelajaran yang
a. Definisi Bengkel
dikelola sesuai dengan karakteristik alat dan kelengkapan praktik yang ada. Terdapat
tiga tipe laboratorium yang telah didesain untuk penyelenggaraan sekolah teknik dan
kejuruan yaitu: (1) unit laboratory; (2) general unit laboratory; dan (3) general
laboratory (Brown dalam Prihananto 2016: 18). Unit laboratory, fungsinya untuk
memberikan pengalaman yang luas, sifatnya spesifik dan mendalam yang melingkupi
cakupan keteknikan. General unit laboratory, lebih komprehensif dari pada unit
laboratory, sifatnya mencakup semua kegiatan yang ada di bidang industri. General
laboratory, didesain lebih luas, lebih umum dan diarahkan untuk pengembangan,
30
karakteristiknya paling tidak melingkupi tiga jenis industri sebagai kelengkapan alat-
alatnya, misalnya kombinasi antara logam, kayu dan listrik atau yang lainnya.
keberadaan kelas, fasilitas BL mempunyai fungsi lanjut dan berkaitan dengan fungsi
pembelajaran di kelas. Jika di dalam kelas peserta didik diberi teori, konsep, konstruk,
objek nyata dan abstrak. Sedangkan jika di BL mahasiswa diberikan peluang untuk
keterampilan guna memproduksi suatu barang, layanan, dan jasa yang bermanfaat bagi
ruang atau tempat yang digunakan untuk berlangsungnya sistem instruksional praktik
masyarakat, khususnya yang berhubungan dengan produksi barang dan jasa. Para
dosen atau instruktur dalam pembelajaran praktik secara langkah demi langkah (step
by step) dan intensif menyiapkan bahan ajar yang di dalamnya mengandung unsur
pembinaan. Berikut diuraikan beberapa indikator bengkel yang baik menurut Sukardi
1) Perlu ada tempat yang luas tanahnya memadai untuk akses kegiatan
pendukung kegiatan proses belajar mengajar praktik misalnya penyediaan
31
bahan atau material, mengeluarkan atau memasukkan alat-alat praktik dan
faktor keamanan dari kebakaran;
2) Di dalam bengkel biasanya ada kegiatan praktik dan usara yang bising dan
direncanakan pada tempat yang tidak terlalu dekat atau terpisah dengan
kelas;
3) Mudah diakses kendaraan transportasi penyedia bahan praktik
pengembangan peralatan baru;
4) Di dalam bengkel ada beberapa ruang yang berkaitan dengan pekerjaan
praktik, misalnya ruang short talk, ruang teknisi, ruang alat-alat dan ruang
mesin perkakas, ruang bahan praktik, dan ruang penyimpanan benda kerja,
dan sebagainya;
5) Pencahayaan matahari yang cukup terang, dan ruang praktik tidak lembab;
dan
6) Dilengkapi dengan alat-alat pencegahan kecelakaan, misalnya kotak
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK), saluran air, dan pemadam
kebakaran.
di antaranya dapat mencakup orang, mesin dan proses belajar mengajar. Orang-orang
yang ada dalam kegiatan bengkel vokasional dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu
mengawasi praktikan. Dilihat dari posisi bengkel dalam institusinya, instruktur dapat
dilakukan oleh seseorang atau tim guru praktik untuk SMK, dan seorang tim dosen
praktik jika bengkel tersebut ada di suatu fakultas perguruan tinggi. Jumlah dosen
praktik atau instruktur dalam pembelajaran praktik bervariasi tergantung dari jumlah
praktikan yang melakukan kerja atau praktik dan jenis praktik yang ada. Perbandingan
instruktur dengan praktikan bisa antara 6-12 orang (Sukardi, 2015: 23). Semakin tinggi
32
proposi instruktur dengan praktikan, pada umumnya semakin berat tugas instruktur
dengan praktikan.
Praktikan merupakan subjek yang hendak dibina dan dilatih ilmu pengetahuan
3) Teknisi bengkel
Mereka mempunyai peran menyediakan bahan praktik dan menyiapkan alat-alat yang
dalam tempat penyimpanan yang rapi dan bersih. Selain mengawasi, teknisi juga
melakukan pemeliharaan peralatan dan mesin bengkel secara periodik agar semua alat
b. Organisasi Bengkel
Kesepakatan dua orang atau lebih untuk berserikat guna mencapai tujuan
merupakan kelompok kerja sama antara orang-orang yang diadakan untuk mencapai
33
tujuan bersama. Sehingga dapat disimpulkan bahwa organisasi merupakan kelompok
wadah organisasi dimana manusia, alat, dan substansi belajar mengajar direncanakan
untuk mencapai tujuan organisasi yaitu membentuk kompetensi lulusan yang memiliki
ilmu pengetahuan keterampilan secara profesional. Bengkel dalam hal ini merupakan
1) Individual
Bagian terkecil dari organisasi adalah individu atau perorangan. Potensi individu
maupun dalam mencapai tujuan yang hendak dicapai. Artinya semakin individu
memiliki potensi, akan memiliki kemampuan yang lebih besar dalam mengakomodasi
2) Kelompok
kelompok yang mungkin memiliki interes yang berbeda antara kelompok satu dengan
kelompok lainnya. Kelompok yang berbeda tersebut tetap menyatu dalam satu tujuan
perbedaan interes dan tetap menyatu untuk tujuan organisasi yang lebih besar.
34
3) Struktur Organisasi
Secara konsep dalam setiap organisasi selalu ada suatu bagian penting yaitu
struktur organisasi. Struktur dapat berupa kerangka yang menunjukkan urutan suatu
posisi penting atau tingkatan dalam organisasi. Tingkatan dalam hal ini berkaitan
dengan hak dan kewajiban seseorang yang mendudukinya. Hak bisa diartikan suatu
imbalan yang mungkin bisa berupa fasilitas jabatan, gaji yang lebih, dan kewenangan
dalam organisasi. Kewajiban sama dengan tanggung jawab yang bersangkutan, karena
menduduki jabatan yang ada dalam struktur organisasi. Struktur organisasi juga dapat
menunjukkan alur kewenangan misalkan garis penuh berarti perintah atau komando
posisi yang sama. Tujuan penyusunan struktur organisasi dan kemudian ditetapkan
untuk ditaati semua anggota dan pimpinan organisasi adalah dapat melaksanakan
dengan menyusun struktur organisasi dan menempatkan SDM yang tepat akan a)
jawab serta hak anggota dalam organisasi; dan c) memberdayakan potensi SDM dalam
organisasi.
c. Administrasi Bengkel
secara sempit dan administrasi dalam arti luas. Adminstrasi secara sempit menurut
Pius dalam Sukardi (2015: 73) dapat diartikan sebagai usaha atau kegiatan yang
35
berkaitan dengan penyelenggaraan kebijakan untuk mencapai tujuan. Contoh kegiatan
dalam arti luas adalah seluruh proses kerja sama antara dua orang atau lebih dalam
mencapai tujuan dengan memanfaatkan sarana prasarana tertentu secara berdaya guna
dan berhasil guna. Menurut Segiovani dalam Sukardi (2015: 74) administration is
bekerja sama dengan orang lain secara efisien yaitu sedikit tenaga yang digunakan
Suatu bengkel dinyatakan siap untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya
jika proses ruangan bengkel dan laboratorium berjalan baik, dosen praktik berfokus
pada proses belajar mengajar praktik, teknisi menyiapkan alat-alat yang diperlukan,
dan kebersihan ruang yang digunakan serta pengadaan bahan dan penggandaan materi
praktik terpenuhi. Demikian juga praktikan juga siap menerima proses belajar praktik
dengan pakaian dan sikap mengacu pada peraturan kerja di bengkel. Belajar mengajar,
persiapan materi, dan penyiapan bahan praktik berfungsi secara simultan. Ketika
sudah berjalan, langkah dan kegiatan yang perlu segera dilakukan adalah kegiatan
daftar presensi dalam praktik, pencatatan bahan yang digunakan untuk praktik,
36
Tujuan administrasi bengkel perlu dilakukan di antaranya adalah mendukung
agar semua kegiatan yang dilakukan di bengkel untuk mencapai tujuan yang telah
untuk meningkatkan kelancaran kegiatan di bengkel agar menjadi lebih efisien dan
efektif. Bengkel yang kecil dimana intensitas kegiatan praktik tidak banyak, kegiatan
Peristiwa yang muncul dicatat secara reaktif atau hanya mengandalkan daya ingat
pengelola bengkel kalau perlu saja. Banyak ditemui kegiatan praktik tidak dilengkapi
dokumentasi yang baik, sehingga kasus yang muncul direspon sesuai dengan daya
Setiap kegiatan bengkel ada tiga pihak terkait secara fungsional yang bekerja
secara fungsional dan simultan. Tiga pihak terkait tersebut yaitu dosen, teknisi, dan
praktikan.
Dosen (instruktur) atau widya iswara ketika memiliki kegiatan di bengkel, yang
dosen yang lain adalah menyiapkan materi sesuai dengan silabus praktik. Dosen
pengajar bisa menyiapkan materi dalam bentuk rencana persiapan pembelajaran, atau
model instruksional. Kemudian tugas lain yang sangat penting bagi seorang dosen
praktik adalah menilai hasil praktik untuk memperoleh hasil akhir dari praktik atau
37
1.1. Melaksanakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat;
seni;
1.4. Bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis kelamin,
agama, suku, ras, kondisi fisik tertentu, atau latar belakang sosio ekonomi peserta
1.5. Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode etik, serta
2) Tugas teknisi
adalah: (1) menyiapkan ruang praktik baik dan kelengkapan alat-alat praktik yang ada
agar siap pakai dan siap dioperasikan; (2) mencatat peminjaman dan pengembalian
alat-alat praktik; (3) mencatat alat-alat yang rusak atau hilang ketika digunakan dalam
praktik; (4) mendistribusikan bahan praktik ada setiap praktikan; (5) mencatat dan
membantu mengantisipasi bila terjadi peristiwa kecelakaan dalam bengkel; dan (6)
teknisi juga membuat surat-surat laporan yang terkait dengan penggunaan bahan
38
3) Tugas Praktikan
Para praktikan adalah subjek didik yang menjadi inti proses belajar mengajar
Praktikan memperoleh hak berupa layanan dalam mengikuti proses belajar mengajar
yang baik. Kemudian disamping itu, praktikan juga memiliki tanggung jawab
mengikuti proses belajar mengajar praktik secara serius dan bertanggung jawab.
aturan bengkel, rambut pendek, menggunakan alas kaki yang aman untuk kegiatan di
area kerja ketika sebelum dan sesudah praktik, memperhatikan anjuran dan larangan
1) Sarana
perabotan) yang secara langsung digunakan dalam proses belajar mengajar. Menurut
Bafadal (2014:2) sarana adalah semua perangkat peralatan, bahan, dan perabot yang
pendapat tersebut menurut Mulyasa (2014: 49) sarana pendidikan adalah peralatan dan
39
disimpulkan bahwa sarana pendidikan adalah semua fasilitas (peralatan, pelengkap,
Estelita dalam Sukir (2008: 88) menyatakan bahwa strategi perguruan tinggi
daya manusia yang terdidik dan terampil, salah satu di antaranya adalah melengkapi
ditentukan oleh kelengkapan peralatan praktik yang baik ditinjau dari perkakas dan
alat yang memadai, jenis dan kualitasnya memenuhi syarat serta sesuai dengan tingkat
kemutakhiran teknologi.
40
No. Jenis Rasio Deskripsi
3.1 Papan Tulis 1 buah/area Untuk mendukung minimum 8
peserta didik pada pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar yang
bersifat teoritis.
4 Perlengkapan lain
4.1 Kotak kontak Minimum 4 Untuk mendukung
buah/area operasionalisasi peralatan yang
memerlukan daya listrik.
4.2 Tempat sampah Minimum 1
buah/area
Peralatan yang ada di bengkel pemesinan adalah peralatan khusus untuk praktik
41
dengan tujuan pembelajaran dan perlu dipertimbangkan juga adalah penggunaan alat-
alat praktikum secara benar atau menurut fungsinya. Menurut Sukardi (2013: 24)
2) Prasarana
Arifin, 2012: 47-48). Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Rini (2006: 67) menjelaskan bahwa prasarana adalah segala kemudahan berupa fisik
merupakan perangkat yang secara langsung dan tidak langsung sebagai penunjang
42
ruang kelas. Prasarana pendidikan tidak langsung adalah prasarana yang tidak
pembelajaran, misalnya toilet, tempat cuci tangan, ruang instruktur, dan lain
sebagainya.
sebagai berikut:
1.1. Ruang praktik Program Keahlian Teknik Pemesinan berfungsi sebagai tempat
pengujian logam, membubut lurus, bertingkat, tirus, ulir luar dan dalam,
pengepasan/pemasangan komponen.
1.2. Luas minimum ruang praktik Program Keahlian Teknik Pemesinan adalah 288
m² untuk menampung 32 peserta didik yang meliputi: area kerja bangku 64 m²,
ruang pengukuran dan pengujian logam 24 m², area kerja mesin bubut 64 m²,
area kerja mesin frais 32 m², area kerja gerinda 32 m², ruang kerja pengepasan
43
Tabel 3. Jenis, Rasio, dan Deskripsi Standar Prasarana Ruang Praktik Teknik
Pemesinan
No. Jenis Rasio Deskripsi
1 Area Kerja Kapasitas untuk 8 peserta didik.
Bangku 8 m /peserta didik Luas minimum adalah 64 m2.
2
sebagai pegangan bagi para perancang dan pelaksana pembangunan gedung di dalam
44
Pencahayaan yang baik menjadi penting untuk menampilkan tugas yang bersifat
visual. Pencahayaan yang lebih baik akan membuat orang bekerja lebih produktif. Hal
ini merupakan pertanyaan awal perancang sebelum memilih tingkat pencahayaan yang
direkomendasikan untuk berbagai fungsi ruangan, antara lain ditunjukkan pada tabel
4 di bawah ini:
Peralatan operasi dan proses produksi sering menjadi sumber partikel udara dan asap
beracun, yang dapat mempengaruhi kesehatan manusia. Selain itu, kurangnya udara
45
segar mengurangi produktivitas dan kemampuan menahan aktivitas fisik. Tugas utama
ventilasi industri adalah untuk memastikan keberadaan konstan udara bersih di tempat
(tanpa kotoran, bau dan komponen berbahaya). Tugas ini dilakukan dengan dua cara
yaitu dengan menghapus massa udara yang terkontaminasi dari toko-toko dan
memastikan udara segar, kemudian tugas kedua adalah mempertahankan iklim mikro
tertentu. Berikut ditampilkan tabel besarnya pertukaran udara yang disarankan untuk
Kebisingan yaitu bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan dalam
tingkat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan
Tingkat kebisingan merupakan ukuran energi bunyi yang dinyatakan dengan skala
deciBel (dB). Skala ini merupakan skala logaritmik dan alasan pemakaiannya karena
besarnya rentang tekanan dan intensitas suara di lingkungan kita. Intensitas audible
(dapat ditangkap indera manusia) adalah 10-12 hingga 10 W/m2. Pemakaian skala
46
logaritmik akan berakibat rentang intentsitas suara terkompresi. Alasan lain adalah
bahwa respon telinga manusia terhadap dua bunyian didasarkan atas nisbah
1996). Frekuensi dinyatakan dalam jumlah getaran per detik/Hertz (Hz). Suatu
beraneka frekuensi. Intensitas atau arus energi per satuan luas yang dinyatakan dalam
yaitu kekuatan dari bunyi dengan frekuensi 1000 Hz yang tepat didengar oleh telinga
Hz.
waktu berlangsung dan waktu terjadinya. Pengaruh tersebut berbentuk gangguan yang
dapat menurunkan kesehatan, kenyamanan dan rasa aman manusia. Adapun standar
kebisingan tempat kerja yang digunakan untuk menentukan kebisingan pada manusia
yaitu NAB (Nilai Ambang Batas). Nilai ambang batas adalah standar faktor tempat
kerja yang dapat diterima tenaga kerja tanpa mengakibatkan penyakit atau gangguan
kesehatan dalam pekerjaan sehari-hari untuk waktu tidak melebihi 8 jam sehari atau
40 jam seminggu (Kepmenaker Tahun 1999 No.51). Berikut tabel skala tingkat
kebisingan.
47
Tabel 6. Skala Tingkat Kebisingan
Kriteria Tingkat Bising
No. Ilustrasi
Pendengaran (dBA)
120
1 Menulikan Halilintar, meriam
110
100 Jalan hiruk pikuk,
2 Sangat buruk 90 perusahaan sangat
gaduh, peluit polisi
80 Kantor gaduh, jalan,
3 Kuat
70 radio, pemukiman
60 Rumah gaduh, kantor
4 Sedang 50 umumnya, percakapan
kuat, radio, pertokoan
40 Rumah tenang, kantor
5 Tenang 30 perorangan, auditorium,
percakapan
20
6 Sangat tenang Suara daun. berbisik
10
Sumber: Kepmenaker No.51 tahun 1999
tahun 2016, mata kuliah ini berbobot 3 satuan kredit semester atau biasa dikenal
dengan SKS terdiri dari 1 sks teori dan 2 sks praktik, bersifat wajib. Isi mata kuliah
meliputi: proses membubut berbagai bentuk ulir (bubut ulir luar & dalam), proses
membubut konis, proses membubut bentuk ulir cacing, proses membubut bentuk
dengan alat bantu turret proses membubut bentuk dengan alat bantu jig bubut, proses
menggerinda bentuk pada mesin bubut, proses mempoles bentuk permukaan pada
mesin bubut, proses mengefrais bentuk helixcal, proses mengebor dan mengefrais
bentuk dengan alat bantu jig/fixture frais, proses mengefrais bentuk lubang dengan
alat bantu flying cutter, proses membuat bentuk (lubang, alur, dll) dengan mesin EDM.
48
b. Media Pembelajaran Praktik Pemesinan Kompleks
Media adalah kata jamak dari medium, yang artinya perantara. Dalam proses
komunikasi, media hanyalah satu dari empat komponen yang harus ada. Komponen
yang lain, yaitu: sumber informasi, informasi dan penerima informasi (Sunaryo dkk,
2012: 1). Seandainya satu dari empat komponen tersebut tidak ada, maka proses
konsep relatif. Di saat tertentu, seseorang dapat berperan sebagai sumber informasi,
namun pada saat lain (atau pada saat yang sama), bisa juga menjadi penerima
informasi. Namun tidak semua proses informasi berlangsung secara dua arah atau
guru, dosen, instruktur, peserta didik, bahan bacaan dan sebagainya. Pelaksanaan
proses belajar mengajar (PBM) atau kegiatan belajar mengajar (KBM) diperlukan
metode dan alat yang sangat menentukan kesuksesan hasil mengajar dosen dan hasil
belajar peserta didik. Pemilihan alat yang tepat untuk melaksanakan suatu metode akan
memperlancar PBM, sebagai mahasiswa calon guru atau pengajar khususnya mengajar
materi keteknikan (bidang teknik) sangatlah perlu memahami segala macam alat dan
49
cara pemakaiannya serta cara menyiapkan dan memelihara alat-alat tersebut, yang
selanjutnya akan disebut sebagai media pendidikan. Lebih tepat jika akan disebut
sebagai media pembelajaran. Jadi, media pembelajaran adalah segalam macam alat
atau perlengkapan berupa apapun yang dapat digunakan oleh guru atau pengajar atau
instruktur atau pelatih untuk membantu dan memperlancar proses belajar mengajar
(Sunaryo dkk, 2012: 2). Proses pembelajaran praktik pada Pemesinan Kompleks,
media yang digunakan seperti jobsheet, mesin bubut & frais dan kelengkapannya, alat
Job sheet adalah sebuah halaman petunjuk yang digunakan untuk membantu
pekerja dalam melaksanakan tugas atau pekerjaan (Marriam dan Webster, 2003: 1).
Salah satu aspek yang paling dominan dalam dalam proses pembelajaran praktik
pemesinan adalah keberadaan job sheet, karena job sheet dipakai untuk pemandu atau
pegangan peserta didik dalam mempelajari dan menguasai salah satu kompetensi yang
diajarkan oleh pendidik (Sukardi, 2010: 213). Ada beberapa bagian dalam jobsheet
kompetensi; (b) alat dan kelengkapannya; (c) keselamatan kerja; (d) langkah kerja;
menyelesaikan suatu benda kerja dengan mempergunakan pisau frais (cutter) sebagai
pahat penyayat yang berputar pada sumbu mesin. Mesin frais termasuk salah satu
mesin yang gerak utamanya berputar, dimana pahat potong (pisau frais) dipasang pada
50
spindel. Spindel ini dapat berputar serah jarum jam (clock wise) atau berlawanan arah
jarum jam (counter clock wise) disesuaikan dengan arah mata potong dari pisau frais,
sedang putarannya dapat diatur sesuai dengan kebutuhan dengan menggunakan rumus
yang telah disediakan. Umumnya mesin frais digunakan untuk meratakan permukaan,
membuat alur, membuat roda gigi, membuat benda kerja yang mempunyai segi banyak
beraturan, membuat profil dan bentuk yang tak beraturan dan lain sebagainya.
dimana benda kerja berputar ketika dicekam. Umumnya mesin bubut digunakan untuk
meratakan permukaan, membuat alur, membuat lubang, membuat ulir dan lain
sebagainya.
4) Alat Ukur
Alat ukur (measuring tool) adalah alat yang digunakan untuk mengetahui
besaran baik itu besaran ukuruan dimensi dan kondisi suatu fisik suatu komponen. Alat
ukur dipergunakan untuk mengukur secara presisi, yang diperlukan dalam melakukan
pekerjaan pemeliharaan dan perbaikan otomotif khusunya dan peralatan teknik atau
Pelayanan dalam KBBI adalah perihal atau cara melayani kemudahan yang
diberikan sehubungan dengan jual beli barang atau jasa. Menurut Suprapto, (2011:
227) jasa atau pelayanan merupakan suatu kinerja penampilan, tidak berwujud dan
cepat hilang, lebih dapat dirasakan daripada dimiliki, serta pelanggan lebih dapat
51
berpartisipasi aktif dalam proses mengkonsumsi jasa tersebut. Jadi pelayanan adalah
proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain yang langsung, aktifitas
adalah suatu proses penggunaan akal, pikiran, panca indera dan anggota badan dengan
atau tanpa alat bantu yang dilakukan oleh seseorang untuk mendapatkan sesuatu yang
diinginkan baik dalam bentuk barang maupun jasa. Pelayanan dalam hal pelaksanaan
1) Pelayanan Dosen
meliputi: motivasi terhadap mahasiswa, kehadiran dosen, cara berbicara dan sikap
dosen ketika mengajar, mengawasi mahasiswa ketika praktik, memberi penilaian dan
2) Pelayanan Teknisi
apabila terjadi kendala atau masalah terkait peralatan dan mesin pada saat pelaksanaan
pembelajaran praktik.
Berdasarkan kurikulum JPTM FT UNY edisi 2016 maka kompetensi yang harus
52
2008: 144). Prinsip dasarnya dapat didefinisikan sebagai proses pemesinan permukaan
1.2. Satu pahat bermata potong tunggal (with a single-point cutting tool);
1.3. Gerakan pahat sejajar terhadap sumbu benda kerja pada jarak tertentu sehingga
Gambar 5. Proses Bubut Rata (1), Bubut Permukaan (2), Bubut Tirus (3)
Proses bubut permukaan (surface turning, Gambar 4 no. 2) adalah proses bubut
yang identik dengan proses bubut rata, tetapi arah gerakan pemakanan tegak lurus
terhadap sumbu benda kerja. Proses bubut tirus (taper turning, Gambar 5 no. 3)
sebenarnya identik dengan proses bubut rata di atas, hanya jalannya pahat membentuk
sudut tertentu terhadap sumbu benda kerja. Demikian juga proses bubut kontur,
yang diinginkan.
Ada beberapa parameter utama yang perlu diperhatikan pada proses pemesinan
bubut di antaranya:
dengan aman menghasilkan tatal dalam satuan panjang perwaktu (meter/menit atau
53
feet/menit). Secara sederhana kecepatan potong diasumsikan sebagai keliling benda
kerja dikalikan dengan kecepatan putar (Widarto: 2008: 167). Lihat persamaan 1:
𝜋𝑑𝑛 ................................................................................................................(1)
𝐶𝑠 =
1000
Keterangan:
π = 3,14
Kecepatan putaran mesin bubut adalah kemampuan kecepatan putar mesin bubut
untuk melakukan pemotongan atau penyayatan dalam satuan putaran/menit. Maka dari
itu untuk mencari besarnya putaran mesin sangat dipengaruhi oleh seberapa besar
kecepatan potong dan keliling benda kerjanya. Mengingat nilai kecepatan potong
untuk setiap jenis bahan sudah ditetapkan secara baku, maka komponen yang bisa
diatur dalam proses penyayatan adalah putaran mesin/benda kerjanya. Dasar untuk
𝐶𝑠 ......................................................................................................................(2)
𝑛=
𝜋𝑑
sayat alat potong, bahan alat potong, ketajaman alat potong dan kesiapan mesin yang
akan digunakan. Kesiapan mesin ini dapat diartikan, seberapa besar kemampuan mesin
54
dalam mendukung tercapainya kecepatan pemakanan yang optimal. Besarnya
kecepatan pemakanan (F) pada mesin bubut ditentukan oleh seberapa besar
bergesernya pahat bubut (f) dalam satuan mm/putaran dikalikan seberapa besar
putaran mesinnya (n) dalam satuan putaran, dapat dilihat pada persamaan 3.
𝐹 = 𝑓𝑥𝑛 ......................................................................................................................(3)
Keterangan:
besar panjang atau jarak tempuh pembubutan (L) dalam satuan mm dan kecepatan
pemakanan (F) dalam satuan mm/menit. Gambar 6 menunjukkan bahwa, panjang total
pembubutan (L) adalah panjang pembubutan rata ditambah start awal pahat (ℓa), atau:
L total= ℓa+ ℓ (mm), untuk nilai kecepatan pemakanan (F), dengan berpedoman pada
55
Berdasarkan prinsip-prinsip yang telah diuraikan di atas, maka perhitungan
𝐿
𝑡𝑚 = 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 ....................................................................................................(4.a)
𝐹
𝐿 = ℓa + ℓ (𝑚𝑚) ...............................................................................................(4.b)
Keterangan:
menggunakan prosedur dan tata cara yang dibenarkan oleh dasar-dasar teori
yang lurus dan rata dengan diameter yang sama antara ujung satu dengan ujung
lainnya. Pengikatan benda kerja yang berukuran relatif pendek, dapat dilakukan
dengan cara langsung diikat menggunakan cekam mesin. Pengikatan benda kerja yang
berukuran relatif panjang, pada bagian ujung yang menonjol keluar ditahan dengan
senter putar. Sedangkan pengikatan benda kerja yang panjang dan dikhawatirkan akan
terjadi getaran pada bagian tengahnya, juga pada bagian tengahnya harus ditahan
56
1.2) Pembubutan Tirus (Taper)
Pembubutan tirus adalah proses pembubutan sebuah benda kerja dengan hasil
ukuran diameter yang berbeda antara ujung satu dengan yang lainnya. Perbedaan
diameter tersebut tentunya ada unsur kesengajaan karena hasil ketirusannya akan
Pembubutan tirus dengan eretan atas, adalah pembubutan tirus dengan cara
menggeser atau mengatur kedudukan sudut eretan atas dari pusat sumbunya sebesar
nilai derajat yang dikehendaki (Gambar 7). Keuntungan pembubutan tirus dengan cara
ini adalah dapat membuat tirus pada bagian dalam dan luar dan dapat membentuk
ketirusan yang besar. Sedangkan kekurangannya adalah tidak dapat dikerjakan secara
otomatis, sehingga harus selalu dilakukan dengan manual dan tidak dapat melakukan
pembubutan tirus yang panjang karena langkah geraknya terbatas pada panjang
Adapun perhitungan untuk mendapatkan hasil yang tepat, sebagai dasar ilustrasi
57
Gambar 8. Dimensi Benda Kerja Tirus
𝐷−𝑑
𝑎 2 .......................................................................................................(5.a)
𝑡𝑔 =
2 𝑙
𝑎 𝐷−𝑑
𝑡𝑔 = ........................................................................................................(5.b)
2 2𝑙
Keterangan:
l = Panjang (mm)
dengan cara menggeser atau mengatur kedudukan kepala lepas pada mesin bubut
sebesar hasil perhitungan (Gambar 9). Keuntungan pembubutan tirus dengan cara ini
adalah dapat membubut tirus berukuran panjang dan proses pemotongannya dapat
tirus diameter dalam dan besar pergeseran kepala lepasnya terbatas, sehingga tidak
58
Gambar 9. Pembubutan Tirus Dengan Mengeser Kepala Lepas
Berdasarkan gambar di atas, maka pembubutan tirus dengan menggeser kepala lepas
𝐿 𝐷 − 𝑑 ................................................................................................(6)
𝑜𝑓𝑓𝑠𝑒𝑡 = ( )
𝑙 2
Keterangan:
Pembubutan alur adalah proses pembubutan benda kerja dengan tujuan membuat
alur pada bidang permukaan (luar dan dalam) atau pada bagian depannya sesuai
tuntutan pekerjaan.
59
1.6) Pembubutan Ulir
Proses pembubutan ulir pada mesin bubut standar, pada dasarnya hanyalah
alternatif apabila jenis ulir yang diperlukan tidak ada dipasaran umum atau jenis ulir
yang dibuat hanya untuk keperluan khusus. Mesin bubut standar didesain tidak khusus
untuk membuat ulir saja, sehingga saat melakukan pembubutan ulir diperlukan waktu
yang relatif lama, hasilnya kurang presisi dan sebelumnya perlu memahami teknik
Numerical Control), proses pembubutan ulir menjadi sangat efisien dan efektif, karena
sangat memungkinkan membuat ulir dengan kisar (pitch) yang sangat bervariasi dalam
waktu relatif cepat dan hasilnya presisi. Nama-nama bagian ulir segi tiga dapat dilihat
menggunakan alat potong dengan mata potong jamak yang berputar. Proses
penyayatan dengan gigi potong yang banyak yang mengitari pisau ini bisa
menghasilkan proses pemesinan lebih cepat (Widarto, 2008: 186). Permukaan yang
disayat bisa berbentuk datar, menyudut, atau melengkung. Permukaan benda kerja bisa
60
juga berbentuk kombinasi dari beberapa bentuk. Mesin (Gambar 12) yang digunakan
untuk memegang benda kerja, memutar pisau, dan penyayatanya disebut Mesin Frais
(Milling Machine).
a b
Gambar 12. Mesin Frais (a) Tipe Vertical dan (b) Tipe Horizontal
Mesin frais juga paling mampu melakukan banyak tugas dari segala mesin
perkakas. Permukaan yang datar maupun berlekuk dapat dilakukan di mesin frais
dengan penyelesaian dan ketelitian istimewa. Mesin Frais ada yang dikendalikan
secara mekanis (konvensional manual) dan ada yang dengan bantuan CNC (Computer
Numerical Control).
kerja yang diam dan menghasilkan potongan atau sayatan yang menyerupai chip,
61
bahan). Kemampuan mesin menghasilkan panjang sayatan tiap menit disebut
kecepatan potong (sayat), yang diberi simbol Cs (Cutting Speed) (Bambang, 2015:
34). Apabila ukuran diameter alat potong dan kecepatan putaran mesin diketahui,
𝐶𝑠 = 𝜋. 𝑑. 𝑛 (𝑚/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡).........................................................................................(7)
Keterangan:
π = Konstanta (3,14)
berdasarkan karakteristiknya dan harga kecepatan potong dari tiap material ini dapat
dilihat di dalam tabel yang terdapat didalam buku atau referensi, untuk lebih jelasnya
mengenai harga kecepatan potong dari tiap material dapat dilihat pada Tabel 7.
62
2.b. Kecepatan Putaran Mesin
Putaran Mesin adalah kemampuan kecepatan putaran mesin dalam satu menit.
Mengingat dalam hal ini nilai kecepatan potong untuk setiap jenis bahan sudah
ditetapkan secara baku, maka komponen yang bisa diatur dalam proses penyayatan
adalah putaran mesin/benda kerja (Bambang, 2015: 35). Sehingga persamaan untuk
Keterangan:
Umumnya mesin frais dipasang tabel kecepatan pemakanan atau feeding dalam
satuan mm/menit. Jadi misalnya pada mesin disetel besar kecepatan pemakannya 28,
artinya kecepatan pemakanan pisau frais sebesar 28 mm/menit. Makin kecil kecepatan
pemakanan pisau frais, kekasarannya makin rendah atau lebih halus. Tabel besar
pemakanan pada mesin baru berlaku jika mesin frais tersebut dijalankan dengan
𝐹 = 𝑓𝑥𝑛 (𝑚𝑚/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡)...........................................................................................(9)
63
Keterangan:
Feed dapat dinyatakan sebagai rasio gerak benda kerja terhadap gerak putar
pisau frais. Dalam menentukan feed, faktor yang harus diperhatikan adalah:
a. Kedalaman pemakanan.
Berdasarkan prinsip kerja mesin frais dan gambar 13, untuk mencari waktu
64
a b
Gambar 13. Gambar skematis proses frais vertikal (a) dan frais horizontal (b)
𝐿
𝑡𝑚 = ..............................................................................................................(10.a)
𝑆′
𝐿 = 𝑙𝑎 + 𝑙𝑤 + 𝑙𝑣.................................................................................................(10.b)
𝑆 = 𝑠. 𝑛................................................................................................................(10.c)
Keterangan:
65
2.2. Teknik Pengefraisan
maka banyak cara/ teknik yang harus dikuasai oleh seorang operator. Berikut akan
Jenis mesin yang digunakan pada proses pengefraisan benda kerja ketika posisi
mendatar adalah jenis mesin frais horizontal, dan alat potong yang digunakan adalah
pisau frais mantel (plain milling cutter) sebagaimana terlihat pada (Gambar 14).
pemotongan tegak, menggunakan pisau frais jenis shell endmill cutter (Gambar 15).
Langkah kerja pengefraisan rata posisi pemotongan tegak pada prinsipnya sama
dengan mengefrais rata posisi pemotongan horizontal. Maka dari itu dalam
66
Gambar 15. Pengefraisan Bidang Rata dengan Shell End Mill Cutter Posisi Pisau
Tegak
Pada jenis mesin frais universal, dalam melakukan pengefraisan bidang rata
dapat juga dilakukan dengan menggunakan pisau frais jenis shell end mill cutter yang
Gambar 16. Pengefraisan Bidang Rata dengan Shell End Mill Cutter Posisi Pisau
Mendatar
Proses memperbesar lubang pada sebuah benda kerja dengan mesin frais, pada
umumnya dilakukan karena diameter alat potong untuk membuat lubang berupa mata
bor ukurannya tidak dapat mencapai ukuran diameter lubang yang diinginkan,
sehingga perlu dilakukan pembesaran lubang dengan alat potong pembesar lubang
(boring head).
67
Gambar 17. Memperbesar Lubang Pada Mesin Frais Dengan Boring Head
3) Kualitas Geometris
3.1. Pengertian
Kualitas merupakan pernyataan atas suatu produk secara total pada unsur atau
komponen yang menyusun produk dan yang memberikan nilai tambah. Menurut
Goetch dan Davis dalam Puji (2017: 22) bahwa, “Kualitas adalah suatu kondisi
dinamis yang berkaitan dengan produk, pelayanan, orang, proses, dan lingkungan yang
memenuhi atau melebihi apa yang diharapkan. Dari beberapa definisi tersebut, dapat
disimpulkan bahwa kualitas adalah keseluruhan produk dan jasa yang meliputi
Sedangkan geometris berasal dari bahasa Yunani Kuno Geo yang berarti
bersangkutan dengan pertanyaan bentuk, ukuran, posisi relatif tokoh, dan sifat ruang.
Geometris yang ideal meliputi (1) ukuran/dimensi yang teliti; (2) bentuk yang
sempurna; dan (3) permukaan yang halus sekali (Rochim, 2001: 3). Jadi dapat
68
disimpulkan bahwa kualitas geometris merupakan tingkat baik dan buruknya suatu
produk dalam hal ini adalah benda kerja dilihat dari ketepatan ukuran atau dimensi,
3.1) Panjang
Panjang merupakan dimensi yang menunjukkan suatu benda dengan jarak dari
ujung satu ke ujung yng lain. Alat yang digunakan untuk mengukur panjang di
menjadi dua bidang dan juga merupakan tali busur terbesar dalam sebuah lingkaran.
Diameter ada dua yaitu diameter luar dan dalam. Alat untuk mengukur diameter luar
69
Gambar 19. Pengukuran Diameter Luar Dan Pengukuran Diameter Dalam
Menggunakan Vernier Caliper
3.3) Kedalaman
dalam (dasar). Kedalaman pada praktik pemesinan frais yang paling sering diukur
adalah kedalaman alur, lubang, dan lain-lain. Alat yang digunakan untuk mengukur
3.1) Kelurusan
lurus jika digambarkan dalam bentuk garis. Maksudnya ialah suatu benda yang
atau vertikal yang berarti, maka dikatakan permukaan benda tersebut lurus dan ketika
70
digambarkan secara grafis maka akan diperoleh bentuk garis lurus. Kelurusan dari
mesin bubut, sekrap, frais, dan gerinda memerlukan kelurusan yang sangat teliti (Sudji,
1996: 56).
Kesikuan merupakan salah satu dimensi dari benda ukur. Pemeriksaan kesikuan
dapat dilakukan dengan berbagai cara. Misalnya menggunakan penyiku, dial gauge,
dan blok ukur. Diantara cara tersebut, cara yang paling sederhana adalah dengan
penyiku. Pengukuran yang lebih teliti lagi dapat menggunakan blok ukur, jam ukur
3.3) Kesejajaran
Secara umum ada dua elemen kesejajaran yang perlu diperhatikan dalam
pengukuran (metrologi industri) yaitu kesejajaran antara bidang dan kesejajaran antara
gerakan. Akan tetapi cara pemeriksaan kesejajaran untuk kedua elemen kesejajaran
tersebut pada dasarnya sama. Salah satu peralatan ukur yang sesuai untuk memeriksa
fungsional), dan mempunyai ukuran / dimensi yang teliti, bentuk yang sempurna, dan
permukaan yang halus sekali (Rochim, 2001: 3). Tetapi dalam kenyataanya tidak
mungkin untuk membuat suatu komponen mesin dengan karakteristik geometrik yang
71
sempurna. Penyimpangan-penyimpangan selama proses pembuatan pasti terjadi
dan prasarana praktik yang harus ada pada pelaksanaan pembelajaran Pemesinan
Kompleks yaitu:
1) Sarana Praktik
Selain sarana pada Tabel 9 terdapat sarana pendukung yang harus ada pada
duduk, perlengkapan K3, kikir, penyiku, jangka sorong, dial gauge, dial protector,
72
2) Prasarana praktik
Kompleks yaitu: (1) area kerja mesin bubut; (2) area kerja mesin frasis; (3) area kerja
mesin gerinda; (4) ruang dosen; (5) ruang teknisi; (6) ruang alat dan bahan; (7) toilet;
(8) ruang teori; (9) tempat cuci tangan yang layak; (10) sistem pencahayaan yang baik;
(11) sistem sirkulasi udara ayang baik; dan (12) tingkat kebisingan yang baik.
5. Tanggapan
Tanggapan merupakan sinonim dari kata persepsi yang pada hakekatnya adalah
proses kognitif (pemahaman pengetahuan) yang dialami oleh setiap orang di dalam
penghayatan, perasaan, dan penciuman (Miftah, 2005: 141). Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia kata Persepsi memiliki arti tanggapan (penerimaan langsung dari
dalam menerjemahkan stimulus. Stimulus itu sendiri merupakan suatu rangsangan dari
luar diri manusia, dengan demikian persepsi merupakan proses untuk menerjemahkan
Berdasarkan pendapat dari para ahli tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa
tanggapan adalah proses pengamatan yang sifatnya kompleks dalam menerima dan
sedangkan tanggapan mampu memahami lebih dari gambaran nyata objek tersebut.
73
Jadi, apabila seseorang memiliki tanggapan tentang suatu obyek dengan menggunakan
panca indera berarti ia mengetahui, memahami dan menyadari tentang obyek tersebut,
dalam proses tanggapan individu akan mengadakan penyeleksian apakah stimulus itu
berguna atau tidak baginya, serta menentukan apa yang terbaik untuk dilakukan
(tingkah laku).
1) Faktor Intern
harapan, perhatian (fokus), proses belajar, keadaan fisik, gangguan kejiwaan, nilai dan
2) Faktor Ekstern
Terdiri dari latar belakang keluarga, informasi yang diperoleh, pengetahuan dan
Lebih lanjut dijelaskan bahwa faktor perhatian adalah faktor yang sangat
perhatian seperti gerakan, intensitas, kebaruan, dan perulangan serta faktor internal
pengaruh perhatian seperti faktor biologis dan faktor sosiopsikologis. Walgito (2004:
74
faktor yaitu faktor yang berasal dari stimulus atau dari luar individu yang terdiri dari
intensitas atau kekuatan stimulus, ukuran stimulus, perubahan stimulus, ulangan dari
stimulus, dan pertentangan atau kontras serta faktor individu yang terdiri dari sifat
struktural dan sifat temporer individu, dan aktivitas yang sedang berjalan pada
tanggapan adalah perhatian karena adanya stimulus dari luar dan aktivitas individu
tanggapan secara garis besar terdiri dari faktor fungsional dan faktor struktural. Faktor
fungsional merupakan faktor yang berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu dan
merupakan sifat stimuli fisik dan efek saraf yang ditimbulkannya. Sedangkan Sarwono
tanggapan di antaranya adalah perhatian, latar mental (mental set), kebutuhan, sistem
nilai, tipe kepribadian, dan gangguan kejiwaan. Perbedaan faktor-faktor tersebut yang
Sehingga dalam penelitian ini adanya perbedaan perhatian, kebutuhan dan kepribadian
75
Kompleks akan menimbulkan tanggapan yang berbeda pula antara mahasiswa satu
b. Proses Tanggapan
Walgito (2010: 102) menyatakan bahwa proses tanggapan terdiri dari adanya
objek yang menimbulkan stimulus, kemudian terjadi proses kealaman atau proses fisik
dimana stimulus mengenai alat indera, lalu stimulus yang diterima alat indera
diteruskan oleh syaraf sensoris ke otak atau yang disebut proses fisiologis, dan
berikutnya adalah proses psikologis atau proses interpretasi di dalam syaraf otak. Alat
individu mengerti apa yang dimaksud oleh alat indera, hal inilah yang disebut
tanggapan.
rangsangan yang mempengaruhi tanggapan berasal dari dalam maupun luar diri
individu. Stimulus yang berasal dari dalam di antaranya adalah perasaan, latar
belakang dan faktor budaya serta pengalaman hidup masing-masing individu. Hal
berbeda-beda. Proses tanggapan dapat terjadi pada setiap individu, dari bagan di
bawah (Gambar 21) dapat disimpulkan bahwa dalam diri mahasiswa, tanggapan terjadi
karena suatu objek menimbulkan stimulus yang ditangkap oleh panca indera, lalu
terhadap objek yang ditangkap panca indera. Respon inilah yang disebut sebagai
tanggapan mahasiswa.
76
Stimulus Stimulus Stimulus
(Faktor Luar) (Faktor Luar) (Faktor Luar)
Struktur Respon
Pribadi (Tanggapan)
Individu
1. Penelitian yang dilakukan oleh Agus Setiyawan (2014) mahasiswa FIS UNY
bahwa siswa SMP di Eromoko memiliki persepsi yang baik terhadap kompetensi
pedagogik dan profesional guru IPS. Hal ini dibuktikan persepsi siswa terhadap
kategori sangat tinggi 8,72%, tinggi sebesar 81,03%, cukup sebesar 9,74% dan
guru IPS SMP di Kecamatan Eromoko dengan nilai kategori sangat tinggi sebesar
1,54%, tinggi sebesar 70,26%, cukup sebesar 27,18% dan kurang sebesar 1,03%.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Amirudin (2017) mahasiswa FT UNY dengan judul
77
kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan persentase kelayakan sarana sebesar
Permendiknas No.40 tahun 2008 sehingga dapat disimpulkan sarana dan prasarana
siswa diperoleh kelayakan sarana dan prasarana masing-masing sebesar 71% dan
66% yang artinya menurut persepsi siswa sarana dan prasarana bengkel tersebut
layak.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Angga Ade Saputra (2016) mahasiswa FT UNY
awal pertemuan, guru memberikan dukungan penuh bagi siswa baik dukungan
maupun pengetahuan. Guru selalu mengawali dan menutup proses belajar dengan
kesempatan bagi siswa yang tidak memahami untuk bertanya. Kemudian proses
sesuai arahan guru. Dalam melakukan praktik, beberapa siswa masih banyak
bercanda dan tidak serius meskipun berhadapan dengan peralatan yang dapat
membuat kecelakaan praktik misalnya terkena mesin yang sedang berputar dan
78
seperti tidak menggunakan alat safety misalnya kacamata maupun sepatu yang
dapat melindungi kaki jika terkena benturan atau alat-alat yang jatuh.
C. Kerangka Berpikir
terhadap peserta didik yang terdiri dari beberapa aspek yaitu kognitif, afektif, dan
pelayanan yang dilakukan baik dosen (instruktur) maupun teknisi yang diberikan
kelompok dengan landasan faktor materi melalui sistem, prosedur, dan metode
tertentu dalam rangka usaha memenuhi kepentingan orang lain sesuai dengan
haknya. Pelayanan dalam hal ini erat kaitannya dengan hal pemberian kepuasan
dari instruktur dan/ teknisi terhadap praktikan, pelayanan yang baik terhadap
79
praktikan maka dapat memberikan kepuasan yang baik pula bagi praktikan,
sehingga praktikan dapat lebih semangat dan terdorong motivasinya dalam proses
pembelajaran praktik.
UNY.
dengan keterampilan yang diberikan dan peralatan yang digunakan. Selain itu,
membimbing peserta didik secara sistematis dan terarah untuk dapat melakukan
pendidikan vokasional.
dapat dilihat dari segi proses dan hasil. Segi proses misalnya, peserta didik harus
dapat menguasai teori sehingga ketika proses pembelajaran praktik tidak asal
dan ulet. Dilihat hasil praktik, misalnya peserta didik dapat menghasilkan benda
kerja (produk) yang baik dari segi kelurusan, kehalusan, dan dimensi. Jika
80
kemampuan mahasiswa atau praktikan sebagian besar tidak baik maka akan ada
tersebut.
FT UNY.
dalam pencapaian suatu usaha. Pengaturan dan penataan sarpras yang ada
merupakan hal yang sangat penting. Lay out mesin, kenyamanan (bebas polusi
suara & udara, tingkat pencahayaan, aliran udara), dan akses yang baik dalam
dalam praktik tidak akan tercapai tanpa sarpras yang memadai serta adanya
fasilitas praktik yang baik dan nyaman dalam bengkel. Tidak dipungkiri bahwa
sarana dan prasarana menjadi salah satu faktor pendukung dalam mencapai proses
pembelajaran agar lebih berkualitas terutama bagi calon tenaga pendidik, oleh
karena itu sarana dan prasarana pada perguruan tinggi harus memenuhi kriteria
Sarana dan prasaran yang baik akan bisa mengakomodasi kebutuhan peserta
didik dalam pembelajaran praktikum. Selain itu dengan fasilitas dan sarana
prasarana yang baik akan meningkatkan prestasi peserta didik seperti penelitian
yang dilakukan oleh Heru Budi Setiawan (2001) yang berjudul “Pengaruh Fasilitas
Bengkel Dan Lingkungan Praktik Terhadap Prestasi Kerja Bangku Siswa Kelas I
81
bengkel yang lengkap dan relevan akan meningkatkan hasrat peserta didik untuk
melaksanakan praktik, dengan demikian hasil praktik akan optimal (baik) sehingga
akan berpengaruh terhadap prestasi peserta didik, dalam hal tersebut adalah
D. Pertanyaan Penelitian
Pendidikan Teknik Mesin edisi revisi 2016 di bengkel pemesinan JPTM FT UNY?
82