TAHAN UJI
MAKALAH
Disusun oleh :
Kelompok 7 KELAS I/C
Muhammad Syaiful Arif NIM : 1175010106
Mulyanudin NIM : 1175010107
Nabilla NIM : 1175010108
Segala puji bagi Allah SWT yang telah menciptakan langit, bumi, dan
segala isinya yang bumi ini kita jadikan sebagai tempat tinggal dan juga tempat
untuk mencari bekal hidup nanti di alam kekal. Semoga apa yan kita lakukan
dalam kehidupan sehari-hari dirahmati oleh Allah dan Ibadah kita diterima oleh-
Nya.
Terimakasih kami haturkan kepada teman teman yang sudah rela
meluangkan waktu untuk membaca makalah ini, semoga makalah ini bisa
bermanfaat bagi kita semua khususnya dapat menambah wawasan kita semua. Tak
lupa kami haturkan kepada dosen mata kuliah ilmu akhlak yang telah memberi
motivasi kepada kami dan juga mengarahkan kami ke jalan yang lebih baik,
InsyaAllah semua yang telah engkau berikan kepada kami menjadi kebaikan dan
menjadikan kami manusia yang lebih berbudaya.
Kritik dan saran sangat kami nantikan dari teman-teman pembaca, agar
kedepannya kami lebih teliti dan kritis lagi dalam membuat makalah ataupun
karya-karya lainnya.
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah...............................................................................................1
C. Tujuan Penyusunan.............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Akhlak merupakan suatu bentuk atau karakter yang muncul darinya
perbuatan atau dalam bahasa yang lebih sederhananya tidak ada perbuatan
tanpa ada dorongan dari akhlak dan niat dalam hati. Perbuatan ini dapat kita
lihat menjadi dua bentuk atau pilihan yaitu perbuatan baik dan buruk.
Segala bentuk perbuatan tergantung terhadap akhlaknya. Adapun
akhlak buruk dimana faktor yang membentuk akhlak ini diantaranya
diterlantarkan, tidak mengenyam pendidikan, atau dididik oleh pendidikan
yang buruk sehingga perbuatan yang dihasilkan akan berupa perbuatan tercela.
Karena faktor pembentuk akhlaknya juga dinilai buruk.
Mengenai akhlak baik, beberapa faktor yang membentuk akhlak
kepribadian yang baik diantaranya dapat berupa mencintai keindahan,
mengutamakan kemuliaan, cinta kebajikan, gemar berbuat baik, dan
membenci keburukan sehingga perbuatan yang dihasilkan berupa perbuatan
yang terpuji. Akhlak yang baik dan menghasilkan perbuatan terpuji ini
berbeda drastis bila dibandingkan dengan akhlak yang buruk di kalangan
masyarakat. Karena orang yang berakhlak baik mereka akan disenangi oleh
masyarakat baik itu perilaku, cara berpakaian, sopan santun, dan
keramahannya terhadap masyarakat yang ada di sekelilingnya.
B. Rumusan Masalah
Untuk membatasi pembahasan kami, kami membatasinya dengan :
1. Bagaimana akhlak yang baik dalam bentuk sabar menurut salaf ?
2. Bagaimana akhlak yang baik dalam bentuk tahan uji menurut salaf ?
C. Tujuan Penyusunan
1. Mengetahui akhlak yang baik dalam bentuk sabar menurut salaf.
2. Mengetahui akhlak yang baik dalam bentuk tahan uji menurut salaf.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Akhlak Yang Baik Menurut Salaf
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata akhlak diartikan sebagai
budi pekerti atau kelakuan.1 Kata akhlak diambil dari bahasa arab “Akhlaaq”
yang biasanya diartikan tabi’at, perangai, kebiasaan, bahkan agama. Namun
kata seperti itu tidak ditemukan dalam Al-qur’an. Yang ditemukan hanyalah
bentuk tunggal kata tersebut yaitu “Khuluq” yang tercantum dalam QS Al-
Qalam ayat 4.
و انّك لعل ا خلق عظيم
“Dan sesungguhnya kamu berbudi pekerti yang agung”. Ayat ini dinilai
sebagai konsideran pengangkatan Nabi Muhammad SAW sebagai Rasulullah.
Secara istilah, Akhlak adalah suatu keadaan yang melekat pada jiwa
manusia, yang melahirkan perbuatan-perbuatan yang mudah, tanpa melalui
proses pemikiran, pertimbangan atau penelitian. Jika keadaan tersebut
melahirkan perbuatan terbaik dan terpuji menurut pandangan akal dan hukum
islam disebut akhlak yang baik. Jika perbuata-perbuatan yang timbul itu tidak
baik, dinamakan akhlak yang buruk. 2
Menurut Imam Al-Ghazali, akhlak ialah karakter yang menetap kuat di
dalam jiwa. Akhlak merupakan sumber tindakan yang muncul secara alamiah
tanpa pemikiran dan perenungan. Jika tindakan atau perbuatan yang muncul
itu indah dan baik, maka disebut akhlak baik. Sebaliknya, jika yang yang
muncul adalah tindakan yang tercela atau hina, maka disebut akhlak buruk.3
1
Kamus Besar Bahasa Indonesia
2
Kementrian Agama Republik Indonesia 2014, Buku Siswa Akidah Akhlak. Hlm. 47.
3
Toto, edimarmo. Mulyadi, Pendidikan Agama Islam Akidah Akhlak, (Semarang : PT
KARYA TOHA PUTRA, 2009), hlm. 56.
2
Menurut Ibnu Miskawaih, akhlak adalah keadaan jiwa yang
mendorong seseorang untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pikiran.
4
4
Toto, edimarmo. Mulyadi, Pendidikan Agama Islam Akidah Akhlak, (Semarang : PT
KARYA TOHA PUTRA, 2009), hlm. 56.
5
Toto, edimarmo. Mulyadi, Pendidikan Agama Islam Akidah Akhlak, (Semarang : PT
KARYA TOHA PUTRA, 2009), hlm. 56.
3
dari tigal hal: menjauhi yang haram, mencari yang halal, dan lapang hati
kepada keluarga.
Adapun ulama lain yang mengatakan bahwa akhlak yang baik adalah
dekat dengan manusia namun asing dari perselisihan antara mereka. Ada juga
yang berpendapat bahwa akhlak yang baik adalah jika kamu tidak memiliki
kepentingan selain Allah SWT. 6
Dari beberapa definisi diatas, maka para ulama menyimpulkan bahwa
tanda-tanda orang yang berakhlak baik diantaranya sangat pemalu, sedikit
mengganggu, banya berbuat baik, benar ucapannya, sedikit bicara, banyak
amalnya, sedikit tergelincirnya tidak berlebih-lebihan, dan suka membuat jasa
baik.
4
demikian ia bangun 9lagi dan terus bertahan dengan sabar atas dorongan
nafsu tersebut.
Sabar juga diterapkan dalam tigal hal yaitu dalam melaksanakan
ibadah, sabar dalam meninggalkan maksiat, dan sabar menghadapi musibah.
Sabar dalam melaksanakan ibadah kita harus bisa bersabar pada saat akan
melaksanakan ibadah baik itu ibadah wajib maupun sunnah.
Demikian juga dalam melaksanakannya, kita juga harus sabar supaya
kualitas ibadah kita menjadi lebih baik dengan tidak terburu-buru. Adapun
sabar dalam meninggalkan maksiat kita senantiasa untuk menjauhi segala hal
yang dilarang oleh Allah. Semisal berjudi, zina, mabuk-mabukan dan lain
sebagainya. Dalam hidup ini ada musibah ada anugerah. Ada saatnya kita
senang dan adakalanya kita susah. Dalam keadaan susah kita harus bisa
menetukan sikap dengan penuh kesabaran.
Adapun keutamaan orang yang sabar di sisi Allah diantaranya:
1. Orang yang sabar akan berhasil akan berhasil dalam meraih cita-citanya,
karena memiliki jiwa yang kuat dan tahan uji menghadapi berbagai
pesoalan hidup. Dan yang pasti Allah akan bersamanya. (QS Al-Baqarah
ayat 153)
2. Orang yang sabar akan dicintai Allah dan sebaliknya orang yang idak
sabar tidak dicintai Allah bahkan justru diperintahkan mencari tuhan selain
Allah.
“Maka barang siapa tidak sabar atas bala dari-Ku, dan tidak bersyukur atas
nikmat-Ku, dan tidak ridha atas qada-Ku, hendaklah ia mencari tuhan
selain Aku (Hadits Qudsi).
3. Orang yang sabar akan tenang, karena sesungguhnya sikap sabar dan ridha
adalah mencerminkan puncak ketenangan jiwa seseorang. Ia tidak akan
tergoncang oleh apapun yang dihadapinya. Orang yang ridha atas
ketentuan Allah akan mendapat balasan ridha dari Allah SWT (QS Al-
10
Bayyinah ayat 8).
9
Kementrian Agama Republik Indonesia 2014, Buku Siswa Akidah Akhlak. Hlm. 89.
10
Kementrian Agama Republik Indonesia 2014, Buku Siswa Akidah Akhlak. Hlm. 91.
5
BAB III
PENUTUP
SIMPULAN
Akhlak adalah suatu keadaan yang melekat pada jiwa manusia, yang
melahirkan perbuatan-perbuatan yang mudah, tanpa melalui proses pemikiran,
pertimbangan atau penelitian. Jika keadaan tersebut melahirkan perbuatan terbaik
dan terpuji menurut pandangan akal dan hukum islam disebut akhlak yang baik.
Jika perbuata-perbuatan yang timbul itu tidak baik, dinamakan akhlak yang buruk.
Adapun orang yang berakhlak baik diantara tanda-tandanya adalah sangat
pemalu, sedikit mengganggu, banya berbuat baik, benar ucapannya, sedikit bicara,
banyak amalnya, sedikit tergelincirnya tidak berlebih-lebihan, dan suka membuat
jasa baik.
Sedangkan mengenai sabar dan tahan uji dapat disimpulkan bahwa sabar
adalah menerima segala sesuatu yang terjadi dengan senang hati. Orang yang
ridha menyadari bahwa segala sesuatu yang terjadi itu merupakan kehendak
Allah.
6
DAFTAR PUSTAKA
Al-Quranul Karim
T. Edidarmo, Mulyadi, (2009), Pendidikan Agama Islam Akidah Akhlak,
Bandung:
PT KARYA TOHA PUTRA
Kamus Besar Bahasa Indonesia
Kementrian Agama Republik Indonesia 2014, Buku Siswa Akidah Akhlak Kelas
X.
Bactiar Anwar, T. (2010), Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah di Lingkungan
Pesantren Persatuan Islam, Garut : Pesantren Persatuan Islam 19 Garut