tp
s:
//m
an
gg
ar
ai
ka
b.
bp
s.
go
.id
ht
tp
s:
// m
an
gg
ar
ai
ka
b.
b ps
.g
o.
id
INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT
KABUPATEN MANGGARAI 2019
ISBN : 9786025523595
No. Publikasi : 53130.2018
Katalog : 4102004.5313
Naskah:
id
Badan Pusat Statistik Kabupaten Manggarai
o.
.g
ps
Penyunting:
b
b.
Penerbit:
//
s:
Sumber Ilustrasi:
Manggarai Dalam Angka 2019
Survei Angkatan Kerja Nasional 2019
Survei Sosial Ekonomi Nasional 2019
id
o.
.g
ps
b
b.
ka
ai
ar
gg
an
m//
s:
tp
ht
id
o.
Kami menyadari bahwa publikasi ini belum sempurna. Untuk perbaikan pada masa
.g
yang akan datang kami mengharapkan masukan dan saran dari berbagai pihak.
ps
b
Kepada semua pihak yang telah membantu terbitnya publikasi ini disampaikan
b.
ka
Kabupaten Manggarai
Akhmad Zammiluny, MM
NIP. 19781220 200012 1 002
Halaman
Halaman Judul ……………………………………………………………………………………………………………… i
Katalog ……………………………………………………………………………………………………………… ii
Tim Penyusun ……………………………………………………………………………………………………………… iii
Kata Pengantar ……………………………………………………………………………………………………………… v
Daftar Isi ……………………………………………………………………………………………………………… vii
Daftar Tabel ……………………………………………………………………………………………………………… viii
Daftar Gambar ……………………………………………………………………………………………………………… ix
Bab I Pendahuluan…………………………………………………………………………………………. 1
1.1 Ruang Lingkup………………………………………………………………………………… 3
1.2 Maksud dan Tujuan………………………………………………………………………… 4
1.3 Sistematika Penyajian ……………………………………………………………………. 4
1.4 Sumber Data …………………………………………………………………………………… 4
Bab II Kependudukan 5
2.1 Karakteristik Penduduk ………………………………………………………………… 7
2.2 Komposisi penduduk Menurut Umur ……………………………………………… 9
2.3 Perkawinan ……………………………………………………………………………………. 10
2.4 Kelahiran ………………. ………………………………………………………………………. 12
id
2.5 Keluarga Berencana ………………………………………………………………………. 13
o.
Bab III Pendidikan………………………................................................................................................ 15
.g
3.1 Partisipasi Sekolah ………………………………………………………………………… ps 17
3.2 Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan …………………………………………….. 19
b
b.
Halaman
Tabel 2.1 Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin Tahun 2019……. 8
Tabel 2.2 Karakteristik Penduduk Tahun 2019………………………………………………………. 9
Tabel 2.3 Kompisisi Penduduk Tahun 2019 …………………………………………………………….. 10
Tabel 2.4 Banyaknya Klinik KB, Jumlah Peserta KB PUS, Jumlah Target KB dan Jumlah
Akseptor Aktif KB di Kabupaten Manggarai, 2019…………………………………….. 13
Tabel 4.1 Jumlah Fasilitas Prasarana per Kecamatan di Kabupaten Manggarai,
2019…………………………………………………………………………………………………………. 26
Tabel 5.1 Persentase Penduduk 15 Tahun Keatas Menurut Status Pekerjaan Utama
Selama Seminggu Yang Lalu, 2019 ……………………………………………………………. 30
Tabel 5.2 Persentase Penduduk 15 tahun Keatas yang Bekerja Menurut lapangan
Pekerjaan Utama, 2019 ……………………………………………………………………………. 31
Tabel 5.3 Persentase Penduduk 15 Tahun Keatas yang Bekerja Menurut Jam
Pekerjaan Utama, 2019 ……………………………………………………………………………. 33
Tabel 6.1 Persentase Luas Lantai Bangunan ………………………………………………………........ 38
Tabel 6.2 Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber Air Untuk Cuci/Mandi/ Dan
id
Lain-Lain di kabupaten Manggarai 2019 ………………………………………………… 40
o.
Tabel 6.3 Persentase Rumah tangga Menurut Jenis Penerangan Kabupaten Manggarai
.g
2018 ……………………………………………………………………………………………………….
ps 41
Tabel 6.4 Persentase Keadaan Tempat Buang Air Besar …………………………………………. 42
b
b.
Tabel 7.1 Persentase rata-Rata Pengeluaran per Kapita dalam Sebulan, 2019 ………….. 46
ka
ai
ar
gg
an
m
//
s:
tp
ht
Halaman
Gambar 2.1 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun Ke atas Menurut Status
Perkawinan Tahun 2019……………………………………………………………….. 11
Gambar 2.2 Persentase Penduduk Berumur 15-49 tahun Menurut Status
Perkawinan di kabupaten Manggarai, 2019………………………………. 12
Gambar 2.3 Banyaknya Bayi Lahir Hidup Menurut Berat Badan Waktu Lahir dan
Mati di Kabupaten Manggarai, 2019 …………………………………....………… 13
Gambar 2.4 Persentase Penggunaan Alat Kontrasepsi Oleh peserta KB di
Kabupaten Manggarai, 2019…………………………………………………………… 14
Gambar 3.1 Persentase Angka Partisipasi Murni (APM) Menurut Jenjang
Pendidikan di kabupaten Manggarai, 2019 ……………………………………. 18
Gambar 3.2 Persentase Penduduk Manggarai 15 Tahun Ke Atas Menurut Ijazah
yang Dimiliki, 2019………………………………………………………………………... 19
Gambar 3.3 Kemampuan Membaca dan Menulis …………………………………………. 20
Gambar 4.1 Persentase Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Mengalami
Keluhan Kesehatan, 2019 …………………………………………………………….. 23
id
Gambar 4.2 Jumlah Tenaga Kesehatan di kabupaten Manggara, 2019 ……………….. 24
o.
Gambar 4.3 Jumlah Kematian Ibu Hamil, Melahirkan dan Masa Nifas menurut
.g
Kecamatan di Kabupaten Manggarai, 2019 …………………………………….
ps 25
Gambar 5.1 Persentase Penduduk Usia 15 tahun Keatas Yang Bekerja Menurut
b
b.
2019……………………………………………………………………………………………… 38
an
Gambar 6.2 Persentase Rumah tangga Menurut Jenis Sumber Air Minum 2018
m
………………………………………………………………………………………………………. 39
//
s:
tp
ht
id
o.
.g
ps
b
b.
ka
ai
ar
gg
an
m//
s:
tp
ht
BAB I PENDAHULUAN
Badan Pusat Statistik (BPS) merupakan lembaga yang bertanggung jawab atas
tersedianya data yang diperlukan pemerintah untuk perencanaan program pembangunan.
Program pembangunan sosial yang dilakukan pemerintah pada dasarnya ditujukan untuk
meningkatkan kualitas hidup dan taraf kesejahteraan penduduk. Hal ini sesuai dengan
amanat dari Pembukaan Undang – Undang Dasar Tahun 1945 paragraf 4 bahwa Pemerintah
Negara Indonesia ingin memajukan kesejahteraan umum.
Peningkatan derajat kesejahteraan rakyat merupakan salah satu tujuan utama dari
suatu program perekonomian suatu daerah. Dalam kaitan tersebut akan diperlukan suatu
id
o.
perencanaan program yang matang dan dapat mengakomodasikan tingkat kesejahteraan
.g
ps
bagaimana yang seharusnya dicapai, apa yang perlu diperhatikan terlebih dahulu, bagaimana
b
prosedur pelaksanaannya dan terakhir bagaimana memantau hasil yang telah dicapai untuk
b.
ka
mengetahui apakah sesuai dengan sasaran ( target ) yang diinginkan atau tidak. Untuk hal
ai
ar
itulah, peran data dan statistik semakin dirasakan penting pada akhir-akhir ini, terutama
gg
yang secara spesifik berkaitan erat dengan permasalahan kesejahteraan rakyat. Hal ini
an
dikaitkan adanya kebutuhan untuk perencanaan suatu program pembangunan yang rasional
m
//
Kebutuhan data kesejahteraan rakyat perlu dipenuhi untuk mengetahui apakah hasil-
hasil pembangunan dapat mencapai seluruh lapisan masyarakat terutama yang menyangkut
berbagai aspek pemenuhan kebutuhan hidup seperti sandang, pangan, papan, pendidikan,
keamanan dan kesempatan kerja.
id
memberikan gambaran tentang keadaan dan perkembangan kesejahteraan rakyat sehingga
o.
bisa lebih mudah dipahami. Penyajiannya dibagi dalam enam kelompok indikator, yaitu:
.g
ps
Kependudukan, Pendidikan, Kesehatan, Ketenagakerjaan, Perumahan, dan Indikator lainnya.
b
b.
ka
Data yang disajikan dalam Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Manggarai ini
gg
sebagian besar adalah hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) 2019, Survei
an
m
Angkatan Kerja Nasional(SAKERNAS) 2019 dan Manggarai Dalam Angka (DDA) 2020.
//
s:
tp
ht
id
o.
.g
ps
KEPENDUDUKAN
b
b.
ka
ai
ar
gg
an
m//
s:
tp
ht
id
o.
.g
ps
b
b.
ka
ai
ar
gg
an
m//
s:
tp
ht
BAB 2 KEPENDUDUKAN
id
menyelenggarakan upaya penurunan angka kematian, penurunan angka kelahiran dan
o.
.g
pengarahan mobilitas penduduk. Untuk menurunkan angka kematian diselenggarakan upaya
ps
untuk menurunkan angka kematian bayi serta memperpanjang usia harapan hidup rata-rata
b
b.
Peningkatan kualitas hidup dan lingkungan dilakukan melalui upaya kesehatan dan
gg
gizi, kondisi sosial ekonomi masyarakat termasuk penghasilan dan pendapatan keluarga,
an
pendidikan, sosial politik dan budaya masyarakat serta kualitas individu dan keluarga yang
m
//
berkaitan dengan tradisi, norma, produktivitas dan perilaku kehidupan, di samping kualitas
s:
tp
lingkungan hidup manusianya sendiri, baik lingkungan hidup alam, lingkungan hidup buatan
ht
Kabupaten Manggarai merupakan kabupaten induk yang telah mengalami dua kali
pemekaran wilayah mempunyai luas wilayah 2.096,44 km2 yang terdiri dari daratan Pulau
Flores dan pulau kecil yaitu Pulau Mules. Wilayah tersebut terbagi dalam 12 kecamatan
dengan 145 desa dan 26 kelurahan.
Tabel 2.1 Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin Tahun 2019
Kecamatan Penduduk
Laki-Laki Perempuan Jumlah
(1) (3) (4) (5)
01. Satar Mese 19 071 18 347 37 418
id
07. Lelak 6 798 6 533 13 331
o.
.g
08. Rahong Utara 12 361 bps 12 516 24 877
Juml
Jumlah penduduk dari tabel di atas terlihat bahwa jumlah penduduk di Kecamatan
Langke Rembong paling banyak dibandingkan dengan kecamatan lain. Hal ini dikarenakan
Kecamatan Langke Rembong merupakan ibukota Kabupaten Manggarai dimana tersedianya
fasilitas yang cukup lengkap khususnya dibidang pendidikan yaitu sekolah menengah
atas/sederajat dan tersedianya Perguruan Tinggi. Selain itu kecamatan Langke Rembong juga
merupakan pusat kegiatan ekonomi di kabupaten Manggarai.
Variabel 2019
(1) (2)
Jumlah Penduduk
Laki-laki 169 849
Perempuan 168 415
Total 338 264
Sex Ratio 100,85
Kepadatan Penduduk 161,35
Sumber : Manggarai Dalam Angka 2020
Sex ratio atau Rasio Jenis Kelamin (RJK) yang menunjukkan perbandingan banyaknya
id
penduduk laki-laki terhadap banyaknya penduduk perempuan pada suatu daerah dalam
o.
kurun waktu tertentu. Angka yang diperoleh dari rasio jenis kelamin menunjukkan
.g
ps
banyaknya penduduk laki-laki per 100 penduduk perempuan. Apabila angka yang diperoleh
b
b.
dari rasio jenis kelamin lebih besar dari 100 berarti jumlah penduduk laki-laki lebih besar
ka
dari pada jumlah penduduk perempuan. Sedangkan untuk angka kurang dari 100 berarti
ai
ar
jumlah penduduk perempuan lebih besar daripada jumlah penduduk laki-laki. Sex ratio
gg
penduduk kabupaten Manggarai lebih dari 100 yang berarti jumlah penduduk laki-laki lebih
an
m
per kilometer persegi mencapai 161,35 yang berarti ada rata-rata dalam satu kilometer
tp
Komposisi penduduk Kabupaten Manggarai tahun 2019 ditampilkan dalam tabel 2.3.
Dari total jumlah penduduk 36,64 persen adalah penduduk berusia muda (0-14 tahun) dan
3,89 persen adalah penduduk usia tua sedangkan sisanya 59,46 persen merupakan usia
produktif. Besarnya komposisi pada usia produktif tersebut sangat diharapkan sebagai modal
yang penting untuk meningkatkan produktivitas maupun pembangunan sumber daya
manusia di Manggarai. Kelompok usia produktif (15-64 tahun) sebesar 59,46 persen harus
menanggung beban ekonomi dari kelompok usia muda dan usia tua. Besarnya angka beban
tanggungan atau Dependensi Rasio tahun 2019 sebesar 59,46 persen, artinya tiap 100 orang
penduduk usia produktif di Kabupaten Manggarai menanggung kurang lebih 59 sampai 60
orang penduduk usia non produktif (0-14 tahun dan 65 tahun ke atas).
Sebagai akibat dari komposisi penduduk yang demikian, maka Dependency Ratio
penduduk laki-laki lebih besar dari penduduk perempuan. Sedangkan secara umum,
Dependency Ratio Kabupaten Manggarai adalah 68,17 persen yang berarti tiap 100 orang
penduduk usia produktif di Kabupaten Manggarai menanggung 68 sampai 69 orang
penduduk usia non produktif yang terdiri dari 62 sampai 63 orang penduduk usia muda dan 6
sampai 7 orang penduduk usia lanjut.
id
o.
Tabel 2.3. Komposisi Penduduk Tahun 2019
.g
ps
Jenis Kelamin
b
b.
Variabel Manggarai
ka
Laki-Laki Perempuan
ai
• Kelompok Umur
gg
an
2.3. Perkawinan
50.00
38.52
40.00
30.00
20.00
10.00 5.81
0.00
Belum Kawin Kawin Cerai
id
o.
lajang/belum kawin sebanyak 38,52 persen, berstatus kawin 55,67 persen, cerai 5,01 persen.
.g
ps
Usia perkawinan yang dianjurkan sebaiknya diatas usia 17-49 Tahun karena pada usia
b
tersebut adalah usia tingkat kematangan kesuburan/fertilitas seorang pasangan dala
b.
ka
perkawinan.
ai
ar
Usia kawin pertama yang dilakukan oleh setiap wanita memiliki resiko terhadap
gg
persalinannya. Semakin muda usia kawin pertama seorang wanita, semakin besar resiko yang
an
m
dihadapi bagi keselamatan ibu maupun anak. Hal ini terjadi dikarenakan belum matangnya
//
s:
rahim wanita usia muda untuk memproduksi anak atau belum siapnya mental dalam
tp
ht
berumah tangga. Demikian pula sebaliknya, semakin tua usia kawin pertama seorang wanita,
semakin tinggi pula resiko yang dihadapi dalam masa kehamilan atau melahirkan. Hal ini
terjadi karena semakin lemahnya kondisi fisik seorang wanita menjelang usia senja.
Pada usia dewasa (21-25 tahun) remaja sudah tumbuh pengetahuan dan kesadaran
dalam pengelolaan kesehatan reproduksi. Hal itu berpengaruh juga terhadap kesehatan
pasangan maupun generasi atau anak dari pasangan itu.
Dari tabel dibawah ini dapat diketahui bahwa persentase penduduk usia 15-49 Tahun
menurut status perkawinan 64 persen berstatus kawin , belum kawin 34 persen dan 2 persen
berstatus cerai. Artinya usia perkawinan yang baik adalah diantara usia 15-49 Tahun akan
mempengaruhi tingkat kedewasaan dalam berfikir sesorang namun sebaliknya jika usia
perkawinan di bawah usia 15 atau diatas 49 Tahun sangat riskan dalam riskan dalam tingkat
kesuburan sebuah pasangan sehingga akan mempengaruhi fertilitas kesehatan.
Belum Kawin
34%
Kawin
64%
id
o.
2.4. Kelahiran
.g
ps
Salah satu komponen demografi yang dapat mempengaruhi proses demografi adalah
b
kelahiran (fertilitas). Banyaknya kelahiran yang terjadi antara lain dipengaruhi oleh kondisi
b.
ka
sosial ekonomi penduduk seperti pendidikan, pendapatan, agama dan tata nilai yang berlaku
ai
ar
Jumlah tertinggi banyaknya bayi yang dilahirkan hidup dengan berat badan waktu
an
lahir lebih dari 250 gram sebesar 5.604 jiwa sedangkan berat badan bayi waktu lahir hidup
m
//
kurang dari 250 gram 314 jiwa, yang perlu dikhawatirkan dan menjadi perhatian khusus
s:
tp
bahwa di Kabupaten Manggarai pada Tahun 2019 masih ada kelahiran bayi lahir mati sebesar
ht
76 jiwa. Angka kelahiran bayi mati dan berat badan bayi ketika kahir hidup dipengaruhi
karena gizi si ibu ketika hamil kurang diperhatikan dan kesadaran untuk memeriksakan
kehamilan ketika masa kehamilan masih kurang sehingga mempengaruhi angka kelahiran
berat bayi kurang dari 250 gram dan bayi lahir mati.
6000
5000
4000
3000
2000
1000
0
Berat Bayi Lahir Berat Bayi Lahir Lahir Mati
Hidup <250 gr Hidup >250 gr
id
2.5. Keluarga Berencana
o.
Angka kelahiran perlu dikendalikan agar upaya pemerintah untuk mensejahterakan
.g
ps
masyarakat bisa lebih bermakna. Karena setiap peningkatan hasil pembangunan akan
b
b.
terserap oleh pertambahan penduduk. Salah satu indikasi keberhasilan program KB adalah
ka
turunnya angka fertilitas total, meningkatnya usia perkawinan wanita, jumlah pemakai alat
ai
ar
Pada masyarakat awam, alat kontrasepsi dikenal hanya sebagai alat yang digunakan
an
m
untuk mencegah kehamilan, namun sebenarnya banyak sekali manfaat dari alat kontrasepsi.
//
s:
Contohnya sebagai kebutuhan fisik. Kontrasepsi memiliki peranan dalam setiap fase
tp
ht
(1) (2)
Klinik KB 23
Peserta KB PUS 48 344
Jumlah Target KB 35 461
Jumlah Akseptor Aktif KB 33 024
Jumlah Akseptor Aktif KB 33 024
Dari Tabel 2.4 dapat dilihat bahwa pada tahun 2019 bahwa kesadaran
perempuan menggunakan KB untuk menekan angka kelahiran di Kabupaten Manggarai sudah
semakin baik mendekati jumlah target KB oleh pemerintah daerah. Namun fasilitas klinik
pelayanan KB di Kabupaten Manggarai masih sangat kecil terdapat 23 fasilitas klinik
pelayanan KB yang tersebar di seluruh Kecamatan di Kabupaten Manggarai.
Peserta KB yang paling banyak digunakan masyarakat adalah suntikan KB (42,87%)
dan IUD (24,65 %). Mayoritas wanita memilih menggunakan alat KB tersebut dimungkinkan
karena lebih aman dan tidak ada efek samping.
id
MOW
o.
MOP
.g
6.47
ps Implant
42.87
b
12.63 Suntik
b.
0.00
ka
Pil
ai
Kondom
ar
gg
an
//m
id
o.
.g
ps
PENDIDIKAN
b
b.
ka
ai
ar
gg
an
m//
s:
tp
ht
id
o.
.g
ps
b
b.
ka
ai
ar
gg
an
m//
s:
tp
ht
BAB 3 PENDIDKAN
Sumber Daya Manusia (SDM) suatu bangsa merupakan faktor yang paling
menentukan karakter dan kecepatan pembangunan sosial ekonomi suatu bangsa.
Peningkatan kualitas sumber daya manusia bertitik tolak pada upaya pembangunan bidang
pendidikan. Semakin tinggi tingkat pendidikan masyarakat di suatu daerah, semakin baik
kualitas sumber daya manusianya. Pendidikan merupakan hak setiap warganegara Indonesia.
Jika setiap warganegara berhak memperoleh pendidikan, maka upaya penyelenggaraan
pendidikan hendaknya diberikan secara merata di seluruh nusantara.
id
Peran serta masyarakat dalam pendidikan terlihat pada besaran Angka Partisipasi
o.
.g
Sekolah Murni (APM) penduduk pada jenjang pendidikan. Angka Partisipasi Sekolah Murni
ps
merupakan persentase penduduk yang masih sekolah pada jenjang pendidikan tertentu
b
b.
Salah satu faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya tingkat partisipasi sekolah murni
an
adalah keseimbangan antara jumlah penduduk yang berminat untuk bersekolah atau
m//
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dengan sarana dan prasana yang ada
s:
tp
harus didukung sarana dan prasarana yang memadai, begitupun sebaliknya. Sehingga
pembangunan di bidang pendidikan dapat benar-benar menyentuh masyarakat sampai ke
lapisan terbawah tanpa memandang apapun.
16.65
50.64 SD/MI
97.72 SMP/MTs
SMA/SMK/MA
70.06
PERGURUAN TINGGI(PT)
id
Sumber : BPS, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2019
o.
.g
bps
PadaGambar 3.1 diatas angka partisipasi sekolah tertinggi adalah sampai dengan
b.
ka
SD/MI sebesar 97,72 persen dan yang terendah angka partisipasi sekolah sampai jenjang
ai
perguruan tinggi 16,65 persen. Hal ini menunjukkan bahwa masih rendahanya kesadaran
ar
gg
tinggi, atau penyebab lain adalah biaya pendidikan yang cukup tinggi, akses ke tempat sekolah
m
//
yang jauh dan tidak ditunjangi oleh kemampuan ekonomi masyarakat itu sendiri.
s:
tp
Secara umum, APM menurut jenjang pendidikan membentuk pola yang semakin
ht
menurun kesadaran untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih atas dikarenakan
berbagai faktor yang menyebabkan angka APM menurut jenjang pendidikan di Kabupaten
Manggarai masih rendah. Faktor utama yang menyebabkan berkurangnya minat untuk
melanjutkan pendidikan ke yang lebih atas adalah faktor ekonomi dan masih rendahnya
kesadaran masyarakat untuk berupaya meraih gelar yang lebih atas. Sedangkan lapangan
usaha pada era modern ini membutuhkan kelulusan jenjang pendidikan yang lebiih atas
minimal sekolah menengah atas dan perguruan tinggi. Persaingan kelulusan jenjang
pendidikan yang lebih tinggi di era modern ini untuk memperoleh lapangan usaha yang lebih
baik semakin banyak.
Secara spesifik kualitas sumber daya manusia dapat dilihat dari tingkat pendidikan
yang ditamatkannya. Tinggi rendahnya tingkat pendidikan yang ditamatkan penduduk
mempunyai pengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat, baik langsung maupun tidak
langsung. Artinya semakin tinggi jenjang pendidikan seseorang, kemungkinannya untuk
memperoleh pekerjaan semakin besar sehingga tingkat kesejahteraannya diharapkan
semakin meningkat. Sedangkan pengaruh tidak langsung, akan terlihat dari pola pikir
masyarakat dalam kehidupan sosialnya. Karena semakin tinggi jenjang pendidikan yang
ditamatkan, maka cara berpikir mereka akan lebih maju sehingga lebih mudah menerima
perubahan dan kemajuan jaman.
id
o.
sebesar 35,43 persen. Hal ini menunjukkan bahwa masih ada penduduk yang drop out SD.
.g
ps
Penduduk yang memiliki ijasah menengah keatas persentasenya berada dibawah 40,59
b
persen.
b.
ka
ai
Gambar 3.2. Persentase Penduduk Manggarai 15 Tahun Ke Atas Menurut Ijazah Yang
ar
gg
Dimiliki, 2019
an
// m
s:
tp
1.73
ht
23.97 SD/MI/SDLB/Paket A
13.79
SMP/MTs/SMPLB/Paket B
SMA/MA/SMLB/Paket C
17.39 35.43
SMK/MAK
id
100
o.
80
.g
60
ps
95.77
b
b.
40
ka
20 4.23
ai
ar
0
gg
id
o.
.g
ps
b
b.
ka
ai
ar
gg
an
m//
s:
tp
ht
BAB 4 KESEHATAN
id
o.
.g
4.1. Keluhan Kesehatan ps
Penduduk Kabupaten Manggarai yang menyatakan telah merasa terganggu dalam
b
b.
kegiatan sehari-hari baik pekerjaan, sekolah ataupun kegiatan lainnya. Kegiatannya terganggu
ka
ai
keluhan kesehatan berdasaran jenis kelamin laki-laki dan perempuan selama sebulan terakhir
an
Kelamin
Mengalami Keluhan Kesehatan, 2019
Perempuan 21.07
Laki-Laki 22.22
id
Sumber : Manggarai Dalam Angka 2020
o.
.g
ps
4.2. Penolong Kelahiran
b
b.
ka
Data penolong kelahiran bayi dapat dijadikan salah satu indikator kesehatan terutama
ai
dalam hubungannya dengan tingkat kesehatan ibu dan anak serta pelayanan kesehatan secara
ar
gg
umum. Keberadaan tenaga medis seperti dokter dan bidan yang ditunjang dengan
an
sarana/peralatan yang memadai, akan sangat menolong pada saat proses keselamatan
m
//
kehamilan, kelahiran dan pasca kelahiran ibu. Dokter dan bidan mempunyai pengetahuan
s:
tp
yang memadai dalam proses kelahiran terutama pada saat dimana kelahiran mempunyai
ht
resiko kematian yang tinggi terhadap ibu dan anak. Sehingga diharapkan tingkat kematian ibu
dan anak pada saat proses kelahiran dapat terus menurun.
Pada grafik 4.3 Menunjukkan bahwa di Kabupaten Manggarai, jumlah kematian ibu masa
nifas Tahun 2019 sangatlah tinggi yaitu 6 orang dan posisi tertinggi berada di Kecamatan
Reok sebanyak 2 Orang. Keberhasilan pemerintah dianggap perlu dan memberikan peranan
penting terhadap keselamatan proses kelahiran selamat ibu hamil, melahirkan dan masa
nifas untuk ibu dan bayi hidup sehat.
Gambar 4.3. Jumlah Kematian Ibu Hamil, Melahirkan dan Masa Nifas Menurut
Kecamatan di Kabupaten Manggarai, 2019
2.5
1.5
1
Kematian Ibu Hamil
0.5 Kematian Ibu Melahirkan
Kematian Ibu Nifas
0
id
o.
Sumber : Manggarai Dalam Angka 2020
.g
bps
4.3. Jumlah Fasilitas Kesehatan
b.
ka
kesehatan. Keberadaan fasilitas kesehatan salah satu indikator yang sangat penting pertama
an
m
sebagai sarana penolong kesahatan masyarakat yang pertama dengan jarak dari rumah ke
//
s:
fasilitas terdekat masyarakat yang disediakan oleh pihak pemerintah maupun swasta.
tp
04. Langke
1 2 8 - 8 - 47 -
Rembong
05. Ruteng 1 3 2 - 1 4 68 -
id
o.
.g
07. Lelak - 1 4 -
b ps - - 34 -
b.
ka
09. Cibal - 2 7 - 1 1 54 -
gg
an
m
11. Reok - 1 3 - 3 1 34 1
ht
Jumlah 2 24 63 0 15 20 577 1
id
o.
.g
ps
b
b.
ka
ai
ar
gg
an
m
//
s:
tp
ht
BAB 5 KETENAGAKERJAAN
id
o.
.g
5.1. Penduduk Usia Kerja ps
Secara teknis penduduk usia kerja terbagi dalam 2 golongan yaitu golongan
b
b.
angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Penggolongan usia kerja di Indonesia mengikuti
ka
ai
standar internasional yaitu usia 15 tahun atau lebih yang telah ditetapkan dalam undang-
ar
gg
undang. Angkatan kerja terdiri dari mereka yang aktif bekerja dan mereka yang sedang
an
mencari pekerjaan. Mereka yang dikelompokkan sedang mencari pekerjaan itulah yang
m
dinamakan sebagai pengangguran terbuka. Sedangkan yang termasuk dalam kelompok bukan
//
s:
angkatan kerja adalah yang masih sekolah, mengurus rumah tangga, pensiunan dan lain-lain.
tp
ht
Tahun 2019 total angkatan kerja di Kabupaten Manggarai sejumlah 152 393 jiwa
yang teridiri dari 147 638 penduduk yang bekerja dan 4 745 jiwa kategori pengangguran.
Dari gambar 5.1.terlihat bahwa penduduk yang bekerja dengan tingkat yang paling
tinggi adalah pada kelompok umur 25 – 29 tahun dan diikuti oleh kelompok umur 20-24
tahun. Secara umum jumlah penduduk laki-laki yang bekerja lebih dominan dibandingkan
perempuan. Hal ini didasari bahwa pada dasarnya yang menjadi kepala rumahtangga adalah
laki-laki dan mempunyai tanggung jawab ekonomi dalam keluarga.
60+
59–55
50−55
45−49
40−44
Perempuan
35−39
Laki-Laki
30−34
25−29
20–24
15−19
id
o.
.g
5.2. Status Pekerjaan ps
b
b.
Tabel 5.1. Persentase Penduduk 15 Tahun Keatas Menurut Status Pekerjaan Utama
ka
ai
Pada tahun 2019 jumlah penduduk Kabupaten Manggarai yang berusaha, baik
berusaha sendiri, berusaha dibantu buruh tetap/tidak tetap/pekerja keluarga semuanya
didominasi oleh laki-laki. Kecuali di status pekerjaan utama pekerja keluarga yang didominasi
oleh perempuan. Rendahnya persentase perempuan yang berusaha karena perempuan selalu
ditempatkan pada posisi sebagai pekerja keluarga yang sifatnya hanya membantu usaha yang
dilakukan oleh salah satu anggota rumah tangga untuk memperoleh penghasilan tanpa
mendapat upah/gaji. Ini terlihat pada tabel 5.1.bahwa sejumlah 35,18 persen perempuan yang
berstatus sebagai pekerja keluarga pada tahun 2019.
id
o.
kepada sektor tersebut.
.g
b ps
b.
Tabel 5.2. Persentase Penduduk 15 Tahun Keatas Yang Bekerja Menurut Lapangan
ka
ai
(1) (2)
s:
tp
Konstruksi/Bangunan 6,79
Perdagangan 10,92
Lainnya 1,31
Jumlah 100,00
21.92
SD ke bawah
id
10.45 SMP
o.
67.63 SMA ke atas
.g
bps
b.
ka
ai
ar
gg
an
Gambar 5.2 menunjukkan tingkat pengangguran yang paling tinggi tahun 2019
tp
ht
adalah penduduk dengan tingkat pendidikan SMA ke atas yaitu sebesar 67,63 diikuti penduduk
tamat SD sebesar 21,92 persen dan tamat SMP sebesar 10,45 persen.
Dalam banyak kasus, kemampuan akademik yang tinggi seringkali bukan jaminan
untuk bisa diterima bekerja. Begitu banyak orang yang sudah mengirimkan surat lamaran baik
ke pihak swasta maupun pemerintah tetapi tidak kunjung diterima bekerja dan seringkali
menjadi frustrasi yang akhirnya putus asa sehingga kehilangan semangat untuk mencari
pekerjaan. Akibatnya mereka cenderung menjadi penganggur dan memiliki konsep diri yang
negatif.. Sama halnya dengan melakukan kegiatan-kegiatan lain, maka mencari pekerjaan pun
memerlukan suatu pemahaman, ketrampilan dan keahlian tersendiri.
Tabel 5.3. Persentase Penduduk 15 Tahun Keatas Yang Bekerja Menurut Jam Pekerjaan
Utama, 2019
id
Jumlah Jam Kerja L
o.
P Jumlah
.g
(1) (2) ps (3) (4)
b
0*) 2.50 1.68 2.12
b.
ka
id
o.
.g
ps
b
b.
ka
ai
ar
gg
an
m
//
s:
tp
ht
PERUMAHAN
ka
ai
ar
gg
an
m//
s:
tp
ht
id
o.
.g
ps
b
b.
ka
ai
ar
gg
an
m//
s:
tp
ht
BAB 6 PERUMAHAN
Perumahan adalah salah satu kebutuhan dasar manusia yang harus terpenuhi untuk
mencapai kesejahteraan di samping makanan dan sandang. Berkaitan dengan perumahan,
maka ukuran dari kesejahteraan setiap individu pada kehidupan kesehariannya tidak hanya
dari ada tidaknya rumah yang dimiliki atau ditempati, tetapi juga dilihat dari mutu
perumahan/tempat tinggal dan lingkungannya. Semakin tinggi mutu perumahan dan
lingkungan sekitarnya mengindikasikan tingkatan kesejahteraan yang semakin tinggi pula,
karena kondisi dan kualitas rumah yang ditempati dapat menunjukkan keadaan sosial
ekonomi rumah tangga tersebut.
id
faktor yang saling berkaitan, diantaranya pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi,
o.
.g
kemampuan masyarakat yang terbatas dan pembiayaan pembangunan perumahan yang cukup
ps
besar. Program pemerintah yang menyangkut bidang perumahan terus ditingkatkan, bukan
b
b.
hanya dari segi jumlah tetapi juga dari segi kualitas dan harga yang terjangkau. Peningkatan
ka
ai
jumlah penduduk Indonesia yang pesat menjadikan kebutuhan rumah semakin meningkat
ar
pula. Sementara luas wilayah daratan tak bisa bertambah, maka pembukaan lahan untuk
gg
an
kepentingan pemukiman harus tetap mempertimbangkan faktor keamanan bagi semua pihak.
m
Lahan pertanian yang disulap menjadi daerah permukiman tentu akan berakibat
//
s:
berkurangnya produksi pangan yang bisa dihasilkan oleh lahan tersebut. Belum lagi lahan
tp
ht
produktif yang diubah fungsinya menjadi industri atau infrastruktur akan menyita sumber
daya air dalam tanah.
Pada tahun 2019 data menunjukkan bahwa 85,44 persen status tempat tinggal di
Kabupaten Manggarai adalah milik sendiri. Persentase terbesar kedua adalah berstatus lainnya
seperti (bebas sewa, rumah milik orang tua, rumah adat, kontrak dan sewa) sebanyak 14,56
persen.
14.56
Milik Sendiri
Lainnya
85.44
Jumlah rumah tangga dengan luas lantai bangunan tempat tinggal antara 20-49 m2
sebanyak 35,16 persen diikuti luas 100+ m2 sebesar 11,50 persen. Sedangkan jumlah rumah
id
o.
tangga dengan luas lantai 50-99 m2 hanya sebesar 50,04 persen.
.g
ps
Tabel 6.1. Persentase Luas Lantai Bangunan
b
b.
ka
(1) (2)
gg
an
≤ 19 3,29
m
20-49 35,16
//
s:
50-99 50,04
tp
ht
100+ 11,50
6.2. Keterangan Sumber Air Minum dan Air Untuk Mandi, Cuci, Dll.
Kebersihan akan air minum suatu rumah tangga akan berpengaruh terhadap kondisi
anggota rumah tangga yang mengkonsumsinya, karena air minum merupakan kebutuhan
utama manusia dalam menjamin kelangsungan hidupnya. Air minum yang bersih dan sehat
adalah air minum yang terbebas dari kuman-kuman penyebab penyakit. Bila sumbernya
tercemar oleh kotoran, maka dikhawatirkan air yang dihasilkannyapun akan tercemar pula.
Pada tahun 2019 jumlah rumah tangga yang mengkonsumsi air minum layak yaitu 77,44 %
dan air tidak layak 22,56 %.
Gambar 6.2. Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Sumber Air Minum
2018
id
o.
22.56
.g
bps sumber air minum layak
b.
layak
ai
ar
gg
77.44
an
// m
s:
tp
ht
Leding 36,02
Sumur bor/pompa 1,38
Sumur/Mata Air Terlindung 50,86
Sumur /Mata Air Tak Terlindung 6,91
Lainnya 4,23
id
Fungsi dan kegunaan penerangan dalam rumah sangatlah penting karena sumber
o.
.g
penerangan sebagai faktor utama dalam segala kegiatan rumah tangga yang menggunakan
ps
elektronik dan kebutuhan cahaya di malam hari atau diwaktu gelap. Akan tetapi pada tahun
b
b.
2019 ini masih ada rumah tangga yang belum menggunakan listrik sama sekali dikarenakan
ka
ai
ketidak mampuan secara finansial untuk memasang penerangan selain mahalnya pemasangan
ar
gg
listrik ada juga yang daerah atau wilayahnya belum tersedia prasarana listrik PLN dan Non
an
PLN.
m
Pada tahun 2019 jumlah rumah tangga yang pada umumnya menggunakan listrik
//
s:
PLN dengan meteran dan listrik PLN tanpa meteran sebesar 74,69 persen, listrik non pln 14,72
tp
ht
persen dan masih ada rumah tangga yang tidak menggunakan penerangan listrik PLN maupun
non PLN sebesar 10,59 persen
id
o.
Fasilitas penting lainnya untuk mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat adalah
.g
ps
pemilikan tempat buang besar/kakus, karena berpengaruh terhadap kesehatan lingkungan.
b
b.
Pada tahun 2019 rumah tangga yang menggunakan WC sendiri di Kabupaten Manggarai
ka
sebanyak 76,15 persen. Di Kabupaten Manggarai masih banyak warga yang penampungan
ai
ar
akhir tinja menggunakan bukan berupa Tangki Septik/SPAL sebesar58,03 persen dan
gg
cenderung masih tinggi disbanding yang sudah menggunakan tangki septik.SPAL. Kondisi ini
an
dimungkinkan adanya faktor kebiasaan dari masyarakat setempat yang terbiasa buang air
// m
s:
besar sembarangan.
tp
Dari banyaknya warga yang menggunakan WC baik sendiri, bersama, maupun umum,
ht
jenis kloset yang paling banyak digunakan adalah leher angsa sebesar 76,15 persen karena
sudah tingginya kesadaran menggunakan jenis kloset yang baik. Sedangkan tempat
penampungan akhir lainnya kecuali kloset sebesar 13,85 persen.
Keterangan Persentase
(1) (2)
id
Lainnya 13,85
o.
.g
ps
Sumber : BPS, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2019
b
b.
ka
ai
ar
gg
an
m
//
s:
tp
ht
id
o.
.g
ps
b
b.
ka
ai
ar
gg
an
m//
s:
tp
ht
id
o.
.g
ps
b
b.
ka
ai
ar
gg
an
// m
s:
tp
ht
id
persen. Pengeluaran ikan (4,22 persen) lebih besar dibandingkan dengan pengeluaran daging
o.
.g
(2,67 persen). Masyarakat Manggarai sangat menyukai sayur-sayuran karena wilayah yang
ps
sejuk sehingga sayuran mudah tumbuh dan ini terbukti pengeluaran sayur-sayuran mencapai
b
b.
6,88 persen.
ka
ai
Untuk pengeluaran bukan makanan, perumahan mendapat porsi yang cukup tinggi
ar
gg
(17,86 persen) dibandingkan yang lain. Masyarakat Manggarai yang hidup di perkotaan identik
an
dengan konsumsi aneka barang dan jasa, terbukti dari cukup besarnya pengeluaran aneka
m
Tabel 7.1. Persentase Rata-rata Pengeluaran Per Kapita Dalam Sebulan, 2019
Pengeluaran Rata-rata
(%)
Padi-padian 13.16
Ubi-ubian 0.68
Ikan 4.22
Daging 2.67
Telur & Susu 2.63
Sayur-sayuran 6.88
Kacang-kacangan 1.33
Buah-buahan 1.78
Minyak & Lemak 1.31
id
Bahan Minuman 2.90
o.
0.97
.g
Bumbu-bumbuan
ps 0.70
Konsumsi Lainnya
b
14.86
b.