Anda di halaman 1dari 16

Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan

Volume 3, No 2, September 2015 (173-188)


Tersedia Online: http://journal.uny.ac.id/index.php/jamp

PENGARUH KOMUNIKASI, IKLIM ORGANISASI DAN GAYA KEPEMIMPINAN


TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU SMA
Christifora Rahawarin, Suharsimi Arikunto
Program Studi Manajemen Pendidikan PPs UNY, Universitas Negeri Yogyakarta
irarahawarinrumlus@yahoo.com, ari_uny@hotmail.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh komunikasi, iklim organisasi,
dan kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantitatif dengan metode kausal-komparatif. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh guru SMA di Kabupaten Maluku Tenggara yang berjumlah 276 orang.
Jumlah sampel sebanyak 140 guru yang diambil dari 10 sekolah. Teknik pengumpulan data
menggunakan kuesioner dengan skala Likert sebagai data primer, wawancara dan observasi
sebagai data sekunder. Data dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif, analisis
regresi sederhana, dan analisis regresi ganda dengan taraf signifikansi 0,05. Hasil penelitian
ini menyimpulkan bahwa: (1) komunikasi organisasi memiliki pengaruh terhadap kinerja
guru SMA di Kabupaten Maluku Tenggara; (2) Iklim organisasi berpengaruh terhadap
kinerja guru SMA di Kabupaten Maluku; (3) gaya kepemimpinan transformasional kepala
sekolah berpengaruh terhadap kinerja guru SMA di Kabupaten Maluku Tenggara;
(4)komunikasi organisasi, iklim organisasi, dan gaya kepemimpinan transformasional kepala
sekolah secara serentak berpengaruh terhadap kinerja guru SMA di Kabupaten Maluku.
Kata kunci: komunikasi organisasi, iklim organisasi, gaya kepemimpinan transformasional kepala
sekolah, kinerja guru

THE EFFECT OF ORGANIZATIONAL, ORGANIZATIONAL CLIMATE,


AND PRINCIPAL’S TRANSFORMATIONAL LEADERSHIP STYLE
ON THE TEACHER’S PERFORMANCE
Christifora Rahawarin, Suharsimi Arikunto
Program Studi Manajemen Pendidikan PPs UNY, Universitas Negeri Yogyakarta
irarahawarinrumlus@yahoo.com, ari_uny@hotmail.com
Abstract
This study aims to determine the effect of organizational, organizational climate, and principal’s
transformational leadership style on teachers performance. The study used a quantitative approach
with a causal-comparative method. The populations of this study were all teachers of the High Schools
in South East Moluccas Distric, they were all 276 teachers. The sample of this study were 140
teachers, taken from 10 schools. Data collection technique used the Likert Scale questionnaires for
primary data, interview and observation for secondary data. The data were analyzed using a
descriptive analysis, simple regression analysis, and multiple regression analysis.
The results of this study show that: (1) organizational communication has effect on the performance of
teachers of the High Schools in South East Moluccas; (2) organizational climate has effect on the
performance of teachers of the High Schools in South East Moluccas Distric; (3)Principal’s
transformational leadeship style has effect on the performance of teachers of the High Schools in South
East Moluccas Distric; (4)organizational, organizational climate, and principal’s transformational
leadership style simultaneously affect the performance of teachers of the High Schools in South East
Moluccas Distric.
Keywords: organizational communication, organizational climate, principa’sl transformational
leadership style , performance of teacher’

Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan


p-ISSN: 2337-7895 e-ISSN: 2461-0550
174 − Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan

Pendahuluan nilai, dan mengevaluasi peserta didik. Hal


Pendidikan adalah salah satu sendi ini sesuai dengan yang diatur dalam UU
yang penting dalam kehidupan bermasya- No.14 Tahun 2005 Pasal 1 ayat (1) Tentang
rakat, berbangsa, dan bernegara. Pendidik- Guru dan Dosen.
an menduduki posisi penting dalam ke- Sejatinya, guru adalah bagian inte-
giatan pembangunan karena pendidikan gral dari organisasi pendidikan di sekolah
merupakan kegiatan dalam rangka men- secara menyeluruh. Dalam konteks seko-
cerdaskan sumber daya manusia. Hal ini lah, guru secara individu maupun secara
dapat terlihat dalam esensi pendidikan bersama-sama dengan masyarakat sepro-
sesuai yang diatur dalam Undang-Undang fesinya harus didorong untuk menjadi
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem bagian dari organisasi pembelajar melalui
Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat (1): “Pen- keterlibatannya secara sadar dan sukarela
didikan adalah proses usaha sadar dan te- serta terus menerus dalam berbagai ke-
rencana untuk mewujudkan suasana bela- giatan belajar guna mengembangkan profe-
jar dan proses pembelajaran agar peserta sionalitasnya.
didik secara aktif mengembangkan potensi Sebagai suatu profesi, guru harus
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual memiliki berbagai kompetensi yaitu kom-
keagamaan, pengendalian diri, kepribadi- petensi pedagogik, kompetensi pribadi,
an, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketram- kompetensi profesional, dan kompetensi
pilan yang diperluhkan dirinya, masyara- sosial kemasyarakatan. Hal ini sesuai de-
kat, bangsa, dan negara”. ngan yang diatur dalam Undang-Undang
Pendidikan yang berkualitas akan No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan
menghasilkan sumber daya manusia yang Dosen Pasal 10 dikemukakan bahwa kom-
berkualitas dan seutuhnya, seperti yang petensi guru mencakup, kompetensi peda-
diharapkan oleh undang-undang di atas. gogis, kompetensi kepribadian, kompetensi
Dengan adanya sumber daya manusia sosial, dan kompetensi profesional. Keem-
yang berkualitas, roda-roda penggerak pat kompetensi tersebut harus benar-benar
pembangunan akan lebih cepat bergerak dipahami serta dapat dikembangkan oleh
yang pada akhirnya bermuara pada pe- guru, sehingga dapat menghasilkan proses
ningkatan kemakmuran seluruh rakyat dan hasil belajar yang berkualitas.
Indonesia. Kinerja guru dapat dilihat dari bagai-
Sekolah sebagai salah satu organisasi mana guru menjalankan empat kompetensi
pendidikan yang merupakan salah satu tersebut, atau dapat dikatakan aktualisasi
wadah yang secara langsung untuk menca- dari kompetensi guru dalam menjalankan
pai tujuan pendidikan nasional. Sekolah tugasnya merupakan kinerja guru. Guru
adalah organisasi yang mengelola berbagai dapat berkinerja dengan baik apabila men-
sumber daya yang ada seperti, kurikulum, dapat dukungan yang positif dari lingkung-
tenaga pendidik, sarana prasarana dan an sekolah dan juga dari pribadi guru sen-
sumber daya lainnya sehingga terjadi sa- diri. Guru dalam mengaktualisasikan/me-
ling keterdukungan antarsumber daya ngembangkan berbagai kompetensi di atas
yang ada demi tercapainya tujuan pen- tidak terlepas dalam organisasi sekolah.
didikan yang dicita-citakan. Tercapainya Sekolah sebagai suatu organisasi ten-
tujuan pendidikan yang dicita-citakan, tu saja memiliki dinamika-dinamika orga-
tidak terlepas dari sumber daya guru se- nisasi. Berbagai dinamika seperti lingkung-
bagai kunci utama. an yang selalu berubah dan secara terus-
Guru sebagai kunci utama harus menerus menghadapi berbagai tantangan
benar-benar memahami tugas dan kewajib- dan masalah baru membutuhkan harmo-
annya serta menjalankannya dengan baik nisasi organisasi sekolah yang sesuai de-
dalam proses pendidikan di sekolah. Tugas ngan semangat otonomi dan perberdayaan
utama guru ialah mendidik, mengajar, potensi dan sumber daya pendidikan yang
membimbing, mengarahkan, melatih, me- demokratis.

Volume 3, No 2, September 2015


Pengaruh Komunikasi, Iklim Organisasi dan Gaya ... − 175
Christifora Rahawarin, Suharsimi Arikunto

Pemberdayaan dan pengembangan sudah diuraikan di atas, salah satu faktor


kompetensi guru di sekolah tidak dapat yang juga yang menentukan kinerja guru
dilepaskan dari kondisi atau suasana ling- yaitu kepemimpinan kepala sekolah. Ke-
kungan yang ada di dalam sebuah orga- pala sekolah sebagai pemimpin di sekolah
nisasi tersebut. Suasana yang nyaman akan harus mampu menjalankan fungsi sebagai
sangat mendukung orang untuk dapat me- pemimpin/leader dan juga manajer agar
ngembangkan potensinya. Iklim organisasi dapat mencapai sekolah yang berkualitas.
sebagai wujud dari karakteristik lingkung- Pemimpim/leader lebih mengutamakan
an organisasi yang dirasakan anggota orga- faktor manusia, sedangkan manajer lebih
nisasi memiliki peran yang sangat penting kepada hal-hal yang tidak terkait dengan
bagi kesuksesan organisasi. Hal ini dise- manusia, misalnya administratif.
babkan iklim organisasi berkaitan erat de- Kepala sekolah harus mampu menja-
ngan proses penciptaan suasana dan per- di panutan bagi guru dan juga semua war-
sepsi yang terbentuk oleh guru terhadap ga sekolah lainnya. Kepala sekolah harus
suasana kerja yang kondusif. Suasana kerja bisa mengenal dengan baik setiap bawah-
yang kondusif diharapkan dapat memban- annya (guru), sehingga bisa menggunakan
tu guru mencapai tujuan lembaga yang pa- pendekatan/cara yang tepat dalam meng-
da akhirnya akan meningkatkan kualitas ambil tindakan dalam rangka meningkat-
organisasi pada umumnya. De-ngan demi- kan kinerja guru. Gaya kepemimpinan
kian maka dapat dikatakan kinerja guru transformasional, dimana kepala sekolah
pun meningkat. mampu bersama-sama dengan guru me-
Salah satu dinamika yang harus rumuskan visi, misi, dan tujuan sekolah
mendapat perhatian dalam mengembang- serta mampu mendorong warga sekolah
kan berbagai kompetensi guru adalah untuk melaksanakannya. Kepala sekolah
proses komunikasi yang terjadi di dalam menjadi panutan, dikagumi, dan dipercaya
organisasi tersebut. Komunikasi diantara oleh warga sekolah. Kepala sekolah mam-
manusia adalah suatu proses yang ber- pu memotivasi guru dan untuk berprestasi
langsung ketika seseorang mengeluarkan serta inovatif dan kreatif. Dengan demikian
pesan menggunakan simbol-simbol, tanda- gaya kepemimpinan transformasional di-
tanda, dan isyarat-isyarat kontekstual da- harapkan dapat meningkatkan kinerja
lam usahanya meng-ekspresikan maksud- guru. Kepala sekolah pun harus mampu
nya dengan mengirimkan informasi secara mengambil keputusan yang tepat dalam
tepat sehingga pengertian yang sama dapat berbagai situasi demi kepentingan sekolah
dibangun oleh orang lain yang menerima dan siswa. Kepala sekolah yang mampu
pesan tersebut (Hoy & Miskel, 2013, p.390). mengerti para guru, serta menggunakan
Komunikasi organisasional adalah gaya kepemimpinan yang tepat sesuai de-
suatu proses kolektif dan interaktif yang ngan situasi dan keadaan diharapkan da-
menciptakan dan menterjemahkan pesan- pat membantu guru dalam mengembang-
pesan. Aktivitas-aktivitas yang terkoordi- kan kompetensinya yang pada akhirnya
nasi dengan pertalian hubungan diantara dapat meningkatkan kinerja guru.
para pelakunya baik didalam maupun di Kebanyakan guru cenderung malas
luar organisasi menghasilkan sebuah ja- untuk belajar dan mengembangkan kom-
ringan kesepahaman. Komunikasi yang petensinya, sehingga berimplikasi terha-
baik, terbuka dan lancar antara para guru dap menurunnya kinerja guru. Hal ini bisa
serta guru dan kepala sekolah diharapkan dikarenakan rendahnya motivasi diri dan
dapat membantu guru dalam mengem- komitmen dalam pekerjaan sebagai se-
bangkan berbagai kompetensi tersebut orang guru. Dalam pikiran guru yang
yang pada akhirnya akan meningkatkan penting bahwa tiap hari ke sekolah dan
kinerja guru. mengajar, dan juga bahwa pekerjaan seba-
Selain dinamika organisasi yang ber- gai guru merupakan pilihan terakhir kare-
pengaruh pada kinerja guru seperti yang na sudah tidak ada pilihan yang lain.
Jurnal Akutabilitas Manajemen Pendidikan
Volume 3, No 2, September 2015
176 − Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan

Hal-hal di atas tentunya sangat ber- Adapun permasalahan yang diteliti


tentangan dengan yang diatur dalam UU ialah: (1) komunikasi organisasi pada SMA
No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan di Kabupaten Maluku Tenggara yang
Dosen Pasal 7 ayat (1) bahwa “profesi guru kurang efektif. (2) iklim organisasi pada
merupakan bidang pekerjaan khusus yang SMA di Kabupaten Maluku Tenggara ku-
dilaksanakan berdasarkan prinsip memiliki rang yang kondusif. (3) gaya kepemimpin-
bakat, minat, panggilan jiwa, idealisme, an transformasional kepala sekolah SMA di
komitmen dan memiliki tanggung jawab”. Kabupaten Maluku Tenggara yang belum
Selain itu kurang adanya perhatian dari pe- sesuai dengan indikator-indikatornya. (4)
merintah daerah dalam memberikan pela- kinerja guru SMA di Kabupaten Maluku
tihan kepada para guru sehingga dapat Tenggara yang belum optimal.
meningkatkan kinerja guru. Secara umum, penelitian ini bertuju-
Semua dinamika organisasi di atas an untuk mengetahui gambaran empiris
haruslah dikelola agar dapat menjadi peng- ada tidaknya pengaruh komunikasi orga-
gerak kemajuan organisasi dan bukannya nisasi, iklim organisasi, dan kepemimpinan
malah menghambat perkembangan organi- kepala sekolah SMA di Kabupaten Maluku
sasi atau menjadi masalah dalam orga- Tenggara. Secara khusus, penelitian ini ber-
nisasi. Berbagai problematika dalam orga- tujuan untuk mengetahui dan menganalisis:
nisasi yang umum terjadi: masalah komu- (1) pengaruh komunikasi organisasi ter-
nikasi yang tidak lancar, konflik antar hadap kinerja guru SMA di Kabupaten
anggota, konflik antar kelompok, perilaku Maluku Tenggara; (2) pengaruh iklim orga-
individu yang tidak sesuai dengan nilai nisasi terhadap kinerja guru SMA di Ka-
organisasi, iklim organisasi yang tertutup, bupaten Maluku Tenggara; (3) pengaruh
gaya kepemimpinan kepala sekolah yang gaya kepemimpinan transformasional ke-
kurang memotivasi bawahannya, kurang pala sekolah terhadap kinerja guru SMA di
dapat dipercaya, kurang menstimulus ba- Kabupaten Maluku Tenggara; (4) pengaruh
wahannya agar inovatif dan kreatif, kurang komunikasi organisasi, iklim organisasi,
mempertimbangakan kebutuhan individu dan gaya kepemimpinan transformasional
guru, serta kinerja anggota yang belum kepala sekolah terhadap kinerja guru SMA
memuaskan, dan produktivitas organisasi di Kabupaten Maluku Tenggara.
rendah. Penelitian ini diharapkan dapat mem-
Problematika organisasi secara umum berikan manfaat baik bagi pihak peneliti
dijumpai pada berbagai organisasi pen- dan SMA di Kabupaten Maluku Tenggara
didikan, termasuk juga dijumpai pada se- maupun bagi pengembangan ilmu penge-
kolah SMA di Kabupaten Maluku Teng- tahuan (akademik). Adapun manfaat teore-
gara. Dimana komunikasi antar guru, dan tis penelitian ini adalah Menambah ilmu
antar guru dan kepala sekolah kurang pengetahuan terutama yang berhubungan
efektif, serta iklim sekolah yang tertutup dengan ilmu manajemen pendidikan se-
dan tidak sehat. Gaya kepemimpinan ke- cara umum dan komunikasi organisasi,
pala sekolah yang kurang memperhatikan iklim organisasi, serta gaya kepemimpinan
kebutuhan guru untuk berprestasi, kurang kepala sekolah, selain itu menjadi bahan
memotivasi warga sekolah untuk mencapai masukan bagi pihak-pihak yang berkepen-
visi, misi, dan tujuan sekolah. Semuanya tingan dalam penelitian lanjutan terhadap
itu menjadi faktor dalam menentukan objek sejenis atau aspek lainnya yang be-
kinerja guru. Berdasarkan uraian di atas, lum tercakup dalam penelitian ini.
penulis sengaja mengambil judul peneliti- Manfaat Praktis penelitian ini adalah
an “Pengaruh Komunikasi Organisasi, Ik- sebagai berikut memberikan informasi bagi
lim Organisasi, dan Gaya Kepemimpinan pihak sekolah tingkat SMA di Kabupaten
Transformasional Kepala Sekolah terhadap Maluku Tenggara dalam usaha memper-
Kinerja Guru SMA di Kabupaten Maluku baiki dan meningkatkan komunikasi orga-
Tenggara”. nisasi, iklim organisasi, dan gaya kepe-

Volume 3, No 2, September 2015


Pengaruh Komunikasi, Iklim Organisasi dan Gaya ... − 177
Christifora Rahawarin, Suharsimi Arikunto

mimpinan kepala sekolah. Selain itu, mem- si (X2), dan kepemimpinan kepala sekolah
berikan pengetahuan bagi pemangku ke- (X3) sebagai variabel bebas dan kinerja
pentingan, yaitu guru dan kepala sekolah guru (Y) sebagai variabel terikat.
di sekolah tingkat SMA Kabupaten Maluku Definisi operasional komunikasi or-
Tenggara mengenai perbaikan pengelolaan ganisasi ialah proses penyampaian infor-
komunikasi organisasi, iklim organisasi masi/pesan dari pengirim ke penerima
serta gaya kepemimpinan kepala sekolah dalam rangka pengaliran informasi verbal
yang pada akhirnya mampu mempenga- dan non verbal di dalam organisasi baik
ruhi kinerja guru. secara vertikal, horizontal, dan diagonal
dimana informasi tersebut dapat dipahami
Metode Penelitian bersama serta mempengaruhi perilaku me-
Jenis, Waktu, dan Tempat Penelitian reka. Dimensi komunikasi organisasi yang
digunakan dalam penelitian ini mengacu
Penelitian ini merupakan penelitian
pada teori aliran komunikasi oleh Robbins
yang bersifat ex-post facto. Tidak ada per-
dan Ivancevich yang mengalir secara
lakuan apapun terhadap variabel oleh pe-
vertikal, horizontal, dan diagonal.
neliti. Penelitian menggunakan pendekatan
Definisi operasioanal iklim organisasi
kuantitatif yang bersifat korelasional untuk
ialah persepsi perasaan anggota organisasi
menjelaskan hubungan asosiatif antara va-
terhadap berbagai aspek sosial dan psi-
riabel bebas dengan variabel terikat. Pene-
kologis organisasi yang mempengaruhi
litian dilaksanakan pada SMA di Kabu-
karakteristik anggota untuk berperilaku
paten Maluku Tenggara dan dilaksanakan
tertentu. Dimensi iklim organisasi yang di-
selama dua bulan yaitu bulan Maret sam-
gunakan di dalam penelitian ini dikem-
pai April 2014.
bangkan dari dimensi iklim organisasi Hoy
Populasi dan Sampel Penelitian & Miskel serta Wirawan, yakni keterbuka-
Populasi penelitian ialah semua guru an, kesehatan, dan kewarganegaraan, serta
SMA di Kabupaten Maluku Tenggara de- lingkungan fisik.
ngan jumlah 12 SMA dengan 6 Kecamatan. Kepemimpinan adalah kemampuan
Jumlah populasi guru SMA di Kabupaten yang dimiliki pemimpin untuk mempenga-
Maluku Tenggara yaitu 276 guru. Teknik ruhi, menggerakan, dan mengarahkan
pengambilan sampel dengan mengguna- yang dipimpin agar mereka mau dan dapat
kan Cluster Sampling (area sampling/sampling melaksanakan tugas-tugas yang dibeban-
daerah). Area/daerah terbagi menjadi dua kan kepadanya untuk mencapai tujuan.
yaitu daerah (pulau) Kei Kecil dan daerah Kepemimpinan transformasional kepala
(pulau) Kei Besar. Kei Besar terdapat tiga sekolah ialah kepemimpinan kepala seko-
kecamatan, dan setiap kecamatan masing- lah yang mampu memotivasi guru, mam-
masing diambil satu sekolah kemudian pu menstimulus guru agar kreatif, mem-
diambil sampel (guru) dari masing-masing pertimbangkan kebutuhan guru, dan tam-
sekolah tersebut. Kei Kecil terdiri dari tiga pil sebagai pribadi yang berkarisma.
kecamatan dan terdapat enam SMA. Untuk mengukur variabel kepemim-
Sampel diambil dari semua SMA yang ada. pinan kepala sekolah, peneliti mengguna-
Alasannya bahwa jumlah guru SMA di Kei kan gaya kepemimpinan transformasional
Kecil banyak, sedangkan jumlah guru SMA dengan lima komponen yang dikembang-
di Kei Besar sangat sedikit. Sampel pene- kan oleh Bass dan Avolio seperti yang di-
litian adalah 140 guru. Penentuan sampel kutip oleh Hoy & Miskel, yaitu: (1) Charis-
ini dengan menggunakan tabel Kretjcie dan ma (2) idealized influence, (3) intellectual
Morgan dengan taraf signifikansi 5%. stimulation, (4) individualized consideration,
dan (5) inspirationan motivation.
Variabel Penelitian Definisi operasional kinerja guru
Variabel dalam penelitian ini ialah ialah deskripsi perilaku yang menunjukan
komunikasi organisasi (X1), iklim organisa- unjuk kerja dari kemampuan untuk me-
Jurnal Akutabilitas Manajemen Pendidikan
Volume 3, No 2, September 2015
178 − Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan

lakukan tugas atau profesi guru dan ber- maka instrumennya dapat dipakai untuk
bagai perilaku dan sifat pribadi yang di- melakukan pengukuran. Pengujian reliabi-
perluhkan untuk menunjang profesinya litas intrumen dengan menggunakan ban-
sebagai guru. Kinerja guru yang dimaksud tuan SPSS 16.0.
dalam penelitian ini yaitu bentuk aktua-
Teknik Analisis Data
lisasi dari kompetensi-kompetensi guru.
Dimensi kerja guru yang digunakan dalam Penyeleksian dan Pengklarifikasian Data
penelitian ini yaitu empat kompetensi guru Lembar angket yang diisi responden
yaitu, kompetensi kepribadian, kompetensi diperiksa kelengkapan pengisiannya ke-
pedagogik, kompetensi profesional, dan mudian disortir, kemudian diinputkan dan
kompetensi sosial. diklarifikasikan ke dalam tabulasi data.
Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data Analisis Deskripsi Karakteristik Responden dan
Variabel
Teknik pengumpulan data dengan
menggunakan metode angket/kuesioner Data yang telah ditabulasi kemudian
sebagai data primer, sedangkan wawanca- dianalisis sehingga didapatkan deskripsi
ra dan pengamatan sebagai data sekunder umum baik dari karakteristik responden
atau data pendukung. Instrumen penelitian penelitian maupun variabel penelitian.
(angket) dikembangkan berdasarkan di- Analisis karakteristik responden dan vari-
mensi-dimensi variabel penelitian dan in- abel dilakukan secara deskriptif kuantitatif
dikator-indikatornya. bertujuan untuk memberikan gambaran
awal mengenai karakteristik responden
Validitas dan Reliabilitas Instrumen yang terlibat dan variabel-variabel yang
Instrumen disebut valid jika meng- dihipotesiskan.
ukur apa yang seharusnya diukur. Dalam Analisis deskripsi variabel dilakukan
penelitian ini bentuk instrumen yang dengan cara menghitung, menyajikan ka-
digunakan yaitu bentuk instrumen angket rakteristik kuantitatif tiap variabel yakni
sebagai data primer/utama. Angket diuji- ukuran tendensi, standar deviasi, rerata
cobakan pada guru yang tidak termasuk (Mean), maksimum, dan minumum, per-
dalam sampel penelitian. Uji coba validitas sentase ketercapaian dan juga kategori.
dilaksanakan pada SMA Negeri 1 Kei Kecil Kategori dihitung dan dikelompok-
dengan jumlah responden sebanyak 40 kan menggunakan rumus Azwar (2007,
guru. Uji validitas instrumen mengguna- 109) sebagai berikut.
kan koefisien korelasi produk momen dari X < (µ-1,5∂) kategori rendah
Karl Pearson. Pengujian validitas instru- (µ-1,5∂) ≤ X < (µ+1,5∂) kategori sedang
men dengan menggunakan bantuan SPSS (µ+1,5∂) ≤ X kategori tinggi
16.0. dengan taraf signifikansi 0,05. Apabila Keterangan:
nilai sig. kurang dari 0,05 maka butir ter- µ = rata-rata ideal yaitu 0,5 x (nilai
sebut dikatakan valid. Jika nilai sig. lebih terendah + nilai tertinggi)
dari 0,05 maka butir instrumen tersebut di- ∂ = 1/6 (nilai tertinggi – nilai terendah)
katakan tidak valid dan dibuang/diganti.
“Reliabilitas menunjuk pada suatu Uji persyaratan Analisis
pengertian bahwa sesuatu instrumen cu-
Uji normalitas
kup dapat dipercaya untuk digunakan se-
bagai alat pengumpul data karena instru- Uji ini digunakan untuk mengetahui
men tersebut sudah cukup baik” (Ari- apakah data yang diperoleh berdistribusi
kunto, 2006, p.178). Instrumen dikatakan normal atau tidak normal. Dalam peneliti-
reliabel jika memberikan hasil yang sama an ini, uji normalitas yang digunakan ada-
jika digunakan untuk mengukur hal yang lah uji K smigorof dengan taraf signifikansi
sama pada waktu dan tempat yang ber- 5%. Analisis data dilakukan dengan bantu-
beda. Biasanya jika indeks reliabilitas ≥ 0,7 an SPSS 16.0. Data berdistribusi normal

Volume 3, No 2, September 2015


Pengaruh Komunikasi, Iklim Organisasi dan Gaya ... − 179
Christifora Rahawarin, Suharsimi Arikunto

jika nilai Asymp.sig. lebih dari 0,05. Hasil dastisitas yang tidak diinginkan dalam
uji menunjukkan data berdistribusi normal. model regresi linear. Model regresi yang
baik mensyaratkan adanya keseragaman
Uji linearitas
variansi residu variabel bebas pada model
Uji linearitas digunakan untuk me- regresi yang disebut kondisi homoskedas-
ngetahui data yang diperoleh linear atau tisitas, sedangkan bila variansi residu vari-
tidak. Analisis uji Linearitas dengan meng- abel bebas tidak seragam maka kondisi ini
gunakan bantuan SPSS 16.0. Hasil uji linea- disebut heteroskedastisitas.
ritas menunjukan bahwa hubungan antara
masing-masing variabel bebas (X1, X2, X3) Uji Hipotesis
dengn variabel terikat (Y) semuanya linear. Pengujian hipotesis dengan meng-
Uji multikolinearitas gunakan analisis regresi linear sederhana
Uji multikolinearitas dilakukan untuk dan analisis regresi linear ganda. Analisis
mengetahui apakah terjadi korelasi antar- regresi linear sederhana digunakan untuk
variabel bebas atau tidak. Model regresi menguji ada tidaknya pengaruh antar satu
linear ganda yang baik mensyaratkan tidak variabel bebas dan variabel terikat. Sedang-
terjadi korelasi yang tinggi antara variabel- kan analisis regresi linear ganda digunakan
variabel bebas. Pendekatan multikolineari- untuk menguji ada atau tidaknya pengaruh
tas dilakukan dengan melakukan colinearty antar dua atau lebih variabel secara ber-
diagnostics dengan bantuan SPSS 16.0. kri- sama-sama terhadap satu variabel terikat.
teria yang digunakan adalah jika nilai VIF Proses analisis data dilakukan dengan ban-
< 10 pada output SPSS 16.0 maka dinyata- tuan software SPSS 16.0. Apabila output pa-
kan tidak terjadi multikolinearitas. da SPSS 16.0 menunjukan signifikan < 0,05
(sesuai dengan taraf signifikansi yang di-
Uji heteroskedastisitas gunakan dalam uji hipotesis) maka simpul-
Uji heteroskedastisitas dilakukan un- annya terdapat pengaruh yang signifikan.
tuk mengetahui apakah terjadi heteroske-

Hasil Penelitian dan Pembahasan


Deskripsi Hasil Penelitian

Tabel 1. Deskripsi Data Hasil Penelitian


Komunikasi Iklim Kepemimpinan Kinerja guru Kinerja
Ket. Kinerja Organisasi Organisasi Kepala Sekolah guru SMA
(X1) (X2) (X3) (Y) (Y)
Jumlah Skor 7030 14357 14129 28258 28258
Skor Rata-rata 50,21 102,55 100,92 201,84 201,84
Skor Ideal 8960 18480 17360 34720 34720
Persentase Ketercapaian 78,46% 77,69% 81,39% 81,39% 81,39%
Kategori Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang

Jumlah skor merupakan skor nilai Instrumen komunikasi organisasi berjum-


setiap guru yang dijumlahkan berdasarkan lah 16 butir, instrumen iklim organisasi
instrumennya. Skor rata-rata diperoleh dari berjumlah 33 butir, instrumen kepemim-
jumlah skor tiap intrumen dibagi dengan pinan kepala sekolah 31 butir, dan kinerja
seluruh guru/responden (140). Skor ideal guru 62 butir. Persentase ketercapaian
merupakan skor tertinggi yang dapat yaitu jumlah skor dibagi skor ideal dikali
dicapai, diperoleh dari jumlah butir/soal 100%. Sedangkan jenis kategori didasarkan
dikali skala tertinggi(4) dikali guru(140). pada hasil skor rata-rata setiap variabel.

Jurnal Akutabilitas Manajemen Pendidikan


Volume 3, No 2, September 2015
180 − Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan

Komunikasi Organisasi (X1). Iklim Organisasi (X2).

Tabel 2. Statistik Deskriptif X1 Tabel 4. Statistik Deskriptif X2


N Valid 140 N Valid 140
Missing 0 Missing 0
Mean 50,21 Mean 102,55
Median 50,00 Median 102,00
Mode 48 Mode 100
Std. Deviation 4,198 Std. Deviation 11,099
Variance 17,623 Variance 123,185
Range 24 Range 61
Minimum 40 Minimum 71
Maksimum 64 Maksimum 132
Sum 7030 Sum 14357

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Komunikasi Tabel 5. Distribusi Frekuensi X2


Organisasi (X1) Interval Skor Frekuensi %
Interval Skor Frekuensi % Total X1
Total X1 71 – 77 2 1,4
39 – 41 2 1,4 78 – 84 5 3,6
42 – 44 7 5
85 – 91 14 10
45 – 47 27 19,3
92 – 98 24 17,1
48 – 50 47 33,6
99 – 105 39 27,9
51 – 53 30 21,4
106 – 112 39 27,9
54 – 56 17 12,1
113 – 119 6 4,3
57 – 59 4 2,9
60 – 62 4 2,9 120 – 126 6 4,3
63 – 65 2 1,4 127 – 133 5 3,6
Jumlah 140 100 Jumlah 140 100

70%
70% 62,14%
60%
65,71%
60%
50%
50%
40%
40% 37,86%
34,29% 30%
30%

20% 20%

10% 10%
0% 0%
0%
0%
rendah sedang tinggi
Rendah Sedang Tinggi
Gambar 1. Persentase Kategori Komunikasi
Gambar 2. Persentase Kategori Iklim
Organisasi (X1)
Organisasi (X2)

Volume 3, No 2, September 2015


Pengaruh Komunikasi, Iklim Organisasi dan Gaya ... − 181
Christifora Rahawarin, Suharsimi Arikunto

Gaya Kepemimpinan Transformasional Kepala Kinerja Guru (Y)


Sekolah (X3)
Tabel 8. Statistik Deskriptif Y
Tabel 6. Statistik Deskriptif X3 N Valid 140
N Valid 140 Missing 0
Missing 0 Mean 201.84
Mean 101,37 Median 201.50
Median 102,00 Mode 211
Mode 93 Std. Deviation 19,096
Std. Deviation 14,976 Variance 363,165
Variance 224,293 Range 73
Range 63 Minimum 172
Minimum 61 Maksimum 245
Maksimum 124 Sum 28258
Sum 14192
Tabel 9. Distribusi Frekuensi Y
Tabel 7. Distribusi Frekuensi X3 Interval Skor Total Frekuensi %
Interval Skor Total Frekuensi % Kinerja Guru
Kepemimpinan 170 – 178 13 9,28
Trans. KS.
179 – 187 27 19,28
59 – 66 3 2,1
188 – 196 23 16,43
67 – 74 2 1,4
197 – 205 19 13,57
75 – 82 15 10,7
206 – 214 22 15,71
83 – 90 7 5
215 – 223 11 7,86
91 – 98 39 27,9
224 – 232 17 12,14
99 – 106 17 12,1
107 – 114 25 17,9 233 – 241 4 2,86

115 – 122 22 15,7 242 – 250 4 2,86


123 – 130 10 7,1 Jumlah 140 100
Jumlah 140 100

60%
60%
50% 51,42%
50% 50,71% 49,29% 48,58%
40%
40%

30% 30%

20% 20%
10%
0% 10%
0%
0%
Rendah Sedang Tinggi 0%
Rendah Sedang Tinggi
Gambar 3. Persentase Kategori Gaya
Kepemimpinan Gambar 4. Persentase Kategori Kinerja
Transformasional Kepala Guru (Y)
Sekolah (X3)
Jurnal Akutabilitas Manajemen Pendidikan
Volume 3, No 2, September 2015
182 − Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan

Hasil Uji Hipotesis variabel dependen kinerja guru (Y). Hipo-


tesisnya (H1) ialah Iklim organisasi ber-
Dalam penelitian ini dilakukan em-
pengaruh terhadap kinerja guru. Kriteria
pat pengujian hipotesis dengan uji regresi
yang digunakan ialah H1 diterima jika nilai
linear sederhana untuk masing-masing
sign < 0,05. Hasil uji regresi dengan meng-
variabel independen terhadap variabel de-
gunakan program SPSS 16.0. disajikan
penden, dan uji regresi linear ganda untuk
pada Tabel 11.:
ketiga variabel independen terhadap varia-
bel dependen. Dalam uji regresi ini juga Tabel 11. Hasil Analisis Regresi Linear
akan dilihat besarnya koefisien korelasi Sederhana X2 dan Y
yang menunjukan seberapa besar hubung-
an yang terjadi antara variabel independen R Adjusted Std. Error of
Model R Square R Square the Estimate
dan variabel dependen.
1 .592a .350 .345 15.427
Pengujian Hipotesis Pertama.
a. Predictors: (Constant), Iklim Organisasi
Uji hipotesis pertama menggunakan
uji regresi linear sederhana antara variabel Hasil analisis regresi menemukan
independen komunikasi organisasi (X1) koefisien korelasi (R) sebesar 0,592. Hal ini
dengan variabel dependen kinerja guru menunjukan bahwa terdapat hubungan
(Y). Hipotesisnya (H1) ialah Komunikasi yang positif dengan kategori sedang antara
organisasi berpengaruh terhadap kinerja iklim organisasi dengan kinerja guru.
guru. Kriteria yang digunakan ialah H1 di- Koefisien adjusted R2 sebesar 34,5%. Hal ini
terima jika nilai sign < 0,05. Hasil uji re- menunjukan bahwa iklim organisasi me-
gresi dengan menggunakan program SPSS nyumbang 34,5% terhadap kinerja guru.
16,0 disajikan pada Tabel 10. Hasil analisis regresi juga menemukan bah-
Tabel 10. Hasil Analisis Regresi Linear wa F = 74,375 dan signifikan p(sig) < 0,05.
Sederhana X1 dan Y Hal ini berarti H1 diterima, jadi dapat di-
simpulkan bahwa iklim organisasi mempe-
R Adjusted Std. Error of ngaruhi kinerja guru.
Model R Square R Square the Estimate
Pengujian Hipotesis Ketiga
1 .475a .226 .220 16.840
Uji hipotesis ketiga menggunakan uji
a. Predictors: (Constant), Komunikasi Organisasi regresi linear sederhana antara variabel
Hasil analisis regresi menemukan independen gaya kepemimpinan transfor-
koefisien korelasi (R) sebesar 0,475. Hal ini masional kepala sekolah organisasi (X3)
menunjukan bahwa terdapat hubungan dengan variabel dependen kinerja guru
yang positif dengan kategori sedang antara (Y). Hipotesisnya (H1) ialah: Gaya kepe-
komunikasi organisasi dengan kinerja gu- mimpinan transformasional kepala sekolah
ru. Koefisien adjusted R2 sebesar 22%. Hal berpengaruh terhadap kinerja guru. Krite-
ini menunjukan bahwa komunikasi orga- ria yang digunakan ialah H1 diterima jika
nisasi menyumbang 22% terhadap kinerja nilai sign < 0,05. Hasil uji regresi dengan
guru. Hasil analisis regresi juga menemu- menggunakan program SPSS 16.0 disajikan
kan bahwa nilai F = 40,237 dan signifikan pada Tabel 12.
p(sig) < 0,05. Hal ini berarti H1 diterima, Tabel 12. Hasil Analisis Regresi X3 dan Y
jadi dapat disimpulkan komunikasi organi-
sasi mempengaruhi kinerja guru. R Adjusted Std. Error of
Model R Square R Square the Estimate
Pengujian Hipotesis Kedua
1 .755a .570 .561 12.640
Uji hipotesis kedua menggunakan uji
a. Predictors: (Constant), Kepemimpinan Kepala
regresi linear sederhana antara variabel
Sekolah, Komunikasi Organisasi, Iklim
independen iklim organisasi (X2) dengan Organisasi

Volume 3, No 2, September 2015


Pengaruh Komunikasi, Iklim Organisasi dan Gaya ... − 183
Christifora Rahawarin, Suharsimi Arikunto

Hasil analisis regresi menemukan organisasi, iklim organisasi, dan gaya ke-
koefisien korelasi (R) sebesar 0,706. Hal ini pemimpinan transformasional kepala seko-
menunjukan bahwa terdapat hubungan lah menyumbang 56,1% terhadap kinerja
yang positif dan kuat antara gaya kepe- guru. Hasil analisis regresi juga menemu-
mimpinan transformasional kepala sekolah kan bahwa F = 60,115 dan signifikan p(sig)
terhadap kinerja guru. Koefisien adjusted < 0,05. Hal ini berarti H1 diterima, jadi
R2 sebesar 49,4%. Hal ini menunjukan bah- dapat disimpulkan bahwa komunikasi
wa kepemimpinan kepala sekolah me- organisasi, iklim organisasi, dan gaya ke-
nyumbang 49,4% terhadap kinerja guru. pemimpinan transformasional kepala seko-
Hasil analisis regresi juga menemukan lah secara bersama-sama mempengaruhi
bahwa F = 136,925 dan signifikan p(sig) < kinerja guru.
0,05. Hal ini berarti H1 diterima, jadi dapat Hasil analisis regresi dengan SPSS
disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan 16.0 juga memperoleh koefisien dalam
transformasional kepala sekolah mempe- persamaan garis regresi sebagai berikut.
ngaruhi kinerja guru.
Y = a0 + a1X1 + a2X2 + a3X3
Pengujian Hipotesis Keempat Y = 57,103+0,180X1+0,221X2 + 0,501 X3
dimana :
Uji hipotesis keempat menggunakan
Y : Kinerja guru SMA di Kab. Maluku Tenggara
uji regresi linear ganda antara variabel X1 : Komunikasi Organisasi
independen komunikasi organisasi (X1), X2 : Iklim Organisasi
iklim organisasi (X2), dan gaya kepemim- X3 : Gaya kepemimpinan trans. Kepala Sekolah
pinan transformasional kepala sekolah
organisasi (X3) dengan variabel dependen Persamaan garis regresi di atas dapat
kinerja guru (Y). Hipotesisnya (H1) ialah diinterprestasikan sebagai berikut: kon-
komunikasi organisasi, iklim organisasi, stanta sebesar 57,103 artinya jika komuni-
dan gaya kepemimpinan transformasional kasi organisasi (X1), iklim organisasi (X2),
kepala sekolah secara bersama-sama berpe- dan gaya kepemimpinan transformasional
ngaruh terhadap kinerja guru. Kriteria kepala sekolah (X3) nilainya 0, maka
yang digunakan ialah H1 diterima jika nilai kinerja guru bernilai 57,103. Besarnya
sign < 0,05. Hasil uji regresi dengan meng- konstanta 57,103 ini jika dibandingkan
gunakan program SPSS 16.0 disajikan pada dengan skor total kinerja guru (Y) yang
Tabel 13. diperoleh yaitu 28258, diperoleh persentase
sebesar 0,2%. Ini berarti kinerja guru tanpa
Tabel 13. Hasil Analisi Regresi Ganda X1,
adanya variabel X1, X2, dan X3 (seandai-
X2, dan X3 terhadap Y
nya ketiganya bernilai nol) bernilai sangat
R Adjusted Std. Error of kecil yaitu sebesar 57,103 atau 0,2%.
Model R Square R Square the Estimate Koefisien regresi variabel komunikasi
organisasi (X1) sebesar 0,180 artinya jika
1 .706a .498 .494 13.559
variabel independen lainnya (iklim organi-
a. Predictors: (Constant), Kepemimpinan Kepala sasi dan gaya kepemimpinan transforma-
Sekolah sional kepala sekolah) nilainya tetap, dan
komunikasi organisasi mengalami kenaik-
Hasil analisis regresi ganda di atas an 1%, maka kinerja guru akan mengalami
menemukan koefisien korelasi ganda (R) kenaikan sebesar 0,180. Hubungan yang
sebesar 0,755. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi adalah hubungan positif, artinya se-
terdapat hubungan yang positif dan kuat makin naik komunikasi organisasi semakin
antara komunikasi organisasi, iklim orga- naik pula kinerja guru.
nisasi dan gaya kepemimpinan transfor- Koefisien regresi variabel iklim
masional kepala sekolah terhadap kinerja organisasi (X2) sebesar 0,221 artinya jika
guru. Koefisien adjusted R2 sebesar 56,1%. variabel independen lainnya (komunikasi
Hal ini menunjukan bahwa komunikasi organisasi dan gaya kepemimpinan trans-
Jurnal Akutabilitas Manajemen Pendidikan
Volume 3, No 2, September 2015
184 − Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan

formasional kepala sekolah) nilainya tetap, baik. Hal tersebut juga didukung dengan
dan iklim organisasi mengalami kenaikan hasil wawancara dan pengamatan kinerja
1%, maka kinerja guru akan mengalami guru, dimana dalam proses pembelajaran
kenaikan sebesar 0,221. Hubungan yang guru mengelolah kelas dengan baik, guru
terjadi adalah hubungan positif, artinya se- menguasai strategi pembelajaran, dan me-
makin naik iklim organisasi semakin naik laksanakan evaluasi pembelajaran. Walau
pula kinerja guru. pun demikian, persentase ketercapaian
Koefisien regresi variabel gaya kep- kinerja guru belumlah mencapai 100%. Ber-
emimpinan transformasional kepala seko- dasarkan hasil wawancara hal ini mungkin
lah (X3) sebesar 0,501 artinya jika variabel disebabkan karena kurang tersedianya me-
independen lainnya (komunikasi organi- dia pembelajaran yang mendukung seperti
sasi dan iklim organisasi) nilainya tetap, OHP, M-fokus dan sebagainya. Selain itu
dan gaya kepemimpinan transformasional masih kurangnya perhatian dari pemerin-
kepala sekolah mengalami kenaikan 1%, tah daerah dalam hal ini dinas pendidikan
maka kinerja guru akan mengalami kenaik- setempat untuk mengadakan seminar atau
an sebesar 0,501. Hubungan yang terjadi pelatihan kepada guru. Selanjutnya, dari
adalah hubungan positif, artinya semakin masing-masing variabel, akan diuraikan
naik gaya kepemimpinan transformasional pengaruh dari masing-masing variabel
kepala sekolah semakin naik pula kinerja independen (X1, X2, dan X3) terhadap
guru. Dengan demikian dapat dilihat bah- variabel dependen (Y) baik secara sendiri-
wa hubungan ketiga variabel independen sendiri maupun secara bersama-sama.
terhadap variabel dependen semuanya me-
Pengaruh Komunikasi Organisasi terhadap
rupakan hubungan positif. Kinerja Guru SMA di Kabupaten Maluku
Pembahasan Tenggara.

Penelitian ini mengungkapkan pe- Hasil penelitian ini secara deskriptif


ngaruh komunikasi organisasi, iklim orga- mengungkap komunikasi organisasi SMA
nisasi dan gaya kepemimpinan transfor- di Maluku Tenggara, dimana diperoleh
masional kepala sekolah terhadap kinerja bahwa berdasarkan tingkat kecenderung-
guru SMA di kabupaten Maluku Tenggara. annya, persentase responden yang terma-
Hasil analisis dibahas sebagai berikut. suk dalam kategori tinggi sebesar 65,71%,
Berdasarkan hasil deskriptif pada kategori sedang sebanyak 34,29%, sedang-
variabel kinerja guru, diperoleh bahwa kan kategori rendah 0%. Selain itu diper-
menurut persentase kategorinya, respon- oleh juga bahwa jumlah skor total komuni-
den yang termasuk dalam kategori tinggi kasi organisasi yang dicapai oleh 140
48,58%, sedangkan yang berkategori se- responden/guru sebesar 7030, sedangkan
dang 51,42%, dan yang berkategori rendah skor maksimal yang mungkin dicapai oleh
0% atau tidak ada sama sekali. Selain itu 140 responden sebesar 8960. Persentase
diperoleh juga jumlah skor total kinerja ketercapaian komunikasi organisasi secara
guru yang dicapai oleh 140 responden/ gu- keseluruhan pada SMA di Maluku Tengga-
ru sebesar 28258. Persentase ketercapaian ra adalah sebesar 78,46%. Angka ini cukup
kinerja guru SMA di kabupaten Maluku besar walau pun belum sampai 100%. Di-
Tenggara sebesar 81,39%. Masih 18,61 yang samping itu skor rata-rata komunikasi
belum terpenuhi. Selain itu rata-rata skor organisasi yang dicapai adalah sebesar
kinerja guru adalah sebesar 201,84 dan se- 50,22 dan komunikasi organisasi ada pada
cara umum kinerja guru SMA di kabu- kategori sedang.
paten Maluku Tenggara ada pada kategori Berdasarkan hasil deskriptif di atas
sedang. secara garis besar dapat dikatakan bahwa
Hasil perhitungan menunjukkan bah- komunikasi organisasi antar guru serta
wa sebagian besar guru SMA di kabupaten antar guru dan kepala sekolah pada SMA
Maluku Tenggara memiliki kinerja yang di Maluku Tenggara berjalan efektif. Hal

Volume 3, No 2, September 2015


Pengaruh Komunikasi, Iklim Organisasi dan Gaya ... − 185
Christifora Rahawarin, Suharsimi Arikunto

tersebut dapat dilihat dari besarnya per- pala sekolah, guru dengan siswa, dan antar
sentase ketercapaian komunikasi organisa- semua warga sekolah sehingga kinerja
si secara keseluruhan yaitu sebesar 78,46%. guru SMA di kabupaten Maluku Tenggara
Hal ini didukung dengan hasil wawancara pun dapat terus ditingkatkan.
yang menyimpulkan bahwa kepala sekolah
Pengaruh Iklim Organisasi terhadap Kinerja
mau mendengar usul dan saran dari guru, Guru SMA di Kabupaten Maluku Tenggara.
guru mau saling berbagi informasi, serta
guru bersedia menerima kritikan yang Hasil penelitian ini secara deskriptif
membangun. mengungkap iklim organisasi SMA di Ma-
Selanjutnya penelitian ini mengung- luku Tenggara, dimana diperoleh bahwa
kap pengaruh komunikasi organisasi (X1) berdasarkan tingkat kecenderungannya,
terhadap kinerja guru SMA di kabupaten persentase responden yang termasuk da-
Maluku Tenggara (Y). Hasil analisis regresi lam kategori tinggi sebesar 37,86%, kate-
linier sederhana X1 terhadap Y menemu- gori sedang sebanyak 62,14%, sedangkan
kan koefisien korelasi R sebesar 0,475. Koe- kategori rendah 0%. Selain itu diperoleh
fisien korelasi sebesar 0,475 menunjukan juga bahwa jumlah skor total iklim organi-
bahwa terdapat hubungan yang positif sasi yang dicapai oleh 140 responden/guru
dengan kategori sedang antara komunikasi sebesar 14357, sedangkan skor maksimal
organisasi dengan kinerja guru. Artinya yang mungkin dicapai oleh 140 responden
bahwa semakin naik komunikasi organi- sebesar 18480. Persentase ketercapaian ik-
sasi, kinerja guru pun naik/meningkat. lim organisasi secara keseluruhan pada
Hasil analisis regresi juga menemukan SMA di Maluku Tenggara adalah sebesar
koefisien adjusted R2 sebesar 0,220. Hal ini 77,69%. Disamping itu skor rata-rata ko-
berarti komunikasi organisasi memberikan munikasi organisasi yang dicapai adalah
sumbangan terhadap kinerja guru sebesar sebesar 102,55, dan termasuk dalam kate-
22%. Sebesar 100% - 22% dipengaruhi oleh gori sedang.
variabel lain. Berdasarkan hasil deskriptif di atas
Hasil penelitian ini menunjukan bah- secara garis besar dapat dikatakan bahwa
wa komunikasi organisasi berpengaruh iklim organisasi pada SMA di kabupaten
terhadap kinerja guru. Komunikasi yang Maluku Tenggara tercipta secara kondusif,
efektif dan terbuka antar guru dan guru, dimana lingkungan fisik yang cukup me-
guru dan kepala sekolah, guru dan siswa, madai, adanya iklim yang terbuka, iklim
serta antar setiap warga sekolah dapat yang sehat dan iklim kewarganegaraan.
mengarahkan anggota organisasi untuk Hal tersebut dapat dilihat dari besarnya
menjalankan tugas dengan baik sehingga persentase ketercapaian komunikasi orga-
dapat berdampak positif terhadap kinerja nisasi secara keseluruhan yaitu sebesar
warga sekolah dalam hal ini guru. Hasil 77,69%. Hal ini didukung juga dari hasil
penelitian ini sesuai dengan teori yang wawancara yang menyimpulkan bahwa
dipaparkan oleh Ivancevich, et al, (2007, para guru merasa nyaman dalam lingkung-
p.115) yang menyatakan “Komunikasi an fisik, hubungan antar para guru serta
membantu anggota-anggota organisasi guru dan kepala sekolah hangat dan ter-
mencapai tujuan individu dan juga tujuan buka, kepala sekolah terbuka untuk saran
organisasi, merespon dan mengimplemen- guru. Walau pun demikian, masih terdapat
tasikan perubahan organisasi, mengkoor- kekurangan yaitu tenaga guru, perlengkap-
dinasikan aktivitas organisasi, dan ikut an dan bahan ajar kelas, persediaan dan
memainkan peran dalam hampir semua kebersihan MCK, dan pagar sekolah.
tindakan organisasi yang relevan”. Dengan Penelitian ini mengungkap pengaruh
demikian perlu terus diupayakan agar ter- iklim organisasi (X2) terhadap kinerja guru
cipta komunikasi yang efektif, terbuka, SMA di kabupaten Maluku Tenggara (Y).
serta komunikasi yang terarah dengan baik Hasil analisis regresi linier sederhana X2
antara guru dengan guru, guru dengan ke- terhadap Y menemukan koefisien korelasi

Jurnal Akutabilitas Manajemen Pendidikan


Volume 3, No 2, September 2015
186 − Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan

R sebesar 0,592. Koefisien korelasi sebesar dah 0% atau tidak ada sama sekali. Selain
0,592 menunjukan terdapat hubungan yang itu diperoleh juga bahwa jumlah skor total
positif dengan kategori sedang antara iklim kepemimpinan kepala sekolah yang di-
organisasi dengan kinerja guru. Artinya, capai oleh 140 responden/guru sebesar
semakin naik iklim organisasi, kinerja guru 14129, sedangkan skor maksimal yang
pun semakin naik/meningkat. Hasil anali- mungkin dicapai oleh 140 responden sebe-
sis regresi juga menemukan koefisien sar 17360. Persentase ketercapaian kepe-
adjusted (R2) sebesar 0,345. Hal ini berarti mimpinan kepala sekolah secara keselu-
iklim organisasi memberi sumbangan ter- ruhan pada SMA di Maluku Tenggara
hadap kinerja guru sebesar 34,5%. adalah sebesar 81,39%. Disamping itu skor
Hasil penelitian ini menunjukan bah- rata-rata komunikasi organisasi yang di-
wa iklim organisasi berpengaruh terhadap capai adalah sebesar 100,92, dimana angka
kinerja guru. Iklim organisasi yang kondu- ini termasuk dalam kategori sedang.
sif, dimana lingkungan fisik yang mema- Berdasarkan hasil deskriptif di atas
dai, iklim yang terbuka, iklim yang sehat secara garis besar dapat dikatakan bahwa
serta iklim kewarganegaraan yang dapat kepemimpinan kepala sekolah SMA di ka-
dirasakan oleh guru mampu membangkit- bupaten Maluku Tenggara dengan gaya
kan/menggerakkan guru untuk mening- kepemimpinan transformasi dapat diteri-
katkan kinerjanya. Hasil penelitian ini ma oleh guru dan mempengaruhi kinerja
sesuai dengan teori yang dikemukan oleh guru. Hal tersebut dapat dilihat dari besar-
Mulyasa (2007, p.23) menyatakan iklim nya persentase ketercapaian kepemimpin-
sekolah yang kondusif, dimana lingkungan an kepala sekolah secara keseluruhan yaitu
yang aman, nyaman dan tertib ditunjang sebesar 81,39%. Angka ini besar, hampir
oleh optimisme dan harapan warga seko- mendekati 100%. Selain itu juga dapat dili-
lah, serta kesehatan sekolah dapat mem- hat dengan besarnya skor rata-rata kepe-
buat guru untuk mengembangkan berba- mimpinan kepala sekolah yang dicapai
gai kompetensinya sehingga kinerja guru yaitu 100,92 dimana angka tersebut hampir
pun dapat meningkat. Seperti halnya iklim mendekati batas minimal kategori tinggi
fisik, suasana kerja yang tenang dan me- yaitu 101.
nyenangkan juga akan membangkitkan ki- Hasil wawancara juga disimpulkan
nerja para tenaga kependidikan (Mulyasa, bahwa kepala sekolah mensosialisaikan
2007, p.120). visi dan misi sekolah, kepala sekolah ber-
Iklim organisasi yang terbuka, sehat, tanggung jawab dalam melaksanakan tu-
dan kewarganegaraan, serta lingkungan gasnya. Selain itu kepala sekolah jujur,
fisik yang memadai perlu terus diupaya- objektif dalam memberikan penilaian ke-
kan, sehingga guru merasa nyaman dan pada guru, serta memberikan kesempatan
aman dalam mengaktualisasikan kompe- kepada guru untuk mengembangkan diri
tensi-kompetensinya. Dengan demikian ki- dan kemampuannya dengan menfasilitasi
nerja guru pun dapat ditingkatkan. guru mengikuti seminar atau pelatihan.
Penelitian ini juga mengungkap pe-
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasio-
nal Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru ngaruh gaya kepemimpinan transformasio-
SMA di Kabupaten Maluku Tenggara nal kepala sekolah (X3) terhadap kinerja
guru SMA di kabupaten Maluku Tenggara
Hasil penelitian ini secara deskriptif (Y). Hasil analisis regresi linier sederhana
mengungkap gaya kepemimpinan transfor- X3 terhadap Y menemukan koefisien kore-
masional kepala sekolah SMA di Maluku lasi R sebesar 0,706. Koefisien korelasi sebe-
Tenggara, dimana diperoleh bahwa berda- sar 0,706 menunjukan bahwa terdapat hu-
sarkan tingkat kecenderungannya, persen- bungan yang positif dengan kategori kuat
tase responden yang termasuk dalam kate- antara kepemimpinan kepala sekolah de-
gori tinggi sebesar 49,29%, kategori sedang ngan kinerja guru. Artinya bahwa semakin
sebanyak 50,71%, sedangkan kategori ren- naik kepemimpinan kepala sekolah, kinerja

Volume 3, No 2, September 2015


Pengaruh Komunikasi, Iklim Organisasi dan Gaya ... − 187
Christifora Rahawarin, Suharsimi Arikunto

guru pun semakin naik/meningkat. Hasil nisasi, dan gaya kepemimpinan transfor-
analisis regresi juga menemukan koefisien masional kepala sekolah secara bersama-
adjusted (R2) sebesar 0,494. Hal ini berarti sama terhadap kinerja guru. Seperti yang
kepemimpinan kepala sekolah berpenga- telah diungkapkan dalam hasil penelitian
ruh terhadap kinerja guru sebesar 49,4%. bahwa analisis regresi linier ganda menun-
Hasil penelitian ini menunjukan bah- jukkan ada korelasi yang kuat antara ko-
wa gaya kepemimpinan transformasional munikasi organisasi (X1), iklim organisasi
kepala sekolah berpengaruh terhadap ki- (X2), gaya kepemimpinan transformasional
nerja guru. Kepemimpinan kepala sekolah kepala sekolah (X3) secara bersama-sama
dengan gaya transformasi, dimana kepala dengan kinerja guru, dimana koefisien ko-
sekolah dipercaya dan diterima warga relasi (R) sebesar 0,775. Selain itu, koefisien
sekolah, tegas, mampu mensosialisasikan adjusted (R2) yang diperoleh sebesar 0,561.
visi, misi sekolah. Selain itu kepala sekolah Hal ini menunjukan komunikasi organisasi
yang mampu memotivasi guru, melakukan (X1), iklim organisasi (X2), dan gaya kepe-
supervisi, dan peduli terhadap individu mimpinan kepala sekolah (X3) secara ber-
guru. Dengan demikian maka, guru pun sama-sama berpengaruh terhadap kinerja
akan bersemangat untuk mengaktualisasi- guru (Y) sebesar 56,1%.
kan kompetensi-kompetensinya sehingga Hal ini berarti bahwa variasi variabel
kinerja guru pun dapat meningkat. independen (komunikasi organisasi, iklim
Hasil penelitian ini sesuai dengan sekolah, dan gaya kepemimpinan kepala
teori yang disampaikan oleh Bass & Riggio sekolah) yang digunakan dalam model
(2006, p.3) menyatakan bahwa para pe- regresi mampu menjelaskan sebesar 56,1%
mimpin transformasional merupakan pe- variabel dependen (kinerja guru). Atau
mimpin-pemimpin yang menstimulasi dan dengan kata lain dapat dikatakan bahwa
menginspirasi para pengikut untuk menca- naik turunnya nilai Y (kinerja guru) dapat
pai tujuan yang lebih besar, dan dalam dijelaskan oleh ketiga variabel independen
proses kepemimpinannya mengembang- (X1, X2, dan (X3) secara bersama-sama de-
kan kemampuan kepemimpinan yang di- ngan persentase 56,1% melalui persamaan
milikinya. Pemimpin-pemimpin transfor- regresi sebagai berikut.
masional membantu pengikutnya untuk Y = 57,103 + 0,180X1 + 0,221X2 + 0,501X3.
tumbuh dan berkembang menjadi pemim- Sisanya sebesar 43,9% dipengaruhi
pin dengan cara menanggapi kebutuhan atau dijelaskan oleh variabel lain yang ti-
pengikut, memberdayakan pengikut dan dak dimasukan dalam penelitian ini. De-
mengarahkan pengikut untuk menggapai ngan demikian, hasil penelitian ini menun-
tujuan individu, pemimpin, kelompok dan jukkan bahwa jika komunikasi organisasi
organisasi. Tujuan individu, pemimpin, ke- sekolah dapat berjalan efektif dengan arah
lompok, dan organisasi sekolah dapat di- komunikasi yang baik, lingkungan organi-
capai jika guru mampu berkinerja baik. sasi sekolah yang mendukung, iklim seko-
Kepemimpinan kepala sekolah de- lah yang terbuka, sehat dan kewarganega-
ngan gaya transformasi perlu terus diupa- raan dapat dirasakan guru, serta kepemim-
yakan oleh kepala sekolah agar guru dapat pinan kepala sekolah dengan gaya kepe-
maksimal mengaktualisasikan kompetensi- mimpinan transformasi, maka 56,1% guru
kompetensinya. Dengan demikian maka tersebut cenderung memiliki kinerja yang
kinerja guru pun dapat terus ditingkatkan. baik.
Pengaruh Komunikasi Organisasi, Iklim Seko-
lah, dan Gaya Kepemimpinan Transformasional Simpulan dan Saran
Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru SMA di Simpulan
Kabupaten Maluku Tenggara.
Dari hasil perhitungan analisis data
Penelitian ini mengungkapakan pe- dan pembahasan dalam penelitian ini, da-
ngaruh komunikasi organisasi, iklim orga- pat disimpulkan beberapa hal sebagai beri-

Jurnal Akutabilitas Manajemen Pendidikan


Volume 3, No 2, September 2015
188 − Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan

kut: (1) komunikasi organisasi (X1) berpe- sehingga dengan demikian dapat menam-
ngaruh positif terhadap kinerja guru SMA bah pengetahuan guru, serta guru lebih
(Y) di kabupaten Maluku Tenggara sebesar dapat mengembangkan kompetensinya.
22,0%; (2) iklim organisasi (X2) berpenga-
ruh positif terhadap kinerja guru SMA (Y) Daftar Pustaka
di kabupaten Maluku Tenggara sebesar
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian.
34,5%; (3) gaya kepemimpinan transforma-
Yogyakarta: Rineka Cipta
sional kepala sekolah (X3) berpengaruh po-
sitif terhadap kinerja guru SMA (Y) di ka- Azwar, S. (2007). Penyusunan Skala Psiko-
bupaten Maluku Tenggara sebesar 49,4%; logi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
(4) komunikasi organisasi (X1), iklim orga- Bass, B.M & R.E. Riggio. (2006). Transforma-
nisasi (X2), dan gaya kepemimpinan trans- sional Leadership. New York: Law-
formasional kepala sekolah (X3) secara ber- rence Erbaum Associates Publisher.
sama-sama berpengaruh positif terhadap Fahmi, I. (2012). Manajemen: Teori, kasus,
kinerja guru SMA (Y) di kabupaten Malu- dan solusi. Bandung: Alfabeta.
ku Tenggara sebesar 56,1%.
Gibson. J.L, et al. (2009). Organizations:
Saran Behavior, structure, processes. 13thed.
New York: Mc Graw-Hill.
Berdasarkan pembahasan dan kesim-
pulan penelitian, dapat disarankan bebe- Hoy, W.K & Miskel, C.G. (2013). Educatio-
rapa hal sebagai berikut. Pertama, bagi nal administration: Theory, Research,
kepala SMA di kabupaten Maluku Teng- and Practice International Eighth Edi-
gara, agar kiranya menggunakan gaya ke- tion. New York: The McGraw-Hill
pemimpinan transformasional dan dapat Companies, Inc.
berkomunikasi secara efektif dengan arah Ivancevich, J. M & Konopaske, R. &
komunikasi yang baik, sehingga guru da- Matteson, M. T. (2007). Perilaku dan
pat mengaktualisasikan berbagai kompe- Manajemen Organisasi. (Terjemahan
tensi yang dimiliki. Dengan demikian ma- Dharma Yuwono). Jakarta: Erlang-
ka kinerja guru pun semakin baik/mening- ga
kat. Mathis, R. L. & Jackson, J. H. (2006). Ma-
Kedua, bagi kepala sekolah SMA di najemen Sumber Daya Manusia. Edisi
kabupaten Maluku Tenggara, agar kiranya 10. (Terjemahan Diana Angelica).
dapat menciptakan iklim organisasi/se- Jakarta: Salemba empat.
kolah yang kondusif, sehingga warga seko-
lah teristimewa para guru dapat merasa Mulyasa. (2013). Uji Kompetensi dan Penilai-
aman dan nyaman, sehingga guru dapat an Guru. Bandung: PT. Remaja
berkinerja dengan baik. Ketiga, bagi para Rosdakarya.
guru SMA di Maluku Tenggara, agar kira- Republik Indonesia. (2003). Undang-Undang
nya dapat juga berkomunikasi secara efek- Nomor 20, tahun 2003, tentang sistem
tif baik antar guru, mau pun kepada atas- pendidikan nasional.
an, atau pun kepada siswa. Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor
Keempat, bagi para guru SMA di 14, tahun 2005, tentang Guru dan
kabupaten Maluku Tenggara, agar kiranya Dosen.
dapat menciptakan iklim organisasi/seko-
Robbins, S.P. (2006). Perilaku Organisasi.
lah yang kondusif, sehingga warga sekolah
10thed. (Terjemahan Benyamin Mo-
dan para guru sendiri dapat merasa aman
lan). Klaten: PT Intan Sejati.
dan nyaman, sehingga guru dapat berki-
nerja baik. Kelima, bagi Dinas Pendidikan Wirawan. (2007). Budaya dan Iklim organi-
Kabupaten Maluku Tenggara agar kiranya sasi: Teori, aplikasi, dan penelitian.
dapat membuat program dan melaksana- Jakarta: Salemba empat.
kan pelatihan atau seminar kepada guru,

Volume 3, No 2, September 2015

Anda mungkin juga menyukai