NI MADE DWI S.
FFUP
Penyakit Infeksi
• Penyakit akibat interaksi mikroba dengan tubuh
penderita
• Manifestasi klinik dipengaruhi faktor-faktor :
▫ Virulensi dan penetrasi m.o dan organ yang
kenaà
Virulensi >>
Penetrasi >> berat penyakit >>
Vitalitas organ >>
▫ Daya tahan tubuh à penyakit mudah à berat
Penyakit infeksi
• Virulensi
• Penetrasi
• Jumlah organ m.o A
yang kena
Penderita mikroba
daya tahan tubuh:
B -keadaan umum
-obat-obat yang
mensupresi sist. imun
DEFINISI
• ANTIMIKROBA
Obat yang membasmi/menghambat pertumbuhan
mikroba yang merugikan manusia (bakteri, virus,
fungus)
Khususàantibakteri, antivirus, antifungal
• ANTIBIOTIKA
antibakteri yang dihasilkan mikroba terutama
fungià alam, semisintetik, sintetik
Klasifikasi Antibiotika
• Berdasarkan :
1. Spektrum antibakteri
2. Aktivitas antibakteri
3. Rumus kimia
4. Mekanisme kerja antibakteri
• Spektrum Luas
Sempit
• Aktivitas Bakteriostatik
Bakterisid
AB- Bakterisid
• Dapat dibagi menjadi 2 golongan berdasarkan
pola aktivitas :
1. Gol. Concentration dependent killing
aminoglikosid, kuinolon, metronidazol
2. Gol. Time dependent killing
AB-betalaktam, vankomisin, makrolid
Concentration dependent killing :
• Kadar AB bakterisidal lebih cepat dan
ekstensif
• PAE (Post Antibiotic Effect) panjang
à frekuensi pemberian obat lebih jarang
F’kinetik
Peka/resisten
Patogenitas
Mikroba Penderita
Daya Tahan
Penderita
Farmakokinetik :
Kadar AB di tempat infeksi harus ≥ KHM
Kadar dalam darah 4-8 x KHM
Indikasi:
Tindakan bedah tertentu : bedah kolon, amputasi
ekstremitas, luka luas dan kotorà sesaat
sebelum operasi sampai 24 jam sesudah operasi
PROFILAKSIS ANTIBIOTIK
• Resiko :
▫ ES obat yang tidak diperlukan
▫ Resistensi
▫ Biaya
• Missuses AB
▫ AB digunakan pada:
Infeksi virus
Profilaksis berlebihan
▫ AB toksik untuk terapi infeksi remeh
Kegagalan Antibiotik
Obat
• Salah indikasi
• Dosis tidak adekuat
• Cara pemberian tidak tepat
• Hambatan distribusi ke jaringan
• Gangguan absorpsi
Pasien
• Daya tahan
• Terdapat jaringan nekrotikà misal abses
• Benda asing terinfeksi
Mikroba
• Superinfeksi, Lab : eror pemeriksaan
• resistensi
Keberhasilan AB
5 Tepat
• Indikasi
• Dosis
• Cara pemberian
• Kondisi pasien : kontra indikasi (-)
• Harga
Strategi dasar terapi-AB
• Goal utamaà membunuh bakteri tanpa
membahayakan jaringan selective toxicity
• Identifikasi kuman penyebab infeksi
à - uji laboratorium
- EDUCATED GUESS
• Gunakan AB SPEKTRUM tersempit
• AB spektrum luas diindikasikan untuk kondisi
tertentu
Superinfeksi
• Infeksi baru yang terjadi sewaktu pengobatan
terhadap infeksi primer sedang dilakukan
Anamnesis/pem.fisik
-lab
-kultur
-Educated guess
Diagnosis Etiologi
Educates guess
Asam dihidrofolat
Dehidrofolat Trimetoprim
reduktase
Asam tetrahidrofolat
Purin
DNA
Sulfonamid
• Resistensi: irreversible
▫ Mutasi yang meningkatkan produksi PABA
▫ Mengubah struktur molekul enzim yang berperan
dalam sintesis folat à menurunkan afinitas
terhadap sulfonamid
• Farmakokinetik:
▫ Oral à absorbsi mudah & cepat
▫ Metabolisme di hatiàasetilasi & oksidasi
Oksidasi à reaksi toksik sistemik
Asetilasi à hilangnya aktivitas obat, sukar larut
Sulfonamid
• Sulfonamid dengan absorpsi dan ekskresi
cepatà sulfisoksazol, sulfametoksazol,
sulfadiazin, sulfasitin
• Sulfonamid dengan hanya diabsorpsi sedikit
oleh saluran cernaà sulfasalazin
• Sulfonamid untuk penggunaan topikalà
sulfasetamid, Ag-sulfadiazin, mafenid
• Sulfonamid dengan masa kerja panjangà
sulfadoksin
EFEK NON TERAPI SULFONAMID
• Gangguan sistem hematopoetik : anemia
hemolitik, anemia aplastik, trombositopenia,
eosinofilia
• Gangguan saluran kemih : penumpukan kristal
dalam ginjal
• Reaksi alergi à hypersensitivitas : eritema
nodosum, eritema multiform tipe stevens
johnson, dermatitis aksfoliativa, fotosensitivitas
KOTRIMOKSAZOL
Kotrimoksazol
• Kombinasi trimetoprim & sulfametoksazol
• Hambat rx enzimatik obligat pada 2 tahap yang
berurutan pada mikroba à sulfonamid hambat
molekul PABA, trimetoprim hambat reduksi
dihidrofolat jadi tetrahidrofolat
• Interaksi sinergistik
• Spektrum trimetoprim = sulfa
• Aktivitas antibakteri trimetoprim 20-100x >
kuat
• Meningkatkan efektifitas klinik
Kotrimoksazol
• Sediaan Sulfametoksazol :Trimetoprim oral
tablet :
400 mg : 80 mgà kadar dalam darah 20:1
800 mg : 160 mg
• Suspensi oral : 200 mg : 40 mg/ 5 ml
• IV : infus 400 mg : 80 mg/ 5 ml
Kotrimoksazol
Efek Nonterapi :
• Reaksi terhadap kulit 3x > dari sulfisoksazol
• Penderita defisiensi folat à megaloblastis,
leukopenia, trombositopenia
• Glositis, stomatitis
• Ikterus (penderita hepatitis kolestatik alergik)
• Sakit kepala, depresi, halusinasi
• Reaksi hematologikàanemia, gangguan
koagulasi
• Jarang: mual, muntah, diare, dermatitis
eksfoliatif, sindrom Stevens-Johnson
Kotrimoksazol
INDIKASI
• Infeksi saluran kemih bawah
• Infeksi saluran nafas : bronkitis kronis dengan
eksaserbasi akut, otitis media akut pada anak &
sinusitis maksilaris akut pada dewasa
• Infeksi saluran cerna ; krn shigellosis, demam
tifoid
ANTISEPTIK SALURAN KEMIH
Antiseptik Saluran Kemih
• Menghambat pertumbuhan beberapa spessies
bakteri
• Pemberian pada dosis aman ≠ mencapai
konsentrasi efektif di plasma à tidak untuk
pemakaian sistemik
• Terkonsentrasi di tubuli ginjal à digunakan
sebagai antiseptik saluran kemih
Metenamin
• Pada pH < 5,5 à formaldehidàantiseptik saluran kemih
• Per oralà 10-30% dekomposisi oleh cairan lambung
▫ Tablet salut enterik lebih baik
• ES: dosis>500mg, 4x sehari àkeluhan saluran cerna
▫ 4-8 g sehari, 3-4 minggu àalbuminuria, hematuria,
rash
• KI : penderita insufisiensi ginjal dan hati
• IO : sulfonamid bereaksi dengan formaldehidàsenyawa
tidak larutàjangan dikombinasikan
Metenamin
Penggunaan
▫ Bukan obat utama untuk infeksi akut
▫ Untuk terapi supresif pada infeksi kronik
tu: E.coli dan gram negatif lain, S aureus dan S.
epidermidis
▫ Enterobacter aerogenes dan Proteus vulgaris
biasanya resisten terhadap obat ini
▫ pH harus dipertahankan dibawah 5,5
Nitrofurantoin
• Mekanisme kerja: merusak DNA kuman
• Aktif terhadap banyak strain E.coli dan
enterococci
• Konsentrasi 32 µg/mlà bakteriostatik
> 100 µg/ml à bakterisid
• Urin pH asam àaktivitas antibakteri meningkat
Nitrofurantoin
• Farmakokinetika:
▫ Oralàabsorbsi baik
▫ Dosis biasa àkonsentrasi AM dalam plasma tidak
tercapai, cepat dieleminasikan
▫ T1/2 : 0,3- 1 jam
▫ 40% diekskresikan mlalui urin dalam bentuk utuh
▫ Sekresi: glomerulus, urin: dapat berwarna coklat
Kuinolon
• MK: menghambat DNA girase (=topoisomerase
II)
• Contoh : as. nalidiksat, as. pipemidat
• Spektrum : kuman gram negatif
• ES : iritasi saluran cerna, keluhan SSP
• KI : wanita hamil dan anak