Anda di halaman 1dari 72

ANALISIS DAERAH GENANGAN BANJIR PLTA DAS BATANG TORU

BAGIAN HILIR

I. Umum
Analisa Hidrologi pada studi ini bertujuan untuk mengetahui daerah genangan banjir
(inundation area) di bagian hilir Daerah Aliran Sungai Batang Toru akibat debit pelepasan
PLTA dengan kondisi debit di DAS Batang Toru baik itu debit maksimum atau debit banjir
Sub Das di bagian hilir, debit normal Sub Das di bagian hilir, dan kondisi di mana debit
banjir di bendung bertemu dengan debit banjir di bagian hilir (ekstrem).

II. Metodologi
Metodologi analisa hidrologi pada studi adalah untuk mengetahui langkah-langkah yang
dilakukan pada dari awal analisa sampai akhir analisa yaitu mengetahui daerah genangan
banjir yang nantinya ditampilkan dengan bentuk peta. Metodologi analisa hidrologi akan
ditampilkan pada diagram di bawah ini:

Kondisi Hilir DAS Batang Toru

Sebelum ada Bendung

Debit Normal Debit Maksimum

Analisa Elevasi Muka Air dengan


HEC-RAS

Potensi Tinggi Muka Air

Gambar 1.1 Metodologi Studi Sebelum Ada Bendung

Metodologi di atas menjelaskan langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisa kondisi


tinggi muka air pada saat konstruksi Bendung PLTA belum dilakukan. Metodologi di atas
akan dibandingkan dengan metodologi pada saat konstruksi Bendung PLTA telah
dilaksanakan ditampilkan pada di bawah ini.

1
Kondisi Hilir DAS Batang Toru

Setelah Ada Bendung

Debit Pelepasan PLTA

Debit Normal Sub DAS di Debit Maksimum Sub DAS di


Bagian Hilir Bagian Hilir

Analisa Elevasi Muka Air dengan


HEC-RAS

Potensi Tinggi Muka Air

Analisa Daerah Genangan Banjir


dengan SIG

Gambar 1.2 Diagram Metodologi Studi Setelah Ada Bendung

III. Lokasi Daerah Terkena Dampak Banjir


Lokasi yang menjadi potensi terkena dampak banjir yaitu daerah dari bendung sampai ke
hilir. Panjang sungai dari bendung sampai ke hilir mencapai 79 km dengan elevasi dasar
bendung + 425 mdpl dan elevasi dasar sungai di daerah hilir + 2 mdpl. Daerah yang
memiliki potensi terkena dampak banjir terbesar dan dapat memberikan dampak kerugian
bagi masyarakat setempat yaitu berada di bagian daerah jembatan Trikora sampai ke hilir.
Adapun lokasi dampak terkena banjir ditampilkan pada gambar di bawah ini:

2
Potensi Lokasi Terkena
Potensi Lokasi Terkena
Dampak Banjir
Dampak Banjir

Gambar 1.3 Lokasi Terkena Dampak Banjir

III.1 Daerah-Daerah Potensi Terkena Dampak Banjir


Daerah-Daerah yang berpotensi terkena dampak banjir adalah daerah-daerah yang
berada di bagian sisi kiri dan kanan sungai yang terkena luapan Sungai Batang Toru yang
mengalir dari bendung sampai ke hilir. Lokasi atau daerah yang terkena dampak banjir akan
ditampilkan pada tabel di bawah ini:
Tabel 1.1 Daerah-Daerah Terkena Potensi Dampak Banjir
No Nama Daerah Elevasi (m)
1 Jembatan Trikora 70-80
2 Hapesong 70-80
3 Perkebunan Ekpahu 60-70
4 Perkebunan Batang Toru 60-70
5 Pula Pakkat 30-40

3
6 Huta Raja 30-40
7 Tarbogo 30-40
8 Pardamean 30-40
9 Banjar Toba 30-40
10 Bandar Rumput 30-40
11 Mabang 1 30-40
12 Bandar Tarutung 30-40
13 Sibara-bara 30-40
14 Sipirok Janji Raja 20-30
15 Tindoan Laut 20-30
16 Batu Pulut 20-30
17 Simatanjari 20-30
18 Danau Siasis 20-30
19 R Nogor 10-20
20 R Pojas 10-20
21 R Bontot 10-20
22 R Ramba 10-20
23 Sawongan 0-10
24 Batumundam 0-10

III.2 Kondisi Eksisting Sebelum Ada Bendung PLTA


Kondisi eksisting Daerah Aliran Sungai Batang Toru sebelum ada Bendung alan
menjelaskan kondisi debit di bagian hilir pada saat minimum, Normal, dan Banjir dengan
periode kala ulang. Pembangunan PLTA Batang Toru akan memberikan dampak terhadap
kondisi morfologi sungai yang berpengaruh terhadap aliran debit di sepanjang Sungai Batang
Toru terutama di bagian hilir Sungai. Debit di bagian hilri sungai digunakan untuk beberapa
kebutuhan air seperti: Irigasi Pulo Godang dan Pembuangan Limbah Tambang Emas.
Sehingga perlu dikaji atau diperhitungkan kondisi debit sebelum adanya Bendung PLTA
Batang Taro dan sesudah ada Pembangunan PLTA Batang Toru. Kondisi debit sebelum ada
PLTA Batang Toru ditampilkan di bawah ini.

4
III.2.1 Daerah Aliran Sungai Batang Toru
Secara Geografis kawasan DAS Batang Toru terletak antara 98°56’20”-99°57’32” BT
dan 1°16’-08”-1°48’02”, sementara secara administrative berada di Kabupaten Tapanuli
Utara, Tapanuli Selataan, Mandailing Natal, Tapanuli Tengah, Humbang Hasundutan dan
Kota Sibolga. Luas DAS Batang Toru adalah 3034.40 km2 dengan panjang Sungai Utama
mencapai 277.74 km dan ditampilkan pada gambar di bawah ini.

5
Gambar 1.4 Daerah Aliran Sungai Batang Toru Hulu sampai Hilir

6
IV. Analisa Debit Batang Toru Sebelum Ada Bendung
Analisa debit Batang Toru sebelum ada Bendung bertujuan untuk mengetahui besarnya
debit aliran sepanjang Sungai Batang Toru dari hulu sampai hilir. Debit yang dianalisa pada
saat minimum, normal, dan banjir dengan periode kala ulang.

IV.1. Analisa Debit Pengukuran Di Bagian Hilir Sungai


Analisa debit pengukuran di bagian hilir Sungai Batang Toru dilakukan dengan dua
kondisi yaitu kondisi normal dengan kondisi maksimum. Pengukuran dilakukan di beberapa
lokasi daerah yang dapat menjadi perwakilan debit di bagian hilir sungai yaitu di lokasi
Jembatan Trikora, Intake Pulo Godang, Desa Muara Huta Raja, Danau Siais, dan Sawangan.

IV.1.1 Hasil Pengukuran Debit Normal di Bagian Hilir


Hasil pengukuran debit di Bagian Hilir dilakukan untuk mengetahui berapa besar
debit yang mengalir di bagian hilir Sungai Batang Toru yang dilakukan dengan menggunakan
alat ukur kecepatan tiap penampang sungai. Hasil dari pengukuran kecepatan di bagian hilir
ditampilkan pada tabel di bawah ini.

Tabel 1.2 Hasil Pengukuran Debit Normal di Bagian Hilir


No Lokasi Qnormal (m3/det)
1 Jembatan Trikora 114.90
2 Hulu Intake Pulo Godang 164.49
3 Desa Muara Huta Raja 169.70
4 Danau Siasis 174.49
5 Sawangan 184.49

IV.1.2 Hasil Pengukuran Debit Maksimum di Bagian Hilir


Hasil pengukuran debit di sub das Batang Toru dilakukan dengan menggunakan alt
ukur kecepatan tiap section penampang sungai, sehingga hasil dari pengukuran debit pada
kondisi maksimum tiap sub das yang diukur dapat menjadi perwakilan besarnya debit
maksimum yang masuk dan mengalir ke badan Sungai Batang Toru. Hasil pengukuran debit
maksimum di bagian hilir Sungai Batang Toru ditampilkan di bawah ini.

7
Tabel 1.3 Hasil Pengukuran Debit Maksimum di Bagian Hilir
Qmaksimum
No Lokasi (m3/det)
1 Jembatan Trikora 133.50
2 Hulu Intake Pulo Godang 747.38
3 Desa Muara Huta Raja 787.63
4 Danau Siasis 821.73
5 Sawangan 841.70

8
Aek Sitandiang
Aek Singkut Aek Napotpot
Aek Uluhala Namenek
Aek Sirabun
Aek Uluhala Nagodang Aek Malakkut

Aek Sigumucu

Aek Parsariran
Aek Kemening
Aek Malombu

Aek Sihitam hitam Aek Sangkunur


Godang

Aek Ramba Gadang

Gambar 1.5 Sub DAS Batang Toru Sesudah Bendung PLTA di Bagian Hilir

9
IV.2 Analisa Tinggi Muka Air DAS Batang Toru Sebelum Ada Bendung
Tinggi muka air dianalisa dengan menggunakan software HEC-RAS baik itu dalam
kondisi normal ataupun maksimum. Kondisi debit normal diukur dengan mengambil di
beberapa segmen penampang di bagian hilir, sehingga dapat diperhitungkan besarnya debit
normal dan maskimum yang terjadi di bagian hilir DAS Batang Toru.

IV.2.1 Analisa Tinggi Muka Air Sebelum Ada Bendung Dengan Software HECRAS
Analisa tinggi muka air ini bertujuan untuk mengetahui tinggi muka air yang terjadi
dari penampang Sungai Batang Toru pada saat debit normal dan debit maksimum.

 Analisa Tinggi Muka Air Debit Normal


1. Jembatan Trikora

Elevasi Muka Air normal + 62.88 m

Gambar 1.6 Elevasi Muka Air Debit Normal Di Penampang Sungai Bagian Jembatan Trikora

10
2. Pulo Godang

Elevasi Muka Air Normal + 43.50 m

Gambar 1.7 Elevasi Muka Air Debit Normal Di Penampang Sungai Bagian Pulo Godang

3. Pardamean

Elevasi Muka Air Normal + 41.07 m

Gambar 1.8 Elevasi Muka Air Debit Normal Di Penampang Sungai Bagian Pardamean

11
4. Bandar Tarutung

Elevasi Muka Air Normal + 40.36 m

Gambar 1.9 Elevasi Muka Air Debit Normal Di Penampang Sungai Bagian Bandar Tarutung

4. Sibara Bara

Elevasi Muka Air Normal + 39.53 m

Gambar 1.10 Elevasi Muka Air Debit Normal Di Penampang Sungai Sibara bara

12
5. Muara Huta Raja

Elevasi Muka Air Normal + 38.63 m

Gambar 1.11 Elevasi Muka Air Debit Normal Di Penampang Sungai Bagian Muara Huta Raja

7. Danau Siais

Elevasi Muka Air Normal + 27.70 m

Gambar 1.12 Elevasi Muka Air Debit Normal Di Penampang Sungai Bagian Danau Siais

13
8. Sawangan dan Batumundum

Elevasi Muka Air Normal + 6.35 m

Gambar 1.13 Elevasi Muka Air Debit Normal Di Penampang Sungai Bagian Sawangan dan
Batumundum

Hasil simulasi dengan HECRAS menunjukan bahwasanya tinggi muka air akibat debit normal
bagian hilir sungai pada saat normal yaitu sekitar 0.67 m s/d 1.23 m dari dasar sungai.

Tabel 1.4 Rekapitulasi Tinggi Muka Air Debit Normal di Bagian Hilir

Nama Daerah Elevasi Dasar Sungai Elevasi Muka Air Normal Kenaikan Muka Air (m)
Trikora 62.20 62.88 0.68
Pulo Godang 42.50 43.50 1.00
Pardamean 40.20 41.07 0.87
Bandar Tarutung 39.30 40.36 1.06
Sibara bara 38.30 39.53 1.23
Muara Hutaraja 37.50 38.63 1.13
Danau Siais 26.40 27.70 1.30
Sawangan 5.30 6.35 1.05

14
 Analisa Tinggi Muka Air Debit Maksimum
1. Jembatan Trikora

Elevasi Muka Air Maksimum + 64.10 m

Gambar 1.14 Elevasi Muka Air Debit Maksimum Di Penampang Sungai Bagian Jembatan
Trikora

2. Pulo Godang

Elevasi Muka Air Maksimum + 45.73 m

Gambar 1.15 Elevasi Muka Air Debit Maksimum Di Penampang Sungai Bagian Pulo Godang

15
3. Pardamean

Elevasi Muka Air Maksimum + 42.45 m

Gambar 1.16 Elevasi Muka Air Debit Maksimum Di Penampang Sungai Bagian Pardamean

4. Bandar Tarutung

Elevasi Muka Air Maksimum + 41.69 m

Gambar 1.17 Elevasi Muka Air Debit Maksimum Di Penampang Sungai Bagian Bandar
Tarutung

16
5. Sibara Bara

Elevasi Muka Air Maksimum + 40.78 m

Gambar 1.18 Elevasi Muka Air Debit Maksimum Di Penampang Sungai Bagian Sibara Bara

6. Muara Huta Raja

Elevasi Muka Air Maksimum + 40.16 m

Gambar 1.19 Elevasi Muka Air Debit Maksimum Di Penampang Sungai Bagian Muara Huta
Raja

17
7. Danau Siais

Elevasi Muka Air Maksimum + 30.04 m

Gambar 1.20 Elevasi Muka Air Debit Maksimum Di Penampang Sungai Bagian Danau Siais

8. Sawangan dan Batumundum

Elevasi Muka Air Maksimum + 8.27 m

Gambar 1.21 Elevasi Muka Air Debit Maksimum Di Penampang Sungai Bagian Sawangan Dan
Batumundum

18
Hasil simulasi dengan HECRAS menunjukan bahwasanya tinggi muka air akibat debit
maksimuml bagian hilir sungai pada saat normal yaitu sekitar 0.63 m s/d 2.34 m dari muka
air normal.

Tabel 1.5 Rekapitulasi Tinggi Muka Air Debit Maksimum di Bagian Hilir

Nama Daerah Elevasi Tebing Sungai (m) Elevasi Muka Air Maksimum (m) Tinggi Muka Air Banjir (m)

Trikora 64.00 64.10 0.10


Pulo Godang 45.00 45.73 0.73
Pardamean 42.00 42.45 0.45
Bandar Tarutung 41.00 41.69 0.69
Sibara bara 40.50 40.78 0.28
Muara Hutaraja 39.50 40.16 0.66
Danau Siais 29.00 30.04 1.04
Sawangan 7.50 8.27 0.77

IV.3 Analisa Tinggi Muka Air DAS Batang Toru Setelah Ada Bendung
Kondisi bagian hilir DAS Batang Toru akan mengalami beberapa kejadian setalah
adanya Bendung PLTA, sehingga kondisi ini menjadi salah satu yang perlu diperhitungkan
lebih lanjut. Bendung PLTA direncanakan menahan debit air dari hulu ke hilir dan
dimanfaatkan sebagai penggerak turbin sebesar 207.55 m 3/det yang tertahan selama 6 jam
yang dimulai dari pkl 18.00-24.00 WIB. Debit yang tertahan akan dilepaskan setelah
digunakan selama 6 jam dan mengalir ke hilir. Debit tersebut akan mengalir dan mendapat
suplai tambahan debit dari beberapa sub das di bagian hilir, sehingga dalam studi ini perlu
diperhitungkan beberapa skenario yaitu:
1. Debit Pelepasan PLTA dengan Debit Normal Sub Das di Bagian Hilir.
2. Debit Pelepasan PLTA dengan Debit Maksimum Sub Das di Bagian Hilir.
Dengan adanya 2 skenario di atas perlu diperhitungan tinggi muka air yang terjadi dan
potensi terjadinya daerah genangan banjir (Inudation area).

IV.3.1 Analisa Debit Pelepasan PLTA Dengan Debit Normal Sub Das Tributary
Analisa debit ini bertujuan untuk mengetahui besarnya debit yang mengalir dengan
potensi kenaikan tinggi muka air di bagian hilir. Debit normal Sub Das tributary diperoleh
dari pengukuran langsung di beberapa sub das bagian hilir yang menjadi acuan patokan

19
dengan sub das lainnya. Hasil pengukuran sub das tributary di bagian hilir ditampikan pad
atabel di bawah ini.

Tabel 1.6 Hasil Pengukuran Debit Normal di Sub Das Bagian Hilir DAS Batang Toru
No Nama Sub DAS Luas Das (km2) Qnormal (m3/det)
1 Aek Sitandiang 16 4.15
2 Aek Napotpot 4.1 1.06
3 Aek Sirabun 45 11.66
4 Aek Singkut 15 3.89
5 Aek Malakkut 6.5 1.68
6 Aek Uluhala Namenek 10 2.59
7 Aek Uluhala Nagodang 4.8 1.24
8 Aek Sigumucu 18 4.66
9 Aek Parsariran 55 14.25
10 Aek Malombu 75 19.34
11 Aek Sangkunur 57 14.77
12 Aek Kemening 2.5 0.65
13 Aek Sihitam-hitam Godang 5 1.30
14 Aek Ramba Gadang 7.5 1.94
Total 83.18

Hasil pengukuran menunjukan bahwasanya sub das hilir di DAS Batang Toru terdapat 14
Sub Das dengan debit aliran yang cukup penting dalam suplai aliran di bagian hilir DAS
Batang Toru. Total debit normal sub das hilir DAS Batang Toru yaitu 83.27 m3/det, sehingga
total debit pelepasan dengan debit normal sub das adalah sebagai berikut:
Qtotal = Qpelepasan PLTA + Qnormal sub das di Hilir
= 207.55 m3/det + 83.18 m3/det
= 282.64 m3/det.
Jika debit ini dilepaskan perlu diperhitungkan tinggi muka air banjir yang terjadi sehingga
analisa tinggi muka air dapat dilakukan dengan software HECRAS. Hasil analisa tinggi muka
air ditampilkan di bawah ini.

20
IV.3.2. Analisa Elevasi Muka Air Akibat Debit Pelepasan PLTA + Debit Normal
Tributary
1. Jembatan Trikora

Elevasi Muka Air + 63.14 m

Elevasi Muka Air Normal + 62.4 m

Gambar 1.22 Elevasi Muka Air Banjir Akibat Debit Pelepasan dengan Debit Normal Di
Penampang Sungai Bagian Jembatan Trikora

2. Pulo Godang

Elevasi Muka Air + 44.12 m

Elevasi Muka Air Normal + 43.20 m

Gambar 1.23 Elevasi Muka Air Banjir Akibat Debit Pelepasan dengan Debit Normal Di
Penampang Sungai Bagian Pulo Godang

21
3. Pardamean

Elevasi Muka Air + 41.39 m

Elevasi Muka Air Normal + 40.5 m

Gambar 1.24 Elevasi Muka Air Banjir Akibat Debit Pelepasan dengan Debit Normal Di
Penampang Sungai Bagian Pardamean

4. Bandar Tarutung

Elevasi Muka Air + 40.69 m

Elevasi Muka Air Normal + 40.12 m

Gambar 1.25 Elevasi Muka Air Banjir Akibat Debit Pelepasan dengan Debit Normal Di
Penampang Sungai Bagian Bandar Tarutung

22
5. Sibara bara

Elevasi Muka Air + 39.80 m

Elevasi Muka Air Normal + 39.10 m

Gambar 1.26 Elevasi Muka Air Banjir Akibat Debit Pelepasan dengan Debit Normal Di
Penampang Sungai Sibara bara

6. Muara Huta Raja

Elevasi Muka Air + 38.85 m

Elevasi Muka Air Normal + 38.11 m

Gambar 1.27 Elevasi Muka Air Banjir Akibat Debit Pelepasan dengan Debit Normal Di
Penampang Sungai Bagian Muara Huta Raja

23
7. Danau Siais

Elevasi Muka Air + 28.24 m

Elevasi Muka Air Normal + 27.71 m

Gambar 1.28 Elevasi Muka Air Banjir Akibat Debit Pelepasan dengan Debit Normal Di
Penampang Sungai Bagian Danau Siais

8. Sawangan dan Batumundum

Elevasi Muka Air + 6.77 m

Elevasi Muka Air Normal + 6.15


m

Gambar 1.29 Elevasi Muka Air Banjir Akibat Debit Pelepasan dengan Debit Normal Di
Penampang Sungai Bagian Sawangan dan Batumundum

24
Hasil simulasi dengan HECRAS menunjukan bahwasanya tinggi muka air yang dihasilkan
dari debit kombinasi antara debit pelepasan PLTA dengan debit tributary yang berada di
bagian hilir sungai pada saat normal yaitu sekitar 0.40 m s/d 1.45 m dari tinggi muka air
normal. Potensi genangan banjir pada saat kejadian ini tidak terjadi dikarenakan kenaikan
muka air masih berada di dalam penampang sungai.

Tabel 1.7 Rekapitulasi Tinggi Muka Air Kombinasi Debit Pelepasan PLTA dengan Debit
Normal
Elevasi Muka Air Qkombinasi (m)
Qpelepasan PLTA + Qnormal tributary
No Nama Daerah Elevasi Muka Air Normal Kenaikan Muka Air (m)
=207.55 m3/det+ 83.18 m3/det
Qtotal = 290.73 m3/det
1 Trikora 62.40 63.14 0.74
2 Pulo Godang 43.20 44.12 0.92
3 Pardamean 40.50 41.39 0.89
4 Bandar Tarutung 40.12 40.69 0.57
5 Sibara bara 39.10 39.8 0.70
6 Muara Hutaraja 38.11 38.85 0.74
7 Danau Siais 27.11 28.24 1.13
8 Sawangan 6.15 6.77 0.62

25
IV.3.3 Analisa Debit Pelepasan PLTA Dengan Debit Maksimum Sub Das Tributary
Analisa debit ini bertujuan untuk mengetahui besarnya debit yang mengalir dengan
potensi kenaikan tinggi muka air di bagian hilir. Debit maksimum Sub Das tributary
diperoleh dari pengukuran langsung di beberapa sub das bagian hilir yang menjadi acuan
patokan dengan sub das lainnya. Hasil pengukuran sub das tributary di bagian hilir
ditampikan pada tabel di bawah ini.

Tabel 1.8 Hasil Pengukuran Debit Maksimum di Sub Das Bagian Hilir DAS Batang Toru
No Nama Sub DAS Luas Das (km2) Qmaksimum (m3/det)
1 Aek Sitandiang 16 32.89
2 Aek Napotpot 4.1 8.43
3 Aek Sirabun 45 92.51
4 Aek Singkut 15 30.84
5 Aek Malakkut 6.5 13.36
6 Aek Uluhala Namenek 10 20.56
7 Aek Uluhala Nagodang 4.8 9.87
8 Aek Sigumucu 18 37.00
9 Aek Parsariran 55 113.06
10 Aek Malombu 75 111.56
11 Aek Sangkunur 57 109.88
12 Aek Kemening 2.5 5.14
13 Aek Sihitam-hitam Godang 5 10.28
14 Aek Ramba Gadang 7.5 15.42
Total 610.78

Hasil pengukuran menunjukan bahwasanya sub das hilir di DAS Batang Toru terdapat 14
Sub Das dengan debit aliran yang cukup penting dalam suplai aliran di bagian hilir DAS
Batang Toru. Total debit normal sub das hilir DAS Batang Toru yaitu 610.78 m3/det,
sehingga total debit pelepasan dengan debit normal sub das adalah sebagai berikut:
Qtotal = Qpelepasan PLTA + Qnmaksimum sub das di Hilir
= 207.55 m3/det + 610.78 m3/det
= 818.33 m3/det.
Jika debit ini dilepaskan perlu diperhitungkan tinggi muka air banjir yang terjadi sehingga
analisa tinggi muka air dapat dilakukan dengan software HECRAS. Hasil analisa tinggi muka
air ditampilkan di bawah ini.

26
IV.3.4. Analisa Elevasi Muka Air Akibat Debit Banjir di Bendung Periode 1 Tahun
dengan Debit Pelepasan PLTA dan Debit Normal di Hilir

1. Jembatan Trikora

Elevasi Muka Air + 64.10 m


Elevasi Muka Air Full Bank + 64.00 m

Gambar 1.30 Elevasi Muka Air Banjir Akibat Debit Banjir dengan Debit Pelepasan dan Debit
Normal Di Penampang Sungai Bagian Jembatan Trikora

2. Pulo Godang

Elevasi Muka Air Banjir + 45.50 m

Elevasi Muka Air Full Bank + 45 m

Gambar 1.31 Elevasi Muka Air Banjir Akibat Debit Banjir dengan Debit Pelepasan dan Debit
Normal Di Penampang Sungai Bagian Pulo Godang

27
3. Pardamean

Elevasi Muka Air Banjir + 42.46 m

Elevasi Muka Air Full Bank + 42 m

Gambar 1.32 Elevasi Muka Air Banjir Akibat Debit Banjir dengan Debit Pelepasan dan Debit
Normal Di Penampang Sungai Bagian Pardamean

4. Bandar Tarutung

Elevasi Muka Air Banjir + 41.66 m `

Elevasi Muka Air Full Bank + 41 m

Gambar 1.33 Elevasi Muka Air Banjir Akibat Debit Banjir dengan Debit Pelepasan dan Debit
Normal Di Penampang Sungai Bagian Bandar Tarutung

28
5. Sibara bara

Elevasi Muka Air Banjir + 40.80 m

Elevasi Muka Air Full Bank + 40.50 m

Gambar 1.34 Elevasi Muka Air Banjir Akibat Debit Banjir dengan Debit Pelepasan dan Debit
Normal Di Penampang Sungai Bagian Sibara bara

6. Muara Huta Raja

Elevasi Muka Air Banjir+ 40.12 m

Elevasi Muka Air Full Bank + 39.50 m

Gambar 1.35 Elevasi Muka Air Banjir Akibat Debit Banjir dengan Debit Pelepasan dan Debit
Normal Di Penampang Sungai Bagian Muara Huta Raja

29
7. Danau Siais

Elevasi Muka Air Banjir + 30.01 m

Elevasi Muka Air Full Bank + 29.00 m

Gambar 1.36 Elevasi Muka Air Banjir Akibat Debit Banjir dengan Debit Pelepasan dan Debit
Normal Di Penampang Sungai Bagian Danau Siais

8. Sawongan dan Batumundum

Elevasi Muka Air Banjir + 8.22 m

Elevasi Muka Air Full Bank + 7.50 m


m

Gambar 1.37 Elevasi Muka Air Banjir Akibat Debit Banjir dengan Debit Pelepasan dan Debit
Normal Di Penampang Sungai Bagian Sawongan dan Batumundum

30
Hasil simulasi dengan HECRAS menunjukan bahwasanya tinggi muka air yang dihasilkan
dari debit kombinasi antara debit banjir periode kala ulang 1 tahun di bendung dengan debit
pelepasan PLTA dan debit tributary yang berada di bagian hilir sungai pada saat normal
menimbulkan potensi tinggi muka air banjir antara 0.10 m s/d 1.01 m dari tebing sungai.
Potensi genangan banjir dapat terjadi dikarenakan kenaikan muka air sudah melewati tebing
sungai.

Tabel 1.9 Rekapitulasi Debit pelepasan PLTA Dan Debit Maksimum di Bagian Hilir

No Nama Daerah Elevasi Tebing Sungai (m) Elevasi Muka Air (m) Tinggi Muka Air Banjir (m)
Qtotal = 818.33 m3/det
1 Trikora 64.00 64.10 0.10
2 Pulo Godang 45.00 45.50 0.50
3 Pardamean 42.00 42.46 0.46
4 Bandar Tarutung 41.00 41.66 0.66
5 Sibara bara 40.50 40.80 0.30
6 Muara Hutaraja 39.50 40.12 0.62
7 Danau Siais 29.00 30.01 1.01
8 Sawangan 7.50 8.22 0.72

V. Analisa Potensi Daerah Genangan Banjir Dengan Sistem Informasi Geografis


Hasil simulasi HECRAS sebelumnya menunjukan bahwasanya debit kombinasi antara
debit banjir di bendung dengan debit pelepasan PLTA dan debit normal di sub das atau
tributary di hilir menimbulkan potensi daerah genangan banjir yang ditampilkan di bawah ini.

31
Gambar 1.38 Peta Daerah Genangan Banjir Akibat Debit Banjir dengan Debit Pelepasan PLTA dan Debit Normal
di Bagian Hilir

32
Gambar 1.39 Peta Lokasi Daerah Genangan Banjir Akibat Debit Banjir dengan Debit Pelepasan PLTA dan Debit Normal di Bagian Hilir

33
VI. KESIMPULAN
Hasil studi di atas dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut:
1. Total debit normal di bagian hilir yang berasal dari 14 sub das di bagian hilir sebesar
Qnormal = 83.18 m3/det, sementara debit pelepasan PLTA yaitu QPLTA = 207.55
m3/det. Hasil simulasi HECRAS kombinasi dari kedua debit tersebut yaitu Qtotal =
290.73 m3/det tidak menimbulkan potensi genangan banjir dikarenakan tinggi muka
air yang diakibatkan masih berada di dalam penampang sungai.
2. Total debit maksimum di bagian hilir yang berasal dari 14 sub das di bagian hilir
sebesar Qmaksimum = 610.78 m3/det, sementara debit pelepasan PLTA yaitu QPLTA
= 207.55 m3/det. Hasil simulasi HECRAS kombinasi dari kedua debit tersebut yaitu
Qtotal = 818.33 m3/det dapat menimbulkan potensi daerah genangan banjir di bagian
hilir dengan ketinggian muka air banjir berada diantara 0.10 m s/d 1.00 m.

VII. SARAN
1. Kondisi penampang Sungai Batang Toru di bagian hilir (downstream) diharapkan
dapat dilakukan perbaikan sungai dan peningkatan kapasitas sungai dalam
menampung aliran debit sehingga kapasitas sungai dapat menampung debit dalam
kondisi ekstrem dan mencegah terjadinya potensi daerah genangan banjir.
2. Metode dalam perbaikan dan peningkatan sungai dapat dilakukan dengan normalisasi
sungai atau dengan pembangunan bangunan pengendalian banjir.
3. Bangunan-bangunan air eksisting yang ada di bagian hilir dapat dilakukan perbaikan
dan pemeliharaan yang berkelanjutan sehingga bangunan tersebut dapat berfungsi
untuk memenuhi kegiatan yang membutuhkan air dalam pelaksanaanya.

34
VIII. DATA-DATA PENDUKUNG

1. Hasil Data Pengukuran Langsung Debit Normal di Sungai Batnag Toru

1 LOKASI : JEMBATAN TRIKORA BATANG TORU (LU : 1° 28' 38,4" ; BT : 99° 4' 1,4")
SECTION
TITIK V0,2H( m/dtk) V0,8H( m/dtk) V rata-rata H B LUAS Debit
1 1 0.9 0.95 0.8 5 2 1.9
2 1.1 1.3 1.2 1.5 45 67.5 81.00
3 1 1 1 0.8 80 32 32
Debit Rata-Rata 114.90

2 LOKASI : JEMBATAN EK PASARAIRAN (LU : 1° 28' 43" ; BT : 99° 4' 58,4")


SECTION
TITIK V0,2H( m/dtk) V0,8H( m/dtk) V rata-rata H B LUAS Debit
1 0.5 0.6 0.55 0.5 5 1.25 0.69
2 0.9 1 0.95 1 10 10 9.50
3 0.6 0.7 0.65 0.5 25 6.25 4.06
Debit Rata-Rata 14.25

3 LOKASI AEK MALOMBU


SECTION
TITIK V0,2H( m/dtk) V0,8H( m/dtk) V rata-rata H B LUAS Debit
1 0.6 1 0.8 0.7 5 1.75 1.40
2 1 1.1 1.05 1 10 10 10.50
3 0.7 1 0.85 0.7 25 8.75 7.44
Debit Rata-Rata 19.34

4 LOKASI AEK SANGKUNUR


SECTION
TITIK V0,2H( m/dtk) V0,8H( m/dtk) V rata-rata H B LUAS Debit
1 0.6 0.9 0.75 0.6 5 1.5 1.13
2 0.9 1 0.95 1 10 10 9.50
3 0.7 0.8 0.75 0.6 25 7.5 5.63
Debit Rata-Rata 14.77

5 LOKASI : SUNGAI BATANG TORU PADA HULU INTAKE PULO GODANG (LU : 1° 27' 59,9 BT : 99° 2' 51,3")
TITIK V0,2H( m/dtk) V0,8H( m/dtk) V rata-rata H B LUAS Debit
1 0.8 0.9 0.85 0.7 5 1.75 1.49
2 0.9 1.1 1 1 100 100 100.00
3 0.9 0.9 0.9 0.7 200 70 63.00
Debit Rata-Rata 164.49

6 LOKASI : DESA MUARA HUTARAJA (LU : 10 20’42,9” BT : 980 57’ 52,5” )


SECTION
TITIK V0,2H( m/dtk) V0,8H( m/dtk) V rata-rata H B LUAS Debit
1 0.8 0.9 0.85 0.8 5 2 1.70
2 0.9 1.1 1 1 100 100 100.00
3 0.8 0.9 0.85 0.8 200 80 68.00
Debit Rata-Rata 169.70

7 LOKASI DANAU SIASIS


SECTION
TITIK V0,2H( m/dtk) V0,8H( m/dtk) V rata-rata H B LUAS Debit
1 0.8 0.9 0.85 0.7 5 1.75 1.49
2 1 1.2 1.1 1 100 100 110.00
3 0.8 1 0.9 0.7 200 70 63.00
Debit Rata-Rata 174.49

8 LOKASI SAWANGAN
SECTION
TITIK V0,2H( m/dtk) V0,8H( m/dtk) V rata-rata H B LUAS Debit
1 0.8 0.9 0.85 0.7 5 1.75 1.49
2 1 1 1 1.2 100 120 120.00
3 0.8 1 0.9 0.7 200 70 63.00
Debit Rata-Rata 184.49

35
2. Hasil Data Pengukuran Langsung Debit Maksimum di Sungai Batang Toru
1 LOKASI : JEMBATAN TRIKORA BATANG TORU (LU : 1° 28' 38,4" ; BT : 99° 4' 1,4")
SECTION
TITIK V0,2H( m/dtk) V0,8H( m/dtk) V rata-rata H B LUAS Debit
1 1.9 2.1 2 1.2 5 3 6
2 2.2 2.5 2.35 2.8 45 126 296.1
3 2 2.1 2.05 1.2 80 48 98
Debit Rata-Rata 133.50

2 LOKASI : JEMBATAN EK PASARAIRAN (LU : 1° 28' 43" ; BT : 99° 4' 58,4")


SECTION
TITIK V0,2H( m/dtk) V0,8H( m/dtk) V rata-rata H B LUAS Debit
1 1.9 2.1 2 1.5 5 3.75 7.50
2 2.2 2.4 2.3 2 15 30 69.00
3 1.9 2 1.95 1.5 25 18.75 36.56
Debit Rata-Rata 113.06

3 LOKASI AEK MALOMBU


SECTION
TITIK V0,2H( m/dtk) V0,8H( m/dtk) V rata-rata H B LUAS Debit
1 1.9 2.1 2 1.5 5 3.75 7.50
2 2.1 2.4 2.25 2 15 30 67.50
3 1.9 2 1.95 1.5 25 18.75 36.56
Debit Rata-Rata 111.56

3 LOKASI AEK SANGKUNUR


SECTION
TITIK V0,2H( m/dtk) V0,8H( m/dtk) V rata-rata H B LUAS Debit
1 1.9 2 1.95 1.5 5 3.75 7.31
2 2.1 2.3 2.2 2 15 30 66.00
3 1.9 2 1.95 1.5 25 18.75 36.56
Debit Rata-Rata 109.88

4 LOKASI : SUNGAI BATANG TORU PADA HULU INTAKE PULO GODANG (LU : 1° 27' 59,9 BT : 99° 2' 51,3")
SECTION
TITIK V0,2H( m/dtk) V0,8H( m/dtk) V rata-rata H B LUAS Debit
1 1.9 2 1.95 1 5 2.5 4.88
2 2 2.3 2.15 2.5 100 250 537.50
3 2 2.1 2.05 1 200 100 205.00
Debit Rata-Rata 747.38

5 LOKASI : DESA MUARA HUTARAJA (LU : 10 20’42,9” BT : 980 57’ 52,5” )


SECTION
TITIK V0,2H( m/dtk) V0,8H( m/dtk) V rata-rata H B LUAS Debit
1 1.8 1.9 1.85 1 5 2.5 4.63
2 2 2.2 2.1 2.8 100 280 588.00
3 1.9 2 1.95 1 200 100 195.00
Debit Rata-Rata 787.63

6 LOKASI DANAU SIASIS


SECTION
TITIK V0,2H( m/dtk) V0,8H( m/dtk) V rata-rata H B LUAS Debit
1 1.8 2 1.9 1.1 5 2.75 5.23
2 2 2.3 2.15 2.8 100 280 602.00
3 1.9 2 1.95 1.1 200 110 214.50
Debit Rata-Rata 821.73

7 LOKASI SAWANGAN
SECTION
TITIK V0,2H( m/dtk) V0,8H( m/dtk) V rata-rata H B LUAS Debit
1 1.8 2 1.9 1.2 5 3 5.70
2 2 2.3 2.15 2.8 100 280 602.00
3 1.9 2 1.95 1.2 200 120 234.00
Debit Rata-Rata 841.70

36
Gambar 2 Peta Lokasi Pengukuran 3. Jembatan Trikora 4. Jembatan Aek Pasarairan

Gambar 3 Peta Lokasi Pengukuran 5. Intake Pulo Godang, 6.Hulu Intake Pulo Godang, dan 7.
Intake Pulo Godang

37
2. Data Tinggi Muka Air AWLR Sipetang

38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72

Anda mungkin juga menyukai

  • Soal 12
    Soal 12
    Dokumen4 halaman
    Soal 12
    mastika sinurat
    Belum ada peringkat
  • DO
    DO
    Dokumen4 halaman
    DO
    mastika sinurat
    Belum ada peringkat
  • Contoh Soal 1
    Contoh Soal 1
    Dokumen12 halaman
    Contoh Soal 1
    mastika sinurat
    Belum ada peringkat
  • Contoh Soal 1
    Contoh Soal 1
    Dokumen12 halaman
    Contoh Soal 1
    mastika sinurat
    Belum ada peringkat