Anda di halaman 1dari 2

TUGAS BAHASA INDONESIA

IQBAL DAFFFA AL-FARIDZI

XI TKJ 1

AKU DAN KELUARGAKU


Kebersamaan bersama keluarga adalah kebahagiaan sendiri menurutku, dimana kami bisa bercanda
dan bermain bersama. Ada ayah, mama, aku dan juga adik. Walaupun sekarang waktu berkumpul
sudah semakin berkurang, seperti ayah yang harus bekerja dan aku yang sekarang sibuk dengan
tugas-tugas dari sekolah.

Aku adalah anak pertama dari dua bersaudara, aku dan adikku Ilham selisih 3 tahun. Yaa walaupun
umur kita tidak jauh berbeda tapi sering kali kita bertengkar entah masalah makanan atau televisi
biasanya. Karena sebelum adikku lahir, aku merasa jadi anak tunggal maka wajar saja aku sangat di
manja terutama oleh ayah. Semua yang aku inginkan pasti selalu di turuti, tapi itu dulu. sedangkan
sekarang mesti terbagi oleh adik laki-laki ku.

Aku selalu merasa iri jika adikku di belikan sesuatu yang dia inginkan, dan aku melampiaskan
kekesalanku biasanya diam di kamar sendiri dan keluar kamar dengan hati yang sudah cukup tenang.
Tapi seringkali aku marah-marah tak jelas, dan seringnya juga adikku lah yang merasakan imbasnya
kekesalanku.Dan akhirnya aku jugalah yang bakal kena omelan dari mama. Tapi omelan itulah yang
aku kangeni jika sedang jauh dari mama.

Tapi jika di depan ayah, anehnya kami berdua tidak pernah berantem. Entah karena takut atau apa,
kami berdua suka memendam kekesalan itu. Dan akan di lampiaskan jika sudah tidak ada ayah di
sekitar kami. Memang lucu cara berantem kami, walaupun sering kami berantem tapi kebersamaan
aku dan adikku lebih banyak.

Jujur aku bukanlah dari keluarga yang berada, aku hanyalah ada di kalangan keluarga yang
sederhana tapi bahagia. Masih bisa melihat senyum yang terpancar dari wajah mama, ayah dan adik
sudah membuat kebahagiaan tersendiri, begitupun sebaliknya. Mungkin di dalam keluarga aku
berwatak keras kepala dan egois, ingin selalu menang sendiri dan ingin selalu di utamakan. Sehingga
semua yang ku inginkan harus di turuti. Walaupun tidak semua yang aku inginkan di turiti, tapi hal
penting untuk ku seperti sekolah atau yang lainnya selalu di sediakan.

Kadang aku juga pernah merasa bosan dengan keluarga ini, entah karena sedang merasa kesal
karena ayah dan mama sangat membela adik atau karena melihat keluarga lain jauh lebih
membahagiakan. Tapi mungkin itu hanya perasaan sembarang saja, dimana kita memang akan
merasa apa itu bosan.

Tapi aku benar-benar bahagia di lahirkan di keluarga ini, tidak perlu di lahirkan menjadi anak seorang
presiden atau anak orang kaya. Bagiku ini jauh lebih dari cukup. Aku bersyukur sampai saat ini
keluargaku masih lengkap, dari nenek, kakek dari aayah atau mama. Di tambah masih ada buyut dari
mama yang masih ada. walau kadang-kadang buyut ku sering membuat ku kesal karena tingkah
lakunya yang kembali lagi seperti anak kecil mungkin karena faktor usia. Tapi di sisi lain dialah buyut
yang ku punya saat ini. Sedikit cerita tentang buyutku, aku adalah buyutnya yang paling terjail yang
pernah dia kenal. Mau tau kenapa ?

Buyut atau aku sering menyebutnya mbah uyut itu adalah seorang manusia yang sangat gampang
sekali kemasukan makhluk-makhluk gaib seperti kesurupan. Tapi karena mungkin karena sudah
biasanya aku juga sudah tidak merasa takut bila uyut sedang kesurupan. Suatu hari uyut ku diam di
teras rumah sendirian, nenek ku yang memang setiap uyut kesurupan pasti dialah yang jadi juru
bicaranya pun menghampiri. Lalu dia memanggilku dan memintaku membawakan segelas air putih.
Setelah aku berikan, nenek ku itu membacakan doa-doa lalu uyut ku langsung di suruh
meminumnya. Aku yang sudah mengetahui bahwa sebentar lagi akan terjadi kesurupan atau
kerasukan pun segera menyiapkan sebuah kamera handphone untuk merekam kejadian yang akan

Dan benar saja tak lama setelah itu, uyut ku langsung ngomong sendiri seperti sedang memarahi
kami “keluarga”. Dia bilang (dapat di artikan setannya) “ yong ngelekor bae ning kana “ ( dalam
bahasa jawa). Setelah itu uyut ku tertawa sendiri dan tiba-tiba sadar kembali. Setelah acara
kesurupan itu selesai, aku memberikan hasil rekaman ku kepada uyut tentunya dan keluargaku yang
lain. Kebanyakan dari mereka malah tertawa melihat kejadian tersebut. Dan mengatakan “kamu
adalah buyut yang paling kurang ajar”. Mendengar itu aku malah tertawa, yaa di keluarga ini aku
memang paling jail. Aku sendiri sering mengoleksi video-video uyut yang sedang kerasukan.

Bukan apa-apa, aku Cuma ingin menjadikan itu sebuah kenangan ketika beliau misalnya sudah tidak
ada, aihh tapi jangan sampai itu terjadi. Aku ingin uyut melihat keberhasilan cucu atau buyutnya
terutama keberhasilan aku dan adikku. Aku ingin dia bahagia melihat penerusnya bisa sukses dan
berhasil seperti apa yang di harapkan orang sebaya dia.

Aku pun tak tau sudah berapa puluh tahun umur uyutku, tapi setau aku saat masa penjajahan beliau
sudah lahir dan ikut di jajah pada masa itu.

 TEMA : KELUARGAKU
 AMANAT : Mensyukuri apa yang telah diberi karena masih banyak orang yang
menginginkan seperti posisi kita sekarang.
 PENOKOHAN
 Ayah : Baik Dan Tegas
 Ibu : Baik Dan Cerewet
 Aku : Iri , Jail Dan Tidak Mau Mengalah
 Adik : Manja
 Buyut : Baik , Humoris Dan Suka Kerasukan
 ALUR : Maju dan Mundur
 Latar
 Tempat : rumah
 Waktu ; siang hari
 GAYA BAHASA : menggunakan bahasa yang efektif sehingga isi cerita dapat di mengerti
oleh pembaca

Anda mungkin juga menyukai