TINJAUAN PUSTAKA
Masa nifas adalah masa yang dimulai setelah kelahiran plasenta dan ketika
Masa nifas dimulai sejak 2 jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6
minggu (42 hari) setelah itu. Dalam bahasa latin dikenal dengan istilah puerperium
yang berarti masa stelah melahirkan bayi. Puerperium adalah masa pulih kembali,
mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti prahamil.
Sekitar 50% kematian ibu terjadi dalam 24 jam pertama pospartum sehingga
pelayanan pasca persalinan yang berkaulitas harus terselenggara pada masa itu
Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena merupakan masa
kritis baik ibu maupun bayinya. Diperkirakan 60 % kematian ibu akibat kehamilan
terjadi setelah persalinan dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam
pertama.
a. Tujuan umum
Membantu ibu dan pasangannya selama masa trasisi awal mengasuh anak.
b. Tujuan khusus
1) Menjaga kesehtan ibu dan bayi baik fisik maupun psikologinya
1. Puerpurium dini
agama islam dianggap telah bersih dan boleh berkerja setelah 40 hari.
2. Puerpurium intermedial
3. Remote puerpurium
Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama
Kunjungan nifas dilakukan paling sedikit 4 kali. Hal ini dilakukan untuk
menilai status ibu dan bayi baru lahir serta untuk mencegah terjadinya masalah.
hal ini, sesuai dengan dasar kesehatan ibu pada masa nifas, yakni paling sedikit 4
berlanjut.
e. Merawat perineum, vagina, puting susu, wajah dan sebagian tubuh lain
g. Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga bila terjadi
perdarahan banyak.
j. Menjaga bayi agar tetap sehat dengan cara mencegah terjadinya hipotermia.
Jika petugas kesehatan (penolong persalinan) sebaiknya tetap observasi
atau tinggal 2 jam pertama setelah persalinan atau sampai Ibu dalam keadaan
stabil.
Tujuannya :
tanda-tanda penyakit.
5) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat,
tanda-tanda penyakit.
alami.
3) Tali pusat harus tetap kering, ibu perlu diberitahu bahaya membubuhkan
sesuatu pada tali pusat bayi, missal minyak atau bahan lain. Jika ada
rujuk.
4) Perhatikan kondisi umum bayi, apakah ada ikterus atau tidak, ikterus
pada hari ketiga post partum adalah fisiologis yang tidak perlu
pengobatan. Namun bila ikterus terjadi pada hari ketiga atau kapan saja
dan bayi malas untuk menetek serta tampak mengantuk maka segera
6) Nasehati ibu untuk hanya memberikan ASI kepadai bayi selama minimal
4-6 bulan dan bahaya pemberian makanan tambahan selain ASI sebelum
2.2 Episiotomi
memfasilitasi lahirnya bayi. Ini adalah salah satu yang paling umum dilakukan
hebat pada jaringan lunak akibat rengang yang melebihi kapasitas adaptasi atau
episiotomi harus mengacu pada penilaian klinik yang tepat dan teknik yang
paling sesuai dengan kondisis yang sedang dhadapi. Dengan demikian, tidak
pada pengalaman dan bukti-bukti ilmiah yang dikemukakan oleh beberapa pakar
dan klinisi, ternyata tidak terdapata bukti yang bermakna tentang manfaat
meningkatkan resiko ini. Episiotomi dikerjakan tanpa dasar dan alasan yang jelas
terjadi dibandingkan dengan laserasi yang terjadi secara spontan. Selain itu,
penerapan episiotomi secara bebas dan kurang tepat, dapat meningkatkan jumlah
perdarahan yang terjadi pada persalinan. Beberapa upaya yang dapat dilakukan
2. Mengarahkan kepala bayi agar perineum dilalui oleh diameter terkecil saat
ekspulsi
3. Bayi besar
robek(Cunningham FG,2013).
2. Mempersingkat kala II
perinei totalis.
rektum terbuka.
daerah antara paha yang dibatasi vulva dan anus pada ibu yang dalam masa antara
kelahiran placenta sampai dengan kembalinya organ genetik seperti pada waktu
beberapa derajat edema dan memar, dan celah pada introitus. Setelah satu hingga
dua hari pertama pascapartum, torius otot vagina kembali, celah vagina tidak
lebar dan vagina tidak lagi edema. Sekarang vagina menjadi berdinding lunak,
lebih besar dari biasanya, dan umumnya longgar. Ukurannya menurun dengan
selalu sedikit lebih besar daripada sebelum kelahiran pertama. Akan tetapi,
latihan pengencangan otot perineum akan mengembalikannya dan
Pengencangan ini sempurna pada akhir puerperium dengan latihan setiap hari
(Varney,2004).
Bila sudah buang air besar atau buang air kecil, perineum harus
dibersihkan secara rutin. Caranya dibersihkan dengan sabun khusus untuk organ
kewanitaan, yang lembut minimal sehari sekali. Biasanya ibu akan takut akan
jahitan yang lepas, juga merasa sakit sehingga perineum tidak dibersihkan atau
tidak dicuci. Cairan sabun atau sejenisnya sebaiknya dipakai setelah ibu buang
air kecil atau buang air besar. Sesudah atau sebelum mengganti pembalut harus
cuci tangan dengan larutan desinfektan atau sabun. Ibu perlu diberitahu cara
pembalut setiap selesai buang air besar dan buang air kecil (pengantian pembalut
sedikitnya dua sampai empat kali sehari) sedangkan cara melepasnya harus dari
keseluruhan dengan arah pemberian air dari arah depan kebelakang, selain itu ibu
merah, bengkak, atau keluar cairan tidak lazim (keluar nanah atau darah).
Penyembuhan luka biasanya berlangsung 2-3 minggu setelah melahirkan
(Maryunani,2009)
2. Ajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air
(hindari air hangat atau berendam air hangat) karena dapat merusak jahitan
daerah sekitar vulva terlebih dahulu dari depan ke belakang, baru kemudian
4. Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air, sebelum dan
5. Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, sarankan kepada ibu untuk
infeksi.
empat memiliki resiko yang paling tinggi. Tanda- tanda infeksi episiotomi perineum
sebagai berikut :
membengkak
nifas masih merupakan penyebab tertinggi angka kematian ibu (AKI). Infeksi luka jalan
lahir pasca-persalinan, biasanya dari endometrium bekas insersi plasenta. Demam dalam
nifas sebagian besar disebabkan oleh infeksi nifas, maka demam dalam nifas merupakan
gejala penting dari penyakit ini. Demam dalam masa nifas sering juga disebut morbiditas
nifas dan merupakan indeks kejadian infeksi nifas. Demam dalam nifas selain oleh.
infeksi nifas dapat juga disebabkan oleh pielitis, infeksi jalan pernapasan, malaria, dan
tifus.
Morbiditas nifas ditandai dengan suhu 38°C atau lebih, yang terjadi selama 2
hari berturut-turut. Kenaikan suhu ini terjadi sesudah 24 jam pascapersalinan dalam 10
hari pertama masa nifas. Kejadian infeksi nifas berkurang antara lain karena adanya
lamanya persalinan, asepsis, transfusi darah, dan bertambah baiknya kesehatan umum
atau dari jalan lahir penderita sendiri (endogen). Mikroorganisme endogen lebih sering
ketuban.
manual).
7. Trauma jaringan yang luas atau luka terbuka, seperti laserasi yang tidak
diperbaiki.
8. Hematoma.
klamidia, gonorhoea
Tanda dan gejala infeksi pada umumnya adalah peningkatan suhu tubuh,
malaise umum, nyeri, dan lokia berbau tidak sedap. Peningkatan kecepatan nadi
lebih umum terjadi setelah pelahiran SC dari pada pelahiran per vaginam, adanya
laserasi atau trauma jaringan dalam saluran genitalia dapat terkena infeksi setelah
melahirkan. Selain itu, juga terdapat penyebaran infeksi yang berasal dari infeksi
lokal dan menyebar melalui jalur sirkulasi vena dan limfatik sehingga
mengakibatkan infeksi bakteri di tempat yang lebih jauh. Area perluasan infeksi
Tanda dan gejala infeksi episiotomi, laserasi, atau trauma lain meliputi sebagai
berikut :
1. Nyeri lokal
2. Disuria.
4. Edema
antimikroba spektrum luas. Selain episiotomi atau laserasi, trauma dapat meliputi
memar, abrasi (tanda-tanda gesekan) yang terlalu kecil untuk dijahit, dan
pembentukan hematoma. Hal ini juga disebabkan oleh objek asing, seperti spons
dihubungkan dengan hipotoni kandung kemih akibat trauma kandung kemih saat
atau kateterisasi yang sering. Sistitis biasanya memberikan gejala berupa nyeri
berkemih (disuria), sering berkemih, dan tidak dapat ditahan. Demam biasanya
menggigil, serta perasaan mual dan muntah. Selain disuria, dapat juga terjadi
1. Endometritis
infeksi dengan kuman yang tidak terlalu patogen, radang terbatas pada
endometrium.
penderita, serta derajat trauma pada jalan lahir. Biasanya demam mulai 48 jam
postpartum dan bersifat naik turun (remittens). His lebih nyeri dari biasa dan
lebih lama dirasakan. Lokia bertambah banyak, berwarna merah atau cokelat,
serta berbau. Lokia yang berbau tidak selalu menyertai endometritis sebagai
Sakit kepala, kurang tidur, dan kurang nafsu makan dapat mengganggu
keparahan infeksi.
b. Takikardi.
f. Subinvolusio.
g. Lokia sedikit, tidak berbau, atau berbau tidak sedap, lokia seropurelenta.
fisiologis.
dugaan adanya infeksi memburuk gejala yang tidak dapat dijelaskan, atau
dan turun pada hari ke-7-10. Pasien sedapatnya diisolasi, tetapi bayi boleh
terus menyusu pada ibunya. Untuk kelancaran pengaliran lokia, pasien boleh
diletakkan dengan letak fowler dan diberi juga uterustonika. Selain itu, pasien
2. Parametritis
beberapa cara: penyebaran melalui limfe dari luka serviks yang terinfeksi atau
dari endometritis, penyebaran langsung dari luka pada serviks yang meluas
Proses ini dapat tinggal terbatas pada dasar ligamentum latum atau menyebar
Jika menjalar ke atas, dapat diraba pada dinding perut sebelah lateral di
atas ligamentum inguinalis atau pada fossa iliaka. Parametritis ringan dapat
menyebabkan suhu yang meninggi dalam nifas. Bila suhu tinggi menetap lebih
dari seminggu disertai rasa nyeri di kiri atau kanan dan nyeri pada
sebelah uterus dan tahanan ini yang berhubungan erat dengan tulang panggul
dapat meluas ke berbagai jurusan. Pada bagian tengah jaringan yang meradang
tersebut dapat tumbuh abses. Dalam hal ini, suhu yang mula-mula tinggi
tampak sakit, nadi cepat, dan perut nyeri. Pada kasus tidak terjadi
kandung kemih.
3. Peritonitis
berikut.
Suhu badan tinggi, nadi cepat dan kecil, perut nyeri tekan, pucat, muka
(Nanny,2011).