Normalnya, ginjal menghasilkan urine dengan kecepatan sekital 60 mL per jam atau
sekitar 1.500 mL per hari. Haluaran urine kurang dari 30 mL per jam dapat menunjukkan
rendahnya volume darah atau terdapat malfungsi ginjal dan harus dilaporkan.
Haluaran urine dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain sebagai berikut:
1. Asupan cairan
2. Kehilangan cairan tubuh melalui rute lain seperti pernapasan atau diare
3. Status kardiovaskular dan renal individu
Persiapan Alat :
1. Wadah ukur atau pot (graduated)
2. Pispot, urinal, commode
3. Sarung tangan bersih
No Prosedur Tindakan Rasional Tindakan
.
1. Melakukan pra prosedur (evaluasi dan validasi, Mengetahui kondisi atau keluhan
kontrak (waktu, tempat dan topik), menjelaskan klien serta agar klien merasa di
langkah-langkah tindakan) perhatikan keadaannya serta klien
mengetahui tindakan apa saja yang
akan dilakukan serta durasi waktunya
2. Mempersiapkan alat Memudahkan prosedur tindakan
3. Mencuci tangan dan memakai sarung tangan Untuk mencegah kontak dengan
bersih mikroorganisme atau darah dalam
urine.
4. a. Pada klien yang tidak terpasang kateter. Minta a. Urinal, pispot, atau commode
klien untuk berkemih di urinal, pispot, sebagai tempat menampung urin
commode, atau alat penampung zat sisa di yang akan diukur volumenya.
toilet (“hat”) yang bersih. b.
b. Pada klien yang terpasang kateter. Memudahkan saat
Letakkan wadah berukuran di samping mengambil wadah untuk
tempat tidur. menampung urin
Letakkan wadah di bawah kantung Agar lubang pembuangan air
pengumpul urine di kantung berada tepat di
Buka lubang pembuangan air di kantung atas wadah namun tidak
dan biarkan urine mengalir ke wadah menyentuhnya.
Tutup lubang pada kantung.
5. Menuangkan urine yang telah dikeluarkan ke Untuk mengukur jumlah urin
dalam wadah berukuran
6. Memegang wadah setinggi mata, baca jumlah Wadah biasanya memiliki skala
urine yang tertera diwadah. Setelah mendapatkan pengukur dibagian dalamnya.
hasil pengukuran, buang urin ke dalam pispot
kemudian buang ke toilet
7. Melepas sarung tangan dan mencuci tangan Mengurangi resiko infeksi dan
kontaminasi silang
8. Merapikan alat Menjaga agar lingkungan klien tetap
bersih
9. Mencatat jumlah haluaran urine pada lembar Untuk memastikan pencatatan yang
catatan tepat dan akurat
Aziz, M. F., Witjaksono, J., & Rasjidi, I. (Eds.). (2008). Panduan pelayanan medik: Model
interdisiplin penatalaksanaan kanker serviks dengan gangguan ginjal. Jakarta: EGC.
Kozier, B., Berman, A., & Snyder, S. J. (2011). Buku Ajar Fundamental Keperawatan
Konsep, Proses, & Praktik (7th ed.). Jakarta: EGC.
Nurismiati, E. (2013). Nasogastrik tube. https://www.slideshare.net/noeriekka/nasogastrik-
tube. Diakses pada tanggal 9 September 2020
Spiritia. (2013). Tes Fungsi Ginjal. http://spiritia.or.id/artikel/detail/16. Diakses pada tanggal
9 September 2020
Sudoyo, Aru, W. dkk. (2006). Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: FKUI.
Susianti, H. (2019). Memahami Interpretasi Pemeriksaan Laboratorium Penyakit Ginjal
Kronis. Malang: UB Press.
Yulita. (2012). . Efektifitas Pengukuran Panjang NGT metoda MOFE Dan Metoda NEX
Terhadap Ketepatan Posisi NGT Dalam Lambung Berdasarkan Hasil Ronsen Pada
Pasien Anak Yang Dirawat Di PICU RSAB Harapan Kita Jakarta Tahun 2012.
Universitas Muhammadiyah Jakarta. http://perpus.fikumj.ac.id/index.php?p=fstream-
pdf&fid=1068&bid=1256