Anda di halaman 1dari 6

Logo AyoJakarta.

com

Home Terpopuler Metropolitan Bodetabek Persija Gaya Hidup Wisata Foto Index

Home / Netizen

Dampak Multidimensi COVID-19

Minggu, 12 April 2020 Editor

Sejak diumumkan pertama kali oleh Presiden Joko Widodo pada 2 Maret yang lalu, total kasus positif
Covid-19 terus meningkat jumlahnya.

Per 10 April misalnya, seperti yang disampaikan oleh juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-
19, Achmad Yurianto, jumlah kasus positif menembus angka 3.512. Dari total kasus positif tersebut, 282
orang dinyatakan sembuh, 306 orang meninggal dunia, sisanya mendapatkan perawatan. Tingkat
kematian (case fatality rate) kasus positif COVID-19 berdasarkan angka tersebut adalah 8,71 persen.

Sebagai perbandingan dengan negara lain, dengan mengacu pada total kasus positif yang eksisting,
Indonesia berada pada posisi ke-36 menurut Worldometer. Lima negara dengan status paling terdampak
wabah COVID-19 adalah Amerika Serikat (400.549 kasus), Spanyol (141.942 kasus), Italia (135.586
kasus), Perancis (109.069 kasus), dan Jerman (107.663 kasus).

Saat ini, upaya yang dilakukan oleh pemerintah bisa dikatakan cukup memadai melalui penerapan social
distancing, penguatan sarana dan prasarana (sarpras) medis dalam mitigasi dan penanganan COVID-19,
hingga pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang diterapkan di berbagai wilayah untuk menekan
angka positif COVID-19.

COVID-19 sebagai sebuah pandemi global memiliki signifikansi terhadap berbagai aspek dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Dari berbagai aspek yang terdampak, aspek
ekonomi, politik, dan sosial menarik untuk dicermati. Dalam tataran ekonomi, pandemi COVID-19
memberikan pengaruh yang besar terhadap mikroekonomi dan makroekonomi nasional.

Dalam konteks mikroekonomi misalnya, para pelaku industri atau penyedia barang dan jasa suka tidak
suka harus menderita kerugian yang cukup besar akibat penurunan permintaan (demand) sebagai
konsekuensi kebijakan pembatasan sosial yang dilakukan oleh pemerintah. Pada tataran lebih lanjut,
para pelaku industri skala besar harus mengurangi atau bahkan menghentikan kegiatan operasionalnya
karena penurunan permintaan tersebut.

Dalam tataran makroekonomi, pemerintah harus merevisi APBN sebagai konsekuensi berbagai langkah
emerjensi yang diambil, seperti pemberikan paket stimulus fiskal dalam tiga gelombang (stimulus
ditujukan untuk pelaku usaha dan kelompok masyarakat terdampak), serta realokasi anggaran untuk
memperkuat sektor kesehatan dalam penanganan COVID-19.

Aspek lainnya yang tak kalah terdampak adalah aspek politik. Seperti diketahui bersama bahwa ada
beberapa agenda politik penting di tahun 2020. Pertama, adalah penyelenggaraan Pilkada serentak di
270 daerah pada September nanti. Wabah COVID-19 yang belum bisa diprediksi kapan akan berakhir ini
menimbulkan perdebatan, apakah penyelenggaraan Pilkada tetap berjalan atau ditunda
penyelenggaraannya.

Mengenai hal ini, menarik untuk disimak lebih lanjut plus minus kedua opsi tersebut. Jika benar ditunda,
maka dampak politik apa yang mungkin terjadi, sebaliknya jika hendak dilanjutkan, persiapan seperti
apa yang harus dilaksanakan. Selain itu, masih terkait dengan gelaran Pilkada 2020, pandemi COVID-19
membawa implikasi yang signifikan terhadap strategi kampanye partai politik dan para kandidat yang
bertarung dalam pesta rakyat tersebut.

Tidak dipungkiri, secara tidak langsung eksistensi COVID-19 dan penanganan yang dilakukan oleh
pejabat publik di masing-masing daerah menjadi tolok ukur penilaian masyarakat atas kinerja inkumben
yang hendak bertarung kembali dalam Pilkada. Sedangkan bagi penantang, pilihan kebijakan yang
diambil oleh inkumben menjadi poin penting untuk dikritisi. Kelemahan inkumben dalam penanganan
wabah secara tidak langsung bisa menjadi kredit poin bagi penantang.

Agenda kedua dalam konteks politik adalah rencana pemindahan ibukota negara dari Jakarta ke
Kalimantan. Rencana pemindahan ibukota ini telah tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 yang mana ibukota baru akan dibangun di wilayah administratif
Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Kutai Kertanegara, Provinsi Kalimantan Timur.

Dalam konteks Indonesia hari ini, rencana pemindahan ibukota ini menarik untuk dicermati mengingat
tahun ini merupakan tahun yang diagendakan untuk dua hal, pertama, undang-undang sebagai payung
hukum kebijakan ini perlu dibahas segera antara pemerintah dan DPR, dan kedua, jika undang-undang
sudah disetujui bersama, maka pembangunan akan segera dilaksanakan pada tahun ini juga dengan
target pemindahan akan dilaksanakan secara bertahap pada 2024.

Di tengah wabah COVIDd-19 yang belum ditangani secara optimal, tentu saja pembahasan mengenai
rencana ini menimbulkan pro dan kontra. Hal ini terkait erat dengan krisis ekonomi yang dihadapi oleh
negara yang berpotensi membuat defisit APBN kian lebar dan pertumbuhan ekonomi terpuruk menjadi
minus sekian persen. Sebagain kalangan berpendapat bahwa rencana ini sebaiknya dibatalkan dan
dananya dialihkan guna penanganan COVID-19 serta pemulihan ekonomi pasca wabah nantinya.

Masih dalam konteks politik, pembahasan mengenai berbagai rancangan undang-undang dalam skema
omnibus law juga mendapat sorotan dari masyarakat dan kelompok masyarakat madani. Rancangan
undang-undang bertajuk cipta lapangan kerja dan perpajakan dalam skema omnibus law tersebut juga
rencananya akan dibahas antara pemerintah dan parlemen pada tahun ini.

Diberitakan bahwa pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi
(Kemenko Marves) begitu getol menginginkan agar kedua rancangan undnag-undang tersebut bisa
segera disetujui bersama. Hanya saja lagi-lagi jika merujuk pada kondisi hari ini, rencana pembahasan
tersebut menuai pro dan kontra di masyarakat.

Pertama, banyak pihak berpendapat bahwa fokus pemerintah seharusnya total pada penanganan
COVID-19 yang belum bisa diprediksi kapan berakhir.

Kedua, objektif kedua rancangan undang-undang tersebut pada hakikatnya adalah menggairahkan
sektor investasi di dalam negeri. Namun demikian, objektif tersebut seakan tak menemui relevansi
karena lebih dari 200 negara di dunia, baik dengan skala ekonomi besar maupun kecil, semuanya
terdampak oleh wabah COVID-19.
Sulit untuk mengharapkan foreign investment dengan kondisi tersebut. Sehingga dengan demikian,
apabila kedua rancangan undang-undang tersebut disetujui, maka kurang membawa dampak yang
signifikan bagi perekonomian, khususnya untuk kondisi tahun ini (current year).

Aspek ketiga yang paling terdampak oleh wabah COVID-19 adalah aspek sosial kemasyarakatan. Ada dua
isu penting pada aspek ini. Pertama, pemetaan mengenai tingkat kepatuhan masyarakat terhadap
hukum. Kedua, mengenai dua hajatan besar dalam beberapa bulan ke depan, yakni bulan suci
Ramadhan dan mudik lebaran.

Pemerintah, baik pusat maupun daerah begitu menyadari bahwa langkah pertama dan utama dalam
menghentikan penyebaran Covid-19 adalah dengan membatasi interaksi sosial di masyarakat. Oleh
sebab itu, diambillah kebijakan social distancing atau pembatasan sosial yang kemudian diterjemahkan
dalam bentuk bekerja, belajar, dan beribadah di rumah (working, learning, and praying from home).

Hanya saja tak semua masyarakat menyadari objektif dari kebijakan ini. Peningkatan jumlah kasus positif
Covid-19 yang bergerak secara eksponensial suka tidak suka salah satunya disebabkan oleh rendahnya
kesadaran masyarakat (social awareness) untuk mendukung kebijakan pemerintah dalam membatasi
aktivitas masyarakat.

Situasi dan kondisi tersebut secara tidak langsung memberikan gambaran kepada pemerintah bahwa
tingkat kepatuhan masyarakat terhadap hukum masih sangat rendah. Oleh sebab itu, kebijakan
penegakan hukum (law enforcement) dengan mengerahkan aparatur negara seperti polisi, TNI, dan
perangkat pemerintah di daerah untuk mengawal kebijakan social distancing adalah pilihan yang tepat.

Selain itu, pemerintah mulai sekarang harus berhitung dengan cermat dalam memutuskan kebijakan
mudik tahun ini. Ada puluhan juta masyarakat yang akan bergerak secara masif dari kota-kota besar
seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, dan lainnya, menuju ke berbagai daerah.

Situasi tersebut merupakan high risk condition bilamana penanganan COVID-19 belum tuntas pada
waktu tersebut. Lebih lanjut, pilihan kebijakan yang diambil pemerintah dalam merespons isu mudik
akan terkait erat dengan pilihan kebijakan ekonomi yang akan dikeluarkan untuk menahan laju arus
mudik.
Besar kemungkinan pemerintah akan mengeluarkan stimulus fiskal gelombang lanjutan sebagai insentif
agar para pemudik tidak memutuskan pulang ke kampung halaman pada hari raya. Tak hanya dalam
tataran ekonomi, pengaturan arus mudik juga butuh dikawal oleh kebijakan di bidang hukum untuk
memastikan kepatuhan masyarakat terhadap kebijakan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

Pemerintah juga kemungkinan akan menyiapkan stimulus fiskal untuk menopang sektor industri
angkutan atau transportasi yang lagi-lagi harus terpukul jika mudik menjadi aktivitas sosial ekonomi
yang dilarang untuk dilakukan tahun ini.

Boy Anugerah

Alumnus Magister Ketahanan Nasional Universitas Indonesia/Mahasiswa Pascasarjana Studi


Kepemerintahan dan Kebijakan Publik di SGPP Indonesia

Tag Terkait

Ekonomi Ayo Media Network Politik Pilkada Serentak 2020 ayojakarta.com Wabah COVID-19

Editor: Widya Victoria

Ayo Bagikan!

Ayo Respon

KOMENTAR

Komentar

ARTIKEL LAINNYA

Update Covid-19 Kota Bogor : Total Pasien Positif 62 Rapid Test di Tempat Umum, Warga Kabupaten
Cianjur Ketakutan Update Covid-19 Jakarta: 5.795 Positif, 1.292 Sembuh, 475 Wafat Dikepung Zona
Merah, Pemkot Cirebon Cari Formula Keberimbangan Kesehatan-Ekonomi Rakyat Pandemi Covid-19,
Perajin Kue Ubah Target Produksi Update Covid-19 di Indonesia: Kasus Positif Tembus 17.025 Orang
Ingin Desain Sendiri Kartu Ucapan Lebaran, Ini 4 Aplikasinya Permintaan Kue Lebaran Turun, Linier
dengan Minat Masyarakat Terdampak Covid-19 Mereka yang Ketahuan Mudik Mesti Dipaksa Kerja Sosial
Pakai Rompi Belasan Warga Tambora Positif COVID-19 Ogah Dievakuasi ke Wisma Atlet

TERPOPULER

Ngeri! NASA Peringatkan Matahari Masuki Masa-masa Lockdown Indira Kalista: Saya Minta Maaf untuk
Semuanya Dokter Ini Tak Segan Laporkan Indira yang Sudah Remehkan COVID-19: Konyol, Demi Sebuah
Konten! Inspiratif, 3 Remaja Santri Ini Rela Tabungan untuk Bantu Anak-anak Panti Asuhan Mal di
Jakarta Akan Dibuka, Hanya Orang dengan Syarat Ini Boleh Masuk

AYO MEDIA NETWORK

AYOBANDUNG.COM

AYOBEKASI.NET

AYOBOGOR.COM

AYOCIREBON.COM

AYOPURWAKARTA.COM

AYOTASIK.COM

AYOSEMARANG.COM

AYOYOGYA.COM

AYOTEGAL.COM

AYOBATANG.COM

AYOBANTEN.COM

AYOSURABAYA.COM

AyoJakarta.com - Ayo Media Network

About Us Management & Editorial Terms & Conditions Pedoman Pemberitaan Advertise Media Partner

© 2018. Ayo Media Network.

Anda mungkin juga menyukai