Anda di halaman 1dari 19

AUDIT KECURANGAN

AUDIT SEKTOR PRIVAT


KELAS : 5 APA
NAMA : Talitha RF
NIM : 061840511458
NO ABSEN : 19

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


2021

Pertanyaan Tinjauan

11-1 (Tujuan 11-1) Definisikan kecurangan dalam pelaporan keuangan dan


berikan dua contoh yang menggambarkan kecurangan dalam pelaporan keuangan.

Jawab :
Kecurangan dalam pelaporan keuangan merupakan salah saji atau
penghapusan terhadap jumlah atau pun pengungkapan yang sengaja
dilakukan dengan tujuan untuk mengelabui para penggunanya.

Pelaporan keuangan yang mengandung kecurangan mengacu pada


kesalahan penyajian atau penghilangan yang dilakukan dengan sengaja untuk
menipu pengguna laporan keuangan.

Contoh :

 Kapitalisasi aset yang seharusnya diakui sebagai beban.


 Penghilangan jumlah kewajiban perusahaan.
 Meningkatkan durasi waktu pencatatan pendapatan sehingga angka
penjualan dan pendapatan bisa meningkat.
 Pencatatan biaya sebagai aktiva tetap sehingga laba dapat
ditingkatkan.

11-2 (Tujuan 11-1) Definisikan penyalahgunaan aset dan berikan dua contoh
penyalahgunaan aset.

Jawab :

Penyalahgunaan aset merupakan kecurangan yang melibatkan pencurian atau


aset milik suatu entitas dan umumnya melibatkan pegawai dan pihak internal
lain dalam organisasi. Dalam banyak kasus, namun tidak semuanya, jumlah
nominal yang terlibat tidak material terhadap laporan keuangan. Namun
demikian, pencurian aset perusahaan sering kali menjadi perhatian penting
manajemen, tanpa melihat tingkat materalitasnya. Penyalahgunaan aset
mengacu pada penipuan yang melibatkan pencurian aset suatu organisasi.

Contoh :

 Pengutilan yang dilakukan oleh pegawai.


 Penipuan yang dilakukan oleh pemasok
 Kegagalan petugas penjualan untuk mencatat penjualan dan akibat
mengantongi penerimaan kas terkait
 Penerbitan pembayaran oleh panitera hutang kepada perusahaan yang
fiktif dan kendali di tangan panitera.

11-3 (Tujuan 11-2) Apakah tiga kondisi kecurangan yang sering disebut dengan
"segitiga kecurangan"?
Jawab :

Terdapat tiga kondisi yang menyebabkan terjadinya kecurangan dalam


laporan keuangan dan penyalahgunaan aset sebagaimana dijelaskan dalam
PSA 70 (SA 316) yang dinamakan dengan segitiga kecurangan (fraud
triangle):

 Insentif/tekanan : Manajemen atau pegawai lain merasakan insentif


atau tekanan untuk melakukan kecurangan.

 Kesempatan : Situasi yang membuka kesempatan bagi manajemen


atau pegawai untuk melakukan kecurangan.

 Sikap/Rasionalisasi : Ada sikap, karakter, atau serangkaian nilai-nilai


etis yang membolehkan manajemen atau pegawai untuk melakukan
tindakan yang tidak jujur, atau mereka berada dalam lingkungan yang
cukup menekan yang membuat mereka merasionalisasi tindakan yang
tidak jujur.

11-4 (Tujuan 11-2) Berikan contoh faktor risiko untuk kecurangan pelaporan
keuangan untuk masing-masing dari tiga kondisi kecurangan. Yaitu
insentif/tekanan, kesempatan, dan sikap/rasionalisasi.

Jawab :

Contoh faktor risiko untuk kecurangan pelaporan keuangan untuk masing-


masing dari tiga kondisi kecurangan :

 Insentif/Tekanan :
1. Stabilitas atau profitabilitas keuangan terancam oleh kondisi
ekonomi industri atau operasional entitas.
2. Tekanan yang berlebihan pada manajemen untuk memenuhi
persyaratan pelunasan utang atau persetujuan pinjaman
lainnya.
3. Kekayaan pribadi manajemen atau dewan direksi secara
signifikan terancam oleh kinerja entitas.
4. Sebuah organisasi berada di bawah tekanan untuk memenuhi
perjanjian hutang atau mengumpulkan dana tambahan.

 Kesempatan :
1. Estimasi akuntansi yang signifikan yang melibatkan penilaian
subjektif atau ketidakpastian yang sangat sulit diversifikasi.
2. Dewan direksi atau komite audit yang tidak efektif dalam
mengawasi pelaporan keuangan.
3. Perputaran staf tinggi atau staf akuntansi, audit internal atau
teknologi informasi tidak efektif.
4. Pengawasan yang buruk oleh dewan direksi atas proses
pelaporan keuangan menyebabkan manajemen menerapkan
kebijaksanaan atas proses pelaporan.

 Sikap/Rasionalisasi :
1. Komunikasi dan dukungan terhadap nilai-nilai entitas yang
tidak memadai atau tidak efektif.
2. Adanya sejarah pelanggaran terhadap peraturan bursa saham
atau peraturan hukum lainnya.
3. Praktik manajemen dalam melakukan proyeksi yang sangat
agresif atau tidak realistis untuk memenuhi perkiraan dari
analisis pasar, kreditor dan pihak ketiga lainnya.
4. Agresi yang berlebihan dari manajemen mengarah pada
penerbitan perkiraan laba yang agresif oleh perusahaan atau
dapat menyebabkan akuisisi luas melalui saham perusahaan.

11-5 (Tujuan 11-2) Berikan contoh faktor risiko untuk penyalahgunaan aset bagi
masing-masing dari tiga kondisi kecurangan. Yaitu insentif/tekanan, kesempatan,
dan sikap/rasionalisasi.

Jawab :

Contoh faktor risiko untuk penyalahgunaan aset untuk masing-masing dari


tiga kondisi kecurangan :

 Insentif/Tekanan :
 Tekanan dari utang pribadi yang sangat besar pada mereka
yang memiliki akses terhadap kas atau aset lain yang dicurigai
telah dicuri.
 Hubungan yang tidak baik antara manajemen dengan para
pegawai yang memiliki akses terhadap aset yang dicurigai
dicuri yang memotivasi pegawai untuk penyalahgunaan aset.
Contohnya yaitu penghentian pegawai yang diperkirakan dan
promosi, kompensasi, dan imbalan yang tidak sesuai dengan
harapan.
 Jika seseorang tidak dapat memenuhi kewajiban keuangan
pribadinya.

 Kesempatan :
 Adanya jumlah besar kas ditangan atau persediaan yang kecil,
bernilai tinggi, atau paling diminati pelanggan.
 Pengendalian yang tidak memadai terhadap aset karena
kurangnya pemisahan tugas atau pemeriksaan yang memadai,
pemilihan pelamar dalam posisi pegawai yang memiliki akses
terhadap aset perusahaan, dan kewajiban saat libur bagi
pegawai yang memiliki akses terhadap aset perusahaan.
 Jika tidak ada pemisahan tugas yang memadai yang membantu
seseorang untuk mengurus penerimaan berbasis kas dan
catatan akuntansi.

 Sikap/Rasionalisasi :
 Mengabaikan kebutuhan akan pengawasan atau mengurangi
risiko penyalahgunaan aset.
 Mengabaikan pengendalian internal dengan mengabaikan
pengendalian yang sudah ada atau tidak memperbaiki
kekurangan pengendalian yang telah terdeteksi/
teridentifikasikan.
 Pengabaian oleh manajemen pemisahan tugas yang dapat
menyebabkan pencurian penerimaan berbasis kas.

11-6 (Tujuan 11-3) Sumber-sumber apa yang digunakan oleh auditor untuk
mengumpulkan informasi untuk menilai risiko kecurangan?

Jawab :

Berikut adalah sumber-sumber yang digunakan oleh auditor untuk


mengumpulkan informasi untuk penilaian risiko terkait kecurangan:

 Informasi yang dikumpulkan melalui komunikasi antara anggota tim


audit yang terkait dengan perusahaan dan industri tempatnya
beroperasi. Juga menilai bagaimana perusahaan rentan terhadap salah
saji yang signifikan karena penipuan.
 Faktor risiko tertentu yang terkait dengan penyalahgunaan aset dan
pelaporan keuangan yang mengandung kecurangan.
 Hasil berdasarkan prosedur analitis yang dikumpulkan selama fase
perencanaan yang menunjukkan hubungan berorientasi analitik yang
diharapkan.
 Pengetahuan yang diperoleh dengan bantuan prosedur lain seperti
penerimaan klien, pertimbangan risiko terkait pengendalian, dan
tinjauan sementara atas laporan keuangan.
 Tanggapan yang diterima dari manajemen tentang perspektif mereka
tentang risiko terkait penipuan dan pengendalian yang ada untuk
mengatasi risiko tersebut.

Penjelasan lebih lanjut mengenai lima sumber informasi yang digunakan dalam
menilai risiko kecurangan, yaitu:

1. Komunikasi antara Tim Audit

Standar auditing mengharuskan tim audit untuk melaksanakan diskusi untuk


berbagi wawasan diantara anggota tim audit yang lebih berpengalaman dan
juga untuk “curah pendapat”.

2. Tanya Jawab atau Wawancara dengan Manajemen

Standar auditing mengharuskan seorang auditor untuk mengajukan pertanyaan


spesifik tentang kecurangan dalam setiap audit. Tanya jawab dengan
manajemen dan juga pihak lainnya dalm perusahaan membuka sebuah
kesempatan bagi para karyawan untuk memberitahu informasi –informasi yang
kemungkinan tidak dapat disampaikan dengan pihak lain

3. Faktor-faktor Risiko

Standar auditing mengharukan auditor untuk mengevaluasi apakah faktor-


faktor risiko kecurangan mengindikasikan adanya sebuah insentif ataupun
tekanan untuk melakukan tindakan kecurangan, kesempatan untuk melakukan
tindakan kecurangan, ataupun sikap/rasionalisasi yang digunakan untuk
membenarkan atau merasionalisasi tindakan kecurangan.

4. Prosedur Analitis

Seorang auditor haruslah melaksanakan prosedur analitis disepanjang fase


perencanaan dan juga penyelesaian audit guna membantu mengidentifikasikan
transaksi atau kejadian yang tidak biasa yang dapat mengidentifikasikan
adanya suatu salah saji yang cukup material dalam laporan keuangan.

5. Informasi Lainnya

Auditor harus mempertimbangkan semua informasi yang sudah diperoleh


dalam setiap tahap atau bagian audit ketika menilai risiko kecurangan .
kebanyakan prosedur penilaian risiko yang dilakukan auditor untuk menilai
risiko salah saji yang material selama tahap perencanaan dapat
mengidentifikasikan risiko kecurangan yang lebih tinggi.

11-7 (Tujuan 11-3) Apa yang sebaiknya dipertimbangkan tim audit dalam diskusi
perencanaannya tentang risiko kecurangan?

Jawab :

Yang harus dipertimbangkan oleh tim audit dalam merencanakan diskusi


tentang risiko kecurangan . Sesuai SAS 99, tim audit harus mempertimbangkan
hal-hal berikut dalam pembahasan perencanaan terkait risiko kecurangan:

1. Bagaimana dan kapan mereka yakin bahwa laporan keuangan entitas tidak
dicurigai terdapat salah saji yang disebabkan oleh kecurangan. Hal ini juga
termasuk pertimbangan atas faktor internal dan eksternal yang diketahhui
mempengaruhi entitas yang mungkin akan

 Menciptakan insentif atau tekanan bagi manajemen untuk melakukan


kecurangan.
 Memberikan kesempatan untuk dilakukannya tindak kecurangan.
 Mengindikasikan budaya atau lingkungan yang membuat manajemen
membenarkan tindakan-tindakan kecurangan.

2. Bagaimana manajemen dapat melakukan dan menutupi kecurangan dalam


laporan keuangan.

3 Bagaimana setiap orang dapat menyalahsajikan asset entitas tersebut.

4. Bagaimana auditor dapat menghadapi kemungkinan adanya salah saji dalam


laporan keuangan yang disebabkan oleh kecurangan.

11-8 (Tujuan 11-3) Para auditor diminta untuk membuat pertanyaan untuk
individu-individu di dalam perusahaan ketika mengumpulkan informasi untuk
menilai risiko audit. Sebutkan dengan siapa auditor harus menyampaikan
pertanyaan?
Jawab :

Auditor harus membuat tanya jawab spesifik seputar kecurangan dalam setiap
pengauditan, yaitu:

1.Tanya Jawab dengan Manajemen.

Tanya jawab auditor terhadap manajemen harus menanyakan apakah


manajemen mengetahui setiap kecurangan atau kecurigaan terhadap terjadinya
kecurangan di dalam perusahaan.

2. Tanya Jawab dengan Komite Audit.

Auditor diharuskan untuk melakukan tanya jawab dengan komite audit atau
pihak lain yang bertanggungjawab terhadap tata kelola perusahaan mengenai
pandangan mereka terhadap risiko kecurangan dan apakah mereka mengetahui
setiap kecurangan atau kecurigaan telah terjadinya kecurangan.

3. Tanya Jawab dengan Pihak Lainnya.

Auditor diharuskan untuk melakukan tanya jawab dengan pihak lainnya di


dalam entitas yang bertugas diluar jalur tanggungjawab pelaporan keuangan

Auditor harus melakukan penyelidikan dari manajemen apakah mereka


memiliki pengetahuan tentang kecurangan dalam suatu organisasi. Sesuai SAS
99, auditor juga perlu meminta keterangan dari komite audit tentang perspektif
mereka tentang risiko terkait kecurangan dan apakah komite audit memiliki
gagasan tentang kemungkinan kecurangan.

Jika suatu organisasi memiliki fungsi audit internal, maka auditor harus
menanyakan perspektif mereka tentang risiko terkait kecurangan. Juga, tentang
prosedur yang dilakukan oleh tim audit internal untuk mengidentifikasi atau
menyelesaikan kecurangan tersebut. Sesuai SAS 99, auditor juga diharuskan
untuk melakukan penyelidikan dari individu dalam organisasi yang tanggung
jawabnya berada di luar proses pelaporan keuangan.

11-9 (Tujuan 11-3) Dua komponen skeptisisme profesional adalah pikiran yang
selalu bertanya dan penilaian kritis terhadap bukti audit. Bagaimana komponen ini
membantu auditor membedakan salah saji yang tidak disengaja dari salah saji
yang disengaja (curang)?
Jawab :

 Dengan memiliki pikiran yang bertanya-tanya, auditor memastikan


bahwa setiap kemungkinan risiko terkait kecurangan diidentifikasi
selama proses audit. Pikiran yang mempertanyakan membantu karena
ada kemungkinan bahwa bahkan orang yang paling jujur pun dapat
melakukan penipuan karena insentif.
 Evaluasi kritis atas bukti audit membantu auditor untuk melakukan
penyelidikan atas kemungkinan bahwa salah saji itu disengaja atau
merupakan kecurangan.

11-10 (Tujuan 11-4) Jelaskan tujuan kode etik perusahaan dan sebutkan tiga
contoh dari hal-hal yang dikaitkan dalam kode etik

Jawab :

Kode etik perusahaan membentuk nada di puncak manajemen organisasi


tentang pentingnya kejujuran dan integritas. Ini juga memberikan panduan
terkait dengan perilaku yang diizinkan serta yang dibatasi.

Tujuan dari kode etik perusahaan yaitu memberikan standar umum atas
perilaku yang ideal dan ketetapan peraturan yang spesifik yang mengatur
perilaku agar profesionalisme memberikan jasa sebaik-baiknya kepada
pemakai jasa.

Berikut adalah tiga contoh item yang dibahas dalam kode etik yang umum:

 Larangan benturan kepentingan


 Pembatasan hubungan dengan klien serta pemasok
 Harapan tentang perilaku karyawan umum
 Para karyawan tidak boleh menerima hadiah atau fasilitas pribadi
yang dapat mempengaruhi dampak pada keputusan bisnis
 Para pegawai tidak boleh menerima pembayaran atau kompensasi
dalam bentuk apapun
 Para pegawai harus bisa menjaga privasi dan kerahasiaan pelanggan
11-11 (Tujuan 11-4) Bahaslah pentingnya lingkungan pengendalian, atau
“memberikan teladan dari pimpinan” dalam membangun budaya kejujuran dan
integritas dalam sebuah perusahaan

Jawab :

Dewan direksi serta Manajemen bertanggung jawab untuk membentuk


nada di puncak organisasi untuk perilaku etis dalam organisasi. Manajemen
harus bertindak dengan kejujuran dan integritas. Ini membantu dalam
memperkuat pentingnya nilai bagi karyawan melalui perusahaan.

Manajemen dan dewan direksi bertanggung jawab untuk memberikan


teladan dalam perilaku yang beretika dalam perusahaan. Kejujuran dan
integritas dari manajemen mendorong kejujuran dan integritas pada seluruh
pegawai dalam organisasi tersebut. Melalui tindakan dan komunikasinya,
manajemen dapat menunjukkan bahwa perilaku tidak jujur dan tidak etis
tidak dapat diterima, meskipun menguntungkan bagi perusahaan

Teladan dari pimpinan berdasarkan kejujuran dan integritas memberikan


dasar dapat dikembangkannya kode etik yang lebih terperinci untuk
memberikan panduan khusus mengenai perilaku yang diperbolehkan dan
yang dilarang.

11-12 (Tujuan 11-4) Bedakan tanggung jawab manajemen dari tanggung jawab
komite audit untuk mendesain dan mengimplementasikan program anti
kecurangan dan pengendalian di dalam sebuah perusahaan

Jawab:

Manajemen memiliki tanggung jawab utama untuk merancang serta


melaksanakan program dan pengendalian antifraud untuk mencegah serta
mendeteksi fraud. Di sisi lain, komite audit memiliki tanggung jawab utama
untuk mengawasi pelaporan keuangan perusahaan dan proses yang terkait
dengan pengendalian internal. Selain itu, komite audit bertanggung jawab
untuk mengawasi proses penilaian yang dirancang oleh manajemen.

1. Tanggung jawab manajemen

Manajemen bertanggung jawab untuk mengidentifikasi dan mengukur risiko


kecurangan, menjalankan langkah-langkah untuk menangani risiko-risiko
yang teridentifikasi, dan mengawasi pengendalian internal yang dapat
dicegah dan mendeteksi kecurangan.
 Mengidentifikasi dan mengukur risiko kecurangan

Pengawasan yang efektif atas kecurangan dimulai dengan kesadaran 
manajemen bahwakecurangan mungkin terjadi, dan hampir semua
pegawai mampu melakukan perbuatan tidak  jujur bila situasinya
memungkinkan. kesadaran ini meningkatkan kemungkinan bahwa
program-program dan pengendalian – pengendalian untuk
mencegah, mengantisipasi, dan mendeteksi kecurangan telah
diterapkan.

 Menangani risiko kecurangan.

Manajemen bertanggung jawab dalam merancang dan menerapkan


program-program dan pengendalian-pengendalian untuk
mengurangi  risiko  kecurangan ,  dan hal tersebut  dapat  mengubah
aktivitas  dan  proses  bisnis  yang  rentan  terhadap terjadinya
kecurangan, untuk mengurangi insentif dan kesempatan terjadinya
kecurangan.

 Pengawasan dalam program-program dan pengendalian-


pengendalian pencegahan kecurangan.

Pengendalian internal memainkan peran kunci dalam pengawasan


aktivitas-aktivitas untuk menjamin bahwa program-program dan
pengendalian-pengendalian anti kecurangan berjalan efektif.
Aktivitas pengendalian internal dapat mencegah maupun mendeteksi
kecurangan.

2. Pengawasan dari komite audit

Komite audit memiliki tanggung jawab utama mengawasi proses
penyusunan laporan keuangan dan pengendalian internal organisasi.
Dalam menjalankan tanggung jawabnya, komite audit mempertimangkan
kemungkinan manajemen mengabaikan pengendalian internal dan
mengawasi  proses  pengukuran risiko kecurangan, dan program
serta pengendalian anti kecurangan. komite audit juga membantu dalam
menciptakan suatu “contoh teladan” yang efektif mengenai pentingnya
kejujuran dan perilaku beretika dengan tidak memberikan toleransi sama
sekali terhadap setiap tindakan kecurangan.

Pengawasan yang dilakukan oleh komite audit juga bertindak sebagai


pencegah kecurangan oleh manajemen  senior.
11-13 (Tujuan 11-5) Apakah tiga kategori respons auditor terhadap risiko
kecurangan?

Jawab :

Respons auditor terhadap risiko kecurangan meliputi hal-hal berikut :

1. Mengubah keseluruhan pelaksanaan audit.

Jika risiko salah saji yang disebabkan oleh kecurangan meningkat, lebih
banyak personel yang berpengalaman ditugaskan dalam pengauditan. Dalam
beberapa kasus, seorang ahli di bidang kecurangan dapat ditugaskan ke dalam
tim audit.

2. Merancang dan melakukan prosedur audit untuk menghadapi risiko


kecurangan tersebut.

Prosedur audit yang tepat digunakan untuk mengatasi risiko audit spesifik
bergantung pada akun yang sedang diaudit dan jenis risiko kecurangan yang
teridentifikasi.

3.Merancang dan melakukan prosedur-prosedur untuk mengatasi


dominasi manajemen terhadap pengendalian.

Risiko dominasi manajemen terhadap pengendalian muncul pada hampir


semua pengauditan, karena manajemen merupakan suatu posisi yang unik
untuk melakukan kecurangan dengan mengabaikan pengendalian yang
seharusnya berjalan efektif.

11-14 (Tujuan 11-5) Apakah tiga tindakan auditor yang diminta untuk menyikapi
potensi dominasi manajemen terhadap pengendalian?

Jawab :

Tiga tindakan auditor yang harus dijalankan untuk menyikapi potensi dominasi
manajemen terhadap pengendalian yaitu :

 Memeriksa ayat-ayat jurnal dan penyesuaian-penyesuaian lainnya


sebagai bukti adanya kemungkinan salah saji yang disebabkan oleh
kecurangan.
 Menelaah estimasi akuntansi untuk setiap hal yang tidak wajar.
 Mengevaluasi rasionalitas bisnis untuk transaksi-transaksi yang tidak
biasa
 Pemeriksaan entri jurnal dan penyesuaian terkait lainnya untuk bukti
kesalahan penyajian yang diharapkan karena kecurangan.
 Review estimasi akuntansi untuk menjaga bias.
 Evaluasi logika bisnis untuk transaksi material yang tidak biasa.

11-15 (Tujuan 11-6) Jelaskan tiga teknik utama yang digunakan untuk
memanipulasi pendapatan?

Jawab :

Tiga jenis manipulasi pendapatan :

1. Pendapatan Fiktif

Para pelaku kecurangan sering kali melakukannya dalam jangka waktu yang
lama untuk mendukung pendapatan fiktif dan melibatkan para pegawai
perusahaan.

2. Pengakuan pendapatan yang prematur

Pengakuan pendapatan yang prematur, pengakuan pendapatan sebelum


ketentuan dalam prinsip akuntansi berlaku secara umum untuk mencatat
pendapatan telah terpenuhi, harus dibedakan dari kesalahan karena masala
pisah batas, di mana transaksi-transaksi tersebut tanpa disengaja dicatat
dalam periode yang salah.

3. Manipulasi penyesuaian-penyesuaian pendapatan

Penyesuaian terhadap penjualan yang paling umum melibatkan retur


penjualan dan pengurangan harga. Sebuah perusahaan dapat
menyembunyikan retur penjualan dari auditornya untuk melebihsajikan
penjualan bersih dan laba.

11-16 (Tujuan 11-6) Anda menuju layanan drive through dari sebuah restoran
cepat saji dan ada tulisan, “makanan anda gratis jika kami tidak memberikan tanda
terima”. Kenapa restoran memasang tulisan ini?

Jawab :

Penjualan sering kali dilakukan secara tunai atau sangat cepat dikonversi
ke dalam kas, kas juga sangat rentan terhadap pencurian. Tidak dicatatnya
sebuah penjualan salah satu kecurangan yang sangat sulit untuk dideteksi yaitu
suatu penjualan tidak dicatat dan kas dari penjualan tersebut dicuri.
Penyalagunaan bukti penerimaan kas yang melibatkan pendapatan, kecurangan
semacam ini menyebabkan kerugian langsung terhadap aset-aset organisasi.
Dalam kasus tersebut, bukti dokumen lainnya diperlukan untuk memverifikasi
bahwa semua penjualan telah dicatat.
Perlakuan uang tunai oleh para profesional yang mengoperasikan mesin
kasir secara khusus rentan terhadap pencurian. Pemberitahuan melalui jendela
drive-through sebuah restoran “Makanan Anda gratis jika kami gagal
memberikan tanda terima” dirancang sedemikian rupa sehingga dapat
dipastikan bahwa setiap konsumen diberikan tanda terima dan semua penjualan
dicatat dalam daftar yang membantu dalam menetapkan akuntabilitas untuk
penjualan.

11-17 (Tujuan 11-7) Sebutkan tiga kategori pertanyaan dan jelaskan tujuan dari
masing-masing ketiga kategori digunakan auditor untuk mendapatkan informasi
tentang dugaan kecurangan.

Jawab :

 Tanya jawab informal untuk mendapatkan informasi mengenai fakta-


fakta dan rincian yang tidak didapatkan auditor.
 Tanya jawab evaluasi untuk mengevaluasi apakah informasi yang telah
didapatkan sudah tepat, akurat atau benar.
 Tanya jawab interogatif untuk menentukan apakah individu tidak jujur
atau dengan sengaja menghapus fakta-fakta pengetahuan kunci, kejadian
atau kondisi yang penting, khususnya ketika auditor mencurigai orang
yang diwawancarai tidak jujur atau menutup-nutupi informasi yang
sebenarnya.

11-18 (Tujuan 11-7) Jelaskan tiga petunjuk verbal dan tiga petunjuk nonverbal
yang bisa diamati ketika membuat pertanyaan terhadap seseorang yang tidak jujur.

Jawab :

Berikut ini adalah tiga contoh isyarat verbal yang dapat diamati saat bertanya
kepada seseorang yang tidak jujur:

1. Penggunaan istilah seperti "baik" atau "mengatakan yang sebenarnya" yang


juga dikenal sebagai istilah pengisi.

2. Pertanyaan yang disusun ulang secara teratur.

3. Pelupa

Berikut ini adalah tiga contoh isyarat non-verbal yang dapat diamati saat
bertanya kepada seseorang yang tidak jujur:

1. Pemblokiran mulut yang menciptakan semacam penghalang fisik.


2. Menjaga jarak dari auditor.

3. Tanda-tanda stres seperti berkeringat

Petunjuk Verbal

Respon Verbal Implikasinya

Auditor harus mencoba lebih lanjut


Penggunaan kata-kata seperti untuk menentukan apakah
“umumnya”, “biasanya”, “sering penggunaan kata-kata tersebut
kali”, dan “normalnya”, dll secara mengindikasikan adanya
berlebihan. pengecualian terhadap proses atau
situasi yang sedang diuji.

Auditor harus waspadai kata-kata


yang tidak penting tersebut, karena
Penggunaan kata-kata yang tidak
biasanya hal itu menandai bahwa
penting seperti, “hm”, “baiklah”,
orang yang diwawancarai tidak
“sebenarnya”, dll yang berlebihan.
yakin atau tidak bisa menjawab
pertanyaan yang diberikan.

Ketika hal itu terus menerus terjadi,


Kelupaan dan kegugupan, seperti
auditor harus memperhatikan
“Saya sedikit gugup” atau “Saya
kemungkinan adannya
tidak ingat”.
ketidakjujuran.

Petunjuk Non-verbal

Respon Non-verbal Implikasinya

Halangan Fisik – orang yang Ketika orang yang diwawancarai


diwawancarai mungkin akan: merasa tak nyaman dengan
 Melindungi mulut mereka sebuah pertanyaan yang spesifik,
dengan tangan, pulpen, ia mungkin akan melakukan
pensil, kertas, dll. penghalangan nonverbal untuk
 Menyilangkan lengan atau berusaha membuat auditor tetap
kaki mereka. dalam jarak yang nyaman.
 Membuat bunyi-bunyi yang
mengganggu, seperti
menekuk jari atau
mengetukkan jari ke meja.
 Berpaling dari auditor,
biasanya melihat ke arah
pintu atau jendela, dalam
upaya menciptakan jarak.
Tanda-tanda dalam Tekanan – orang Pada kebanyakan orang,
yang diwawancarai dalam tekanan berbohong akan menimbulkan
akan: tekanan dan ketegangan yang
 Menunjukkan tanda-tanda bisa termanifestasikan dalam
mengalami mulut yang bahasa tubuh.
kering.
 Menjilat bibir, menelan, atau
berdeham berulang kali.
 Gelisah, mengetukkan kaki,
atau menggoyangkan kaki.
 Berkeringat atau wajah
memerah.
Menghindari kontak mata.

11-19 (Tujuan 11-7) Anda telah mengidentifikasi dugaan kecurangan yang


melibatkan kontroler perusahaan. Apa yang harus anda lakukan untuk menyikapi
temuan ini? Bagaimana temuan ini memengaruhi laporan anda terhadap
pengendalian internal ketika mengaudit perusahaan publik?
Jawab:

1. Mendiskusikan temuan tersebut dengan manajemen dan meminta pandangan


manajemen tentang potensi kecurangan dan adanya rancangan pengendalian
untuk mencegah dan mendeteksi kesalahan penyajian material.

2. Auditor harus mempertimbangkan apakah program anti kecurangan dan


pengendalian tersebut memitigasi risiko kesalahan penyajian material yang
diakibatkan kecurangan yang teridentifikasi atau apakah pengendalian tidak
dapat mengurangi meningkatnya risiko kecurangan. Respons auditor terhadap
risiko kecurangan meliputi hal-hal berikut:

 Menentukan respon keseluruhan


 Merancang dan melaksanakan prosedur audit yang responsive terhadap
penilaian risiko kesalahan penyajian material yang diakibatkan oleh
kecurangan.
 Merancang dan melaksanakan prosedur audit yang responsive terhadap
risiko yang terkait dengan pengabaian pengendalian oleh manajemen.

Jika auditor mengidentifikasi adanya kesalahan penyajian baik material


atau tidak, dan auditor memiliki alasan untuk mempercayai bahwa itu mungkin
merupakan atau akibat dari kecurangan dan bahwa manajemen terlibat
didalamnya, maka auditor harus mengevaluasi ulang penilaian risiko kesalahan
penyajian material yang diakibatkan oleh kecurangan dan dampaknya terhadap
sifat, saat, dan luas prosedur audit untuk merespons risiko yang telah
ditentukan. Auditor juga harus mempertimbangkan apakah keadaan atau
kondisi mengindikasikan adanya kemungkinan kolusi yang melibatkan
karyawan, manajemen, atau pihak ketiga ketika mempertimbangkan kembali
keandalan bukti audit.

Jika auditor memiliki keraguan tentang adanya kecurangan maka sesuai


SAS 99 auditor perlu mengumpulkan bukti tambahan untuk menentukan
apakah kecurangan signifikan telah terjadi. Selain itu, sesuai SAS 99, auditor
juga diharuskan untuk mempertimbangkan konsekuensi dari dimensi lain dari
audit. Ketika auditor menyimpulkan bahwa kecurangan mungkin terjadi maka
sesuai SAS 99 auditor diharuskan untuk berdiskusi dengan tingkat manajemen
yang relevan, komite audit dan manajemen senior. Bagi auditor perusahaan
publik, setiap temuan kecurangan terlepas dari besarannya oleh manajemen
senior dianggap sebagai kekurangan material dan dapat dipandang sebagai
kelemahan yang signifikan dalam sistem pengendalian internal untuk pelaporan
keuangan. Dalam hal auditor perusahaan publik menganggap bahwa
kecurangan merupakan kelemahan yang signifikan maka laporan auditor harus
menyertakan opini yang merugikan.

Anda mungkin juga menyukai