Anda di halaman 1dari 18

MATERIALITAS DAN RISIKO

AUDIT SEKTOR PRIVAT


KELAS : 5 APA
NAMA : Talitha RF
NIM : 061840511458
NO ABSEN : 19

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


2020

Pertanyaan Tinjauan

9-1 Bab 8 telah membahas kedelapan bagian tahap perencanaan audit. Bagian
mana yang mengevaluasi materialitas dan risiko ?

Jawab:
Bagian perencanaannya adalah: menerima klien dan menerima klien dan
melakukan perencanaan melakukan perencanaan awal, memahami bisnis dan
industri klien, menilai risiko awal, memahami bisnis dan industri klien,
menilai risiko bisnis klien ,melakukan prosedur analisis pendahuluan,
mengatur materialitas dan menilai menilai risiko audit yang dapat diterima
dan risiko inheren, memahami pengendalia inheren, memahami pengendalian
internal dan menilai risinternal dan menilai risiko pengendalian, ,
mengumpulkan informasi untuk menilai risiko kecurangan, dan
mengembangkan keseluruhan strategi audit dan program audit. Evaluasi
materialitas ada di bagian kelima perencanaan. Penilaian risiko ada pada
bagian tiga (risiko bisnis klien), bagian lima (risiko audit yang dapat diterima
dan risiko inheren), , bagian enam (risiko pengendalian), bagian tujuh (risiko
penipuan). Ada Konsep materialitas ini biasanya diterapkan oleh auditor pada
tahap perencanaan dan pelaksanaan audit, serta saat mengevaluasi dampak
kesalahan penyajian yang tidak di koreksi, jika ada terhadap laporan
keuangan dan pada saat merumuskan opini dalam laporan auditor.

Dengan cara :

1. Menetapkan materialitas dan menilai risiko audit yang dapat


diterima serta risiko inheren.
2. Memahami pengendalian internal dan menilai risiko pengendalian.
3. Mengumpulkan informasi untuk menilai risiko kecurangan

Audit merupakan suatu proses yang sistematis untuk memperoleh dan


mengevaluasi bukti secaraobjektif mengenai pernyataan tentang kegiatan
dan kejadian ekonomi dengan tujuan untuk menetapkan tingkat keseuaian
antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan
serta menyampaikan hasilnya kepada pemakai kepentingan yang berlaku.
Audit harusdi rencanakan untuk memperoleh bahan bukti kompeten yang
cukup dalam situasi saat itu,membantu menekan biaya audit, dan
menghindari salah pengertian dengan klien. Perencanaan audit memiliki
beberapa langkah penting, yakni memperoleh pemahaman tentang bisnis
danindustri klien, melaksanakan prosedur analitis, membuat pertimbangan
awal tentang tingkat materialistas, mempertimbangkan resiko audit,
mengembangkan strategi audit awal untuk asersisignifikan, dan memperoleh
pemahaman tentang pengendalian internal. Risiko audit merupakan risiko
yang melekat pada kegiatan audit yang merupakan ketidakpastian yang di
alami oleh auditor berupa inherent risk, control risk dan detected risk.
Perencanaan audit dan penilaian atas resiko merupakan hal yang sangat
penting dalam proses audit untuk menunjang kesuksesan audit untuk
mengurangi risiko dan mencapai efektivitas dan efisiensi kegiatan audit
9-2 Defeniskan arti istilah materialitas sebagaimana yang digunakan dalam
akuntansi dan auditing. Apa hubungan antara materialitas dan frasa
memperoleh kepastian yang layak yang digunakan dalam laporan auditor ?

Jawab :

Materialitas adalah pertimbangan utama dalam menetukan ketepatan laporan


audityang harus dikeluarkan. Materialitas adalah  dasar penerapan auditing ,
terutama standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan . Materialitas dan
risiko merupakan konsep-konsep fuNdamental yang sifatnya penting dalam
perencanaan audit dan dalam perancangan atas pendekatan audit yang akan
dipergunakan. Paragraf pendapat dalam laporan auditor mengandung dua
pertanyaaan penting yang secara langsung berhubungan dengan materialitas
dan risiko, seperti paragraf berikut ini :

Kami melaksanakan audit berdasarkan standar profesional akuntan publik.


Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan audit
agar kami memperoleh keyakinan yang memadai bahwa laporan keuangan
bebas dari salah saji material. Frase memperoleh keyakinan yang
memadai dimaksudkan untuk memberi informasi kepada para pengguna
laporan bahwa auditor tidak dapat memberikan garansi atau memastikan
kewajaran dari penyajian laporan keuangan. Hubungannya adalah
dimaksudkan untuk memberitahu para pemakai bahwa auditor tidak
menjamin atau memastikan kewajaran penyajian laporan keuangan. Nemun
tetap ada resiko bahwa laporan keuangan tidak disajikan secara
wajar,meskipun pendapat auditor adalah wajar tanpa pengecualian.

Dalam melakukan audit, auditor juga tidak dapat memberikan jaminan bahwa
laporan keuangan adalah akurat. Auditor tidak memberikan jaminan karena
auditor tidak memeriksa setiap transaksi yang terjadi dalam tahun yang
diaudit dan tidak dapat mementukan apakah semua laporan yang disusun
telah dicatat, diringkas, digolongkan dan dikompilasi secara
semestinya. Oleh karena itu, auditor memberikan keyakinan berikut ini:

1. Keyakinan diberikan oleh auditor terkait jumlah-jumlah yang disajikan


dalam laporan keuangan beserta dengan penyajian dan pengungkapan
telah dicatat, diringkas, digolongkan dan di kompilasi.
2. Auditor memberikan keyakinan terhadap proses auditnya dengna
mengumpulkan bukti audit yang kompeten yang cukup sebagai dasar yang
memadai untuk memberikan suatu pendapat atas laporan keuangan auditan.

3. Keyakinan yang diberikan oleh auditor dalam bentuk pendapat yang


dicantumkan dalam laporan auditan yang memberikan penjelasan
mengenai informasi yang dalam hal terdapat perkecualian bahwa laporan
keuangan secara keseluruhan telah disajikan secara wajar serta tidak terdapat
salah saji yang material karena kekeliruan dan kecurangan.

9-3 Jelaskan mengapa materialitas itu penting tetapi sulit menerapkannya dalam
praktik?

Jawab :

Materialitas merupakan bagian yang terpenting dalam  perencanaan audit dan


merancang suatu strategi audit. Definisi FASB menekankan pada pemakai yang
bijaksana yang mengandalkan laporan keuangan untuk membuat
keputusan, auditor harus memiliki pengetahuan mengenai siapa saja
pemakai laporan keuangan klien serta keputusan apayang akan dibuat.
Sehingga didalam praktik, para auditor mungkin tidak mengetahui siapa saja
pemakai laporan atau keputusan apa yang akan mereka ambil
berdasarkan laporan keuangan itu. Materialitas penting karena jika laporan
keuangan salah saji secara material, keputusan pengguna mungkin
terpengaruh, dan karenanya menyebabkan kerugian finansial bagi mereka.
. Sulit untuk diaplikasikan karena sering ada banyak pengguna laporan
keuangan. Oleh karena itu, auditor harus membuat penilaian terhadap
kemungkinan pengguna dan keputusan yang akan mereka buat.
Materialitas juga sulit diterapkan karena merupakan konsep relatif.
Standar auditing menawarkan sedikit panduan spesifik mengenai penerapan
materialitas. Auditor harus, oleh karena itu, melakukan penilaian profesional
yang cukup besar dalam penerapan materialitas

9-4 Apa yang dimaksud dengan menetapkan pertimbangan pendahuluan tentang


materialitas? Identifikasikan faktor-faktor terpenting yang mempengaruhi
pertimbangan pendahuluan.
Jawab :

Penilaian awal tentang materialitas adalah jumlah maksimum dimana


auditor yakin bahwa laporan keuangan dapat salah saji dan masih tidak
mempengaruhi keputusan pengguna yang wajar. Beberapa faktor
mempengaruhi penilaian awal tentang materialitas dan sebagai berikut:1.
Materialitas adalah relatif bukan konsep absolut. 2. Tolok ukur dibutuhkan
untuk mengevaluasi materialitas. 3. Faktor kualitatif mempengaruhi
keputusan materialitas. 4. Distribusi yang diharapkan dari laporan
keuangan akan mempengaruhi pertimbangan awal materialitas. Jika
laporan keuangan didistribusikan secara luas kepada pengguna,
pertimbangan awalmaterialitas mungkin akan lebih rendah daripada jika
laporan keuangan tidak diharapkan didistribusikan secara luas. 5. Tingkat
risiko audit yang dapat diterima juga akan mempengaruhi penilaian awal
materialitas. Berdasarkan Pertimbangan pedahuluan materialitas yaitu
menetapkan strategi audit secara keseluruhan auditor harus menentukan
materialitas untuk laporan keuangan secara keseluruhan.

Faktor-faktor utama yang mempengaruhi pertimbangan pendahuluan.

1. Konsep materialitas adalah relatif bukan absolut

Yaitu sejumlah kesalahan penyajian bisa material bagian sebuah perusahaan


kecil, tetapi jumlah sekian tidak material bagi perusahaan lain yang lebih
besar.

2. Diperlukan dasar tertentu untuk mengevaluasi materialitas, mengingat


bahwa materialitas bersifat relatif, maka diperlukan suatu dasar untuk
menetapkan apakah kesalahan penyajian di pandang material.

9-5 Apa yang dimaksud dengan menggunakan dasar-dasar untuk untuk


menetapkan pertimbangan pendahuluan tentang materialitas? Bagaimana
dasar-dasar itu berbeda untuk audit atas perusahaan manufaktur dan audit atas
unit pemerintah seperti sekolah negeri?

Jawab :
Karena materialitas relatif dan bukan mutlak, perlu ada tolok ukur untuk
menentukan apakah salah saji adalah material. Misalnya, dalam audit
perusahaan manufaktur, auditor dapat menggunakan sebagai tolok ukur:
laba bersih sebelum pajak, jumlah aset, aktiva lancar, dan modal kerja.
Untuk unit pemerintah, seperti distrik sekolah, tidak ada laba bersih
sebelum pajak, dan karena itu tidak menjadi patokan yang tersedia. Sebagai
gantinya, tolok ukur utama kemungkinan adalah saldo dana, total aset,dan
mungkin total pendapatan. Menggunakan dasar untuk menetapkan
pertimbangan pendahuluan tentang materialitas adalah karena materialitas
bersifat relatif, diperlukan dasar untuk untuk menentukan apakah salah saji itu
material. Dalam hal itu berbeda karena laba bersih sebelum pajak sering kali
menjadi dasar utama untuk menentukan beberapa jumlah yang material bagi
perusahaan yang berorientasi laba, karena jumlah ini dianggap sebagai item
informasi yang penting bagi para pemakai.

9-6 Asumsikan bahwa Rosanne Madden, CPA, menggunakan 5 persen laba bersih
sebelum pajak, aktiva lancar, atau kewajiban lancar sebagai pedoman
utamanya dalam mengevaluasi materialitas. Faktor-faktor kualitatif apa yang
juga dia harus pertimbangkan dalam menentukan apakah salah saji mungkin
material?

Jawab :

Faktor kualitatif berikut cenderung dipertimbangkan dalam mengevaluasi


materialitas:

1. Kesalahan penyajian yang menyangkut kecurangan (fraud) di pandang


lebih serius dari pada kekeliruan tidak di sengaja walaupun jumlah rupiahnya
sama.
2. Kesalahan jumlah rupiahnya kecil bisa menjadi material apabila terkait
dengan kewajiban kontraktual
3. Kesalahan penyajian yang kelihatanya tidak material , bisa menjadi
material apabila kesalahan penyajian tsb mempengaruh tren laba

9-7 Bedakan antara istilah salah saji materalitas kinerja dan pertimbangan
pendahuluan tentang materialitas. Bagaimana hubungan antara kedua istilah
itu?
Jawab :

Sebuah penilaian awal tentang materialitas ditetapkan untuk laporan


keuangan secara keseluruhan. Salah saji yang dapat merugikan adalah jumlah
kesalahan saji maksimum yang akan mempertimbangkan materi untuk saldo
akun individual. Besarnya toleransi untuk akun tertentu bergantung pada
penilaianawal tentang keterampilan. Biasanya, salah saji yang dapat diterima
untuk akun tertentu harus lebih rendah daripada penilaian awal tentang
materialitas. Dalam banyak kasus, ini akan menjadi lebih rendah karena
kemungkinan salah saji dalam akun berbeda, yang total, tidak dapat melebihi
pertimbangan awal tentang materialitas.

Materialitas kinerja adalah jumlah kesalahan saji maksimum yang akan


dianggap material untuk segmen individual audit, atau saldo akun. Jumlah
materialitas kinerja untuk segmen atau akun tertentu bergantung pada
penilaian awal tentang materialitas. Biasanya, materialitas kinerja untuk
segmen atau akun tertentu harus lebih rendah daripada penilaian awal tentang
materialitas. Dalam banyak kasus, akan jauh lebih rendah karena
kemungkinan salah saji dalam akun berbeda yang, secara total, tidak
dapat melebihipenilaian awal tentang materialitas

9-8 Asumsikan sebuah perusahaan memiliki akun-akun neraca berikut ini: Anda
hanya mengkhawatirkan lebih saji ekuitas pemilik. : Uang tunai $ 10.000 aset
tetap $ 60.000pinjaman jangka panjang $ 30.000 M. Johnson, pemilik $
40.000. Anda hanya memperhatikan overstatement ekuitas pemilik.
Tetapkan kinerja materialitas untuk tiga akun yang relevan sehingga
penilaian awal tentang materialitas tidak melebihi $ 5000. Jelaskan jawaban
anda?

Jawab :

Ada beberapa kemungkinan jawaban atas pertanyaan tersebut. Salah satu


contohnya adalah:

Cash $ 500 Berlebihan

Aset tetap $ 3.000 Berlebihan

Pinjaman jangka panjang $ 1.500 Meremehkan

Catatan: Kas dan aset tetap diuji untuk overstatement dan pinjaman jangka
panjang untuk meremehkan karena tujuan auditor dalam hal ini adalah untuk
menguji overstatement ekuitas pemilik. Paling sedikit jumlah materialitas
kinerja dialokasikan ke kas dan pinjaman jangka panjang karena relative
mudah untuk di audit. Sebagian besar alokasi total adalah untuk aset tetap
karena ada kemungkinan salah saji aset tetap dalam audit yang khas.

1. Untuk suatu piutang  usaha bersaldo  1 juta, auditor harus mengumpulkan


bukti  yang lebih banyak  apabila kesalahan penyajian sebesar $50.000 di
pandang material, dari pada apabilah kesalahan penyajian  sebesar  $300.000,
di pandang material.
2. Pengguna laporan keuangan mungkin mengharapkan adanya
pengungkapan tentang transaksi dengan pihak yang berelasi yang melibatkan
CEO.

9-9 Berikan dua contoh kapan auditor dapat menetapkan tingkat


materialitas tingkat yang lebih rendah untuk kelas transaksi, saldo akun,
atau pengungkapan tertentu.

Jawab :

Ketika mengalokasikan pertimbangan awal tentang materialitas untuk


laporan keuangan secarakeseluruhan ke segmen individual, auditor
mempertimbangkan efisiensi dan efektivitas audit. Auditordapat menetapkan
tingkat materialitas kinerja yang lebih rendah untuk saldo akun tertentu jika
mudahdi audit dan tidak ada dugaan salah (misalnya wesel bayar), atau jika
auditor mengharapkan salah saji jumlah yang lebih rendah dalam akun
tertentu atau transaksi dapat mempengaruhi investor (misalnya,pengungkapan
transaksi pihak terkait)

Proyeksi salah saji berdasarkan pengujian auditor atas sampel dari suatu
populasi. Sebagai contoh, asumsikan auditor menemukan enam salah saji
yang dilakukan oleh klien dalam sampel yang terdiri atas 200 barang ketika
menguji biaya persediaan. Auditor menggunakan salah saji tersebut untuk
mengestimasi total salah saji yang mungkin dalam persediaan. Total ini
disebut estimasi atau “proyeksi” atau “ekstrapolasi” karena hanyasampel
yang diaudit, bukan keseluruhan populasi. Estimasi salah saji yang
diproyeksikan untuk setiap akun digabungkan dalam kertas kerja, dan
kemudian gabungan salah saji yang mungkin ini dibandingkan dengan
materialitas. Hal ini berguna untuk mencatat semua salah saji yang
ditemukan.
9-10 Bagaimana pelaksanaan audit atas sebuah perusahaan berukuran
menengah dapat dipengaruhi oleh perusahaan yang merupakan bagian kecil
dari sebuah konglomerasi besar bila dibandingankan dengan jika perusahaan
itu merupakan entitas yang terpisah?

Jawab :

Jika audit dilakukan pada perusahaan menengah yang merupakan bagian


dari konglomerat, auditor harus membuat penilaian material berdasarkan
konglomerat. Materialitas mungkin lebih besar bagi perusahaan yang
merupakan bagian dari konglomerat karena walaupun laporan keuangan
perusahaan menengah mungkin salah sangka, laporan keuangan
konglomerat besar mungkin masih cukup dinyatakan. Namun, jika
auditor memberikan pendapat terpisah mengenai perusahaan berukuran
sedang, materialitasnya akan lebih rendah daripada audit konglomerat.
Beberapa faktor akan mempengaruhi pertimbangan pendahuluan auditor
tentang materialitas untuk seperangkat laporan keuangan tertentu. Faktor-
faktor yangterpenting adalah:

 Materialitas adalah konsep yang bersifat relatif ketimbang absolute.


Salah saji dalam jumlah tertentu mungkin saja material bagi
perusahaan kecil, tetapidapat saja tidak material bagi perusahaan
besar.
 Dasar yang diperlukan untuk mengevaluasi materialitas. Karena
materialitas bersifat relatif, diperlukan dasar untuk menentukan
apakah salah sajitersebut material. Laba bersih sebelum pajak
seringkali menjadi dasar utama untuk menentukan berapa jumlah yang
material bagi perusahaan yang berorientasi laba,karena jumlah ini
dianggap sebagai item informasi yang penting bagi para
pemakai.Beberapa perusahaan menggunakan dasar utama yang
berbeda karena laba bersih seringkali berfluktuasi cukup besar dari
satu tahun ke tahun lainnya, sehingga tidak memberikan dasar yang
stabil, atau bila entitas itu adalah organisasi nirlaba.
 Faktor- Faktor Kualitatif yang juga mempengaruhi materialitas.
Jenis salah saji tertentu mungkin lebih penting bagi para pemakai
dibandingkan salahsaji lainnya, sekalipun nilai dollarnya sama.

9-11 Asumsikan materialitas untuk laporan keuangan secara keseluruhan


adalah $ 100.000 dan materialitaskinerja untuk piutang dagang ditetapkan
sebesar $ 40.000. Jika auditor menemukan satu piutang yangdilebih-lebihkan
sebesar $ 55.000, apa yang harus dilakukan auditor?
Jawab :

Jika kinerja material untuk piutang adalah $ 40.000 dan auditor menemukan
saldo lebih besar dari saldopiutang sebesar $ 55.000, auditor akan
mendokumentasikan salah saji dan mengevaluasi hasil dari prosedur audit
yang tersisa dalam piutang. The $ 55.000 overstatement adalah contoh dari
salah saji yang diketahui. Auditor dapat meminta klien membuat penyesuaian
untuk memperbaiki terlalu banyak pernyataan atau membuat catatan
pelampiasan untuk ditindak lanjuti di kemudian hari dalam audit. Jika
pengujian piutang dilakukan dengan teknik pengambilan sampel, auditor
juga akan memproyeksikan total salah saji yang diketahui ke populasi
dan dapat melakukan tes tambahan bergantung pada hasilnya.

9-12 Defenisikan model risiko audit dan jelaskan setiap istilah dalam
model.juga uraikan dua faktor apa dalam model itu yang jika digabungkan
mencerminkan risiko salah saji yang material.

Jawab :

Model resiko audit adalah suatu model yang


menggambarkan  hubungan umum  berbagai kompenen risiko audit  dalam
istilah matematik untuk mencapai tingkat risiko deteksi yang dapat diterima .

Dua faktor :

1. Tingkat laporan keuangan secara keseluruhan


2. Tingkat asersi untuk golongan transaksi , saldo , akun,dan
pengungkapan

Model risiko audit adalah sebagai berikut:


PDR = AARRIR x CR
Dimana PDR = Terencana deteksi resiko
AAR = Risiko audit yang dapat diterima
IR = Resiko yang melekat
CR = Kontrol risiko

Risiko deteksi terencana

Ukuran risiko bahwa bukti audit untuk segmen akan gagal mendeteksi salah
saji yang dapat material, jika salah saji semacam itu ada. resiko bahwa bukti
audit untuk suatu segmen akan gagal mendeteksi salah saji yang melebihi
salah saji yang dapat ditoleransi.

Resiko deteksi yang direncanakan tergantung pada tiga faktor lain dalam
model resiko audit. Resiko ini akan berubah hanya jika auditor mengubah
salah satu dari faktor- faktor model resiko. Resiko deteksi yang direncanakan
menentukan jumlah bukti substantif yang direncanakan akan dikumpulkan
auditor, yang besarnya berlawanan dengan resiko deteksi yang direncanakan.
Jika resiko deteksi yang direncanakan dikurangi, auditor harus
mengumpulkan lebih banyak bukti untuk mencapai rencana pengurangan
resiko itu.

Risiko audit yang dapat diterima


Ukuran bagaimana auditor bersedia menerima bahwa laporan keuangan
dapat salah saji secara material setelah audit selesai dan opini wajar tanpa
pengecualian telah dikeluarkan.

Resiko audit yang dapat diterima (acceptable audit risk) adalah ukuran
kesediaan auditor untuk menerima bahwa laporan keuangan mungkin
mengandung salah saji yang material setelah audit selesai, dan pendapat wajar
tanpa pengecualian telah dikeluarkan. Apabila auditor memutuskan resiko
audit yang dapat diterima yang lebih rendah, auditor ingin lebih yakin bahwa
laporan keuangan tidak disalahsajikan secara material. Resiko nol berarti
yakin sekali, dan resiko sebesar 100 persen berarti sama sekali tidak yakin.
Keyakinan penuh (resiko nol) mengenai keakuratan laporan keuangan sacarar
ekonomi tidak praktis. Untuk klien dengan resiko audit yang dapat diterima
yang lebih rendah, auditor seringkali juga menugaskan staf yang lebih
berpengalaman atau mereview file audit dengan lebih cermat.

Risiko yang melekat


Suatu ukuran penilaian auditor atas kerentanan suatu pernyataan terhadap
salah saji material sebelum mempertimbangkan efektivitas pengendalian
internal.

Risiko pengendalian

Ukuran penilaian auditor terhadap risiko bahwa salah saji material dapat
terjadidalam sebuah pernyataan dan tidak dicegah atau dideteksi oleh
pengendalian internal klien. Standar auditing mencatat bahwa kombinasi
risiko inheren dan risiko pengendalian mencerminkan risiko salah saji
material. Resiko pengendalian (control risk) mengukur penilaian auditor
mengenai apakah salah saji yang melebihi jumlah yang dapat ditoleransi
dalam suatu segmen akan dicegah atau terdeteksi secara tepat waktu oleh
pengendalian internal klien. SAS 107 (AU 312) menyebut kombinasi resiko
inheren dan resiko pengendalian ini resiko salah saji yang material (risk of
material misstatement). Auditor dapat menggabungkan penilaian atas resiko
salah saji yang material atau dapat juga menilai resiko inheren dan resiko
pengendalian secara terpisah.

Sebelum dapat menetapkan resiko pengendalian yang lebih kecil dari 100
persen, auditor harus memahami pengendalian internal yang ada,
mengevaluasi seberapa baik pengendalian tersebut berfungsi, serta menguji
keefektifannya. Pemahaman atas pengendalian internal ini dibutuhkan pada
semua audit. Dua hal yang terakhir adalah langkah- langkah dalam penilaian
resiko pengendalian yang hanya diharuskan jika auditor menilai resiko
pengendalian di bawah maksimum.

9-13 Jelaskan penyebab ditingkatkan atau diturunkannya risiko deteksi yang


direncanakan?

Jawab :

Peningkatan risiko deteksi terencana mungkin disebabkan oleh peningkatan


risiko audit yang dapat diterima atau penurunan risiko pengendalian atau
risiko inheren. Penurunan risiko deteksi terencana disebabkan oleh:
penurunan risiko audit yang dapat diterima atau peningkatan risiko
pengendalian atau risiko inheren

1. Risiko deteksi merupakan dependen dari tiga faktor lain yang


tercakup  dalam model. Risiko ini akan berubah hanya apabila auditor
mengubah salah satu (atau lebih) faktor lain dalam model risiko.
2. Risiko deteksi menetukan jumlah bukti subtantif  yang direncanakan akan
dikumpulkan auditor yang di kembaliakn dengan ukuran risiko deteksi.

9-14 Defenisikan apa yang dimaksud dengan risiko inheren. Identifikasi empat
faktor yang penyebabkan tingginya risiko inheren dalam audit.

Jawab :

Risiko inheren adalah ukuran penilaian auditor terhadap kerentanan suatu


pernyataan terhadap salahsaji material sebelum mempertimbangkan
efektivitas pengendalian internal. Risiko inheren merupakan kerentanan suatu
asersi tentang suatu golongan transaksi, saldo akun, atau pengungkapan
terhadap suatu kesalahan penyajian yang mungkin material, baik secara
individual maupun secara kolektif. Resiko inheren mengukur penilaian
auditor atas kemungkinan adanya salah saji (kekeliruan atau kecurangan)
yang material dalam segmen, sebelum memperhitungkan keefektifan
pengendalian internal. Jika auditor menyimpulkan bahwa kemungkinan besar
akan ada salah saji, dengan mengabaikan pengendalian internal, auditor akan
menyimpulkan bahwa resiko inheren adalah tinggi. Pengendalian internal
diabaikan dalam penetapan resiko inheren karena pengendalian internal ini
diperhitungkan secara terpisah dalam model resiko audit sebgai resiko
pengendalian.

Resiko inheren berbanding terbalik dengan resiko deteksi yang direncanakan


dan bersifat langsung dengan bukti. Resiko inheren untuk persediaan dan
pergudangan adalah tinggi, sehingga menghasilkan resiko deteksi yang
direncanakan yang lebih rendah serta lebih banyak bukti yang direncanakan
ketimbang jika resiko inheren lebih rendah.

Selain meningkatkan bukti audit untuk resiko inheren yang lebih tinggi dalam
bidang audit tertentu, auditor biasanya juga menugaskan staf yang lebih
berpengalaman pada bidang itu serta mereview pengujian audit yang telah
selesai secara lebih menyeluruh.

Faktor-faktor yang mempengaruhi penilaian risiko inheren meliputi:1.


Sifat bisnis klien, 2. Hasil audit sebelumnya, 3. Keterlibatan awal vs. ulangan,
4. Pihak terkait, 5. Transaksi yang kompleks atau non-rutin, 6. Penghakiman
diperlukan untuk mencatat transaksi dengan benar, 7. Riasan populasi,8.
Faktor-faktor yang berkaitan dengan pelaporan keuangan yang curang,9.
Faktor-faktor yang terkait dengan penyalahgunaan aset

Empat faktor:

1. Sifat bisnis klien


2. Hasil audit periode sebelumnya
3. Penugasan baru atau penugasan ulangan
4. Pihak – pihak yang berelasi.

9-15 Jelaskan mengapa resiko inheren ditetapkan untuk segmen-segmen dan


bukan untuk audit secara keseluruhan. Apa pengaruhnya terhadap jumlah
bukti yang harus dikumpulkan audotor bila risiko inheren untuk suatu segmen
ditingkatkan dari sedang menjadi tinggi?

Jawab :

Risiko inheren dan risiko pengendalian tidak di tetapkan untuk audit


sebagai keseluruhan, melainkan di tetapkan untuk setiap siklus, setiap akun
dalam suatu siklus, bahkan kadang – kadang untuk setiap tujuan audit pada
suatu akun. Risiko melekat ditetapkan untuk tujuan audit untuk segmen dan
bukan untuk keseluruhan audit karena salah saji terjadi pada tingkat objektif
dalam segmen. Dengan mengidentifikasi ekspektasi salah saji segmen,
auditor dapat memodifikasi bukti audit dengan mencari salah saji di segmen
tersebut. Bila risiko inheren meningkat dari menengah ke tinggi, auditor
harus meningkatkan bukti audit yang terakumulasi untuk menentukan
apakah salah saji yang diharapkan benar-benar terjadi

9-16 Jelaskan pengaruh salah saji yang intensif yang ditemukan dalam audit
tahun sebelumnya pada resiko inheren, resiko deteksi rencana dan bukti yang
direncanakan?

Jawab :

Pengaruh dari salah saji ekstensif yang ditemukan kredit tahun sebelumnya,
audit akan menilai resiko inheren yang tinggi selama audit tahun berjalan dan
pengujian yang ekstensif perlu dilakukan sebagai cara untuk menentukan
apakah defisien sisistem klien telah diperbaiki hal tersebut dapat terjadi karena
banyak jenis salah saji yang bersifat sistematis dan organisasi sering kali
lamban dalam mengadakan perubahan tersebut. Resiko deteksi terencana: jika
deteksi resiko untuk direncanakan dikurangi, membuat harus mengumpulkan
lebih banyak bukti untuk mencapai rencana pengurangan resiko tersebut. Salah
saji ekstensif pada audit tahun sebelumnya akan menyebabkan risiko
inheren ditetapkan padatingkat tinggi (bahkan mungkin 100%). Peningkatan
risiko inheren akan menyebabkan penurunan risiko deteksi terencana, yang
mengharuskan auditor meningkatkan tingkat bukti audit yang direncanakan.

9-17 Jelaskan apa yang dimaksud dengan istilah risiko audit yang dapat
diterima. Apa relevansinya dengan pengumpulan bukti?

Jawab :

Risiko audit bisa diterima adalah ukuran ketersediaan auditor untuk


menerima bahwa laporan keuangan salah saji secara material, walaupun audit
setelah selesai dan pendapatan wajar tanpa pengecualian telah diberikan
dalam relevansi terhadap bukti dikumpulkan, auditor harus senantiasa
menggunakan skeptisme professional. Risiko audit yang dapat diterima
adalah ukuran bagaimana auditor bersedia menerima bahwa laporan
keuangan dapat salah saji secara material setelah audit selesai dan opini wajar
tanpa pengecualian telah dikeluarkan. Risiko audit yang dapat diterima
memiliki hubungan terbalik dengan bukti. Jika risiko audit yang dapat
diterima berkurang, bukti yang direncanakan harus meningkat

9-18 Jelaskan bagaimana hubungan antara risiko audit yang dapat diterima dan
kewajiban hukum auditor ?

Jawab :

Hubungan antara resiko audit yang dapat diterima dan kewajiban hokum
auditor adalah bahwa setiap keputusan yang diambil auditor dalam
mempertimbangkan salah satu yang dapat diterima harus
dipertanggungjawabkan. Dimana keputusan dan tugas auditor adalah
kewajiban hokum yang dapat diminta pertanggungjawaban dan hukum.
Ketika auditor berada dalam situasi di mana dia percaya bahwa ada
keterpaparan tinggi terhadap pertanggungjawaban hukum, risiko audit yang
dapat diterima akan ditetapkan lebih rendah daripadabila ada sedikit
keterpaparan pada kewajiban. Bahkan ketika auditor percaya bahwa hanya
ada sedikit keterpaparan terhadap pertanggungjawaban hukum, masih ada
risiko audit minimum yang dapat diterima yang harus dipenuhi.

9-19 Jelaskan mengapa ada hubungan terbalik antara risiko pendeteksian


terencana dan jumlah model.Bagaimana mungkin menggunakan model ini
dengan cara yang berarti tanpa cara yang tepat untukmengukur risikonya?

Jawab :

Risiko deteksi terencana adalah risiko bahwa bukti audit untuk segmen akan
gagal mendeteksi salah saji yang dapat material, jika ada salah saji
semacam itu. Untuk mengurangi risiko ini, auditor akan meningkatkan
jumlah bukti yang mereka kumpulkan untuk tujuan audit tertentu. Misalnya,
jika audito rmenginginkan tingkat risiko rendah bahwa prosedur audit
yang dirancang untuk menguji keberadaanpersediaan gagal mendeteksi
salah saji material, maka akan meningkatkan jumlah persediaan yang diujidan
/ atau jumlah prosedur audit yang dilakukan.

1. Derajat kebergantungan pemakai eksternal pada laporan keuangan


faktornya:
a. Ukuran klien
b. Distribusi kepemilikan
c. Sifat dan jumlah kewajiban
2. Kemungkinan bahwa klien akan mengalami kesulitan keuangan setelah
laporan audit dikeluarkan faktornya:
a. Posisi likuiditas
b. Laporan laba rugi tahun sebelumnya
c. Metode pembiayaan pertumbuhan
d. Sifat operasi klien
e. Kompetensi manajemen
3. Evaluasi auditor atas integritas manajemen

9-20 Para auditor sejauh ini belum berhasil mengukur komponen model risko
audit. Bagaimana mungkin menggunakan model ini dengan cara yang
bermanfaat jika tidak ada cara yang tepat untuk mengukur resiko?

Jawab :

Meskipun auditor belum mampu mengukur komponen model resiko audit


dengan tepat. Namun model yang ada ini dapat meminimalisir resiko-resiko
dengan perencanaan. Dan jika ada kesalahan, maka auditor akan melakukan
evaluasi untuk perbaikan.

Untuk menguraikan masalah pengukuran ini banyak auditor memakai


istilah pengukuran yang umum dan subjectif seperti R, sedang (S) dan tinggi
(T). auditor dapat menggunakan informasi ini untuk memutuskan nilai bukti
yang tepat yang harus dikumpulkan. Kuantifikasi yang tepat dari semua
komponen model risiko audit tidak diharuskan menggunakan model tersebut
dengan cara yang berarti. Pemahaman tentang hubungan antara
komponen model dan pengaruh bahwa perubahan komponen terhadap
jumlah bukti yang dibutuhkan akan memungkinkan praktisi untuk
menggunakan model risiko audit dengan cara yang berarti

9-21 Jelaskan situasi kapan auditor harus merevisi komponen model resiko
audit dan pengaruh revisi tersebut terhadap resiko deteksi yang direncanakan
dan bukti yang direncanakan?

Jawab:
Apabila kita menggunakan model risiko audit, didalamnya terkandung
hubungan langsung antara risiko audit yang bisa diterima dengan risiko
deteksi, dan terdapat hubungan berkebalikan antara risiko audit dengan bukti
yang harus dikumpulkan. apabila auditor memutuskan untuk menurunkan
risiko audit yang bisa diterima maka risiko deteksi juga akan turun, dan bukti
yang harus dikumpulkan akan naik. Auditor harus merevisi komponen
model risiko audit ketika bukti yang terakumulasi selama audit
menunjukkan bahwa penilaian asli auditor atas risiko inheren atau risiko
pengendalian terlalu rendah atau terlalu tinggi atau penilaian awal terhadap
risiko audit yang dapat diterima terlalu rendah atau terlalu tinggi. Auditor
harus berhati-hati dalam menentukan jumlah tambahan bukti yang akan
dibutuhkan. Ini harus dilakukan tanpa menggunakan model risiko audit. Jika
model risiko audit digunakan untuk menentukan risiko pendeteksian yang
direncanakan, ada bahaya untuk tidak meningkatkan bukti secara cukup.

9-22 Jelaskan bagaimana risiko audit dan material terkait dan mengapa mereka
perlu dipertimbangkanbersama dalam merencanakan audit.
Jawab:
Risiko audit adalah ukuran seberapa besar keinginan auditor untuk menerima
bahwa laporan keuangandapat salah saji secara material setelah audit
selesai dan opini wajar tanpa pengecualian telah dikeluarkan. Auditor
tidak dapat menilai risiko salah saji material tanpa terlebih dahulu menentukan
ukuran salah saji yang akan dianggap material. Materialitas dan risiko audit
dipertimbangkan bersama dalam merencanakan sifat dan tingkat prosedur
penilaian risiko yang akan dilakukan, mengidentifikasi dan menilai risiko
salah saji material, menentukan sifat, waktu dan tingkat prosedur audit,
dan mengevaluasi temuan audit.

Anda mungkin juga menyukai