Anda di halaman 1dari 5

Nama : Mardi Hidayat

No BP : 2010536025

Audit Siklus Pendanaan dan Pembayarannya

Siklus pendanaan adalah siklus transaksi yang berhubungan dengan kegiatan pendanaan, baik
dalam bentuk utang jangka panjang maupun dalam bentuk penerbitan saham.

Aktivitas pendanaan mencakup transaksi dan peristiwa dimana kas diperoleh dari atau
dibayarkan kembali kepada kreditor (pembiayaan dengan hutang) atau pemilik (pembiayaan
dengan ekuitas). Siklus pendanaan ini berkaitan dengan transaksi mengenai penghimpunan
dana dari pihak lain, lease modal, menerbitkan obligasi atau menerbitkan saham preferen
maupun saham biasa yang dimaksudkan sebagai setoran modal melalui penjualan saham
maupun sebagai utang jangka panjang. Aktivitas pendanaan juga mencakup pembayaran
kembali utang jangka panjang yang telah jatuh tempo, mengakuisisi kembali saham (treasury
stock) serta pembayaran bunga dan dividen.

Siklus ini meliputi dua kelompok transaksi yaitu :

a. Transaksi utang jangka panjang yang meliputi utang obligasi, hipotik, wesel, dan
pinjaman beserta pembayaran pokok dan bunganya.

b. Transaksi ekuitas pemegang saham (modal) yang meliputi penerbitan dan penebusan
kembali saham preferen dan saham biasa serta transaksi pembelian kembali saham
dan pembayaran dividen.

Transaksi yang berhubungan dengan utang jangka panjang antara lain berupa: obligasi,
wesel jangka panjang, hipotik (mortgages), bond premium (discount ), interest expense, dan
gain (gloss) on retirement of bonds. Sedangkan transaksi yang berkaitan dengan modal saham
antara lain : saham preferensi, saham biasa, saham tresury, paid-in capital, retained earnings,
deviden, devidend payable.

Tujuan Audit Siklus Pendanaan

Tujuan audit siklus pendanaan  adalah menguji kebenaran dan kewajaran asersi


manajemen tentang transaksi pendanaan. Kriteria kebenaran dan kewajaran asersi pendanaan
adalah:

1. Asersi sesuai dengan bukti pendukung, yaitu bukti transaksi dan bukti
pembukuan tentang transaksi pendanaan.
2. Asersi sesuai dengan fakta transaksi pendanaan, dalam arti asersi sesuai
dengan kenyataan dan kondisiobjektif transaksi pendanaan, tanpa ada rekayasa atau
penyembunyian fakta.
3. Asersi diungkapkan secara penuh (fully  disclose), yaitu dijelaskan secara penuh dalam
hal saldo akun dipandang memerlukan penjelasan tambahan agar tidak menyesatkan
pengguna informasi.
4. Asersi sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dan berbagai ketentuan yang
berlaku.

Untuk menjamin efektifitas pencapaian tujuan audit, dalam melaksanakan tugas audit auditor
perlu menggunakan kerangka kerja yang baik, misalnya menggunakan rerakgka
kerja (framework) yang dikembangkan oleh PCAOB (Public Company Accounting Oversight
Board), yang terdiridari:

1. Eskistensi atau terjadinya, yaitu memastikan bahwa seluruh saldo akun transaksi
pendanaan per tanggal neraca adalah benar-benar ada, dan transaksi yang
mempengaruhi saldo akun adalah benar-benar terjadi serta didukung dengan bukti-
bukti yang valid. Pengujian bias dilakukan melalui prosedur vouching secara
sampling dari bukti pembukuan ke bukti transaksi, serta melakukan prosedur inspeksi
atau pemeriksaan terhadap validitas bukti-bukti transaksi yang mendukungnya.

2.  Kelengkapan, yaitu memastikan bahwa seluruh transaksi yang mempengaruhi akun-akun


pendanaan dilaporkan secara lengkap, misalnya dengan melakukan tracing secara
sampling dari bukti transaksi ke bukti pembukuan.

3. Hak dan Kewajiban, yaitu memastikan bahwa seluruh saldo akun yang berhubungan dengan
transaksi pendanaan adalah benar-benar kewajiban perusahaan per tanggal neraca, misalnya
dengan cara melakukan pengujian terhadap ketepatan pisah batas (cut-off) pencatatan
transaksi.

4. Penilaiaan atau alokasi, yaitu memastikan bahwa saldo akun yang berhubungan dengan
transaksi pendanaan diukur dan diklasifikasi dengan tepat sesuai dengan standar akuntansi
yang berlaku, misalnya dengan cara menguji ketepatan perhitungan nilai transaksi serta
menguji ketepatan pendebitan dan pengkreditan transaksi.

5. Penyajian dan pengungkapan, yaitu memastikan bahwa seluruh saldo akun transaksi
pendanaan disajikan dan diungkap secara penuh sesuai dengan standar akuntansi keuangan
yang berlaku, misalnya dengan cara memeriksa ketepatan penyajian utang jangka panjang
serta beban bunga atas utang jangka panjang, memeriksa kecukupan pengungkapan atas
berbagai ketentuan tentang utang jangka panjang, serta pengungkapan atas aset-aset yang
terikat dengan utang jangka panjang.

Materialitas Salah Saji

Materialitas salah saji adalah ukuran tentang materialitas temuan kesalahan dalam audit asersi
manajemen. Suatu kesalahan dikatakan material jika kesalahan tersebut mengganggu
keyakinan auditor tentang kewajaran asersi manajemen yang sedang diaudit, atau
diprakirakan akan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pengguna laporan keuangan.
Hasil asesmen kualitas SPI serta potensi salah saji digunakan sebagai dasar penentuan
materialitas salah saji, sehingga ukuran materialitas salah saji bisa berbeda antara satu asersi
dengan asersi yang lain, dan juga antara satu perusahaan dengan perusahaan yang lain.

Ukuran materialitas salah saji ditentukan berdasarkan pertimbangan profesional auditor,


dengan mengacu pada hasil pemahaman dan pengujian SPI untuk asersi manajemen yang
diaudit. Pertimbangan profesional adalah pertimbangan yang didasarkan pada keluasan
pengalaman, tingkat pelatihan, dan pendidikan auditor. Pertimbangan profesional tidak bisa
diajarkan, tetapi harus dikembangkan sendiri oleh masing-masing auditor.

Cara memahami dan menilai struktur pengendalian intern:

Setiap langkah dalam memahami struktur pengendalian intern meliputi:

1. Pemahaman terhadapsagala catatan-catatan dan dokumen-dokumen yang digunakan


oleh klien dalam menangani transaksi silkus pendanaan.

2. Pemahaman terhadap fungsi-fungsi yang terkait dalam penanganan transaksi siklus


pendanaan tersebut.

3. Prosedur pengendalian secara umum yang terkait dengan transaksi pendanaan:

a. Lakukan verifikasi terhadap kecermatan saldo-saldo, berbagai daftar dan buku


pembantunya.

b. Terapkan prosedur analitikal.

c. Lakukan penelaahan terhadap otonsasi beserta kontrak-kontraknya.

d. Lakukan konfirmasi atas utang jangka panjang.

e. Lakukan vouching terhadap jurnal rekening utang jangka panjang.

f. Lakukan penghitungan kembali terhadap biaya bunga.

g. Bandingkan penyajiannya dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku.

Catatan dan dokumen apa yang biasa digunakandan Fungsi-fungsi yang terkait dalam
transaksi pendanaan

Dokumen yang digunakan dalam siklus pendanaan ini secara keseluruhan sama dengan
dokumen dalam siklus investasi. Hanya saja, tinjauan dokumen dalam aspek pendanaan
ditinjau dari sisi perusahaan yang mempunyai kewajiban kepada kreditor atau hak-hak para
pemilik. Dokumen ini diperlukan mengingat pada saat semua obligasi telah dilunasi, maka
surat-surat obligasi tersebut harus ditarik kembali. Padahal penarikan obligasi tersebut pada
dasarnya masih aktif, dan oleh karenanya harus dimusnahkan. Fungsi-fungsi terkait lainnya
adalah Pengeluaran modal saham atau obligasi, Pembayaran bunga obligasi dan deviden
tunai, Pelunasan obligasi dan pembelian kembali saham, Pencatatan transaksi-transaksi
pendanaan, Pemegang buku besar obligasi dan modal saham dan pemeliharaan kecermatan
pencatataannya.

Pengujian Substansif terhadap siklus pendanaan Daftar pengujian substantif yang


disarankan antara lain :

a. Lakukan verivikasi terhadap kecermatan saldo-saldo, berbagai daftar dan buku


pembantunya

b. Terapkan prosuder analitikal

c. Lakukan penelaahaan terhadap anggaran dasar dan rumah tangga perusahaan.

d. Lakukan penelaahan terhadap otorisasi pengeluaran saham.

e. Lakukan konfirmasi atas saham yang beredar di pasaran

f. Lakukan inspeksi buku sertifikat saham

g. Lakukan ispeksi sertifikat saham yang berada ditangan bendaharawan perusahaan.

h. Lakukan vouching jumal pada rekening utang modal saham

i. Lakukan vouching terhadap laba yang ditahan

j. Bandingkan penyajiannya dengan SAK yang berlaku.

Pengujian Substantif atas Saldo Hutang Jangka Panjang

Pada umumnya perusahaan hanya memiliki sedikit transaksi berkaitan dengan utang jangka
panjang, tetapi jumlah per transaksi seringkali sangat signifikan. Transaksi utang jangka
panjang jarang memiliki masalah dengan pisah batas akhir tahun. Oleh karena itu, pengujian
substantif atas saldo utang jangka panjang bisa dilakukan sebelum ataupun sesudah tanggal
neraca. Pengujian atas biaya yang berkaitan biasanya dilakukan bersamaan dengan pengujian
atas saldo utang.

Pengujian Substantif Atas Ekuitas Pemegang Saham (Modal)

Pengujian saldo ekuitas pemegang saham dapat dilakukan sebelum atau sesudah tanggal
neraca. Dalam pengauditan saldo-saldo ini, untuk asersi-asersi penilaian atau pengalokasian
san penyajian serta pengungkapan perlu dipisahkan antara modal saham disetor dengan laba
ditahan.

Potensi Kesalahan

Sebagaimana audit pada siklus transaksi yang lain, audit siklus pendanaan diperlukan karena
adanya potensi kesalahan pelaporan, baik kesalahan tersebut bersifat tidak disengaja (error)
maupun bersifat disengaja (fraud/irregularity).

Potensi kesalahan dalam siklus pendanaan antara lain adalah:


1. Kesalahan pelaporan saldo akun transaksi pendanaan, misalnya karena kesalahan
pisah batas transaksi atau sengaja tidak melaporkan utang jangka panjang secara
lengkap karena pertimbangan tertentu.

2. Uang hasil pendanaan tidak digunakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

3. Penyalahgunaan dana pelunasan pinjaman oleh oknum staf perusahaan.

4. Kesalahan pencatatan pelunasan pinjaman, misalnya kesalahan klasifikasi unsure


pelunasan pokok pinjaman dan pelunasan bunga pinjaman.

5. Kesalahan pencatatan utang leasing karenakesalahan klasifikasi antara leasing


operasional (operating lease) dan leasing pendanaan (fiinancing lease).

6. Kesalahan pencatatan penyesuaian utang bunga pada akhir periode akuntansi.

7. Kesalahan pencatatan beban bunga, misalnya karena tidak memperhitungkan


amortisasi premium atau diskonto utang obligasi.

8. Kesalahan pencatatan konversi utang obligasi dengan saham.

9. Kesalahan pencatatan transaksi penjualan saham dengan pola pesanan (subscription


stock), terutama pada saat pemesanan saham gagal melunasi kekurangan pembayaran
saham.

10. Kesalahan pencatatan pengumuman dan pembayaran dividen, misalny adalam kasus
dividen saham atau dividen likuidasi.

11. Kesalahan pencatatan saham treasury dan penjualan kembali saham treasury.

Anda mungkin juga menyukai