Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN

DENGAN DIAGNOSA DIARE

Disusun Oleh :
Nama : Verronica R. Daromes
Nim : 711490120037

POLTEKKES KEMENKES MANADO


PRODI NERS LANJUTAN
TAHUN 2020
Diare D.0020
Kategori : Fisiologis
Subkategori : Nutrisi dan Cairan
A. Definisi
Diare adalah pengeluaran feses yang sering, lunak dan tidak berbentuk. Diare akut
adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cai atau setetngah cair (setengah
padat), kandungan air tinja lebih banyak dari pada biasanya lebih dari 200 gram atau 200
ml/24 jam. Definisi lain memakai frekuensi yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali
perhari. Buang air besar tersebut dapat/tanpa disertai lender dan darah
Penularan diare karena infeksi melalui transmisi fekal oral langsung dari penderita
diare atau melalui makan/minuman yang terkontaminasi bakteri pathogen yang berasal
dari tinja manusia/hewan atau bahan muntahan penderta dan juga dapat melalui udara
atau aktifitas seksual kontak oral-genital atau oral-anal. (Sudoyo Aru, dkk 2009)
B. Klasifikasi Diare
Diare dapat diklasifikasikan berdasarkan : (Sudoyo Aru,dkk 2009)
a. Lama waktu diare
1. Akut : berlangsung kurang dari 2 minggu
2. Kronik : berlangsung lebih dari 2 minggu
b. Mekanisme patofisiologis : osmotic atau sekretorik dll
c. Berat ringan diare : kecil atau besar
d. Penyebab infeksi atau tidak : infeksi atau non infeksi
e. Penyebab organic atau tidak : organic atau fungsional

Kebutuhan rehidrasi oral ( CRO ) menurut usia 4 jam pertama pada anak (Djuanda Sdhi)

Kebutuhan Cairan Rehidrasi Oral Selama 4 Jam Pertama Menurut Usia


Usia s/d 4 Bulan 4-12 Bulan 12 Bulan s/d 2 Tahun 2-5 Tahun
BB <6 kg 6-<12 kg 10-<12 kg 12-19 kg
Jumlah Cairan 200-400 mL 400-700 mL 700-900 mL 900-1400 mL
Rehidrasi Oral

C. Etiologi
Penyebab penyakit diare berdasarkan Nanda Nic Noc, (2016)
1. Diare Akut
Virus : Rotavirus, Adenovirus, Norwalk virus
Parasit : Protozoa; Giardia lambdia, Entamoeba, hystolitica, trikomanas hominis,
Isospora sp, acing (A lumbricoides, A. duodenale, N.americanus, T. trichiura, O.
vermicularis, S. strecolaris, T.saginata, T. sollium).
Bakteri : yang memproduksi enterotoksin (S aureus, C perfringens, E coli, V cholera,
C difficile) dan yang menimbulkan inflamasi mukosa usus (Shingella, Salmonella
spp, Yersinia).
2. Diare Kronik
Umumnya diare kronik dapat dikelompokkan dalam 6 kategori pathogenesis
terjadinya
a. Diare osmotic
b. Diare sekretorik
c. Diare karena gangguang motilitas
d. Diare inflamatorik
e. Malabsorbsi
f. Infeksi kronik

Penyebab penyakit diare berdasarkan SDKI (2017)

Fisiologis

1. Inflamasi gastrointestinal
2. Iritasi gastrointestinal
3. Proses infeksi
4. Malabsorpsi

Psikologis

1. Kecemasan
2. Tingkat stress tinggi

Situasional

1. Terpapar kontaminan
2. Terpapas toksin
3. Penyalahgunaan laksatif
4. Penyalahgunaan zat
5. Program pengobatan (Agen tiroid, analgesic, pelunak feses, ferosulfat, antasida,
cimetidine dan antibiiotik)
6. Perubahan air dan makanan
7. Bakteri pada air
D. Manifestasi Klinis
1. Diare Akut
a. Akan hilang dalam waktu 72 jam dari onset
b. Onset yang tak terduga dari buang air besar encer, gas-gas dalam perut, rasa tidak
enak, nyeri perut
c. Nyeri pada kuadran kanan bawah disertai kram dan bunyi pada perut
d. Demam
2. Diare Kronik
a. Seangan lebih sering selama 2-3 periode yang lebih panjang
b. Penurunan BB dan nafsu makan
c. Demam indikasi terjadi infeksi
d. Dehidrasi tanda-tandanya hipotensi takikardia, denyut lemah
(Yuliana elin, 2009)

Bentuk Klinis Diare

Diagnosa Didasarkan pada keadaan


Diare cair akut - Diare lebih dari 3 kali sehari berlangsung kurang dari 14 hari
- Tidak mengandung darah
Kolera - Diare air cucian beras yang sering ada banyak dan cepat menimbulkan
dehidrasi berat, atau
- Diare dengan dehidrasi berat selama terjadi KLB kolera, atau
- Diare dengan hasil kultur tinja positif untuk V. cholera 01 atau 0139
Disentri - Diareh berdarah (terlihat atau dilaporkan)
Diare persisten - Diare berlangsung selama 14 hari atau lebih
Diare dengan gizi buruk - Diare apapun yang disertai gizi buruk
Diare terkait antibiotika - Mendapat pengobatan antibiotic oral spectrum luas
(Antibioc Associated
Diarrhea)
Invaginasi - Dominan darah dan lender dalam tinja
- Massa intra abdominal (abdominal mass)
- Tangisan keras dan kepucatan pada bayi
Sumber : buku saku pelayanan kesehatan anak dirumah sakit : hal:133

Klasifikasi tingkat dehidrasi anak dengan diare :

Klasifikasi Tanda-tanda atau gejala Pengobatan


Dehidrasi Berat Terdapat 2 atau lebih tanda : Beri cairan untk diare dengan dehidrasi
- Letagris/tidak sadar berat (lihat rencana terapi C untuk
- Mata cekung diare dirumah sakkit di bab dehidrasi)
- Tidak bisa minum atau malas
minum
- Cubitan perut kembali sangat
lambat (≥2 detik)
Dehidrasi Ringan atau Terdapat 2 atau lebih tanda : - Beri anak cairan dengan makanan
Sedang - Rewel, gelisah untuk dehidrasi ringan (lihat
- Mata cekung rencana terappi B di lab dehidrasi)
- Minum dengan lahap, haus - Setelah rehidrasi, nasehati ibu
- Cubitan kulit kembali dengan untuk penanganan dirumah dan
lambat kapan kembali segera.
Tanpa Dehidrasi Tidak terdapat cukup tanda untuk - Beri cairan dan makanan untuk
diklasifikasikan sebagai dehidrasi menangani diare dirumah (lihat
ringan atau berat. rencana terapi A)
- Nasihati ibu kapan kembali segera
- Kunjungan ulang dalam waktu 5
hari jika tidak membaik
Sumber : Buku saku pelayanan kesehatan anak dirumah sakit hal : 134

E. Pemeriksaan Penunjang (Mustakin, 2011)


1. Pemeriksaan Tinja
a. Makroskopis dan mmikroskopis
b. Ph dan kadar gula dalam tinja
c. Biakan dan resistensi feses (colok dubur)
2. Analisa gas darah apabila didapatkan tanda-tanda gangguan keseimbangan asam basa
(pernapasan Kusmaul)
3. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal
4. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar Na, K, Kalsium dan Posfat

F. Klondisi Klinis Terkait


1. Kanker Kolon
2. Diverticulitis
3. Iritasi Usus
4. Crohn’s disease
5. Ulkus Peptikum
6. Gastritis
7. Spasme Kolom
8. Kolitis Ulseratif
9. Hipertiroiditisme
10. Demam Typoid
11. Malaria
12. Sigelosis
13. Kolera
14. Disentri
15. Hepatitis
G. Patofisiologi

Infeksi Infeksi Infeksi


Makanan Psikologi

Berkembang disus Toksik tak dapat diserap Ansietas

Hipersekresi air & elektrolit


Malabsorbsi KH, Lemak,
Hiperperistaltik protein
Isi Usus

Penyerapan makanan disuse


Mening tekanan osmotik
menurun

Pergeseran air dan elektrolit


ke usus

Diare

Frekuensi BAB maningkat Distensi abdomen

Hilang cairan & elektrolit Kerusakan integritas kulit Mual muntah


berlebihan perianal

Nafsu makan menurun

Gangguan keseimbangan Asidosis metabolik


cairan & elektrolit
Ketidakseimbangan nutrisi
kuarang dari kebutuhan
Sesak tubuh
Dehidrasi

Gangguan pertukan gas

Kekurangan volume cairan Risiko syok (hipovolemik)


N
Dx. Keperawatan SLKI SIKI
o
Kategori : Fisiologis Setelah dilakukan intervensi Intervensi Utama :
Subkategori : Nutrisi dan Cairan keperawatan selama … x 24 jam  Manajemen Diare
Maka Eliminasi Fekal Membaik
 Pemantauan Cairan
dengan kriteria hasil : Sesuai
Dx.Keperawatan : Diare ( D.0020 ) SDKI ,
Hal : 58 - Kontrol pengeluaran feses Intervensi Pendukung : SLKI dan
meningkat  Dukungan perawatan diri: SIKI
- Keluhan defekasi lama dan BAB/BAK
sulit menurun
- Mengejan saat defekasi  Dukungan kepatuhan program
menurun pengobatan
- Distensi abdomen menurun
- Terasa massa pada rektal  Edukasi kemoterapi
menurun  Konsultasi
- Urgency menurun
 Irigasi kolostomi
- Nyeri abdomen menurun
- Kram abdomen menurun  Insersi Intravena
- Konsistensi feses membaik
 Manajemen cairan
- Frekuensi defekasi membaik
- Persitaltik usus membaik  Manajemen elektrolit
 Manajemen eliminasi fekal
 Manajemen kemoterapi
 Manajemen Lingkungan
 Manajemen medikasi
 Manajemen nutrisi
 Manajemen nutrisi parenteral
 Pemantauan Elektrolit
 Pemberian makanan enteral
 Pemberian obat
 Pemberian obat intravena
 Pemberian obat oral
 Pengontrolan infeksi
 Perawatan kateter sentral perifer
DAFTAR PUSTAKA

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Cetakan II. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Jakarta Selatan : Dewan Pengurus Pusat

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2019). Cetakan II. Standar Luaran Keperawatan Indonesia.
Jakarta Selatan : Dewan Pengurus Pusat

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2018). Cetakan II. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Jakarta Selatan : Dewan Pengurus Pusat

Nanda, Nic, Noc (2016), Cetakan I. Asuhan Keperawatan Praktis. Jogjakarta: MediAction

Anda mungkin juga menyukai