Anda di halaman 1dari 7

TUGAS AGAMA

PUTRA ANSHORI ARTA AMUDA

Tugas Agama

1. masuknya Islam ke Nusantara/Indonesia

2. Strategi dakwah Islam di Indonesia/nusantara

3. Perkembangan dakwah Islam di Nusantara

4. Kerajaan2 Islam di Indonesia

5. Gerakan pembaharuan Islam di Indonesia

6. Menerapkan sikap dan perilaku mulia yg harus dikembangkan sebagai implementasi dari pelajaran ttng
dakwah Islam di Nusantara.Jawaban

1). Terdapat beberapa teori, yaitu Teori Mekah oleh Buya Hamka, Teori Persia oleh Abubakar Atjeh, Teori
Cina oleh Slamet Muljana, Teori Maritim oleh NA. Baloch, dan Teori Gujarat oleh orientalis Belanda Snouck
Hurgronje. Di antara sekian teori, pendapat Prof. Dr. Buya Hamka didukung oleh pakar sejarah lain yaitu J.C.
van Leur, Anthony H. Johns, T.W. Arnold, dan Abdul Malik Karim Amrullah. Teori tersebut berdasarkan
berita Cina dan Dinasti T’ang.

Teori Mekah

Buya Hamka berpendapat bahwa Islam masuk ke Nusantara pada abad ke-7. Dia menuliskan, “Ahli sejarah
ada yang berkata bahwa di zaman pemerintahan Yazid bin Muawiyah, Khalifah Bani Umayyah yang ada, telah
didapat sekelompok keluarga orang Arab di pesisir barat Sumatera. Artinya, sebelum habis 100 tahun setelah
Nabi kita Muhammad. Tetapi, di kurun-kurun ketiga dan keempat Hijriyah, di zaman keemasan Daulah Bani
Abbas di Bagdad sudah banyak pelajar dan pengembara bangsa Arab itu menyebut-nyebut pulau Sumatera,
ketika mereka membicarakan suatu kerajaan Buddha yang dikenal dalam kitab-kitab mereka dengan
“Syarbazah” atau Kerajaan Sriwijoyo yang terletak di Palembang, Ibu Negeri Suamtera Selatan sekarang.”

Naskah kuno dari Cina yang dimaksud menyebutkan, sekelompok bangsa Arab telah bermukim di kawasan
Pantai Barat Sumatera, tepatnya di Barus, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara pada tahun 625 M
(Hamka, Sejarah Umat Islam, 1997). Di kawasan yang pernah dikuasai Kerajaan Sriwijaya tersebut juga
ditemukan nisan kuno bertuliskan nama Syekh Rukunuddin, wafat tahun 672 M.

Pendapat Hamka dikuatkan oleh teori yang dikemukakan oleh T.W. Arnold sebelumnya, berdasarkan sumber
yang sama yaitu berita dari Cina. Arnold (1935) dalam The Preaching of Islam menyebut bahwa ada seorang
pembesar Arab yang menjadi kepala daerah pendudukan bangsa Arab di Pantai Barat Sumatera pada 674 M.

Perkembangan Islam melalui pelayaran dan perdagangan Internasional antara negeri-negeri di Asia bagian
barat didominasi oleh kekuatan kerajaan Islam Bani Umayyah. Sedangkan di bagian tenggara maupun timur
dipengaruhi oleh domanasi Islam di kerajaan Cina pada masa Dinasti Tang.

Al-Iqud Al-Farid yang ditulis oleh Ibnu Abdur Rabbih menyebutkan ada korespondensi antara Sri
Indrawarman raja Sriwijaya dengan Khalifah Umar bin Abdul Aziz yang saat itu menjabat selama 3 tahun
pada awal abad ke-8 yaitu tahun 717 – 720 M.
Bukti lain yang mendukung adalah sebuah literatur kuno Arab berjudul Aja’ib Al-Hind yang ditulis oleh
Buzurg bin Shahriyar Al-Ramhurmuzi pada tahun 1.000 M. Isinya menggambarkan perkampungan-
perkampungan muslim yang terbangun di wilayah Kerajaan Sriwijaya. Termasuk pula hubungan Sriwijaya
yang terus berlangsung dengan Kekhalifahan Islam Timur Tengah hingga masa Khalifah Umar bin Abdul Aziz.

2). Perkembangan Islam di Indonesia dapat dipengaruhi oleh 5 faktor, yaitu Faktor Perdagangan, Perkawinan,
Melalui Ajaran Tasawuf, Melalui Pendidikan dan Melalui Sarana Kesenian.

dalam strategi dakwah yg dilakukan untuk menyebarkan ajaran Islam, ada 2 strategi, yaitu Strategi Dakwah
secara sembunyi - sembunyi dan secara terang - terangan.

> Dakwah Secara Sembunyi - Sembunyi => strategi dakwah yg dilakukan dan hanya diketahui oleh kerabat
terdekatnya, seperti Sahabatnya, temannya, para pengikut, dan lainnya. Saat itu belum terlalu byk yg
mengetahui ajaran dakwahnya.

> Dakwah Secara Terang - Terangan => strategi dakwah yg dilakukan dan akhirnya diketahui oleh masyarakat
luas. Setelah mulai byk pengikutnya, akhirnya dakwahnya pun diajarkan kepada masyarakat luas (mulai
disebarluaskan).

Nah, dalam perkembangan Islam, tentu ada faktor yg mempengaruhinya..yaitu :

1. Melalui Perdagangan : Para pedagang dari Gujarat, Arab, dan Persia dtg ke Indonesia sambil berdagang
berupaya mencari simpati dari masyarakat. Mereka bergaul akrab dgn penduduk yg mendatanginya. Dari
upaya itu, transaksi jual beli menjadi sangat menguntungkan. Setelah hubungan sosial - ekonomi lancar,
mereka sedikit demi sedikit memperkenalkan nilai Islam ke penduduk.

2. Melalui Proses Perkawinan : Dari perkawinan yg terjadi antara putri raja atau anak bangsawan lainnya,
terbentuklah ikatan kekerabatan yg besar diantara kedua belah pihak. Islam mulai berkembang dalam
lingkungan tersebut.

3. Melalui Ajaran Tasawuf : Sebelum Islam masuk, sebagian masyarakat telah memiliki dasar ajaran kebatinan.
Kedatangan ahli tasawuf disambut dgn baik oleh masyarakat. Nah, byk diantara penduduk yg tertarik dgn
kesederhanaan dan kesaktian ahli tasawuf tersebut.

4. Melalui Kegiatan Pendidikan : Islam pun mulai disebarkan melalui pendidikan pesantren oleh para mubalig.
Para mubalig menyelenggarakan pesantren untuk membentuk kader yg kelak jadi ulama atau guru agama. Dgn
demikian, semakin banyaklah penganut Islam.
5. Melalui Sarana Kesenian : Cabang seni yg berpengaruh terhadap Islam adalah arsitektur, seni pahat, dan
lainnya. Sunan Kalijaga adalah salah satu figur wali yg sangat suka seni. Ia menggunakan seni sebagai sarana
dakwah. Dari sinilah masyarakat kemudian tertarik mempelajari Islam.

3). Islam masuk di Indonesia dengan cara yang penuh kedamaian serta cinta kasih.

Berikut beberapa cara dan proses penyebaran agama ini di Nusantara.

Perkembangan Islam di Indonesia Melalui Jalur Perdagangan

Salah satu jalan masuknya Islam di Indonesia adalah melaui perdagangan. Hal ini terjadi sebab kebanyakan
dari orang melayu pada saat itu banyak berhubungan dengan para pedagang-pedagang arab hingga terjalin
hubungan yang sangat dekat satu sama lain.

Kedekatan antara pedagang melayu dengan para pedagang arab inilah yang menjadi jalan dakwah bagi para
pedagang arab yang bukan hanya mencari keuntungan duniawi namun juga mencari amal dan keberkahan
dengan jalan menyebarkan agama Islam.

Pelan tapi pasti, Akhirnya banyak dari orang-orang melayu yang memeluk agama Islam.

Seiring berjalannya waktu, Perkembangan islam di Indonesia menjadi semakin besar yang ditandai dengan
berdirinya kerajaan Islam Malaka dan Kerajaan Samudra Pasai.

Besarnya pengaruh Islam saat itu akhirnya membawa banyak ulama-ulama Islam datang ke Indonesia yang
akhirnya semakin memperkokoh penyebaran agama ini di Nusantara.

Perkembangan Islam di Indonesia Melalui Pendekatan Kultural

Setelah masuk dan tersebar melalui jalur perdagangan, Proses penyebarannya di Nusantara juga dilakukan
dengan pendekatan seni dan budaya.

Penyebaran dengan pendekatan kultural bayak di lakukan oleh para wali di pulau jawa.

Sunan Kalijaga menyebarkan agama Islam dengan pendekatan seni wayang kulit. Sunan Kalijaga melakukan
pementasa wayang yang dulunya banyak di dominasi oleh ajaran-ajaran hindu diganti dengan konten yang
bernuansa Islam.

Sunan Muria melakukan dakwah dengan pendekatan seni gamelan.

Sunan Giri melakukan dakwah dengan membuat banyak mainan-mainan edukasi kepada anak-anak.

Pendekatan pendekatan kultural yang dilakukan oleh para Wali tersebut tidak lepas dari kondisi masyarakat
Indonesia saat itu yang sangat menggemari seni.

Penyebaran Agama Islam di Indonesia Melalui Pendidikan

pendidikan agama islamCara lain yang menjadi jalan penyebaran agama Islam di Indonesia adalah dengan
jalan pendidikan.
Pesantren-pesantren banyak dibangun sebagai pusat pendidikan untuk membentuk da’i-da’i dan muballiq yang
menjadi perpanjangan tangan penyebaran agama ini ke penjuru Indonesia.

Datuk Ribandang merupakan salah satu keluaran dari pesantren Sunan Giri yang berhasil Meng-Islam-kan
kerajaan Gowa-Tallo pada saat itu.

Selain itu Masih banyak lagi da’i-da’i keluaran pesantren yang tersebar ke berbagai pulai di Indonesia.

Hingga saat ini, Pesantren masih tetap menjadi salah satu strategi yang paling efektif dalam penyebaran ajaran
agama Islam.

Penyebaran Agama Islam Dengan Kekuatan Politik

Tidak bisa dipungkiri bahwa kekuatan politik juga memegang peranan yang cukup besar dalam penyebaran
agama Islam di Indonesia. Dalam hal ini yaitu dukungan dari para sultan-sultan yang memimpin kerajaan.

Kesultanan Demak merupakan salah satu pusat dakwah dan serta pelindung dalam penyebaran Islam di
nusantara.

Selai itu, Kerajaan Gowa Tallo di sulawesi juga membukakan perlindungan bagi para da’i-da’i yang
menyebarkan ajaran agama ini di daerahnya.

Para raja dan sultan di nusantara saling berkomunikasi dan tolong menolong dalam mengawal proses
perkembangan dakwah di indonesia.

Dan dari kerja sama itulah akhirnya menjadi bibit awal terbentuknya negara Indonesia.

Selanjutnya, Bagaimana Perkembangan Masyarakat Muslim di Nusantara?

mesjid penyebaran islam di indonesiaIslam Dalam Tradisi lokal

Pengaruh Islam di Indonesai tidak hanya mengayomi masalah spiritual saja tetapi meliputi segala aspek
termasuk dalam hal tradisi.

contoh-contoh akulturasi dapat dilihat dari arsitek-arsitek bangunan mesjid yang masih tetap mempertahankan
bentuk arsitektur asli seperti bentuk mesjid dengan atap bertingkat (meru).

Mesjid Agung Cirebon, dan mesjid Katangka di Sulawesi, mesjid Tambora adalah contoh mesjid dengan atap
bertingkat dua yang merupakan ciri khas arsitektur lokal.

Mesjid Demak, Baiturrahman Aceh, dan Mesjid Jepara adalah mesjid beratap tiga. Sedangkan mesjid beratap
tingkat lima masih bisa ditemukan di Banten yaitu Mesjid Agung Banten.

4). Kerajaan Islam di Indonesia menjadi salah satu jejak sejarah masuk dan berkembangnya agama Islam di
Indonesia. Kerajaan Islam sejak abad 13 Masehi telah tersebar di beberapa daerah di Indonesia.
Untuk lebih dalam memahami kerajaan Islam di Indonesia, berikut adalah daftar kerajaan Islam di Indonesia:
Kerajaan Samudera Pasai
Kerajaan Samudera Pasai berdiri pada abad ke-13 Masehi, menjadikannya sebagai kerajaan Islam pertama di
Indonesia. Kerajaan ini terletak di Aceh Utara tepatnya di kabupaten Lhokseumawe. Raja pertama kerajaan
Samudera Pasai bernama Malik Al-Saleh yang sekaligus pendiri kerajaan tersebut.
Kerajaan Demak
Kerajaan Demak ini menjadi kerajaan Islam pertama di pulau Jawa, tepatnya di Demak, Jawa Tengah.
Didirikan oleh Raden Fatah pada tahun 1478 Masehi.
Kerajaan Aceh Darusaalam
Kerajaan Aceh Darusaalam beridiri pada tahun 1514 Masehi dengan dipimpin oleh Sultan Ibrahim. Wilayah
kerajaan Aceh Darusaalam saat ini disebut dengan nama Aceh Besar. Kerajaan ini berjaya di bawah
kepemimpinan Sultan Iskandar Muda tahun 1607-1636 Masehi.
Kerajaan Banten
Kerajaan ini didirikan oleh Hasanuddin pada tahun 1552 di Banten. Ia adalah putra Fatahillah, seorang
panglima tentara Demak. Saat Kerajaan Demak masih berkuasa, daerah Banten merupakan bagian dari
Kerajaan Demak. Namun setelah Kerajaan Demak mengalami kemunduran, Banten akhirnya melepaskan diri
dan mendirikan kerajaan sendiri.
Kerajaan Mataram
Kerajaan Mataram berdiri ada tahun 1582 Masehi yang berpusat di kota Yogyakarta, tepatnya di Kotagede.
Raja yang pernah memimpin Kerajaan Mataram yaitu Panembahan Senopati (1584-2601 M) dan Panembahan
Seda Krapyak (1601-1677 M).
Kerajaan Islam Pajang
Kerajaan ini didirikan oleh Jaka Tingkir pada tahun 1568 di Kelurahan Pajang, Kota Surakarta. Kerajaan Islam
Pajang merupakan kelanjutan dari Kerajaan Demak.
Kerajaan Islam Cirebon
Kerajaan ini dimulai oleh kepemimpinan Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati. Didirkan pada tahun
1445 di Cirebon, Jawa Barat.
Kerajaan Islam Banjar
Kerajaan ini didirkan oleh Raden Samudra pada tahun 1520 Masehi. Kerajaan Islam Banjar terletak di
Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

5). Pada awal abad ke-20, ide-ide pembaharuan terlihat telah turut mewarnai arus pemikiran dan gerakan Islam
di Indonesia. Menilik latar belakang kehidupan sebagian tokoh-tokohnya, sangat mungkin diasumsikan bahwa
perkembangan baru Islam di Indonesia sedikit banyak dipengaruhi oleh ide-ide yang berasal dari luar
Indonesia. Seperti misalnya Ahmad Dahlan (Muhammadiyah), K.H. Hasyim Asy’ari (Nahdlatul Ulama)
Ahmad Surkati (Al-Irshad), Zamzam (Persis).

Mereka sempat menimba ilmu di Mekkah dan melalui media publikasi dan korespondensi mereka
berkesempatan untuk dapat berinteraksi dengan arus pemikiran baru Islam r. Tokoh lainnya seperti
Tjokroaminoto (Sarekat Islam) juga dikenal menggali inspirasi gerakannya dari ide-ide pembaharuan Islam di
anak benua India.

Ide-ide pembaharuan Islam dari luar yang masuk ke Indonesia melalui beberapa jalur :

a. Jalur haji dan mukim, yakni tradisi tokoh tokoh umat Islam Indonesia yang menunaikan ibadah haji ketika
itu bermukim untuk sementara waktu guna menimba dan memperdalam ilmu keagamaan atau pengetahuan
lainnya. Sehingga ketika mereka kembali ke tanah air, kualitas keilmuan dan pengamalan keagamaan mereka
umumnya semakin meningkat. Ide-ide baru yang mereka peroleh tak jarang kemudian juga mempengaruhi
orientasi pemikiran dan dakwah mereka di tanah air

b. Jalur publikasi, yakni berupa jurnal atau majalah-majalah yang memuat ide-ide pembaharuan Islam baik dari
terbitan Mesir maupun Beirut. Wacana yang disuarakan media tersebut kemudian menarik muslim nusantara
untuk menterjamahkannya ke dalam bahasa Indonesia bahkan lokal, seperti pernah muncul jurnal al-Imam,
Neracha dan Tunas Melayu di Singapura, di Sumatera Barat juga terbit al-Munir.

c. Peran mahasiswa yang sempat menimba ilmu di Timur-Tengah. Menurut Achmad Jainuri, para pemimpin
gerakan pembaharuan Islam awal di Indonesia hampir merata adalah alumni pendidikan Mekah.

6). > saling menasihati dalam bidang agama

> saling menasihati untuk kebaikan sesama

> saling menasihati untuk menjalankan perintah Allah SWT dan menjauhi segala larangannya

Menerapkan sikap dalam berdakwah sesuai dengan strategi dakwah rasulullah SAW:

a.mengenalkan tauhid

b. menggunakan potensi sahabat untuk menyebarkan ajaran agama islam

c. dimulai dari keluarga

d.beribadah dengan ikhlas kepada Allah ‘Azza Wa Jalla. Maksudnya ibadah yang dilakukan hanya untuk
Allah Ta’ala semata, bukan semata-mata karena riya dan berkeinginan agar orang lain suka kepada kita.

e.dengan tidak bergantung kecuali kepada Allah, dan tidak meminta pertolongan kecuali kepada Allah.

Pembahasan:

Rasulullah SAW mengundang kaum kerabat keturunan Bani Hasyim, untuk menghadiri jamuan makan dan
mengajak keturunan Bani Hasyimuntuk mengucapkan syahadat. Keturunan Bani Hasyim tidak sepenuhnya
menerima ajakan Rasulullah SAW. Hanya 3 orang kerabat dari kalangan Bani Hasyim yang telah masuk Islam,
namun masih merahasiakan keIslamannya.

Kaum kerabat keturunan Bani Hasyim yan gmneyatakan dengan terang-terangan bahwa telah masuk Islam
adalah:

a.Ali bin Abu Thalib,

b.Ja’far bin Abu Thalib, dan

c.Zaid bin Haritsah.

Rasulullah SAW meminta penduduk kota Mekah berkumpul di Bukit Shafa, dekat Ka’bah.

Beliau memperingatkan penduduk kota Mekah untuk tidak menyembah berhala melainkan menyembah Allah
SWT, Tuhan yang Maha Esa, Pencipta dan Pemelihara alam semesta.
Rasulullah SAW juga mmeperingatkana bahwa dalam menyembah Alloh maka akan meraih ridha Ilahi,
bahagia di dunia dan di akhirat.

Jika peringatan dari Nabi Muhammad SAW tidak diindahkan penduduk kota Mekah maka Allah SWT akan
murka dan mereka akan sengsara di dunia dan di akhirat.

Rosulullah SAW mendapatkan wahyu berupa surat Al- Muddassir ayat 1-7.

Dalam surat Al- Muddassir ayat 1-7 dijelaskan bahwa dakwah Rosulullah SAW bertujuan mengajak umat
manusia untuk menyembah Allah Yang Maha Esa, yang tidak mempunyai anak dan tidak pula akan
mempunyai anak serta tidak terdapat sekutu bagi-Nya.

Dakwah Nabi Muhammad saw memiliki dua sifat di lingkungan masyarakat Mekah. Syiar yang dilaksanakan
beliau antara lain ialah secara sembunyi-sembunyi dan secara terang-terangan.

Rasullullah SAW mengenalkan tauhid kepada Allah sebagai pondasi kehidupan dalam arti yang menyeluruh.
Seseorang yang beriman kepada Allah, maka sikap nya juga diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan
perjuangan membela agama Allah.

Nabi menggunakan strategi pentahapan yang jelas. Mulai dari dakwah di lingkungan keluarga serta masyarakat
sekitar yang mempunyai potensi untuk dapat dipergunakan dalam membantu dakwah. Rasulullah SAW
mengajak Ali putra pamannya, mengikutsertakan Abu bakar sebagai mertua, mengawini Khadijah yang setia
dan kaya, serta Umar sebagai pemimpin Quraish yang sangat disegani.

Rasulullah SAW meyakinkan orang-orang secara sembunyi-sembunyi (bi al-sirr), selanjutnya secara terang-
terangan (bi al-jahr) setelah keadaan dianggap memungkinkan untuk itu.

Hal tersebut dalpat dilihat dalam peristiwa:

a. perjanjian ‘Aqabah I dengan jumlah anggota perjanjian yaitu 12 orang dari Madinah,

b. perjanjian ‘Aqabah II dengan jumlah anggota perjanjian yaitu 73 orang dari kota yang sama.

Walaupun pada awalnya pengikut Rasulullah SAW masih sangat sedikit namaun kuat yang selanjutnya
berkembang.

Rasulullah SAW mendayagunakan berbagai macam sumber potensi sahabat secara efektif seperti Khadijah,
Abu Bakar dan Utsman untuk mendanai dakwah karena mmepunyai kekayaan yang banyak.

Rekan Rasulullah yang memiliki intelektualitas tinggi seperti Ali bin Abi Thalib, Abdullah bin Mas’ud dan
Zaid bin Tsabit berkhidmat dalam pengembangan ilmu-ilmu agama (tafsir), serta Abu Hurairah tekun dalam
meriwayatkan hadits-hadits Nabi

Anda mungkin juga menyukai