Anda di halaman 1dari 28

STASE KEPERAWATAN MATERNITAS

SATUAN ACARA PENYULUHAN


PENDIDIKAN KESEHATAN PERLINDUNGAN IBU DAN BAYI BARU
LAHIR DI MASA PANDEMI COVID-19

Oleh:
0 KELOMPOK 4
1

1. Yohana Lie (2002621002)


2. Ni Luh Ari Sriwandayani (2002621005)
3. Ida Ayu Dwi Nandy Swari (2002621007)
4. Sukma Anggraheni (2002621012)
5. Desak Putu Yuni Sumaryani (2002621015)
6. Made Dwi Mohini (2002621017)
7. Minfiatin Malikatin (2002621039)
8. Ni Putu Wahyu Santi Yasih (2002621047)
9. I Putu Artha Suwartika (2002621048)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN DAN


PROFESI NERS
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PENDIDIKAN KESEHATAN PERLINDUNGAN IBU DAN BAYI BARU
LAHIR DI MASA PANDEMI COVID-19

A. SATUAN ACARA PENYULUHAN

Hari/Tanggal : Jumat, 5 Februari 2021

Waktu : 10.00 WITA – 11.00 WITA (60 menit)

Tempat Pelaksanaan : RSUP Sanglah, Ruang Cempaka 2

Sasaran : Ruang Cempaka 2, RSUP Sanglah

Sub Topik :

- Definisi covid-19
- Tanda dan gejala covid-19
- Proses Penularan covid-19
- Upaya pencegahan umum yang dilakukan
oleh ibu hamil,bersalin dan nifas
- Upaya pencegahan covid-19 bagi bayi baru
lahir
B. LATAR BELAKANG

Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) merupakan gangguan pada


saluran pernapasan akut yang disebabkan oleh Virus Severe Acute Respiratory
Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang terjadi pertama kali di Wuhan,
Provinsi Hubei, Tiongkok pada Desember 2019 dan menyebar. Badan kesehatan
dunia, WHO, mengumumkan COVID-19 sebagai wabah pandemi pada
tanggal 30 Januari 2020. Hal ini disebabkan karena begitu cepatnya
perkembangan kasus COVID-19 dalam 2 minggu dan telah menyebar di
seluruh dunia (WHO,2019). Data menyebutkan bahwa terdapat 7.734 kasus yang
telah terkonfirmasi di Cina pada hari itu. Pada tanggal 30 Maret 2020, WHO
mengkonfirmasi terdapat 632.146 kasus dengan 30.105 kasus kematian di
203 Negara di seluruh dunia ( WHO,2019). Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia menyebutkan bahwa terdapat total 1.285 terkonfirmasi positif dengan
114 kematian pada hari itu (Kemenkes, 2020)
Sebanyak 80% infeksi COVID-19 tergolong asimptomatis maupun dengan
gejala ringan (mild), 15% sedang (severe) yang membutuhkan oksigen, dan 5%
berat yang membutuhkan ventilator (WHO, 2020). Gejala COVID-19 muncul
setelah masa inkubasi (1–5 hari) yaitu masa dimana virus SARS-CoV-2 masuk
dan menginfeksi saluran pernapasan pasien. Gejala COVID-19 dapat terjadi pada
hari ke 7 hingga ke 14 tergantung dari status sistem imun seseorang. Gejala klinis
COVID-19 yang sering muncul yaitu panas tinggi (>37.5°C), bersin, sesak napas,
dan batuk kering. Manifestasi klinis lain yang mungkin muncul pada pasien
diantaranya diare, limfopenia, dan kerusakan paru-paru yang ditunjukkan dari
pemeriksaan foto toraks (Rohman & Nurdianto, 2020).
Di Indonesia, kematian ibu dan kematian neonatal masih menjadi tantangan
besar dan perlu mendapatkan perhatian dalam situasi bencana COVID-19.
Berdasarkan data dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 per
tanggal 14 September 2020, jumlah pasien terkonfirmasi COVID-19 sebanyak
221.523 orang, pasien sembuh sebanyak 158.405 (71,5% dari pasien yang
terkonfirmasi), dan pasien meninggal sebanyak 8.841 orang (3,9% dari pasien
yang terkonfirmasi). Dari total pasien terkontamisasi positif COVID-19, sebanyak
5.316 orang (2,4%) adalah anak berusia 0- 5 tahun dan terdapat 1,3% di antaranya
meninggal dunia. Untuk kelompok ibu hamil, terdapat 4,9% ibu hamil
terkonfirmasi positif COVID-19 dari 1.483 kasus terkonfirmasi yang memiliki
data kondisi penyerta. Data ini menunjukkan bahwa ibu hamil, bersalin, nifas dan
bayi baru lahir juga merupakan sasaran yang rentan terhadap infeksi COVID-19
dan kondisi ini dikhawatirkan akan meningkatkan morbiditas dan mortalitas ibu
dan bayi baru lahir (Kemenkes, 2020).
Dalam situasi pandemi COVID-19 ini, banyak pembatasan hampir ke semua
layanan rutin termasuk pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir. Seperti ibu
hamil menjadi enggan ke puskesmas atau fasiltas pelayanan kesehatan lainnya
karena takut tertular, adanya anjuran menunda pemeriksaan kehamilan dan kelas
ibu hamil, serta adanya ketidaksiapan layanan dari segi tenaga dan sarana
prasarana termasuk Alat Pelindung Diri. Hal ini menyebabkan pelayanan
kesehatan ibu dan bayi baru lahir menjadi salah satu layanan yang terkena
dampak, baik secara akses maupun kualitas.
Saat ini bangsa Indonesia harus memulai adaptasi kebiasaan baru agar tetap
dapat hidup sehat dalam situasi pandemi COVID-19. Adaptasi kebiasaan baru
harus dilakukan agar masyarakat dapat melakukan kegiatan sehari-hari sehingga
dapat terhindar dari COVID-19. Dengan adaptasi kebiasaan baru diharapkan hak
masyarakat terhadap kesehatan dasar dapat tetap terpenuhi.
Berdasarkan data diatas kelompok telah mempertimbangkan untuk melakukan
pendidikan kesehatan mengenai perlindungan ibu nifas dan bayi baru lahir di
masa pandemic Covid 19 kepada ibu nifas dan bayi baru lahir yang melakukan
perawatan di rumah sakit sehingga ibu dan bayi tetap mendapatkan pelayanan
esensial, faktor risiko dapat dikenali secara dini, serta mendapatkan akses
pertolongan kegawatdaruratan dan tenaga kesehatan dapat terlindungi dari
penularan COVID- 19.

C. TUJUAN

Tujuan Umum :

Untuk mengetahui upaya pencegahan umum Covid-19 yang dapat dilakukan


oleh ibu hamil, bersalin, dan nifas

Tujuan Khusus :

1. Untuk mengetahui definisi Covid-19


2. Untuk mengetahui tanda gejala Covid-19
3. Untuk mengetahui proses penularan covid-19
4. Untuk mengetahui upaya pencegahan umum covid-19 (oleh ibu hamil,
bersalin, dan nifas)
5. Untuk mengetahui upaya pencegahan covid-19 bagi bayi baru lahir
D. PESERTA
Ibu hamil, bersalin dan nifas beserta keluarga di Ruang Cempaka RSUP
Sanglah

E. PENYELENGGARA PENYULUHAN
Mahasiswa Profesi Ners 2020 dari Program Studi Sarjana Keperawatan dan
Profesi Ners Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

F. METODE PELAKSANAAN
1. Ceramah
2. Diskusi/Tanya jawab

G. SETTING PELAKSANAAN
1. Setting Acara

NO WAKTU KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN PESERTA


1 10 menit Pembukaan : a. Menjawab salam
a. Membuka kegiatan b. Mendengarkan
dengan mengucapkan c. Memperhatikan
salam. d. Memperhatikan
b. Memperkenalkan diri. e. Menjawab pre-test
c. Menjelaskan tujuan
dari penyuluhan.
d. Menyebutkan materi
yang akan diberikan.
e. Memberikan pre-test
2 20 menit Pelaksanaan : a. Memperhatikan.
a. Menjelaskan tentang b. Memperhatikan.
pengertian covid-19 c. Memperhatikan.
b. Menjelaskan tentang d. Bertanya dan
tanda dan gejala menjawab pertanyaan
covid-19 yang diajukan.
c. Menjelaskan cara e. Memperhatikan.
penularan covid-19 f. Memperhatikan
d. Memberikan g. Memperhatikan
kesempatan peserta h. Bertanya dan
untuk bertanya. menjawab pertanyaan
e. Menjelaskan upaya yang diajukan.
pencegahan covid-19
bagi ibu hamil,
bersalin dan nifas
f. Menjelaskan upaya
pencegahan covid-19
bagi bayi baru lahir
3 10 menit Evaluasi: a. Menjawab
a. Menanyakan kepada pertaanyaan
peserta tentang materi
yang telah diberikan.
b. Memberikan post-test
4 10 menit Terminasi: a. Mendengarkan
a. Mengucapkan b. Menjawab post-test
terimakasih atas peran
serta peserta.
b. Mengucapkan salam
penutup.

2. Setting Tempat
3

Pintu masuk

Keterangan :
1
1. Pemateri (Mahasiswa)
2 2
2. Peserta
3
3. Fasilitator (Mahasiswa)
2 2

2 3 3 2

H. DANA

No. Material Justifikasi Harga Jumlah


1. Print Out Leaflet 8 Rp 2.000,00 Rp 16.000,00
2 Print Out Poster 4 Rp 5.000,00 Rp 20.000,00
3. Print pre dan post 16 Rp.1.000,00 Rp. 16.000,00
test
TOTAL Rp 52.000,00

I. PENGORGANISASIAN

Pemberian pendidikan kesehatan dilakukan oleh:


Penyaji : Yohana Lie
Fasilitator : Made Dwi Mohini
Desak Putu Yuni Sumaryani
Ida Ayu Dwi Nandy Swari

J. MEDIA DAN ALAT


Adapun media yang digunakan yaitu :
1. Poster
2. Leaflet
K. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur

a. Persiapan Media
Media yang digunakan saat penyuluhan berupa poster dan leaflet
yang mudah digunakan dan dimengerti oleh pasien dan keluarga
saat penyuluhan berlangsung.
b. Persiapan Materi
 Persiapan Materi yang akan diberikan telah disiapkan dan diberikan
dalam bentuk lisan, terlampir pada lampiran SAP.
 Materi disiapkan dalam bentuk makalah kemudian dibuatkan media
yang menarik, lengkap, mudah di mengerti oleh pasien dan
keluarga.
c. Peserta
Kontrak waktu sudah disepakati oleh pasien dan keluarga sebelum
penyuluhan dilakukan.

2. Evaluasi Proses

a. Proses penyuluhan dapat berlangsung dengan lancar, pasien dan


keluarga dapat memahami materi penyuluhan yang diberikan.
b. Pasien dan keluarga memperhatikan materi yang diberikan.
c. Pasien dan keluarga aktif bertanya saat sesi tanya jawab
d. Pasien dan keluarga mengikuti penyuluhan sampai selesai

3. Evaluasi Hasil

a. Jangka Pendek
1. Pasien dan keluarga mampu menjawab mengenai pengertia covid-19
2. Pasien dan keluarga mampu menjawab mengenai tanda gejala covid-
19
3. Pasien dan keluarga mampu menjawab mengenai cara penularan
covid-19
4. Pasien dan keluarga mampu menjawab cara pencegahan penularan
bagi ibu hamil, bersalin dan nifas
5. Pasien dan keluarga mampu menjawab cara pencegahan covid-19
bagi bayi baru lahir
6. Pasien dan keluarga mampu menjawab 3 dari 5 pertanyaan post test
secara benar

b. Jangka Panjang
Meningkatnya pengetahuan pasien dan keluarga mengenai
perlindungan ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir di pandemi
Covid-19 sehingga dapat melakukan upaya pencegahan bagi ibu
hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir terhadap Covid-19 untuk
meningkatkan derajat kesehatan bagi keluarga
MATERI SAP PERLINDUNGAN IBU DAN BAYI BARU LAHIR DI
MASA PANDEMI COVID-19

1. Definisi Covid-19
Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) merupakan penyakit
menular yang disebabkan oleh virus corona jenis baru (WHO, 2020).
Menurut Kemenkes (2020), Covid-19 adalah penyakit menular disebabkan
oleh Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2),
yang merupakan coronavirus jenis baru yang belum pernah terindentifikasi
sebelumnya pada manusia.

2. Tanda dan Gejala

Manifestasi
Kriteria Gejala Penjelasan
Klinis
Tanpa Gejala Tidak ada Pasien tidak menunjukkan
(asimptomatik) gejala klinis gejala apapun.

Sakit ringan Sakit ringan Pasien dengan gejala non-


. tanpa spesifik seperti demam,
komplikasi batuk,
nyeri tenggorokan, hidung
tersumbat, malaise, sakit
kepala,
nyeri otot. Perlu waspada
pada usia lanjut dan
imunocompromised karena
gejala dan tanda tidak khas
Sakit Sedang Pneumonia Pasien Remaja atau
ringan Dewasa dengan tanda klinis
pneumonia
(demam, batuk, dyspnea,
napas cepat) dan tidak ada
tanda
pneumonia berat.

Anak dengan pneumonia


ringan mengalami batuk
atau
kesulitan bernapas + napas
cepat: frekuensi napas: <2
bulan,
≥60x/menit; 2–11 bulan,
≥50x/menit; 1–5 tahun,
≥40x/menit
dan tidak ada tanda
pneumonia berat.
Sakit Berat Pneumonia Pasien remaja atau
berat / ISPA dewasa dengan demam atau
berat dalam
pengawasan infeksi saluran
napas, ditambah satu dari:
frekuensi napas >30
x/menit, distress pernapasan
berat, atau saturasi oksigen
(SpO2) <90% pada udara
kamar.

Pasien anak dengan batuk


atau kesulitan bernapas,
ditambah
setidaknya satu dari berikut
ini:
- sianosis sentral atau SpO2
<90%;
- distres pernapasan berat
(seperti mendengkur, tarikan
dinding dada yang berat);
- tanda pneumonia berat:
ketidakmampuan menyusui
atau
minum, letargi atau
penurunan kesadaran, atau
kejang.

Tanda lain dari pneumonia


yaitu: tarikan dinding dada,
takipnea:
<2 bulan, ≥60x/menit;
2–11 bulan, ≥50x/menit;
1–5 tahun, ≥40x/menit;
>5 tahun, ≥30x/menit.
Diagnosis ini berdasarkan
klinis; pencitraan dada
dapat membantu penegakan
diagnosis dan dapat
menyingkirkan komplikasi.
Sakit Kritis Acute Onset: baru terjadi atau
Respiratory perburukan dalam waktu
Distress satu minggu.
Syndrome
(ARDS) Pencitraan dada (CT scan
toraks, atau ultrasonografi
paru):
opasitas bilateral, efusi
pluera yang tidak dapat
dijelaskan
penyebabnya, kolaps paru,
kolaps lobus atau nodul.

Penyebab edema: gagal


napas yang bukan akibat
gagal
jantung atau kelebihan
cairan. Perlu pemeriksaan
objektif
(seperti ekokardiografi)
untuk menyingkirkan bahwa
penyebab edema bukan
akibat hidrostatik jika tidak
ditemukan faktor risiko.

KRITERIA ARDS PADA


DEWASA:
• ARDS ringan: 200 mmHg
<PaO2/FiO2 ≤ 300 mmHg
(dengan PEEP atau
continuous positive airway
pressure
(CPAP) ≥5 cmH2O, atau
yang tidak diventilasi)
• ARDS sedang: 100 mmHg
<PaO2 / FiO2 ≤200 mmHg
dengan PEEP ≥5 cmH2O,
atau yang tidak diventilasi)
• ARDS berat: PaO2 / FiO2
≤ 100 mmHg dengan PEEP
≥5
cmH2O, atau yang tidak
diventilasi)
Ketika PaO2 tidak tersedia,
SpO2/FiO2 ≤315
mengindikasikan
ARDS (termasuk pasien
yang tidak diventilasi)
KRITERIA ARDS PADA ANAK:

Usia Eksklusi pasien dengan


penyakit paru perinatal
Waktu Dalam 7 hari sejak onset
penyakit

Penyebab Gagal napas yang tidak


edema dapat dijelaskan oleh gagal
jantung
atau kelebihan cairan (fluid
overload)

Radiologis Infiltrat baru konsisten


dengan penyakit paru akut
Oksigenas Ventilasi mekanis non
invasive
Ventilasi mekanis invasive

PARDS Ringan Sedang


Berat
Masker full face
ventilasi bi-level
atau CPAP ≥
4 ≤ OI ≤8 8 ≤ OI

3. Proses penularan Covid-19


Coronavirus merupakan zoonosis (ditularkan antara hewan dan manusia).
Penelitian menyebutkan bahwa SARS ditransmisikan dari kucing luwak
(civet cats) ke manusia dan MERS dari unta ke manusia. Adapun, hewan
yang menjadi sumber penularan COVID-19 ini masih belum diketahui.
Masa inkubasi COVID-19 rata-rata 5-6 hari, dengan range antara 1 dan 14
hari namun dapat mencapai 14 hari. Risiko penularan tertinggi diperoleh
di hari-hari pertama penyakit disebabkan oleh konsentrasi virus pada
sekret yang tinggi. Orang yang terinfeksi dapat langsung dapat menularkan
sampai dengan 48 jam sebelum onset gejala (presimptomatik) dan sampai
dengan 14 hari setelah onset gejala.

Penting untuk mengetahui periode presimptomatik karena memungkinkan


virus menyebar melalui droplet atau kontak dengan benda yang
terkontaminasi. Sebagai tambahan, bahwa terdapat kasus konfirmasi yang
tidak bergejala (asimptomatik), meskipun risiko penularan sangat rendah
akan tetapi masih ada kemungkinan kecil untuk terjadi penularan.
Berdasarkan studi epidemiologi dan virologi saat ini membuktikan bahwa
COVID-19 utamanya ditularkan dari orang yang bergejala (simptomatik)
ke orang lain yang berada jarak dekat melalui droplet. Droplet merupakan
partikel berisi air dengan diameter >5-10 µm. Penularan droplet terjadi
ketika seseorang berada pada jarak dekat (dalam 1 meter) dengan
seseorang yang memiliki gejala pernapasan (misalnya, batuk atau bersin)
sehingga droplet berisiko mengenai mukosa (mulut dan hidung) atau
konjungtiva (mata).

Penularan juga dapat terjadi melalui benda dan permukaan yang


terkontaminasi droplet di sekitar orang yang terinfeksi. Oleh karena itu,
penularan virus COVID-19 dapat terjadi melalui kontak langsung dengan
orang yang terinfeksi dan kontak tidak langsung dengan permukaan atau
benda yang digunakan pada orang yang terinfeksi (misalnya, stetoskop
atau termometer). 15 Dalam konteks COVID-19, transmisi melalui udara
dapat dimungkinkan dalam keadaan khusus dimana prosedur atau
perawatan suportif yang menghasilkan aerosol seperti intubasi
endotrakeal, bronkoskopi, suction terbuka, pemberian pengobatan
nebulisasi, ventilasi manual sebelum intubasi, mengubah pasien ke posisi
tengkurap, memutus koneksi ventilator, ventilasi tekanan positif non-
invasif, trakeostomi, dan resusitasi kardiopulmoner. Masih diperlukan
penelitian lebih lanjut mengenai transmisi melalui udara (Kemenkes,
2020).

4. Upaya Pencegahan Umum yang Dapat dilakukan oleh Ibu Hamil,


Bersalin dan Nifas
Menurut Kemenkes RI (2020) upaya-upaya pencegahan umum yang
dapat dilakukan oleh ibu hamil, bersalin dan nifas adalah sebagai berikut.
a) Mencuci tangan secara teratur menggunakan sabun selama 40 – 60
detik atau menggunakan cairan antiseptik berbasis alkohol (hand
sanitizer) selama 20-30 detik.
b) Hindari menyentuh area wajah seperti mata, hidung dan mulut dengan
tangan yang tidak bersih. Cuci tangan terutama setelah Buang Air
Besar (BAB) dan Buang Air Kecil (BAK), dan sebelum makan
(Kemenkes RI, 2020).
c) Khusus untuk ibu nifas, dianjurkan selalu mencuci tangan setiap kali
sebelum dan sesudah memegang bayi dan sebelum menyusui
(Kemenkes RI, 2020).
d) Sebisa mungkin hindari kontak dengan orang yang sedang sakit.
e) Saat sakit dianjurkan tetap menggunakan masker, tetap tinggal di
rumah atau segera ke fasilitas kesehatan yang sesuai, jangan banyak
beraktivitas di luar.
f) Tutupi mulut dan hidung saat batuk atau bersin dengan tisu.
Kemudian buang tisu pada tempat yang telah ditentukan. Apabila
tidak ada tisu, lakukan sesuai etika batuk-bersin.
g) Bersihkan dan lakukan disinfeksi secara rutin permukaan dan benda
yang sering disentuh.
h) Menggunakan masker merupakan salah satu cara pencegahan
penularan penyakit saluran nafas, termasuk infeksi Covid-19. Akan
tetapi penggunaan masker saja kurang cukup untuk melindungi
seseorang dari infeksi ini, karenanya harus disertai dengan usaha
pencegahan lain seperti melakukan hand hygiene dan tetap menjaga
jarak.
i) Penggunaan masker yang salah dapat mengurangi keefektivitasannya
dan dapat membuat orang awam mengabaikan pentingnya usaha
pencegahan lain yang sama pentingnya seperti hand hygiene dan
perilaku hidup sehat. Masker medis digunakan untuk ibu yang sakit
dan ibu saat persalinan. Sedangkan masker kain dapat digunakan bagi
ibu yang sehat dan keluarganya.
j) Cara penggunaan masker yang efektif yaitu sebagai berikut:
 Pakai masker secara seksama untuk menutupi mulut dan hidung
kemudian eratkan dengan baik untuk meminimalkan celah antara
masker dan wajah.
 Saat digunakan, hindari menyentuh masker.
 Lepas masker dengan teknik yang benar, misalnya tidak
menyentuh bagian depan masker tapi lepas dari belakang dan
bagian dalam.
 Setelah dilepas jika tidak sengaja menyentuh masker yang telah
digunakan, segera cuci tangan.
 Jangan memakai ulang masker yang telah dipakai.
 Buang masker segera masker sekali pakai dan lakukan
pengolahan sampah medis sesuai SOP
k) Gunakan masker kain bila dalam kondisi sehat. Gunakan masker kain
3 lapis sesuai yang direkomendasikan oleh Gugus Tugas Covid-19.
Disarankan penggunaan masker kain tidak lebih dari 4 jam.
Setelahnya, masker harus dicuci menggunakan sabun dan air, dan
dipastikan bersih sebelum di pakai kembali.
l) Keluarga yang menemani ibu hamil, bersalin, dan nifas harus
menggunakan masker dan menjaga jarak.
m) Menghindari kontak dengan hewan seperti kelelawar, tikus, musang
atau hewan lain pembawa Covid-19 serta tidak pergi ke pasar hewan.
n) Hindari pergi ke negara/ daerah terjangkit Covid-19, bila sangat
mendesak untuk pergi diharapkan konsultasi dahulu dengan spesialis
obstetri atau praktisi kesehatan terkait.
o) Bila terdapat gejala Covid-19, diharapkan untuk menghubungi telepon
layanan darurat yang tersedia, untuk dilakukan penjemputan di tempat
sesuai SOP, atau langsung ke RS rujukan untuk mengatasi penyakit
ini.
p) Rajin mencari informasi yang tepat dan benar mengenai Covid-19 di
media sosial terpercaya.

5. Upaya Pencegahan Covid-19 bagi Bayi Baru Lahir


Bayi baru lahir merupakan salah satu kelompok yang rentan terhadap
infeksi COVID-19 karena belum sempurnanya fungsi imunitas atau
kekebalan tubuh bayi.
a) Tanda Bayi Baru Lahir Sehat
- Bayi lahir langsung menangis
- Tubuh bayi kemerahan
- Bayi bergerak aktif
- Berat lahir 2500-4500 gram
- Bayi menyusu dari payudara ibu dengan kuat
b) Pencegahan Infeksi COVID-19 pada Bayi Baru Lahir
- Cuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi dan sebelum
menyusui
- Gunakan masker saat menyentuh bayi
- Jauhkan bayi dari orang sakit
- Hindari kebiasaan mencium dan menyentuh wajah bayi
- Bersihkan secara rutin tempat tidur bayi dengan cairan antiseptic
- Berikan ASI eksklusif, khusus bayi dari ibu dengan klinis
sedang/berat diberikan ASI perah/donor dengan memperhatikan
prinsip pencegahan penularan COVID-19
- Ibu yang sakit tetap menjaga jarak dua meter dari bayinya,
pengasuhan bayi dilakukan oleh orang yang sehat dan tidak
menderita COVID-19
c) Perawatan Neonatal Esensial
- Bayi tetap mendapat perawatan neonatal esensial dengan
memperhatikan jika bayi lahir dari ibu
suspek/probable/terkonfirmasi COVID-19:
- Tidak dilakukan penundaan penjepitan tali pusat (delayed cord
champing).
- Bayi dikeringkan seperti biasa.
- Segera dimandikan setelah kondisi stabil, tidak menunggu 24 jam.
- IMD dilakukan atas keputusan bersama orang tua, dapat dilakukan
bila status ibu adalah kontak erat/suspek dan dapat
dipertimbangkan pada ibu probable/terkonfirmasi tanpa
gejala/gejala ringan dan klinis ibu maupun bayi baru lahir stabil.
d) Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir
Segera bawa ke Fasyankes terdekat jika ada tanda bahaya pada bayi
baru lahir seperti:
- Demam/panas tinggi
- Sesak nafas
- Tidak mau menyusu
- Memuntahkan segalanya
- Kejang
- Kuning
PRE-TEST

PENDIDIKAN KESEHATAN PERLINDUNGAN IBU DAN BAYI BARU


LAHIR DI MASA PANDEMI COVID-19

Nama :

1. Bagaimana penularan pasti dari COVID-19 terjadi (dengan melalui apa)?


a. Melalui droplet cairan dari hidung atau mulut dari individu yang terinfeksi
ke bagian mulut/hidung/mata individu lain.
b. Melalui kontak erat saat berada satu ruangan dengan individu yang
terkonfirmasi.
c. Melalui sentuhan benda dari individu yang terkonfirmasi
d. Melalui sentuhan dengan individu yang terkonfirmasi
2. Apakah tanda dan gejala dari COVID-19?
a. Dapat berbeda setiap individunya, dapat tidak bergejala, dapat bergejala
ringan, sedang, dan berat.
b. Pasti dimulai dengan demam, batuk, dan sesak nafas
c. Dimulai dengan batuk berdahak yang berkepanjangan, kemudian demam,
dan sesak nafas.
d. Tidak enak badan, kemudian batuk, dan sesak nafas
3. Bagaimana cara mencegah COVID-19 pada ibu, kecuali?
a. Mencuci tangan secara teratur dengan sabun selama 40-60 detik atau
dengan cairan antiseptic berbasis alkohol selama 20-30 detik.
b. Menggunakan masker ketika keluar rumah
c. Menjaga jarak saat berada diluar rumah.
d. Menggunakan pakaian yang tertutup saat diluar rumah.
e. Menghindari kontak dengan individu yang sakit.
4. Bagaimana cara mencegahan COVID-19 pada bayi baru lahir, kecuali?
a. Cuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi dan sebelum menyusui
b. Gunakan masker saat menyentuh bayi
c. Jauhkan bayi dari orang sakit
d. Hindari kebiasaan mencium dan menyentuh wajah bayi
e. Lindungi bayi dengan kasih sayang dan selalu berada disisi bayi untuk
menjaganya dari penularan COVID-19

5. Apa sajakah tanda bahaya dari bayi baru lahir yang harus segera dibawa ke
fasilitas pelayanan kesehatan terdekat, kecuali?
a. Demam/panas tinggi
b. Sesak nafas
c. Lebih banyak tidur
d. Memuntahkan segalanya
e. Kejang
POST-TEST

PENDIDIKAN KESEHATAN PERLINDUNGAN IBU DAN BAYI BARU


LAHIR DI MASA PANDEMI COVID-19

Nama :

1. Bagaimana penularan pasti dari COVID-19 terjadi (dengan melalui apa)?


a. Melalui droplet cairan dari hidung atau mulut dari individu yang terinfeksi
ke bagian mulut/hidung/mata individu lain.
b. Melalui kontak erat saat berada satu ruangan dengan individu yang
terkonfirmasi.
c. Melalui sentuhan benda dari individu yang terkonfirmasi
d. Melalui sentuhan dengan individu yang terkonfirmasi
2. Apakah tanda dan gejala dari COVID-19?
a. Dapat berbeda setiap individunya, dapat tidak bergejala, dapat bergejala
ringan, sedang, dan berat.
b. Pasti dimulai dengan demam, batuk, dan sesak nafas
c. Dimulai dengan batuk berdahak yang berkepanjangan, kemudian demam,
dan sesak nafas.
d. Tidak enak badan, kemudian batuk, dan sesak nafas
3. Bagaimana cara mencegah COVID-19 pada ibu, kecuali?
a. Mencuci tangan secara teratur dengan sabun selama 40-60 detik atau
dengan cairan antiseptic berbasis alkohol selama 20-30 detik.
b. Menggunakan masker ketika keluar rumah
c. Menjaga jarak saat berada diluar rumah.
d. Menggunakan pakaian yang tertutup saat diluar rumah.
e. Menghindari kontak dengan individu yang sakit.
4. Bagaimana cara mencegahan COVID-19 pada bayi baru lahir, kecuali?
a. Cuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi dan sebelum menyusui
b. Gunakan masker saat menyentuh bayi
c. Jauhkan bayi dari orang sakit
d. Hindari kebiasaan mencium dan menyentuh wajah bayi
e. Lindungi bayi dengan kasih sayang dan selalu berada disisi bayi untuk
menjaganya dari penularan COVID-19

5. Apa sajakah tanda bahaya dari bayi baru lahir yang harus segera dibawa ke
fasilitas pelayanan kesehatan terdekat, kecuali?
a. Demam/panas tinggi
b. Sesak nafas
c. Lebih banyak tidur
d. Memuntahkan segalanya
e. Kejang
Lampiran Leaflet
Lampiran Poster
Lampiran Poster
DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Kesehatan Repulik Indonesia. Situasi COVID-19. Indonesia; 2020.


https://www.kemkes.go.id/.
Kementerian Kesehatan RI. (2020). Pedoman Pencegahan dan Pengendalian
Coronavirus Diseases (COVID-19) Revisi ke-5. Jakarta: Kementerian
Kesehatan Republik Indoneisa
Kementerian Kesehatan RI. (2020). Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta:
Kementerian Kesehatan dan JICA (Japan Internasional Cooperation
Agency). Diakses pada 3 Februari 2021 melalui http://kesga.kemkes.go.id
Kementerian Kesehatan RI. (2020). Pedoman Pelayanan Antenatal, Persalinan,
Nifas dan Bayi Baru Lahir di Era Adaptasi Kebiasaan Baru. Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI. Diakses pada 3 Februari 2021 melalui
http://kesga.kemkes.go.id
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI). (2020). Pedoman
Pelayanan Antenatal, Persalinan, Nifas, dan Bayi Baru Lahir di Era
Adaptasi Kebiasaan Baru. Jakarta: Kemenkes. ISBN 978-602-416-991-6
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI). (2020). Pedoman
Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease (COVID-19). Diakses
dari: https://infeksiemerging.kemkes.go.id/download/REV-
05_Pedoman_P2_COVID-19_13_Juli_2020_1.pdf
Rohmah MK, Nurdianto, AR. Perspective of molecular i m m u n e r e s p o n
s e o f s a r s - c o v - 2 i n f e c t i o n . JurnalTeknologiLaboratorium.
2020; 9(1):58–66.
WHO. Novel Coronavirus (2019-NCoV) Situation Report - 12. World; 2020 .
https://www. who. int/docs/default- source/coronaviruse/situation-
reports/20200201-sitrep-12- ncov.pdf?sfvrsn=273c5d35_2
World Health Organization (WHO). Coronavirus disease (COVID-19) pandemic.
Diakses dari: https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-
2019?
gclid=CjwKCAjwwab7BRBAEiwAapqpTD0cl_CLhcAFk9sj0oRIIV9WI2t
GAhxwOmVKLa_K9AZxdiKVqVyD3xoCRLUQAvD_BwE.
World Health Organization. Coronavirus Disease 2019 (COVID- 1 9 ) S i t u a t i
o n R e p o r t - 7 0 . W o r l d ; 2 0 2 0 . https://www.who.int/docs/default-
source/coronaviruse/ s i t u a t i o n - r e p o r t s / 2 0 2 0 0 3 3 0 - s i t r e
p - 7 0 - c o v i d - 19.pdf?sfvrsn=7e0fe3f8_4.

Anda mungkin juga menyukai