Anda di halaman 1dari 9

Pengertian Hukum Pascal

Hukum pascal adalah salah satu hukum dalam ilmu fisika yang berhubungan dengan zat cair dan
gaya-gaya yang ada padanya. Mempelajari Fisika tidak lengkap jika tidak mengetahui bunyi
hukum Pascal.

Bunyi hukum pascal adalah :


Tekanan yang diberikan pada suatu zat cair didalam suatu wadah, akan diteruskan ke segala arah
dan sama besar
Hukum pascal ditemukan oleh Blaise Pascal, seorang ilmuwan Prancis yang hidup pada 1623-
1662). Pada dasarnya Blaise pascal adalah seorang ahli filsawat dan teologi, namun hobinya
pada ilmu matematika dan fisika, terutama geometri proyektif, mengantarkan menjadi ilmuwan
dunia yang terkenal sepanjang masa berkat penemuannya dalam bidang fisika mekanika fluida
yang berhubungan dengan tekanan dan gaya yang dikenal dengan Hukum Pascal.

Rumus Hukum Pascal


Hukum Pascal di rumuskan dengan istila Pa (Pascal) yaitu sebuah satuan turunan untuk tekanan.
Sesuai dengan bunyinya, maka Hukum Pascal di rumuskan sebagai berikut:
Keteranga
n:
F1 /F2 = Gaya pada permukaan A atau B (N)
A1/A2 = Luas permukaan A atau B (m2)
D1/D2 = Diameter permukaan A atau B (m)

Sejarah Konsep Fisika Ditemukan


Blaise Pascal (1623-1662) terlahir di Clermont Ferrand pada 19 Juni 1623. Pada tahun 1631
keluarganya pindah ke Paris.  Blaise Pascal adalah anak Etienne Pascal, seorang ilmuwan dan
matematikawan lahir di Clermont. Etienne Pascal, juga merupakan penasehat kerajaan yang
kemudian diangkat sebagai presiden organisasi the Court of Aids di kota Clermont. Ibu Pascal,
Antoinette Bigure, meninggal saat umur Pascal berumur empat tahun tidak lama setelah
memberinya seorang adik perempuan, Jacqueline.
Ia mempunyai kakak perempuan yang bernama, Gilberte. Pascal juga pernah melakukan studi
hidrodinamik dan hidrostatik, prinsip-prinsip cairan hidraulik (hydraulic Fluida). Penemuannya
meliputi hidraulik tekan (press Hydraulic) dan tentang jarum suntik (syringe).
Umur 18 tahun, tubuhnya lemah dan mengalami kelumpuhan tungkai atas membuat Pascal harus
tinggal di tempat tidur. Harus menelan cukup makanan agar tetap hidup, meskipun selalu merasa
sakit kepala. Umur 24 tahun, dia dan Jacqueline pergi ke Paris untuk pemeriksaan medis dengan
peralatan yang lebih canggih. Ternyata dia diharuskan tinggal di rumah sakit. Saat ini banyak
ilmuwan datang menyambangi yang tertarik dengan eksperimen kehampaan (vakum) yang
sedang dikerjakannya. Descartes datang untuk berdiskusi. Akhir tahun, kesehatan tubuhnya
memungkinkan dia meneruskan pekerjaan, menguji teori kehampaan.
Ia memiliki sebuah replika percobaan yang berupa tabung sepanjang 31 inci (78,7 cm) yang diisi
air raksa yang diposisikan terbalik dalam sebuah mangkok mercuri. Pascal ingin mengetahui
kekuatan apa yang menjaga mercuri dalam tabung, dan apa yang mengisi ruang kosong dibagian
atas dalam tabung mercuri tersebut. Apakah berisi: udara? uap air raksa? kehampaan?
Pada waktu itu, kebanyakan ilmuwan berpendapat bahwa ruang kosong ditabung atas mercuri
tersebut adalah tak lebih daripada vacuum ( kosong ), dan beberapa kejadian yang dianggap tak
mungkin oleh ilmuwan sebelumnya, telah terlihat saat percobaan itu dilakukan. Hal ini
berdasarkan pemikiran Ariestoteles, bahwa “ penciptaan “ sesuatu yang bersifat “ subtansi “,
apakah terlihat atau tidak terlihat, dan “zat / subtansi “ selamanya bergerak. Hukum Ariestoteles
adalah sebagai berikut : “ Segala sesuatu yang bergerak, harus digerakan oleh
sesuatu (Everything that is in motion must be moved by something) “. Oleh karena itu para
ilmuwan penganut Ariestoteles menyatakan, bahwa vacuum ( tenaga isap ) itu adalah hal yang
mustahil. Bagaimana bisa begitu ? Maka bukti itu ditunjukan :

Cahaya yang melewati itu di sebut “ vacuum ( kosong ) ” dalam tabung kaca.
Ariestoteles menulis, segala sesuatu bergerak, harus digerakan oleh sesuatu yang lain. Oleh
karenanya, disana harus ada “sesuatu” yang tak terlihat untuk memindahkan cahaya melalui
tabung kaca, maka dari itu tidak ada vacuum ( tenaga isap atau tekan ) di tabung itu. Tidak di
tabung kaca maupun, dimanapun. Vacuum itu tidak ada dan sesuatu yang mustahil.
Setelah melakukan percobaan mendalam di vena ini, di tahun 1647 Pascal mengeluarkan
risalah Experiences nouvelles touchant le vide (“New Experiments with the Vacuum –
Percobaan baru dengan Vacuum”), dia menjelaskan dengan rinci aturan dasar, bahwa derajat
variasi cairan ( liquid ) bisa didukung oleh tekanan udara. Hal ini memberikan alasan atau bukti,
bahwa memang ada vacuum pada kolom diatas cairan tabung barometer. Dan, pernyataan
Ariestoteles dipatahkan oleh Pascal. Vacuum itu ada ! Bukan sesuatu yang mustahil. Pembuktian
– pembuktian ini membuat Pascal konflik dengan para ilmuwan lainnya, terutama para ilmuwan
terkemuka sebelum dia, apalagi para penganut Ariestoteles, termasuk berkonflik dengan
Descartes.
Kecerdasan otak Pascal tidak perlu diragukan lagi, tapi sejak lahir fisiknya sangat lemah dan
mudah terserang sakit. Tahun 1661, adiknya, Jacqueline meninggal. Pascal menunjukkan bela
sungkawa kepada kakaknya, Gilberte dan kepada biarawati-biarawati teman Jacqueline. Satu
tahun kemudian, kondisi kesehatan Pascal makin parah dan menolak semua bantuan yang datang
atau hal apapun dapat meringankan sakitnya.
Dia ingin meninggal di rumah sakit – seperti halnya orang miskin (orang kaya selalu meninggal
di rumah), tapi maksudnya itu tidaklah kesampaian. Tanggal 19 Agustus 1662, dini hari, Pascal
meninggal setelah lama tidak sadarkan diri. Penyebab kematian Pascal tidak diketahui dengan
jelas. Beberapa orang menyebut karena TBC; lainnya menyebut karena keracunan logam atau
terkena dyspepsia yang melemahkan fungsi otak. Pascal meninggalkan karya yang berjudul
Pensees dan Provincial Letters yang sama sekali tidak berhubungan dengan matematika.
Persamaan Hukum Pascal
Pascal juga menulis tentang hidrostatik, yang menjelaskan eksperimennya menggunakan
barometer untuk menjelaskan teorinya tentang Persamaan Benda Cair (Equilibrium of Fluids),
yang tak sempat dipublikasikan sampai satu tahun setelah kematiannya. Makalahnya tentang
Persamaan Benda Cair mendorong Simion Stevin melakukan analisis tentang paradoks
hidrostatik dan dan meluruskan apa yang disebut sebagai hukum terakhir hidrostatik:
“Bahwa benda cair menyalurkan daya tekan secara sama-rata ke semua arah”

yang kemudian dikenal sebagai Hukum Pascal. Hukum Pascal dianggap penting karena
keterkaitan antara Teori Benda Cair dan Teori Benda Gas, dan tentang Perubahan Bentuk tentang
keduanya yang kemudian dikenal dengan Teori Hidrodinamik. Hukum Pascal (1658) “Jika suatu
zat cair dikenakan tekanan, maka tekanan itu akan merambat ke segala arah dengan tidak
bertambah atau berkurang kekuatannya”. Hukum Pascal menyatakan bahwa Tekanan yang
diberikan zat cair dalam ruang tertutup diteruskan ke segala arah dengan sama besar.
Setiap titik pada kedalaman yang sama memiliki besar tekanan yang sama. Hal ini berlaku untuk
semua zat cair dalam wadah apapun dan tidak bergantung pada bentuk wadah tersebut. Apabila
ditambahkan tekanan luar misalnya dengan menekan permukaan zat cair tersebut, pertambahan
tekanan dalam zat cair adalah sama di segala arah. Jadi, jika diberikan tekanan luar, setiap bagian
zat cair mendapatjatah tekanan yang sama (Lohat, 2008).
Sesuai dengan hukum Pascal bahwa tekanan yang diberikan pada zat cair dalam ruang tertutup
akan diteruskan sama besar ke segala arah, maka tekanan yang masuk pada penghisap pertama
sama dengan tekanan pada penghisap kedua (Kanginan, 2007).

Tekanan dalam fluida dapat dirumuskan dengan persamaan di bawah ini.


P = F : A
sehingga persamaan hukum Pascal bisa ditulis sebagai berikut.
P1 = P2
F1 : A1 = F2 : A2
Dimana: P = tekanan (pascal),
  F = gaya (newton),
A = luas permukaan penampang (m2).

Dari hukum Pascal diketahui bahwa dengan memberikan gaya yang kecil pada penghisap dengan
luas penampang kecil dapat menghasilkan gaya yang besar pada penghisap dengan luas
penampang yang besar (Kanginan, 2007). Prinsi inilah yang dimanfaatkan pada peralatan teknik
yang banyak dimanfaatkan manusia dalam kehidupan misalnya dongkrak hidraulik, pompa
hidraulik, dan rem hidraulik (Azizah & Rokhim, 2007).
Prinsip Penerapan Hukum Pascal
 Prinsip Kerja Dongkrak Hidraulik
Prinsip kerja dongkrak hidraulik adalah dengan memanfaatkan hokum Pascal. Dongkrak
hidraulik terdiri dari dua tabung yang berhubungan yang memiliki diameter yang berbeda
ukurannya. Masing- masig ditutup dan diisi air. Mobil diletakkan di atas tutup tabung yang
berdiameter besar. Jika kita memberikan gaya yang kecil pada tabung yang berdiameter
kecil, tekanan akan disebarkan secara merata ke segala arah termasuk ke tabung besar tempat
diletakkan mobil (Anonim,2009a). Jika gaya F1 diberikan pada penghisap yang kecil, tekanan
dalam cairan akan bertambah dengan F1/A1. Gaya ke atas yang diberikan oleh cairan pada
penghisap yang lebih besar adalah penambahan tekanan ini kali luas A2.

Jika gaya ini disebut F2, didapatkan


F2 = (F : A1) x A2

Jika A2 jauh lebih besar dari A1, sebuah gaya yang lebih kecil (F1) dapat digunakan untuk
menghasilkan gaya yang jauh lebih besar (F2) untuk mengangkat sebuah beban yang
ditempatkan di penghisap yang lebih besar (Tipler, 1998).

Berikut ini contoh perhitungan tekanan pada sebuah dongkrak hidraulik. Misalnya, sebuah
dongkrak hidraulik mempunyai dua buah penghisap dengan luas penampang melintang A1 = 5,0
cm2 dan luas penampang melintang A2 = 200 cm2. Bila diberikan suatu gaya F1 sebesar 200
newton, pada penghisap dengan luas penampang A2 akan dihasilkan gaya F2 = (F1 : A1) x A2 =
(200 : 5) x 200 = 8000 newton.

 Prinsip Kerja Rem Hidraulik
Dasar kerja pengereman adalah pemanfaatan gaya gesek dan hukum Pascal. Tenaga gerak
kendaraan akan dilawan oleh tenaga gesek ini sehingga kendaraan dapat berhenti (Triyanto,
2009). Rem hidraulik paling banyak digunakan pada mobil-mobil penumpang dan truk
ringan. Rem hidraulik memakai prinsip hukum Pascal dengan tekanan pada piston kecil akan
diteruskan pada piston besar yang menahan gerak cakram.
Cairan dalam piston bisa diganti apa saja. Pada rem hidraulik biasa dipakai minyak rem karena
dengan minyak bisa sekaligus berfungsi melumasi piston sehingga tidak macet (segera kembali
ke posisi semula jika rem dilepaskan). Bila dipakai air, dikhawatirkan akan terjadi
perkaratan (Anonim, 2009).

 Prinsip Kerja Pompa Hidraulik


Dalam menjalankan suatu sistem tertentu atau untuk membantu operasional dari sebuah
sistem, tidak jarang kita menggunakan rangkaian hidraulik. Sebagai contoh, untuk mengangkat
satu rangkaian kontainer yang memiliki beban beribu–ribu ton,
untuk memermudah itu digunakanlah sistem hidraulik.
Sistem hidraulik adalah teknologi yang memanfaatkan zat cair, biasanya oli, untuk
melakukan suatu gerakan segaris atau putaran. Sistem ini bekerja berdasarkan prinsip Pascal,
yaitu jika suatu zat cair dikenakan tekanan, tekanan itu akan merambat ke segala arah dengan
tidak bertambah atau berkurang kekuatannya. Prinsip dalam rangkaian hidraulik adalah
menggunakan fluida kerja berupa zat cair yang dipindahkan dengan pompa hidraulik untuk
menjalankan suatu sistem tertentu (Anonim, 2009).

Pompa hidraulik menggunakan kinetik energi dari cairan yang dipompakan pada suatu kolom
dan energi tersebut diberikan pukulan yang tiba-tiba menjadi energi yang berbentuk lain (energi
tekan). Pompa ini berfungsi untuk mentransfer energi mekanik menjadi energi hidraulik. Pompa
hidraulik bekerja dengan cara menghisap oli dari tangki hidraulik dan mendorongnya kedalam
sistem hidraulik dalam bentuk aliran (flow). Aliran ini yang dimanfaatkan dengan cara
merubahnya menjadi tekanan. Tekanan dihasilkan dengan cara menghambat aliran oli dalam
sistem hidraulik.
Hambatan ini dapat disebabkan oleh orifice, silinder, motor hidraulik, dan aktuator. Pompa
hidraulik yang biasa digunakan ada dua macam yaitupositive dan nonpositive displacement
pump (Aziz, 2009). Ada dua macam peralatan yang biasanya digunakan dalam merubah energi
hidraulik menjadi energi mekanik yaitu motor hidraulik dan aktuator. Motor
hidraulik mentransfer energi hidraulik menjadi energi mekanik dengan cara memanfaatkan aliran
oli dalam sistem merubahnya menjadi energi putaran yang dimanfaatkan untuk menggerakan
roda, transmisi, pompa dan lain-lain (Sanjaya, 2008).

Manfaat dan Contoh Hukum Pascal Di Kehidupan Sehari Hari


Hukum Pascal dimanfaatkan dalam peralatan teknik yang banyak membantu pekerjaan
manusia, antara lain dongkrak hidrolik, pompa hidrolik, mesin hidrolik pengangkat mobil, mesin
pres hidrolik, dan rem hidrolik. Berikut pembahasan mengenai cara kerja beberapa alat yang
menggunakan prinsip Hukum Pascal.
Hukum Pascal pada Dongkrak Hidrolik

Dongkrak hidrolik merupakan salah satu aplikasi sederhana dari Hukum Pascal. Berikut ini
prinsip kerja dongkrak hidrolik berdasarkan hukum pascal. Saat pengisap kecil diberi gaya tekan,
gaya tersebut akan diteruskan oleh fluida (minyak) yang terdapat di dalam pompa. Akibatnya
Berdasarkan Hukum Pascal, minyak dalam dongkrak akan menghasilkan gaya angkat pada
pengisap besar dan dapat mengangkat beban di atasnya.

Hukum Pascal pada Mesin Hidrolik Pengangkat Mobil


Aplikasi hukum pascal berikutnya adalah mesin hidrolik pengangkat mobil ini memiliki prinsip
yang sama dengan dongkrak hidrolik. Perbedaannya terletak pada perbandingan luas penampang
pengisap yang digunakan. Pada mesin pengangkat mobil, perbandingan antara luas penampang
kedua pengisap sangat besar sehingga gaya angkat yang dihasilkan pada pipa berpenampang
besar dan dapat digunakan untuk mengangkat mobil.
Hukum Pascal pada Rem Hidrolik

Aplikasi hukum pascal berikutnya adalah Rem hidrolik digunakan pada mobil. Ketika Anda
menekan pedal rem, gaya yang Anda berikan pada pedal akan diteruskan ke silinder utama yang
berisi minyak rem. Selanjutnya, minyak rem tersebut akan menekan bantalan rem yang
dihubungkan pada sebuah piringan logam sehingga timbul gesekan antara bantalan rem dengan
piringan logam. Gaya gesek ini akhirnya akan menghentikan putaran roda.

DAFTAR PUSTAKA
Azizah, S. N. & Nur Rokhim. 2007. Acuan Pengayaan Fisika. Surakarta: PT.Nyata Grafik
Media.
Aziz, Kharimul, 2008. Pompa Hidrolik. (http://kharimulaziz.blogspot.com/2009/04/pompa-
hidrolik.html,21Mei2017).
Anonim, 2009. Prinsip Kerja Dongkrak Hidrolis.
(http://www.fisikaasyik.com/home02/content/view/201/44/.html,diakses 21 Mei 2017).
Kanginan, Marthen. 2007. Fisika untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.
Lohat, A.S. 2008. Prinsip Pascal. (http://www.gurumuda.com/prinsip-pascal.html, diakses 21
Mei 2017).
Resnick, Haliday. 1985. Fisika Jilid 1 Edisi Ketiga. Terjemahan. Jakarta: Erlangga.
Sanjaya. 2008. Berita Iptek. (http://berita-iptek.blogspot.com/2008/06/pompa-hidrolik.html,
diakses 21 Mei 2017).
Tipler, P. A. 1998. Fisika untuk Sains dan Teknik. Jakarta: Erlangga
Petrus, Ongga, Dkk. 2009. Konsepsi Mahasiswa Tentang Tekanan Hidrostatis. Universitas
Negeri Yogyakarta (Online)

Anda mungkin juga menyukai