Anda di halaman 1dari 9

Hand Out Sistem Rujukan

Mata Kuliah : Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita

Topik : Sistem Rujukan

Sub Topik : 1. Pengertian Rujukan

2. Tingkat Rujukan

3. Mekanisme/Jalur Rujukan

Waktu : 2 x 50 menit

Dosen : Anita, SST, MPH

Objektif
a. Perilaku Siswa
Setelah mengikuti kuliah ini diharapkan mahasiswa mampu menjelaskan sistem rujukan secara

benar dan tepat, mencakup:

a. Jenis Rujukan

b. Tingkat Rujukan

c. Mekanisme/Jalur Rujukan

Referensi

Tjipta, G. D. (2004) Sistem Rujukan Neonatus, Bagian Ilmu Kesehatan Anak: Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Wiknyosastro, G. H., Prayanti E, M., Nurani, V. (2008) Kegawatdaruratan Obstetri dan Neonatal
serta Kontrasepsi. Modul pelatihan Penyegaran Keterampilan Klinis bagi Bidan. Jakarta:
Yayasan Pendidikan Kesehatan Perempuan.

PENDAHULUAN

Kematian bayi setiap tahun terjadi sekitar 3,7 juta dalam 4 minggu pertama

kehidupan. Kejadian tersebut sebagian besar terjadi di Negara berkembang

termasuk Indonesia dan sebagian besar mati di rumah. Hasil Survei

Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 menunjukkan bahwa

angka kematian bayi sebesar 34/1.000 kelahiran hidup, tidak menurun secara berarti dari tahun

2003, 2/3 di antaranya adalah kematian neonatus, yaitu 19 per 1.000 kelahiran hidup.

Menurut RISKESDAS tahun 2007, penyebab kematian neonatal pada usia 0-6 hari meliputi:

 Gangguan pernafasan sebesar 37%

By: Anita 1
Hand Out Sistem Rujukan

 Prematuritas 34%

 Sepsis 12%

 Hipotermi 7%

 Kelainan darah/ikterus 6%

 Postmatur 3%

 1% kelainan kongenital

Penyebab kematian neonatal usia 7-28 hari adalah

 Sepsis sebesar 20,5%

 Kelainan kongenital 19%

 Pneumonia 17%

 Respiratory distress syndrome/RDS 14%

 Prematuritas 14%

 Ikterus 3%

 Cedera lahir 3%

 Tetanus 3%

 Defisiensi nutrisi 3%

 Suddenly infant death syndrome/SIDS 3%

Penyebab kematian pada bayi usia 29 hari-1 tahun ialah

 Diare sebesar 42%

 Mneumonia 24%

 Meningitis/ensefalitis 9%

 Kelainan saluran cerna 7%

 Kelainan jantung kongenital dan hidrosefalus 6%

 Sepsis 4%,

 Tetanus 3% dan

 Penyebab lainnya sebanyak 5%

AKB Aceh 37 per 1.000 kelahiran hidup. Faktor penyebab kematian bayi di Aceh

terbanyak disebabkan oleh kematian yang tidak diketahui penyebabnya sebesar, 36,9%, BBLR

31,6%, asfiksia 23,3%, trauma persalinan 3,8%, tetanus neonaturum 2,3%, kelainan kongenital

1,9%, dan 0,4% ISPA.

Uraian Materi
Sistem Rujukan
By: Anita 2
Hand Out Sistem Rujukan

Pengertian Rujukan

Sistem rujukan Neonatus adalah suatu sistem yang memberikan suatu gambaran tata cara

pengiriman Neonatus resiko tinggi dari tempat yang kurang mampu memberikan penanganan ke

Rumah Sakit yang dianggap mempunyai fasilitas yang lebih mampu dalam hal penatalaksanaannya

secara menyeluruh (yaitu mempunyai fasilitas yang lebih, dalam hal tenaga medis, laboratorium,

perawatan dan pengobatan).

Dalam rujukan terjadi antara lain :

1. Penyerahan tanggung jawab timbal balik perawatan penderita dari suatu unit kesehatan

secara vertikal dan horizontal pada unit kesehatan yang lebih mampu,

2. Penyaluran pengetahuan dan keterampilan dari unit kesehatan yang lebih mampu pada unit

kesehatan yang lebih kecil.

3. Pengiriman bahan untuk pemeriksaan laboratorium dari unit kesehatan yang kecil pada

unit kesehatan yang lebih mampu dan pengiriman hasil kembali oada unit kesehatan yang

mengirimnya.

Tujuan sistem rujukan neonatus adalah memberikan pelayanan kesehatan pada neonatus

dengan cepat dan tepat, menggunakan fasilitas kesehatan neonatus seefesien mungkin dan

mengadakan pembagian tugas pelayanan kesehatan neonatus pada unit-unit kesehatan sesuai

dengan lokasi dan kemampuan unit-unit tersebut serta mengurangi angka kesakitan dan

kematian bayi.

Tingkat Rujukan

Tingkat Perawatan Unit Bayi yang baru lahir

Berdasarkan faktor resiko dan kemampuan unit kesehatan, pada dasarnya tingkat perawatan

dibagi menjadi :

1. Pelayanan dasar termasuk didalamnya adalah RS kelas D, Puskesmas dengan tempat tidur,

Rumah Bersalin.

2. Pelayan spesialistik didalamnya termasuk RS kelas C, RS Kabupaten, RS Swasta, RS

Propinsi.

3. Pelayanan subspesialistis ialah RS kelas A, RS kelas B pendidikan non pendidikan

pemerintah atau swasta.

Sesuai dengan pembagian diatas maka unit perawatan bayi baru lahir dapat dibagi menjadi :

1. Unit perawatan bayi baru lahir tingkat III :

By: Anita 3
Hand Out Sistem Rujukan

Merupakan penerima rujukan baru lahir yang lahir dirumah atau pondok bersalin dengan

memberi pelayanan dasar pada bayi yang baru lahir di Puskesmas dengan tempat tidur dan

rumah bersalin. Kasus rujukan yang dapat dilakukan adalah : Bayi kurang bulan, sidroma

ganguan pernafasan, kejang, cacat bawaan yang memerlukan tindakan segera, ganguan

pengeluaran mekonium disertai kembung dan muntah, Kuning yang timbulnya terlalu awalatau

lebih dari dua minggu dan diare. Pada unit ini perlu penguasaan terhadap pertolongan

pertama kagawatan bayi baru lahir seperti pengenalan tanda-tanda sindroma ganguan nafas,

infeksi atau sepsis, cacat bawaan yang memerlukan dengan segera, masalah ikterus,muntah,

pendarahan, barat badan lahir rendah dan diare.

2. Unit perawatan bayi baru lahir tingkat II :

Pada unit ini telah ditempatkan sekurang-kurangnya empat tenaga dokter ahli dimana

pelayanan yang diberikan berupa pelayanan kehamilan dan persalinan normal maupun resiko

tinggi. Perawatan bayi yang baru lahir pada unit ini meliputi kemampuan pertolongan

resusitasi bayi baru lahir dan resusitasi pada kegawatan selama pemasangan pipa

endotrakeal, terapi oksigen pemberian cairan intravena, tetapi sinar dan tranfusi tukar,

penatalaksanaan hipoglikemi, perawatan bayi berat badan lahir rendah dan bayi lahir dengan

tindakan. Sarana penunjang berupa laboratorium dan pemeriksaan radiologis yang telah

tersedia pada unit init disamping telah dapat dilakukan tindakan bedah segaera pada bayi-

bayi oleh karena telah adanya dokter bedah.

3. Unit perawatan bayi baru lahir tingkat I :

Pada unit ini semua aspek yang menyangkut dengan masalah perinatologi dan neonatologi

dapat ditangani disini. Unit ini merupakan pusat rujukan sehingga kasus yang ditangani

sebagian besar merupakan kasus resiko tinggi baik dalam kehamilan, persalinan maupun bayi

baru lahir.

Faktor yg mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan rujukan yaitu:

 Berfungsinya mekanisme rujukan

 Adanya komunikasi 2 arah

 Adanya nakes yg mampu,trampil, dan siaga 24 jam

 Tersedianya nakes dan obat – obatan sesuai kebutuhan

 Adanya sarana transfortasi 24 jam

 Dukungan dana bagi klg yg tdk mampu

PRINSIP DASAR RUJUKAN

BBL
By: Anita 4
Hand Out Sistem Rujukan

1. Keadaan paling ideal untuk merujuk adalah rujukan antepartum (rujukan pada saat janin

masih didalam rahim). Namun tidak semua keadaan dapat terdiagnosisn secara dini,

sehingga rujukan segera dapat dilakukan. Apabila terjadi kedaruratan pada ibu atau janin

dalam kehamilan harus segera diterminasi serta memerlukan rujukan ke fasilitas yang

lebih lengkap.

2. Perubahan keadaan dan penyakit pada BBL sangat cepat, untuk itu dibutuhkan tata

laksana segera dan adekuat pada fasilitas yang lebih lengkap dan terdekat.

3. Apabila bayi dirujuk ke fasilitas yang lebih lengkap, yakinkan bahwa bayi akan

mendapatkan keuntungan atau nilai positif dibanding bila hanya tetap dirawat ditempat

asalnya.

4. Harus diperhatikan pada saat merujuk, bayi harus dalam keadaan stabil atau minimal

tanda bahaya sudah dikelola terlebih dahulu.

5. Perlu melibatkan orang tua bayi atau keluarga dalam mengambil keputusan untuk merujuk

dan jelaskan kenapa bayi harus dirujuk.

Kasus atau keadaan yang memerlukan rujukan ke fasilitas yang lebih lengkap:

 Gangguan nafas sedang dan berat, apapun penyebabnya

 Asfiksia yang tidak member respons pada tindakan resusitasi, sebaiknya dalam 10 menit

pertama

 Kasus bedah neonatus

 BBLR <1,750 gr

 BBLR 1,750 – 2000 gr dengan kejang, gangguan nafas, gangguan pemberian minum

 Hipotermia berat

 Ikterus yang tidak memberikan respon dengan fototerapi

 Kemungkinan penyakit jantung bawaan

 Bayi dengan ibu diabetes mellitus dengan hipoglikemia simtomatik

 Kejang yang tidak teratasi

 Tersangka infeksi (sepsis, meningitis) berat / dengan komplikasi

 Penyakit hemolisis

 Tersangka renjatan yang tidak memberi respons baik

 Hipoglikemia yang tidak dapat teratasi

Mekanisme/Jalur Rujukan

By: Anita 5
Hand Out Sistem Rujukan

Aturan umum merujuk dapat disingkat sebagai BAKSOKU dan dapat dijelaskan sebagai

berikut:

 Bidan/petugas kesehatan yang terampil melakukan resusitasi harus mendampingi bayi dan
ibu/keluarga

 Alat resusitasi harus dibawa dalam perjalanan menuju tempat rujukan

 Keluarga/ibu harus ikut menemani bayi ketempat rujukan

 Surat rujukan/formulir rujukan tentang data-data yang diperlukan di atas harus dibawa

oleh petugas saat itu

 Oksigen (jika tersedia)

 Kendaraan harus disiapkan

 Uang

Sistem Rujukan Dan Transportasi

 Perhatikan regionalisasi Rujukan Perinatal dalam menentukan tujuan rujukan,

sehingga dapat merujuk dengan cepat, aman dan benar

 Puskesmas merupakan penyaring kasus risiko yang perlu dirujuk sesuai dengan
besaran risiko, jarak dan faktor lainnya

 Memberi informasi kesehatan dan prognosis bayinya dan melibatkan orangtua atau
keluarga dalam mengambil keputusan untuk merujuk

By: Anita 6
Hand Out Sistem Rujukan

 Melengkapi syarat- syarat rujukan (persetujuan tindakan, surat rujukan, catatan


medis). Untuk kasus tertentu kadang diperlukan sampel darah ibu.

 Merujuk bayi dalam keadaan stabil, menjaga kehangatan bayi dan ruangan dalam
kendaraan yang digunakan untuk merujuk, dan menjaga jalan napas tetap bersih dan

terbuka selama transportasi. Bila memungkinkan bayi tetap diberi ASI.

 Harus disertai dengan tenaga yang terampil melakukan Resusitasi


DATA YANG HARUS DISEDIAKAN

Data dasar yang harus diinformasikan:

1. Identitas bayi dan tanggal lahir

2. Identitas orang tua

3. Riwayat kehamilan, persalinan dan prosesnya, tindakan resusitasi yang dilakukan.

4. Obat yang dikonsumsi oleh ibu

5. Nilai Apgar (tidak selalu harus diinformasikan, bila tidak tersedia waktu karena

melakukan tindakan resusitasi aktif)

6. Masa Gestasi dan berat lahir.

7. Tanda vital (suhu, frekuensi jantung, pernapasan, warna kulit dan aktif/tidak nya bayi)

8. Tindakan/prosedur klinik dan terapi lain yang sudah diberikan

9. Bila tersedia data pemeriksaan penunjang yang ada (glukosa, elektrolit, dan Iain-lain)

SYARAT UNTUK MELAKUKAN TRANSPORTASI

1. Bayi dalam keadaan stabil

2. Bayi harus dalam keadaan hangat

3. Kendaraan pengangkut juga harus dalam keadaan hangat

4. Didampingi oleh tenaga kesehatan yang trampil melakukan tindakan resusitasi,

minimal ventilasi

5. Tersedia peralatan dan obat yang dibutuhkan

Bayi dalam keadaan stabil, bila:

 Jalan napas bebas dan ventilasi adekuat.

 Kulit dan bibir kemerahan

 Frekuensi jantung 120-160 kali/menit

 Suhu aksiler 36.5-37 °C (97.7-98.6 °F)

 Masalah metabolik terkoreksi

 Masalah spesifik penderita sudah dilakukan manajemen awal

Peralatan dan Obat yang diperlukan :

 Idealnya bayi dirujuk dengan menggunakan inkubator transpot dan dipasang monitor.

Berhubung alat tersebut sangat jarang tersedia di Puskesmas, maka perhatikan cara

By: Anita 7
Hand Out Sistem Rujukan

menghangatkan bayi

 Peralatan dan obat-obatan minimal yang harus tersedia:

 Alat resusitasi lengkap, termasuk laringoskop dan pipa endotrakeal

 Obat -obatan emergensi

 Selimut penghangat

 Alat untuk melakukan pemasangan jalur intra vena

 Oksigen dalam tabung

 Alat Resusitasi /bantuan ventilasi: selama transportasi

 Indikasi bantuan ventilasi bila ada salah satu keadaan berikut:

 Bradikardi (FJ < 100 x/menit)

 Sianosis sentral dengan oksigen 100%

 Apnea periodik

Pemberian Oksigen (Terapi Oksigen)

 Indikasi pemberian oksigen

 Bayi mengalami sianosis sentral (warna kebiruan di sekitar bibir) dan akral (warna

kebiruan di kuku, tangan dan kaki)

 Bayi dengan gangguan napas

 Pemberian oksigen membutuhkan pengawasan (konsentrasi, kelembaban dan suhu)

 Jumlah Oksigen yang diberikan;

 Melalui kateter nasal 2-3 1/menit (konsentrasi 21 %)

 Melalui sungkup 4-5 1/ menit (konsentrasi 40%)

 Melalui head box 6-8 1/ menit (konsentrasi > 50%)

 Kecukupan kebutuhan oksigen terlihat dari hilangnya sianosis sentral.

Penilaian Oksigenisasi

Keberhasilan oksigenasi selama transportasi dinilai dari perubahan perbaikan klinis,

sebagai berikut:

 Perubahan warna kulit menjadi kemerahan

 Denyutjantungbertambah baik

 Kadang kadang bisa mulai timbul napas spontan

Pengawasan Suhu

Pengawasan suhu dan menjaga kehangatan bayi selama transportasi menjadi suatu

keharusan

Suhu normal: Ketiak (axilla) 36.5-37.5 °C (97.7-98.6 °F)

Cara menghangatkan bayi:

By: Anita 8
Hand Out Sistem Rujukan

• Membungkus atau menyelimuti bayi dengan kain yang kering, hangat dan tebal

• Membungkus kepala bayi atau memakai topi/tutup kepala

• Jangan meletakkan bayi ditepi jendela atau pintu kendaraan pengangkut

• Kalau memungkinkan dapat pula dilakukan Perawatan Bayi Melekat (Kangaroo

Mother Care)

By: Anita 9

Anda mungkin juga menyukai