Disusun Oleh :
Annisa Dini Oktaviani NIM.B1301023
Arini Camalia NIM.B1301025
Ayu Rachmawati NIM.B1301000
Ayunita Utami NIM.B1301029
Desti Eka Saputri NIM.B1301032
Dewi Nur Fitriani NIM.B1301034
Dian Rakhmawati NIM.B1301035
Dwi Alfi Mujahidah NIM.B1301040
Fatimah Nur Rahma NIM.B1301053
Fitriani Lestari NIM.B1301055
Penulis bersyukur ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat, taufiq, dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah kebidanan “Asuhan
Kebidanan Efisiotomi” dengan baik. Makalah ini, dapat diselesaikan dengan
baik karena dukungan dan partisipasi berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Giyatmo, M.Kep, selaku ketua STIKES Muhamadiyah Gombong,
yang telah memberi kami kesempatan untuk belajar dan mendapatkan
pengetahuan di sekolah ini.
2. Ibu Dyah Puji A, S, SiT, selaku dosen pembimbing yang telah memandu
kami dalam penulisan makalah ini.
3. Serta semua pihak yang turut membantu terselesaikannya makalah ini
yang tidak dapat kami sebutkan satu per-satu.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
JUDUL......................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................2
C. Tujuan..............................................................................................2
D. Manfaat............................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Definisi.............................................................................................3
B. Tujuan dan Manfaat.........................................................................3
C. Indikasi dan Kontra Indikasi............................................................3
D. Jenis Episiotomi...............................................................................4
E. Prosedur Tindakan...........................................................................6
F. Klasifikasi Tindakan........................................................................8
G. Anjuran Tindakan.............................................................................9
H. Penyembuhan Luka........................................................................10
I. Komplikasi.....................................................................................11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan....................................................................................12
B. Saran...............................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Episiotomi adalah pengguntingan kulit dan otot antara alat kelamin dan
anus. Tujuannya untuk melebarkan jalan lahir. Biasanya dokter akan memberikan
anestesi lokal untuk menghilangkan nyeri. Namun, dalam keadaan darurat
episotomi dilakukan tanpa anestesi lokal. Episiotomi dilakukan untuk melebarkan
jalan lahir, jika :dokter memperkirakan memang diperlukan, misalnya jika bahu
bayi tersangkut dan dokter atau bidan memperkirakan bahu tetap tersangkut jika
tidak dibantu dengan episiotomi, janin dalam keadaan stres dan dokter
menginginkan persalinan berlangsung lebih cepat.
1
2
seharusnya jika bayi lahir tanpa dibantu instrumen. Setelah bayi dan plasenta
lahir, maka jalan lahir akan diperiksa untuk setiap robekan yang perlu perbaikan.
1.3 Tujuan
1. Mengetahui Definisi dari Episiotomi.
2. Mengetahui Tujuan Dan Manfaat Episiotomi.
3. Mengetahui Indikasi Dan Kontra Indikasi Dilakukannya Episiotomi.
4. Mengetahui Jenis-Jenis Episiotomi.
5. Mengetahui Prosedur Tindakan Episiotomi.
6. Mengetahui Klasifikasi Laserasi Episiotomi.
7. Mengetahui Anjuran Dalam Melakukan Episiotomi.
8. Mengetahui Penyembuhan Luka.
9. Mengetahui Komplikasi Episiotomi.
1.3 Manfaat
1. Agar Mahasiswa dapat lebih memahami tentang Episiotomi.
2. Agar Mahasiswa dapat mempraktikan tindak efisiotomi dengan baik dan benar.
BAB II
PEMBAHASAN
3
4
Menurut Benson dan Pernoll (2009), sekarang ini hanya ada dua jenis
episiotomi yang di gunakan yaitu Episiotomi pada garis tengah (midline
epuisiotomy) dan Episiotomi mediolateral
Sayatan yang di buat di garis tengah, dimana Insisi atau sayatan dimulai
dari ujung terbawah introitus vagina atau pada garis tengah komissura
posterior sampai batas atas otot- otot sfingter ani (tidak sampai mengenai serabut
sfingter ani).
Keuntungan dari episiotomi medialis ini adalah:
1. Perdarahan yang timbul dari luka episiotomi lebih sedikit oleh karena
daerah yang relatif sedikit mengandung pembuluh darah.
2. Sayatan bersifat simetris dan anatomis sehingga penjahitan kembali lebih
mudah dan penyembuhan lebih memuaskan.
3. Tidak akan mempengaruhi keseimbangan otot dikanan kiri dasar pelvis.
4. Insisi akan lebih mudah sembuh, karena bekas insisi tersebut mudah
dirapatkan.
5. Tidak begitu sakit pada masa nifas yaitu masa setelah melahirkan.
6. Dispareuni jarang terjadi.
Kerugiannya adalah terjadi perluasan laserasi ke sfingter ani (laserasi
median sfingter ani) sehingga terjadi laserasi perinei tingkat III inkomplet
atau laserasi menjangkau hingga rektum (laserasi dinding rektum), sehingga
terjadi ruptur perineii komplit yang mengakibatkan kehilangan darah lebih
banyak dan lebih sulit dijahit.
b. Episiotomi Modiolateral
Sayatan yang di buat dari garis tengah kesamping menjauhi anus yang
sengaja dilakukan menjauhi otot sfingter ani untuk mencegah ruptura perinei
tingkat III, dimana insisi dimulai dari ujung terbawah introitus vagina menuju ke
belakang dan samping kiri atau kanan ditengah antara spina ischiadica dan anus.
Dilakukan pada ibu yang memiliki perineum pendek, pernah ruptur grade
3, dengan Panjang sayatan kira-kira 4 cm dan insisi dibuat pada sudut 45
6
derajat terhadap forset posterior pada satu sisi kanan atau kiri tergantung pada
kebiasaan orang yang melakukannya.
Keuntungan dari epistomi mediolateral adalah perluasan laserasi akan
lebih kecil kemungkinannya mencapai otot sfingter ani dan rektum sehingga dapat
mencegah terjadinya laserasi perinei tingkat III ataupun laserasi perineum yang
lebih parah yang sampai pada rectum.
Kerugian episiotomi mediolateral :
1. Perdarahan luka lebih banyak oleh karena melibatkan daerah yang banyak
pembuluh darahnya. Daerah insisi kaya akan fleksus venosus.
2. Otot-otot perineum terpotong sehingga penjahitan luka lebih sukar dan
penyembuhan terasa lebih sakit dan lama.
3. Insisi lateral akan menyebabkan distorsi (penyimpangan) keseimbangan
dasar pelvis.
4. Otot – ototnya agak lebih sulit untuk disatukan secara benar (aposisinya
sulit), sehingga terbentuk jaringan parut yang kurang baik.
5. Rasa nyeri pada sepertiga kasus selama beberapa hari dan kadang –
kadang diikuti dispareuni (nyeri saat berhubungan).
6. Hasil akhir anatomik tidak selalu bagus (pada 10% kasus) dan Pelebaran
introitus vagina
Berikan anestesi local secara dini agar obat tersebut memiliki cukup waktu untuk
memberikan efek sebelum episiotomi dilakukan. Episiotomi adalah tindakan yang
menimbulkan rasa sakit dan menggunakan anestesi local adalah bagian dari
asuhan sayang ibu.
1. Jelaskan pada ibu apa yang akan dilakukan dan bantu klien untuk merasa rileks
2. Hisap 10ml larutan lidokain 1% tanpa epinefrin ke dalam tabung suntik steril
ukuran 10ml (tabung suntik lebih besar boleh digunakan jika diperlukan). Jika
lidokain 1% tidak tersedia, larutkan 1 bagian lidokain 2% dengan 1 bagian cairan
garam fisologis atau air distilasi steril, sebagai contoh larutan 5ml lidokain dalam
5ml cairan garam fisiologis atau air steril
3. Pastikan bahwa tabung suntik memiliki jarum ukuran 22 dan panjang 4cm (jarum
yang lebih panjang boleh digunakan jika diperlukan)
4. Letakkan dua jari kedalam vagina diantara kepala bayi dan perineum
5. Masukkan jarum ditengah fourchette dan arahkan jarum sepanjang tempat yang
akan diepisiotomi
6. Aspirasi (tarik batang penghisap) untuk memastikan bahwa jarum tidak berada di
dalam pembuluh darah.jika darah masuk kedalam tabung suntik jangan suntikkan
lidokain, tarik jarum tersebut keluar. Ubah posisi jarum dan tusukkan kembali.
Alasan:ibu bisa mengalami kejang dan bisa terjadi kematian, jika lidokain
disuntikan kedalam pembuluh darah
7. Tarik jarum perlahan sambil menyuntikan maksimal 10ml lidokain
8. Tarik jarum bila sudah kembali ketitik asal jarum suntik ditusukkan kulit
melembung karena anestesi bisa terlihat dan dipalpasi pada perineum disepanjang
garis yang akan dilakukan episiotomi.(APN, Revisi 2007)
Prosedur dalam episiotomi menurut buku panduan APN Revisi 2007 sebagai
berikut:
1. Tunda tindakan episiotomi sampai perineum menipis dan pucat dan 3-4 cm kepala
bayi sudah terlihat pada saat kontraksi.alasannya: melakukan episiotomi akan
menyebabkan perdarahan , jangan melakukannya terlalu dini
2. Masukkan dua jari kedalam vagina diantara kepala bayi dan perineum, kedua jari
agak diregangkan dan diberikan sedikit tekanan lembut kearah luar pada
8
perineum.Alasannya: hal ini akan melindungi kepala bayi dari gunting dan
meratakan perineum sehingga membuatnya lebih mudah diepisiotomi
3. Gunakan gunting tajam disinfeksi tingkat tinggi atau steril. Tempatkan gunting di
tengah-tengah fourchette posterior dan gunting mengarah kesudut yang diinginkan
untuk melakukan episiotomi mediolateral (jika bukan kidal, episiotomi
mediolateral yang dilakukan disisi kiri lebih mudah dijahit). Pastikan untuk
melakukan palpasi atau mengidentifikasi sfinter ani eksterna dan mengarahkan
gunting cukup jauh kearah samping untuk menghindari sfingter
4. Gunting perineum sekitar 3-4 cm dengan arah mediolateral menggunakan satu
atau dua guntingan yang mantap. Hindari mengunting jaringan sedikit-sedikit
karena akan menimbulkan tepi yang tidak rata sehingga menyulitkan penjahitan
dan waktu penyembuhan lebih lama.
5. Gunakan gunting untuk memotong sekitar 2-3 cm kedalam vagina
6. Jika kepala bayi belum juga lahir, lakukan tekanan pada luka episiotomi dengan
dilapisi kain atau kasa steril diantara kontraksi untuk membantu mengurangi
pendarahan
7. Kendalikan kepala, bahu dan bahan bayi untuk mencegah perluasan episiotomi
8. Setelah bayi dan plasenta lahir, periksa dengan hati-hati apakah episiotomi,
perineum dan vagina mengalami perluasan atau laserasi, lakukan penjahitan jika
terjadi perluasan episiotomi atau laserasi tambahan
3.1 Kesimpulan
Episiotomi adalah tindakan pencegahan kerusakan yang hebat pada jaringan
lunak akibat daya regang yang melebihi kapasitas atau elastisitas jaringan.
Episiotomi harus mengacu pada penilaian klinik yang tepat dan tehnik yang sesuai
dengan kondisi yang sedang dihadapi. Saat ini episiotomi tidak selalu dilakukan,
karena episiotomi secara bebas dan kurang tepat dapat meningkatkan jumlah
perdarahan yang terjadi pada persalinan. Upaya yang dilakukan untuk mencegah
robekan perinium antara lain;
1. Aplikasi handuk hangat pada perinium.
2. Fasilitasi fleksi kepala bayi agar tidak menyebabkan regangan mendadak.
3. Mengarahkan kepala agar perinium dilalui oleh diameter terkecil saat
ekspulsi.
4. Menahan perinium dengan regangan telunjuk dan ibu jari
3.2 Saran
1. SARAN UNTUK TENAGA MEDIS
Diharapkan makalah ini dapat dijadikan sebagai panduan untuk melakukan
tindakan serta meningkatkan kualitas dari pelayanan tenaga medis.
2. SARAN UNTUK PEMBACA
Diharapkan makalah ini dapat bermanfaat dan dapat dijadikan referensi untuk
menambah pengetahuan dari pembaca.
12
DAFTAR PUSTAKA
Varney, Helen, dkk. 2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4 Volume 2. Jakarta :
EGC
Wiknjosastro, Hanafi. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawiroharjo
Prawirohardjo,Sarwono.2010.Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
Dan Neonatal.Jakarta:PT.Bina Pustaka
Prawirohardjo,Sarwono.2010.Perawatan Luka Jalan Lahir, Ilmu Bedah Kebidanan,
Edit. H. Wiknjosastro.Jakarta:Yayasan Bina Pustaka