Disusun oleh:
1. Adienda Safira Nurmalasari (181910145)
2. Almira Oktapazia (181910147)
3. Syahla Nuranisa (181910178)
ABSTRACT
2020 is the year when there is panic with problems in education, health, and the
decline or economic crisis that hit. This happens because of a disease caused by a
virus that is ravaging our country. This virus is known to cause shortness of breath,
convulsions and even the most terrible of which is death. The number of confirmed
cases of death increases every day. This virus was first identified at the end of 2019 in
Wuhan, China. Concerns about the spread of this virus of course exist, the
government also does not remain silent in handling this very dangerous pandemic
case, various efforts have been made by the government to reduce and combat the
spread of the Corona virus such as the implementation of the Large-Periodic Social
Restriction (PSBB) policy. The implementation of the Large Periodic Social
Restriction (PSBB) policy urges the public to remain at home but still be able to carry
out activities but are slightly restricted, restricted here such as activities outside the
home and crowded places.
Keywords: Covid-19, Large-Scale Social Restrictions (PSBB).
LEMBAR PENGESAHAN MAKALAH
Mengetahui,
Kepala Sekolah,
Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT. serta hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan judul “Penerapan Protokol
Kesehatan Dalam Penurunan Covid-19” dengan penuh keyakinan serta usaha
maksimal. Semoga dengan terselesaikannya tugas ini dapat memberi pelajaran positif
bagi kita semua. Makalah ini sudah kami susun dengan maksimal dan mendapat
bantuan dari berbagai pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Oleh karena itu, kami ucapkan
terimakasih kepada pihak-pihak yang membantu kami dalam penyusunan makalah ini
terutama kepada:
1. Bapak Drs. Dwi Setyono Agus HS, M.pd. selaku Kepala SMA Negeri 1
Karawang yang telah menyetujui dan mengesahkan makalah ini;
2. Bapak Widada M.pd. selaku wakasek kurikulum yang telah mengizinkan
penggunaan fasilitas sekolah terhadap kebutuhan dalam penyusunan dan
menyetujui hasil penyelesaian pada makalah ini;
3. Bapak H. Ucu Jamalludin Abdurohman, M.pd. yang telah membimbing dan
menyetujui dakam upaya tercapainya penyelesaian makalah ini;
4. Semua pihak yang telah membantu dari awal hingga akhir, yang tidak dapat
kami sebutkan satu per satu.
Karawang, 2020
Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAK/ABSTRACT..................................................................................................................i
KATA PENGANTAR..................................................................................................................ivv
DAFTAR ISI...................................................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1
1.5. Hipotesis............................................................................................................................2
1.6. Manfaat.............................................................................................................................3
BAB IV PENYELESAIAN...........................................................................................................14
Bab V PENUTUP..........................................................................................................................19
5.1. Simpulan.........................................................................................................................19
5.2. Saran................................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................21
LAMPIRAN..................................................................................................................................22
BAB I
PENDAHULUAN
1
Adityo, S. Coronavirus Disease 2019: Tinjauan Literatur Terkini. Jurnal Penyakit Dalam Indonesia.
2020, hlm 25.
kesembuhan pasien karena masih dalam pencarian dan penelitian oleh para ahli.
Sehingga perlu untuk dikaji lebih dalam mengenai permasalahan enanggulangan
dan pencegahan Covid-19 ini.
1.2. Rumusan masalah
Berdasarkan uraian tersebut, masalah yang akan dijadikan fokus penelitian
ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.2.1. Mengapa protocol kesehatan dapat menjadi salah satu upaya dalam
pencegahan penularan covid-19?
1.2.2. Bagaimana protokol kesehatan berperan dalam penangangan penularan
droplet dalam penyebaran virus covid-19?
1.3. Tujuan Penelitian
Untuk memperjelas arah penelitian ini, dirumuskan tujuan penelitian
sebagai berikut:
1.3.1. Untuk mengetahui peranan protokol kesehatan terhadap penanganan
penularan droplet dalam penyebaran virus covid-19.
1.3.2. Untuk mengetahui dampak yang diberikan oleh protokol kesehatan dalam
pencegahan penularan virus covid-19.
1.4. Landasan Teori
Beberapa teori yang dijadikan pertimbangan dalam pemecahan masalah,
sebagai berikut:
1.4.1. Corona virus
1.4.2. Penyebaran virus
1.4.3. Masker
1.4.4. Mencuci tangan
1.4.5. Social distancing
1.4.6. Alasan corona virus menjadi pandemic
1.5. Hipotesis
Berdasarkan uraian di atas, hipotesis yang akan dijadikan fokus penelitian
ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.5.1. Protocol kesehatan dapat menjadi salah satu upaya dalam pencegahan
penularan covid-19.
1.5.2. Protokol kesehatan berperan dalam penangangan penularan droplet dalam
penyebaran virus covid-19.
1.6. Manfaat
Berdasarkan tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka penelitian ini
diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut:
1.1. Dapat menambah pengetahuan mengenai jenis penularan dan proses
penyebaran virus covid-19
1.2. Dapat mengetahui protokol kesehatan yang menjadi salah satu solusi
pencegahan penyebaran virus covid-19
1.3. Menjadi acuan bagi masyarakat terhadap pentingnya penerapam protokol
kesehatan dalam menghadapi penularan virus covid-19
1.4. Menjadi antisipasi dalam kemungkinan penyebaran virus di masa pandemi.
BAB IV PENYELESAIAN
5.1. Simpulan
5.2. Saran
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Gambar 1
Sumber: www.google.com
3
Adityo Susilo et al., “Coronavirus Disease 2019: Tinjauan Literatur Terkini,” Jurnal Penyakit Dalam
Indonesia 7, no. 1 (2020): 45.
Berawal dari kasus lokal, Covid-19 menyebar ke seluruh dunia silih
berganti dengan cara penularan yang disebut kasus impor dari luar wilayah
asal atau transmisi lokal antarpenduduk. Sejauh ini, berbagai peristiwa yang
pertama kali terjadi berkaitan dengan Covid-19 agaknya belum memberikan
gambaran utuh tentang virus ini. Kesimpulan sejauh ini, analisis para ahli
menduga bahwa Covid-19 lebih kuat bertahan hidup di daerah bersuhu rendah
dan kering walaupun virus ini juga mewabah di negara-negara dengan kondisi
suhu dan kelembaban udara yang sebaliknya. Virus ini juga lebih rentan
menyebabkan kematian pada penduduk usia lanjut. 4
Namun, ada juga penduduk di kelompok usia ini yang berhasil sembuh
dan seorang bayi juga meninggal karena Covid-19. Rangkaian peristiwa
pertama juga menunjukkan upaya para ahli untuk menemukan antivirus ini
secepat mungkin. Sejauh ini, upaya tersebut belum memberikan hasil sesuai
harapan. Menilik ke belakang, rentetan awal munculnya Covid-19 sudah tidak
asing di telinga masyarakat dunia. China tercatat sebagai negara yang pertama
kali melaporkan kasus Covid-19 di dunia. Untuk pertama kalinya, China
melaporkan adanya penyakit baru ini pada 31 Desember 2019. Pada
pengujung tahun 2019 itu, kantor Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di
China mendapatkan pemberitahuan tentang adanya sejenis pneumonia yang
penyebabnya tidak diketahui. Infeksi pernapasan akut yang menyerang paru-
paru itu terdeteksi di kota Wuhan, Provinsi Hubei, China.5
Menurut pihak berwenang, beberapa pasien adalah pedagang yang
beroperasi di Pasar Ikan Huanan. Seiring waktu, penelusuran menyebutkan,
kasus Covid-19 sudah muncul sebelumnya. Merujuk pada laporan WHO ke-
37 tentang situasi Covid-19, 26 Februari 2020, kasus Covid-19 pertama yang
dikonfirmasi di China adalah pada 8 Desember. Hanya saja, informasi
4
Latip, Abdul. Peran Literasi Teknologi dan Komunikasi Pada Pembelajaran Jarak Jauh di
Masa pandemi Covid-19. Jurnal Edukasi dan Teknologi Pembelajaran. 2020, hlm 109.
5
Ibid, hlm 111.
tersebut juga bergantung pada inisiatif negara-negara yang memberikan
informasi penyakit kepada badan kesehatan global tersebut.
Adapun sebuah laporan yang diterbitkan dalam laman jurnal medis
The Lancet oleh dokter China dari Rumah Sakit Jin Yin-tan di Wuhan, yang
merawat beberapa pasien yang paling awal, menyebutkan tanggal infeksi
pertama yang diketahui pada 1 Desember 2019. Informasi awal mula
munculnya Covid-19 masih terus berjalan ke belakang. Pada 16 Desember,
dokter di Rumah Sakit Pusat Wuhan mengirim sampel dari pasien lain dengan
demam persisten untuk pengujian laboratorium. Hasil-hasil itu menunjukkan
virus menyerupai sindrom penapasan akut parah (severe acute respiratory
syndrome/SARS).
2.3 Protokol kesehatan
Protokol kesehatan adalah aturan dan ketentuan yang perlu diikuti oleh
segala pihak agar dapat beraktivitas secara aman pada saat pandemi COVID-
19 ini. Protokol kesehatan dibentuk dengan tujuan agar masyarakat tetap dapat
beraktivitas secara aman dan tidak membahayakan keamanan atau kesehatan
orang lain. Jika masyarakat dapat mengikuti segala aturan yang tertera di
dalam protokol kesehatan, maka penularan COVID-19 dapat diminimalisir.
Protokol kesehatan terdiri dari beberapa macam, seperti pencegahan dan
pengendalian.
Kementerian Kesehatan telah mengeluarkan protokol kesehatan
pencegahan dan pengendalian secara spesifik melalui Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/382/2020 tentang
Protokol Kesehatan bagi Masyarakat di Tempat dan Fasilitas Umum dalam
Rangka Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019 (COVID-
19). Dalam protokol kesehatan tersebut, dipaparkan aturan-aturan yang perlu
dilakukan oleh segala pihak yang berada di tempat atau fasilitas umum.
Berikut adalah tempat dan fasilitas yang disebutkan:
2.4 Masker
Masker medis didefinisikan sebagai masker bedah atau prosedur yang
datar atau memiliki lipatan; masker jenis ini dikencangkan pada kepala
dengan tali yang mengitari telinga atau kepala atau keduanya. Karakteristik
kinerjanya diuji menurut serangkaian metode uji terstandar (ASTM F2100,
EN 14683, atau yang setara) yang bertujuan untuk menyeimbangkan filtrasi
yang tinggi, kemudahan bernapas yang memadai, dan (opsional) resistansi
penetrasi cairan.
Filtering facepiece respirator (respirator wajah penyaring/FFR), atau
respirator, juga memberikan keseimbangan filtrasi dan kemudahan bernapas;
namun, respirator memfiltrasi partikel padat berukuran 0,075 mikrometer,
dibandingkan masker medis yang memfiltrasi droplet berukuran 3
mikrometer. FFR Eropa, sesuai standar EN 149, dengan kinerja FFP2
menyaring setidaknya 94% partikel NaCl padat dan droplet minyak, dan US
N95 FFR, menurut NIOSH 42 CFR Part 84, menyaring setidaknya 95%
partikel NaCl.6
FFR yang tersertifikasi juga memastikan pernapasan tidak terhalang
dengan resistansi inhalasi dan ekshalasi maksimum. Perbedaan penting lain
adalah cara pengujian filtrasi; uji filtrasi masker medis dilakukan pada
penampang masker sedangkan FFR diuji filtrasi di keseluruha permukaan.
Karena itu, dibandingkan bentuk terbuka atau struktur bocor masker medis,
lapisan-lapisan bahan filtrasi dan bentuk FFR yang memastikan sisi-sisi luar
FFR menutup rapat di wajah penggunanya menjamin filtrasi sesuai yang
diklaim saat dipakai. Persyaratan lain kinerja FFR meliputi tidak melebihi
parameter-parameter tertentu untuk akumulasi CO2, total kebocoran ke
dalam, dan kekuatan tegangan talinya.
Dalam kasus COVID-19, berdasarkan rekomendasi CDC, petugas
kesehatan yang merawat pasien yang terkonfirmasi atau diduga COVID-19
dapat menggunakan masker N95 standar. Masker N95 dapat menyaring 95%
6
Pakpahan, A. K. COVID-19 dan Implikasi Bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.
Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional, 20 April 2020.
partikel ukuran 300 nm meskipun penyaringan ini masih lebih besar
dibandingkan ukuran SARS-CoV-2 (120-160 nm). Studi retrospektif di China
menemukan tidak ada dari 278 staf divisi infeksi, ICU, dan respirologi yang
tertular infeksi SARS-CoV-2 dengan pemakaian N95 secara rutin dan cuci
tangan. Sementara itu, terdapat 10 dari 213 staf di departemen bedah yang
tertular SARS-CoV-2 karena di awal wabah dianggap berisiko rendah dan
tidak memakai masker apapun dalam melakukan pelayanan. Saat ini, tidak
ada penelitian yang spesifik meneliti efikasi masker N95 dibandingkan
masker bedah untuk perlindungan dari infeksi SARS-CoV-2. Metaanalisis
oleh Offeddu, dkk. pada melaporkan bahwa masker N95 memberikan proteksi
lebih baik terhadap penyakiti.
2.5 Cuci tangan
Menurut Wikipedia, Mencuci tangan adalah salah satu tindakan
sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari jemari dengan menggunakan
air ataupun cairan lainnya oleh manusia dengan tujuan untuk menjadi bersih,
sebagai bagian dari ritual keagamaan, ataupun tujuan-tujuan lainnya. Mencuci
tangan baru dikenal pada akhir abad ke 19 dengan tujuan menjadi sehat saat
perilaku dan pelayanan jasa sanitasi menjadi penyebab penurunan tajam angka
kematian dari penyakit menular yang terdapat pada negara-negara kaya
(maju). Perilaku ini dip erkenalkan bersamaan dengan ini isolasi dan
pemberlakuan teknik membuang kotoran yang aman dan penyediaan air
bersih dalam jumlah yang mencukupi.7
Rekomendasi WHO dalam menghadapi wabah COVID-19 adalah
melakukan proteksi dasar, yang terdiri dari cuci tangan secara rutin dengan
alkohol atau sabun dan air, menjaga jarak dengan seseorang yang memiliki
gejala batuk atau bersin, melakukan etika batuk atau bersin, dan berobat
ketika memiliki keluhan yang sesuai kategori suspek. Sabun mampu
mengangkat dan mengurai senyawa hidrofobik seperti lemak atau minyak.
7
Rosdiana, Yuni. dampak Covid-19 Terhadap Organisasi Perusahaan. Program Studi
Akuntansi FEB Unisba. 2020. Hlm 23.
Selain menggunakan air dan sabun, etanol 62-71% dapat mengurangi
infektivitas virus. Oleh karena itu, membersihkan tangan dapat dilakukan
dengan hand rub berbasis alkohol atau sabun dan air. Berbasis alkohol lebih
dipilih ketika secara kasat mata tangan tidak kotor sedangkan sabun dipilih
ketika tangan tampak kotor.
8
Sumarni, Y. Pandemi Covid-19: Tantangan Ekonomi Dan Bisnis. Jurnal Ekonomi Dan
Perbankan Syariah, 2020, hlm 51.
Dengan kata lain, tujuan perubahan istilah dimaksudkan untuk
mengklarifikasi bahwa instruksi yang disampaikan adalah untuk berdiam diri
di rumah guna memutus rantai penyebaran virus corona. Namun, bukan
berarti memutus kontak dengan kerabat secara sosial. Upaya utnuk
menghentikan penyebaran virus corona, masyarakat telah diinstruksikan untuk
memakai masker, melakukan physical distancing atau menjaga jarak antar
manusia, menghindari keramaian, menjaga ruangan dengan ventilasi yang
baik, dan mencuci tangan.9
Ketika menerapkan physical distancing, seseorang tidak
diperkenankan untuk berjabat tangan serta menjaga jarak setidaknya 1 meter
saat berinteraksi dengan orang lain, terutama dengan orang yang sedang sakit
atau berisiko tinggi menderita COVID-19. Selain itu, ada beberapa contoh
penerapan physical distancing yang umum dilakukan, seperti bekerja dari
rumah dan menunda pertemuan atau acara yang dihadiri orang banyak.
Penularan virus corona bisa terjadi melalui berbagai hal: Droplets atau tetesan
cairan yang berasal dari batuk dan bersin, kontak pribadi seperti menyentuh
dan berjabat tangan, menyentuh benda atau permukaan dengan virus di
atasnya, kemudian menyentuh mulut, hidung, atau mata sebelum mencuci
tangan, dan kontaminasi tinja (penularan ini jarang terjadi).
Ketika seseorang batuk atau bersin dan mengeluarkan air liur yang
mengandung virus, maka virus dapat berpotensi menyebar ke udara dan dapat
langsung masuk ke tubuh seseorang jika berada dalam posisi berdekatan.
Menurut Kepala Unit Penyakit Emerging dan Zoonosis WHO, Dr Maria Van
Kerkhove, “Virus ini ditularkan melalui tetesan, atau sedikit cairan, sebagian
besar melalui bersin atau batuk.”10 Para peneliti juga menemukan bahwa virus
ini dapat bertahan dalam jangka waktu tertentu di udara dan menempel di
permukaan benda, bergantung pada beberapa faktor, seperti panas dan
kelembapan.
9
Ibid, hlm 52.
10
https://genbest.kompas.com/read/2020/03/18/204500165/ada-potensi-penularan-virus-corona-lewat-
udara-ini-peringatan-who- , diakses pada tanggal 2 November 2020, 19.39
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS
menyebutkan, “Jarak penyebaran cairan di udara setidaknya sejauh 2 meter
antar-manusia.” Oleh karena itu, physical distancing diyakini menjadi salah
satu cara efektif untuk menekan angka penyebaran, meski tidak dapat
menghilangkan virus. Physical distancing atau jarak fisik adalah mengambil
jarak dengan menghindari kerumunan, pertemuan publik, dan tak mendatangi
pertemuan dalam skala besar. Artinya, ada ruang yang cukup antara satu
orang dengan orang lain sehingga menghilangkan rute transmisi virus.11
2.7 Alasan corona virus menjadi pandemic
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) secara resmi menyatakan Virus
Corona COVID-19 sebagai pandemi pada Rabu (11/03/2020). Ini disebabkan
karena terjadi setelah wabah mirip SARS itu menjangkiti semakin banyak
orang di mana pada Kamis pagi angkanya mencapai 126.063 kasus. Dengan
total korban tewas sebanyak 4.616 orang dan sembuh sebanyak 67.071 orang,
menurut Worldometers. Dengan karakteristik penyebarannya yang sangat
cepat di antara manusia, ditambah dengan mobilitas manusia yang sangat
tinggi dan lintas batas negara, menjadikan virus ini menjadi lebih berbahaya.
Berdasarkan data dari WHO sampai pada 3 November 2020, kasus
positif akibat virus ini telah mencapai 49,5 juta di seluruh dunia dimana
Amerika Serikat, India dan Brazil menempati tiga peringkat teratas sebagai
negara dengan kasus tertinggi di dunia, meninggalkan China yang menjadi
tempat awal penyebaran virus ini.12 WHO menekankan bahwa penggunaan
istilah pandemi tidak berarti ada anjuran yang berubah. Semua negara tetap
diminta untuk mendeteksi, mengetes, merawat, mengisolasi, melacak, dan
mengawasi pergerakan masyarakatnya.
“Perubahan istilah tidak mengubah apapun secara praktis mengingat
beberapa pecan sebelumnya dunia telah diingatkan untuk mempersiapkan diri
menghadapi potensi pandemi,” kata Dr. Nathalie MacDermott King’s Colege
11
https://www.kompas.com/tren/read/2020/03/19/064600465/cara-penularan-virus-corona-dan-alasan-
pentingnya-social-distancing?page=all , diakses 2 November 2020, 19.51
12
https://covid19.who.int/table , diakses pada tanggal 3 November 2020, 21.53
London. “Namun penggunaan istilah ini menyoroti pentingnya negara-negara
di seluruh dunia untuk bekerja secara kooperatif dan terbuka satu sama lain
dan bersatu sebagai front persatuan dalam upaya untuk mengendalikan situasi
ini.”
2.8 Penyebaran virus covid 19
Covid-19 ini menyebar selama kontak dekat, seringkali oleh tetesan
kecil yang dihasilkan selama batuk, bersin, atau berbicara. Tetesan ditularkan,
dan menyebabkan infeksi baru, ketika dihirup oleh orang-orang dalam kontak
dekat (1 hingga 2 meter, 3 hingga 6 kaki). Mereka diproduksi selama
bernafas, namun karena mereka relatif berat, mereka biasanya jatuh ke tanah
atau permukaan. Berbicara dengan suara keras melepaskan lebih banyak
tetesan dari pada pembicaraan normal. Sebuah penelitian di Singapura
menemukan bahwa batuk yang tidak tertutup dapat menyebabkan tetesan
mencapai 4,5 meter (15 kaki).
Sebuah artikel yang diterbitkan pada bulan Maret 2020 berpendapat
bahwa saran tentang jarak tetesan mungkin didasarkan pada penelitian tahun
1930-an yang mengabaikan efek dari udara yang dihembuskan lembab yang
hangat di sekitar tetesan dan bahwa batuk atau bersin yang tidak terbuka dapat
berjalan hingga 8,2 meter (27 kaki) . Setelah tetesan jatuh ke lantai atau
permukaan, mereka masih dapat menginfeksi orang lain, jika mereka
menyentuh permukaan yang terkontaminasi dan kemudian mata, hidung atau
mulut mereka dengan tangan yang tidak dicuci.
Pada permukaan, jumlah virus aktif berkurang dari waktu ke waktu
hingga tidak lagi menyebabkan infeksi. Namun, secara eksperimental, virus
dapat bertahan di berbagai permukaan selama beberapa waktu, (misalnya
tembaga atau kardus selama beberapa jam, dan plastik atau baja selama
beberapa hari). Permukaan mudah didekontaminasi dengan desinfektan rumah
tangga yang membunuh virus di luar tubuh manusia atau di tangan.
Khususnya, bagaimanapun desinfektan atau pemutih tidak boleh ditelan atau
disuntikkan sebagai tindakan perawatan atau pencegahan, karena ini
berbahaya atau berpotensi fatal. Dahak dan air liur membawa sejumlah besar
virus. Beberapa prosedur medis dapat menyebabkan virus ditransmisikan
lebih mudah dari biasanya untuk tetesan kecil seperti itu, yang dikenal sebagai
transmisi udara. Virus ini paling menular selama tiga hari pertama setelah
timbulnya gejala, meskipun penyebaran diketahui terjadi hingga dua hari
sebelum gejala muncul (penularan secara asimptomatik) dan pada tahap
selanjutnya dari penyakit.
Setelah diteliti, virus corona termasuk jenis zoonosis, sehingga
terdapat kemungkinkan virus berasal dari hewan dan ditularkan ke manusia.
Pada COVID-19 belum diketahui secara pasti proses penularan dari hewan ke
manusia, tetapi data filogenetik memungkinkan COVID-19 juga merupakan
13
zoonosis. Beberapa orang telah terinfeksi dan pulih tanpa menunjukkan
gejala, tetapi ketidakpastian tetap dalam hal penularan tanpa gejala.
BAB III
METODE PENELITIAN
13
Peter D.O. Davies, “Multi-Drug Resistant Tuberculosis,” CPD Infection 3, no. 1 (2002): 9–12.
cluster, dan rumah ibadah sebanyak 9 cluster dengan total 114 kasus yang berada
di Gereja, Masjid, Asrama pendeta, Pesantren, bahkan Tahlilan.14
Cluster perkantoran di DKI Jakarta sampai dengan tanggal 28 Juli 2020
ditemukan 90 cluster dengan total kasus 459. Angka tersebut bertambah 10 kali
lipat pada masa PSBB transisi. Kantor yang menjadi cluster pun beragam mulai
dari kementerian, lembaga/badan, BUMN, kepolisian, kantor di lingkungan
Pemda DKI Jakarta sampai dengan swasta. Tim pakar satuan tugas penanganan
COVID-19, Dewi Nur Aisyah merekomendasikan bagi sektor perkantoran selain
kebijakan Work From Home (WFH), pembagian jam kerja serta pengawasan
tetap harus ditingkatkan. Hal ini untuk memastikan bahwa setiap orang yang
berada di lingkungan perkantoran dapat melakukan protokol kesehatan guna
mencegah penularan COVID-19. Jika suatu perusahaan masih bisa melakukan
WFH, maka lebih baik WFH. Jika tidak memungkinkan WFH maka kapasitas
kantor maksimal 50 persen dan membuat shift dengan jeda satu setengah sampai
dua jam agar tidak terjadi penumpukan pada saat kedatangan, kepulangan, dan
jam makan siang.
14
Tim COVID-19 IDAI. Protokol Tatalaksana Covid-19. 1. 2020.
Sumber: www.google.com
BAB IV
PENYELESAIAN
15
Yunus, N. R., & Rezki, A. Kebijakan Pemberlakuan Lock Down Sebagai Antisipasi
Penyebaran Corona Kebijakan Pemberlakuan Lockdown Sebagai Antisipasi Penyebaran
Corona Virus Covid-19 . Salam: Jurnal Sosial Dan Budaya Syar-I, 2020, hlm 229.
pernapasan akut yang menyebabkan kematian. "Hal itu bisa terjadi dari
penularan droplet dan aerosol yang mengandung virus pada hidung atau mulut
dari orang yang terjangkit melalui udara, saat ia batuk atau bersin," ujarnya.16
Hasil dari droplet yang mengandung virus, mampu menempel pada
permukaan benda dan bertahan selama 2-3 hari. Namun, partikel aerosol yang
berukuran kurang dari 5 mikro mampu menyebar di udara dalam waktu
sekitar 3-8 jam. Dengan demikian, orang yang rentan dapat terinfeksi bila
menghirup aerosol yang mengandung virus. Lingkungan kerja atau ruang
kerja di perkantoran merupakan ruangan tertutup, tidak ada ventilasi yang
baik, tidak cukup cahaya matahari, dan dilengkapi dengan AC. Hal ini
membuat aerosol yang mengandung virus terperangkap di ruangan tersebut.
Berbeda lain halnya dengan lingkungan kerja di luar ruangan, di mana
sirkulasi udara berlangsung lebih baik.
2. Kurangnya kewaspadaan dalam menjaga jarak kontak fisik
Masih banyak orang yang merasa aman saat berada di dalam ruangan
dan bercengkerama, termasuk saat berada di kantor. Karena rasa aman
tersebut yang menyebabkan sikap abai dalam menerapkan jaga jarak dan
memakai masker. Hal ini terjadi karena banyak orang berpikir, kerabat yang
dikenal tidak akan menularkan virus Corona. Pada kenyataannya, bukan tak
mungkin kerabat terdekat merupakan orang tanpa gejala (OTG) yang tanpa
sadar dapat menularkan Covid-19 pada siapa pun. Dengan adanya fakta
bahwa Indonesia memiliki banyak kasus positif Covid-19 yang tidak memiliki
gejala, kemungkinan tersebut dapat sepenuhnya terjadi.
3. Ketidakdisiplinan dalam penggunaan masker
Para ahli hingga saat ini masih menekankan, bahwa masker adalah
'vaksin' terbaik yang bisa dipergunakan untuk saat ini. Penggunaan masker
merupakan hal yang tidak bisa ditinggalkan untuk mencegah penyebaran
Covid-19. Namun, masih banyak orang yang melepaskan makernya
16
https://www.kompas.com/sains/read/2020/09/27/133000923/3-faktor-pemicu-meningkatnya-
kasus-covid-19-di-klaster-perkantoran?page=all , diakses pada tanggal 3 November 2020, 22.34
bercengkrama dengan rekan kerja. Padahal, bukan tidak mungkin adanya
aerosol berterbangan di ruang kantor, droplet yang menempel di benda-benda
yang dipegang atau tersentuh, maupun droplet yang menyebar saat berbicara
dengan rekan kerja di kantor. Pasalnya, meski tanpa gejala, tetap
memungkinkan mengandung virus SARS-CoV-2 dengan ukuran partikel
mencapai 0,1-5 mikron kecilnya.
Dalam penggunaannya masih banyak yang lalai dalam pemosisian
pemakaian masker. Pemakaian masker yang benar yaitu menutup hidung dan
mulut dengan mengamankannya pada daerah bawah dagu. Memakai masker
dengan ukuran yang pas juga menjadi factor penting dalam pemakaiannya.
Namun, masih banyak orang yang terlihat lalai dalam penggunaan masker,
seperti, melingkarkan masker di daerah leher, kening, menurunkan masker di
mengeluarkan hidung, dan lain sebagainya.
4. Kelalaian dalam mencuci tangan
Beberapa orang masih berpikir bahwa mencuci tangan sesering
mungkin akan membuang waktu mereka. Padahal, sejumlah virus dan bakteri
dapat hidup di permukaan benda dalam waktu yang lama. Inilah penyebab
cuci tangan menjadi penting dilakukan. Meski tangan tampak bersih, tetap ada
kemungkinan untuk tertular penyakit. Virus, bakteri, dan parasit adalah
organisme mikroskopik yang tidak kasat mata. Maka, tidak akan pernah tahu
jelas terhadap kondisi tangan kita dikarenakan organisme ini hanya bias
dilihat melalui alat tertentu.
Mikroorganisme ini dapat tersebar di mana-mana. Termasuk dalam
benda-benda terdekat yang kemungkinan besar sudah terkontaminasi. Baik
handphone, laptop, meja, sepatu, ataupun tas. Jadi, kuman penyakit dapat
menyebar di dalam suatu lingkup apabila tidak adanya kedisiplinan dalam
mencuci tangan diantara sesama. Proses berpindahnya bakteri atai virus
penyakit dapat berlangsung dengan cepat, baik dari orang ke orang lainnya
atau dari benda yang sudah terkontaminasi. Untuk itu, mencuci tangan
menjadi faktor penting juga hal yang masih disepelekan beberapa orang dalam
pencegahan penularan COVID-19.
Sesuai dengan nilai Pancasila, yaitu pada sila ke-3 yang berbunyi
“Persatuan Indonesia” dimana kita sebagai masyarakat Indonesia tidak
mementingkan kepentingan pribadi saja. Namun, dapat saling membantu saudara
kita yang terkena damapak dari Covid-19 baik secara langsung ataupun tidak
langsung. Dalam kondisi ini, sesuai sila ke-4 masyarakat harus bisa tunduk
kepada pemimpin yangsudah dipercayakan dan dapat disiplin mengikuti protokol
kesehatan dan peraturan pemerintah yang sudah ditetapkan. Sesuai sila ke-5,
peran pemerintah adalah memberikan perlindungan dan penanganan yang merata
dan adil kepada seluruh masyarakat yang terdampak, karena setiap manusia
berhak untuk mendapatkan perlakuan yang adil.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Protokol kesehatan adalah aturan dan ketentuan yang perlu diikuti oleh
segala pihak agar dapat beraktivitas secara aman pada saat pandemi COVID-19
ini. Protokol kesehatan dibentuk dengan tujuan agar masyarakat tetap dapat
beraktivitas secara aman dan tidak membahayakan keamanan atau kesehatan
orang lain. Jika masyarakat dapat mengikuti segala aturan yang tertera di dalam
protokol kesehatan, maka penularan COVID-19 dapat diminimalisir.
5.2 Saran
1. Penulis menyadari bahwa kajian ini bersifat amatir, sehingga butuh dikaji
lebih dalam lagi.
Yunus, N. R., & Rezki, A. (2020). Kebijakan Pemberlakuan Lock Down Sebagai
Antisipasi Penyebaran Corona Kebijakan Pemberlakuan Lockdown Sebagai
Antisipasi Penyebaran Corona Virus Covid-19 . Salam: Jurnal Sosial Dan
Budaya Syar-I, 7(3)(April), 227-238.
https://www.industry.co.id/read/76327/aksi-demonstrasi-dan-kerumunan-perpanjang-
masa-pandemik-sampai-dua-bulan
https://tirto.id/apakah-yang-dimaksud-protokol-kesehatan-covid-19-f3W3
https://warnamediabali.pikiran-rakyat.com/nasional/amp/pr-27642160/meningkatnya-
cluster-covid-19-di-pe
https://www.kompas.com/tren/read/2020/03/19/064600465/cara-penularan-virus-
corona-dan-alasan-pentingnya-social-distancing?page=all
https://www.who.int/docs/default-source/coronaviruse/situation-reports/20200401-
sitrep-72-covid-19.pdf?sfvrsn=3dd8971b_2#:~:text=Social%20and%20physical
%20distancing%20measures,within%20families%20and%20communities
LAMPIRAN