BENJOLAN DI PAYUDARA
BLOK NEOPLASIA
Kelompok A17
Pertanyaan:
1. Kenapa terjadi penurunan berat badan?
2. Kenapa bisa timbul ulkus?
3. Apakah ada hubungan dengan keadaan pasien yang belum punya anak?
4. Apakah usia pasien mempengaruhi?
5. Apakah ada hubungan tumor ganas pada bibi pasien?
6. Kenapa bisa terjadi peau de orange?
7. Kenapa bisa terjadi papilla mammae dan nipple discharge?
8. Kenapa terapinya menggunakan simple mastectomy?
9. Kenapa bisa terjadi efusi pleura?
10. Kenapa tidak terasa sakit hanya terasa pegal?
11. Kenapa sesak tidak berkurang saat istirahaat?
Jawaban :
1. karna pada saat stadiun promosi dimana sel benigna menjadi sel premaligna selama 6
bulan membutuhkan nutrisi. Sel sel kanker itu akan mengambil nutrisi yang banyak untuk
pertumbuhannya sehingga teerjadi penurunan berat badan.
2. Karna massa/benjolan tersebut mendesak vaskuler -> hipoksia -> nekrosis + bakteri
pathogen -> ulkus
3. ,4,5.
Dipengaruhi oleh beberapa factor:
a. Hormonal
b. Herediter : familiar = gen (fisiologis) dan sporadic = BRCA1(80%), BRCA2(5-
10%) dan P53)
c. Kimia
d. Radiasi
e. Virus
f. Pengobatan :contoh obat untuk estrogen, osteoporosis dan kontrasepsi oral harus
diperhatikan
g. Factor resiko: umur >30th, haid <12th, melahirkan >35th, tidak menyusui.
6. penyumbatan aliran limfe menyebabkan permukaan kulit sembab
7. cairan berasal dari secret , hyperplasia asinus. Ekstasio mammaria menyebabkan
peradangan non bakteria. Retraksi karna penarikan dari massa.
8. terapi sesuai stadium
Primer : operasi, sekunder : disesuaikan, kuratif : buang kankernya, paliatif : kurangi rasa
sakit, mastectomy : yg belum metatase, bedah : sesuai patologi.
9. metastasis -> vena -> paru ke parenkim(coin lesion) dan ke pleura (efusi pleura) dan
menjadi ca paru. Factor lainnya sel maligna menyebabkan pertumbuhan smakin besar,
terhambatnya sel pleura dan tersumbatnya limfatik
10. karna massanya tidak menekan sel saraf
11. massa paru mendesak pleura sehingga sesak nafas karna tidak diangkatnya massa
tersebut.
Hipotesa:
Hormonal
Umur
Herediter
NEOPLASIA
Pemeriksaan fisik:
Peau de orange (sumbatan limfe)
Retraksi (desakan massa)
Massa oval(hyperplasia)
Nipple discharge (hyperplasia asinus)
Pemeriksaan Penunjang:
Rontgen (curiga metatase)
Biopsy insisi (menentukan stadium
CA MAMMAE
Terapi:
S.mastectomy
Radioteraphy
cemoteraphy
Sasaran Belajar
1. Memahami dan Menjelaskan Ca Mammae
1.1 Definisi
1.2 Etiologi
1.3 Klasifikasi
1.4 Patofisiologi dan Pathogenesis
1.5 Manifestasi
1.6 Diagnosis dan Diagnosis Banding
1.7 Tatalaksana
1.8 Komplikasi
1.9 Prognosis
1.10 Pencegahan
Penyebab pasti kanker payudara tidak diketahui. Meskipun demikian, pada penelitian
mengidentifikasi sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko pada individu tertentu, yang
meliputi:
a. Jenis kelamin.
Wanita lebih sering terkena dibandingkan laki-laki. Di Amerika serikat, kanker payudara
berjumlah 30% dari semua kanker invansive pada wanita dan kurang dari 1% dari kanker yang
ditemukan pada pria.
b. Usia
Sebagian besar kanker mammae ditemukan pada wanita berusia 40 tahun keatas, namun lebih
banyak ditemukan pada wanita setelah berusia 50 tahun.
e. Riwayat menstruasi
Resiko payudara meningkat pada wanita yang mengalami menarche sebelum usia 12 tahun dan
mengalami menopause setelah 50 tahun.Hal ini dapat dikarenakan total waktu dimana seseorang
terekspose estrogen dan progesteron pada payudaranya disertai dengan perkembangan sel dan
perubahan jaringan payudara pada setiap siklus ovulasi.
f. Riwayat reproduksi .
Keaadaan dimana anak pertama lahir setelah ibu berusia 30 tahun dapat menjadi faktor resiko
terjadi kanker payudara. Beberapa studi juga menyebutkan bahwa lamanya ibu memberikan ASI
pada anaknya dapat menurunkan resiko kanker payudara. Wanita yang tidak mempunyai anak
juga beresiko untuk terkena kanker payudara (Nulliparity) . Tidak pernah melahirkan anak
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh para ahli, wanita nulipara (tidak pernah
melahirkan) memiliki kadar estrogen lebih tinggi dibandingkan dengan wanita yang sering
melahirkan (multipara). Hal tersebut tentunya meningkatkan proliferasi dari sel-sel epitel pada
payudara, yang dapat mengakibatkan meningkatknya insiden carcinoma mamae itu sendiri
h. Paparan radiasi
Pemajanan terhadap radiasi ionisasi setelah pubertas dan sebelum usia 30 tahun beresiko
meningkatkan kemungkinan terkena kanker payudara sampai 2 kali lipat.
Pada saat berusia 10-14 tahun, jaringan-jaringan pada payudara sangat sensitif sehinga efek
pengrusakan dari radiasi meningkat.
3. Karsinoma Invasif
Karsinoma payudara invasif merupakan tumor yang secara histologik heterogen.
Mayoritas tumor ini adalah adenokarsinoma yang tumbuh dari terminal duktus. Terdapat
lima varian histologik yang sering dari adenokarsinoma payudara, yaitu :
a) Karsinoma duktal invasive sel tumor tersebar dalam reaksi stroma padat,
maksroskopisnya nodul keras, batas tidak beraturan, kalsifikasi atau chalky streak
Mikroskopis sel tumor tersusun dalam bentuk tali, sarang sel padat, tubulus
b) Karsinoma lobular invasive bilateral, kebanyakan pada wanita postmenopause
dgn terapi sulih hormon
Makro padat, batas tidak tegas
Mikro signet ring cell
c) Karsinoma tubular
d) Karsinoma medullar
e) Karsinoma mucinous atau koloid
2. Invasif karsinoma
Invasif duktal karsinoma
Papilobular karsinoma
Solid-tubular karsinoma
Scirrhous karsinoma
Special types
Mucinous karsinoma
Medulare karsinoma
Invasif lobular karsinoma
Adenoid cystic karsinoma
karsinoma sel squamos
karsinoma sel spindel
Apocrin karsinoma
Karsinoma dengan metaplasia kartilago atau osseus metaplasia
Tubular karsinoma
Sekretori karsinoma
Lainnya
3. Stadium
Stadium hanya dikenal pada tumor ganas atau kanker dan tidak ada pada tumor jinak.
Untuk menentukan suatu stadium, harus dilakukan pemeriksaan klinis dan ditunjang
dengan pemeriksaan penunjang lainnya yaitu histopatologi atau PA, rontgen , USG, dan
bila memungkinkan dengan CT scan, scintigrafi. Sistem TNM merupakan singkatan dari
"T" yaitu tumor size atau ukuran tumor , "N" yaitu node atau kelenjar getah bening
regional dan "M" yaitu metastasis atau penyebaran jauh. Ketiga faktor T, N, dan M dinilai
baik secara klinis sebelum dilakukan operasi, juga sesudah operasi dan dilakukan
pemeriksaan histopatologi (PA). Pada kanker payudara, penilaian TNM sebagai berikut:
Perkembangan Kanker
Stadium I (Stadium Dini)
Besarnya tumor tidak lebih dari 2-2,25 cm, dan tidak terdapat penyebaran
(metastase) pada kelenjar getah bening ketiak. Pada stadium I ini, kemungkinan
penyembuhan secara sempurna adalah 70 %. Untuk memeriksa ada atau tidak metastase ke
bagian tubuh yang lain, harus diperiksa di laboratorium.
Stadium II
Tumor sudah lebih besar dari 2,25 cm dan sudah terjadi metastase pada kelenjar
getah bening di ketiak. Pada stadium ini, kemungkinan untuk sembuh hanya 30-40 %
tergantung dari luasnya penyebaran sel kanker. Pada stadium I dan II biasanya dilakukan
operasi untuk mengangkat sel-sel kanker yang ada pada seluruh bagian penyebaran, dan
setelah operasi dilakukan penyinaran untuk memastikan tidak ada lagi sel-sel kanker yang
tertinggal.
Stadium III
Tumor sudah cukup besar, sel kanker telah menyebar ke seluruh tubuh, dan
kemungkinan untuk sembuh tinggal sedikit. Pengobatan payudara sudah tidak ada artinya
lagi. Biasanya pengobatan hanya dilakukan penyinaran dan chemotherapie (pemberian obat
yang dapat membunuh sel kanker). Kadang-kadang juga dilakukan operasi untuk
mengangkat bagian payudara yang sudah parah. Usaha ini hanya untuk menghambat proses
perkembangan sel kanker dalam tubuh serta untuk meringankan penderitaan penderita
semaksimal mungkin.
Stadium IV
Sudah mengalami metastase jauh, seperti pada paru, tulang, hati ataupun otak.
1.4 Patogenesis dan Patofisiologi Carcinoma Mammae
Patogenesis
Transformasi
Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang disebut
transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi.
Fase inisiasi
Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang memancing sel
menjadi ganas.Perubahan dalam bahan genetik sel ini disebabkan oleh suatu agen yang
disebut karsinogen, yang bisa berupa bahan kimia, virus, radiasi (penyinaran) atau sinar
matahari. Tetapi tidak semua sel memiliki kepekaan yang sama terhadap suatu
karsinogen. Kelainan genetik dalam sel atau bahan lainnya yang disebut promotor,
menyebabkan sel lebih rentan terhadap suatu karsinogen.Bahkan gangguan fisik
menahunpun bisa membuat sel menjadi lebih peka untuk mengalami suatu keganasan.
Fase promosi
Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan berubah menjadi ganas.
Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan terpengaruh oleh promosi. Karena itu
diperlukan beberapa faktor untuk terjadinya keganasan (gabungan dari sel yang peka dan
suatu karsinogen).
Fase metastasis
Metastasis menuju ke tulang merupakan hal yang kerap terjadi pada kanker payudara,
beberapa diantaranya disertai komplikasi lain seperti simtomahiperkalsemia,
pathological fractures atau spinal cord compression. Metastasis demikian bersifat
osteolitik, yang berarti bahwa osteoklas hasil induksi sel kanker merupakan mediator
osteolisis dan mempengaruhi diferensiasi dan aktivitas osteoblas serta osteoklas lain
hingga meningkatkan resorpsi tulang.
Tulang merupakan jaringan unik yang terbuat dari matriks protein yang mengandung
kalsium dengan kristalhydroxyappatite sehingga mekanisme yang biasa digunakan oleh
sel kanker untuk membuat ruang pada matriks ekstraselular dengan penggunaan
enzimmetaloproteinase matriks tidaklah efektif. Oleh sebab itu, resorpsi tulang yang
memungkinkan invasi neoplastik terjadi akibat interaksi antara sel kanker payudara
dengan sel endotelial yang dimediasi oleh ekspresiVEGF. VEGF merupakan mitogen
angiogenik positif yang bereaksi dengan sel endotelial. Tanpa faktor angiogenik negatif
seperti angiostatin, sel endotelial yang berinteraksi dengan VEGF sel kanker melalui
pencerap VEGFR-1 dan VEGFR-2, akan meluruhkan matriks ekstraselular, bermigrasi
dan membentuk tubulus.
Tumor/neoplasma merupakan kelompok sel yang berubah dengan cirri-ciri: proliferasi sel
yang berlebihan dan tidak berguna yang tidak mengikuti pengaruh struktur jaringan
sekitarnya.
Patofisiologi
Tumor atau neoplasma merupakan kelompok sel yang berubah dengan ciri-ciri proliferasi sel
yang berlebihan dan tidak berguna yang tidak mengikuti pengaruh struktur jaringan sekitarnya.
Neoplasma yang maligna terdiri dari sel-sel kanker yang menunjukkan proliferasi yang tidak
terkendali yang mengganggu fungsi jaringan normal dengan menginfiltrasi dan memasukinya
dengan cara menyebarkan anak sebar ke organ-organ yang jauh. Di dalam sel tersebut terjadi
perubahan secara biokimia terutama dalam intinya. Hampir semua tumor ganas tumbuh dari
suatu sel di mana telah terjadi transformasi maligna dan berubah menjadi sekelompok sel-sel
ganas di antar sel-sel normal.
Carsinoma mammae berasal dari jaringan epitel dan paling sering terjadi pada sistem duktal.
Mula – mula terjadi hiperplasia sel – sel dengan perkembangan sel – sel atipik. Sel – sel ini akan
berlanjut menjadi carsinoma insitu dan menginvasi stroma.
Carsinoma membutuhkan waktu 7 tahun untuk bertumbuh dari sel tunggal sampai menjadi massa
yang cukup besar untuk dapat diraba ( kira – kira berdiameter 1 cm). Pada ukuran itu kira – kira
seperempat dari carsinoma mammae telah bermetastasis.
Carsinoma mammae bermetastasis dengan penyebaran langsung ke jaringan sekitarnya dan juga
melalui saluran limfe dan aliran darah.
Pada keluarga dengan riwayat kanker payudara yang kuat, banyak perempuan memiliki mutasi
dalam gen kanker payudara, yang disebut BRCA-1 (di kromosom 17q21.3). Pola keturunan
adalah dominan autosomal dan dapat diturunkan melalui garis maternal maupun paternal.
Sindrom kanker payudara familial lainnya berkaitan dengan gen pada kromosom 13, yang
disebut BRCA-2 (di kromosom 13q12-13). Kedua gen ini diperkirakan berperan penting dalam
perbaikan DNA. Keduanya bekerja sebagai gen penekan tumor, karena kanker muncul jika
kedua alel inaktif atau cacat – pertama disebabkan oleh mutasi sel germinativum dan kedua oleh
sel somatik berikutnya.
Kanker payudara dibagi menjadi kanker yang belum menembus membran basal (noninvasif) dan
kanker yang sudah menembus membran basal (invasif).
3. Fase invasi
Sel-sel menjadi ganas, berkembang biak dan menginfiltrasi meleui membrane sel ke jaringan
sekitarnya ke pembuluh darah serta limfe. Waktu antara fase ke 3 dan ke 4 berlangsung antara
beberpa minggu sampai beberapa tahun.
Sel, gen-gen atau produk-produk yang berperan dalam pertumbuhan tumor pada ca mammae
diantaranya (Brashers, 2008) :
1. Lob 1
Lob 1 mengandung banyak ssel tidak berdiferensiasi dengan tingkat proliferasi tinggi
dan sangat sensitif terhadap karsinogen
Kehamilan dan menyusui mengurangi jumlah Lob 1 di payudara
2. BRCA 1
Normalnya gen BRCA1 menghasilkan produk sebagai inhibitor pertumbuhan yang
mengontrol proliferasi sel payudara
Produk gen ini hilang ketika gen mengalami mutasi, lokasi mutasi biasanya pada
kromosom 17 lengan panjmutasi pada gen ini menyebabkan kanker payudara pada
54% wanita usia 60tahun
3. Mutasi p53
Normalnya, gen ini merupakan regulator transkripsi, penstabil genom, berperan
dalam repair DNA dan fasilitatorapoptosis sel yang rusak
Mutasi sel ini sering menyebabkan ca mammae
6. Molekul adhesi
Sel tumor melepaskan diri dari molekul adhesi di membran basal sel normal sehingga
dapat menginvasi
Untuk di payudara molekul adhesi yang penting adalah E-cadherin yang diatur secara
lambat di dalam kanker payudara
7. Gen resistensi obat ganda / multidrug resistance gene, MDR1 menurunkan konsentrasi
agen anti kanker intrasel
b. Benjolan di payudara
Keras : permukaan licin pada fibroadenoma atau kista permukaan kasar,
berbenjol, atau melekat pada kanker atau inflamasi non-infektif.
Kenyal : kelainan fibrokistik.
Lunak : lipoma.
c. Perubahan kulit
Bercawak : mengarah ke karsinoma.
Kelihatan benjolan : kista, karsinoma, fibroadenoma besar.
Peau de orange : tanda khas kanker.
Hiperemis : infeksi (jika terasa panas).
Ulkus : kanker lama (terutama pada pasien geriatri).
d. Kelainan puting/areola
Retraksi : fibrosis karena kanker.
Inversi baru: retraksi fibrosis karena kanker (kadang fibrosis karena pelebaran duktus).
Eksema : unilateral penyakit paget (tanda khas kanker).
e. Nipple discharge
Putih susu : kehamilan atau laktasi.
Jernih : normal.
Hijau : (peri)menopause, pelebaran duktus, kelainan fibrokistik.
Hemoragik : karsinoma, papiloma intraduktus.
Massa tumor
Sebagian besar bermanifestasi sebagai massa mammae yang tidak nyeri.Sering kali ditemukan
secara tidak sengaja.Lokasi bias di kuadran mana saja dengan konsistensi agak keras,batas tidak
tegas,permukaan tidak licin,mobilitas kurang.
Perubahan kulit
a. Tanda lesung : ketika tumor mengenai ligament glandula mammae,ligament itu memendek
hingga kulit setempat menjadi cekung disebut ‘tanda cekung’
b. Perubahan kulit jeruk (peau d’orange) : ketika vasa limfatik subkutis tersumbat sel
kanker,hambatan drainase limfe menyebabkan udem kulit,folikel rambut tenggelam ke
bawah tampak sebagai tanda kulit jeruk.
c. Nodul satelit kulit : ketika sel kanker didalam vasa limfatik subkutis masing masing
membentuk nodul metastasis,disekitar lesi primer dapat muncul banyak nodul
tersebar,secara klinis disebut tanda satelit.
d. Invasi,ulserasi kulit : ketika tumor menginvasi kulit,yerlihat tanda berwarna kemerahan atau
gelap.lokasi dapat berubah menjadi iskemik,ulserasi membentuk bunga terbalik.
e. Perubahan inflamatorik : tampil sebagai keseluruhan kulit mammae berwarna merah
bengkak,mirip peradangan,dapat disebut juga “tanda peradangan”.Tipe ini sering pada
kanker mammae waktu hamil atau laktasi.
1.6 Diagnosis
I. Prosedur Diagnostik
A. Pemeriksaan klinis
1. Anamnesis
a. Keluhan di payudara atau ketiak dan riwayat penyakitnya
Benjolan
Kecepatan tumbuh
Rasa sakit
Nipple discharge
Nipple retraction dan sejak kapan
Krusta pada areola
Kelainan kulit: dimpling, peau d’orange, ulserasi, venektasi
Perubahan warna kulit
Benjolan di ketiak
Edema lengan
b. Keluhan di tempat lain berhubungan dengan metastasia, antara lain:
Nyeri tulang (vertebra, femur)
Rasa penuh di ulu hati
Batuk
Sesak
Sakit kepala hebat
2. Pemeriksan fisik
a. Status generalis, performance status
2,5
Tabel 3. Skala Karnofsky
Kategori Umum Indeks Kriteria Spesifik
Dapat melakukan 100 Normal, tanpa keluhan
aktivitas normal, bukti penyakit
tanpa memerlukan 90 Dapat melakukan
perawatan khusus aktivitas normal, tanda
atau keluhan minor
penyakit
80 Melakukan aktivias
normal dengan usaha,
beberapa tanda dan
keluhan penyakit
Tidak dapat bekerja, 70 Merawat diri sendiri,
mampu tinggal di tidak dapat melakukan
rumah dan aktivitas normal atau
membutuhkan melakukan pekerjaan
perawatan untuk 60 Kadang-kadang
sebagian besar memerlukan bantuan dari
kebutuhan pribadi orang lain, tetapi dapat
memerlukan bantuan merawat keperluan
dalam kadar yang sehari-hari
bervariasi 50 Memerlukan bantuan
yang cukup besar dari
orang lain dan seringkali
memerlukan perawatan
medis
Tidak dapat merawat 40 Tidak mampu, memerlukan
diri sendiri, perawatan dan bantuan
membutuhkan khusus
perawatan institusi 30 Sangant tidak mapu,
rumah sakit atau dianjurkan dirawat di
sejenisnya penyakit rumah sakit, kematian tidak
mungkin berkembang mengancam.
dengan pesat 20 Sangat sakit perlu
perawatan di RS;
memerlukan perawatan
suportif aktif
10 Sekarat
0 Meninggal
b. Status Lokalis:
Payudara kanan atau kiri harus diperiksa
Masa tumor:
- Lokasi
- Ukuran
- Konsistensi
- Permukaan
- Bentuk dan batas tumor
- Jumlah tumor
- Terfiksasi atau tidak ke jaringan sekitar
payudara, kulit, m.pektoralis dan dinding
dada
Perubahan kulit
- Kemerahan, dimpling, edema, nodul satelit
- Peau d’orange, ulserasi
Nipple
Tertarik, erosi, krusta, discharge
E. Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium rutin dan pemeriksaan darah sesuai dengan perkiraan
metastasis.
II. Screening
Metode Deteksi Dini :
Pendektesian kanker payudara sedini mungkin merupakan faktor penting
dalammenanggulangi kanker payudara. Oleh karena kanker payudara merupakan jenis
kanker yang mudah dideteksi.
Untuk menemukan kanker pada stadium awal dilakukan dengan pemeriksaan medis antara
lain :
Bila pada pemeriksaan klinis maupun penunjang tidak ada kelainan di payudara
dianjurkan untuk mengadakan pemeriksaan ulang 1 tahun lagi. bila hanya termogram dan
USG yang mencurigakan, lakukan pemeriksaan ulang 6 bulan lagi
Diagnosis banding
Diagnosis Banding Kelainan-kelainan Payudara (Michaelson, 2003)
b. Fibrokista
o Gejala nyeri timbul menjelang haid
o Ukurannya dipengaruhi pada saat menstruasi
o Ditemukan pada usia pertengahan usia
c. Kistasarkoma filoides
o Tidak bermetastase
o Bentuk haid lonjong permukaan berbenjol
o Batas tegas, ukuran 20-30 cm
o Pengobatan simple mastektomi
d. Galactocele
o Bukan neoplasia, tapi massa berisi asi mengental yang terjadi karena adanya
sumbatan duktus laktiferus
o Biasanya terjadi pada ibu yang sedang / baru selesai masa laktasi
Mastektomi Radikal
Pengangkatan puting dan areola, serta kulit diatas tumor dan 2 cm di
sekitarnya, glandula mammae (seluruh payudara), fasia M. pectoralis mayor, M.
pectoralis mayor, M. pectoralis minor disertai dengan diseksi aksila. Diseksi aksila
adalah pengangkatan semua isi rongga aksila kecuali arteri, vena dan saraf yang
bermakna. Teknik operasi ini dapat pula di modifikasi menjadi mastektomi radikal
modifikasi Madden, dimana M. pektoralis mayor tidak diangkat.
Operasi ini bersifat kuratif dan dilakukan untuk tumor yang berada pada
stadium operable yaitu stadium I, II dan III awal. Mastektomi radikal dapat diikuti
dengan atau tanpa radiasi dan sitostatika adjuvant tergantung dari keadaan KGB
aksila (berdasarkan protokol di RSCM atau FKUI)
Mastektomi radikal modifikasi
Lingkup reseksi sama dengan teknik radikal, tapi mempertahankan m. Pektoralis mayor
dan minor (model Auchincloss) atau mempertahankan m. Pektoralis mayor, mereseksi
m. Pektoralis minor (model Patey). Pola operasi ini mempunyai kelebihan antara lain
memacu pemulihan fungsi pasca operasi, tapi sulit membersihkan kelenjar limfe aksilar
superior.
Quandrantectomy
Tipe lain dari mastektomi parsial disebut quadrantectomy. Pada prosedur ini, dokter
akan mengangkat tumor dan lebih banyak jaringan payudara dibandingkan dengan
lumpektomi.
Mastektomi tipe ini akan mengangkat seperempat bagian payudara, termasuk kulit dan
jaringan konektif (breast fascia). Dokter juga akan melakukan prosedur terpisah untuk
mengangkat beberapa atau seluruh simpul limfe, dengan axillary node dissection atau
sentinel node biopsy.
5. Terapi hormonal
Terapi hormonal diberikan pada kanker payudara stadium IV. Prinsip terapi
ini berdasarkan adanya reseptor hormon yang menjadi target dari agen terapi kanker.
Ketika berikatan dengan ligand, reseptor ini mengurangi transkripsi gen dan
menginduksi apoptosis.
Jaringan payudara mengandung reseptor estrogen. Kanker payudara primer
atau metastasis juga mengandung reseptor tersebut. Tumor dengan reseptor estrogen
tanpa ada reseptor progesteron memiliki respon sebesar 30%, sedangkan jika
memiliki reseptor estrogen dan progesteron, respon terapi dapat mencapai 70%.
Pemilihan terapi endokrin atau hormonal berdasarkan toksisitas dan
ketersediaan. Pada banyak pasien, terapi endokrin inisial berupa inhibitor aromatase.
Untuk wanita dengan reseptor estrogen yang positif, respon terhadap inhibitor
aromatase lebih besar dibandingkan dengan tamoxifen.
Tamoxifen paling sering digunakan sebagai terapi adjuvant pada perempuan
dengan kanker payudara yang telah di reseksi. Penggunaan tamoxifen harus
diteruskan selama 5 tahun. Pada pasien dengan kanker payudara yang telah
metastasis, lebih sering digunakan inhibitor aromatase. Namun, bagi pasien yang
yang memburuk setelah mendapat inhibitor aromatase, tamoxifen dapat memberikan
manfaat. Selain itu, tamoxifen juga bermanfaat sebagai kemopreventif kanker
payudara.
Dosis standard tamoxifen adalah 20 mg, dengan pemberian 1 kali sehari
karena waktu paruh yang panjang. Efek samping yang dapat ditimbulkan antara lain
hot flushes, kelainan sekresi cairan vagina dan toksisitas retina, walaupun tidak
mengancam penglihatan. Efek samping yang harus diperhatikan adalah bahwa
tamoxifen dapat menyebabkan penurunan densitas tulang pada wanita premenopause
dan kanker endometrium.
Pemberian terapi hormonal dibedakan tiga golongan penderita menurut status
menstruasi:
o Premenopause
Terapi hormonal yang diberikan berupa ablasi yaitu bilateral oopharektomi.
o Postmenopause
Terapi hormonal yang diberikan berupa pemberian obat anti estrogen.
o 1-5 Tahun Menopause
Jenis terapi hormonal tergantung dari aktifitas efek estrogen. Efek estrogen positif
dilakukan terapi ablasi, jika efek estrogen negatif maka dilakukan pemberian
obat-obatan anti estrogen.
Preventif
Berbagai upaya harus dilakukan untuk menimbulkan kesadaran bagi para wanita
akan kesehatannya seperti melakukan deteksi dini kanker payudara dengan melakukan
SADARI (Periksa Payudara Sendiri). SADARI sangat penting karena 85% benjolan di
payudara ditemukan oleh pasien sendiri. SADARI merupakan pemeriksaan yang murah,
aman dan sederhana, sebaiknya dilakukan sejak usia 20 tahun. 7 SADARI dapat dilakukan
setelah selesai masa haid karena pengaruh hormon estrogen dan progesteron rendah dan
kelenjar payudara saat itu dalam keadaan tidak membengkak sehingga lebih mudah meraba
adanya benjolan atau kelainan. Teknik SADARI :
Metastasis tumor ganas payudara melalui sistem vena akan menyebabkan terjadinya
metastasis ke paru-paru dan organ-organ lain. Akan tetapi dapat pula terjadi metastasis ke
vertebra secara langsung melalui vena-vena kecil yang bermuara ke v. Interkostalis dimana
v. Interkostalis ini akan bermuara ke dalam v. Vertebralis. V. Mammaria interna
merupakan jalan utama metastasis tumor ganas payudara ke paru-paru melalui sistem vena,
b. Metastasis melalui sistem limfe
Metastasis tumor ganas payudara melalui sistem limfe adalah ke kelenjar getah
bening aksila. Pada stadium tertentu, biasanya hanya kelenjar aksila inilah yang terkena.
Metastasi ke kelenjar getah bening sentral. Kelenjar getah bening sentral
ini merupakan kelenjar getah bening yang tersering terkena metastasis.
Menurut beberapa penyelidikan hampir 90% metastasis ke kelenjar aksila
adalah ke kelenjar getah bening sentral.
Metastasis ke kelenjar getah bening interpektoral.
Metastasis ke kelenjar getah bening subklavicula.
Metastasis ke kelenjar getah bening mammaria eksterna. Metastasis ini
adalah paling jarang terjadi dibanding dengan kelenjar-kelenjar getah
bening aksila lainnya.
Metastasis ke kelenjar getah bening aksila kontralateral. Jalan metastase
ke kelenjar getah bening kontralateral sampai saat ini masih belum jelas.
Bila metastase tersebut melalui saluran limfe kulit, sebelum sampai ke
aksila akan mengenai payudara kontralateral terlebih dahulu. Padahal
pernah ditemukan kasus dengan metastasis ke kelenjar getah bening aksila
kontralateral tanpa metastasis ke payudara kontralateral. Diduga jalan
metastasis tersebut melalui deep lymphatic fascial plexus di bawah
payudara kontralateral melalui kolateral limfatik.
Metastasis ke kelenjar getah bening supraklavicula. Bila metastasis
karsinoma mammae telah sampai ke kelnjar getah bening subklavicula, ini
berarti bahw metastasis tinggal 3-4 cm dari grand central limfatik terminus
yang terletak dekat pertemuan v. Subklavicula dan v. Jugularis interna.
Bila sentinel nodes yang terletak di sekitar grand central limfatik terminus
telah terkena metastasis, dapat terjadi stasis aliran limfe. Sehingga bisa
terjadi aliran membalik, menuju ke kelenjar getah bening supraklavicula
dan terjadi metastasis ke kelenjar tersebut. Penyebaran ini disebut sebagai
penyebaran tidak langsung. Dapat pula terjadi penyebaran ke kelanjar
supraklavicula secara langsung dari kelenjar subklavicula tanpa melalui
sentinel nodes.
Metastasis ke kelenjar getah bening mammaria interna ternyata lebih
sering dari yang diduga. Biasanya terjadi pada karsinoma mamma di
sentral dan kuadran medial. Dan biasanya terjadi setelah metastasis ke
aksila.
Metastasis ke hepar. Selain melalui sistem vena, ternyata dapat terjadi
metastasis karsinoma mammae ke hepar melalui sistem limfe. Keadaan ini
terjadi bila tumor primer terletak di tepi medial bagian bawah payudara.
Metastasis melalui sistem limfe yang jalan bersama-sama vasa epigastrika
superior. Bila terjadi metastasis ke kelenjar preperikardial akan terjadi
stasis aliran limfe dan bisa terjadi aliran balik limfe ke hepar dan terjadi
metastasis hepar.
1.9 Prognosis Carcinoma Mamae
Prognosis kanker payudara ditentukan oleh :
1. Stadium Kanker
Semakin dini semakin baik prognosisnya.
5-years survival rate
Stadium Survival rate (%)
0 99
I 98
II a 82
II b 65
III a 47
III b 44
IV 14
2. Tipe Histopatologi
CIS (Carsinoma In Situ) mempunyai prognosis yang lebih baik dibandingkan invasif.
3. Reseptor Hormon
Kanker yang mempunyai reseptor (+) dengan hormon memiliki prognosis lebih baik.
1.10 Pencegahan
Pada prinsipnya, strategi pencegahan dikelompokkan dalam tiga kelompok besar, yaitu
pencegahan pada lingkungan, pada pejamu, dan milestone. Hampir setiap epidemiolog sepakat
bahwa pencegahan yang paling efektif bagi kejadian penyakit tidak menular adalah promosi
kesehatan dan deteksi dini. Begitu pula pada kanker payudara, pencegahan yang dilakukan antara
lain berupa:
Pencegahan primer
Pencegahan primer pada kanker payudara merupakan salah satu bentuk promosi kesehatan
karena dilakukan pada orang yang "sehat" melalui upaya menghindarkan diri dari keterpaparan
pada berbagai faktor risiko dan melaksanakan pola hidup sehat. Pencagahan primer ini juga bisa
berupa pemeriksaan SADARI (pemeriksaan payudara sendiri) yang dilakukan secara rutin
sehingga bisa memperkecil faktor risiko terkena kanker payudara.
Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder dilakukan terhadap individu yang memiliki risiko untuk terkena kanker
payudara. Setiap wanita yang normal dan memiliki siklus haid normal merupakan populasi at
risk dari kanker payudara. Pencegahan sekunder dilakukan dengan melakukan deteksi dini.
Beberapa metode deteksi dini terus mengalami perkembangan. Skrining melalui mammografi
diklaim memiliki akurasi 90% dari semua penderita kanker payudara, tetapi keterpaparan terus-
menerus pada mammografi pada wanita yang sehat merupakan salah satu faktor risiko terjadinya
kanker payudara. Karena itu, skrining dengan mammografi tetap dapat dilaksanakan dengan
beberapa pertimbangan antara lain:
Wanita yang sudah mencapai usia 40 tahun dianjurkan melakukan cancer risk
assessement survey.
Pada wanita dengan faktor risiko mendapat rujukan untuk dilakukan mammografi setiap
tahun.
Wanita normal mendapat rujukan mammografi setiap 2 tahun sampai mencapai usia 50
tahun.
Foster dan Constanta menemukan bahwa kematian oleh kanker payudara lebih sedikit pada
wanita yang melakukan pemeriksaan SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) dibandingkan
yang tidak. Walaupun sensitivitas SADARI untuk mendeteksi kanker payudara hanya 26%, bila
dikombinasikan dengan mammografi maka sensitivitas mendeteksi secara dini menjadi 75%
PENGERTIAN SADARI
Usaha atau cara pemeriksaan payudara yang secara teratur dan sistematik oleh wanita itu
sendiri yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari program screening atau deteksi
dini. (Romauli, Suryati, 2009 : 166)
TUJUAN SADARI
Dapat mendeteksi ketidaknormalan atau perubahan yang terjadi pada payudara.
4. Fungsi payudara: Suatu organ tambahan yang ada pada perempuan yang fungsinya sebagai
produksi susu setelah melahirkan
WAKTU MELAKUKAN SADARI
Dengan mengikuti cara yang sama setiap bulan, sekitar 1 minggu sesudah menstruasi
terhitung sejak hari pertama pada waktu payudara dalam keadaan tidak membengkak.
Pada wanita yang umurnya lebih dari 20 tahun, melakukan SADARI tiap 3 bulan sekali.
(Saryono, 2009)
Beberapa cara melakukan pijatan payudara
A.Ke atas kebawah (Up and Down)
B.Pijatan menuju puting (Wedge)
C.Pijatan melingkar (Circular)
Pencegahan tertier
Pencegahan tertier biasanya diarahkan pada individu yang telah positif menderita kanker
payudara. Penanganan yang tepat penderita kanker payudara sesuai dengan stadiumnya akan
dapat mengurangi kecatatan dan memperpanjang harapan hidup penderita. Pencegahan tertier ini
penting untuk meningkatkan kualitas hidup penderita serta mencegah komplikasi penyakit dan
meneruskan pengobatan. Tindakan pengobatan dapat berupa operasi walaupun tidak berpengaruh
banyak terhadap ketahanan hidup penderita. Bila kanker telah jauh bermetastasis, dilakukan
tindakan kemoterapi dengan sitostatika. Pada stadium tertentu, pengobatan yang diberikan hanya
berupa simptomatik dan dianjurkan untuk mencari pengobatan alternatif.
Banyak faktor resiko yang tidak dapat dikendalikan. Beberapa ahli diet dan ahli kanker percaya
bahwa perubahan diet dan gaya hidup secara umum bisa mengurangi angka kejadian kanker.
Diusahakan untuk melakukan diagnosis dini karena kanker payudara lebih mudah diobati dan
bisa disembhan jika masih pada stadium dini.SADARI, pemeriksan payudara secara klinis dan
mammografi sebagai prosedur penyaringan merupakan 3 alat untuk mendeteksi kanker secara
dini.
Penelitian terakhir telah menyebutkan 2 macam obat yang terbukti bisa mengurangi resiko
kanker payudara, yaitu tamoxifen dan raloksifen.Keduanya adalah anti estrogen di dalam
jaringan payudara.tamoxifen telah banyak digunakan untuk mencegah kekambuhan pada
penderita yang telah menjalani pengobatan untuk kanker payudara. Obat ini bisa digunakan pada
wanita yang memiliki resiko sangat tinggi.
Mastektomi pencegahan adalah pembedahan untuk mengangkat salah satu atau kedua payudara
dan merupakan pilihan untuk mencegah kanker payudara pada wanita yang memiliki resiko
sangat tinggi (misalnya wanita yang salah satu payudaranya telah diangkat karena kanker, wanita
yang memiliki riwayat keluarga yang menderita kanker payudara dan wanita yang memiliki gen
p53, BRCA1 atauk BRCA 2).
Sesungguhan kita bertobat insya Allah menjadi bagian dari rezeki yang besar
dari Allah SWT. "Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada
surga..." (Q.S. Ali Imran [3]:133).
2. Menyesal.
Adanya penyesalan setelah melumuri diri dengan dosa dan
kenistaan; adanya penyesalan setelah berbicara kotor; penyesalan
ketika mata melihat kemaksiatan; penyesalan ketika menyakiti
orang, adalah sikap-sikap yang menunjukkan adanya
kecenderungan tobat nasuha. Orang yang tidak menyesal, tidak
termasuk tobat. Orang yang bangga pada dosa-dosa yang pernah
dilakukannya, menunjukkan bahwa dia belum sungguh-sungguh
bertobat.
Dari Abdullah bin Abbas ra, Rasulullah SAW bersabda: Telah ditunjukkan
kepadaku keadaan umat yang dahulu, hingga saya melihat seorang nabi dengan
rombongan yang kecil, dan ada nabi yang mempunyai penigkut satu dua orang,
bahkan ada nabi yang tiada pengikutnya. Mendadak telihat padaku rombongan yang
besar (yang banyak sekali), saya kira itu adalah umatku, namun diberitahukan
kepadaku bahwa itu adalah nabi Musa as beserta kaumnya. Kemudian dikatakan
kepadaku, lihatlah ke ufuk kanan dan kirimu, tiba-tiba di sana saya melihat rombongan
yang besar sekali. Lalu dikatakan kepadaku, Itulah umatmu, dan di samping mereka
ada tujuh puluh ribu yang masuk surga tanpa perhingungan (hisab). Setelah itu nabi
bangun dan masuk ke rumahnya, sehingga orang-orang banyak yang membicarakan
mengenai orang-orang yang masuk surga tanpa hisab itu. Ada yang berpendapat;
mungkin mereka adalah sahabat-sahabat Rasulullah SAW. Ada pula yang
berpendapat, mungkin mereka yang lahir dalam Islam dan tidak pernah
mempersekutukan Allah, dan ada juga pendapt-pendapat lain yang mereka sebut.
Kemudian Rasulullah SAW keluar menemui mereka dan bertanya, ‘apakah yang
sedang kalian bicarakan?’. Mereka memberiktahukan segala pembicaraan mereka.
Beliau bersabda, ‘ Mereka tidak pernah menjampi atau dijampikan dan tidak suka
menebak nasib dengan perantaraan burung, dan hanya kepada Rab nya lah, mereka
bertawakal.” Lalu bangunlah Ukasyah bin Mihshan dan berkata, ‘Ya Rasulullah SAW
doakanlah aku supaya masuk dalam golongan mereka.’ Rasulullah SAW menjawab,
‘Engkau termasuk golongan mereka.’ Kemudian berdiri pula orang lain, dan berkata,
‘doakan saja juga supaya Allah menjadikan saya salah satu dari mereka.’ Rasulullah
SAW menjawab, ‘Engkau telah didahului oleh Ukasyah.” (HR. Bukhari & Muslim).
DAFTAR PUSTAKA
http://www.eramuslim.com/syariah/
Kapita Selekta Kedokteran 2000. edisi 3. Jilid II, Jakarta: Media Aesculapius FKUI
Price, Sylvia Anderson. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses – Proses Penyakit
Edisi 6. Jakarta : EGC
Tim Penanggulangan & Pelayanan Kanker Payudara Terpadu Paripurna R.S Kanker
Dharmais 2003. Penatalaksanaan Kanker Payudara Terkini , edisi 1, Pustaka Obor,
Jakarta.