Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

INFEKSI TRAKTUS GENITALIS

Makalah ini disususn Untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah

Keperawatan Maternitas

Disusun Oleh:

Kelompok 9

1. Ahmad Syaidil (2014201138)


2. Muhammad Iik Rifa'i (2014201126)
3. Aep Saepullah (2014201108)
4. M.Fuzi Subakti (2014201113)
5. Endang Komarudin (2014201155)
6. Ihya Agum Gumelar (2014201133)
7. Rohman (2014201148)
8. Warti (2014201089)

PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMADIYAH TANGGERANG

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Tractus genetalia merupakan salah satu bagian organ genetalia wanita yang
rentan terkena penyakit infeksi. Pada wanita infeksi traktus genitalia salah satunya
adalah infeksi vagina. Tiga infeksi vagina yang paling sering ditemukan adalah
bakterial vaginosis, kandidiasis dan trikomoniasis. Menurut Makalew dan Maskur
(2005) bacterial vaginosis merupakan sindrom klinik sebagai efek dari pertukaran
lactobacillus Spp penghasil 𝐻2 𝑂2 (Hidrogen Peroksida) yang merupakan flora
normal vagina dengan bakteri anaerob dalam konsentrasi tinggi, sebagai contoh
bacteroides Spp, gardnerella vaginalis, mycoplasma hominis dan mobiluncus Spp.
Infeksi traktus genitalia wanita dapat juga terjadi setelah melahirkan, hal ini
memungkinkan terjadi karena selama proses melahirkan sering terjadi perlukaan
pada perineum baik karena robekan spontan maupun episiotomi. Laserasi
perineum di Indonesia dialami oleh 75% ibu yang melahirkan pervaginam. Depkes
RI, (2013) menyatakan bahwa dari total 1951 kelahiran spontan pervaginam, 57%
ibu mendapat jahitan perinieum (29% karena robekan spontan dan 28% karena
episiotomy).
Bahiyatun,( 2009) menyatakan bahwa luka pada perinieum tidak mudah
untuk dijaga agar tetap bersih dan kering. Jika proses penyembuhan luka tidak
tertangani dengan baik akan menyebabkan tidak sempurnanya penyembuhan luka
rupture tersebut. Hal ini menyebabkan perdarahan tidak berhenti dengan baik dan
menyebabkan terjadinya infeksi yang akhirnya dapat menyebabkan kematian pada
ibu.
Prevalensi infeksi traktus genetalia wanita yang masih cukup tinggi di
Indonesia merupakan salah satu masalah kesehatan yang perlu ditangani secara
serius agar tercapai peningkatan pada kesehatan wanita.

2
B. TUJUAN
1. Tujuan umum
Tujuan umum dari penyusunan makalah ini adalah mendeskripsikan tentang
infeksi traktus genitalis.
2. Tujuan khusus
Tujuan khusus dari penyusunan makalah ini yaitu :
a. Mendeskripsikan konsep dasar vaginosis bakterial
b. Mendeskripsikan konsep dasar infeksi pada daerah perineum pasca
persalinan
c. Mendeskripsikan konsep asuhan keperawatan terhadap pasien dengan
infeksi traktus genitalis.

3
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. DEFINISI
Infeksi saluran genital atau infeksi puerperal merupakan infeksi saluran
genital yang terjadi pada paska partum yang dikaitkan dengan kelahiran anak,
biasanya terjadi akibat masuknya bakteri yang naik dari saluran kemih. Bakteri
tersebut mungkin umum ditemukan di dalam saluran genital atau berasal dari luar
(Reeder, 2011).
Infeksi puerperium (infeksi masa nifas) adalah infeksi saluran genitalia oleh
bakteri setelah melahirkan (Gant, 2010).

B. FAKTOR RISIKO
Kurang menjaga kebersihan organ reproduksi. Apabila kebersihan organ
reproduksi dijaga, akan dapat terjangkit oleh penyakit yang disebabkan oleh jamur,
bakteri ataupun parasite (Rohan dr.,et al.,2017).

C. PENYEBAB
Infeksi ini disebabkan oleh bakteri yang umum banyak terdapat pada vagina
dan oleh pathogen yang masuk ke dalam dari luar, seperti streptokokus,
stafilokakus, Escerchia coli, dan berbagai penyakit hubungan kelamin. (Hamilton,
1995).

D. KLASIFIKASI
1. Infeksi episiotomy
Infeksi luka episiotomy merupakan infeksi puerpurium tersering digenetalia
eksterna. Tepi-tepi luka yang bertemu berubah menjadi merah, mengeras, dan
membengkak.(Gant, 2010)
2. Infeksi vagina
Tiga infeksi vagina yang paling sering ialah bacterial vaginosis, candidiasis dan
trikomoniasis. Infeksi vagina bisa menular melalui hubungan
seksual.(Bobak,2004).

4
Vaginitis bacterial dikaitkan dengan infeksi genitilia bagian atas secara
perkontinuitatum, melalui kanalis servikalis dengan endoservisitis secara
dominan oleh Gardnerella vaginalis (Gardner) yang komensal menempati
s\ekitar 40-50% tanpa gejala klinis (Manuaba, 2003).

E. TANDA DAN GEJALA


1. Infeksi episiotomy
a. Demam yang disertai rasa mengigil mengisyaratkan bakteriemia.
b. Nyeri perineum, nyeri tekan pada satu atau kedua sisi abdomen, dan nyeri
tekan parametrium saat pemeriksaan bimanual.
c. Timbulnya tanda-tanda cardinal infeksi pada episiotomy: sakit, panas,
bengkak, dan keluaran yang mengandung nanah terutama sepanjang garis
insisi.
d. Lokia berwarna hijau atau kuning dan mengeluarkan bau yang tidak umum.
e. Pada vaginitis timbulnya rasa gatal, terbakar, dan nyeri di vagina serta
sekitar introitus
f. Keletihan dan letargi, kurang nafsu makan dan mengigil.
2. Infeksi vagina
Menurut Manuaba, 2003 vaginitis bacterial ditegakkan dengan kriteria:
a. Cairan vagina homogeny
b. pH vagina diatas 4,5
c. cairan vagina berbau ikan (Wiff test)
d. Pemeriksaan preparat menunjukkan “clue cell”

5
F. PATOFISIOLOGI

G. PENATALAKSANAAN
1. Infeksi episiotomy
a. Drainase. Bersihkan luka hingga bebas infeksi
b. Antimikroba spectrum luas
c. Jahitan dibuka setelah tanda-tanda infeksi mereda
d. Penjahitan dini terhadap episiotomy yang terlepas
2. Infeksi vaginosis bacterial
a. Metronidazole oral (Flagyl) yang paling efektif
b. Gel metronidazole
c. Krim klindamisin

6
H. PENCEGAHAN
1. Beberapa upaya yang dilakukan untuk mencegah terjangkitnya penyakit yang
disebabkan oleh infeksi bakteri :
a. Menggunakan celana dalam yang berbahan katun dan bertekstur lembut.
Hindari bahan yang bersifat panas, kurang menyerap keringat dan berbahan
ketat (misalnya jeans).
b. Biasakan membilas dengan air bersih organ reproduksi setiap selesai buang
air kecil maupun buang air besar. Selanjutnya, keringkan sisa air yang
masih menempel dikulit dengan menggunakan tisu atau handuk hingga
bener-bener kering (menyebabkan jamur pada bagian organ reproduksi).
c. Mengganti celana dalam minimal 2-3 kali sehari.
d. Memotong rambut yang ada didaerah organ reproduksi apabila sudah
panjang, karena apabila terlalu panjang akan menjadi sarang kuman.
2. Untuk perempuan,
Apabila sedang mengalami menstruasi, gantilah pembalut sesering mungkin.
Pada saat aliran darah banyak, kamu dapat menggantinya minimal 5-6 jam
sekali. Darah yang tertampung pada pembalut bisa menjadi media tumbuhnya
kuman penyebab infeksi.
3. Hindari menggunakan sabun pembersih daerah kewanitaan dan patyliner secara
terus menerus. Penjggunaan sabun pemebersih daerah kewanitaan dapat
mengubah Ph vagina.
4. Rajin berolah raga dan banyak mengkonsumsi buah dan sayur. Selain
bermanfaat bagi kesehatan juga dapat mencegah infeksi organ oleh jamur.
5. Jangan melakukan seks bebas dan penggunaan narkoba. Walaupun ada juga
yang disebabkan oleh transfusi darah yang sudah terinfeksi penyakit atau
melalui proses kehamilan dan kelahiran.
6. Menjaga pergaulan dan memilih gaya hidup yang sehat agar tidak terjebak pada
seks bebas.
7. Menjauhkan diri dari pergaulan dengan narkoba. (Rohan dr.,et al.,2017)

7
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
Nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, agama, status merital,
tanggal masuk RS, tanggal pengkajian, diagnosa medis, No. RM dan alamat.
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan Utama
Keluhan utama yang dirasakan antara lain nyeri, demam, gatal, panas,
keletihan
b. Riwayat kesehatan dahulu
Kemungkinan klien pernah menderita infeksi pada saluran kemih atau
pencernaan.
c. Riwayat kesehatan sekarang
Biasanya klien mengeluh badan lemah, demam, nadi cepat, nafas sesak,
badan menggigil, gelisah, nyeri pada daerah luka operasi.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Kemungkinan salah satu anggota keluarga ada yang menderita infeksi
serupa.
3. Pemeriksaan Fisik
a. Tanda-tanda Vital
Peningkatan suhu tubuh, suhu 38 C – 38,9 C, menggigil berulang.
Pernafasan cepat/dangkal (berat/proses sistemik), takikardi dengan berat
bervariasi
b. Aktivitas/istirahat
Malaise, letargi
Kelelahan dan/atau keletihan yang terus menerus

8
c. Eliminasi
Diare mungkin ada atau konstipasi, urine keruh.
d. Integritas ego
Ansietas
e. Makanan/cairan
Anorexia, mual/muntah, haus, membran mukosa kering, distensi abdomen,
kekakuan, nyeri lepas.
f. Keamanan
Adakah pemeriksaan vagina intrapartum yang sering, tehnik aseptic, infeksi
sebelumnya, termasuk HIV
g. Seksualitas
Ada tidaknya perubahan pola seksualitas
h. Pengkajian psikososial
 Hubungan dengan bayi baru lahir
 Respon klien dan keluarga terhadap komplikasi
 Hubungan dengan pasangan
 Klien dengan status ekonomi rendah dengan stressos bersamaan
i. Pemeriksaan Organ Genital dan Abdomen
 Kondisi perineum dan uterus
Retensi produk konsepsi, eksplorasi uterus, atau perdarahan postpartum
Tepi insisi kemerahan, edema, keras, nyeri tekan, drainase purulen,
cairan sanguinosa
Karakteristik lokhia, lokhia mungkin bau busuk, tidak berbau (bila
infeksi oleh streptokokus beta hemolitik).
 Abdomen
Nyeri lokal, disuria, ketidaknyaman abdomen
Afterpain berat/lama, nyeri abdomen bawah atau uterus serta nyeri
tekan
Nyeri/kekauan abdomen unilateral/bilateral (salpingitis/ooferitis,
parametritis)

9
4. Pemeriksaan Diagnostik
a. Jumlah leukosit normal atau tinggi
b. Jumlah LED dan eritrosit meningkat pada adanya infeksi
c. Haemoglobin turun adanya anemia
d. Kultur (aerob/anaerob) dari sediaan intrauterin atau intra servikal atau
drainase luka atau pewarnaan gram lokhia serviks dan juterus
mengidentifikasi organisme penyebab.
e. Urinalisa dan kultur
f. USG
g. Pemeriksaan biomanual menentukan sifat dan lokasi nyeri pelfis, massa
atau pembentukan abses, atau adanya vena-vena dengan trombosis.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis (infeksi traktus genitalia)
2. Hipertermia berhubungan dengan penyakit infeksi
3. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi
4. Ketidakefektifan pola seksual berhubungan dengan kurang pengetahuan yang
berhubungan dengan seksual

10
C. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
No. Diagnosa Keperawatan NOC NIC Rasional
1. Domain 12. Tingkat nyeri (2102) Manajemen nyeri 1400 1. Pengajaran
Kenyamanan Indikator Awal Akhir 1. Ajarkan prinsip-prinsip tentang prinsip
Kelas 1. Kenyamanan 210201 2 4 manajemen nyeri manajemen
fisik Nyeri yang 2. Dorong pasien untuk nyeri kepada
(00132) dilaporkan memonitor nyeri dan pasien penting
Nyeri akut berhubungan 210204 2 4 menangani nyerinya dengan untuk
dengan agen cedera Panjangnya tepat menyamakan
biologis (infeksi traktus episode 3. Ajarkan teknik non persepsi klien-
genitalia) nyeri farmakologi perawat dan
210217 2 4 4. Ajarkan metode ketepatan
Mengerang farmakologi untuk pemilihan
dan menurunkan nyeri tindakan
menangis 5. Evaluasi keefektifan dari pengurangan
210206 2 4 tindakan pengontrol nyeri nyeri.
Ekspresi yang dipakai selama 2. Dorongan akan
nyeri wajah pengkajian nyeri dilakukan meningkatkan
210222 2 4 6. Mulai dan modifikasi kemampuan
Agitasi tindakan pengontrol nyeri klien menangani
210223 2 4 berdasarkan respon pasien nyerinya sendiri.
Iritabilitas 7. Dukung istirahat/tidur yang 3. Teknik non
210224 2 4 adekuat untuk membantu farmakologi
Mengerinyit penurunan nyeri. mencegah
210209 2 4 8. Libatkan keluarga dalam ketergantungan
Ketegangan modalitas penurun nyeri, terhadap metode
otot jika memungkinkan farmakologi.
4. Metode
farmakologi

11
Keterangan: digunakan untuk
1: Berat mendukung
2: Cukup berat metode non
3: Sedang farmakologi
4: Ringan dalam
5: Tidak ada pengurangan
nyeri.
5. Untuk
Kontrol nyeri (1605) menentukan
Indikator Awal Akhir tindakan kontrol
160502 2 4 nyeri yang tepat
Mengenali kapan untuk klien.
terjadi 6. Monitor
160501 2 4 tindakan kontrol
Menggambarkan nyeri klien.
faktor penyebab 7. Istirahat/tidur
160504 2 4 membuat klien
Menggunakan rileks dan
tindakan memberikan
pengurangan waktu untuk
nyeri tanpa proses
analgesik penyembuhan.
160505 2 4 8. Pengertian
Menggunakan keluarga
analgesik yang terhadap nyeri
direkomendasikan yang diderita
160511 2 4 klien diharapkan
Melaporkan nyeri dapat
yang terkontrol memberikan

12
Keterangan: dukungan
1: Tidak pernah terhadap klien.
menunjukkan
2: Jarang menunjukkan
3: Kadang-kadang
menunjukkan
4: Sering menunjukkan
5: Secara konsisten
menunjukkan

2. Domain 11. Termoregulasi 0800 Perawatan demam 3740 1. Kenaikan suhu


Keamanan/perlindungan Indikator Awal Akhir 1. Pantau suhu dan tanda- akan diikuti
Kelas 6. Termoregulasi 080013 3 5 tanda vital lainnya perubahan tanda
00007 Tingkat 2. Monitor warna kulit dan vital lainnya.
Hipertermia pernafasan suhu 2. Kenaikan suhu
berhubungan dengan 080015 3 5 3. Dorong konsumsi cairan menyebabkan
penyakit infeksi Melaporkan 4. Fasilitasi istirahat, terapkan dilatasi
kenyamanan pembatasan aktivitas; jika pembuluh darah
suhu diperlukan di bawah kulit
Keterangan: 5. Berikan oksigen yang sehingga kulit
1: Sangat terganggu sesuai akan teraba
2: Banyak terganggu 6. Tingkatkan sirkulasi udara hangat.
3: Cukup terganggu 7. Beri obat atau cairan iv 3. Intake cairan
4: Sedikit terganggu 8. Pantau komplikasi- akan membantu
5: Tidak terganggu komplikasi yang menurunkan
berhubungan dengan demam
demam serta tanda dan 4. Istirahat
gejala kondisi penyebab menurunkan
demam

13
kebutuhan
Indikator Awal Akhir metabolisme
080001 3 5 5. Oksigen
Peningkatan membantu
suhu kulit proses
080019 3 5 metabolisme dan
Hipertemia transportasi
0800007 3 5 oksigen ke
Perubahan jaringan
warna kulit 6. Sirkulasi udara
Keterangan: yang baik akan
1: Berat memberikan
2: Cukup berat kenyamanan
3: Sedang pada pasien
4: Ringan 7. Obat antipiretik
5: Tidak ada diperlukan untuk
mengontrol agar
suhu tidak
terlalu tinggi
8. Hiperpireksia
tak terkontrol
dapat
mengakibatkan
komplikasi yang
tidak diinginkan.
3. Domain 5. Pengetahuan: Proses penyakit 1803 Pengajaran: Proses Penyakit 1. Penilaian awal
Persepsi/Kognisi Indikator Awal Akhir 5602 tingkat
Kelas 4. Kognisi 180302 2 4 pengetahuan
(00126) pasien tentang

14
Defisiensi pengetahuan Karakter 1. Kaji tingkat pengetahuan penyakit sebagai
berhubungan dengan spesifik pasien terkait dengan proses tolok ukur untuk
kurang informasi penyakit penyakit yang spesifik capaian target
180303 2 4 2. Jelaskan patofisiologi edukasi yang
Faktor-faktor penyakit dan bagaimana akan diberikan.
penyebab hubungannya dengan 2. Penjelasan
dan faktor anatomi dan fisiologi sesuai tentang penyakit
yang kebutuhan. akan
berkontribusi 3. Jelaskan tanga dan gejala memberikan
180304 2 4 yang umum dari penyakit gambaran pada
Faktor risiko sesuai kebutuhan. pasien tentang
180305 2 4 4. Jelaskan mengenai proses kondisi yang
Efek penyakit sesuai kebutuhan. sedang
fisiologis 5. Identifikasi kemungkinan dialaminya.
penyakit penyebab sesuai kebutuhan. 3. Penjelasan tanda
180306 2 4 6. Jelaskan komplikasi kronik dan gejala akan
Tanda dan yang mungkin ada sesuai memperjelas
gejala kebutuhan identifikasi
penyakit 7. Edukasi pasien mengenai tahap penyakit
180307 2 4 tindakan utnuk yang sedang
Proses mengkontrol/meminimalkan dialami pasien.
perjalanan gejala sesuai kebutuhan 4. Proses penyakit
penyakit yang jelas
biasanya meningkatkan
180310 2 4 penerimaan
Tanda dan kondisi pasien.
gejala 5. Penyebab yang
komplikasi diketahui dapat
penyakit

15
Keterangan: dihindari di
1: Tidak ada kemudian hari.
pengetahuan 6. Meningkatkan
2: Pengetahuan terbatas kepatuhan
3: Pengetahuan sedang pengobatan
4: Pengetahuan banyak pasien agar
5: Pengetahuan sangat terhindar dari
banyak komplikasi.
7. Meningkatkan
kemandirian
pasien dalam
merawat dirinya
sendiri.

4. Domain 8. seksualitas Identitas seksual 1207 Konseling seksual 5248 1. Kepercayaan


Kelas 2. Fungsi seksual Indikator Awal Akhir 1. Bangun hubungan dan rasa hormat
00065 120701 2 4 terapeutik, didasarkan pada akan mendasari
Ketidakefektifan pola Menegaskan kepercayaan dan rasa pengungkapan
seksual berhubungan diri sebagai hormat perasaan dan
dengan kurang makhluk 2. Berikan privasi dan jaminan keterbukaan
pengetahuan yang seksual kerahasiaan pasien.
berhubungan dengan 120709 2 4 3. Informasikan pada pasien di 2. Seksualitas
seksual Melaporkan awal bahwa seksualitas merupakan
hubungan merupakan bagian yang masalah yang
intim yang penting dalam kehidupan hanya diketahui
sehat dan bahwa penyakit, pasien dan
120710 2 4 medikasi dan stres sering pasangannya.
merubah fungsi seksual. 3. Informasi yang
jelas mencegah

16
Melaporkan 4. Mulai dengan topik yang kesalahan
fungsi seksual paling tidak sensitif dan persepsi pasien.
yang sehat lanjutkan pada yang lebih 4. Pembicaraan
120711 2 4 sensitif tidak terkesan
Melaporkan 5. Diskusikan efek kesehatan vulgar.
fungsi seksual dan penyakit terhadap 5. Penyakit saluran
yang sehat seksualitas genetalia akan
Keterangan: 6. Diskusikan modifikasi yang mempengaruhi
1: Tidak pernah diperlukan dalam aktivitas pola seksualitas
menunjukkan seksual sesuai kebutuhan pasien.
2: Jarang menunjukkan 7. Libatkan pasangan pasien 6. Aktivitas
3: Kadang-kadang pada saat konseling sesering seksual adalah
menunjukkan mungkin sesuai kebutuhan salah satu
4: Sering menunjukkan kebutuhan dasar
5: Secara konsisten manusia yang
menunjukkan harus terpenuhi
secara alamiah.
7. Dukungan dan
pengertian dari
pasangan akan
meningkatkan
keefektifan dan
keberhasilan
konseling dalam
pola seksualitas
pasien.

17
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Infeksi traktus genitalius yang disebabkan oleh bakteri (bakteri
vaginalis) pada wanita bisa terjadi dengan prevalensi yang bervariasi pada
kelompok wanita remaja, hamil, pekerja seks komersial dan penderita HIV.
Menurut beberapa penelitian prevalensi infeksi traktus genitalis banyak
ditemukan pada kelompok wanita pekerja seks komersial. Infeksi ini terjadi
sebagai akibat pertukaran lactobacillus Spp penghasil 𝐻2 𝑂2 (Hidrogen
Peroksida) yang merupakan flora normal vagina dengan bakteri anaerob dalam
konsentrasi tinggi. Faktor –faktor pendukung terjadinya infeksi traktus
genitalius bakteri pada wanita antara lain; asupan gizi yang kurang, kurangnya
menjaga kebersihan genitalia, perilaku seks bebas, dan kurangnya perawatan
luka episiotomy pada ibu post partum.
Masalah keperawatan yang sering ditemukan pada wanita yang
mengalami infeksi traktus genitalis antara lain ; hipertermia, nyeri, kurangnya
pengetahuan, dan ketidakefektifan pola seksual.
B. Saran
Didalam penulisan makalah ini penulis merasa mempunyai kekurangan
dari segi materi ataupun pembahasan tentang infeksi traktus genitalis oleh
bakteri. Untuk itu penulis berharap kritik, dan saran yang membangun sebagai
tambahan untuk kesempurnaan isi dari makalah ini.

18
DAFTAR PUSTAKA

Reeder, Sharon J.2011. Keperawatan Maternitas : Kesehatan Wanita, Bayi dan


keluarga : EGC

Gant, Norman F. 2010. Dasar – dasar Ginekologi & obstetri.jakarta : EGC

NANDA Internasional. 2014. Nursing diagnoses : definition and classification 2015-


2017. (10th ed).UK : Wiley Blackwell

Library of Congress Ctaloging in Publication Data. 2013. Nursing outcome


classificattion (NOC). (5th ed). St.Louis : Elseiver Mosby

Library of Congress Ctaloging in Publication Data. 2013. Nursing Intervention


classificattion (NOC). (5th ed). St.Louis : Elseiver Mosby

19

Anda mungkin juga menyukai