Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN


DENGAN POST NATAL CARE PADA PASIEN

Disusun oleh :

ALFRIDA LULAGE
DEWI LARASATI
MAYA LALIMBAT

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG
2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan makalah askep Maternitas ini dengan tepat waktu. Dalam menulis makalah ini, tidak

sedikit masalah dan rintangan yang dihadapi oleh penulis, namun berkat bantuan dari berbagai pihak

yang telah berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan

makalah ini walaupun dengan banyak kekurangan. Terimah kasih yang sebesar-besarnya juga

penulis ucapkan kepada berbagai pihak yang tidak\ bisa penulis ucapkan satu-persatu. Akhir kata

penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca sebagai bahan perbaikan dalam

menyusun makalah kedepannya, dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Manado, 18 November 2020

Penulis

2
BAB II

A. Definisi post partum


Post Partum atau masa nifas adalah masa yang dimulai setelah plasenta keluar dan
berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan semula (sebelum hamil). Masa nifas
berlangsung selama kira-kira 6 minggu (Ary Sulistyawati, 2009). Masa nifas atau post partum
adalah masa setelah persalinan selesai sampai 6 minggu atau 42 hari. Setelah masa nifas, organ
reproduksi secara berlahan akan mengalami perubahan seperti sebelum hamil. Selama masa nifas
perlu mendapat perhatian lebih dikarenakan angka kematian ibu 60% terjadi pada masa nifas.
Dalam Angka Kematian Ibu (AKI) adalah penyebab banyaknya wanita meninggal dari suatu
penyebab kurangnya perhatian pada wanita post partum (Maritalia, 2012).
1. Inti Post Partum
a. Involusi (Lokea)
b. Laktasi
c. Mobilisasi

2. Pembagian Masa Nifas


a. Puerperium dini, yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan.
b. Puerperium intermedial, yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genitalis yang lamanya 6 – 8
minggu.
c. Remote puerperium, waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila
selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi.

3. Perubahan Fisiologis Pada Masa Nifas


a. Uterus
Uterus secara berangsur-angsur menjadi kecil (involusi) sehingga akhirnya kembali seperti
sebelum hamil
1. Bayi lahir fundus uteri setinggi pusat dengan berat uterus 1000 gr
2. Akhir kala III persalinan tinggi fundus uteri teraba 2 jari bawah pusat dengan berat uterus
750 gr.
3. Satu minggu post partum tinggi fundus uteri teraba pertengan pusat simpisis dengan berat
uterus 500 gr

3
4. Dua minggu post partum tinggi fundus uteri tidak teraba diatas simpisis dengan berat
5. uterus 350 gr
6. Enam minggu postpartum fundus uteri bertambah kecil dengan berat uterus 50 gr
b. Serviks
Serviks mengalami involusi bersama-sama uterus. Setelah persalinan, ostium eksterna dapat
dimasuki oleh 2 hingga 3 jari tangan, setelah 6 minggu persalinan serviks menutup
c. Vulva dan Vagina
Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang sangat besar selama proses
melahirkan bayi, dan dalam beberapa hari pertama sesudah proses tersebut, kedua organ ini
tetap berada dalam keadaan kendur. Setelah 3 minggu vulva dan vagina kembali kepada
keadaan tidak hamil dan rugae dalam vagina secara berangsur-angsur akan muncul kembali
sementara labia manjadi lebih menonjol.
d. Perineum
Segera setelah melahirkan, perineum menjadi kendur karena sebelumnya teregang oleh
tekanan kepala bayi yang bergerak maju.
Pada post natal hari ke 5, perineum sudah mendapatkan kembali sebagian besar tonusnya
sekalipun tetap lebih kendur dari pada keadaan sebelum melahirkan.
e. Payudara
Perubahan pada payudara dapat meliputi :
1) Penurunan kadar progesteron secara cepat dengan peningkatan hormon prolaktin setelah
persalinan.
2) Kolostrum sudah ada saat persalinan produksi Asi terjadi pada hari ke-2 atau hari ke-3
setelah persalinan.
3) Payudara menjadi besar dan keras sebagai tanda mulainya proses laktasi

4. Perawatan Pasca Persalinan


Karena lelah sehabis bersalin, ibu harus istirahat, tidur terlentang selama 8 jam pasca persalinan.
Kemudian boleh miring-miring kekanan dan kekiri untuk mencegah terjadinya trombosis dan
tromboemboli. Pada hari ke 2 diperbolehkan duduk, hari ke 3 jalan-jalan, dan hari ke 4 atau 5
sudah diperbolehkan pulang. Mobilisasi diatas mempunyai variasi, bergantung pada komplikasi
persalinan, nifas dan sembuhnya luka-luka.
1. Adaptasi Psikologis Post Partum
Periode masa nifas merupakan waktu untuk terjadi stres, terutama ibu primipara. Fungsi yang
mempengaruhi untuk sukses dan lancarnya masa transisi menjadi orang tua. Respon dan support
4
dari keluarga dan teman dekat sangat dibutuhkan .Riwayat pengalaman hamil dan melahirklan
yang lalu dan harapan / keinginan dan aspirasi ibu saat hamil dan melahirkan dapat
mempengaruhi psikologis ibu . 
Periode ini diexpresikan oleh reva rubin yang terjadi 3 tahap yaitu :
a. Taking in period
Terjadi pada hari 1-2 setelah persalinan, ibu masih pasif dan sangat tergantung, fokus
perhatian terhadap tubuhnya, ibu lebih mengingat pengalaman melahirkan dan persalinan
yang dialami, kebutuhan tidur meningkat, nafsu makan meningkat
b. Taking hold periode
Berlangsung 3-4 hari post partum, ibu lebih berkonsentrasi pada kemampuannya menerima
tanggungjawab sepenuhnya terhadap perawatan bayi. Pada masa ini ibu menjadi sangat
sensitif sehingga membutuhkan bimbingan dan dorongan perawat untuk mengatasi kritikan
yang dialami ibu.
c. Letting go period
Dialami setelah tiba dirumah secara penuh merupakan pengaturan bersama keluarga, ibu
menerima tanggung jawab sebagai ibu dan ibu menyadari atau merasa kebutuhan bayi yang
sangat tergantung dari kesehatan sebagai ibu.
d. Honneymoon
Fase dimana terjadi intiminasi dan kontak yang lama antara ayah, ibu dan bayi serta saling
memperhatikan bayi mereka dan menciptakan sesuatu yang baru
2. Perawatan Pasca Persalinan
a. Mobilisasi
Karena lelah sehabis bersalin, ibu harus istirahat, tidur terlentang selama 8 jam pasca
persalinan. Kemudian boleh miring-miring kekanan dan kekiri ubtuk mencegah terjadinya
trombosis dan tromboemboli. Pada hari ke 2 diperbolehkan duduk, hari ke 3 jalan-jalan, dan
hari ke 4 atau 5 sudah diperbolehkan pulang. Mobilisasi diatas mempunyai variasi,
bergantung pada komplikasi persalinan, nifas dan sembuhnya luka-luka.
b. Diet 
Makanan harus bermutu, bergizi, dan cukup kalori. Sebaiknya makan makanan yang
mengandung protein, banyak cairan, tinggi serat ,sayur-sayuran dan buah-buahan.
c. Miksi
Hendaknya kencing dapat dilakukan sendiri secepatnya. Kadang-kadang wanita mengalami
sulit kencing, karena sfingter uretra ditekan oleh kepala janin dan spasme oleh iritasi

5
m.sphincer ani selama persalinan. Bila kandungan kemih penuh dan wanita sulit kencing,
sebaiknya dilakukan kateterisasi.
d. Defekasi
Buang air besar harus dilakukan 3-4 hari pasca persalinan. Bila masih sulit buang air besar
dan terjadi obstipasi apalagi berak keras dapat diberikan obat laksans per oral atau per rektal.
Jika masih belum bisa dilakukan klisma.
e. Perawatan Payudara
Perawatan mamma telah dimulai sejak wanita hamil supaya putting susu lemas, tidak keras
dan kering sebagai persiapan untuk menyusui bayinya. Dianjurkan sekali ibu untuk
meyusukan bayinya karena sangat baik untuk kesehatan bayi dan ibunya. Bila bayi
meninggal, laktasi harus dihentikan dengan cara :
1) Pembalutan mamma sampai tertekan.
2) Pemberian obat estrogen untuk supresi LH seperti tablet lynoral dan parlodel
f. Laktasi
Untuk menghadapi masa laktasi (menyusukan) sejak dari kehamilan telah terjadi perubahan-
perubahan pada kelenjar mamma yaitu :
1) Proliferasi jaringan pada kelenjar-kelenjar, alveoli dan jaringan lemak bertambah.
2) Keluaran cairan susu jolong dari duktus laktiferus disebut colostrum, berwarna kuning
putih susu.
3) Hipervaskularisasi pada permukaan dan bagian dalam, dimana vena-vena berdilatasi
sehingga tampak jelas.
4) Setelah persalinan, pengaruh supresiastrogen dan progesteron hilang. Maka timbul
pengaruh hormon laktogenik (LH) atau prolaktin yang akan merangsang air susu.
Disamping itu, pengaruh oksitosin menyebabkan mio-epitel kelenjar susu berkontraksi
sehingga air susu keluar. Produksi akan banyak sesudah 2-3 hari pasca persalinan
g. Perawatan perineum
h. Senam nifas
Ibu yang baru melahirkan mungkin enggang banyak bergerak karena merasa letih dan sakit. 
Tujuan :
1) Membantu mencegah pembentukan bekuan (trombosis) pada pembuluh tungkai dan
membantu kemajuan ibu dari ketergantungan peran sakit menjadi sehat dan tidak
bergantung
2) Berguna bagi semua system tubuh, terutama fungsi usus, kandung kemih, sirkulasi dan
paru-paru
6
3) Memungkinkan tubuh ibu menjadi sembuh.
Adapun cara senam nifas adalah :
1) Baringkan pada punggung, kedua lutut ditekuk. Letakkan kedua belah tangan pada perut
dibawah bagian iga. Tarik nafas perlahan-lahan dan dalam lewat hidung, kemudian
keluarkan lewat mulut sambil mengencangkan dinding perut untuk membantu
mengosongkan paru-paru.
2) Berbaring pada punggung, kedualengan diluruskan di atas kepala dengan telapak tangan
menghadap ke atas. Kendurkan sedikit lengan kiri dan kencangkan tungkai kanan
sehingga seluruh sisi tubuh yang kiri menjadi kencang sepenuhnya. Ulangi hal yang sama
pada sisi tubuh yang kanan.
3) kontraksi vagina
berbaring pada punggung atau jika terdapat luka jahitan. Pada oerut-karena posisi ini
lebig nyaman. Kedua tungkai sedikit dijauhkan. Kencangkan dasar panggul, pertahankan
selama 3 detik dan kemudian lemaskan. Teruskan gerakan ini dengan berdiri dan duduk.
4) Memiringkan panggul
Berbaring pada punggung dengan kedua lutut ditekuk. Kontraksikan otot-otot perut untuk
membuat tulang belakang menjadi datar. Dan otot-otot pantat menjadi kencang-
pertahankan selama 3 detik dan kemudian lemaskan.
5) Sesudah hari ketiga
Berbaring pada punggung, kedua lutut ditekuk dan kedua lengan direntangkan. Angkat
kepala dan bahu hingga sudut sekitar 45 derajat, pertahankan selama 3 detik dan
kemudian perlahan-lahan lemaskan. letakkan kedua lengan disebelah luar lutut kanan.
3. Post Partum Patologis
a. Post Partum Blues
Fenomena post partum blum merupakan sekuel umum kelahilan bayi dan terjadi hinggga 70
% wanita melahirkan. Berbagai penyebab telah diteliti termasuk lingkungan kelahiran yang
tidak mendukung, perubahan hormin yang cepat atau keraguan terhadap pran yang baru.
Namun, tak satupun dari dari hal tersebut tampak sebagai latar belakang penyebab yang
konsisten.
Post partum blues biasanya dimulai beberapa hari setelah kelahiran dan selesai 10-14 hari.
Karakterisik post partum bluesmeliputi menangis, merasa letih karena melahirkan, agitasi
atau gelisah, perubahan alam perasaan, menarik diri dan reaksi negatif dari terhadap anak
atau keluarga.

7
Kunci untuk mendukung wanita dalam melalui periode ini adalah dukungan yang konsisten
dari keluarga dan pemberi perawatan, meyakinkan kembali bahwa ia ”tidak gila” dan
memberkan kesempatan untuk meningkatkan istirahat. Selain itu, dukungan positif terhadap
keberhasilannya dalam menjadi orang tua bayi yang baru lahir dapat membgantu
memulihkan kepercayaan diri terhadap kemampuannya.
b. Perdarahan Post Partum
Perdarahan postpartum adalah perdarahan lebih dari 500-600 ml selama 24 jam setelah anak
lahir. Termasuk perdarahan karena retensio plasenta. Perdarahan post partum adalah
perdarahan dalam kala IV lebih dari 500-600 cc dalam 24 jam setelah anak dan plasenta
lahir (Prof. Dr. Rustam Mochtar,MPH,1998).
c. Haemoragic Post Partum (HPP) adalah hilangnya darah lebih dari 500 ml dalam 24 jam
pertama setelah lahirnya bayi (Williams, 1998). HPP biasanya kehilangan darah lebih dari
500 ml selama atau setelah kelahiran (Marylin E Dongoes, 2001). 
d. Perdarahan Post partum diklasifikasikan menjadi 2, yaitu:
- Early Postpartum : Terjadi 24 jam pertama setelah bayi lahir
- Late Postpartum : Terjadi lebih dari 24 jam pertama setelah bayi lahir
Tiga hal yang harus diperhatikan dalam menolong persalinan dengan komplikasi perdarahan
post partum :
1. Menghentikan perdarahan.
2. Mencegah timbulnya syok.
3. Mengganti darah yang hilang.
Frekuensi perdarahan post partum 4/5-15 % dari seluruh persalinan. Berdasarkan
penyebabnya :
1. Atoni uteri (50-60%).
2. Retensio plasenta (16-17%).
3. Sisa plasenta (23-24%).
4. Laserasi jalan lahir (4-5%).
5. Kelainan darah (0,5-0,8%).
e. Kelainan pembekuan darah misalnya afibrinogenemia /hipofibrinogenemia.
Tanda yang sering dijumpai :
- Perdarahan yang banyak.
- Solusio plasenta.
- Kematian janin yang lama dalam kandungan.

8
- Pre eklampsia dan eklampsia.
- Infeksi, hepatitis dan syok septik.
f. Hematoma
g. Inversi Uterus
h. Subinvolusi Uterus
i. Hal-hal yang dicurigai akan menimbulkan perdarahan pasca persalinan yaitu :
1) Riwayat persalinan yang kurang baik, misalnya riwayat perdarahan pada persalinan
yang terdahulu.
2) Grande multipara (lebih dari empat anak).
3) Jarak kehamilan yang dekat (kurang dari dua tahun).
4) Bekas operasi Caesar.
5) Pernah abortus (keguguran) sebelumnya.
6) Hasil pemeriksaan waktu bersalin, misalnya :
- Persalinan/kala II yang terlalu cepat, sebagai contoh setelah ekstraksi vakum,
forsep.
- Uterus terlalu teregang, misalnya pada hidramnion, kehamilan kembar, anak besar.

- Uterus yang kelelahan, persalinan lama.

- Uterus yang lembek akibat narkosa.

- Inversi uteri primer dan sekunder.


Gejala Klinis umum yang terjadi adalah kehilangan darah dalam jumlah yang banyak (> 500
ml), nadi lemah, pucat, lochea berwarna merah, haus, pusing, gelisah, letih, dan dapat terjadi
syok hipovolemik, tekanan darah rendah, ekstremitas dingin, mual.
Gejala Klinis berdasarkan penyebab:
1) AtoniaUteri:
Gejala yang selalu ada: Uterus tidak berkontraksi dan lembek dan perdarahan segera setelah
anak lahir (perarahan postpartum primer)
Gejala yang kadang-kadang timbul: Syok (tekanan darah rendah, denyut nadi cepat dan kecil,
ekstremitas dingin, gelisah, mual dan lain-lain)
2) Robekan jalan lahir
Gejala yang selalu ada: perdarahan segera, darah segar mengalir segera setelah bayi lahir,
kontraksi uteru baik, plasenta baik.
Gejala yang kadang-kadang timbul: pucat, lemah, menggigil.

9
3) Retensio plasenta
Gejala yang selalu ada: plasenta belum lahir setelah 30 menit, perdarahan segera, kontraksi
uterus baik
Gejala yang kadang-kadang timbul: tali pusat putus akibat traksi berlebihan, inversi uteri
akibat tarikan, perdarahan lanjutan
4) Tertinggalnya plasenta (sisa plasenta)
Gejala yang selalu ada : plasenta atau sebagian selaput (mengandung pembuluh darah ) tidak
lengkap dan perdarahan segera
Gejala yang kadang-kadang timbul: Uterus berkontraksi baik tetapi tinggi fundus tidak
berkurang.
5) Inversio uterus
Gejala yang selalu ada: uterus tidak teraba, lumen vagina terisi massa, tampak tali pusat (jika
plasenta belum lahir), perdarahan segera, dan nyeri sedikit atau berat.
Gejala yang kadang-kadang timbul: Syok neurogenik dan pucat
Dalam persalinan pembuluh darah yang ada di uterus melebar untuk meningkatkan sirkulasi
ke sana, atoni uteri dan subinvolusi uterus menyebabkan kontraksi uterus menurun sehingga
pembuluh darah-pembuluh darah yang melebar tadi tidak menutup sempurna sehingga
perdarahan terjadi terus menerus. Trauma jalan lahir seperti epiostomi yang lebar, laserasi
perineum, dan rupture uteri juga menyebabkan perdarahan karena terbukanya pembuluh
darah, penyakit darah pada ibu; misalnya afibrinogemia atau hipofibrinogemia karena tidak
ada atau kurangnya fibrin untuk membantu proses pembekuan darah juga merupakan
penyebab dari perdarahan postpartum. Perdarahan yang sulit dihentikan bisa mendorong pada
keadaan shock hemoragi
Dengan adanya perdarahan yang keluar pada kala III, bila tidak berkontraksi dengan kuat,
uterus harus diurut :
- Pijat dengan lembut boggi uterus, sambil menyokong segmen uterus bagian bawah untuk
menstimulasi kontraksi dan kekuatan penggumpalan. Waspada terhadap kekuatan
pemijatan. Pemijatan yang kuat dapat meletihkan uterus, mengakibatkan atonia uteri
yang dapat menyebabkan nyeri. Lakukan dengan lembut. Perdarahan yang signifikan
dapat terjadi karena penyebab lain selain atoni uteri.
- Dorongan pada plasenta diupayakan dengan tekanan manual pada fundus uteri. Bila
perdarahan berlanjut pengeluaran plasenta secara manual harus dilakukan.

10
- Pantau tipe dan jumlah perdarahan serta konsistensi uterus yang menyertai selama
berlangsungnya hal tersebut. Waspada terhadap darah yang berwarna merah dan uterus
yang relaksasi yang berindikasi atoni uteri atau fragmen plasenta yang tertahan.
Perdarahan vagina berwarna merah terang dan kontra indikasi uterus, mengindikasikan
perdarahan akibat adanya laserasi.
- Berikan kompres es salama jam pertama setelah kelahiran pada ibu yang beresiko
mengalami hematoma vagina. Jika hematoma terbentuk, gunakan rendam duduk setelah
12 jam.
- Pertahankan pemberian cairan IV dan mulai cairan IV kedua dengan ukuran jarum 18,
untuk pemberian produk darah, jika diperlukan. Kirim contoh darah untuk penentuan
golongan dan pemeriksaan silang, jika pemeriksaan ini belum dilakukan diruang
persalinan.
- Pemberian 20 unit oksitodin dalam 1000 ml larutan RL atau saline normal, terbukti
efektif bila diberikan infus intra vena + 10 ml/mnt bersama dengan mengurut uterus
secara efektif
Bila cara diatas tidak efektif, ergonovine 0,2 mg yang diberikan secara IV, dapat
merangsang uterus untuk berkontraksi dan berelaksasi dengan baik, untuk mengatasi
perdarahan dari tempat implantasi plasenta.
- Pantau asupan dan haluaran cairan setiap jam. Pada awalnya masukan kateter foley untuk
memastikan keakuratan perhitungan haluaran.
- Berikan oksigen malalui masker atau nasal kanula. Dengan laju 7-10 L/menit bila
terdapat tanda kegawatan pernafasan.

11
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
MUHAMMADIYAH MANADO
PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN
Alamat : Jl. Sasuit Tubun No. 9. Kel. Istiqlal Kec. Wenang – Manado
Telp : 0431 – 850372 HP : 085240134436 / Fax : 0431 – 870358
E-mail : stikesmuhammadiyahmdo@yahoo.com

PENGKAJIAN POST PARTUM

DATA UMUM KLIEN


1. Inisial klien : Ny. C Inisial Suami :Tn B
2. Usia : 24 thn Usia : 25 Tahun
3. Status perkawinan : menikah Status perkawinan : menikah
4. Pekerjaan : IRT Pekerjaan : swasta
5. Pendidikan terakhir : SMA Pendidikan terakhir: SMA
Riwayat Kehamilan dan Persalinan Yang Lalu
No. Tahun Tipe Persalinan Penolong Jenis kelamin BB lahir Keadaan bayi waktu lahir Masalah kehamilan

Pengalaman menyusui :belum ada pengalaman berapa lama :-


Riwayat Kehamilan saat ini
1. Berapa kali periksa kehamilan 3x melakukan pemeriksaan
2. Masalah kehamilan tidak ada
Riwayat Persalinan
1. Jenis persalinan : spontan (letkep)/Tindakan (EV,EF)
2. Jenis kelamin bayi : Perempuan, BB/PB :.3150 .gram/.50 .cm,
3. Perdarahan :.1500 .cc
4. Masalah dalam persalinan .pasien mengalami nyeri hebat ketika bersalin
Riwayat Ginekologi
1. Masalah ginekologi : tidak ada
2. Riwayat KB : belum perna KB

DATA UMUM KESEHATAN SAAT INI


Status obstetrik : G.1 P0. AH1. Bayi Rawat Gabung : Ya
Jika tidak, alasan : ..........................................
Keadaan umum :klien tampak lemah Kesadaran : BB/TB : 52 Kg/165 cm
Tanda Vital

12
Tekanan Darah :110/80 .mmHg; Nadi:88 Suhu:36,3 . C
Pernapasan : 22.x/mnt

Kepala Leher
Kepala : tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan, rambut bersih tidak ada ketombe, penyebaran merata.
Mata : simetris kiri dan kanan, konjuktifa tidak anemis, tidak ada peradangan kabur, tidak ada ikterus.
Hidung : ada sekret, ada sputum, tidak ada nyeri tekan, tidak ada sinus, tidak ada polip
Mulut : ada caries, gigi bersi, lidah merah muda, tidak ada bau mulut, tidak ada membran mukosa
Telinga : simetris, tidak ada secret, dapat mendengar, tidak memakali alat, tidak ada bengkak.
Leher : peningkatan vena jugularis, tidak ada pembesaran limfe, tidak ada pembesaran kelenjar limfe
Masalah Khusus : tidak ada
Dada
Jantung : Ictus cordis tidak tampak, Bunyi jantung I/II murni, Bising jantung tidak terdengar.
Paru : tidak terdengar adanya kelainan bunyi ketika menarik nafas, normal
Payudara : nampak simetrís kiri dan kanan, tegak kaku
Puting susu : puting menonjol
Pengeluaran ASI : sudah mengeluarkan asi sedikit
Masalah Khusus : tidak ada
Abdomen
Involusi Uterus
Fundus Uteri :..2 jari di bawa pusat .kontraksi : tidak ada .Posisi : normal
Kandung kemih: kosong
Fungsi pencernaan :tidaka ada masalah dalam fungsi pencernaan baik
Masalah Khusus : .tidak ada
Perineum dan Genital
Vagina : integritas kulit.....edema..
Perineum : Utuh/episiotomi/ruptur Tanda REEDA
R : Kemerahan : ya
E : Edema : ya
E : Ekimosis : ya/tidak
D : pus/darah
A : Approximate : baik
Kebersihan : masih ada bercak darah yang keluar,
Lochea : rubra banyak
Jumlah : .kurang lebih 50 cc Jenis/warna :merah .Konsistensi :lengket Bau : khas
Hemorrhoid : tidak ada
Ekstremitas
Ekstremitas Atas
Edema : tidak
Varises : tidak ada
Ekstremitas Bawah

13
Edema : tidak ada
Varises : tidak ada
Tanda Homan : -
Masalah khusus : tidak ada
Eliminasi
Urin : kebiasaan BAK. 6x sehari
BAK saat ini...nyeri saat BAK
Fekal : kebiasaan BAB..1-2x sehari
BAB saat ini. Nyeri saat sedang BAKn..konstipasi/tidak : konstipasi
Masalah Khusus :.tidak ada
Istirahat dan Kenyamanan
Pola tidur : kebiasaan tidur: tidak ada, lama.tidur jam 22.00 malam bangun jam 06;00 pagi, frekuensi........
Keluhan ketidaknyamanan : nyeri, lokasi.pervagina .sifat.ditusuk-tusuk ..intensitas. hilang timbul
Mobilisasi dan Latihan
Tingkat mobilisasi :.di bantu sebagian
Latihan/senam : tidak ada
Masalah khusus :tidak ada
Nutrisi dan Cairan
Asupan nutrisi : .nasi+ikan+sayur+lauk pauk+kadang buah .nafsu makan : baik
Asupan cairan : air Putih, 8 gelas setap hari.
Masalah khusus : tidak ada
Keadaan Mental
Adaptasi psikologis : klien beradapatasi dengan msalah yg di alami sekarang
Penerimaan terhadap bayi :klien mampu menerima keberadaan bayi di dalam hidupnya
Masalah khusus : tidak ada
Kemampuan menyusui: klien belum menyusui bayinya saat itu
Obat-obatan yang dikonsumsi saat ini :
- Tiwimox 3 x 500 mg.

- Mefinal 3 x 500 mg

- Imbion 1 x 1 tablet.

Hasil pemeriksaan penunjang :


Pemeriksaan laboraturium tidak di lakukan

14
RANGKUMAN HASIL PENGKAJIAN

Masalah :
-nyeri pada daerah perineum bilah bergerak
-pengeluaran asih yang sedikit

Perencanaan Pulang :
Memberi tahu ibu untuk selalu merawat dan membersihkan Genetalia agar tidak terjadi infeksi,memberi tahu
ibu utuk melakukan masase pada area payudara dan menyusui bayi sesering mungkin, Control ke puskesmas
jika ada keluahan.

15

Anda mungkin juga menyukai