Anda di halaman 1dari 14

Evaluasi Struktur pada Perubahan Fungsi Bangunan Toko menjadi Kantor Arsip

1. PENDAHULUAN
Bangunan 3 lantai dari struktur beton bertulang dengan mutu beton K-200 direncanakan
sebagai toko. Bangunan ini semula digunakan sebagai toko, namun pada tahun 2021 bangunan
direncanakan akan digunakan sebagai kantor arsip Bank Mandiri. Untuk lantai 1 dan lantai 2
direncanakan akan digunakan sebagai ruang arsip serta lantai 3 direncanakan akan digunakan
sebagai kantor. Kondisi eksisting struktur gedung diperlihatkan pada gambar di bawah ini.

Gambar 1. Tampak Luar Bangunan Eksisting

Gambar 2. Kondisi Bangunan Eksisting


Gambar 3. Kerusakan Plafon pada Bangunan Eksisting

Sebelum digunakan sebagai bangunan baru, terdapat keraguan mengenai kualitas mutu
beton yang ada. Dari hasil pemeriksaan yang telah dilakukan untuk memeriksa kualitas mutu
beton, diketahui bahwa pada beberapa bagian struktur, mutu beton yang ada tidak memenuhi
persyaratan yang direncanakan yaitu K-200 (f’c.16,93 MPa) Pemeriksaan di lapangan
menunjukkan bahwa mutu beton yang ada, hanya mencapai kualitas mutu beton f’c.12,5 MPa.

Untuk mengetahui apakah struktur mampu menahan beban sesuai dengan fungsi
bangunan baru, maka perlu dilakukan evaluasi kekuatan struktur bangunan. Sesuai SNI 03-2847-
2019 tentang Persyaratan beton struktural untuk bangunan gedung dan penjelasan, jika timbul
keraguan mengenai keamanan dari suatu struktur bangunan yang telah berdiri, dapat dilakukan
penelitian terhadap kekuatan struktur dengan cara analisis atau dengan cara uji beban, atau
dengan kombinasi analisis dan uji beban. Evaluasi kekuatan struktur gedung ini dilakukan
dengan cara melakukan analisis struktur ulang dengan menggunakan data yang didapat dari
pemeriksaan di lapangan.

2. ANALISIS ULANG STRUKTUR


Untuk mengetahui kekuatan balok dan kolom dari struktur eksisting, dilakukan analisis
ulang kekuatan struktur dengan menggunakan data-data yang didapat dari pemeriksaan lapangan
sebelumnya. Dari hasil pemeriksaan yang telah dilaksanakan, didapatkan data sebagai berikut:

- Ukuran kolom-kolom struktur (50x50) cm dengan tulangan terpasang 12D16, jarak antar
kolom
8 meter.
- Ukuran balok-balok utama struktur (70x30) cm, tulangan terpasang pada balok adalah:
Tulangan tumpuan: 7D16 (bagian atas) 3D16 (bagian bawah)
Tulangan lapangan: 3D16 (bagian bawah) 7D16 (bagian atas)
- Elevasi lantai bangunan:
Elevasi lantai dasar: 0,0 m
Elevasi lantai 1 : +4,50 m
Elevasi lantai 2 : +9,00 m
Elevasi lantai 3 : +13,00 m
Tebal plat lantai : 12 cm
- Tulangan utama, diameter 16 mm, fy= 400 MPa
- Tulangan sengkang, diameter 10mm, fy= 240 MPa
- Tulangan geser (sengkang):
Balok:
Tumpuan : diameter 10 mm jarak 125
Lapangan : diameter 10 mm jarak 200
Kolom:
Tumpuan/lapangan : diameter 10 mm jarak 150
- Dari pengujian beton di lapangan, didapatkan mutu kuat tekan beton rata-rata fc’= 12,5 MPa.

Analisis ulang dari struktur dilakukan dengan software SAP2000, menggunakan model
struktur 3 dimensi. Model struktur dibuat berdasarkan konfigurasi geometrik dan dimensi-
dimensi elemen struktur yang didapat dari data yang tersedia, pemodelan struktur dapat dilihat
pada gambar
4. Untuk pembuatan model struktur pada komputer, digunakan elemen frame untuk memodelkan
balok dan kolom struktur, dan elemen pelat untuk memodelkan elemen pelat. Untuk keperluan
analisis struktur digunakan standar struktur yang berlaku di Indonesia, yaitu:

• Beban minimum untuk perancangan bangunan gedung dan struktur lain (SNI 1727-2013)
• Persyaratan beton struktural untuk bangunan gedung dan penjelasan (SNI 03-2847-2019)
• Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan gedung dan nongedung (SNI-
1726-2019)
Gambar 4. Pemodelan Struktur untuk Analisis
2.1 Pembebanan Pada Struktur
Pembebanan yang ditinjau bekerja pada struktur gedung terdiri dari beban mati, beban hidup
dan beban gempa.

a. Beban Mati.
Beban mati yang diperhitungkan pada struktur terdiri beban akibat berat sendiri
elemen- elemen struktur (pelat, balok, dan kolom). Berat jenis beton diperhitungkan sebesar
2400 kg/m3. Selimut beton yang digunkana berdasarkan pada SNI 2847: 2019 Pasal 20
Halaman 460. Selimut beton untuk kolom : 40 mm
Selimut beton balok : 40 mm
Selimut beton pelat : 25 mm

b. Beban Hidup
Beban hidup didasarkan pada SNI 1727: 2013 Pasal 4 Halaman 26 dan 27.
Beban atap : 0,96 kN/m2
Beban sebagai ruang kantor : 2,40 kN/m2
Beban sebagai runag arsip : 4,79 kN/m2

2.2 Analisis Struktur


Analisis dan desain struktur dirancang berdasarkan standar persyaratan beton struktural untuk
bangunan gedung dan penjelasan (SNI 2847-2019). Kombinasi pembebanan yang ditinjau di
dalam analisis adalah:
- Pembebanan 1: U = 1,4 D
- Pembebanan 1: U = 1,2 D + 1,6 L
Dimana: D: beban mati, L = beban hidup, 1,2, 1,4 & 1,6 = Faktor Beban.

Untuk memeriksa kekuatan dari kolom-kolom struktur eksisting, dihitung rasio tegangan
(stress ratio) dari penampang kolom. Rasio tegangan menunjukkan perbandingan antara
kemampuan daya dukung penampang kolom struktur dengan gaya-gaya dalam yang bekerja.
Jika dari hasil analisis didapatkan nilai rasio tegangan <1, maka kolom struktur tersebut kuat
menahan beban yang bekerja, sedangkan jika dari hasil dari analisis didapatkan nilai rasio
tegangan >1, maka kolom tersebut tidak mampu menahan beban.

2.3. Hasil Analisis Struktur


a. Kolom Eksisting
Dari hasil analisis struktur didapatkan hasil berupa rasio tegangan (stress ratio) dan
jumlah tulangan yang harus dipasang pada kolom-kolom eksisting. Untuk kolom-kolom yang
mempunyai nilai rasio tegangan <1, maka perlu dilakukan upaya perkuatan kolom dengan
cara memperbesar ukuran kolom atau menambah jumlah tulangan (jacketing). Jumlah
tulangan tambahan yang diperlukan untuk perkuatan kolom dapat diperkirakan dari hasil
analisis dan desain struktur.
Berdasarkan analisis menggunakan SAP 2000 untuk memeriksa nilai rasio tegangan dari
kolom-kolom struktur. Dari hasil analisis struktur, didapat nilai rasio tegangan dari kolom-
kolom eksisting lebih kecil dari 1 (<1). Dengan demikian kolom-kolom ini masih mampu
menahan beban-beban yang bekerja pada struktur. Nilai maksimum rasio tegangan dari
kolom- kolom eksisting, diperlihatkan pada Tabel 1.
Tabel 1 Nilai Rasio Tegangan pada Kolom

Kolom Ukuran Tulangan Rasio Tegangan


Keterangan
Eksisting Kolom Terpasang Maksismum
K1.2 (50x50) cm 12D16 0,938 Diperlukan Perkuatan
K2.2 (50x50) cm 12D16 0,921 Diperlukan Perkuatan
K1.4 (50x50) cm 12D16 0,938 Diperlukan Perkuatan
K1.5 (50x50) cm 12D16 1,117 Diperlukan Perkuatan
K.1.6 (50x50) cm 12D16 0,938 Diperlukan Perkuatan
K.2.4 (50x50) cm 12D16 0,921 Diperlukan Perkuatan
K.2.6 (50x50) cm 12D16 0,921 Diperlukan Perkuatan
K.1.8 (50x50) cm 12D16 0,938 Diperlukan Perkuatan
K.2.8 50x50) cm 12D16 0,921 Diperlukan Perkuatan

Berdasarkan dari nilai tabel di atas kolom-kolom tersebut diperlukan perkuatan. Letak
kolom yang diperlukan perkuatan ditampilkan pada gambar berikut

K 1.6

K 1.8 K 1.5 K 1.4

K 1.2

Gambar 5 Denah Kolom Lantai 1 yang dibutuhkan perkuatan


K 2.6

K 2.8 K 2.4

K 2.2

Gambar 6 Denah Kolom Lantai 2 yang dibutuhkan perkuatan


b. Balok Eksisting
Dari hasil analisis struktur menggunakan SAP 2000, didapatkan hasil berupa banyaknya
tulangan lentur, tulangan geser dan/atau tulangan torsi yang perlu dipasang pada balok-balok
eksisting struktur. Dari hasil analisis struktur eksisting, diketahui bahwa balok-balok dari
lantai
1 dan 2, tidak kuat menahan beban yang direncanakan/overstress. Balok-balok dari struktur,
balok lantai 1 yaitu B1, B2, B3, B4, B5, B6, B7 dan B8. Balok lantai 2 yaitu B7, B8, B9, B10,
B11, B12, B13, B14, B15 dan B16. Pada umumnya balok mengalami kegagalan geser. Dari
hasil analisis struktur, didapatkan jumlah tulangan minimal yang harus dipasang pada balok
eksisting adalah seperti yang tercantum pada Tabel 2.
Tabel 2 Tulangan yang Harus Dipasang pada Balok Eksisting
Tulanga Tulangan Tulangan
Notasi Lokasi
n Atas Bawah Geser
Balok Bentang
(Cm2) (Cm2) (Cm2/cm)
8,9 5,659
B1 Tumpuan Overstress
(5D16) (3D16)
2,77 7,4 0,007
Lapangan
(2D16) (4D16) (Ø10-150)
8,9 5,659
B2 Tumpuan Overstress
(5D16) (3D16)
2,77 7,4 0,007
Lapangan
(2D16) (4D16) (Ø10-150)
8,9 5,659
B3 Tumpuan Overstress
(5D16) (3D16)
2,77 7,4 0,007
Lapangan
(2D16) (4D16) (Ø10-150)
8,9 5,659
B4 Tumpuan Overstress
(5D16) (3D16)
2,77 7,4 0,007
Lapangan
(2D16) (4D16) (Ø10-150)
8,9 5,659
B5 Tumpuan Overstress
(5D16) (3D16)
2,77 7,4 0,007
Lapangan
(2D16) (4D16) (Ø10-150)
8,9 5,659
B6 Tumpuan Overstress
(5D16) (3D16)
2,77 7,4 0,007
Lapangan
(2D16) (4D16) (Ø10-150)
8,9 5,659
B7 Tumpuan Overstress
(5D16) (3D16)
2,77 7,4 0,007
Lapangan
(2D16) (4D16) (Ø10-150)
8,9 5,659
B8 Tumpuan Overstress
(5D16) (3D16)
2,77 7,4 0,007
Lapangan
(2D16) (4D16) (Ø10-150)
B9 Tumpuan 6,826 3,583 Overstress
(5D16) (3D16)
1,768 6,113 0,014
Lapangan
(2D16) (4D16) (Ø10-150)
6,826 3,583
B10 Tumpuan Overstress
(5D16) (3D16)
1,768 6,113 0,014
Lapangan
(2D16) (4D16) (Ø10-150)
6,826 3,583
B11 Tumpuan Overstress
(5D16) (3D16)
1,768 6,113 0,014
Lapangan
(2D16) (4D16) (Ø10-150)
6,826 3,583
B12 Tumpuan Overstress
(5D16) (3D16)
1,768 6,113 0,014
Lapangan
(2D16) (4D16) (Ø10-150)
6,826 3,583
B13 Tumpuan Overstress
(5D16) (3D16)
1,768 6,113 0,014
Lapangan
(2D16) (4D16) (Ø10-150)
6,826 3,583
B14 Tumpuan Overstress
(5D16) (3D16)
1,768 6,113 0,014
Lapangan
(2D16) (4D16) (Ø10-150)
6,826 3,583
B15 Tumpuan Overstress
(5D16) (3D16)
1,768 6,113 0,014
Lapangan
(2D16) (4D16) (Ø10-150)
6,826 3,583
B16 Tumpuan Overstress
(5D16) (3D16)
1,768 6,113 0,014
Lapangan
(2D16) (4D16) (Ø10-150)
19,009 8,844 0,114
B17 Tumpuan
(10D16) (5D16) (Ø10-125)
5,626 16,877 0,085
Lapangan
(3D16) (9D16) (Ø10-150)
19,009 8,844 0,114
B18 Tumpuan
(10D16) (5D16) (Ø10-125)
5,626 16,877 0,085
Lapangan
(3D16) (9D16) (Ø10-150)
19,009 8,844 0,114
B19 Tumpuan
(10D16) (5D16) (Ø10-125)
5,626 16,877 0,085
Lapangan
(3D16) (9D16) (Ø10-150)
19,009 8,844 0,114
B20 Tumpuan
(10D16) (5D16) (Ø10-125)
5,626 16,877 0,085
Lapangan
(3D16) (9D16) (Ø10-150)
Letak balok tersebut seperti pada gambar di bawah ini

B6 B5

B7 B19 B4

B20 B18

B8 B17 B3

B1 B2

Gambar 7 Denah Balok Lantai 1 yang dibutuhkan perkuatan


B14 B13

B15 B12

B16 B11

B9 B10

Gambar 8 Denah Balok Lantai 1 yang dibutuhkan perkuatan

3. PERKUATAN STRUKTUR
3.1 Perkuatan Kolom
Untuk perkuatan kolom, kolom-kolom eksisting yang semula berukuran (50x50) cm,
diperbesar menjadi (65x65) cm dengan menggunakan mutu beton K-200. Penambahan jumlah
tulangan pada kolom eksisting yang diperkuat adalah 12D16. Detail perkuatan kolom struktur
ditampilkan pada gambar 5.
Setelah dilakukan perkuatan kolom, kemudian dilakukan kembali analisis dan desain
struktur, untuk memeriksa apakah penambahan jumlah tulangan yang direncanakan untuk
perkuatan kolom memenuhi syarat kekuatan. Berdasarkan hasil analisis struktur ulang,
didapatkan nilai rasio tegangan yang maksimum dari kolom-kolom yang telah diperkuat
adalah
0,770. Dengan demikian jumlah tulangan yang dipasang untuk perkuatan kolom, mencukupi.
Gambar 9 Detail Perkuatan Kolom Eksisting

3.2 Perkuatan Balok


Untuk perkuatan balok, direncanakan balok-balok eksisting yang semula (70x30) cm, karena
terjadi overstress maka diperbesar diperbesar ukurannya menjadi (70x50) cm dengan
menggunakan mutu beton K.200.Jumlah penambahan tulangan untuk balok pada lantai 1 dan 2,
adalah 6D16.

Gambar 10a Detail Perkuatan Balok Tumpuan Eksisting


Gambar 10b Detail Perkuatan Balok Lapangan Eksisting

4. KESIMPULAN
1. Untuk meningkatkan kekuatan dari balok struktur eksisting, perlu dilakukan perkuatan dengan
cara memperbesar balok eksisting, serta menambah jumlah tulangan yang ada (Metode
Jacketing)
2. Setelah dilakukan perkuatan struktur dan perbaikan elemen lain, maka bangunan tersebut
dapat digunakan sebagai fungsi bangunan baru yaitu gedung kantor arsip Bank Mandiri.
Namun, perbaikan dan perkuatan harus dilakukan dengan teliti dan hati-hati serta dilakukan
oleh ahli yang profesional.

Anda mungkin juga menyukai