Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PROJECT FISIKA MODERN

“Struktur Atomik”

OLEH KELOMPOK 6:

ANUGRAH ZEGA

BANGKIT SUTRISNO SIHITE

CHEESSY M.V.O TAMBUN


JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kami ucapkan atas berkah dan rahmat yang telah
diberikan oleh Allah SWT. Tuhan yang Maha Esa karena kami dapat
menyelesaikan tugas laporan project ini hingga selesai dengan mata Kuliah Fisika
Modern.

Penulisan laporan ini kami sajikan secara ringkas dan sederhana sesuai
dengan kemampuan yang kami miliki, dan penyampaiannya kami usahakan
dengan bahasa-bahasa yang singkat, dan sederhana agar mudah
dimengerti/pahami oleh para pembaca.

Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada Dosen


pengampu Fisika Modern karena telah memberikan bimbingannya kepada kami
untuk menyelesaikan tugas Project ini hingga tuntas.

Akhir kata kami mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam penulisan
project ini terdapat banyak kesalahan, karena penulisan project ini masih jauh dari
kesempurnaan.
Medan, November 2019

Penulis

DAFTAR ISI

Kata Pengantar i

Daftar Isi ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1


1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan 2

BAB II PEMBAHASAN PROJECT

2.1 Struktur Atom 3

2.2 Spektrum Atom 7

2.3 Spektrum Atom Hidrogen 9

2.4 Teori Atom Mekanika Gelombang 10

BAB III PENUTUP 18


3.1 Kesimpulan 18
3.2 Saran 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Materi teori atom bersifat abstrak dan tidak dapat diamati langsung
oleh siswa. Kenyataan ini mengakibatkan siswa kesulitan dalam
memahami konsep teori atom secara menyeluruh. Kebanyakan siswa
menerima pembelajaran teori atom seperti mempelajari sejarah, atau
sesuatu yang sudah ada dan harus mereka terima sebagaimana adanya.

Selama ini paradigma yang mendominasi pembelajaran teori atom


di sekolah adalah teacher-centered, dimana guru melakukan proses
transfer pengetahuan dengan berperan sebagai sumber informasi dan siswa
sebagai penerima informasi. Hal ini menimbulkan asumsi siswa, bahwa
untuk mempelajari teori atom mereka hanya perlu menyiapkan kapasitas
memori yang cukup besar untuk menyimpan semua konsep-konsep yang
dijelaskan oleh guru di kelas1.

1
Atom merupakan bagian terkecil penyusun suatu materi yang tidak
dapat dibagi lagi. Bagian dalam atom terdiri atas inti atom yang bermuatan
positif dan negatif. Partikel dasar penyusun inti atom adalah proton dan
neutron, sementara partikel dasar penyusun kulit atom adalah elektron.

Berdasarkan penelitian, banyak siswa yang belum mampu


memahami konsep struktur atom karena kurangnya pembahasan yang
lebih mendalam. Oleh karena itu, penulis ingin mengkaji tentang struktur
atom lebih dalam seperti konsep-konsep dasar dan aplikasinya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan struktur atom?


2. Apa yang dimaksud dengan spektrum atom hidrogen?
3. Apa yang dimaksud dengan teori atom mekanika gelombang?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan struktur atom.


2. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan spektrum atom hydrogen.
3. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan teori atom mekanika
gelombang.
BAB II

PEMBAHASAN PROJECT

2.1 Struktur Atom

Satuan terkecil dari materi adalah atom. Semua atom terdiri atas
komponen yang sama yaitu sebuah inti dan elektron. Inti sebuah atom
memiliki komponen didalamnya, yaitu proton dan neutron. Sedangkan
elektron terus berputar mengelilingi inti atom karena muatan listriknya.
Semua elektron bermuatan negatif (–) dan semua proton bermuatan positif (+)
sedangkan neutron netral. Elektron yang bermuatan negatif ditarik oleh
proton yang bermuatan positif pada inti atom. Sebagaimana firman Allah
bahwa segala sesuatu yang diciptakan berpasang-pasangan.

Elektron tidak meninggalkan inti, meskipun ada gaya sentrifugal yang


terjadi akibat kecepatan elektron. Atom memiliki elektron di bagian luarnya
sedangkan proton dalam jumlah yang sama di bagian pusatnya, sehingga
muatan listrik atom berada dalam keadaan seimbang. Namun, baik volume
maupun massa proton lebih besar daripada elektron. Walaupun demikian,
muatan listrik total keduanya tetap sama besar.

2.1.1      Perkembangan Teori Atom


Pengembangan konsep atom-atom secara ilmiah dimulai oleh
John Dalton (1805), kemudian dilanjutkan oleh Thomson (1897),
Rutherford (1911), dan disempurnakan oleh Bohr (1914).
Hasil eksperimen yang memperkuat konsep atom ini
menghasilkan gambaran mengenai susunan partikel-partikel tersebut
di dalam atom. Gambaran ini berfungsi untuk memudahkan dalam
memahami sifat-sifat kimia suatu atom. Gambaran susunan partikel-
partikel dasar dalam atom disebut model atom.

1.      Model Atom Dalton


Dalton merumuskan bahwa Atom merupakan bagian
terkecil dari materi yang sudah tidak dapat dibagi lagi. Suatu
unsur memiliki atom-atom yang identik dan berbeda untuk
unsur yang berbeda. Sementara itu menurut Dalton suatu
unsur tidak dapat diubah menjadi atom unsur lain. Atom-
atom bergabung membentuk senyawa dengan perbandingan
yang sederhana.
Misalnya air terdiri atas atom-atom hidrogen dan atom-
atom oksigen. Reaksi kimia merupakan pemisahan atau
penggabungan atau penyusunan kembali dari atom-atom,
sehingga atom tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan.
2.    Model Atom J.J Thomson

Thomson merupakan salah satu peneliti elektron


mengemukakan model atom. Dalam model atom Thomson,
atom dimodelkan terdiri atas bahan bermuatan positif dan
elektron bermuatan negatif yang tersebar merata dalam
muatan positif tersebut. Jadi, dalam model Thomson atom
dimodelkan seperti roti kismis dengan elektron seolah-olah
kismisnya dan muatan positif seolah-olah rotinya.
3.     Model Atom Rutherford
Adanya partikel alfa yang terpantul pada penembakan
lempengan emas tipis dengan sinar alfa mengejutkan
Rutherford. Partikel α yang terpantul itu telah menabrak
sesuatu yang sangat padat dalam atom. Fakta ini tidak sesuai
dengan yang dikemukakan J.J Thomson dimana atom
digambarkan bersifat homogen pada seluruh bagiannnya
(tidak mengindikasikan adanya bagian yang lebih padat).
Pada tahun 1911, Rutherford dapat menjelaskan
penghamburan sinar α dengan mengajukan gagasan tentang
inti atom. Menurut Rutherford, sebagian besar massa dan
muatan positif atom terkonsentrasi pada bagian pusat atom
yang selanjutnya disebut inti atom. Jarak dari inti hingga kulit
atom disebut jari-jari atom. Ukuran jari-jari atom adalah
sekitar 10-8cm, sedangkan jari-jari inti atom adalah 10-13cm.
Jadi, sebagian besar dari atom merupakan ruang hampa. Bila
diameter inti diibaratkan 1cm, maka penampang atom ibarat
lapangan bulat dengan diameter 1km.
2.1.2        Inti Atom

Inti atom merupakan kumpulan dari dua jenis nukleon (partikel


penyusun inti), yaitu proton yang bermuatan positif dan neutron yang
tidak bermuatan atau netral. Inti atom merupakan salah satu bagian
dari atom yang bermuatan positif. Inti atom dikelilingi elektron yang
bermuatan negatif.

1.      Proton

Proton ditemukan pertama kali oleh Eugen Goldstein


(1850-1930). Ia melakukan eksperimen dengan tabung sinar
katode. Dari eksperimennya, Goldstein menemukan fakta
bahwa apabila katode tidak berlubang, maka gas yang ada di
belakang katode tetap gelap. Jika katode diberi lubang, maka
gas yang ada dibelakang katode akan berpijar.
Bukti tersebut menunjukkan adanya radiasi yang berasal
dari anode, kemudian menerobos lubang pada katode dan
memijarkan gas yang ada dibelakang katode. Radiasi tersebut
dinamakan dengan sinar anode atau sinar positif. Partikel
yang berasal dari anode ternyata bergantung pada jenis gas
dalam tabung. Partikel terkecil diperoleh dari gas hidrogen
yang kemudian dikenal sebagai Proton. Ditemukan bahwa
massa satu proton = 1837 x 9,11.10-8 gram = 1,673 x 10-24
gram. Ukuran inti atom jauh lebih kecil dari ukuran atom itu
sendiri dan hampir sebagian besar tersusun dari proton dan
neutron.

2.      Neutron

Pada tahun 1932, James Chadwick menemukan partikel


dasar ketiga yang terletak dalam inti, yaitu neutron2[6].
Neutrom tersebut didapat setelah ditemukan permasalahan
bahwa jika hampir semua massa atom terhimpun pada inti
(sebab massa elektron sangat kecil dan dapat diabaikan)
ternyata jumlah proton dalam inti belum mencukupi untuk
sesuai dengan massa atom jadi, dalam inti pasti ada partikel
lain. Massa sebuah neutron adalah 1,675 x 10-24 gram,
hampir sama atau boleh dianggap sama oleh massa sebuah
proton.

3.      Elektron

Elektron ditemukan oleh Joseph John Thomson pada


tahun 1897. Dasar dari penemuan elektron ini adalah
percobaan yang dilakukan Sir Humthry Davy pada tahun

2
1821, yang dikenal dengan percobaan hantaran listrik melalui
tabung hampa.

Thomson membuktikan bahwa elektron merupakan


partikel penyusun atom,bahkan Thomson mampu
menghitung perbandingan muatan terhadap massa elektron
(e/m), yaitu 1,759 x 108 Coulomb/gram. Jumlah elektron
dalam suatu atom merupakan nomor atom suatu atom.
2.1.3        Kulit Atom

Kulit atom adalah lintasan elektron beredar mengelilingi atom.


Peredaran elektron berada di dalam kulit lintasan yang berdiri dari
beberapa tingkatan energi elektron. Tingkat yang paling rendah adalah
kulit yang paling dekat dengan kulit atom, yakni kulit K. Kemudian
tingkatan energi yang lebih tinggi lagi adalah kulit L,M,N,O, dan
seterusnya.

Ada tujuh kulit elektron disekeliling inti atom. Pada setiap kulit
terdapat elektron dalam jumlah tertentu. Menurut hukum Pauli, jumlah
elektron yang terdapat dalam kulit atom sesuai dengan rumus 2n2
dimana n adalah nomor kulit.

2.1.4        Nomor Atom dan Nomor Massa

Suatu atom memiliki sifat dan massa yang khas satu sama lain.
Dengan penemuan partikel penyusun atom, dikenal dengan istilah
nomor atom (Z) dan nomor massa (A).

1.      Nomor Atom (Z)


Jumlah proton dalam suatu atom disebut nomor atom dan
diberikan lambang Z. Nomor atom ini merupakan ciri khas
suatu unsur, karena atom bersifat netral sehingga jumlah
proton sama dengan jumlah elektronnya. Nomor atom juga
menunjukkan jumlah elektron. Elektron inilah yang nantinya
paling menentukan sifat suatu unsur.
2.      Nomor Massa (A)
Oleh sebab massa elektron sangat kecil, sehingga massa
atom ditentukan oleh inti atom yaitu proton dan neutron.
Nomor massa ditulis tegak keatas sebelum lambang unsur.
2.2    Spektrum Atom
Setiap unsur mempunyai spektrum yang unik. Garis-garis khas dalam
spektrum atom dapat digunakan dalam analisis kimia. Bila garis-garis
spektrum pancar dari unsur diketahui, maka identitas unsur dengan cepat
ditentukan. Secara umum spektrum atom adalah berkas cahaya yang
dipancarkan oleh suatu atom. Apabila atom dipanaskan sampai tidak
memecah maka atom akan mengalami eksitasi atau atom dalam keadaan tidak
stabil, maka atom akan berusaha kembali kekeadaan semula yang stabil
sambil melepaskan energi yang kelebihan dalam bentuk cahaya.
Spektrum menghasilkan cahaya yang relatif sedikit komponen panjang
gelombang yang biasa disebut dengan spektrum diskontinu atau spektrum
atom (spektrum garis). Sedangkan spektrum yang terdiri dari banyak
komponen panjang gelombang dikatakan spektrum kontinu.
Sejak ditemukannya metode spektroskopi untuk mempelajari unsur-unsur
dalam alam, penelitian tentang unsur-unsur tersebut semakin pesat baik yang
menyangkut penelitian dan pengembangan unsur itu sendiri maupun aplikasi
dan manfaatnya pada kehidupan manusia. Salah satu aktivitas penelitian dan
pengembangan terhadap unsur adalah menyangkut teknologi pengamatan
spektrum yang dipancarkan.
Setiap unsur mempunyai spektrum atom yang khas. Bisa diumpamakan
sebagai sidik jari atom. Robert Bunsen (1811-1899) dan Gustav Kirchhoff
(1824-1887) mengembangkan spektroskop pertama dan menggunakannya
untuk mengidentifikasi suatu unsur. Pada tahun 1860, mereka menemukan
unsur baru dan menamainya Cesium dalam bahasa latin berarti biru langit.
Sebab pada unsur-unsur tersebut terdapat garis-garis biru yang khas pada
spektrumnya. Mereka juga menemukan Rubidium pada tahun 1861 dengan
cara yang sama dalam bahasa latin yang berarti merah tua. Dapat disimpulkan
spektrum atom hanya terdiri atas sejumlah kecil garis dengan panjang
gelombang yang terdeskripsi dengan baik.
Atom juga dapat menyerap atom yang memancarkan cahaya. Pada
tahun 1864, Maxwell menyatakan bahwa cahaya adalah gelombang
elektromagnetik, yaitu gelombang listrik dan magnet yang bergerak
bersamaan menuju satu arah, tetapi dalam bidang gelombang yang saling
tegak lurus. Menurut Maxwell gelombang elektromagnetik yang diuraikan
menurut panjang gelombangnya disebut Spektrum. Berdasarkan
daerahnya,spektrum sinar dapat dibagi atas sinar gama (0,2-10nm), sinar X
(10-100nm), ultraviolet (100-400nm), sinar tampak (400-700nm), inframerah
(700-20000nm).
Spektrum atom dapat dihasilkan jika cahaya melalui sebuah prisma
contohnya seberkas cahaya matahari yang melewati prisma akan terurai
menjadi tujuh warna: merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan lembayung.
2.3    Spektrum Atom Hidrogen
Spektrum atom yang paling banyak dikaji adalah spektrum atom
hidrogen. Cahaya dari lampu hidrogen tampak oleh mata sebagai warna ungu
kemerahan. Pada tahun 1913, tidak lama setelah penemuan Planck dan
Einstein, fisikawan Denmark Neils Bohr memberikan penjelasan teoretis
untuk spektrum pancar atom hidrogen. Cara penyelesaian Bohr sangat rumit
dan tidak dianggap benar dalam semua aspek detailnya. Dalam atom
hidrogen, dipercaya bahwa gaya tarik elektrostatik antara proton (diibaratkan
matahari) yang positif dan elektron (diibaratkan planet) yang negatif menarik
elektron ke dalam dan gaya ini diimbangi secara tepat oleh percepatan yang
disebabkan oleh gerak melingkar elektronnya.
Model atom Bohr menyertakan gagasan tentang gerakan elektron dalam
orbit melingkar, namun ia memasukkan syarat yang ketat. Tiap elektron
dalam atom hidrogen hanya dapat menempati orbit tertentu. Karena tiap orbit
memiliki energi tertentu, energi yang berkaitan dengan gerakan elektron pada
orbit yang diizinkan harus mempunyai nilai yang konstan, atau terkuantitas.
Teori atom Bohr dapat menjelaskan terjadinya spektrum emisi dan
absorbsi dari atom hidrogen, karena adanya transisi elektron dari satu orbit ke
orbit yang lain. Untuk atom hidrogen elektron paling stabil bila berada pada n
= 1 (pada keadaan dasar) dan jika n > 1, akan kurang stabil, disebut keadaan
tereksitasi, bila elektron kembali ke keadaan dasar akan dipancarkan energi.
Suatu atom atau molekul dapat berada dalam keadaan tereksitasi karena
pengaruh pemanasan atau listrik, dan akan kembali ke keadaan dasar dengan
memeancarkan energi radiasi sebagai spektrum garis yang besar nya sama
dengan perbedaan energi antara kedua tingkat energi yang bersangkutan.
Dimana spektrum emisi merupakan sinar berasal dari zat yang
memencarkan sinar dengan gelombang tertentu, dan tampak berupa garis-
garis terpisah. Sedangkan spektrum absorbs adalah spektrum sinar yang pada
bagian-bagian tertentu tidak terisi atau kosong, dan dapat terjadi bila seberkas
sinar yang mengandung berbagai panjang gelombang dilewatkan ke dalam zat
yang hanya menyerap beberapa gelombang. Gelombang yang tidak di serap
jika dilewatkan ke dalam prisma akan menghasilkan spektrum absorpsi.
Spektrum emisi atom hidrogen bebas dalam keadaan tereksitasi ternyata
terdiri atas beberapa set garis-garis spektrum yaitu satu set dalam daerah UV
(ultra-violet), satu set dalam daerah tampak (visible) dan beberapa set dalam
daerah inframerah dari spektrum elektro magnetik seperti ditunjukkan oleh
gambar spketrum ini diperoleh bila cahaya pucat kebiruan dari gas hidrogen
yang dipijarkan (artinya, teratomisasi) dilewatkan pada sebuah prisma gelas.
2.4    Teori Atom Mekanika Gelombang
Jika satu garis spektrum hidrogen diperhatikan dengan cermat ternyata
terdiri atas garis-garis kecil yang sangat berdekatan. Fakta ini tidak dapat
dijelaskan oleh Bohr dan merupakan kelemahan teorinya. Kemudian para ahli
berupaya mendapatkan teori yang lebih meyakinkan. Perhatian diarahkan
pada sifat khusus partikel, seperti foton, elektron, dan neutron. Akhirnya
melahirkan teori atom mekanika gelombang.
Ada beberapa teori yang dikemukakan oleh para ilmuwan mengenai
model atom mekanika gelombag ini, yaitu:
  Max Planck, menyatakan bahwa gelombang electromagnet harus
dipandang sebagai gelombang dan partikel
  Louis de Brougli, menyatakan bahwa electron tidak memiliki lintasan
tertentu dan menempati jarak-jarak tertentu dari inti atom. Gerakan
materi adalah suatu gerakan gelombang, dengan demikian elektron yang
merupakan materi juga merupakan gerakan gelombang
  Warner Heisenberg, menyatakan bahwa tidak mungkin menentukan
kecepatan sekaligus posisi elektron dalam ruang, yang dapat ditentukan
adalah kebolehjadian menemukan elektron pada jarak tertentu dari inti
atom
  Erwin Scrodinger, berhasil merumuskan persamaan untuk
menggambarkkan elektron pada atom dengan mnggunakan model atom
modern. Model ini menyatakan bahwa elektro-elektron dalam atom
mengelilingi inti atom pada tingkat energy tertentu.
Hukum-hukum fisika klasik sering dianggap sebagai kebenaran yang
bersifat universal. Dalam fisika klasik, sifat-sifat fisika dapat diramalkan
dengan pasti.Akan tetapi, hukum fisika klasik ini memiliki masalah dengan
eksperimen kuantum, yaitu kecenderungan yang tampaknya tidak dapat
dihindari manusia ketika mempengaruhi situasi dan kecepatan partikel yang
begitu kecil. Hal ini terjadi hanya pada pengamatan partikel saja dan
membuat para fisikawan kuantum frustasi.
Selama tahun 1920-an melalui suatu percobaan hipotesis Niels Bohr dan
Werner Heisenberg berusaha menentukan sampai berapa jauh kecepatan yang
dapat diperoleh dalam penentuan sifat-sifat partikel sub-atomik. Dalam
percobaan hipotesisnya, mereka menggunakan variabel x sebagai kedudukan
partikel dan variabel p sebagai momennya. Kesimpulan dari percobaan
hipotesis ini adalah bahwa dalam pengukuran kecepatan dan kedudukan
partikel sub-atomik selalu terdapat ketidakpastian atau dengan kata lain
“Tidak mungkin dapat ditentukan kedudukan dan momentum suatu benda
secara seksama pada saat bersamaan, yang dapat ditentukan adalah
kebolehjadian menemukan elektron pada jarak tertentu dari inti atom”.
Persamaan yang dikenal dengan prinsip ketidakpastian Heisenberg ini
begitu penting sebab persamaan ini memperlihatkan bahwa kedudukan dan
momen suatu partikel tidak dapat diukur dengan ketepatan tinggi sekaligus.
Gerakan lintasannya pun tidak dapat diramalkan dengan pasti.
Penemuan prinsip ketidakpastian oleh Heisenberg ini memunculkan
suatu teori baru mengenai model atom, yakni model atom mekanika
gelombang. Model atom mekanika gelombang dikembangkan oleh Erwin
Schrodinger (1926). Berdasarkan prinsip ketidakpastian Heisenberg, terdapat
suatu daerah ruang di sekitar inti dengan kebolehjadian untuk mendapatkan
elektron yang disebut dengan orbital. Bentuk dan tingkat energi orbital
dirumuskan oleh Erwin Schrodinger. Erwin Schrodinger memecahkan suatu
persamaan untuk mendapatkan fungsi gelombang untuk menggambarkan
batas kemungkinan ditemukannya elektron dalam tiga dimensi.
2.4.1          Ciri khas model atom mekanika gelombang
Gerakan elektron memiliki sifat gelombang, sehingga
lintasannya tidak stasioner seperti model Bohr, tetapi
mengikuti penyelesaian kuadrat fungsi gelombang yang
disebut orbital (bentuk tiga dimensi dari kebolehjadian paling
besar ditemukannya elektron dengan keadaan tertentu dalam
suatu atom).
Bentuk dan ukuran orbital bergantung pada harga dari ketiga
bilangan kuantumnya. (Elektron yang menempati orbital
dinyatakan dalam bilangan kuantum tersebut).    
Posisi elektron sejauh 0,529 Amstrong dari inti H menurut
Bohr bukannya sesuatu yang pasti, tetapi boleh jadi
merupakan peluang terbesar ditemukannya elektron.
2.4.2               Orbital Atom dalam Mekanika Gelombang
Istilah orbital atom dapat secara langsung merujuk pada daerah
tertentu pada sekitar atom yang ditentukan oleh fungsi matematis
kemungkinan penemuan elektron didaerah tersebut. Secara spesifik,
orbital atom menyatakan keadaan-keadaan kuantum yang mungkin
dari suatu elektron dalam sekumpulan elektron di sekeliling atom.
Kita dapat menganalogikan orbital atom ini seperti planet yang
mengelilingi matahari. Namun bila beranalogi menggunakan planet
mengelilingi Matahari, elektron tidak dapat digambarkan sebagai
partikel padat, sehingga orbital atom pula tidak akan menyerupai
lintasan revolusi planet. Orbital atom dapat dianalogikan lebih akurat
dengan cara mengilustrasikan atmosfer dan planet dimana atmosfer
(sebagai elektron) yang berada di sekeliling planet kecil (sebagai inti
atom).
Orbital atom dengan persis menggambarkan bentuk geometri
atmosfer ini hanya ketika terdapat satu elektron yang ada dalam atom.
Ketika elektron yang lebih banyak ditambahkan pada suatu atom,
elektron tambahan tersebut cenderung mengisi volume ruang di
sekeliling inti atom secara merata sehingga kumpulan elektron
(kadang-kadang disebut "awan elektron") tersebut umumnya
cenderung membentuk daerah probabilitas penemuan elektron yang
berbentuk bola.
Gagasan bahwa elektron dapat berevolusi di sekeliling inti atom
dengan momentum sudut yang pasti diargumenkan dengan penuh
keyakinan oleh Niels Bohr pada tahun 1913, dan fisikawan Jepang
Hantaro Nagaoka pun telah mempublikasi hipotesis perilaku orbit
elektron seawal tahun 1904.Namun adalah penyelesaian persamaan
Schrodinger pada tahun 1926 untuk gelombang elektron pada atom
yang memberikan fungsi matematis orbital atom modern.
Oleh karena itu, berbeda dengan "orbit" mekanika klasik, istilah
"orbit" elektron pada atom digantikan dengan istilah orbital, yang
diciptakan oleh kimiawan Robert Mulliken pada tahun 1932.Orbital
atom umumnya dideskripsikan sebagai fungsi gelombang dengan
bilangan kuantumn, l, m yang berkorespondensi dengan energi,
momentum sudut, dan arah momentum sudut pasangan elektron
secara berurutan.Setiap kombinasi tiga bilangan kuantum n, l, m dan
berkaitan denganorbital elektron yang berbeda-beda. Semua orbital
yang mempunyai nilai bilangan kuantum n yang sama, dikatakan
berada dalam kulit elektron utama atau peringkat utama yang sama
dan semua orbital yang mempunyai nilai l yang sama dikatakan
berada dalam sub kulit atau sub peringkat yang sama. Tiap-tiap orbital
(ditentukan oleh sehimpunan bilangan kuantum yang berbeda) yang
secara maksimal hanya dapat menampung dua elektron ini memiliki
nama klasik s,p,d, dan f. Nama-nama ini berasal dari karakteristik
yang terpantau pada garis spektroskopi masing-masing, yakni sharp,
principal, diffuse, dan fundamental. Nama orbital setelah orbital f
dinamakan secara alfabetis mulai dari g. Setiap jenis orbital memiliki
bentuk geometri yang khas. Berikut penjelasan untuk tiap jenis orbital:

1.   Orbital S
Orbital yang paling sederhana adalah orbital s dimana pada
setiap subkulit s terdiri atas 1 buah orbital yang berisi 2 elektron.
Orbital s berbentuk bola simetri yang menunjukkan bahwa elektron
memiliki kerapatan yang sama, jika jarak dari inti atom juga sama.
Ukuran orbital atom dipengaruhi oleh besarnya nilai bilangan
kuantum utama, yaitu semakin besar nilai bilangan kuantum
utamanya, maka ukuran orbital atomnya juga semakin besar. 
2.  Orbital P
Orbital p berbentuk seperti balon terpilin. Kepadatan elektron
tidak tersebar merata, melainkan terkonsentrasi dalam dua
daerah yang terbagi sama besar dan terletak pada dua sisi
berhadapan dari inti yang terletak di tengah. Subkulit p terdiri
atas 3 orbital dan tiap orbital bentuknya sama. Hanya saja
meskipun memiliki bentuk yang sama, ketiganya memiliki
arah orientasi yang berbeda.
3.  Orbital D

Orbital d memiliki 5 orbital dengan bentuk yang


kompleks dan orientasi yang berbeda. Empat orbital memiliki
bentuk yang sama, sementara satu orbital bentuknya berbeda.
Keempat orbital tersebut mempunyai kepadatan elektron yang
bentuknya sama tetapi memiliki perbedaan pada arah
berkumpulnya kepadatan elektron. Sementara satu orbital lagi
bentuknya berbeda dari yang keempat orbital sebelumnya,
namun energi yang dimiliki oleh orbital ini sama dengan
keempat orbital tersebut.
4. Orbital F
  Orbital f memiliki bentuk orbital yang lebih rumit dan
lebih kompleks ibandingkan orbital s, p dan d. Setiap subkulit f
mempunyai 7 orbital dengan energi yang setara. Orbital f ini
hanya digunakan untuk unsur-unsur transisi yang letaknya
lebih dalam.
2.4.3             Prinsip eksklusi dan Konfigurasi Elektron
Konfigurasi lectron menggambarkan susunan lectron dalam
atom. Dalam menentukan konfigurasi lectron suatu atom, ada 3
aturan yang harus dipertimbangkan dalam penentuan konfigurasi
lectron suatu atom dan prinsip ini berlaku untuk bermacam-macam
unsur, yaitu : Aturan Aufbau, Aturan Pauli, dan Aturan Hund.
1.  Aturan Aufbau
Pengisian orbital dimulai dari tingkat energi yang rendah ke
tingkat energi yang tinggi. Elektron mempunyai
kecenderungan menempati terlebih dulu subkulit yang
energinya rendah. Besarnya tingkat energi dari suatu subkulit
dapat diketahui dari bilangan kuantum utama (n) dan bilangan
kuantum azimuth (l) dari orbital tersebut. Orbital dengan harga
(n + l) lebih besar mempunyai tingkat energi yang lebih besar.
Jika harga (n + l) sama, maka orbital yang harga n-nya lebih
besar mempunyai tingkat energi yang lebih besar. Urutan
energi dari yang paling rendah ke yang paling tinggi
sebagaimana diagram yang dibuat oleh Mnemonik Moeler
adalah sebagai berikut:

1s < 2s < 2p < 3s < 3p < 4s < 3d < 4p < 5s < 4d < 5p < 6s < 4f
< 5d ….

2.  Aturan Pauli (Eksklusi Pauli)


Aturan ini dikemukakan oleh Wolfgang Pauli pada tahun
1926. Yang menyatakan “Tidak boleh terdapat dua elektron
dalam satu atom dengan empat bilangan kuantum yang sama”.
Aturan Pauli dikenal juga dengan prinsip eksklusi. Pauli
menemukan prinsip eksklusi ini ketika ia mempelajari
spektrum atomik. Kita bisa menentukan berbagai keadaan
sebuah atom dari spektrumnya, dan bilangan kuantum keadaan
ini dapat di cari. Dalam spektrum setiap unsur selai hidrogen,
tidak terdapat sejumlah garis. Garis ini bersesuaian dengan
transisi dari dan keadaan yang memiliki kombinasi bilangan
kuantum tertentu.  Jadi, dalam helium tidak teramati dari dan
ke konfigurasi  keadaan dasar dengan kedua spin elektron
berarah sama sehingga menghasilkan spin total 1, walaupun
transisi dari dan ke konfigurasi keadaan dasar dengan spin
elektron berlawanan sehingga spin totalnya nol, teramati. Pada
keadaan yang tidak mungkin, bilangan kuantum kedua elektron
harus sama dengan n = 1, l = 0, Ml = 0, dan Ms = ½ ,
sedangkan dalam keadaan yang mungkin ada, satu elektron
memiliki Ms = ½ dan yang lainnya Ms = - ½ . Pauli
menunjukan setiap keadaan atomic yang tidak teramati
mengandung dua atau lebih elektron dengan bilangan kuantum
yang identik, dan prinsip eksklusi merupakan pernyataan dari
hasil eksperimen tersebut.
Orbital yang sama akan mempunyai bilangan kuantum n, l,
dan m yang sama tetapi yang membedakan hanya bilangan
kuantum spin (s). Dengan demikian, setiap orbital hanya dapat
berisi 2 elektron dengan spin (arah putar) yang berlawanan.
Jadi, satu orbital dapat ditempati maksimum oleh dua elektron,
karena jika elektron ketiga dimasukkan maka akan memiliki
spin yang sama dengan salah satu elektron sebelumnya.
Contoh :
Pada orbital 1s, akan ditempati oleh 2 elektron, yaitu :
Elektron Pertama à n=1, l=0, m=0, s= +½
Elektron Kedua à n=1, l=0, m=0, s= – ½
Hal ini membuktikan bahwa walaupun kedua elektron
mempunyai n, l dan m yang sama tetapi mempunyai spin yang
berbeda. 
3.  Aturan Hund
Aturan ini dikemukakan oleh Friedrick Hund  pada tahun
1930 yang menyatakan bahwa “elektron-elektron dalam
orbital-orbital suatu subkulit cenderung untuk tidak
berpasangan”. Elektron-elektron baru berpasangan apabila
pada subkulit itu sudah tidak ada lagi orbital kosong. Untuk
memperlihatkan penyebaran elektron-elektron pada orbital-
orbital dalam suatu subkulit, konfigurasi elektron dituliskan
dalam bentuk diagram orbital. Suatu orbital digambarkan
dalam bentuk kotak, sedangkan elektron yang menghuni
orbital digambarkan dengan dua anak panah yang berlawanan
arah.Jika orbital hanya mengandung satu elektron, maka anak
panah yang ditulis mengarah ke atas. Dalam menerapkan
aturan hund, maka kita harus menuliskan arah panah ke atas
terlebih dahulu pada semua kotak, baru kemudian diikuti
dengan arah panah ke bawah jika masih terdapat elektron
sisanya.
BAB III

PENUTUP

3. 1 Kesimpulan

Atom merupakan sebuah materi yang paling kecil. Didalamnya


terdapat inti atom dan dibagian luarnya terdapat electron. Elektron ditarik
oleh proton pada inti atom. Sebagaimana firman Allah bahwa segala sesuatu
yang diciptakan berpasang-pasangan, begitu halnya pula dengan atom.
Beberapa ilmuwan turut mengemukakan teori tentang atom, diantaranya
John Dalton (1805), kemudian dilanjutkan oleh Thomson (1897),
Rutherford (1911), dan disempurnakan oleh Bohr (1914).
Setiap unsure mempunyai spectrum atom. Secara umum spektrum
atom adalah berkas cahaya yang dipancarkan oleh suatu atom. Alat
spektroskopi mempermudah para ilmuwan untuk mempelajari unsur-unsur
dan spektrumnya. Spektrum atom yang paling banyak dikaji adalah
spektrum atom hidrogen. Cahaya dari lampu hidrogen tampak oleh mata
sebagai warna ungu kemerahan.
Neils Bohr mengemukakan bahwa elektron-elektron hanya menempati
orbit-orbit tertentu disekitar inti atom, yang masing-masing terkait sejumlah
energi kelipatan dari suatu nilai kuantum dasar. Manfaat dan aplikasi dari
model atom Bohr dalam kehidupan sehari-hari salah satunya arus yang
dihantarkan oleh tenaga listrik.
3.2         Saran
Dalam penulisan Project, penulis mengalami kesulitan terutama dalam
mendapatkan referensi dan memahami bahasa buku referensi tersebut.
Sehingga informasi yang didapat kurang disampaikan secara maksimal
dalam project ini. Sebaiknya, pembaca juga mencari referensi lain untuk
menambah wawasan yang lebih banyak.

Anda mungkin juga menyukai