Air limbah atau air buangan adalah sisa air yang dibuang yang berasal
dari rumah tangga, industri maupun tempat-tempat umum lainnya, dan
pada umumnya mengandung bahan-bahan atau zat-zat yang dapat
membahayakan bagi kesehatan manusia serta menggangu lingkungan
hidup.
Batasan lain mengatakan bahwa air limbah adalah kombiasi dari cairan
dan sampah cair yang berasal dari daerah pemukiman, perdagangan,
perkantoran dan industri, bersama-sama dengan air tanah, air
permukaan dan air hujan yang mungkin ada (Haryoto Kusnoputranto,
1985).
Dari batasan tersebut dapat disimpulkan bahwa air buangan adalah air
yang tersisa dari kegiatan manusia, baik kegiatan rumah tangga
maupun kegiatan lain seperti indusri, perhotelan dan sebagainya.
Air limbah ini berasal dari berbagai sumber, secara garis besar dapat
dikelompokkan menjadi sebagai berikut :
Karakteristik air limbah perlu dikenal karena hal ini akan menentukan
cara pengolahan yang tepat sehingga tidak mencemari lingkungan
hidup. Secara garis besar karakteristik air limbah ini digolongkan
sebagai berikut :
a. Karakteristik Fisik
Sebagian besar terdiri dari air dan sebagian kecil terdiri dari bahan-
bahan padat dan suspensi. Terutama air limbah rumah tangga,
biasanya berwarna suram seperti larutan sabun, sedikit berbau.
Kadang-kadang mengandung sisa-sisa kertas, berwarna bekas cucian
beras dan sayur, bagian-bagian tinja, dan sebagainya.
b. Karakteristik Kimiawi
c. Karakteristik Bakteriologis
Sesuai dengan zat-zat yang terkandung didalam air limbah ini maka air
limbah yang tidak diolah terlebih dahulu akan menyebabkan berbagai
gangguan kesehatan masyarakat dan lingkungan hidup antara lain :
a. Menjadi transmisi atau media penyebaran berbagai penyakit,
terutama kolera,
typhus abdominalis, disentri baciler.
b. Menjadi media berkembangbiaknya mikroorganisme patogen.
c. Menjadi tempat-tempat berkembangbiaknya nyamuk atau tempat
hidup larva
nyamuk.
d. Menimbulkan bau yang tidak enak serta pandangan yang tidak
sedap.
e. Merupakan sumber pencemaran air permukaan, tanah dan
lingkungan hidup
lainnya.
f. Mengurangi produktivitas manusia karena orang bekerja dengan
tindak nyaman
dan sebagainya.
Disamping itu terjadi pengendapan. Sebagai hasilnya nilai BOD dari air
limbah tersebut akan berkurang sehingga relatif aman bila akan
dibuang ke dalam badan-badan air (kali, danau, dan sebagainya).
2.3 Irigasi
Air limbah dialirkan ke dalam parit-parit terbuka yang digali dan air akan
merembes masuk ke dalam tanah melalui dasar dan dinding parit-parit
tersebut. Dalam keadaan tertentu air buangan dapat digunakan untuk
pengairan ladang pertanian atau perkebunan dan sekaligus berfungsi
untuk pemupukan.
Hal ini terutama dapat dilakukan untuk air limbah dari rumah tangga,
perusahaan susu sapi, rumah potong hewan, dan lain-lainnya dimana
kandungan zat-zat organik dan protein cukup tinggi yang diperlukan
oleh tanam-tanaman.
Kebutuhan manusia akan air sangat kompleks antara lain untuk minum,
masak, mandi, mencuci (bermacam-macam cucian) dan sebagainya.
Menurut perhitungan WHO, di negara-negara maju tiap orang
memerlukan air antara 60-120 liter per hari. Sedangkan di negara-
negara berkembang termasuk Indonesia, tiap orang memerlukan air 30-
60 liter per hari.
1. Syarat Fisik
Persyaratan fisik untuk air minum yang sehat adalah bening (tak
berwarna), tidak berasa, suhu dibawah suhu udara diluarnya sehingga
dalam kehidupan sehari-hari. Cara mengenal air yang memenuhi
persyaratan fisik ini tidak sukar.
2. Syarat Bakteriologis
Air untuk keperluan minum yang sehat harus bebas dari segala bakteri,
terutama bakteri patogen. Cara untuk mengetahui apakah air minum
terkontaminasi oleh bakteri patogen adalah dengan memeriksa sampel
(contoh) air tersebut. Dan bila dari pemeriksaan 100 cc air terdapat
kurang dari 4 bakteri E. coli maka air tersebut sudah memenuhi syarat
kesehatan.
3. Syarat Kimia
Air minum yang sehat harus mengandung zat-zat tertentu didalam
jumlah yang tertentu pula. Kekurangan atau kelebihan salah satu zat
kimia didalam air akan menyebabkan gangguan fisiologis pada
manusia. Bahan-bahan atau zat kimia yang terdapat dalam air yang
ideal antara lain sebagai berikut :
--------------------------------------------------------------------
Jenis Bahan Kadar yang Dibenarkan (mg/liter)
--------------------------------------------------------------------
Fluor (F) 1-1,5
Chlor (Cl) 250
Arsen (As) 0,05
Tembaga (Cu) 1,0
Besi (Fe) 0,3
Zat organik 10
Ph (keasaman) 6,5-9,0
CO2 0
--------------------------------------------------------------------
Pada prinsipnya semua air dapat diproses menjadi air minum. Sumber-
sumber air ini, sebagai berikut :
1. Air Hujan
Air hujan dapat ditampung kemudian dijadikan air minum. Tetapi air
hujan ini tidak mengandung kalsium. Oleh karena itu agar dapat
dijadikan air minum yang sehat perlu ditambahkan kalsium didalamnya.
Menurut asalnya sebagian dari air sungai dan air danau ini juga dari air
hujan yang mengalir melalui saluran-saluran ke dalam sungai atau
danau ini. Kedua sumber air ini sering juga disebut air permukaan. Oleh
karena air sungai dan danau ini sudah terkontaminasi atau tercemar
oleh berbagai macam kotoran maka bila akan dijadikan air minum harus
diolah terlebih dahulu.
3. Mata Air
Air yang keluar dari mata air ini berasal dari air tanah yang muncul
secara alamiah. Oleh karena itu air dari mata air ini bila belum tercemar
oleh kotoran sudah dapat dijadikan air minum langsung. Tetapi karena
kita belum yakin apakah betul belum tercemar maka alangkah baiknya
air tersebut direbus dahulu sebelum diminum.
Air ini keluar dari dalam tanah maka juga disebut air tanah. Air berasal
dari lapisan air didalam tanah yang dangkal. Dalamnya lapisan air ini
dari permukaan tanah dari tempat yang satu ke yang lain berbeda-
beda. Biasanya berkisar antara 5 sampai dengan 15 meter dari
permukaan tanah. Air sumur pompa dangkal ini belum begitu sehat
karena kontaminasi kotoran dari permukaan tanah masih ada. Oleh
karena itu perlu direbus dahulu sebelum diminum.
Air ini berasal dari lapisan air kedua didalam tanah. Dalamnya dari
permukaan tanah biasanya diatas 15 meter. Oleh karena itu sebagaian
besar air sumur dalam ini sudah cukup sehat untuk dijadikan air minum
yang langsung (tanpa melalui proses pengolahan).
Ada beberapa cara pengolahan air minum antara lain sebagai berikut :
Zat kimia yang digunakan dapat berupa 2 macam yakni zat kimia yang
berfungsi untuk koagulasi dan akhirnya mempercepat pengendapan
(misalnya tawas). Zat kimia yang kedua adalah berfungsi untuk
menyucihamakan (membunuh bibit penyakit yang ada didalam air,
misalnya chlor).
Air hujan dapat ditampung didalam suatu dam (danau buatan) yang
dibangun berdasarkan partisipasi masyarakat setempat. Semua air
hujan dialirkan ke danau tersebut melalui alur-alur air. Kemudian
disekitar danau tersebut dibuat sumur pompa atau sumur gali untuk
umum. Air hujan juga dapat ditampung dengan bak-bak ferosemen dan
disekitarnya dibangun atap-atap untuk mengumpulkan air hujan. Di
sekitar bak tersebut dibuat saluran-saluran keluar untuk pengambilan
air untuk umum.
Air hujan baik yang berasal dari sumur (danau) dan bak penampungan
tersebut secara bakteriologik belum terjamin untuk itu maka kewajiban
keluarga-keluarga untuk memasaknya sendiri misalnya dengan
merebus air tersebut.
Mata air yang secara alamiah timbul di desa-desa perlu dikelola dengan
melindungi sumber mata air tersebut agar tidak tercemar oleh kotoran.
Dari sini air tersebut dapat dialirkan ke rumah-rumah penduduk melalui
pipa-pipa bambu atau penduduk dapat langsung mengambilnya sendiri
ke sumber yang sudah terlindungi tersebut.
Air sumur pompa terutama air sumur pompa dalam sudah cukup
memenuhi persyaratan kesehatan. Tetapi sumur pompa ini di daerah
pedesaan masih mahal, disamping itu teknologi masih dianggap tinggi
untuk masyarakat pedesaan. Yang lebih umum di daerah pedesaan
adalah sumur gali.
Agar air sumur pompa gali ini tidak tercemar oleh kotoran di sekitarnya,
perlu adanya syarat-syarat sebagai berikut :
- Harus ada bibir sumur agar bila musim huujan tiba, air tanah tidak
akan masuk ke
dalamnya.
- Pada bagian atas kurang lebih 3 m dari ppermukaan tanah harus
ditembok, agar
air dari atas tidak dapat mengotori air sumur.
- Perlu diberi lapisan kerikil di bagian bbawah sumur tersebut untuk
mengurangi
kekeruhan.
Yang dimaksud kotoran manusia adalah semua benda atau zat yang
tidak dipakai lagi oleh tubuh yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh.
Zat-zat yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh ini berbentuk tinja
(faeces), air seni (urine), dan CO2 sebagai hasil dari proses
pernapasan. Pembuangan kotoran manusia didalam tulisan ini
dimaksudkan hanya tempat pembuangan tinja dan urin, yang pada
umumnya disebut latrine (jamban atau kakus).
Hal lain yang perlu diperhatikan disini adalah bahwa kakus cemplung itu
tidak boleh terlalu dalam. Sebab bila terlalu dalam akan mengotori air
tanah dibawahnya. Dalamnya pit latrine berkisar antara 1,5-3 meter
saja. Sesuai dengan daerah pedesaan maka rumah kakus tersebut
dapat dibuat dari bambu, dinding bambu dan atap daun kelapa ataupun
daun padi. Jarak dari sumber air minum sekurang-kurangnya 15 meter.
Latrin jenis septic tank ini merupakan cara yang paling memenuhi
persyaratan, oleh sebab itu, cara pembuangan tinja semacam ini
dianjurkan. Septic tank terdiri dari tangki sedimentasi yang kedap air
dimana tinja dan air buangan masuk dan mengalami dekomposisi.
Didalam tangki ini, tinja akan berada selama beberapa hari. Selama
waktu tersebut tinja akan mengalami 2 proses, yakni :
Dari batasan ini jelas bahwa sampah adalah merupakan hasil suatu
kegiatan manusia yang dibuang karena sudah tidak berguna. Sehingga
bukan semua benda padat yang tidak digunakan dan dibuang disebut
sampah misalnya benda-benda alam, benda-benda yang keluar dari
bumi akibat dari gunung meletus, banjir, pohon dihutan yang tumbang
akibat angin ribut dan sebagainya.
1. Sumber-Sumber Sampah
Sampah ini berasal dari pembersihan jalan yang umumnya terdiri dari
kertas-kertas, kardus-kardus, debu, batu-batuan, pasir, sobekan ban,
onderdil-onderdil kendaraan yang jatuh, daun-daunan, plastik dan
sebagainya.
2. Jenis-Jenis Sampah
Kalau kita berbicara sampah, sebenarnya meliputi 3 jenis sampah yakni
sampah padat, sampah cair, dan sampah dalam bentuk gas (fume,
smoke). Tetapi seperti telah dibuatkan batasan diatas bahwa dalam
konteks ini hanya akan dibahas sampah padat. Sampah cair yang
berupa antara lain air limbah akan dibahas dibagian lain. Sedangkan
sampah dalam bentuk gas yang menimbulkan polusi udara seperti asap
kendaraan, asap pabrik dan sebagainya tidak dibahas.
3. Pengelolaan Sampah
Perumahan
Rumah adalah salah satu persyaratan pokok bagi kehidupan manusia.
Rumah atau tempat tinggal manusia, dari zaman ke zaman mengalami
perkembangan. Pada zaman purba manusia bertempat tinggal di gua-
gua kemudian berkembang dengan mendirikan rumah tempat tinggal di
hutan-hutan dan di bawah pohon. Sampai pada abad modern ini
manusia sudah membangun rumah (tempat tinggalnya) bertingkat dan
diperlengkapi dengan peralatan yang serba modern.
1. Faktor lingkungan
Pada dewasa ini teknologi perumahan sudah begitu maju dan sudah
begitu modern. Akan tetapi teknologi modern itu sangat mahal bahkan
kadang-kadang tidak dimengerti oleh masyarakat. Rakyat pedesaan
bagaimanapun sederhananya sudah mempunyai teknologi perumahan
sendiri yang dipunyai turun temurun.
Contoh : Rumah limasan yang terbuat dari dinding dan atap daun
rumbai yang dihuni oleh orang yang memang kemampuannya sejauh
itu, dapat dipertahankan, hanya kesadaran dan kebiasaan membuat
lubang angin (jendela) yang cukup perlu ditanamkan kepada mereka.
1. Bahan bangunan
1.1 Lantai
Ubin atau semen adalah baik namun tidak cocok untuk kondisi ekonomi
pedesaan. lantai kayu sering terdapat pada rumah-rumah orang yang
mampu di pedesaan dan ini pun mahal. Oleh karena itu, untuk lantai
rumah pedesaan cukuplah tanah biasa yang dipadatkan.
Syarat yang penting disini adalah tidak berdebu pada musim kemarau
dan tidak basah pada musim hujan. Untuk memperoleh lantai tanah
yang padat (tidak berdebu) dapat ditempuh dengan menyiram air
kemudian dipadatkan dengan benda-benda yang berat dan dilakukan
berkali-kali. Lantai yang basah dan berdebu merupakan sarang
penyakit.
1.2 Dinding
1.3 Atap
Kayu untuk tiang, bambu untuk kaso dan reng adalah umum di
pedesaan. Menurut pengalaman, bahan-bahan ini tahan lama. Tapi
perlu diperhatikan bahwa lubang-lubang bambu merupakan sarang
tikus yang baik. Untuk menghindari ini maka cara memotongnya harus
menurut ruas-ruas bambu tersebut. Apabila tidak pada ruas maka
lubang pada ujung-ujung bambu yang digunakan untuk kaso tersebut
ditutup dengan kayu.
2. Ventilasi
3. Cahaya
Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup, tidak kurang dan
tidak terlalu banyak. Kurangnya cahaya yang masuk ke dalam ruangan
rumah, terutama cahaya matahari disamping kurang nyaman, juga
merupakan media atau tempat yang baik untuk hidup dan
berkembangnya bibit-bibit penyakit. Sebaliknya terlalu banyak cahaya
didalam rumah akan menyebabkan silau dan akhirnya dapat
merusakkan mata.
g. Gudang
h. Kandang ternak
Oleh karena ternak adalah merupakan bagian hidup para petani maka
kadang-kadang ternak tersebut ditaruh didalam rumah. Hal ini tidak
sehat karena ternak kadang-kadang merupakan sumber penyakit pula.
Maka sebaiknya, demi kesehatan, ternak harus terpisah dari rumah
tinggal atau dibikinkan kandang tersendiri.
Kecelakaan Kerja
Terjadinya kecelakaan kerja disebabkan oleh 2 faktor utama yakni
faktor fisik dan faktor manusia. Oleh sebab itu kecelakaan kerja juga
merupakan bagian dari kesehatan kerja. Kecelakaan kerja adalah
kejadian yang tidak terduga dan tidak diharapkan akibat dari kerja.
1. Kebisingan
Bunyi adalah sesuatu yang tidak dapat kita hindari dalam kehidupan
sehari-hari, termasuk di tempat kerja. Bahkan bunyi yang kita tangkap
melalui telinga kita merupakan bagian dari kerja misalnya bunyi telepon,
bunyi mesin ketik / komputer, mesin cetak, dan sebagainya.
--------------------------------------------------------------------
Skala Intensitas Desibel Batas Dengar Tertinggi
--------------------------------------------------------------------
-------------------------- 120 ------------------------------------
Halilintar
Menulikan 110 Meriam
Mesin uap
-------------------------- 100 ------------------------------------
Jalan hiruk pikuk
Sangat hiruk 90 Perusahaan gaduh
Pluit
--------------------------- 80 -------------------------------------
Kantor gaduh
Kuat 70 Jalan pada umumnya
Radio
--------------------------- 60 -------------------------------------
Rumah gaduh
Sedang 50 Percakapan kuat
Kantor pada umumnya
--------------------------- 40 -------------------------------------
Rumah tenang
Tenang 30 Percakapan biasa
Kantor perorangan
--------------------------- 20 -------------------------------------
Berisik
Sangat tenang 10 Suara daun jatuh
Tetesan air
----------------------------- 0 ------------------------------------
--------------------------------------------------------------------
Oleh sebab itu para karyawan yang bekerja di pabrik dengan intensitas
bunyi mesin diatas 60 dB maka harus dilengkapi dengan alat pelindung
(penyumbat) telinga guna mencegah gangguan pendengaran.
Kebisingan terutama yang berasal dari alat-alat bantu kerja atau mesin
dapat dikendalikan antara lain dengan menempatkan peredam pada
sumber getaran atau memodifikasi mesin untuk mengurangi bising.
Penggunaan proteksi dengan sumbatan telinga dapat mengurangi
kebisingan sekitar 20-25 dB.
Demikian juga umur pekerja dimana makin tua umur seseorang, daya
penglihatannya semakin berkurang. Orang yang sudah tua dalam
menangkap objek yang dikerjakan memerlukan penerangan yang lebih
tinggi daripada orang yang lebih muda.
3. Bau-Bauan
Orang yang bekerja di lingkungan yang berbau bensin atau oli, mula-
mula merasakan bau tersebut tetapi lama-kelamaan tidak akan
merasakan bau tersebut meskipun bau tersebut tetap di lingkungan
kerja itu. Hal ini disebut penyesuaian penciuman.
Hal ini semua adalah sangat tergantung kepada tenaga kerja itu sendiri
yang memegang kendali alat dan lingkungan kerjanya. Dengan kata
lain aspek manusia adalah merupakan faktor penting dalam mencapai
keselamatan dan kesehatan kerja. Dua faktor penting dari aspek
manusia dalam hubungannya dengan hal ini adalah ergonomi dan
psikologi kerja.
1. Ergonomi
Ergonomi berasal dari bahasa Yunani, ergon yang artinya kerja dan
nomos artinya peraturan atau hukum. Sehingga secara harfiah
ergonomi diartikan sebagai peraturan tentang bagaimana melakukan
kerja, termasuk menggunakan peralatan kerja. Selanjutnya seirama
dengan perkembangan kesehatan kerja ini maka hal-hal yang mengatur
antara manusia sebagai tenaga kerja dan peralatan kerja atau mesin
juga berkembang menjadi cabang ilmu tersendiri.
Oleh sebab itu, tujuan dari ergonomi ini adalah untuk menciptakan
suatu kombinasi yang paling serasi antara sub sistem peralatan kerja
dengan manusia sebagai tenaga kerja. Di berbagai negara tidak
menggunakan istilah ergonomi, misalnya di negara-negara Skandinavia
menggunakan istilah bioteknologi. Sedangkan di negara-negara lain
seperti Amerika Utara menggunakan istilah Human Factors Enginering.
2. Psikologi Kerja
Aspek lain dari psikologi kerja ini yang sering menjadi masalah
kesehatan kerja adalah stres. Stres terjadi pada hampir semua pekerja,
baik tingkat pimpinan maupun pelaksana. Memang di tempat kerja,
lebih-lebih tempat kerja yang lingkungannya tidak baik, sangat potensial
untuk menimbulkan stres bagi karyawannya.
Droplets atau percikan ludah dan partikel-partikel yang baik adalah pembawa
yang pathogenic dan saprophytic yang akan mengenai wajah dokter gigi;
bagaimanapun juga factor pembawa bakteri ini tidak lagi mengakibatkan
hazard dibandingkan mikro-organisme normal yang ditemukan di atmosphere.
Disisi lain, aerosols dapat menimbulkan bahaya besar yang masuk dengan
cara penetrasi yang kuat ke dalam saluran bronkus dokter gigi. Walaupun
telah dilindungi dengan imunisasi tetapi tidak efektif, contohnya kuman
staphylococcus. Lebih-lebih bakteri yang saprophytic pada pasien dapat
menjadi lebih virulent bila masuk kedalam tubuh dokter gigi, bisa juga
disebabkan dari dia sendiri atan karena lingkungan baru yang lebih baik untuk
berkembang.
Seharusnya mulut dan hidung dokter gigi, untuk selalu dilindungi dengan
menggunakan masker.
1.Peralatan yan dipakai harus di disain dengan baik, semua instrument harus
dalam kondisi yang baik dan turbin digerakan dengan mikromotor;
dental chair harus diatur sedemikian rupa supaya tidak menghalangi
kaki dokter gigi sewaktu bekerja dengan posisi duduk; lampu
pencahayaan harus dengan sinar yang cukup.
2.Suara yang keras atau mengejutkan dan frekwensi ultrasonic (seperti suara
turbin dan shrills bells) harus dinetralisir dengan alat kedap suara pada
ruang bedah.
3.Dokter gigi seharusnya mengikuti irama pekerjaan untuk mengatur
kehidupan pribadinya.
sumber : depkes.co.id
Kamis, 08 Januari 2009
Kesehatan Kerja
1. Definisi
Kesehatan kerja adalah spesialisasi ilmu kesehatan
kedokteran beserta praktiknya yang brtujuan agar pekerja atau
masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-
tingginya, baik fisik, mental, ataupun social dengan usaha-usaha
preventive dan kuratif terhadap penyakit-penyakit kesehatan
yang diakibatkan faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja,
serta penyakit-penyakit umum.
2. Determinan
Determinan kesehatan kerja mencakup:
4. Beban kerja
Beban kerja merupakan beban yang ditanggung oleh para
pekerja. Beban kerja terdiri dua yaitu;
beban fisik, contoh pada kuli bangunan
beban mental dan sosial, contoh pada pegawai
perusahaan.
3. Beban tambahan
Beban yang diterima pekerja akibat lingkungan yang
mengganggu pekerja.ada lima faktor beban tambahan yaitu;
· faktor fisik, contoh pencahayaan yang kurang, suhu udara
yang terlalu tinggi atau terlalu rendah, kebisingan, dan
sebagainya.
· faktor kimia, bahan-bahan kimia. Contoh: bau gas, uap atau
asap, debu, dan sebagainya.
· faktor biologi, binatang atau hewan dan tumbuhan yang
menyebabkan pandangan tidak enak. Contoh: nyamuk, lalat,
taman yang tidak teratur dan sebagainya.
· faktor fisiologis, peralatan kerja yang tidak sesuai dengan
ukuran tubuh pekerja.
· faktor sosial-psikologis, suasana kerja yang tidak harmonis.
Contoh: gossip, cemburu, dan sebagainya.
6. Kemapuan kerja
Kemampuan kerja merupakan kemampuan seseorang dalam
melakukan pekerjaan. Kemampuan kerja setiap pekerja bebeda.
Kemampuan kerja ditentukan umur, gizi, keturunan, dan
sebagainya.
3 Masalah
3.1. Ergonomik
Ergonomik adalah peraturan tentang bagaimana
melakukan kerja termasuk menggunakan peralatan kerja.
Subsistem ergonomik:
· sistem peralatan kerja
· sistem manusia
Tujuan ergonomik untuk menciptakan suatu kombinasi
yang paling serasi antara subsistem peralatan kerja dengan
manusia. Jika pekerja tidak menggunakan peralatan kerja dalam
melakukan pekerjaan, bukan berarti pekerja tidak menggunakan
sistem ergonomik. ergonomik tetap berlaku yaitu pekerja
menggunakan sistem ergonomik agar tidak kelelehan. Contoh
para pekerja yang mengangkat beban berat tanpa menggunakan
alat bantuan.
Dua misi pokok ergonomik:
· penyesuaian antara peralaan kerja dengan kondisi tenaga
kerja yang menggunakan.
· kelelahan dapat dicegah dan hasilnya lebih efisien.
3.2. Psikologis
Para pekerja cendrung menghasilkan psikologi dari
pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja baik itu positif maupun
negatif. Aspek psikologi kerja yang sering menjadi masalah
kesehatan kerja adalah “stress”.
Faktor-faktor yang sering menjadi penyebab stress:
a. Faktor internal, faktor dari dalam diri pekerja. Contoh
kurangnya percya diri, kurangnya kemampuan, dan sebagainya.
b. Faktor eksternal, faktor dari lingkungan kerja. Faktor
lingkungan kerja ada dua yaitu;
lingkungan fisik:
- tempat kerja kurang hiegenis
- kebisingan tinggi
- dan sebagainya
4. lingkungan sosial:
- pimpinan yang otoriter
- persainagn kerja yang tidak sehat
- gosip antara pekerja
- dan sebagainya
3.3. Keselamatan dan Kecelakaan Kerja
4. Keselamatan kerja
Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan
hubunan tenaga kerja dengan mesin, alat-alat kerja, bahan dan
proses pengolahannya.
Tujuan keselamatan kerja:
· melindungi hak keselamatan tenaga kerja selama melakukan
pekerjaan.
· melindungi keselamatan orang lain yang berada di tempat
kerja.
· memelihara sumber daya produksi.
2. Kecelakaan kerja
Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tidak terduga dan tidak
diharapkan akibat dari kerja.
Penyebab kecelakaan kerja pada umumnya digolongkan menjadi
dua, yakni:
a. Perilaku pekerja itu sendiri yang tidak memenuhi
keselamatan. Contoh: kelengahan, kecerobohan, ngantuk,
kelelahan, dan sebagainya.
b. Kondisi-kondisi lingkungan pekerjaan yang tidak
aman.Contoh: lantai licin, pencahayaan kurang, silau, dan
sebagainya.
Menurut Organisasi Perburuhan Internasional(ILO)
diklasifikasikan berdasarkan empat macam:
a. Klasifikasi menurut jenis kecelakaan,
· terjatuh
· tertimpa benda
· tertumbuk atau terkena benda-benda
· terjepit oleh benda
· gerakan-gerakan melebihi kemampuan
· pengaruh suhu tinggi
· terkena arus listrik
· kontak bahan-bahan berbahaya