Anda di halaman 1dari 4

SURAT PERJANJIAN SEWA LAHAN

Antara

……………………………………………….…..
Dengan
PT. SULAWESI ENERGINDO MULIA
KONTRAK NO.001/SEM - FML/0318

Pada hari ini, Kamis tanggal Delapan bulan Maret Tahun Dua Ribu Delapan Belas ( 2018 ) di Lelewawo,
dibuat dan di tanda tangani Surat Perjanjian Sewa Lahan Nomor : 001/SEM-FML/III/2018 tentang
Perjanjian Sewa Lahan yang selanjutnya :

 Tuan ………………………………………………………………………………………., bertempat tinggal


di ……………………………………………………………………………………………………………….…,
KTP Nomor ……………………………………………………….., dalam perjanjian ini bertindak atas
nama sendiri, melakukan tindakan hukum dalam surat Perjanjian Sewa Lahan, untuk selanjutnya
disebut sebagai PIHAK PERTAMA

 Tuan A. ANDHY ARDIAN MANGGABARANI bertempat tinggal di Jl. Jipang Permai Blok DP. 7 No.
31 RT. 004/003 Kel. Karunrung Kec. Rappocini Kota Makasar Propinsi Sulawesi Selatan, pemegang,
Warga Negara Indonesia. Dalam perjanjian ini bertindak dalam jabatannya Direktur Utama PT.
SULAWESI ENERGINDO MULIA yang beralamat di Jl. MH. Thamrin No. 8 Jakarta Pusat,
melakukan tindakan hukum dalam surat Perjanjian Kerjasama selanjutnya disebut sebagai PIHAK
KEDUA.

Selanjutnya antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA disebut sebagai PARA PIHAK.
PIHAK PERTAMA adalah Pemilik lahan yang berada di daerah ……………………….. No Surat
Keterangan Tanah : …………………………………… luas lahan ……………………………………… m2.
( data terlampir )
Para pihak dengan ini setuju untuk membuat dan menandatangani perjanjian dengan syarat-syarat
sebagai berikut :

Pasal 1
MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dan tujuan dari perjanjian ini adalah PIHAK PERTAMA menyewakan sebidang tanah tersebut
diatas kepada PIHAK KEDUA untuk dilakukan pengelolaan dan pengolahan penambangan bijih nikel.

Pasal 2
HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK

o Hak dan kewajiban PIHAK PERTAMA.


1. Melakukan pengurusan dan/atau penyelesaian segala bentuk legalitas tanah yang dikuasainya
dalam melakukan kegiatan usaha penambangan dan perijinan lainnya yang dibutuhkan untuk
proses penambangan yang dimaksud.
2. PIHAK PERTAMA bertanggungjawab terhadap kelancaran dan keamanan lokasi tambang ore
nikel, untuk menunjang kelancaran kegiatan PIHAK KEDUA.
3. PIHAK PERTAMA menyerahkan fotocopy surat tanah yang dikuasainya dan memperlihatkan
dokumen aslinya pada saat penandatanganan perjanjian ini.
4. PIHAK PERTAMA berhak menguasai lahan sesuai luasan Surat Tanah yang serahkan oleh
masyarakat yang dikuasakan pada PIHAK PERTAMA.
5. PIHAK PERTAMA menjamin bahwa lahan yang dikuasainya tidak dalam sengketa.
6. PIHAK PERTAMA berhak menerima royalti fee, besaran royalti diatur dalam satu pasal.
7. PIHAK PERTAMA berhak memberhentikan perjanjian, apabila PIHAK KEDUA lalai dan/atau
melanggar dari perjanjian.

PIHAK PERTAMA : PIHAK KEDUA: 1


o Hak dan kewajiban PIHAK KEDUA
1. PIHAK KEDUA bertanggung jawab dalam pelaksanaan penambangan yang berorientasi
lingkungan dan penambangan yang sesuai kaidah penambangan yang baik.
2. PIHAK KEDUA dalam melakukan aktifitas penambangan agar senantiasa berkoordinasi dengan
Pihak Pertama.
3. PIHAK KEDUA berkewajiban memberikan royalti pada PIHAK PERTAMA yang akan terima.
4. PIHAK KEDUA hanya berhak dalam pengelolaan dan pengolahan ore nikel di lahan dan/atau
tanah PIHAK PERTAMA.

Pasal 3
PEMBIAYAAN KOMPENSASI (ROYALTI FEE)

1. PIHAK KEDUA berkewajiban membayar Royalty sebesar Rp. 15.000,- (lima belas ribu
rupiah)/Metrik Ton kepada PIHAK PERTAMA selaku Kuasa Pemilik Lahan Masyarakat yang
nilainya diambil setiap penjualan berdasarkan kuantiti muat tongkang di pelabuhan muat yang
dikeluarkan oleh surveyor yang telah disepakati bersama, dengan besaran yang akan ditentukan
kemudian dalam bentuk addendum sebelum pelaksanaan kegiatan.
2. Pembayaran Royalti sebesar Rp. 15.000,- (lima belas ribu)/Metrik Ton dari hasil penjualan sudah
termasuk didalamnya, untuk royalty pemilik lahan dan konpensasi pada masyarakat.

Pasal 4
SISTIM PEMBAYARAN

PIHAK KEDUA membayar royalty dengan Sistim Pembayaran sebagai berikut :


1. PIHAK KEDUA memberikan down payment setelah cargo dimuat ditongkang sebesar 50% dan
50% nya setelah tutup ramdoor,
2. Apabila terjadi hal – hal yang berakibat terhentinya pekerjaan, produksi, pengangkutan raw material
akibat perizinan yang disebabkan oleh pemerintah ataupun mendapat gangguan dari masyarakat
setempat dan atau sekitarnya yang tidak bisa diatasi oleh PIHAK PERTAMA dan bukan kelalaian
PIHAK KEDUA, maka PIHAK PERTAMA wajib mengembalikan down payment ke PIHAK KEDUA.

Pasal 5
PAJAK DAN IURAN SERTA PENGEMBANGAN MASYARAKAT

1. Pajak yang timbul akibat kegiatan usaha ini sebagaimana ketentuan perundang-undangan yang
berlaku, menjadi tanggungan PIHAK KEDUA.
2. Biaya pengembangan masyarakat menjadi tanggung jawab PIHAK PERTAMA yang sudah
termasuk dari pembayaran royalti dari PIHAK KEDUA.
3. Segala bentuk pajak akan ditangani oleh konsultan pajak yang disepakati kedua belah pihak, yang
profesional dan dapat dipercaya.

Pasal 6
JANGKA WAKTU PERJANJIAN DAN PELAKSANAAN PEKERJAAN

1. Perjanjian ini berakhir apabila adanya kebijakan/regulasi dari pemerintah yang menandaskan
penghentian pengelolaan dan pengolahan azas guna lahan. Dan akan ditinjau setiap 1(satu) tahun
satu kali termasuk ketika ada addendum yang dibuat oleh kedua Belah Pihak.
2. Jika dalam waktu tiga bulan PIHAK KEDUA tidak melakukan kegiatan pengelolaan dan pengolahan
di lokasi PIHAK PERTAMA maka PIHAK PERTAMA dapat membatalkan perjanjian kerjasama
secara sepihak.
3. Dalam jangka waktu perjanjian berlangsung PIHAK PERTAMA tidak diperkenankan mengalihkan
kepemilikannya ke orang lain.

PIHAK PERTAMA : PIHAK KEDUA: 2


4. PIHAK PERTAMA dapat memberhentikan perjanjian, apabila PIHAK KEDUA lalai dan/atau
melanggar dari perjanjian.
Pasal 7
FORCE MAJEURE

Kedua belah pihak dibebaskan dari segala tanggung jawab jika terjadi hal-hal yang diluar kekuasaannya
( Force Majeure ) antara bencana alam, Huru-hara, serta perubahan kebijakan moneter secara drastis,
serta perubahan – peraturan perundang-undangan yang mempengaruhi jalannya perekonomian
nasional.

Pasal 8
PENYELESAIAN PERSELISIHAN

Apabila di kemudian hari terjadi perselisihan antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA atau salah
satu pihak tidak melaksanakan kewajibannya sesuai dengan isi perjanjian ini maka para pihak sepakat
menyelesaikannya dengan musyawarah dan mufakat, apabila musyawarah dan mufakat tidak tercapai
maka para pihak sepakat menyelesaikannya ke proses hukum dan Undang-Undang yang berlaku di
Negara Indonesia dan memilih paniteraan pengadilan Negeri di Palu Sulawesi Tenggara.
Adapun hal-hal lai yang belum dituangkan dalam perjanjian ini akan dibuatkan Addendum tersendiri.

Pasal 9
PENUTUP

Demikian perjanjian ini di buat untuk menjadi bukti yang sah kedua belah pihak dan dibuat dalam
rangkap 2 (dua) masing-masing di bubuhi materai yang cukup dan mempunyai kekuatan hukum yang
sama.

PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA,


FORUM MASYARAKAT LELEWAWO - MOSIKU PT. SULAWESI ENERGINDO MULIA

DARWIS. T A. ANDHY ARDIAN MANGGABARANI


Direktur Utama

PIHAK PERTAMA : PIHAK KEDUA: 3


PIHAK PERTAMA : PIHAK KEDUA: 4

Anda mungkin juga menyukai