133 699 2 PB
133 699 2 PB
3186
JVK 4 (2) (2018) hlm. 85 - 89
87
32
Jurianto Gambir & Nopriantini, Penerapan Model Edukasi Gizi JVK 4 (2) (2018)
gantian sarapan dilakukan dengan membekali anak mempermudah murid dalam memahami materi yang
makanan bekal (48%) dan diberi orang tua uang ja- disampaikan. Keterlibatan anak secara aktif juga ber-
jan pada 86% anak. Akan tetapi makanan bekal baru dampak terhadap penguatan dalam akan pemahaman
dimakan anak ketika jam istirahat sekolah (86%) materi yang disampaikan. Metode permainan bola
sehingga sebenarnya bukan lagi sarapan melainkan pintar yang diberikan meningkatkan daya ingat anak
termasuk dalam kategori makanan selingan. Pemili- serta dapat meminimalisir kesalahan konsep (mi-
han jajan pada kedua kelompok cukup baik, dimana skonsepsi) yang dapat terjadi pada metode ceramah
66% anak membeli jajanan berupa makanan leng- (penyuluhan).Namun demikian model edukasi yang
kap seperti nasi kuning sejenis. Tidak ada perbedaan diberikan belum dapat memberikan dampak yang
yang signifikan kebiasaan sarapan pada kedua kelom- signifikan terhadap perubahan perilaku sarapan anak,
pok sebelum dilakukan intervensi (p>0,05). Perilaku akan tetapi secara persentase edukasi yang dilaku-
membeli jajanan berupa menu lengkap sedikit lebih kan memperbaiki variabel yang diteliti. Penelitian
baik pada kelompok perlakuan (bola pintar). Hal ini menemukan asupan energi dan protein pada kedua
diduga karena pada edukasi yang dilakukan menggu- pada kedua kelompok anak membaik, yaitu dengan
nakan benda nyata dan melibatkan anak dalam pem- menurunnya porsentase konsumsi sarapan 0%AKG
belajaran sehingga lebih kreatif, efektif dan menye- dan bertambahnya persentase asupan (energi dan pro-
nangkan. Dari hasil analisa data ditemukan bahwa tein) dengan kategori baik (≥ 15% AKG). Demiki-
ada perbedaan yang signifikan pengetahuan gizi dan an pula dengan susunan menu sarapan sedikit lebih
skor point pada kedua kelompok. Kelompok yang membaik dibandingkan sebelum. Perubahan yang
mendapatkan edukasi melalui permainan bola pintar lebih tinggi ditemukan pada kelompok perlakuan
memiliki tingkat pengetahuan gizi yang lebih baik (permainan bola pintar) jika dibandingkan dengan
dibandingkan kelompok kontrol, demikian juga haln- kelompok kontrol (penyuluhan). Hal ini kemung-
ya dengan skor point tingkat pengetahunan (p<0,05). kinan disebabkan pendeknya waktu penelitian beber-
Namun demikian pada kedua kelompok ditemu- apa penelitian menunjukkan edukasi gizi akan ber-
kan perbedaan yang signifikan pengetahuan dan skor dampak signifikan jika dilakukan minimal selama 6
poin sebelum dan setelah intervensi. Pada kelompok (enam) bulan. Penelitian yang dilakukan oleh (Slater,
perlakuan, anak dengan pengetahuan baik mening- 2012) di Brazil, efek edukasi gizi melalui penyuluhan
kat 48,0% sedangkan pada kelompok kontrol sebe- dan pembagian majalah selama 6 bulan dapat men-
sar 28%. Akan tetapi edukasi dengan permainan bola ingkatkan kebiasaan sarapan dan konsumsi buah dan
pintar lebih memberikan dampak yang lebih baik jika sayur pada anak remaja. (Rianto, Murwani, Sulisti-
dibandingkan dengan penyuluhan (p<0,05). Dengan yani, & Rahfiludin, 2017) juga menemukan edukasi
menganalisis dampak terhadap skor point, sebelum gizi yang diberikan selama 6 bulan dengan menggu-
dan setelah intervensi didapatkan lonjakan skor sebe- nakan media buku sampul dan video menunjukkan
sar 4,44 point pada kelompok perlakuan dan 1,28 point perbedaan signifikan terhadap pengetahuan sikap dan
pada kelompok kontrol dan berbeda bermakna secara praktek terhadap pemilihan makanan yang aman..
statistik(p<0,05). Dari observasi yang dilakukan ter-
lihat bahwa kelompok perlakuan memiliki antusias Penutup
yang lebih baik dibandingkan kelompok kontrol.
Anak berlomba-lomba untuk ikut berpartsispasi dan Model edukasi gizi terhadap perilaku sarapan
terlibat pada setiap sesi permainan. Sementara pada pada anak sekolah dasar tidak berpengaruh secara
kelompok kontrol (penyuluhan) terlihat sangat min- signifikan namun terdapat pengaruh yang signifikan
imnya partisipasi anak cukup, kelas sulit dikendalikan pada tingkat pengetahuan anak sekolah dasar. Untuk
mengingat terbatasnya fasilitas kelas serta ruangan itu direkomendasikan metode edukasi gizi dengan
yang kurang kondusi (panas). Menurut anak bahwa permainan bola pintar dapat dipertimbangkan dalam
permainan edukasi melalui bola pintar mengasyikan menggairahkan susasana belajar, khususnya pada
saat pembelajaran di kelas, tidak membosankan dan anak sekolah, perlu diteliti lebih lanjut dengan waktu
monoton. yang lebih lama sehingga dapat diukur kebertahanan
Dari hasil penelitian ini beberapa hal yang diper- dalam waktu, efektifitas model edukasi terhadap pe-
oleh bahwa model yang digunakan dapat meingkat- rubahan perilaku sarapan pada murid Sekolah Dasar.
kan motivasi belajar anak pada ranah peningkatan
kognitif, meningkatkan niat anak dalam mempraktek- Daftar Pustaka
kan dalam kehidupan sehar-hari. Model pembelajaran
yang dihasilkan juga mampu menarik minat dan par-
Arisman. (2010). Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakar-
tisipasiaktif anak pada saat proses pembelajaran yang
ta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
dilakukan. Di samping itu juga model yang dibuat
3388
JVK 4 (2) (2018) hlm. 85 - 89
Hardinsyah. (2012). Keynote Speech for Healthy Result in Changes to Adolescents Dietary
breakfast symposium. Pergizi Pangan INdo- Behaviour . The cientific World Journal,
nesia. 10.
Hartono, N. P., Wilujeng, C. S., & Andarini, S. (2015).
Pendidikan Gizi tentang Pengetahuan Pemi-
lihan Jajanan Sehat antara Metode Ceramah
dan Metode Komik. Indonesian Journal of
Human Nutrition, 2(2), 76-84.
Kral, T. V., Whiteford, L. M., Heo, M., & Faith, M. S.
(2010). Effects of eating breakfast compared
with skipping breakfast on ratings of appe-
tite and intake at subsequent meals in 8-to
10-y-old children–. The American journal of
clinical nutrition, 93(2), 284-291.
Lauren E, Whaley, S., Rosen, N., Meza, M., & Ritch-
ie, L. (2015). Online and In-Person Nutrition
Education Improves Breakfast Knowledge,
Attitudes, and Behaviors: a randomized trial
of participants in the Special Supplemental
Nutrition Program for Women, Infants, and
Children. Journal of the Academy of Nutri-
tion and Dietetics, 116(3), 490-500.
Notoatmodjo, S. (2011). Kesehatan Masyarakat: Ilmu
& Seni. Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. (2014). Ilmu Perilaku Kesehatan. Ja-
karta: Rineka Cipta.
Piziak, V. (2012). A pilot study of a pictorial bilin-
gual nutrition education game to improve
the consumption of healthful foods in a head
start population. International journal of
environmental research and public health,
9(4), 1319-1325.
RAD, S. (2012). Penerapan Komunikasi, Informasi
, dan Edukasi Gizi TerhadapPerilaku Sara-
pan Siswa Sekolah Dasar. Kesmas Jurnal
Kesehatan Masyarakat Nasional, 7(2), 76-
82.
Riyanto, A., Murwani, R., & Rahfiludin, M. Z.
(2017). Food Safety Education Using Book
Covers and Videos to Improve Street Food
Safety Knowledge, Attitude, and Practice of
Elementary School Students. Current Re-
search in Nutrition and Food Science, 5(2),
116.
Riskesdas. (2010). Badan Penelitian da Pengemban-
gan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI.
Jakarta.
Sander Cock, G. V. (2012). Associations between
habitual scholl day breakfast consumption,
body mass indec, physical activity and car-
diorespiratory fitness in English School. Sri-
lanka Journal of Child Health.
Slater, N. B. (2012). Intervention Based Exclusively
on staged-matched Printed Educational Ma-
terials Regarding Healthy Eating Does not
89
34