Anda di halaman 1dari 53

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembangunan nasional yang disusun berdasarkan perencanaan,
menyeluruh, terpadu, terarah dan berkesinambungan adalah upaya nyata
untuk mewujudkan tujuan nasional bangsa Indonesia. Konstribusi bidang
kesehatan untuk membantu terwujudnya tujuan nasional ini menjadi
sangat penting karena pembangunan kesehatan berperan meningkatkan
mutu dan daya saing sumber daya manusia sehingga mampu mendorong
bangsa kearah kemajuan yang dicita-citakan.
Pembangunan kesehatan yang telah dilaksanakan selama 30
tahun terakhir ini dinilai berhasil meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat. Terutama sejak diperkenalkan konsep Pusat Kesehatan
Masyarakat (Puskesmas) pada tahun 1968 diseluruh pelosok tanah air,
masyarakat dapat mengakses pelayanan kesehatan dasar dengan mudah
dan murah. Indikator keberhasilan tersebut dapat dilihat dari
meningkatnya secara bermakna umur harapan hidup, menurunnya angka
kematian bayi dan ibu, menurunnya angka kesakitan dan kematian,
menurunnya angka kecacatan dan meningkatnya status gizi serta
turunnya angka fertilitas.
Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas
adalah untuk mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan
nasional yakni meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup
sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya dalam rangka mewujudkan Indonesia sehat 2020.
Sarana pembangunan kesehatan dapat tercapai bila didukung
oleh manajemen yang mantap, berdaya guna dan berhasil guna. Salah
satu dan unsur yang penting untuk mencapai hal diatas adalah dengan
adanya data dan informasi yang akurat tentang kesehatan masyarakat di
wilayah kerja puskesmas.

1
Dalam upaya untuk mengumpulkan data dan informasi kebijakan
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung, maka Puskesmas Santosa
berupaya untuk menuangkannya dalam bentuk laporan tahunan.
Puskesmas sebagai salah satu perangkat Pemerintah Daerah
yang merupakan ujung tombak dalam pemberi pelayanan kesehatan
kepada masyarakat. Kualitas pelayanan kesehatan di puskesmas sangat
besar kontribusinya terhadap status kesehatan masyarakat, khususnya
bagi masyarakat di daerah yang jauh dari pelayanan Rumah Sakit.
Dengan kata lain, kualitas pelayanan kesehatan di puskesmas sangat erat
hubungannya dengan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap
pemanfaatan pelayanan kesehatan di puskesmas.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No.
128/Menkes/SK/II/2004, pengertian puskesmas adalah unit pelaksana
teknis dinas kesehatan kabupaten/ kota yang bertanggung jawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya,
sedangkan menurut Peraturan Mentri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014
adalah Fasilitas Kesehatan yang menyelenggarakan UKM dan UKP
tingkat pertama dengan mengutamakan upaya preventif dan promotif,
untuk mencapai derajat kesehatan Masyarakat yang setinggi-tingginya
diwilayahnya.

1. Unit Pelaksana Teknis


Sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
(UPTD), Puskesmas berperan menyelenggarakan sebagian dari tugas
teknis operasional dinas kesehatan kabupaten/ kota dan merupakan
unit pelaksana tingkat pertama serta ujung tombak pembangunan
kesehatan di Indonesia.

2. Pembangunan Kesehatan
Pembangunan kesehatan adalah penyelenggara upaya kesehatan
oleh bangsa Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang optimal.
3. Pertanggung Jawabaan Penyelenggaraan
Penanggung jawab utama penyelenggara seluruh upaya
pembangunan kesehatan di wilayah kabupaten/ kota adalah dinas
kesehatan kabupaten/ kota, sedangkan Puskesmas bertanggung
jawab hanya untuk sebagian upaya pembangunan kesehatan yang
dibebankan oleh dinas kesehatan kabupaten/ kota sesuai dengan
kemampuannya.
4. Wilayah Kerja
Secara nasional, standar wilayah kerja puskesmas adalah kecamatan.
Tetapi bila di satu kecamatan terdapat lebih dari satu puskesmas
maka tanggung jawab wilayah kerja dibagi antar puskesmas dengan
memperhatikan kebutuhan konsep wilayah (desa/kelurahan atau RW).
Masing-masing puskesmas tersebut secara operasional bertanggung
jawab langsung pada dinas kesehatan kabupaten/ kota.

Dengan berlakunya Undang – Undang Nomor 22 Tahun 1999 dan


PP No. 25 Tahun 2000, daerah mempunyai wewenang yang besar untuk
menentukan masalah kesehatan yang harus diprioritaskan dan intervensi
yang perlu dilakukan serta menentukan berapa besar anggaran yang
diperlukan. Disamping itu pula mempunyai wewenang untuk melakukan
integrasi perencanaan anggaran daerah yang dalam hal ini juga termasuk.
Puskesmas sebagai ujung tombak atau yang langsung
berhubungan dengan masyarakat, khususnya dalam hal masalah
kesehatan, mempunyai wewenang pula dalam menentukan perencanaan
anggaran sendiri yang disesuaikan dengan kebutuhan dan bedasarkan
kinerja yang berpedoman kepada SK Menteri Dalam Negeri (SK
MENDAGRI) No. 29 Tahun 2002.
Meskipun saat ini secara kwantitas Puskesmas telah mengalami
perkembangan yang baik, namun masih terdapat berbagai masalah dalam
pelaksanaannya, yang secara langsung atau tidak mempengaruhi upaya
peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Beberapa kegiatan program
tidak mencapai hasil yang maksimal. Salah satu penyebabnya adalah
kurang terlaksananya dengan baik fungsi manajemen Puskesmas.
Puskesmas memiliki sumber daya yang dapat harus dikelola
dengan baik sehingga mampu memberi dukungan bagi terlaksananya
kegiatan program.
Semua fungsi manajemen harus digerakkan agar dapat
dihasilkan keluaran Puskesmas yang efektif dan efisien yang berdampak
positif pada peningkatan derajat kesehatan masyarakat
Untuk melihat sejauh mana Puskesmas mampu menggerakkan
semua sumber daya yang ada untuk menghasilkan capaian Program yang
diharapkan dan memberi daya ungkit terhadap peningkatan derajat
kesehatan masyarakat. Untuk itu harus dibuat laporan pelaksanaan
kegiatan setiap tahun dalam bentuk Laporan Tahunan Puskesmas.
Berdasarkan Laporan Tahunan dapat dievaluasi sehingga
diketahui berbagai hambatan, peluang dan kekuatan atau yang muncul
dari pelaksanaan berbagai kegiatan.
Dengan latar belakang tersebut, puskesmas Santosa menyusun
laporan tahun 2019 ini, yang memuat hasil pencapaian program selama
tahun 2019 berdasarkan kegiatan-kegiatan yang telah direncanakan
diawal tahun.

1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hasil pencapaikan program baik yang bersifat
wajib maupun pengembangan selama tahun 2019, sehingga dapat di
analisis berbagai masalah yang menjadi faktor penghambat atau
pendorong keberhasilan suatu program dan dicari berbagai upaya untuk
meminimalisir permalasahan tersebut serta menyediakan gambaran
keadaan kesehatan yang menyeluruh di wilayah kerja Puskesmas
Santosa tahun 2019 dalam rangka meningkatkan kemampuan
manajemen puskesmas serta sebagai landasan untuk menyusun
program/kegiatan puskesmas tahun ajaran selanjutnya.
2. Tujuan Khusus
a. Tersedianya data dan informasi kesehatan di wilayah kerja
Puskesmas Santosa tahun 2019.
b. Tersedianya gambaran upaya kesehatan yang telah dilaksanakan
Puskesmas Santosa dalam meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat di wilayah kerjanya selama periode tahun 2019.
c. Tersedianya informasi hambatan dalam pelaksanaan program
kesehatan tahun 2019 yang dapat menjadi pertimbangan dan untuk
diselesaikan pada tahun berikut.
d. Tersedianya informasi/ data tentang masalah kesehatan untuk
menjadi bahan evaluasi sebagai acuan untuk penetapan Renstra
(Rencana Strategi) di tahun 2019.
e. Tersedianya data sekunder untuk dijadikan sumber rujukan guna
kepentingan penelitian/ riset di bidang kesehatan khususnya wilayah
Puskesmas Santosa.
BAB II

PROFIL PUSKESMAS

2.1 Gambaran Umum Puskesmas Santosa


2.1.1 Kondisi Geografi Wilayah Kerja Puskesmas
Batas-batas wilayah kerja
Puskesmas Santosa terletak di Desa Santosa Kecamatan Santosa
Kabupaten Bandung dengan wilayah kerja meliputi 3 Desa dengan
luas 6.685, 827 Ha, , terletak 7015’14.8S dan 107038’35.7E,
dengan batas-batas sebagai berikut :
Batas-batas wilayah kerja
Sebelah Utara : Desa Wanasuka Kec.Pangalengan
Sebelah Selatan : Kabupaten Garut
Sebelah Barat : Desa cibeureum,Cikembang
Sebelah Timur : Kabupaten Garut

Gambar 2.1 Peta wilayah

.
Tabel 2.1 Situasi Geografis di Wilayah Puskesmas Santosa Tahun 2019
NO DESA JUMLAH Jarak terjauh Rata-rata
Kondisi
RT/RW ke fasilitas waktu
keterjangkauan
kesehatan tempuh ke
Desa
(PKM) PKM
1 Santosa 40/10 +/- 4 KM 30 Menit Terjangkau
2 Tarumajaya 108/28 +/- 5 km 20 menit Mudah
3 Neglawangi 37/10 +/- 7 km 30 Menit Terjangkau
Jumlah 185/48
Sumber : Puskesmas Santosa 2019
Pada table 2.1 terlihat Desa Neglawangi merupakan Desa terjauh di wilayah
kerja Puskesmas Santosa
2.1.2 Situasi Demografis Wilayah Kerja Puskesmas Santosa
Penduduk di wilayah kerja Puskesmas Santosa pada tahun 2019
berjumlah 25.242 orang, Jumlah KK 7.907, KK Miskin 4.634 terdiri dari
penduduk asli dan pendatang. Sejumlah 7.697 orang di antara tercatat
sebagai Keluarga Miskin (Gakin), dan jiwa yang Memiliki Kartu BPJS
sebanyak 17.508 orang. Hingga tahun 2019 kepesertaan keluarga
miskin dalam Jamkesmas sudah hampir 100%.

Tabel 2.2 Nama Desa/ Kelurahan, Jumlah RW dan RT Puskesmas Santosa


Tahun 2019

Jumlah Jumlah
No. Nama Luas Wilayah Penduduk
Desa/Kelurahan (Ha) RT RW
1 Santosa 2.235,684 Ha 40 10 5.077
2.743,300
2 Tarumajaya 109 28 15.401
Ha
3 Neglawangi 4.818,27 Ha 37 10 4.764
Jumlah 6.685,827 Ha 185 48 25.242
Sumber : Desa Wilayah Kerja Puskesmas Santosa 2019

Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa puskesmas Santosa memiliki luas
wilayah 6.685,827 Ha, meliputi 3 desa dengan jumlah RT 185 dan jumlah RW
48, serta jumlah penduduk 25.242 jiwa.

Tabel 2.3 Jumlah Penduduk, Kepala Keluarga Per Desa, Jumlah KK Dan
Jiwa Miskin Puskesmas Santosa Tahun 2019
Desa/ Jml
Jml KK Jml Jiwa
No Jml Penduduk
Kepala
Kelurahan Miskin Miskin
Keluarga
1 Santosa 5.077 1.733 915 2.745
2 Tarumajaya 15.401 4.699 2.877 2.877
3 Neglawangi 4.764 1.524 1.079 2.696
Jumlah 25.242 7.956 4.634 7.696
Sumber : Jaringan Pelayanan Puskesmas Santosa 2019

Pada tabel 2.3 diatas menunjukkan bahwa jumlah penduduk miskin


terbesar di wilayah kerja puskesmas Santosa adalah desa Tarumajaya.
Penduduk miskin sangat rentan terhadap penyakit sehingga perlu perhatian
yang lebih serius. Maka diperlukan upaya kesehatan untuk mengantisipasi
kondisi tersebut diantaranya melalui program pelayanan kesehatan masyarakat
yaitu BPJS.

Tabel 2.4 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur Dan Jenis


Kelamin Puskesmas Santosa Tahun 2019
JUMLAH PENDUDUK

Jumlah
DESA LAKI-LAKI (TAHUN) PEREMPUAN (TAHUN)
Penduduk
15- 45- >=6
<1 1-4 5-14 >=65 JML <1 1-4 5-14 15-44 45-64 JML
44 64 5
Santosa 6.028 114 233 333 2014 161 247 3102 173 59 1991 139 1259 83 3704
Tarumajaya 15.401 310 633 906 5503 437 672 8461 473 163 5456 383 3421 219 10115
Neglawangi 6.101 116 237 340 2052 164 252 3161 174 59 2002 140 1282 85 3742
Jumlah 26.579 540 1103 1579 9569 762 1171 14724 820 281 7313 662 5962 387 15425

Sumber : Jaringan Pelayanan Puskesmas Santosa 2019

Dilihat dari tabel 2.5 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar


penduduk di wilayah kerja puskesmas Santosa adalah Perempuan yaitu
sebanyak 15.425 jiwa dan sebagian besar merupakan Laki –laki kelompok
umur 15-44 tahun yaitu sebanyak 9.569 Jiwa.

Tabel 2.5 Sasaran Penduduk Rentan Kesehatan


Puskesmas Santosa Tahun 2019
Jumlah Penduduk Rentan
Bumil Bulin Bayi Balita
Desa/Kelurahan
Santosa 131 125 119 466
Tarumajaya 357 325 467 796
Neglawangi 134 121 172 296
Jumlah 622 565 810 1384
Sumber : Jaringan Pelayanan Puskesmas Santosa 2019

Tabel 2.6 Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Puskesmas


Santosa Tahun 2019

Tidak Tamat Tamat SD-


Desa Tamat SMA Tamat PT
SD SMP
Santosa 139 2145 254 55
Tarumajaya 1614 899 56
Neglawangi 197 3.130 463 47
Jumlah
Sumber : Desa Wilayah Kerja Puskesmas Santosa 2019

Pada tabel 2.6 diatas dapat terlihat bahwa sebagian besar jumlah
keluarga di wilayah kerja puskesmas Santosa memiliki tingkat pendidikan tamat
SMP. Wilayah kerja puskesmas Santosa termasuk wilayah yang penduduknya
sering berpindah-pindah dengan penduduk yang bekerja untuk sementara
seperti pedagang yang sering berpindah-pindah lokasi untuk berdagang. Pola
kehidupan tersebut sangat berpengaruh terhadap pengumpulan data sasaran
yang akhirnya berpengaruh pada pencapaian cakupan program.

Tabel 2.7 Mata Pencaharian Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas


Santosa Tahun 2019
Jenis Desa Desa Desa
Jumlah
Pekerjaan Santosa Tarumajaya Neglawangi
Petani 158 411 131 700
Buruh Tani 254 2901 254 3409
Buruh
386 431 817
perkebunan
Peternak 201 426 627
Pedagang 92 78 170
Dokter
PNS/bumn 18 289 307
TNI/POLRI
Jasa
13 15 28
Pertukangan
Montir 19 19
Karyawan
607 607
harian lepas
Perangkat desa 10 10
Guru honorer 53 53
Lainnya 695 18 2.494 3207
Total 5077 15.401 4764 25.242
Sumber : Desa Wilayah Kerja Puskesmas Santosa 2019

Pada tabel 2.7 diatas menunjukkan bahwa mata pencaharian penduduk


di wilayah kerja puskesmas Santosa sangat bervariasi. Mata pencaharian
penduduk terbanyak di wilayah kerja puskesmas Santosa adalah buruh tani.

2.2 Situasi Derajat Kesehatan


2.2.1 Kematian Bayi dan Balita
Berikut adalah tabel 2.8 mengenai data kematian bayi dan balita di
wilayah kerja puskesmas Santosa selama tahun 2015-2019.

Tabel 2.8 Jumlah Kematian Bayi dan Balita Puskesmas Santosa Tahun
2015– 2019
Jumlah
Jml
Jml Bayi Jml
Tahun Lahir Lahir Lahir Hidup + Balita
Mati Balita
Hidup Mati Lahir Mati Mati

2015 88 1 91 2

2016 73 73

2017 89 89 1

2018 78 78
2019 74 74

Jumlah
Sumber : Laporan KIA Puskesmas Santosa Tahun 2019

Dilihat dari tabel di atas jumlah kelahiran periode tahun 2012-2019 yaitu
3.909 bayi, sedangkan jumlah kematian sebanyak 14 (0,36%) bayi, yang paling
tinggi yaitu pada tahun 2014 dan 2015 ada 5 (0,64% dan 0,55%) bayi yang
disebabkan diantaranya BBLR. AKB terjadi karena masih adanya persalinan
oleh paraji (Non Nakes).
Dengan adanya program SKTM, jamkesmas dan pendampingan bidan
paraji diharapkan di tahun yang mendatang AKI dan AKB dapat diturunkan
secara signifikan hingga sampai nol, karena merupakan salah satu indikator
dalam penentuan angka IPM Kabupaten Bandung.

2.2.2 Kematian Ibu Maternal


Berikut adalah tabel 2.10 mengenai data kematian ibu maternal di
wilayah kerja puskesmas Santosa selama tahun 2012-2019.

Tabel 2.10 Jumlah Kematian  Ibu Maternal Puskesmas Santosa Tahun


2015 – 2019
Jumlah Kematian Ibu Maternal
Jumlah
Tahun Lahir Kematian Kematian Ibu Kematian Jumlah
Hidup Ibu Hamil Bersalin Ibu Nifas

2015 86

2016 73

2017 88

2018 78
2019 74

Jumlah
Sumber : Laporan KIA Puskesmas Santosa Tahun 2019

Dilihat dari tabel diatas angka kematian ibu maternal periode 2012-2019
ada 3 orang yaitu terjadi kematian pada ibu bersalin. Dengan adanya bidan
desa dan program JKN diharapkan persalinan ditolong oleh Nakes sehingga
kematian ibu hamil, ibu bersalin dan nifas bisa diturunkan hingga angka nol.

2.2.3 Angka Kesakitan


Angka kesakitan di Puskesmas Santosa diantaranya ada 10 poin
dan dituangkan dalam bentuk tabel :

Tabel 2.11 Penyakit Terbanyak Rawat Jalan Puskesmas Santosa


Tahun 2019
N %
Jenis Penyakit Laki-laki Perempuan Total
o
1 ISPA 541 542 1083 21.24
2 MYALGIA 325 367 692 13.57
3 GASTRITIS 400 279 679 13.32
4 HIPERTENSI 368 251 619 12.14
5 HEADACHE 310 294 604 11.85
6 COUGH 231 158 389 7.63
7 DERMATITIS 182 200 382 7.49
8 INFLUENZA 154 82 236 4.63
9 COMMON COLD 100 110 210 4.12
10 DIARE 55 150 205 4.02
Sumber :

Dilihat dari tabel diatas, dari 43.222 penduduk paling banyak menderita
penyakit Ispa yaitu sebanyak 2.725 (27%). Hal tersebut sangat berhubungan
dengan faktor perilaku dan lingkungan, sehingga penyakit tersebut dapat
dicegah bila terdapat perbaikan dari faktor perilaku dan lingkungan, seperti
dengan meningkatkan penyuluhan-penyuluhan kesehatan serta penerapan
PHBS dan sanitasi lingkungan di masyarakat.

2.3 Status Gizi


Pada tabel 2.12 menunjukkan laporan status gizi di wilayah kerja
puskesmas Santosa selama tahun 2019.
Tabel 2.12
Masalah Gizi Balita di Puskesmas Santosa Tahun 2019
Gizi Gizi Gizi Jumlah
Gizi
No Desa Lebih Kuran Sangat Ket
Baik
g Kurang
1 Santosa 9 296 19 - 324
2 Tarumajaya 18 950 51 - 1019
3 Neglawangi 5 290 22 - 317
Jumlah 32 1536 92 1660
Sumber : Laporan Program Gizi Puskesmas Santosa 2019
Status gizi merupakan salah satu indikator penilaian derajat kesehatan
yaitu dengan indikator presentase balita dengan gizi kurang dan presentase
kecamatan bebas rawan gizi di Desa Wilayah Kerja Puskesmas Santosa
Selama 2019 tidak ada Gizi Kurang
Penyebab tidak langsung yang menyebabkan gizi kurang/buruk yaitu
sebagai berikut :
 Ketahanan pangan keluarga yang kurang memadai. Setiap keluarga
diharapkan mampu untuk memenuhi kebutuhan pangan seluruh anggota
keluarganya dalam jumlah yang cukup baik jumlah maupun mutu gizinya.
 Pola pengasuhan anak kurang memadai. Setiap keluarga dan masyarakat
diharapkan dapat menyediakan waktu perhatian, dan dukungan terhadap
anak agar dapat tumbuh kembang dengan baik-baik fisik, mental dan
sosial.
 Pelayanan kesehatan dan lingkungan kurang memadai. Sistem pelayanan
kesehatan yang ada diharapkan dapat menjamin penyediaan air bersih dan
sarana pelayanan kesehatan dasar yang terjangkau oleh setiap keluarga
yang membutuhkan.

2.4 Sumber Daya Manusia


Sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat penting dalam
pembangunan, karena merupakan unsur perencana, pelaksana, dan sekaligus
sebagai sarana pembangunan yang harus mempunyai pengetahuan,
kemampuan dan ketrampilan untuk kelangsungan pembangunan itu sendiri,
Ketenagaan merupakan salah satu sumber daya yang diperlukan dalam
sistem kesehatan suatu negara untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Kebutuhan tenaga puskesmas mengacu pada DSP (Daftar Susunan Pegawai)
yang sesuai Kepmenkes RI No. 81/Menkes/SK/I/2004.
Data mengenai ketenagakerjaan di puskesmas Santosa pada tahun
2019 dapat dilihat dalam tabel 2.13 dibawah ini.

Tabel 2.13 Ketenagaan yang ada di Puskesmas Santosa Tahun 2019


Jabatan Fungsional/ Status Kepegawaian
No Nama
Struktural
PNS PTT Lainnya
1 H. Neni Tohaeni, S.Tr. Keb Kepala Puksemas V
2 Yogi Mochamad Nurul H, SKM Ka. Sub Bag TU V
3 Nelis Nurhayati, A.Md.Keb Bidan Penyelia V
4 Dr. Nixon Apriantonyo S Dokter Muda V
5 Ai Mulyati, A.Md.Kep Perawat / Bendahara V
6 Vito Avianto, A.Md.Kep Perawat / Bendahara V
7 Arifin Akbarsyah, A.Md.Kep Perawat V
8 Iwan Sutarwan Pengadaministasian V
9 H. Kurniawan Perawat V
10 Rizka Inunggita, SKM Epidemiologi V
11 Eko Ardianto, A.Md.Kesgi Perawat Gigi V
12 Muhamad Rizal Ali, AMKL Sanitarian V
Retno Sulistyaningsih, Bidan Desa
13
A.Md.Keb V
14 Zahra Al Firdaus, S.ST Bidan Puskesmas V
15 Agti Fetri Malatawati, A.Md.Keb Bidan Desa V
Yeyet Hayatun Nufus, Bidan Desa
16
A.Md.Keb V
17 Ai Suryani Pendaftaran K2
18 Drg. Arie Herlianto Dokter Gigi BLUD
19 Achmad Budi H, A.Md.RMIK Rekam Medik BLUD
20 Fatharani Sefa, A.Md.Keb Bidan Puskesmas BLUD
21 Gagan Hidayat, S.AP Administrasi Keuangan BLUD
22 Iyan Cahyana, SE Akuntan BLUD
23 Hanifah Maqbul, A.MKeb Bidan Puskesmas BLUD
24 Sinta Mutiarani, AMK Perawat BLUD
25 Tria Mutiara, A.Md.AK Analis BLUD
26 Irwan Hermawan, S.Farm, Apt Apoteker BLUD
27 Resty Purwandari S, Ners Perawat Ners BLUD
28 Gita Putri Safira, S.Gs Nutrisionis BLUD
29 Dr. Yovi Herdiana Dokter Umum BLUD
30 Hani Afifah, Amd Administrasi BOK BOK
31 Uben Rukimin, SKM Promkes BOK
32 Agus Sahrudin Supir/Pengemudi THL
33 Agus Sumpena Keamanan THL
34 Lina Maelani Pendaftaran THL
35 Linda Nurliana Pendaftaran THL
36 Sahril Ahmad Shiddiq Pendaftaran THL
37 Enceu Maryani Kebersihan THL
Sumber : Data Kepegawaian Puskesmas Santosa 2019

Dilihat dari tabel diatas Tenaga kesehatan yang bertugas di Puskesmas


Santosa pada tahun 2019 berjumlah 37 orang. Dari jumlah tersebut
sebanyak 9 orang PNS, 2 Orang CPNS, 4 orang PTT Kabupaten, 1 Orang PTT
Provinsi, 12 Orang BLUD, 1 Orang K2, 2 orang Tenaga BOK, 6 Orang Harian
Lepas (THL). Latar belakang pendidikan umumnya Diploma III bidang
kesehatan. Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, selain melalui
pelatihan-pelatihan pada program masing-masing, tenaga kesehatan yang
masih setingkat SMA di wajibkan mengikuti Rekognisi Pembelajaran Lampau
(RPL), pada tahun 2019 tercatat 1 Orang telah menyelesaikan Pendidikan RPL

2.5 Sarana dan Prasarana Pelayanan Kesehatan


Secara umum kondisi fisik bangunan puskesmas cukup baik. Hal ini
disebabkan karena bangunan puskesmas telah dilakukan perbaikan pada tahun
2019.
Puskesmas Santosa berdiri di atas tanah milik Perkebunan dengan luas
± 1100 m², terdiri dari 1 buah bangunan gedung milik Pemda Kabupaten
Bandung yaitu 1 bangunan puskesmas. Di dalam bangunan puskesmas
terdapat 1 ruang pendaftaran, 1 ruang tunggu, 1 ruang rawat jalan/ruang
pemeriksaan, 1 ruang MTBS, 1 gudang obat, 1 ruang apotik, 1 ruang vaksin, 1
ruang kepala puskesmas, 1 ruang dapur, 4 ruang kamar mandi, dan 1 ruang
Laboratorium sederhana.
Puskesmas Santosa memiliki alat-alat kantor, alat-alat rumah tangga,
alat-alat kedokteran dan memiliki 8 alat-alat transportasi berupa 5 sepeda motor
dan 3 mobil.
Secara umum gedung puskesmas kondisinya cukup baik dan memadai
untuk memberikan pelayanan kesehatan sehari-hari.

2.7.1 Sarana Pelayanan Kesehatan (Jaringan Puskesmas)


Sarana pelayanan kesehatan selain di puskesmas yang diharapkan
dapat membantu tercapainya masyarakat sehat. Berikut adalah tabel mengenai
jumlah berapa sarana pelayanan kesehatan yang tersedia di wilayah kerja
puskesmas Santosa

Tabel 2.14 Sarana Pelayanan Kesehatan (Jaringan Puskesmas)


Puskesmas Santosa Tahun 2019
Kondisi Sarana
No Jenis Sarana Lokasi Rusak Berat Rusak Baik
Ringan
1. Poskesdes Desa
V
Neglawangi
Desa
V
Tarumajaya
Sumber :
Dilihat dari tabel diatas tentang sarana pelayanan kesehatan, dapat
dikatakan bahwa Poskesdes di 2 Desa yakni Neglawangi dan Tarumajaya
membutuhkan Rehab ringan..

2.7.2 Sarana Transportasi


Data mengenai sarana transportasi di puskesmas Santosa pada tahun
2019 dapat dilihat dalam tabel 2.15 dibawah ini.

Tabel 2.15 Sarana Transportasi Puskesmas Santosa Tahun 2019

Kondisi
No. Jenis Kendaraan No. Kendaraan
RB RR Baik
V
1 Mobil Puskesmas D 9903 V
Keliling

APV

V
2 Motor Thunder
D 5272 V V
3 Motor KLX

Sumber :
2.7.3 Sarana Pelayanan Kesehatan Milik Swasta
Data sarana pelayanan kesehatan milik swasta di wilayah kerja
puskesmas Santosa dapat dilihat pada tabel 2.16 dibawah ini.

Tabel 2.16 Sarana Pelayanan Kesehatan Milik Swasta Puskesmas Santosa


Tahun 2019

Keterangan
No Jenis Sarana Jumlah
(Berizin/Tdk Berizin)
1 Rumah Sakit -
2. Balai Pengobatan -
3. Rumah Bersalin -
4. Apotek -
5. Praktek Dokter -
6. Praktek Bidan 2 Ya
7. Toko Obat 1 Ya
Sumber :

Dilihat dari tabel diatas di wilayah Puskesmas Santosa tidak banyak jenis
sarana milik swasta, hanya ada 2 bidan praktek swasta.

BAB III
PROGRAM KERJA

3.1 Visi, Misi Puskesmas


Visi Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung :
“ Terwujudnya Mayarakat Bandung Yang Sehat Mandiri”

A. VISI

”Terwujudnya Puskesmas Santosa yang mandiri dan Profesional


dalam memberikan pelayanan kesehatan dengan sepenuh hati
kepada Masyarakat”
Pernyataan visi tersebut, mengandung dua point yaitu Mandiri dan
Profesional. Masyarakat wilayah kerja Puskesmas Santosa yang
mandiri adalah gambaran masyarakat dalam hal ini adalah
masyarakat yang menyadari, mau dan mampu untuk mengenali,
mencegah dan mengatasi permasalahan kesehatan yang dihadapi,
sehingga dapat bebas dari gangguan kesehatan Serta memiliki
kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu
serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Profesional berarti Gambaran tenaga Kesehatan yang ada di
Puskesmas Santosa Bekerja Sesuai dengan Tugas Pokok dan
Fungsi nya untuk meningkatkan derajat kesehatan yang Optimal
melalui pelayanan Prima tanpa membeda-bedakan RAS, Suku,
Agama dan Status Sosial Masyarakat.
B. MISI

Visi ini dituangkan menjadi empat misi yaitu :


1. Meningkatkan Sumber Daya yang Profesional dalam memberikan
pelayanan kepada Masyarakat
2. Meningkatkan Sarana dan Prasarana di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan
3. Meningkatkan Koordinasi Lintas Sektor dalam menciptakan
Lingkungan bersih dan sehat
4. Mendorong dan meningkatkan kemandirian masyarakat untuk
hidup sehat melalui upaya promosi kesehatan dan perilaku hidup
sehat.

C. Strategi
Visi dan misi Puskesmas Santosa akan dicapai dengan
beberapa strategi yang diwujudkan melalui kegiatan-kegiatan yang
terencana, terarah dan berkesinambungan. Beberapa strategi
tersebut antara lain:
1. Meningkatkan Sumber Daya yang Profesional
2. Meningkatkan Sarana dan Prasarana
3. Meningkatkan Koordinasi Lintas Sektor
4. Meningkatkan mutu dan keterjangkauan pelayanan kesehatan

D. Tujuan
Sebagai tujuan akhir yang akan dicapai dari penjabaran visi,
misi dan strategi Puskesmas Santosa adalah meningkatnya
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Santosa
sehingga mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

3.2 Program dan Kegiatan (yang dilaksanakan di Puskesmas)


Puskesmas Santosa telah melaksanakan program-program yang
terbagi ke dalam upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan
pengembangan.
3.2.1 Upaya Kesehatan Wajib
Kegiatan puskesmas Santosa di bidang upaya kesehatan
wajib terdiri dari kumpulan program Basic Six, seperti program
kesehatan ibu anak, program pencegahan penyakit, program
promosi kesehatan, program gizi, program kesehatan lingkungan
serta program pengobatan.
3.2.1.1 Kesehatan Ibu dan Anak
Kegiatan program KIA di wilayah kerja puskesmas
Santosa tahun 2019 yaitu sebagai berikut :
1. Pemeriksaan kehamilan untuk mengetahui secara
dini bila terdapat kelainan pada masa kehamilan;
2. Melaksanakan imunisasi pada bayi, bumil dan calon
pengantin dalam rangka menurunkan angka kematian
dan kesakitan pada ibu dan bayi;
3. Pemeriksaan Neonatus ke 1 dan 2 untuk mencegah
penyakit dan menurunkan angka kematian dan
kesakitan pada ibu dan bayi;
4. Pemeriksaan Neonatus ke 1 dan 2 untuk mencegah
penyakit dan menurunkan angka kematian bayi serta
anak yang disebabkan oleh wabah yang sering
terjangkit;
5. Pemeriksaan nifas untuk mencegah infeksi masa
nifas;
6. Pemeriksaan Keluarga Berencana untuk
menurunkan angka kelahiran.

3.2.1.2 Program Pencegahan Penyakit


Program pencegahan penyakit yang dilaksanakan di
puskesmas Santosa, antara lain :
1. Melaksanakan Sistem Kewaspadaan Dini
(SKD)/Pengamatan penyakit;
2. Melaksanakan program PIN;
3. Pencegahan dan pemberantasan penyakit TB;
4. Pencegahan dan penanggulangan penyakit
pneumonia pada balita;
5. Pencegahan dan penanggulangan penyakit Diare
pada balita;
6. Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
seksual dan HIV/AIDS;
7. Eradiksi Polio, eliminasi Tetanus Neonatorym dan
reduksi campak.
3.2.1.3 Program Promosi Kesehatan
Program promosi kesehatan yang dilaksanakan pada
tahun 2019 meliputi sebagai berikut :
1. Melaksanakan pengambilan sampel terhadap 210
rumah/desa, dianalisa guna peningkatan perilaku
hidup bersih dan sehat;
2. Melaksanakan promosi kesehatan terutama mengenal
HIV/AIDS dan Flu Burung;
3. Melakukan kerjasama dengan lintas program dan
sektoral dan tokoh-tokoh masyarakat guna terciptanya
perilaku hidup bersih dan sehat;
4. Melaksanakan pembinaan revitalisasi posyandu.

3.2.1.4 Program Gizi


Kegiatan program gizi yang dilaksanakan di puskesmas
Santosa selama tahun 2019, yaitu sebagai berikut :
1. Melaksanakan perbaikan pola konsumsi pangan yang
beraneka ragam, seimbang dan bermutu gizi melalui
pemberdayaan keluarga masyarakat;
2. Melaksanakan peningkatan mutu pelayanan gizi
kelompok institusi;
3. Melaksanakan upaya pencegahan dan
penanggulangan masa gizi.

3.2.1.5 Program Kesehatan Lingkungan


Kegiatan program kesehatan lingkungan di wilayah kerja
puskesmas Santosa yang dilaksanakan pada tahun 2019
yaitu sebagai berikut :
1. Melaksanakan inspeksi sanitasi rumah, sarana air
bersih, SPAL, sampah dan jamban keluarga;
2. Melaksanakan kegiatan klinik sanitasi didalam gedung
dan diluar gedung untuk menekan/menurunkan angka
kesakitan yang berbasis lingkungan;
3. Melaksanakan intervensi fisik baik yang sifatnya
penyuluhan ataupun pembangunan sarana terutama
ditunjukan terhadap keluarga miskin;
4. Melaksanakan inspeksi sanitasi terhadap tempat-
tempat umum.

3.2.1.6 Program Pengobatan


Kegiatan program pengobatan yang dilaksanakan di
puskesmas Santosa diantaranya sebagai berikut :
1. Melaksanakan peningkatan mutu pelayanan
kesehatan dasar;
2. Melaksanakan peningkatan jangkauan pelayanan
kesehatan dasar, termasuk pelayanan kesehatan
terhadap keluarga miskin.

3.2.2 Upaya Kesehatan Pengembangan


Upaya kesehatan pengembangan meliputi kesehatan mata,
kesehatan jiwa, kesehatan gigi dan mulut, kesehatan usia lanjut,
manajemen terpadu balita sakit, usaha kesehatan sekolah,
pengawasan makanan dan obat berbahaya, dan PHN.

3.2.2.1 Kesehatan Mata


Kegiatan yang termasuk kedalam upaya kesehatan mata
selama tahun 2019, yaitu sebagai berikut :
1. Kegiatan penemuan kasus penyakit mata;
2. Kegiatan penjaringan penemuan kasus katarak.

3.2.2.2 Kesehatan Jiwa


Kegiatan yang dilakukan program upaya kesehatan jiwa
yaitu pelayanan pasien konsuling dan rujukan.

3.2.2.3 Kesehatan Gigi dan Mulut


Kegiatan yang dilakukan upaya kesehatan gigi dan mulut,
yaitu sebagai berikut:
1. Pencegahan dan penanggulangan penyakit gigi;
2. Penyuluhan gigi.

3.2.2.4 Manajemen Terpadu Balita Sakit


Kegiatan yang dilakukan berkaitan dengan program MTBS
adalah pemeriksaan balita sakit yang datang ke
puskesmas dengan pendekatan MTBS.
3.2.2.5 Usaha Kesehatan Sekolah
Program usaha kesehatan sekolah meliputi sebagai
berikut :
1. Pembinaan UKS di sekolah-sekolah yang berada di
wilayah kerja puskesmas Santosa;
2. Pemeriksaan berkala murid-murid dari sekolah-
sekolah;
3. Penjaringan kesehatan anak sekolah setiap awal
tahun ajaran baru.

3.2.2.6 Kesehatan Usia Lanjut


Kegiatan yang dilakukan berkaitan dengan promosi
kesehatan usia lanjut yaitu pemeriksaan kesehatan pasien
usia lanjut yang dilakukan di puskesmas dan posbindu.

3.2.2.7 Pengawasan Makanan dan Obat Berbahaya


Program pengendalian pengadaan dan pengawasan obat,
makanan, dan sebagainya diarahkan dan diprioritaskan
untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan yang berdampak
strategis terhadap upaya peningkatan mitu pelayanan
kesehatan dan pemerataannya. Pada tahun 1990/91
perhatian utama diberikan kepada sistem ditribusi dan
pelayanan obat generik, baik melalui puskesmas, rumah
sakit, maupun melalui apotek dan pedagang. Kegiatan
yang dilakukan pada program pengawasan makanan dan
obat berbahaya, yaitu sebagai berikut :
1. Pembinaan dan pengawasan peredaran obat
komunitas dan klinik dengan sasaran kegiatan
terlaksananya pembinaan dan pengawasan obat
komunitas dan klinik serta target kegiatan
meningkatnya mutu pelayanan kefarmasian di apotek,
IFRS, BP/RB.
2. Pembinaan dan pengawasan obat tradisional dengan
sasaran kegiatan terlaksananya pembinaan dan
pengawasan peredaran obat tradisional di masyarakat
serta target kegiatan meningkatnya mutu pelayanan
penyedia dan toko penjual obat tradisional.
3. Pembinaan dan pengawasan kosmetika dan alkes
dengan sasaran kegiatan terlaksananya pembinaan
dan pengawasan peredaran kosmetika dan alkes di
masyarakat serta target kegiatan meningkatnya mutu
pelayanan penyedia kosalkes dan toko penjual alat
kesehatan.
4. Pembinaan dan pengawasan makanan dan minuman
dengan sasaran kegiatan terlaksananya pembinaan
dan pengawasan makanan dan minuman serta target
kegiatan meningkatnya mutu pelayanan toko penjual
makanan dan minuman serta toko penjual paket
lebaran dan paket natal.

3.2.2.8 Laboratorium
Kegiatan yang dilakukan laboratorium adalah pemeriksaan
penunjang bagi pasien yang datang berobat ke
puskesmas.

3.2.2.9 Penyakit Tidak Menular


Program penyakit tidak menular harus mampu
menyelenggarakan pelayanan secara komprehensif mulai
dari promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitative yang
meliputi kegiatan promosi kesehatan, deteksi dini, tindak
lanjut dini, respon cepat kegawatdaruratan PTM dan
pengobatan PTM sampai dengan rehabilitative/paliatif.
Penyakit tidak menular diantaranya adalah penyakit
jantung dan pembuluh darah, diabetes melitus dan
penyakit metabolik, kanker, penyakit kronis dan penyakit
degeneratif lainnya ditambah dengan gangguan akibat
kecelakaan dan tindak kekerasan beserta faktor risiko
lainnya secara terintegrasi.
3.2.10 Perkesmas (Pelayanan Keperawatan Kesehatan
Masyarakat)
Program perkesmas bekerja sama dengan petugas
kesehatan lainnya (dokter, bidan, petugas gizi, petugas
kesling, dll) untuk mengatasi permasalahan kesehatan di
masyarakat.
Kegiatan dilaksanakan didalam dan diluar gedung.
Kegiatan dalam gedung meliputi melakukan asuhan
keperawatan individu, sedangkan kegiatan diluar gedung
meliputi melakukan asuhan keperawatan keluarga
maupun kelompok khusus/rawan kesehatan di daerah
binaan perkesmas.
3.3 Struktur Organisasi Puskesmas dan Tupoksi
3.3.1 Struktur Organisasi
Sebagai satu bentuk organisasi, Puskesmas Santosa memiliki
stuktur organisasi yang jelas dan mengacu pada Keputusan
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Tentang Struktur
Organisasi Pusat Kesehatan Masyarakat di Lingkungan Dinas
Kesehatan Kabupaten Bandung Nomor :
B/1945/800/Yankes/2019. Struktur organisasi tersebut terdiri dari:
1. Kepala Puskesmas
2. Ka Subag Tata Usaha yang di Bantu Oleh :
2.1. Penata Keuangan
2.2. Pengelola Kepegawaian
2.3. Pengelola Pemanfaatan BMD
2.4. Pengadministrasian Umum
2.5. Pengadministrasian Rekam Medis dan Informasi
2.6. Pengelola Teknologi Informasi
3. Penanggung Jawab UKM Essensial dan Perawatan
Kesehatan Masyarakat
3.1. Pelayanan Promosi Kesehatan
3.1 Pelayanan Kesehatan Lingkungan
3.2 Pelayanan Kesehatan Ibu, Anak, (Termasuk UKS) dan
Kelauarga Berencana
3.3 Pelayanan Gizi
3.4 Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
3.5 Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
4. Penangungjawab UKM Pengembangan
4.1 Pelayanan Kesehatan Jiwa
4.2 Pelayanan Kesehatan Gigi Masyarakat
4.3 Pelayanan Kesehatan Tradisional
4.4 Pelayanan Kesehatan Olah Raga
4.5 Pelayanan Kesehatan Indra
4.6 Pelayanan Kesehatan Lansia
4.7 Pelayanan Kesehatan Kerja
4.8 Pelayanan Kesehatan lainnya

5. Penanggungjawab UKP, Kefarmasian dan Laboratorium, dan


5.1 Pelayanan Pemeriksaan Umum
5.2 Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
5.3 Pelayanan KIA – KB yang bersifat UKP
5.4 Pelayanan Gawat Darurat
5.5 Pelayanan Gizi yang Bersifat UKP
5.6 Pelayanan Persalinan
5.7 Pelayanan Rawat Inap untuk Puskesmas yang
menyediakan Rawat Inap
5.8 Pelayanan Kefarmasian
5.9 Pelayanan Laboratorium
6. Penanggung Jawab Jaringan Pelayanan Puskesmas dan
Jejaring Fasyankes
6.1 Puskesmas Pembantu
6.2 Puskesmas Keliling
6.3 Bidan Desa
6.4 Jejaring Fasilitas Pelayanan Kesehatan
3.3.2 Tugas Pokok dan Fungsi
1.1. Tugas Pokok dan Fungsi Puskesmas
2.1.1 Puskesmas Mempunyai Tugas melaksanakan
kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan
pembangunan kesehatan diwilayah kerjanya dalam
rangka mendukung kecamatan sehat,
2.1.2 Dalam Melaksanakan Tugas sebagaimana di maksud
pada no 1, puskesmas menyelenggarakan fungsi :
1. Penyelenggaraan UKM Tingkat pertama di
wilayah kerjanya
2. Penyelenggaraan UKP Pertama diwilayah
kerjanya
2.1.3 Dalam menyelenggarakan fungsi sebagaimana di
maksud nomor 2a, puskesmas berwenang :
1. Melaksanakan perencanaan berdasarkan
analisis masalah kesehatan masyarakat dan
analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan
2. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi
kebijakan kesehatan
3. Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi,
dan pemberdayaan masyarakat dalam bidang
kesehatan
4. Menggerakkan masyarakat untuk
mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah
kesehatan pada setiap tingkat perkembangan
masyarakat yang bekerjasama dengan sektor
lain terkait
5. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap
jaringan pelayanan dan upaya kesehatan
berbasis masyarakat
6. Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber
daya manusia Puskesmas
7. Memantau pelaksanaan pembangunan agar
berwawasan kesehatan
8. Melaksanakan pencatatan pelaporan dan
evaluasi terhadap akses mutu dan cakupan
pelayanan kesehatan
9. Memberikan rekomendasi terkait masalah
kesehatan masyarakat termasuk dukungan
terhadap sistem kewaspadaan Dini dan respon
penanggulangan penyakit
2.1.4 Dalam menyelenggarakan fungsi 2.b Puskesmas
berwenang untuk :
1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan datar
secara komprehensif berkesinambungan dan
bermutu
2. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang
mengutamakan upaya promotif dan preventif
3. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan uang
berorientasi pada individu keluarga kelompok
dan masyarakat
4. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan
dengan prinsip koordinatif dan kerjasama inter
antar profesi
5. Melaksanakan rekam medis
6. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan
evaluasi terhadap mutu dan akses pelayanan
kesehatan
7. Melaksanakan peningkatan kompetensi tenaga
kesehatan
8. Mengkoordinasikan dan melaksanakan
pembinaan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat
pertama di wilayah kerjanya
9. Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan
indikasi medis dan sistem rujukan
2.1.5 Puskesmas berfungsi sebagai Wahana pendidikan
tenaga kesehatan sesuai dengan peraturan yang
berlaku
BAB IV

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA

4.1 Pendapatan Puskesmas


Pendapatan Puskesmas Santosa di dapat dari pendapatan
Jasa Layanan BLUD, Kapitasi dan Giro, Pendapatan Jasa layanan BLUD
Retribusi Rawat Jalan Rp. 4000,- per pasien dari mulai januari s/d Juli
dan Mulai 01 Agustus 2019 Retribusi naik menjadi Rp. 7000 sesuai
dengan Perda No. Tahun dan dari tindakan medis seperti pencabutan
gigi dan jahit luka. Rincian pendapatan puskesmas Santosa untuk tahun
2019 dapat dilihat pada tabel 4.1 di bawah ini.

Tabel 4.1 Pendapatan Puskesmas Santosa Tahun 2019


N Retribusi Rawat Tindakan
Bulan Jumlah
o Jalan (Rp) Medis
3.168.000 85.000 3.253.000
1 Januari
3.188.000 244.000 3.432.000
2 Februar

3.248.000 534.000 3.782.000


3 Maret
3.504.000 752.000 4.256.000
4 April
3.312.000 531.000 3.843.000
5 Mei
3.032.000 898.000 3.930.000
6 Juni
3.828.000 994.000 4.822.000
7 Juli
5.609.000 1.081.000 6.690.000
8 Agustus
4.333.000 741.000 5.074.000
9 September
4.963.000 816.000 5.779.000
10 Oktober
5.141.000 1.255.000 6.396.000
11 November
4.856.000 1.217.000 6.073.000
12 Desember
48.182.000 9.148.000 57.330.000
Jumlah
Sumber :Laporan Bendahara Pemasukan Puskesmas Tahun 2019

Pada tabel 4.1 diatas dapat dilihat bahwa pemasukan puskesmas


Santosa pada tahun 2019 paling besar bulan Desember yaitu 4.272.000,
sedangkan pemasukan puskesmas Santosa yang paling sedikit pada bulan
Januari.

A. PENDAPATAN PUSKESMAS

N URAIAN TARGET CAPAIAN PERSENTASE


O
1 Pendapatan Jasa Rp. 44. 542.000 Rp. 57.368.000
Layanan BLUD
2 Pendapatan Rp. 911.711.000 Rp. 888.317.380
Kapitasi
3 Pendapatan Jasa Rp. 0, Rp. 21.856.200,67
Giro
TOTAL Rp. 981.503.268 Rp.
967.541.580,67

4.2 Belanja Puskesmas


Data mengenai rincian belanja puskesmas Santosa pada tahun
2019 dapat dilihat pada tabel 4.2 dibawah ini :
Tabel 4.2 Rincian Belanja Puskesmas Santosa Tahun 2019
N URAIAN PAGU REALISASI PERSENTASE
O
1 Belanja Pegawai Rp. 23.664.900 Rp. 19.968.000
2 Belanja Barang Rp. 1.839.168.633 Rp. 1.467.634.361
dan Jasa
3 Belanja Modal Rp. 541.595.890 Rp. 445.120.660
TOTAL Rp. 2.404.429.423 Rp. 1.932.723.021

No Sumber Dana Alokasi Realisasi


Pendapatan Jasa Layanan Rp. 44. 542.000 Rp. 57.368.000
1.
BLUD
2. Bantuan Operasional Kesehatan Rp. 497.991.000 Rp. 289.985.820
3. Pendapatan Kapitasi Rp. 911.711.000 Rp. 888.317.380

Sumber :

Dilihat dari tabel diatas untuk kegiatan promotif preventif di Puskesmas


Santosa pada Tahun 2019 bersumber dari BOK dan Penerimaan Kapitasi BPJS
serta ada beberapa program yang didanai oleh DAU .

BAB V
PENCAPAIAN HASIL KEGIATAN

5.1 Upaya Kesehatan Wajib


5.1.1 Program Kesehatan Ibu dan Anak
Hasil cakupan pemeriksaan ibu hamil dan ibu bersalin dapat dilihat
pada tabel 5.1 dan 5.2 dibawah ini.

Tabel 5.1 Cakupan Kesehatan Ibu Hamil Puskesmas Santosa Tahun 2019

Ibu Hamil
NO Desa
Jumlah K1 % K4 %

1 Santosa 131 96 73,28 84 64,12


2 Tarumajaya 357 349 97,76 322 90,20
3 Neglawangi 134 90 67,16 78 58,21
Jumlah 622 535 86,01 484 77,81
Sumber :

Pada tabel diatas menunjukkan bahwa program pelayanana kesehatan


ibu pada tahun 2019 secara umum sudah berhasil. Hal tersebut diperoleh dari
data cakupan keseluruhan program yang sebagian sudah mendekati dan
memenuhi target.

Tabel 5.2 Cakupan Persalinan Puskesmas Santosa Tahun 2019


Ibu Bersalin
Dukun
No Desa Ditolong
Jumlah % dan Lain- %
Nakes
lain
Santosa
1 67,2 0
124 84
2 Tarumajaya 341 311 91.2 0
3 Neglawangi 128 73 57,03 1 0,78
Jumlah 594 468 78,78 1 0,17
Sumber :
Tabel 5.3 dibawah ini menunjukkan jumlah cakupan kunjungan ibu hamil
yang mendapatkan tablet Fe1 dan Fe3 diwilayah kerja puskesmas Santosa
tahun 2019.

Tabel 5.3 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil yang Mendapatkan Tablet Fe1
dan Fe3 di Puskesmas Santosa Tahun 2019

Pemberian Tablet Jumlah Ibu Jumlah Bumil %


Fe Hamil Menerima Fe
Fe 1 622 535 86,01
Fe 3 622 484 69,32
Sumber :

Dilihat dari tabel diatas cakupan pemberian Fe1 baru mencapai 86,01 %
dari 622 ibu hamil , sedangkan untuk pemberian Fe3 baru mencapai 69,32 %
dari 622 ibu hamil.
Data diatas menunjukkan bahwa cakupan Fe1 masih rendah jika
dibandingkan dengan k1, hal ini dimungkinkan karena pada masa-masa ini
sebagian besar ibu hamil masih mengalami gangguan mual.

Tabel 5.4 Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak di Puskesmas Santosa


Tahun 2019
No Program Sasara Hasi Cakupan Target
n l (%) (%)
1 Jumlah kunjungan neonatal 1 566 473 83,56
(KN1) – 6 s.d 48 jam
2 Jumlah kunjungan neonatal 2 566 473 83,56
(KN2) – 2 s.d 7 hari
3 Jumlah kunjungan neonatal 3 566 473 83,56
(KN3) – 8 s.d 28 hari
4 Cakupan Neonatal dengan 85 56 65,88
Komplikasi yang ditangani
5 Cakupan kunjungan bayi 536 525 97,95
Sumber :

Pada tabel 5.4 diatas menunjukkan bahwa program pelayanan neonatus


selama tahun 2019 hanya sebagian kecil berhasil. Haltersebut di karenakan
pelaporan dokter dan bidan praktek swasta yang masih kurang, serta
pemahaman para bidan yang belum seragam mengenai definisi operasional
penanganan komplikasi neonatal.
Tabel 5.5 Cakupan Peserta KB Aktif di Puskesmas Santosa Tahun 2019
No Peserta KB Sasaran Hasil Cakupan Target
Aktif
(%) (%)
Santosa 920 881 95,76 85%
Tarumajaya 3365 3299 98,03 85%
Neglawangi 1495 1419 94,91 85%
Total 5780 5599 96,86
Sumber :

Pada tabel diatas menunjukkan bahwa cakupan peserta KB aktif yaitu


mencapai 140,6%. Pencapaian kinerja KB sudah melampaui target yang
ditentukan. Hal tersebut disebabkan oleh sebagai berikut :
1. Poli KB di Puskesmas Santosa sering dijadikan tempat safari KB bekerja
sama dengan RSHS
2. Banyak akseptor pada safari KB melakukan kontrol di poli KB
puskesmas Santosa padahal para akseptor tersebut sudah dianjurkan
untuk melakukan kontrol ke puskesmas terdekat dengan domisili masing-
masing
3. Poli KB puskesmas Santosa membuka pelayanan setiap hari kerja

5.1.2 Program Pencegahan Penyakit

Tabel 5.6 Cakupan Pelayanan Universal Child Immunization Puskesmas


Santosa Tahun 2019
Sasaran Pencapaian Cakupan Target Kesenjangan
(%) (%)
Desa Universal 536 343 63,9% 80% 16,1%
Child Immunization
(UCI)
Sumber :
Pada tabel 5.6 diatas menunjukkan bahwa cakupan pelayanan sudah
memenuhi target untuk Universal Child Immunization (UCI).

Tabel 5.7 Cakupan Imunisasi Bayi Menurut Desa Puskesmas Santosa


Tahun 2019
D
O
IMUNISASI
(%
)
Jumlah
No Desa
Bayi
HEPATI
DPT1+H DPT3+H CAMPA
BCG POLIO3 TIS B –
B1 B3 K
0
Jml Jm Jml Jml Jml Jml
% % % % % %
h lh h h h h
Santosa -
104, 94, 93,
1 113 104 92,0 97 85,5 118 107 106 78 69 0,0
4 7 8
9
Tarumajaya 77, 74, 92, 0,1
2 309 269 87,1 258 83,5 280 90,6 239 230 286
3 4 6 1
Neglawangi 108, 112, 11 97, 65, 0,1
3 114 102 89,5 124 128 127 111 75
8 3 1,4 4 8 0
536 88, 83, 81, 0,0
JUMLAH 475 88,6 479 89,4 526 98,3 473 447 439
20 4 9 7
% BAYI DIIMUNISASI
82,8
LENGKAP

Sumber : Laporan Program Pencegahan Penyakit Puskesmas Santosa 2019

Dilihat dari tabel diatas, dari 536 bayi, sebagian besar berada di desa
Tarumajaya yaitu 358 bayi. Pada kelompok BCG dari 536 bayi, sebagian besar
terdapat di Desa Tarumajaya yaitu 353 bayi. Pada kelompok DPT1+HB1 dari
1.101 bayi, sebagian besar terdapat di Desa Tarumajaya yaitu 352 bayi. Pada
kelompok polio3 dari 1.115 bayi, sebagian besar terdapat di Desa Tarumajaya
yaitu 338 bayi. Pada kelompok campak dari 1.107 bayi, sebagian besar
terdapat di Desa Tarumajaya yaitu 323 bayi.

Tabel 5.8 Cakupan Bulan Imunisasi Sekolah (BIAS) Puskesmas Santosa


Tahun 2019
Jumlah Cakupan
No. Jenis Antigen
Sasaran Jumlah %
1. DT 437 424 96,6
2. Td Kelas 2 472 434 92,2
3 Td Kelas 5 475 452 94,6
4. Campak 437 432 98,6
Jumlah

Sumber :

Dilihat dari tabel diatas dari 4.577 sasaran baru mencapai (98,03%).
Pada kelompk DT dari 912 Sasaran tercapai 888 orang (97,36%). Pada
kelompok TT dari 2.758 sasaran tercapai 2.717 orang (98,61%). Dan pada
kelompok Campak dari 907 Sasaran tercapai 882 orang (97,24%).

Tabel 5.9 Cakupan Penemuan Penyakit P2M di Puskesmas Santosa Tahun


2019

Jumlah Cakupan
No. Jenis Antigen
Sasaran Jumlah %
1. DT 0 0
2. TT 0 0
3. Campak 0 0
4. Rubela 1
Jumlah 1
Sumber :

Pada tabel 5.9 diatas menunjukkan bahwa penyakit menular yang paling
banyak ditemukan di wilayah kerja Puskesmas Santosa pada tahun 2019
adalah diare.

Tabel 5.10 Kejadian Luar Biasa (KLB) Puskesmas Santosa Tahun 2019

Jumlah Cakupan
No. Jenis Antigen
Sasaran Jumlah %
1. DT 0 0
2. TT 0 0
3. Campak 0 0
Jumlah
Sumber :
Pada tabel 5.10 diatas menunjukkan bahwa penderita Kejadian Luar
Biasa atau KLB tidak ditemukan di wilayah kerja puskesmas Santosa pada
tahun 2019, baik kasus banjir, diare maupun kasus KLB lainnya.

5.1.3 Program Gizi


Program gizi masyarakat puskesmas Santosa telah melaksanakan
beberapa kegiatan rutin, salah satunya adalah distribusi vitamin A pada balita di
wilayah kerja puskesmas Santosa dapat dilihat pada tabel 5.11 dibawah ini.

Tabel 5.11 Cakupan Balita Mendapat Vitamin A 2 Kali Puskesmas Santosa


Tahun 2019
Sasaran Februari 2019 Sasaran Bulan Agustus 2019
No Desa/
. Agustus
Kelurahan
6-11 12-59 6-11 12-59 6-11 12-59 6-11 12-59
bln bln bln bln bln bln bln bln
1 Santosa 40 291 38 260 46 270 43 253
2 Tarumajaya 149 933 136 830 179 925 159 690
3 Neglawangi 40 283 40 259 80 285 80 259
Jumlah 229 1507 207 1346 265 1376 247 1278
Sumber : Laporan penanggung jawab gizi puskesmas Santosa 2019

Dilihat dari tabel diatas cakupan pemberian Vit. A di Puskesmas Santosa


sudah Baik. Dilihat dari hasil perhitungan antara sasaran dan cakupan yang
sudah tercapai target, karena selain dilakukan pembagian langsung di
posyandu balita yang tidak hadir pun dilakukan sweeping oleh kader posyandu.

Tabel 5.12 Cakupan Status Gizi Balita Puskesmas Santosa Tahun 2019

Balita BB Naik BGM


Jumlah Ditimbang
No Desa/Kelurahan Balita Yang
Ada Jml % Jml % Jml %
1 Santosa 357 357 100 201 56,3 10
2 Tarumajaya 1252 1252 100 658 52,5 35
3 Neglawangi 353 353 100 167 47,3 12
Jumlah 1962 1962 100 1026
Sumber : Laporan penanggung jawab gizi puskesmas Santosa 2019
Dilihat dari tabel diatas keadaan status gizi balita di puskesmas Santosa
sudah cukup baik.
5.1.4 Program Promosi Kesehatan
Upaya promosi kesehatan di puskesmas Santosa telah menjalankan
beberapa program kerja selama tahun 2019.

Tabel 5.13 Cakupan Penyuluhan Kesehatan Puskesmas Santosa Tahun


2019

Jenis Penyuluhan Frekuensi Jumlah Sasaran


P4K 1 20
JAMKESMAS
JAMPERSAL 1 20
PHBS
Sumber :

Tabel 5.14 Cakupan Hasil Pengkajian PHBS Puskesmas Santosa Tahun


2019
RT Ber-PHBS RT Tidak Ber-
Desa/Keluraha Jumlah RT PHBS
n Dipantau
Jumlah % Jumlah %
Santosa 50 4 8 46 92
Tarumajaya 50 8 16 34 84
Neglawangi 50 4 8 46 92
Jml 150 16 10,6 42 89,3
Puskesmas
Pada tabel 5.14 diatas dapat dilihat bahwa perilaku bersih dan sehat
masyarakat di wilayah kerja puskesmas Santosa masih kurang. Hal tersebut
dapat dilihat dari jumlah RT yang tidak ber-PHBS lebih banyak dari RT yang
ber-PHBS.
Promosi kesehatan juga meliputi pembinaan posyandu yang terdapat di
wilayah kerja puskesmas Santosa. Data mengenai stratifikasi posyandu
terdapat dalam tabel 5.15 di bawah ini :

Tabel 5.15 Stratifikasi Posyandu Puskesmas Santosa Tahun 2019

Stratifikasi Posyandu
Nama
Desa/Kelurahan Pratama Madya Purnama Mandiri
Santosa 0 0 2 8
Tarumajaya 0 7 12 9
Neglawangi 0 2 3 3
Jumlah Puskesmas 0 9 17 20
Sumber :
Dari data di tabel 5.15 dapat dilihat bahwa jumlah total posyandu yang
terdapat di wilayah kerja puskesmas Santosa pada tahun 2019 adalah 48
posyandu. Sebagian besar posyandu di Puskesmas Santosa sebagian besar
mandiri. Maka masih diperlukan pengembangan dan pembinaan posyandu
yang lebih baik untuk meningkatkan kualitas posyandu di kecamatan Santosa.
Pembinaan desa siaga merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan
program promosi kesehatan. Adapun data mengenai strata desa siaga di
wilayah kerja puskesmas Santosa terdapat pada tabel 5.16 dibawah ini.

Tabel 5.16 Cakupan Strata Desa Siaga Puskesmas Santosa Tahun 2019

Desa/Kelurahan
Strata Desa
Santosa Tarumajaya Neglawang Jumlah
i
Pratama 1 1
Madya 1 1 2
Purnama
Mandiri
Jumlah 3
Sumber :

Pada tabel 5.16 diatas dapat dilihat bahwa semua desa yang ada di
wilayah kerja puskesmas Santosa telah mendapat pembinaan untuk menjadi
desa siaga. Desa Neglawangi pratama, dan dua desa lainnya dengan status
madya.

Jenis Penyuluhan Frekuensi Jumlah Sasaran


Penyuluhan dalam gedung 56 kali 96
Penyuluhan Luar Gedung 90 kali 144
PHBS Rumah Tangga 28 kali 391
PHBS Institusi Pendidikan 11 Kali 21 sekolah

Berdasarkan table diatas , penyuluhan masih dibawah sasaran yang


telah ditetapkan.
5.1.5 Program Kesehatan Lingkungan
Pada tahun 2019 program kesehatan lingkungan telah melaksanakan
beberapa inspeksi terhadap kebersihan dan sanitasi di sekitar wilayah kerja
puskesmas Santosa.
Inspeksi yang dilaksanakan meliputi inspeksi rumah sehat, akses air
bersih, sarana air bersih, jumlah keluarga yang memiliki sanitasi dasar, dan
pemeriksaan tempat-tempat umum. Cakupan program-program yang telah
dilakukan program kesehatan lingkungan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 5.17 Cakupan Rumah Sehat Puskesmas Santosa Tahun 2019

Jumlah Rumah Diperiksa Rumah Sehat


Desa/Kel
Rumah
Jumlah % Jumlah %
Santosa 934 240 25,7 75 31,25
Tarumajaya 4653 240 5,10 111 46,25
Neglawangi 776 240 30,9 117 48,75
Jumlah 5429 720 13,2 303 42,08
Sumber :
Pada tabel 5.17 diatas menunjukkan bahwa rumah yang memenuhi
kualifikasi sehat belum merata jumlahnya di seluruh wilayah kerja puskesmas
Santosa.
Prosentase cakupan rumah sehat tertinggi dari data yang didapat adalah
desa Tarumajaya dengan angka 83,75% dari 2.019 rumah yang diperiksa
secara random. Sedangkan nilai terendah ada di desa Santosa dengan
prosentase 73,97% dari 5.370 rumah yang diperikasa secara random.

Tabel 5.18 Cakupan Kepemilikan Sarana Air Bersih Puskesmas Santosa


Tahun 2019

Jumlah Rumah Tangga dengan Sarana Air Bersih (SAB) Jml %


Desa/Kel Rumah Sumur Mata Air
Ledeng SGL PAH Terlindung
Tangga Bor
Santosa 934 2120 1100 0 25 10
Tarumajaya 4653 3355 1700 0 30 28
Neglawangi 776 810 150 0 30 10

Total 5429 6285 2950 0 85 48


Sumber :
*sgl=sumur gali , pah= penampungan air hujan.
Pada tabel 5.18 diatas dapat terlihat bahwa hampir sebagian besar
penduduk memanfaatkan PMA sebagai akses utama sarana air bersih, pompa
mesin digunakan oleh sebagian kecil rumah tangga sebagai penyelang ketika
ada gangguan dalam pendistribusian air bersih.
Tabel 5.19 Hasil Inspeksi Sanitasi Sarana Air Bersih Puskesmas Santosa
Tahun 2019

Tingkat Resiko Pencemaran


Jumlah
Desa/K el
SAB
Amat
Diperiksa Rendah Sedang Tinggi
Tinggi
Santosa 66 43 15 8 0
Tarumajaya 240 124 111 5 0
Neglawangi 44 28 10 6 0
       
350 195 136 19 0
Sumber :

Tabel 5.20 Cakupan Keluarga dengan Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar


Puskesmas Santosa Tahun 2019

Jamban
JUMLAH KK
DIPERIKSA

JUMLAH KK

% SEHAT
MEMILIKI

MEMILIKI
Jumlah Jumlah
JUMLAH

Desa/Kel
SEHAT

% KK

KK Penduduk

Santosa 5077 240 66 42


Tarumajaya 15.410 240 240 129
Neglawangi 4676 240 44 33
Sumber :

Dilihat dari tabel 2.20 diatas dapat dikatakan bahwa masih tidak semua
warga memiliki akses jamban pribadi, dari data ini pula dapat ditarik kesimpulan
bahwa masih banyak warga yang buang air besar tidak pada tempatnya.

Tabel 5.21 Cakupan Tempat-Tempat Umum Sehat

Desa/Kel TTU Yang TTU Yang %


diperiksa memenuhi Syarat
Santosa 7 5
Tarumajaya 10 6
Neglawangi 6 6
Jumlah 23 17
Sumber :

Dari tabel di atas tempat-tempat umum yang memenuhi syarat


kesehatan cakupan terbanyak di desa Santosa yaitu 90,92 % dan yang
terendah desa Tarumajaya, Neglawangi yaitu 50 %

5.1.6 Program Pengobatan


Data rekapitulasi pelayanan rawat jalan di puskesmas Santosa menurut
jenis jaminan kesehatan dapat dilihat pada tabel 5.22 dibawah ini.

Tabel 5.22 Cakupan Pelayanan Rawat Jalan Menurut Jenis Jaminan


Kesehatan Puskesmas Santosa Tahun 2019

Bulan Umum BPJS BPJS Lainnya


Jumlah

Non pbi Pbi


JANUARI 469 53 508 3 1033

FEBRUARI 599 78 808 5 1490

MARET 439 8 988 2 1515

APRIL 527 35 578 0 1140

MEI 317 34 417 5 773

JUNI 347 41 413 2 803

JULI 603 41 542 4 1190

AGUSTUS 641 26 557 5 1229

SEPTEMBER 502 47 429 1 979

OKTOBER 657 60 568 8 1293

NOPEMBER 667 77 779 5 1528

DESEMBER 676 56 887 3 1622

JUMLAH 6444 634 7474 43 14595

Sumber :
Dilihat dari tabel diatas kunjungan rawat jalan pada tahun 2019 sebanyak
21.297 orang, dengan kunjungan paling banyak menggunakan Jamkesmas
10.902 orang (51,19%), bayar 9.821 orang (46,11%), Askes 302 orang (1,42%),
dan yang paling sedikit adalah jamkesda 272 orang (1,28%).
Data rekapitulasi pelayanan rawat jalan di puskesmas Santosa menurut
jenis pelayanan dapat dilihat pada tabel 5.23 dibawah ini.

Tabel 5.23 Cakupan Pelayanan Rawat Jalan Menurut Jenis Pelayanan


Puskesmas Santosa Tahun 2019

Bulan Poli Poli Poli Poli Jumlah


Umum Gigi KIA MTBS
JANUARI 451 36 165 135 787
FEBRUARI 693 50 206 172 1.121
MARET 529 30 163 90 812
APRIL 508 37 173 128 846
MEI 330 15 162 69 576
JUNI 337 38 179 89 643
JULI 491 62 249 112 914
AGUSTUS 396 61 134 97 688
SEPTEMBER 419 73 119 99 710
OKTOBER 587 81 221 141 1.030
NOPEMBER 541 83 217 107 948
DESEMBER 465 89 240 141 935
JUMLAH 5.747 655 2.228 1.380 10.010
Sumber :

Dilihat dari tabel diatas cakupan pelayanan rawat jalan di puskesmas


Santosa pada Tahun 2019 dari poli
BP 5.747 (57,41%) kunjungan, dari KIA/KB 2.228 (22,25%), dan dari poli
gigi 655 orang (6,54%), dari MTBS 1.380 Orang (13,78%), pasien terbanyak
dari Poli Umum.
Berdasarkan hasil pencatatan pasien rawat jalan, didapatkan 10 penyakit
terbanyak yang ada dipelayanan rawat jalan puskesmas Santosa tahun 2019.
Data tersebut dapat dilihat pada tabel 5.24 dibawah inI.

Tabel 5.24 Pola Penyakit Terbesar Rawat Jalan di Puskesmas


Santosa Tahun 2019

No Jenis Penyakit Laki-laki Perempuan Total


1 ISPA 541 542 1083
2 MYALGIA 325 367 692
3 GASTRITIS 400 279 679
4 HIPERTENSI 368 251 619
5 HEADACHE 310 294 604
6 COUGH 231 158 389
7 DERMATITIS 182 200 382
8 INFLUENZA 154 82 236
9 COMMON COLD 100 110 210
10 DIARE 55 150 205
Sumber :
Pada tabel 5.24 dapat diperoleh gambaran pola penyakit terbanyak di
puskesmas Santosa selama tahun 2019. Ispa adalah penyakit dengan jumlah
terbanyak yaitu dengan jumlah 1.134 orang.
Tabel 5.25 Cakupan Pelayanan Kesehatan Bagi Keluarga Miskin
Puskesmas Santosa Tahun 2019

Jumlah Penduduk Cakupan Pelayanan


No. Desa Miskin Kesehatan Bagi Penduduk
Miskin
Sasaran BPJS PBI Jumlah Persentase
1. Santosa 2.124 896 896 42,18 %
2. Tarumajaya 2.877 1.497 1.497 52,03 %
3. Neglawangi 2.696 379 379 14,05 %
Total 7.696 2.772 2.772 36,01 %
Sumber : Pencatatan dan Pelaporan Rekam Medis
Pada table diatas dari jumlah 7.696 Penduduk Miskin 2.772 (36,01%)
mendapatkan pelayanan kesehatan, dan paling banyak dari Desa Tarumajaya
sebanyak 1.497 orang atau 52,03% dari jumlah penduduk miskin Desa
Tarumajaya

Tabel 5.26 Pola Pemanfaatan Obat Generik dan Obat Essensial Terbesar
Puskesmas Santosa Tahun 2019

Jumlah Pemanfaata
No Jenis Obat Persentase
ketersedian n
PARASETAMOL
1 41200 33700
500MG 82

2 VIT. B. COMPLEK 30400 27500


90

3 KALSIUM LAKTAT 29500 26900


91
AMOXICILLIN
4 21800 19200
500MG 88
5 RANITIDINE 18700 18700 100
6 IBUPROFEN 28900 18100 63
NATRIUM
7 14300 14000
DIKLOFENAK 98
CHLORFENIRAMIN
8 15600 10900
E MALET 70

9 ASAM ASKORBAT 12500 10500


84
10 ANTASIDA 18200 9100 50
Sumber :

Pada tabel 5.26 diatas diketahui bahwa pemakaian obat terbanyak di


balai pengobatan puskesmas Santosa tahun 2019 adalah Paracetamol, dengan
jumlah 123.580 atau sebanyak 24,55%. Hal tersebut sesuai dengan data
penyakit terbanyak yang ditempati oleh Ispa di urutan atas, dimana paracetamol
merupakan obat anti nyeri.
5.2 Upaya Kesehatan Pengembangan
5.2.1 Kesehatan Jiwa
Data pelayanan kesehatan jiwa di puskesmas Santosa pada tahun 2019
dapat dilihat pada tabel 5.27 dibawah ini :

Tabel 5.27 Data Pelayanan Kesehatan Jiwa Puskesmas Santosa Tahun


2019
No Kegiatan Jumlah
1 Kunjungan (lama dan baru) Penyakit Jiwa :
Psikosis
Neurosis
Penyalahgunaan obat NAPZA
Retardasi Mental
Epilepsi 1
Gangguan Jiwa Lain (Depresi, Psikosomatik)
Jumlah Total
2 Pemeriksaan dan Pengobatan : NIHIL
Psikosis
Neurosis
Penyalahgunaan Obat NAPZA
Retardasi Mental
Epilepsi
Gangguan Jiwa Lain
Jumlah Total
3 Rujukan dan Konsultasi (penderita gangguan jiwa) NIHIL
4 Penyuluhan khusus Kesehatan Jiwa NIHIL
5 Kunjungan Rumah NIHIL
Sumber :
Dari data ditabel 5.27 jumlah kunjungan penyakit jiwa yang terbanyak
diwilayah kerja puskesmas Santosa adalah penderita gangguan jiwa.
5.2.2 Kesehatan Mata
Jumlah dan jenis penyakit mata terbanyak di puskesmas Santosa pada
tahun 2019 dapat dilihat pada tabel 5.28 dibawah ini :

Tabel 5.28 Jumlah data Jenis Penyakit Mata Terbanyak di Puskesmas


Santosa Tahun 2019
Jenis Penyakit Jumlah
Katarak 15
Glaukoma -
Kelainan refraksi 27
Konjungtivitis 88
Keratitits -
Gangguan mata lainnya (Trauma=6, pterigium=27, 16
hordeolum=5, DM=3 myopia=50, presbyopia= 14,
hypermetropia=2, halazion=6, diplopia 1 )
Sumber :
Pada tabel 5.28 diatas diketahui bahwa Kelainan refraksi merupakan
diagnosis penyakit mata terbanyak yang ditemukan di puskesmas Santosa
sepanjang tahun 2019. Hal tersebut berkaitan erat dengan gaya hidup yang
tidak sesuai dengan perilaku sehat seperti jarak menonton televisi yang terlalu
dekat, membaca denga di ruangan dengan pencahayaan yang kurang.

5.2.3 Kesehatan Gigi dan Mulut


Jumlah pemeriksaan pasien pada pelayanan kesehatan gigi di
puskesmas Santosa tahun 2019 meliputi 1.409 pasien gigi. Rincian kunjungan
pasien poli gigi dan mulut puskesmas Santosa dapat dilihat di tabel 5.29
dibawah ini :

Tabel 5.29 Jumlah Kunjungan Poli Gigi dan Mulut Puskesmas Santosa
Tahun 2019
No Kunjungan Jumlah
1 Jumlah kunjungan baru rawat jalan gigi 605
2 Jumlah kunjungan lama rawat jalan gigi 485
3 Jumlah kunjungan baru rawat jalan bumil 6
4 Jumlah kunjungan lama rawat jalan bumil -
5 Jumlah kunjungan baru rawat jalan anak prasekolah 4
6 Jumlah kunjungan lama rawat jalan anak prasekolah -
7 Jumlah kunjungan baru rawat jalan anak SD/MI 109
8 Jumlah kunjungan lama rawat jalan anak SD/MI 67
Jumlah total kunjungan 1.276
Sumber :
Pada tabel 5.29 diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar pasien yang
berkunjung ke poli gigi dan mulut puskesmas Santosa tahun 2019 adalah
pasien kunjungan baru. Serta sebagian besar pasien adalah pasien anak usia
SD.

Tabel 5.30 Kegiatan Pelayanan Gigi di Poli Gigi Puskesmas Santosa


Tahun 2019
No Jenis Kegiatan Pelayanan Gigi Jumlah
1 Tumbatan Gigi tetap 33
2 Pencabutan gigi tetap 378
3 Tumbatan gigi sulung 0
4 Pencabutan gigi sulung 118
5 Pengobatan pulpa 162
6 Pengobatan periodontal 172
7 Pembersihan karang gigi 77
8 Pengobatan lain-lain 0
10 Jumlah rujukan 71
Sumber :
Kegiatan pelayanan gigi yang dilakukan selama tahun 2019 Selain
kegiatan kuratif, program kesehatan gigi di puskesmas Santosa juga memiliki
program-program promotif dan preventif yang dilaksanakan melalui UKGS dan
UKGM yang didanai oleh BOK.
Tabel 5.31 Program Promotif dan Preventif UKGS Puskesmas Santosa
Tahun 2019
Jumlah
No Kegiatan
Cakupan
1 Jumlah frekuensi kunjungan petugas ke SD/MI 18
UKGS binaan
2 Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut di SD/MI 22
3 Jumlah SD/MI yang melaksanakan sikat gigi 0
massal
4 Pelayanan asuhan pada anak SD UKGS 18
A. Tahap I
B. Tahap II
C. Tahap III
5 Jumlah murid SD/MI yang diperiksa 201
Sumber :

Pada tabel 5.31 diatas menunjukkan bahwa kunjungan minimal petugas


ke SD/MI/UKGS binaan kurang lebih adalah 1 kali perbulan. Penyuluhan gigi
mulut di SD/MI sudah cukup sering dan rutin dilakukan. Namun disayangkan
jumlah SD/MI yang telah melaksanakan sikat gigi massal masih sedikit.

Tabel 5.32 Program Kuratif UKGS Puskesmas Santosa Tahun 2019


Jumlah
No Kegiatan
Cakupan
Murid kelas selektif yang membutuhkan 478
1
perawatan
Murid kelas selektif yang mendapatkan 176
2
perawatan
3 Tumpatan gigi tetap 33
4 Tumpatan gigi sulung 0
5 Pencabutan gigi tetap 5
6 Pencabutan gigi sulung 118
7 Pengobatan pulpa 0
8 Pengobatan periodontal 10
9 Pembersihan karang gigi 0
10 Rujukan ke puskesmas/RS/dll 10
Sumber :

Di puskesmas Santosa untuk pengobatan dan tindakan perawatan gigi


murid SD/MI sudah dilaksanakan tetapi belum maksimal.

5.2.4 Kesehatan Usia Lanjut


Upaya kegiatan usia lanjut rutin melakukan pemeriksaan terhadap
pasien usia lanjut yang dilakukan secara rutin di puskesmas dan posbindu.
Dalam melaksanakan program pelayanan kesehatan usia lanjut
dibutuhkan beokberapa sarana. Adapun sarana yang menunjang program itu
terdapat dalam tabel 5.33 dibawah ini

Tabel 5.33 Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan Lansia Puskesmas


Santosa Tahun 2019
No Uraian Total
1 Jumlah posbindu 4
2 Jumlah kader aktif 25
3 Jumlah kader terlatih posbindu 1
Sumber :

Upaya sosialisasi program kesehatan lansia kepada warga di setiap RW


dibantu dengan keberadaan Posbindu. Para warga diberitahu bahwa
keberadaan Posbindu didaerahnya sangat penting kemudian warga digerakan
untuk membentuk Posbindu, selanjutnya diadakan pelatihan kader Posbindu
baru, dan dilaksanakan monitoring dan evaluasi kegiatan Posbindu.
Pada tabel 5.33 diatas menunjukkan bahwa Posbindu ada 2, masih jauh
lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah RW yang ada yaitu 95 RW.
Sedangkan seharusnya setiap RW memiliki 1 posbindu. Jumlah kader posbindu
yang aktif dan dan sudah mendapat pelatihan juga masih kurang.

Tabel 5.34 Jumlah Sasaran Program Lansia Puskesmas Santosa Tahun


2019

Jumlah Pasien Lanjut Usia


Desa 45-59 tahun 60-69 tahun >70 tahun Jumlah
Santosa 951 385 173 1509
Tarumajaya 2168 797 400 3365
Neglawangi 917 255 86 1258
Jumlah 4036 1437 659 6132
Sumber :

Pada tabel 5.34 diatas menunjukkan bahwa sebagian peserta program


upaya kesehatan usia lanjut adalah berusia 45-59 tahun.

5.2.5 Manajemen Terpadu Balita Sakit


Manajemen Terpadu Balita Sakit adalah pendekatan yang terintegrasi
dalam tatalaksana balita sakit berumur 2-59 bulan. Konsep MTBS pertama kali
diperkenalkan WHO untuk menurunkan angka kesakitan, kematian dan
kecacatan anak dan balita di negara-negara berkembang. Upaya MTBS di
Indonesia tergolong lengkap karena meliputi upaya [reventif, promotif dan
kuratif terhadap masalah-masalah yang sering terjadi pada balita di Indonesia.
MTBS sendiri bukan alat untuk mendiagnosis tetapi untuk mengklasifikasikan
agar tenaga kesehatan yang telah dilatih bisa mengambil keputusan yang tepat
untuk menolong balita sakit.

Tabel 5.35 Jumlah Kunjungan Poli MTBS Puskesmas Santosa Tahun 2019
Jumlah Jumlah yang Presentase
No Nama Desa
Kunjungan di MTBS
1 Santosa 921 907 98,48
2 Tarumajaya 148 148 100
3 Neglawangi 150 134 89,33
Total 1219 1189 97,54
Sumber :

Adapun jumlah kunjungan penyakit terbanyak di poli MTBS berdasarkan


wilayan terdapat pada tabel 5.36 dibawah ini:

Tabel 5.36 Penyakit Terbanyak di Poli MTBS Puskesmas Santosa Tahun


2019
No Klasifikasai Penyakit Berdasarkan MTBS Jumlah
Kunjungan
1 Batuk sukar bernafas
a. Pnemonia berat 0
b. Pnemonia 9
c. Bukan pnemonia 931
2 Diare
a. Dengan dehidrasai berat 0
b. Dengan dehidrasi ringan-sedang 2
c. Tanpa dehidrasi 256
d. Persisten berat 0
e. Disentri 1
3 Demam
a. Risiko tinggi malaria 0
b. Risiko rendah malaria 0
c. Tanpa risiko malaria 56
d. Riwayat campak dalam 3 bulan terakhir 0
e. Demam < 7 hari 720
4 Masalah telinga
a. Mastoiditis 0
b. Infeksi telinga akut 3
c. Infeksi telinga kronis 0
d. Tidak ada infeksi telinga 0
Sumber :
Pada tabel 5.36 diatas menunjukkan bahwa pola penyakit paling banyak
pada pasien yang berobat ke MTBS adalah masalah telinga tanpa infeksi dan
batuk bukan pnemonia. Penyakit-penyakit tersebut berkaitan dengan kondisi
lingkungan yang kurang bersih dan sehat serta pola hidup yang kurang sehat.
Maka dari itu diperlukan program promotif dan preventif dari puskesmas untuk
meningkatkan kualitas kesehatan lingkungan dan individu.
5.2.6 Usaha Kesehatan Sekolah
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) merupakan bagian dari program
kesehatan anak usia sekolah. Selama tahun 2019 telah dilakukan pembinaan
terhadap UKS di sekolah yang berada di wilayah kerja puskesmas Santosa.
Adapun hasil pencapaian pembinaan UKS dapat dilihat dalam tabel 5.37
dibawah ini :
Tabel 5.37 Data UKS di Wilayah Kerja Puskesmas Santosa Tahun
2019

Sekolah Jml Sekolah Guru Dokci Jumlah murid Jumlah guru Jumlah
UKS UKS l/kad yang masuk kit
er dalam tim UKS UKS
UKS L P Jml Dilatih Belum total
UKS dilatih
UKS
TK/RA 1
SD/MI 18 18 18 54
SLTP/MT 3 3 3 9
S
Sumber :
Pada tabel 5.37 diatas menunjukkan bahwa pada seluruh tingkat
pendidikan hasil pembinaan UKS masih kurang, dapat dilihat dari seluruh
sekolah yang belum memiliki unit UKS sedangkan untuk guru UKS belum dilatih
dan belum memiliki kit UKS.

5.2.7 Laboratorium
Jumlah pemeriksaan laboratorium yang telah dilakukan selama tahun
2019 dapat dilihat didalam tabel 5.38 dibawah ini :

Tabel 5.38 Pemeriksaan Laboratorium di Puskesmas Santosa Tahun 2019


Nama Pemeriksaan Jumlah
Pasien
Pemeriksaan Hematologi
1. Hemoglobin 267
2. Golongan Darah 241
3. Leukosit 4
4. Trombosit 4
5. Hematokrit 4
Pemeriksaan Urin
1. Tes Kehamilan 148
2. Protein Urin 57
Pemeriksaan Mikrobiologi
1. Pemeriksaan BTA 102
Permeriksaan Kimia Klinik
1. Gula Darah 546
2. Asam Urat 413
3. Kolesterol 495
Pemeriksaan Imunologi
1. Anti HIV Rapid 367
2. Anti HBsAg 445
Total 3.093
Sumber : Laboratorium Puskesmas Santosa 2019

Pada tabel 5.38 diatas menunjukkan bahwa pemeriksaan laboratorium


terbanyak yang dilakukan di puskesmas Santosa tahun 2019 adalah
pemeriksaan hemoglobin.
5.2.8 Penyakit Tidak Menular
Jumlah penyakit tidak menular yang telah dilakukan selama tahun 2015
dapat dilihat pada tabel 5.39 Dibawah ini.

Tabel 5.39 Pemeriksaan Laboratorium di Puskesmas Santosa Tahun 2019


N PTM 45-59 th 60-69 th >70 th Total
O L P L P L P
1 Hipertensi 70 308 70 167 45 92 752
2 Artritis
3 Stroke
4 DM 62 175 45 62 41 145 430
5 Gastritis
Total 1182
Sumber :

5.2.9 Perkesmas (Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat)


Jumlah data perkesmas yang telah dilakukan selama tahun 2019 dapat
dilihat pada tabel 5.40 dan 5.41 dibawah ini :

Tabel 5.40 Cakupan Keluarga Binaan di Puskesmas Santosa Tahun 2019


Sasaran keluarga Target keluarga Cakupan keluarga
binaan binaan binaan
231 231 184
Sumber :

Tabel 5.41 Cakupan Keluarga Binaan di Puskesmas Santosa Tahun 2019


Jumlah tingkat Jumlah Jumlah
kemandirian KM-I KM-II KM-III KM-IV
keluarga

Sebelum dibina 1 114

Setelah dibina 19 96

Sumber :
5.3 Pencapaian Indikator Standar Pelayanan Minimal (SPM)

Tabel 5.42 Pencapaian Indikator Standar Pelayanan Minimal (SPM)


Puskesmas Santosa Tahun 2019
Jumlah
No Indikator SPM Pencapaian %
Sasaran
1 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (%) 622 484 77,81
2 Cakupan komplikasi kebidanan yang 124 109 87,62
ditangani %
3 Cakupan pertolongan oleh nakes 594 468 78,79
4 Cakupan pelayanan nifas 594 469 78,96
5 Cakupan neonatal dengan komplikasi 85 56 65,88
ditangani
6 Cakupan kunjungan bayi 536 525 97,95
7 Cakupan desa UCI
8 Cakupan anak balita 2211 2069 93,57
9 Cakupan balita gizi buruk mendapat
perawatan
10 Cakupan pemberian makanan
pendamping ASI pada anak 6-24 bulan
pada keluarga miskin 100%
11 cakupan penjaringan kesehatan siswa
SD dan setingkat
12 Cakupan peserta KB aktif 5780 5599 96,86
13 Cakupan penemuan dan penanganan
penderita penyakit 100%
a. Diare
b. Pneumonia
c. TB Paru
14 Promosi kesehatan dan pemberdayaan
masyarakat (Cakupan Desa Siaga Aktif)
Sumber ;
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari hasil telaah yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, dapat
disimpulkan gambaran umum, pencapaian pembangunan kesehatan dan
kinerja pembangunan kesehatan Puskesmas Santosa Tahun 2019. Untuk
beberapa program menunjukan hasil yang cukup baik, terjadi peningkatan
dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Keberhasilan tersebut merupakan
hasil kerjasama yang baik antara Puskesmas Santosa dengan lintas sektoral
terkait, serta peran seluruh masyarakat Puskesmas Santosa. Namun terjadi
penurunan kinerja beberapa program, hal ini tentunya harus menjadi dasar
evaluasi dan perencanaan pembangunan kesehatan di waktu yang akan
datang.
Hasil pencapaian program kesehatan antara lain :
a. Jumlah bayi lahir mati puskesmas Santosa tahun 2019 sebanyak 1 bayi
sedangkan kematian ibu tidak ada.
b. AKI dan AKB sangat dipengaruhi perilaku ibu dari masa kehamilan,
melahirkan sampai dengan masa nifas serta kualitas dari pelayanan
kesehatan itu sendiri. Cakupan K1 ibu hamil pada tahun 2019 mencapai
102,12% sedangkan cakupan K4 ibu hamil mencapai 93,54%. Prosentase
pertolongan oleh nakes mencapai 92,61%
c. Cakupan penemuan BTA positif baru pada tahun 2019 sebanyak 14 kasus
dengan angka kesembuhan TB Paru positif 12 kasus.
d. Cakupan penemuan kasus pneumonia sebanyak 836 kasus dan yang
ditangani 836 kasus.
e. Cakupan pelayanan rawat jalan puskesmas Santosa berjumlah 21.297
orang dengan kunjungan pasien umum 9.821 pasien, Askes 302 pasien,
Jamkesda/KTP 272 pasien, Jamkesmas 10.902 pasien.

6.2 Saran

Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan puskesmas Santosa,


berdasarkan kesimpulan diatas maka terdapat beberapa saran antara lain
sebagai berikut :
1. Bimbingan teknis yang berkesinambungan kepada petugas penanggung
jawab program
2. Peningkatan kinerja di program bersifat preventif dan promotif seperti
program promosi kesehatan dan kesehatan lingkungan
3. Penghargaan bagi petugas dengan kinerja baik dan berprestasi
4. Penambahan staf puskesmas dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
karena masih banyak tenaga puskesmas yang memegang rangkap
berbagai program sehingga tidak fokus ke satu program akhirnya hasil yang
di dapat tidak optimal.

Anda mungkin juga menyukai