Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

ANALISIS KUALITAS AIR BERSIH MENGGUNAKAN GRAVITY-FED FILTERING


SYSTEM TERMODIFIKASI
(Guna memenuhi tugas mata kuliah pengolahan air)

disusun oleh :

1. Julianto Pratomo 4311409004


2. Abdul Muis 4311409007
3. Setiarto Pratigto 4311409023

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
A. LATAR BELAKANG
Air merupakan unsur penting dalam kehidupan. Hampir seluruh kehidupan di dunia
ini tidak terlepas dari adanya unsur air ini. Sumber utama air yang mendukung kehidupan
di bumi ini adalah laut, dan semua air akhirnya akan kembali ke laut yang bertindak
sebagai “reservoir” atau penampung. Air dapat mengalami daur hidrologi. Selama
menjalani daur itu air selalu menyerap zat-zat yang menyebabkan air itu tidak lagi murni.
Oleh karena itu, pada hakekatnya tidak ada air yang betul-betul murni.
Seiring dengan berkembangnya pembangunan perumahan sampai ke pelosok
pedesaan, kebutuhan air menjadi semakin meningkat. Sebenarnya air bukan barang
langka, tetapi memperoleh air layak pakai belum tentu tersedia di berbagai tempat. Hal
tersebut dikarenakan adanya sumber-sumber air bersih yang tercemar oleh limbah-
limbah industri maupun non-industri yang mengandung Pb, Hg serta logam-logam berat
lainnya. Menanggapi masalah air tersebut, kesulitan memperoleh air bersih merupakan
dampak akibat pesatnya perkembangan teknologi serta perubahan tingkah laku manusia
terhadap lingkungan sekitar khususnya air, contohnya pembuangan limbah dan sampah
sembarangan. Salah satu sasaran pembangunan adalah menyediakan air bersih yang
sehat, kuantitas dan kualitasnya memadai serta terjangkau oleh masyarakat dari segala
lapisan. Air bersih yang sehat adalah air bersih yang memenuhi syarat-syarat kesehatan
baik kuantitatif maupun kualitatif sesuai dengan persyaratan kesehatan yang telah
ditetapkan melalui Peraturan Menteri Kesehatan No. 416/ MENKES/ PER/ IX/ 1990. Air
dapat dikatakan bersih dan dapat digunakan secara layak untuk dikonsumsi apabila air
tersebut memiliki kadar COD (Chemical Oxide Demand) dan BOD (Biology Oxide
Demand) yang sedikit/ rendah. Untuk memperoleh air bersih ini secara mutlak
diperlukan system pengolahan dengan baik yang disesuaikan dengan keadaan sumber air
baku yang digunakan. Semakin rendah kualitas dan kuantitas air baku maka semakin
banyak teknik-teknik yang digunakan untuk memperoleh air bersih yang sehat.
Dahulu, untuk menanggulangi air yang berwarna kuning, biasanya orang
menggunakan media pasir bangunan dan ijuk. Media-media ini dimasukkan ke bak
semen atau drum. Pasir diletakkan di bagian atas, sedangkan ijuk di bagian bawah.
Penempatan seperti ini dimaksudkan agar pasir tidak terbawa air. Untuk menyaring air
yang memiliki kadar kotoran yang ringan, metode diatas cukup efektif. Namun, untuk
menyaring air yang benar-benar kotor dan berbau, pasir dan ijuk tidak dapat
mengatasinya. Kotoran akan menghambat jalannya aliran air jika kotoran yang
mengendap di bagian atas pasir semakin banyak. Akibatnya air yang tersaring akan
berkurang, bahkan tersumbat sama sekali.
Kemajuan teknologi kimia menciptakan obat penjernih air mengalami pergeseran
orientasi. Masyarakat yang semula menggunakan media tradisional beralih ke obat
penjernih air. Kemampuan obat penjernih air tidak diragukan lagi. Namun, obat
penjernih air masih memiliki kekurangan, yaitu hasil proses penjernihannya tidak dapat
langsung digunakan. Tetapi, harus ditunggu terlebih dahulu beberapa jam hingga
kotorannya mengendap. Bagi pengguna yang tingkat kebutuhannya mendesak, metode
seperti ini tidak dapat diandalkan.
Alat penjernih air lainnya yang cukup dikenal di kalangan masyarakat luas yaitu
gravity fed filtering system yang media penyaringannya menggunakan pasir dan kerikil.
Gravity fed filtering system merupakan media penyaringan gabungan antara penyaringan
pasir lambat dan penyaringan pasir cepat. Komposisi yang digunakan dalam gravity fed
filtering system sekiranya kurang efektif untuk menjernihkan air yang memiliki kadar
COD, BOD serta logam-logam berat yang cukup tinggi dikarenakan bahan-bahan yang
digunakan tidak dapat menetralkan kandungan-kandungan berbahaya dalam air tersebut.
Oleh karena itu, perlu adanya inovasi komposisi dalam gravity fed filtering system
sehingga media penjernih air tersebut dapat digunakan untuk menjernihkan air yang
mengandung COD, BOD serta logam-logam berat yang cukup tinggi. Inovasi komposisi
yang digunakan dalam penelitian ini adalah zeolit, pasir silika, arang, tawas, ijuk, pasir,
kerikil, arang aktif dan sekam padi.
Pada masa yang akan datang, kebutuhan akan air bersih akan meningkat bukan saja
karena pertumbuhan penduduk, tetapi juga karena kebutuhan per kapita meningkat sesuai
dengan kehidupan kultural manusia.

B. PERUMUSAN MASALAH
Permasalahan yang akan dikaji adalah
1. Bagaimana mengolah air limbah menjadi air bersih.
2. Bagaimana perbedaan kualitas air bersih menggunakan gravity-fed filtering
system dengan gravity-fed filtering system termodifikasi.
C. TUJUAN
Tujuan dari penelitian ini adalah
1. Mengetahui cara pengolahan air limbah menjadi air bersih.
2. Mengetahui ada tidaknya perbedaan kualitas air bersih menggunakan gravity-
fed filtering system dengan gravity-fed filtering system termodifikasi.

D. MANFAAT
Manfaat dari penelitian ini adalah
1. Memberikan informasi mengenai cara yang baik mengolah air limbah menjadi
air bersih.
2. Memberikan informasi mengenai perbedaan kualitas air bersih menggunakan
gravity-fed filtering system dengan gravity-fed filtering system termodifikasi.

E. TINJAUAN PUSTAKA

1. Air
Air merupakan unsur penting dalam kehidupan. Hampir seluruh kehidupan di dunia
ini tidak terlepas dari adanya unsur air ini. Air merupakan salah satu zat yang sangat
diperlukan oleh semua mahluk hidup, sebab air merupakan regulator pelarut yang
universal, dimana hampir berbagai macam zat larut didalamnya dan berinteraksi
langsung dengan system yang terdapat dalam setiap organisme hidup (Gunawan, 2001).
Oleh karena itu pula kualitas air merupakan salah satu aspek yang semakin banyak
mendapat perhatian dalam pengelolaan sumber daya air.
Secara kimiawi struktur molekul air merupakan ikatan 2 atom hydrogen dan 1 atom
oksigen yang lebih dikenal dengan rumus H 2O (dihidral), tetapi dalam bentuk padat (es)
berubah menjadi ikatan 4 atom hydrogen dan 1 atom oksigen (tetrahidral). Secara fisik,
air mempunyai beberapa sifat yang unik, antara lain:
1. Tidak berbau, tidak berasa dan tidak berwarna.
2. Titik beku pada suhu 0ºC dan titik didih pada suhu 100ºC.
3. Panas jenis sebesar 539,5 kalori dan densitas atau massa jenis = 1,00 Kg/L.
4. Suhu densitas maksimum adalah 4ºC.
5. Mempunyai konduktivitas spesifik yang relatif kecil.
Standar kualitas air bersih dapat ditunjukkan pada tabel berikut ini.
Tabel 1.1 Standar Kualitas Air Bersih
No. Parameter Satuan Kadar Maksimum yang
Diperbolehkan
Permenkes RI
No.907/Menkes/SK/VII/2002
I. FISIKA
1. Warna TCU 15
2. Rasa dan bau - Tidak berasa/ berbau
3. Temperatur °C Suhu udara ± 3 °C
4. Kekeruhan NTU 5
II. KIMIA
1. Antimony - 0,005
2. Air raksa mg/l 0,001
3. Arsenic mg/l 0,01
4. Barium mg/l 0,7
5. Boron mg/l 0,3
6. Cadmium mg/l 0,003
7. Chromium mg/l 0,05
8. Tembaga mg/l 2
9. Sianida mg/l 0,07
10. Fluoride mg/l 1,5
11. Timah mg/l 0,01
12. Molybdenum mg/l 0,07
13. Nikel mg/l 0,02
14. Nitrat mg/l 50
15. Nitrit mg/l 3
16. Selium mg/l 0,01
17. Ammonia mg/l 1,5
18. Alumunium mg/l 0,2
19. Khlorida mg/l 250
20. Copper mg/l 1
21. Kesadahan mg/l 500
22. Hidrogen sulfida mg/l 0,05
23. Besi mg/l 0,3
24. Mangan mg/l 0,1
25. pH - 6,5 – 8,5
26. sodium mg/l 200
27. sulfat mg/l 250
28. Total padatan mg/l 1000
terlarut
29. Seng mg/l 3
30. chlorine µg/l 600 – 1000
III. BAKTEROLOGIS
1. Koliform tinja
 Pada air minum Jml/100 ml 0
 Pada air yang Jml/100 ml 0
masuk system
distribusi
 Pada system Jml/100 ml 0
distribusi
2. Total koliform
 Pada air yang Jml/100 ml 0
masuk system
distrbusi
 Pada system Jml/100 ml 0
distribusi
(Sumber tabel: PDAM Tirta Moedal Kota Semarang)

2. Zeolit
Zeolit adalah senyawa zat kimia alumino-silikat berhidrat dengan kation natrium,
kalium dan barium. Zeolit juga sering disebut sebagai “molecular sieve/ molecular mesh”
(saringan molekul) karena zeolit memiliki pori-pori berukuran molekuler sehingga
mampu memisahkan/ menyaring molekul dengan ukuran tertentu. Zeolit memiliki
beberapa sifat antara lain : mudah melepas air akibat pemanasan, tetapi juga mudah
mengikat kembali molekul air dalam udara lembab. Oleh sebab itu, zeolit banyak
digunakan sebagai bahan pengering. Disamping itu zeolit juga mudah melepaskan kation
dan diganti dengan kation lainnya, misal zeolit melepas natrium dan digantikan dengan
mengikat kalsium atau magnesium. Sifat ini pula menyebabkan zeolit dimanfaatkan
untuk melunakkan air. Zeolit alam banyak ditemukan di India, Siprus, Jerman, dan
Amerika Serikat (Wikipedia, 2013).
Densitas zeolit antara 2,0 - 2,3 g/cm3, dengan bentuk halus dan lunak. Kilap yang
dimiliki bermacam-macam. Struktur zeolit dapat dibedakan dalam 3 komponen yaitu
rangka aluminosilikat, ruang kosong saling berhubungan yang berisi kation logam, dan
molekul air dalam fase occluded (Flanigen dalam Harben & Kuzvart, 1996).

Gambar 1.1 Rangka zeolit yang terbentuk dari ikatan 4 atom O dengan
1atom Si (Sumber: Bell, 2001).

3. Sekam padi
Sekam padi adalah suatu limbah tanaman yang dihasilkan dari kulit padi.
Karakteristik yang dimiliki sekam padi adalah sangat ringan (berat jenis = 0,2 Kg/L),
kasar sehingga sirkulasi udara tinggi (banyak pori). Fungsi sekam padi antara lain adalah
dapat menahan air berkapasitas tinggi, dan berwarna coklat kehitaman sehingga dapat
mengadsorpsi sinar matahari dengan efektif, serta mempunyai kandungan unsur kimia
yang dapat mengurangi pengaruh penyakit, khususnya bakteri.
Sekam padi mengandung unsur N sebanyak 1% dan K 2%, berdasar analisis
Japanese Society for Examining Fertilizer and Fodders, komposisi arang sekam banyak
mengandung senyawa SiOz sebanyak 52% dan unsur C sebanyak 31%. Komposisi
lainnya adalah Fe2O3, K2O, MgO, CaO, MnO dan Cu dalam jumlah yang sangat kecil,
juga mengandung bahan-bahan organik. Sedangkan menurut analisis Suyekti dalam
Rusli (2009) sekam bakar mengandung N 0,32%, P 0,15%, K 0,31%, Ca 0,96%, Fe 180
ppm, Mn 80,4 ppm, Zn 14,10 ppm dan pH 6,8. Soepardi dalam Rusli (2009)
mengemukakan bahwa kadar kalium dalam abu sekam lebih kurang sama dengan 30%
K2O.

4. Pasir dan Pasir Silika


Pasir merupakan istilah untuk butir mineral atau batuan. Ada banyak jenis pasir di
dunia, salah satunya adalah pasir silika. Banyak sekali mineral-mineral yang berada di
kerak bumi berupa kuarsa, dan pasir silika terbuat dari pecahan-pecahan kuarsa yang
terjadi bertahun-tahun, melalui air dan angin, kuarsa pecah menjadi butir-butiran yang
sangat kecil. Butir-butiran ini dapat digunakan untuk berbagai macam tujuan, dan paling
banyak ditemukan di belahan bumi non-tropis.
Kegunaan pasir silika cukup beragam antara lain untuk filtrasi air, produksi gelas,
sand blasting, membuat beton, menambahkan tekstur ke jalan yang licin. Gambar pasir
silika dapat ditunjukkan dibawah ini sebagai berikut ;

Gambar 1.2 Pasir silika


(Sumber : http://google.co.id/search/gambar/silika.jpg)

5. Arang dan Arang Aktif


Arang merupakan suatu padatan berpori yang mengandung 85-95% karbon,
dihasilkan dari bahan-bahan yang mengandung karbon dengan pemanasan pada suhu
tinggi. Ketika pemanasan berlangsung, diusahakan agar tidak terjadi kebocoran udara
didalam ruangan pemanasan sehingga bahan yang mengandung karbon tersebut hanya
terkarbonisasi dan tidak teroksidasi. Arang digunakan sebagai adsorben (penyerap) dan
menghilangkan bau serta racun dalam air.
Arang aktif merupakan arang yang telah mengalami proses pengaktifan sedemikian
sehingga mempunyai kemampuan adsorpsi yang besar terhadap gas, zat cair tertentu,
partikel, dan sebagainya. Arang aktif sebenarnya arang juga sebagaimana arang yang
mudah dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, tetapi luas permukaannya sangat besar
yakni berkisar antara 300 – 2500 m 2 untuk tiap gram arang. Luas permukaan ini jauh
melebihi arang yang tidak diaktifkan.
Arang tidak memiliki struktur tertentu atau amorf, berbeda dengan padatan Kristal
garam dapur maupun kristal-kristal garam lainnya. Besarnya luas permukaan yang
dimiliki arang aktif disebabkan adanya struktur yang berongga-rongga di bagian dalam
yang memungkinkan untuk menjebak molekul-molekul ataupun partikel halus yang
berada di sekitarnya. Fenomena penyerapan seperti ini dikenal dengan nama adsorpsi.
Adapun besar kecilnya zat yang dapat teradsorpsi oleh suatu zat padat termasuk arang
aktif tergantung beberapa factor, antara lain : (a) jenis adsorpben, (b) macam zat yang
diadsorpsi, (c) konsentrasi zat teradsorpsi, (d) luas permukaan adsorpsi/ penyerap, (e)
temperatur dan (f) tekanan.
Bentuk arang aktif dapat dikelompokkan menjadi 2 bagian, yaitu bentuk serbuk/
bubuk dan bentuk granular. Arang aktif yang berbentuk serbuk biasanya digunakan
untuk adsorpsi zat dalam fasa larutan, sedangkan bentuk granular dipergunakan untuk
adsorpsi zat yang berfasa gas ataupun uap. Disamping itu untuk adsorpsi zat yang
berwujud gas, arang aktif dengan bentuk granular kadang-kadang dimanfaatkan dalam
media larutan, khususnya untuk dekhlorinasi arid an penghilang/ pemucat warna larutan
serta untuk memisahkan komponen-komponen dalam sistem yang mengalir (Schweitzer
dalam Yuinarto dkk, 1991).
6. Ijuk
Serat ijuk adalah serat alami yang sangat istimewa di banding dengan serat lainnya.
serat berwarna hitam yang dihasilkan dari pohon aren ini memiliki banyak kelebihan,
salah satunya adalah serat ijuk aren yang berbeda dengan serat kayu, karena serat ijuk
tidak memiliki dinding dan lumen set tetapi merupakan suatu zat yang utuh (solid).
Karakteristik struktural dari ijuk formasi alami berbeda dengan ijuk formasi pasaran
sebagai akibat dari proses pemanenan dan pemilahannya sebelum dipasarkan. Ijuk
formasi alami memiliki distribusi, bentuk, dan ukuran swerat yang lebih bervariasi
dibanding ijuk formasi pasaran, Pada ijuk formasi alami dijumpai serat-serat bentuk segi
empat, setengah bulat, dan bulat dengan proposi masing-masing 67 %, 27% dan 7%.
Pada ijuk formasi pasaran, serat-serat yang dijumpai hanya memiliki bentuk setengah
bulat dan bulat yang persentasi rat-ratanya masing-masing 42 % dan 58 %. Kegunaan
ijuk dalam penelitian ini, sebagai penyaring kotoran dalam air (filter) dan menjernihkan
air.

7. Kerikil
Kerikil adalah bebatuan kecil, biasanya batu granit yang dipecahkan. Ukuran kerikil
yang selalu digunakan ialah antara 2 mm dan 75 mm. Kerikil sering digunakan dalam
pembangunan badan jalan, dan sebagai batu campuran untuk memproduksi bata. Dalam
penelitian ini, kerikil digunakan sebagai penyaring lumpur dan kotoran-kotoran kasar.

8. Tawas
Tawas kalium atau potassium aluminium sulfat adalah senyawa kimia sulfat kalium
dari aluminium. Rumus kimia adalah KAl(SO4)2 dan umumnya ditemukan dalam bentuk
dodekahidrat sebagai KAl(SO4)2.12(H2O). Alum adalah nama umum untuk senyawa
kimia tawas, senyawa ini umumnya digunakan dalam pemurnian air, penyamakan kulit,
pencelupan, tekstil tahan api, dan baking powder. Dalam penelitian ini, tawas digunakan
untuk membunuh kuman dan bakteri, menghilangkan kekeruhan dalam air dan sebagai
koagulan.

9. Gravity-fed Filtering System


Gravity-fed filtering system merupakan gabungan dari Saringan Pasir Cepat (SPC)
dan Saringan Pasir Lambat (SPL). Air bersih dihasilkan melalui 2 tahap yaitu tahap
pertama air disaring menggunakan Saringan Pasir Cepat (SPC), kemudian air hasil
penyaringan tersebut disaring kembali menggunakan Saringan Pasir Lambat. Secara
umum skema Gravity-fed filtering system sebagai berikut :

Gambar 1.3 Skema Gravity-fed Filtering System

F. METODE PENELITIAN
1. Variabel Eksperimen
Variabel eksperimen adalah kondisi yang hendak diselidiki bagaimana
pengaruhnya terhadap gejala yang dibagi menjadi dua yaitu :
a. Variabel akibat (Dependent variables), yaitu kualitas air bersih menggunakan
Gravity-fed Filtering System dengan Gravity-fed Filtering System Termodifikasi.
b. Variabel penyebab (Independent variables), yaitu komposisi tawas, ijuk, zeolit,
sekam padi, arang aktif, arang, pasir, kerikil dan pasir silika dalam Gravity-fed
Filtering System Termodifikasi.

2. Variabel Non Eksperimen


Variabel non eksperimen atau variabel yang tidak diteliti dalam penelitian ini
dibagi menjadi dua yaitu :
a. Controlled variables
Controlled variables merupakan bagian dari variabel non eksperimen yang dapat
dikontrol (variabel yang tidak diteliti namun dapat dikontrol). Pengontrolan
variabel ini dilakukan dengan pemilihan alat dan pengolahan bahan dengan
persamaan karakter dan perlakuan yang sama. Controlled variables dalam
penelitian ini adalah : (1) jenis pasir, (2) kerikil, (3) sekam padi, (4) jenis zeolit, (5)
pasir silika, (6) arang aktif, (7) tawas, (8) ijuk, (9) arang, dan (10) alat, meliputi alat
untuk membuat gravity-fed filtering system.
b. Extraneous variables
Extraneous variables merupakan bagian dari variabel non eksperimen yang ada
diluar kekuasan eksperimen untuk dikontrol, yaitu : (1) sifat dan karakteristik
sampel air, (2) kondisi air selama penelitian, (3) pH, dan (4) temperatur air.

3. Desain atau Rancangan Penelitian


Desain atau rancangan eksperimen yang digunakan adalah rancangan postes
dengan kelompok kontrol (Post Test only with control group design). Hal ini
dikarenakan kasus-kasus telah dirandomisasi baik pada kelompok kontrol maupun
kelompok eksperimen. Kelompok eksperimen merupakan air limbah yang melalui
penyaringan gravity fed filtering system dengan komposisi zeolit, arang aktif, arang,
pasir silika, pasir, tawas, kerikil, ijuk, dan sekam padi. Sedangkan Kelompok kontrol
merupakan air limbah yang melalui penyaringan gravity fed filtering system dengan
pasir dan kerikil.

4. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data


Data parameter yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah pH, temperatur,
warna, bau, kesadahan, kadar COD, BOD, Cl -, Hg, Pb, Cd, dan bakteri E. Coli.
Parameter tersebut didapatkan dari : 1) air limbah, 2) bahan (pasir silika, arang, pasir,
kerikil, tawas, ijuk, zeolit, arang aktif, dan sekam padi). Instrumen penelitian yang
digunakan untuk pengambilan data adalah 1) AAS, 2) gravity fed filtering system, 3)
pH meter.

5. Tahapan Pelaksanaan Penelitian


a. Persiapan Sampel Penelitian
Persiapan sampel penelitian dilakukan dengan mempersiapkan air limbah
Pelaksanaan Penelitian
1) Persiapan Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan antara lain : 1) gravity fed filtering system
termodifikasi, 2) pasir silika, 3) zeolit, 4) arang aktif, 5) sekam padi, 6) pasir, 7)
kerikil, 8) tawas, 9) ijuk
2) Pelaksanaan Percobaan
a) Pembuatan Rancang Bangun Gravity Fed Filtering System Termodifikasi.
1. Menyiapkan 5 buah botol air mineral ukuran 1,5 liter.
2. Membuat lubang pemasukan air pada tutup botol 1, 2, 3, 4
3. Memotong dan memasukkan selang air pada tutup botol yang telah
dilubangi
4. Menutup rongga di antara tutup botol dan selang air dengan plastik
dan lem plastik.
5. Membuat lubang pengeluaran air pada tutup botol 4.
6. Menempatkan botol-botol yang sudah di desain pada bangun kayu
dan bambu yang disusun seperti tangga, agar botol tetap berdiri tegak.

b) Uji Mutu Kualitas Air Sampel


1. Analisis pH
Pengukuran pH dilakukan sebelum dan sesudah koagulasi serta
penyaringan dengan menggunakan pH meter.
2. Analisis warna
Pengujian warna dapat dilihat secara visual.
3. Analisis kesadahan
Sebanyak 25 ml larutan air sampel dipipet ke dalam Erlenmeyer 250 ml,
kemudian dititrasi dengan HCl 0,1 N dengan indikator PP, hingga cairan
tak berwarna lagi. Pada titrasi pertama ini diperlukan a ml larutan HCl.
Selanjutnya ditetesi dengan indikator metal merah dan titrasi dilanjutkan
hingga warna cairan berubah. Kemudian dididihkan untuk mengusir CO2
dan setelah dingin ditambahi lagi beberapa tetes HCl (bila perlu) hingga
terjadi perubahan warna.
4. Analisis Cl-
Sebanyak 8 gram air sampel ditimbang dengan teliti, kemudian ditambah
dengan air suling (aquades) ke dalam labu ukur 100 ml dan diencerkan
sampai tanda batas garis. Sebanyak 25 ml air sampel tersebut dipipet ke
dalam Erlenmeyer 250 ml, ditambahkan 25 ml air suling dan 2 ml larutan
AgNO3 0,1 N. Dititrasi hingga terbentuk warna merah coklat.
5. Analisis kekeruhan
Analisis kekeruhan sampel dengan menggunakan HANNA Turbidimetri.
6. Analisis BOD dan COD
Analisis kadar BOD dan COD
7. Analisis logam-logam berat (Hg, Pb, dan Cd)
Analisis logam-logam berat dilakukan/ ditetapkan dengan menggunakan
metode Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) yang didasarkan pada
proses hidrolisis air sampel dengan asam, sehingga senyawa-senyawa
dalam sampel tersebut dipecah dan logam-logam yang terkandung di
dalamnya dan dibebaskan/ dilepaskan.
8. Analisis bau
Analisis bau dilakukan melalui indera penciuman.
DAFTAR PUSTAKA

Bell, R.G.2001. What are zeolites ?.Diakses dari http://www.bza.org/ zeolites.html

Harben, P.W & Kuzvart, M, 1996. Industrial Minerals: A Global Geology.


London.Industrial Minerals Information Ltd: Metal Bulletin PLC.Page 445 – 450.

Kusumaningrum, Herdiana.2008. Analisis Kesanggupan Membayar Masyarakat Untuk


Peningkatan Kualitas Air Sungai Berdasarkan Contingent Valuaion Method
(CVM).Bandung: Central Library Institute Technology Bandung.

Muryati, Sri, dkk.2005. Keterampilan Hidup Berbasis Kimia Hijau.Semarang: Jurusan


Kimia FMIPA Unnes.

Nawawi, Gunawan.2001. Kualitas Air dan Kegunaannya Di Bidang Pertanian. Jakarta:


Depdiknas.

Rusli, 2009. Sekam Padi dan Pemanfaatannya.Di akses dari http://google/


search/sekam_padi.html

Yuinarto, dkk.1991. Pembuatan Alat Destilasi Kering Tempurung Kelapa Untuk


Menghasilkan Karbon Aktif dan Pemanfaatan Destilatnya Sebagai Pengawet
Bahan Makanan Hewani.Yogyakarta: Lomba Inovasi Teknologi Mahasiswa
Provinsi DIY.

Wasilah, A.S., Rukaesih, A. dan Deetje, S., 2002. Kimia Lingkungan. Jakarta : Pusat
Penerbitan Universitas Terbuka.

Achmad, Rukaesih. 2004. Kimia Lingkungan. Yogyakarta : Penerbit ANDI.

http://filterpenyaringair.com/search/fungsi-ijuk-dalam-penyaringan-air/
http://filterpenyaringair.com/karbon-aktif/
http://edwidianto.wordpress.com/2009/01/14/menjernihkan-air-sumur-bor-dengan-tawas/
http://en.wikipedia.org/wiki/Potassium_alum
http://arengabroom.blogspot.com/2009_08_01_archive.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Kerikil
http://bakti-husada.blogspot.com/2012/03/bersama-krida-bina-lingkungan-sehat.html
http://mitharahayu.wordpress.com/2009/03/18/penjernihan-air/
LAMPIRAN

Desain alat Gravity-fed Filtering System

Desain alat Gravity-fed Filtering System Termodifikasi

Anda mungkin juga menyukai