Anda di halaman 1dari 36

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Saat ini, stroke menduduki peringkat ke-tiga sebagai penyakit mematikan di


Indonesia setelah penyakit jantung dan kanker. Depkes RI menyebutkan bahwa di
perkotaan besar kematian akibat stroke pada kelompok usia 45-54 tahun sebesar 15,9
%, sedangkan di pedesaan sebesar 11,5 %. Dalam dasawarsa terakhir, stroke tercatat
penyebab kematian utama di Indonesia. Kondisi yang sering dialami oleh seseorang
yang terserang stroke cukup beragam, seperti kelumpuhan, perubahan mental,
gangguan daya pikir, kesadaran, konsentrasi, fungsi intelektual, gangguan
komunikasi, gangguan emosional, dan kehilangan indra perasa.

Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 dan 2013, dilaporkan
proporsi penderita stroke masing-masing sebesar 8,3 dan 12,1 per 1000 penduduk.
Stroke banyak diderita penduduk di berbagai belahan dunia. WHO (2014) saat
menyajikan angka kematian, memasukkan stroke dalam cardiovascular disease
(CVD) yang merupakan empat besar penyakit tidak menular (noncommuni-cable
disease, NCD), di samping kanker, penyakit saluran pernafasan dan diabetes. WHO
menyebut NCD sebagai penyebab utama kematian di dunia. Kematian CVD yaitu
sebesar 17,5 juta atau 46,2 % kematian NCD. Proporsi kematian NCD terbesar
dijumpai di wilayah WHO Asia Tenggara dan proporsinya meningkat dalam 12 tahun
terakhir, yaitu dari 6,7 juta pada tahun 2000 menjadi 8,5 juta tahun 2012. Di antara
NCD, CVD merupakan penyebab tertinggi dari kematian sebelum berusia 70 tahun.
Di Amerika Serikat, pada tahun 2008 stroke menduduki penyebab kematian nomor
empat setelah tahun-tahun sebelumnya pada posisi nomor tiga. Sekitar 125 000
sampai 500 000 penderita stroke baru atau kambuhan terjadi setiap tahunnya. Menurut
Thompson, stroke membawa pengaruh terhadap semua aspek kehidupan seseorang
yang mengalaminya baik dari aspek personal, sosial, vokasional, dan juga fisik.
Terjadinya keadaan psikologis yang negatif pada penderita stroke tersebut disebabkan
karena adanya perubahan pada Activities of Daily Living (ADL), misalnya dalam
3
6
urusan rumah tangga, pemenuhan kebutuhan nutrisi, pemenuhan kebutuhan mobile-
sasi, dan juga kelelahan.

Stroke atau penyakit peredaran darah otak adalah kerusakan pada bagian otak
yang terjadi bila pembuluh darah yang membawa oksigen dan zat-zat gizi ke bagian
otak tersumbat atau pecah. Akibatnya, dapat terjadi beberapa kelainan yang
berhubungan dengan kemampuan makan pasien yang pada akhirnya berakibat
penurunan status gizi. Untuk mengatasi keadaan tersebut diperlukan diet khusus.

Konsumsi makanan setelah menderita stroke berpengaruh pada umur penderita


stroke selanjutnya. Hal ini karena berpengaruh terhadap status gizinya. Menurut
FOOD (Feed Or Ordinary Food) Trial Collaboration (2003), kelompok peneliti yang
menganalisis status gizi data kohor yang melibatkan 3.012 penderita stroke, proporsi
gizi kurang setelah menderita stroke sangat bervariasi. Keragaman proporsi gizi
kurang tersebut banyak sebabnya, antara lain pemilihan pasien, metode, dan waktu
pengukuran.

Untuk mengatasi masalah krusial ini diperlukan strategi untuk mengatasi


risiko penurunan status gizi pasien. Salah satunya dengan cara melakukan diet stroke
yang berguna untuk memenuhi kebutuhan gizi pasien. Pengaturan makan bagi para
penderita stroke perlu diperhatikan keluarganya dengan cara pendidikan,
penyuluhan,dan pendamping penderita stroke. Peran dan dukungan keluarga
berpengaruh secara signifikan terhadap proses rehabilitasi pada penderita stroke.
Demikian pula perawat sebagai salah satu tenaga profesional yang keberadaannya
paling dekat dengan pasien, mempunyai peran yang besar dalam memberikan
informasi dan edukasi terkait diet bagi penderita stroke.

B. Tujuan Penyusunan Makalah


1. Mengetahui pengertian penyakit stroke
2. Mengetahui tanda dan gejala pada penyakit stroke
3. Mengetahui macam-macam jenis penyakit stroke
4. Memahami dan mengetahui etiologi penyakit stroke
5. Memahami patofisiologi pada penyakit stroke
6. Mengetahui faktor risiko yang terjadi pada penyakit stroke
3
6
7. Mengetahui dan memahami manifestasi klinis pada penyakit stroke
8. Mengetahui dan memahami apa saja komplikasi yang terjadi pada pasien penyakit
stroke
9. Mengetahui dan menerapkan pertolongan pertama pada penderita stroke
10. Mengetahui dan memahami pola diet yang harus dilakukan pada pasien penyakit
stroke.

C. Metode

Pengumpulan data dan informasi pada makalah ini diambil melalui berbagai
sumber yakni beberapa jurnal dari internet yang maksimal berada pada rentang 10
tahun terakhir (yaitu pada tahun 2014 dan 2016), peminjaman buku-buku di
perpustakaan kampus Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Yogyakarta
mengenai tema yang berhubungan dengan stroke seperti nutrisi; pola makan;
penuntun diet; diet sehat; dan menu sehat untuk lanjut usia, serta melalui web maupun
blog dari internet.

3
6
BAB II

PEMBAHASAN

Konsep Penyakit Stroke

1. Pengertian Stroke

Stroke atau CVD (Cerebro Vaskuler Disease) merupakan gangguan suplai


oksigen ke sel-sel saraf yang dapat disebabkan oleh pecahnya atau lebih pembuluh
darah yang memperdarai otak dengan tiba-tiba. Stroke merupakan cedera otak yang
berkaitan obstruksi aliran darah otak. Stroke dapat menjadi akibat pembentukan
trombus ke otak atau di suatu arteri serebrum, akibat embolus yang mengalir ke otak
dari tempat lain ke tubuh atau akibat perdarahan otak.

Stroke termasuk penyakit serebrovaskuler, merupakan penyakit yang


menyerang jaringan otak yang disebabkan berkurangnya aliran darah dan oksigen ke
dalam otak. Berkurangnya aliran darah dan oksigen ini disebabkan karena adanya
sumbatan, penyempitan, atau pecahnya pembuluh darah di dalam otak tersebut.
Stroke dapat menyebabkan gangguan yang kompleks pada tubuh dan konsekuensi
negatif bagi pasien yang bertahan hidup. Selain itu, stroke juga penyebab utama
disability bagi penderitanya dan biaya pengobatan yang cukup mahal selama
perawatan berlangsung. Fase pemulihan pasien stroke membutuhkan proses, waktu
yang lama dan berkelanjutan untuk mempertahankan kondisi tubuh agar dapat
menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi.
WHO mendefinisikan bahwa stroke adalah gejala-gejala defisit fungsi susunan
saraf yang diakibatkan oleh penyakit pembuluh darah otak, bukan yang lain. Stroke
adalah suatu keadaan saat sel-sel otak mengalami kerusakan karena tidak mendapat
pasokan oksigen dan nutrisi yang cukup. Sel-sel otak harus selalu memperoleh
semuanya itu agar tetap hidup dan dapat menjalankan fungsinya dengan baik.
Oksigen dan nutrisi ini dibawa oleh darah yang mengalir di dalam pembuluh darah
yang menuju sel-sel otak. Apabila karena sesuatu, ternyata aliran darah atau pasokan
oksigen dan nutrisi ini terhambat selama beberapa menit, maka dapat terjadi stroke.
Penghambatan aliran oksigen ke sel-sel otak selama 3 atau 4 menit saja sudah mulai
menyebabkan kerusakan ssel-sel otak. Semakin lama penghambatan itu terjadi,
3
6
efeknya akan semakin parah dan semakin sukar dipulihkan. Sehingga, tindakan yang
cepat dalam mengantisipasi dan mengatasi serangan stroke sangat menentukan
kesembuhan dan pemulihan kesehatan penderita stroke.
Penyakit stroke ini adalah penyakit yang tidak mengenal usia, jenis kelamin,
serta status soSial. Serangannya bisa dialami oleh siapa pun, apalagi jika kita tidak
menjaga kesehatan. Mereka yang dinyatakan kondisi fisiknya sehat oleh dokter saja
bisa secara mendadak terserang stroke. Apalagi, para penderita penyakit-penyakit
kronis, seperti tekanan darah tinggi (hipertensi), diabetes mellitus, jantung, kadar
kolesterol tinggi, trigleserida tinggi, pengerasan pembuluh darah, penyempitan
pembuluh darah, penebalan pembuluh darah, obesitas, dan lain-lain. Stroke yang
berkaitan dengan hipertensi memengaruhi munculnya kerusakan dinding pembuluh
sehingga dinding pembuluh darah tidak merata. Akibatnya, zat-zat yang terlarut
seperti kolesterol, kalsium, dan sebagainya akan mengendap pada dinding pembuluh
yang dikenal dengan istilah penyempitan pembuluh darah. Penderita hipertensi
adalah kelompok yang rentan terhadap serangan stroke. Alasannya, hipertensi dapat
menyebabkan tekanan yang lebih besar pada dinding pembuluh darah sehingga
dinding pembuluh darah menjadi lemah dan pembuluh darah akan mulai pecah. Oleh
karena itu pula, penderita penyakit kronis harus mewaspadai dan mengantisipasi
terjadinya serangan stroke. Istilah “stroke” digunakan untuk menamakan sindroma
(kumpulan gejala) hemiparesis atau hemiparalisis (lumpuh sebelah) akibat kerusakan
pada pembuluh darah yang bisa bangkit dalam beberapa detik sampai hari,
tergantung pada jenis penyakit yang menjadi penyebabnya. Jadi, sebenarnya stroke
bukanlah nama penyakit, melainkan istilah untuk menjelaskan kumpulan gejala yang
muncul bila ada kerusakan pada pembuluh darah otak.
Stroke dapat mengakibatkan lumpuh, penglihatan terganggu, penurunan fungsi
pendengaran, penurunan daya ingat, dan merosotnya kemampuan menghitung.
Bahkan, beberapa penderita tidak mampu untuk berkomunikasi. Makanan dapat
mencegah penggumpalan pembuluh darah. Dalam hal ini, pembuluh darah lebih
elastis, tidak tersumbat, dan membuat aliran darah menjadi normal. Kondisi seperti
ini sangat baik untuk mencegah stroke. Pencegahan terjadinya stroke harus dilakukan
sepanjang masa. Dengan bertambahnya usia, kemungkinan untuk terserang stroke
atau penyakit jantung semakin besar. Oleh karena itu, harus diusahakan untuk selalu
mengurangi atau menghilangkan berbagai faktor risiko, terutama dengan melakukan
diet dan olahraga secara teratur.
3
6
2. Tanda dan Gejala Stroke Secara Umum

Gejala dan tanda stroke seringkali tumpang tindih dengan gejala penyakit lain.
Disfungsi kognisi penderita stroke diidentifikasi sama seperti yang dialami oleh
penderita demensia vaskuler. 8,9 bahkan sebesar 12-16 persen penderita stroke
menderita pra demensia dan risiko untuk mendapatkan serangan stroke berulang
meningkat. Berdasarkan lokasinya di tubuh, gejala-gejala stroke terbagi menjadi tiga
jenis berikut:

a. Bagian system saraf pusat; kelemahan otot (hemiplegia), kaku, dan


menurunnya fungsi sensorik
b. Batang otak, yang mempunyai 12 saraf cranial; menurunnya kemampuan
membau, mengecap, mendengar, dan melihat parsial atau keseluruhan,
refleks menurun, ekspresi wajah terganggu, pernapasan dan detak jantung
terganggu, serta lidah lemah
c. Cerebral cortex; aphasia, apraxia, daya ingat menurun, hemineglect, dan
kebingungan.

Jika tanda-tanda dan gejala tersebut menghilang dalam waktu 24 jam, berarti
dinyatakan sebagai transient ischemic attack (TIA), yang merupakan serangan kecil
atau serangan awal stroke. Sedangkan, gejala utama dalam stroke sementara (stroke
yang bisa sembuh dalam beberapa menit atau jam), stroke ringan (stroke yang bisa
sembuh dalam beberapa minggu), dan stroke berat (sembuh dengan meninggalkan
cacat, tidak bisa sembuh total, bahkan dalam beberapa bulan atau tahun kemudian bisa
mengakibatkan kematian), adalah:

1. Pusing atau sakit kepala tiba-tiba tanpa tahu sebabnya


2. Tiba-tiba kehilangan keseimbangan, koordinasi, dan control tubuh
3. Kehilangan penglihatan pada salah satu atau kedua mata
4. Hilang kesadaran dan bicara tidak jelas
5. Kelemahan dan kelumpuhan pada wajah, lengan, tangan, terutama pada
salah satu sisi tubuh.

Sebagian besar kasus stroke terjadi secara mendadak, sangat cepat, dan
menyebabkan kerusakan otak dalam beberapa menit (completed stroke). Kemudian
stroke menjadi bertambah buruk dalam beberapa jam sampai 1-2 hari akibat
3
6
bertambah luasnya jaringan otak yang mati (stroke in evolution). Perkembangan
penyakit biasanya (tetapi tidak selalu) diselingi dengan periode stabil, yaitu perluasan
jaringan yang mati berhenti sementara atau terjadi beberapa perbaikan. Gejala stroke
yang muncul pun tergantung dari bagian otak yang terkena. Usia merupakan faktor
risiko stroke, semakin tua usia maka risiko terkena stroke pun semakin tinggi. Namun,
sekarang kalangan usia produktif perlu mewaspadai ancaman stroke. Pada usia
produktif, stroke dapat menyerang terutama pada mereka yang gemar mengonsumsi
makanan berlemak dan narkotika. Gaya hidup yang tidak baik memang mengundang
berbagai penyakit yang menyerang usia produktif. Stroke menyerang otak dan
merusak sel-sel otak yang berhubungan dengan saraf. Kerusakan saraf yang
disebabkan oleh gangguan stroke dapat menimbulkan berbagai masalah, termasuk
gangguan fungsi seksualitas bagi laki-laki maupun perempuan.

Gejala stroke tidak selalu muncul pada kondisi yang berat. Serangan stroke
ringan dapat diatasi dan kondisi pasien dapat pulih kembali sepenuhnya, bahkan dapat
beraktivitas dan produktif seperti semula apabila serangan stroke ditangani dengan
cepat dan tepat. Sedangkan, penanganan yang terlambat akan mengantarkan pada
kondisi yang parah, seperti kelumpuhan total, atau bahkan kematian. Gejala-gejala
paling umum dalam munculnya serangan stroke, antara lain:

1. Gangguan penglihatan (pandangan kabur)


Penglihatan ganda, pandangan kabur, bahkan slah satu mata bisa
kehilangan fungsinya
2. Susah bicara
Kemampuan untuk memahami perkataan orang lain dan mengekspresikan
diri melalui kata-kata menjadi menurun. Tidak dapat atau lancer bicara
3. Bagian lengan dan kaki lunglai
Biasanya salah satu atau semua kaki dan lengan terasa lemah, dan mati
rasa
4. Kehilangan keseimbangan
Penderita akan susah untuk berjalan, mual ketika berjalan, dan tiba-tiba
pening di kepala
5. Nyeri
Nyeri mendadak pada bagian lengan atau kaki, sebagian dada, dan
sebagian wajah
3
6
6. Wajah murung
Terjadi karena otot-otot di sekitar wajah melemah secara mendadak,
biasanya terjadi hanya pada salah satu sisi saja. Mulut miring ke kiri atau
kanan
7. Sakit kepala akut
Sakit kepala dadakan yang tak kunjung berhenti bisa di sebagian
(migraine) atau seluruhnya atau hanya tempat-tempat tertentu
8. Cegukan
Cegukan yang mendadak dan tiba-tiba berhenti karena menyerang bagian
otak yang mengatur pernapasan
9. Sesak nafas
10. Salah satu kelopak mata sulit dipejamkan, gangguan penciuman
11. Rasa baal dan kesemutan satu sisi tubuh.

Gejala-gejala tersebut dapat ditemukan salah satu saja atau bisa muncul
beberapa gejala seklaigus, tergantung berat dan letak lesi pada otak orang tersebut.
Gejala-gejala yang disebutkan di atas bisa muncul tiba-tiba saat sedang santai atau
ketika melakukan aktivitas, atau ketika bangun tidur. Misalnya, ketika bangun tidur
hendak ke kamar mandi, tiba-tiba terjatuh tanpa ada yang menghalangi atau
tersandung sesuatu. Dalam kasus stroke non-perdarahan, kita dapat menemukan
tanda-tanda dan gejala-gejala sebagai berikut:

1. Terjadinya stroke biasanya bertahap atau tidak mendadak


2. Terjadi pada saat penderita sedang beristirahat
3. Nyeri kepala umumnya ringan-sedang
4. Tidak dijumpai adanya kejang
5. Tidak ada muntah
6. Tidak disertai dengan penurunan keasadaran atau terjadi penurunan
kesadaran dalam derajat yang minimal
7. Gangguan penglihatan pada satu mata tanpa disertai rasa nyeri
8. Kelumpuhan lengan atau tungkai atau keduanya pada sisi yang sama
9. Kesulitan berbicara (afasia)
10. Gangguan sensasi raba (sensorik)
11. Gangguan pergerakan tubuh (motorik)
12. Mulut merot bila mengenai saraf fasialis (persarafan wajah)
3
6
13. Mendadak tidak stabil, dll.

Ada berbagai tanda stroke yang disebabkan oleh perdarahan otak, yaitu:

1. Terjadi secara mendadak, biasanya ketika penderita sedang melakukan


aktivitas
2. Didahului nyeri kepala yang hebat
3. Seketika itu orang tersebut akan kehilangan kesadaran
4. Bisa dijumpai adanya muntah
5. Kejang
6. Bila lokasi perdarahan di lobus frontalis otak, maka terjadi kelumpuhan
organ yang berlawanan dengan lokasi perdarahan, adanya nyari kepala
hebat, dan gangguan lapang pandang penglihatan
7. Dapat terjadi gangguan sensasi raba
8. Gangguan bicara dan mulut merot
9. Gangguan pergerakan atau bahkan gangguan system keseimbangan.

Pada prinsipnya, ada kesamaan di antara segala manifestasi klinis (akibat) dari
stroke muncul karena perdarahan dan bukan perdarahan. Hanya yang membedakan
adalah on-set (waktu terjadi), ada tidaknya nyeri kepala, ada tidaknya muntah dan
kejang, juga ada tidaknya penurunan kesadaran.

3. Jenis Stroke
Stroke disebabkan oleh keadaan iskhemik atau proses hemoragik yang
seringkali diawali oleh adanya lesi atau perlukaan pada pembuluh darah arteri. Berikut
penjelasanya:

a. Stroke Iskemik

Stroke bisa terjadi bila suatu peradangan atau infeksi menyebabkan


penyempitan pembuluh darah yang menuju ke otak. Obat-obatan (misalnya, kokain
dan amfetamin) juga bisa mempersempit pembuluh darah di otak dan menyebabkan
stroke. Penurunan tekanan darah yang tiba-tiba bisa menyebabkan berkurangnya
aliran darah ke otak, yang biasanya menyebabkan seseorang pingsan. Stroke bisa
terjadi jika tekanan darah rendahnya sangat berat dan menahun. Hal ini terjadi jika
3
6
seseorang mengalami kehilangan darah yang banyak karena cedera atau pembedahan,
serangan jantung atau irama jantung yang abnormal.

Bila darah pada sebagian otak berkurang, terjadilah iskemik (simtoma


berkurangnya aliran darah yang dapat menyebabkan perubahan fungsional pada sel
normal) dan sel-sel yang kekurangan oksigen akan berhenti melakukan fungsinya
dengan sempurna. Waktu berhentinya sel-sel otak melakukan fungsinya bergantung
pada tingkat iskhemik dan lamanya. Contoh iskemik adalah mendadak kehilangan
keseimbangan, penglihatanya kabur, merasa anggota gerak bagaian kiri atau kanan
lemah, dan lain-lain.
Serangan iskemik ringan atau Transient Ischemic Attacks (TIA) menyebabkan
sel-sel otak berhenti melakukan fungsi normalnya selama beberapa menit, sampai 24
jam. Bila jumlah darah yang membawa zat-zat makanan mencukupi lagi maka secara
berlahan sel-sel otak mulai segar kembali. Iskemik yang lebih berat berlangsung lebih
lama dan akhirnya melampaui garis batas sehingga terjadi stroke atau
Cerebrovascular Accident (CVA).
Stroke iskemik adalah bentuk ekstrim dari iskhemik yang menyebabkan
kematian sel-sel otak yang irreversible (tidak dapat pulih lagi), yang disebut infark
dari otak. Penyebab stroke iskhemik sama dengan penyakit jantung, yaitu adanya
endapan-endapan lemak yang disebut atherosclerosis plague, tetapi pembentukan
plague yang menyebabkan stroke iskhemik berada dalam dinding pembuluh darah
arteri di leher dan kepala. Pada umunya plague yang terbentuk hanya mempersempit
pembuluh darah arteri, membuat aliran darah lebih bergolak dan mendorong
pembentukan bekuan darah atau thrombus.

Pada stroke iskemik, penyumbatan bisa terjadi di sepanjang jalur arteri yang
menuju otak. Misalnya, suatu atheroma (endapan lemak) bisa terbentuk di dalam
arteri karotis sehingga menyebabkan berkurangnya aliran darah. Keadaan ini sangat
serius karena setiap arteri karotis dalam keadaan normal memberikan darah ke
sebagian besar otak. Endapan lemak juga bisa terlepas dari dinding arteri dan
mengalir di dalam darah, kemudian menyumbat arteri yang lebih kecil. Arteri karotis
dan arteri vertebralis beserta percabangannya bisa juga tersumbat karena adanya
bekuan darah yang berasal dari tempat lain, misalnya dari jantung atau satu katupnya.
3
6
Stroke semacam ini disebut emboli serebral, yang paling sering terjadi pada
penderita yang baru mengalami pembedahan jantung dan penderita kelainan katup
jantung atau gangguan irama jantung (terutama fibrilasi atrium). Emboli lemak jarang
menyebabkan stroke. Emboli lemak terbentuk jika lemak dari sumsum tulang yang
pecah dilepaskan ke dalam aliran darah dan akhirnya bergabung di dalam sebuah
arteri.

Adapun 80% stroke ialah stroke iskemik. Stroke iskemik dibagi menjadi tiga
jenis berikut:

 Stroke trombotik, yaitu proses terbentuknya thrombus yang membuat


penggumpalan
 Stroke embolik, yakni tertutupnya pembuluh arteri oleh bekuan darah
 Hipoperfusion sistemik, yaitu berkurangnya aliran darah ke seluruh
bagian tubuh karena adanya gangguan denyut jantung.
b. Stroke Hemoragik

Stroke jenis ini disebabkan oleh adanya perdarahan. Perdarahan dapat terjadi
di mana saja di dalam badan, tetapi perdarahan di dalam atau disekitar otak
merupakan permasalahan hidup atau mati. Stroke karena perdarahan (hemoragik)
terjadi bila arteri yang menuju ke otak pecah, darah tumpah ke otak atu rongga antara
permukaan luar otak dan tengkorak. Anuresisma adalah penyebab umum terjadinya
stroke hemoragik. Stroke hemoragik khususnya terjadi pada penderita hipertensi.

Stroke hemoragik lebih besar kemungkinannya untuk jadi fatal. Tidak hanya
dapat mengganggu aliran darah ke bagian otak di mana terjadi pembuluh darah arteri
yang pecah, tetapi akan menekan otak dan menyebabkan jaringan otak membengkak.
Agar seseorang dapat bertahan hidup dengan stroke jenis ini maka tekanan dan
pembengkakan di dalam otak harus dihilangkan, biasanya dilakukan tindakan
pembedahan. Mereka yang selamat dalam proses pembedahan dapat sembuh
sepenuhnya atau mendekati sembuh sempurna.

Stroke hemoragik meliputi pendarahan di dalam otak (intracerebral


hemorrhage) dan pendarahan di antara bagian dalam dan luar lapisan pada jaringan
yang melindungi otak (subarachnoid hemorrhage). Ada dua jenis utama pada stroke
yang mengeluarkan darah yaitu intracerebral hemorrhage dan subarachnoid
3
6
hemorrhage. Gangguan lain yang meliputi pendarahan di dalam tengkorak termasuk
epidural dan hematomas subdural, yang biasanya disebabkan oleh luka kepala.
Gangguan ini menyebabkan gejala yang berbeda dan tidak dipertimbangkan sebagai
stroke.

Dari seluruh kejadian stroke, duapertiganya adalah iskemik dan sepertiganya adalah
hemoragik. (Journal Stroke-Universitas Andalas). Dan, hamper 70% kasus stroke
hemoragik terjadi pada penderita hipertensi. Stroke hemoragik dibedakan menjadi dua
jenis berikut:

 Hemoragik intraserebral, yaitu pendarahan yang terjadi di dalam


jaringan otak
 Hemoragik subaraknoid, yakni pendarahan yang terjadi pada ruang
subaraknoid (ruang sempit antara permukaan otak dan lapisan jaringan
yang menutupi otak).

4. Etiologi Penyakit Stroke

Ada dua pemicu terjadinya stroke, yaitu faktor risiko medis dan perilaku.
Faktor risiko medis antara lain darah tinggi (hipertensi), kolesterol, arteriosclerosis,
gangguan jantung, diabetes, riwayat stroke dalam keluarga, dan migraine. Sementara
itu, faktor risiko perilaku meliputi merokok (aktif dan pasif), mengonsumsi makanan
tidak sehat (junk food dan fast food), mengonsumsi alkohol, kurang olahraga,
mendengkur, kontrasepsi oral, narkoba, dan obesitas. Pada dasarnya, pemicu stroke
adalah suasana hati yang tidak nyaman (marah-marah), terlalu banyak minum alkohol,
merokok, dan senang mengonsumsi makanan yang berlemak.

Menurut Smeltzer (2001) stroke biasanya diakibatkan dari salah satu dari
empat kejadian yaitu:

a) Trombosis Serebral

Arteriosklerosis serebral dan perlambatan sirkulasi serebral adalah penyebab


utama trombosis serebral yang merupakan penyebab paling umum dari stroke. Tanda-
3
6
tanda trombosis serebral bervariasi. Sakit kepala adalah awitan yang tidak umum.
Beberapa pasien dapat mengalami pusing, perubahan kognitif, atau kejang, dan
beberapa mengalami awitan yang tidak dapat dibedakan dari hemoragik intraserebral
atau embolisme serebral. Secara umum, trombosis serebral tidak terjadi dengan tiba-
tiba dan kehilangan bicara sementara, hemiplegia, atau parestesia pada setengah tubuh
dapat mendahului awitan paralisis berat pada beberapa jam atau hari

b. Embolisme Serebral

Embolus biasanya menyumbat arteri serebral tengah atau cabang-cabangnya


yang merusak sirkulasi serebral. Awitan hemiparesis atau hemiplegia tiba-tiba dengan
afasia atau tanpa afasia atau kehilangan kesadaran pada pasien dengan penyakit
jantung atau pulmonal adalah karakteristik dari embolisme serebral

c. Iskemik Serebral

Iskemia serebral (insufisiensi suplai darah ke otak) terutama karena konstriksi


ateroma pada arteri yang menyuplai darah ke otak

d. Hemoragi Serebral

 Hemoragik ekstradural (hemoragik epidural) adalah kedaruratan bedah


neuro yang memerlukan perawatan segera. Keadaan ini biasanya
mengikuti fraktur tengkorak dengan robekan arteri tengah arteri
meninges lain dan pasien harus diatasi dalam beberapa jam cedera
untuk mempertahankan hidup
 Hemoragik subdural pada dasarnya sama dengan hemoragik epidural,
kecuali bahwa hematoma subdural biasanya jembatan vena robek.
Karenanya periode pembentukan hematoma lebih lama dan
menyebabkan tekanan pada otak. Beberapa pasien mungkin mengalami
hemoragik subdural kronik tanpa menunjukkan tanda atau gejala
 Hemoragik subaraknoid dapat terjadi sebagai akibat trauma atau
hipertensi, tetapi penyebab paling sering adalah kebocoran aneurisme
pada area sirkulus Willis dan malformasi arteri vena kongenital pada
otak
 Hemoragik intraserebral adalah perdarahan di substansi dalam otak
paling umum pada pasien dengan hipertensi dan aterosklerosis serebral
3
6
karena perubahan degeneratif, penyakit ini biasanya menyebabkan
ruptur pembuluh darah. Biasanya awitan tiba-tiba dengan sakit kepala
berat. Bila hemoragik membesar, makin jelas defisit neurologik yang
terjadi dalam bentuk penurunan kesadaran dan abnormalitas pada tanda
vital.

5. Patofisiologi Stroke

Infark regional kortikal, subkortikal, ataupun infark regional di batang otak


terjadi karena kawasan perdarahan suatu arteri tidak atau kurang mendapat jatah darah
lagi. Jatah darah tidak disampaikan ke daerah tersebut. Lesia yang terjadi dinamakan
infark iskemik jika arteri tersumbat dan infark hemoragik jika arteri pecah. Maka dari
itu “Stroke” dapat dibagi dalam:

1) Stroke iskemik (Non Hemorogik Iskemia) disebabkan oleh adanya


penyumbatan aliran darah otak oleh thrombus atau embolus. Trombus
umumnya terjadi karena berkembangnya aterosklerosis pada dinding
pembuluh darah, sehingga arteri menjadi tersumbat, aliran darah ke
area thrombus menjadi berkurang, menyebabkan iskemia kemudian
menjadi kompleks iskemia, akhirnya terjadi infark pada jaringan otak.
Emboli disebabkan oleh embolus yang berjalan menuju arteri serebral
melalui arteri karotis. Terjadinya blok pada arteri tersebut
menyebabkan iskemia yang tiba-tiba berkembang cepat dan terjadi
gangguan neurologis fokal. Perdarahan otak dapat disebabkan oleh
pecahnya dinding pembuluh darah oleh emboli
2) Stroke hemoragik, pembuluh darah yang pecah menyebabkan darah
mengalir ke substansi atau ruangan subaraknoid yang menimbulkan
perubahan komponen intrakranial yang seharusnya konstan. Adanya
perubahan komponen intrakranial yang tidak dapat dikompensasi
tubuh akan menimbulkan tingkatan TIK yang bila berlanjut akan
menyebabkan herniasi otak sehingga timbul kematian. Disamping itu,
darah yang mengalir ke substansi otak atau ruang subaraknoid dapat
menyebabkan edema, spasme pembuluh darah otak dan penekanan
pada daerah tersebut menimbulkan aliran darah berkurang atau tidak
ada sehingga terjadi nekrosis jaringan otak.
3
6
Aliran darah di setiap otak terhambat karena trombus atau embolus, maka
terjadi kekurangan oksigen ke jaringan otot, kekurangan oksigen pada awalnya
mungkin akibat iskemia imun (karena henti jantung atau hipotensi) hipoxia karena
proses kesukaran bernafas suatu sumbatan pada arteri koroner dapat mengakibatkan
suatu area infark (kematian jaringan. Perdarahan intraksional biasanya disebabkan
oleh ruptura arteri cerebri ekstravasasi darah terjadi di daerah otak atau subaraknoid
sehingga jaringan yang terletak di dekatnya akan tertekan. Darah ini sangat
mengiritasi jaringan otak, sehingga mengakibatkan vasospasme pada arteri di sekitar
pendarahan, spasme ini dapat menyebaar ke seluruh hemisfer otak, bekuan darah yang
semua lunak akhirnya akan larut dan mengecil, otak yang terletak di sekitar tempat
bekuan dapat membengkak dan mengalami nekrosis. Infark regional kortikal, sub
kortikal ataupun infark regional di batang otak terjadi karena daerah perdarahan suatu
arteri tidak atau kurang mendapat aliran darah. Aliran atau suplai darah tidak
disampaikan ke daerah tersebut oleh karena arteri yang bersangkutan tersumbat atau
pecah. Sebagai akibat keadaan tersebut bisa terjadinya anoksia atau hypoksia. Bila
aliran darah ke otak berkurang sampai 24-30 ml/100 gr jaringan akan terjadi iskemia
untuk jangka waktu yang lama dan bila otak hanya mendapat suplai darah kurang dari
16 ml/100 gr jaringan otak, maka akan terjadi infark jaringan otak yang permanen.

6. Faktor-faktor Risiko Stroke

Bahaya yang menghantui penderita stroke adalah serangan stroke berulang


yang bisa fatal atau kualitas hidup yang lebih buruk dari serangan pertama. Bahkan,
ada pasien yang mengalami serangan stroke sebanyak enam hingga tujuh kali.
Namun, perawatan medis tentu saja sangat memberatkan keuangan kita. Biayanya
mahal, apalagi pengobatan faktor risiko harus diteruskan seumur hidup. Oleh karena
itulah, kita lebih baik melakukan pencegahan dengan mulai mengendalikan faktor-
faktor risiko stroke. Faktor-faktor risiko terbagi menjadi dua, yaitu:

I. Faktor Risiko yang Tidak Dapat Dimodifikasi


Usia. Dari berbagia penelitian, diketahui bahwa semakin tua usia,
semakin besar pula risiko terkena stroke. Hal ini berkaitan dengan
proses degenerasi (penuaan) yang terjadi secara alamiah. Pada orang-
3
6
orang lanjut usia, pembuluh darah lebih kaku karena adanya plak
(atherosclerosis)
Jenis Kelamin. Laki-laki memiliki risiko lebih besar untuk terkena
stroke disbanding perempuan. Hal ini mungkin terkait bahwa laki-laki
cenderung merokok. Dan, rokok ternyata dapat merusak lapisan dari
pembuluh darah tubuh
Herediter. Terkait dengan riwayat stroke di keluarga. Orang dengan
riwayat stroke pada keluarga memiliki risiko peluang yang lebih besar
untuk terkena stroke dibanding orang tanpa riwayat stroke pada
keluarganya
Ras atau Etnik. Dari berbagai penelitian, ditemukan bahwa ras kulit
putih memiliki peluang lebih besar untuk terkena stroke disbanding ras
kulit hitam.
II. Faktor-faktor yang Dapat Dimodifikasi
Hipertensi. Orang-orang yang tekanan darahnya tinggi memiliki
peluang besar untuk mengalami stroke. Bahkan, hipertensi merupakan
penyebab terbesar (etiologic) dari kejadian stroke. Alasannya, dalam
kasus hipertensi dapat terjadi gangguan aliran darah tubuh, yaitu
diameter pembuluh darah kelak akan mengecil (vasokonstriksi)
sehingga darah yang mengalir ke otak pun berkurang. Dengan
pengurangan aliran darah otak (ADO), maka otak akan kekurangan
suplai oksigen dan glukosa (hipoksia) karena suplai berkurang secara
terus-menerus sehingga jaringan otak lama-lama akan mengalami
kematian
Penyakit Jantung. Penyakit jantung, seperti jantung coroner dan
infark miokard (kematian otot jantung), bisa menjadi faktor terbesar
terjadinya stroke. Seperti kita ketahui, pusat dari aliran darah di tubuh
terletak di jantung. Jika pusat pengaturan aliran darah mengalami
kerusakan, maka aliran darah tubuh akan mengalami gangguan,
termasuk aliran darah yang menuju ke otak. Gangguan aliran itu bisa
mematikan jaringan otak secara mendadak ataupun bertahap
Diabetes Mellitus. Diabetes Mellitus atau penyakit kencing manis
memiliki risiko untuk mengalami stroke. Hal ini terkait dengan
pembuluh darah penderita diabetes yang umumnya menjadi lebih kaku
3
6
(tidak lentur). Adanya peningkatan ataupun penurunan kadar glukosa
darah secara tiba-tiba juga dapat menyebabkan kematian jaringan otak
Hiperkolesterolemia. Hiperkolesterolemia merupakan keadan ketika
kadar kolesterol di dalam darah berlebih. Kolesterol yang berlebih,
terutama jenis LDL, akan mengakibatkan terbentuknya plak atau kerak
pada pembuluh darah, yang lama-lama akan semakin banyak dan
menumpuk sehingga mengganggu aliran darah
Obesitas. Kegemukan merupakan salah satu faktor risiko terjadinya
stroke. Hal tersebut terkait dengan tingginya kadar lemak dan
kolesterol dalam darah pada orang dengan obesitas, yaitu biasanya
kadar LDL (lemak jahat) lebih tinggi disbanding kadar HDL-nya
(lemak baik atau menguntungkan)
Merokok. Dari penelitian, diketahui bahwa orang-orang yang merokok
ternyata memiliki kadar fibrinogen darah yang lebih tinggi disbanding
orang yang tidak merokok. Peningkatan kadar fibrinogen ini dapat
mempermudah terjadinya penebalan pembuluh darah sehingga
pembuluh darah menjadi sempit dan kaku dengan demikian dapat
menyebabkan gangguan aliran darah
Alkohol Berlebih. Secara umum, peningkatan konsumsi alkohol
meningkatkan tekanan darah sehingga memperbesar risiko stroke, baik
yang iskemik maupun hemoragik. Tetapi, konsumsi alkohol yang tidak
berlebihan dapat mengurangi daya penggumpalan platelet dalam darah,
seperti halnya asnirin. Dengan demikian, konsumsi alkohol yang
cukup justru dianggap dapat melindungi tubuh dari bahaya stroke
iskemik. Pada edisi 18 November, 2000 dari The New England Journal
of Medicine, dilaporkan bahwa Physicians Health Study memantau
22.000 pria yang selama rata-rata 12 tahun mengkonsumsi alkohol satu
kali sehari. Ternyata, hasilnya menunjukkan adanya penurunan risiko
stroke secara menyeluruh. Klaus Berger M.D. dari Brigham and
Women’s Hospital di Boston beserta rekan-rekan juga menemukan
bahwa manfaat ini masih terlihat pada konsumsi seminggu satu
minuman. Walaupun demikian, disiplin menggunakan manfaat alkohol
dalam konsumsi cukup sulit dikendalikan dan efek samping alkohol
justru lebih berbahaya.
3
6
Lagipula, penelitian lain menyimpulkan bahwa konsumsi alkohol
secara berlebihan dapat mempengaruhi jumlah platelet sehingga
mempengaruhi kekentalan dan penggumpalan darah, yang menjurus ke
pendarahan di otak serta memperbesar risiko stroke iskemik

Obat-obatan Terlarang. Penggunaan obat-obatan terlarang seperti


kokain dan senyawa olahannya dapat menyebabkan stroke, di samping
memicu faktor risiko yang lain seperti hipertensi, penyakit jantung, dan
penyakit pembuluh darah. Kokain juga meyebabkan gangguan denyut
jantung (arrythmias) atau denyut jantung jadi lebih cepat. Masing-
masing menyebabkan pembentukan gumpalan darah. Marijuana
mengurangi tekanan darah dan bila berinteraksi dengan faktor risiko
lain, seperti hipertensi dan merokok, akan menyebabkan tekanan darah
naik turun dengan cepat. Keadaan ini pun punya potensi merusak
pembuluh darah
Cedera Kepala dan Leher. Cedera pada kepala atau cedera otak
traumatik dapat menyebabkan pendarahan di dalam otak dan
menyebabkan kerusakan yang sama seperti pada stroke hemoragik.
Cedera pada leher, bila terkait dengan robeknya tulang punggung atau
pembuluh karotid akibat peregangan atau pemutaran leher secara
berlebihan atau adanya tekanan pada pembuluh merupakan penyebab
stroke yang cukup berperan, terutama pada orang dewasa usia muda
Infeksi. Infeksi virus maupun bakteri dapat bergabung dengan faktor
risiko lain dan membentuk risiko terjadinya stroke. Secara alami,
sistem kekebalan tubuh biasanya melakukan perlawananan terhadap
infeksi dalam bentuk meningkatkan peradangan dan sifat penangkalan
infeksi pada darah. Sayangnya, reaksi kekebalan ini juga meningkatkan
faktor penggumpalan dalam darah yang memicu risiko stroke embolik-
iskemik.
3
6
7. Manifestasi Klinis pada Penyakit Stroke

 Kehilangan motorik
Stroke adalah penyakit motor neuron atas dan mengakibatkan
kehilangan kontrol volunter terhadap gerakan motorik. Karena neuron
motor atas melintas, gangguan kontrol motor volunter pada salah satu
sisi tubuh dapat menunjukan kerusakan pada neuron motor atas pada
sisi yang berlawanan dari otak. Disfungsi motor paling umum adalah
hemiplegia (paralisis pada salah satu sisi) karena lesi pada satu sisi otak
yang berlawanan. Hemiparesis, atau kelemahan salah satu sisi tubuh.
Di awal tahapan stroke, gambaran klinis yang muncul biasanya adalah
paralisis dan hilang atau menurunnya reflex tendon dalam. Apabila
reflek tendon dala ini muncul kembali (biasanya dalam 48 jam),
peningkatan tonus disertai dengan spastisitas (peningkatan tonus otot
abnormal) pada ekstremitas yang terkena dapat dilihat.
 Kehilangan komunikasi
Fungsi otak lain yang dipengaruhi oleh stroke adalah bahasa dan
komunikasi. Stroke adalah penyebab afasia paling umum. Disfungsi
bahasa dan komunikasi dapat di-manifestasikan sebagai berikut:
a. Disartria (kesulitan berbicara), ditunjukan dengan bicara yang
sulit dan dimengerti disebabkan oleh paralisis otot yang
bertanggung jawab untuk mneghasilkan bicara
b. Disfasia atau afasia (bicara defektif atau kehilangan bicara),
yang terutama ekspresif atau reseptif
c. Apraksia (ketidakmampuan untuk melakukan tindakan yang
dipelajari sebelumnya)
 Gangguan persepsi
Ketidakmampuan untuk menginterpretasikan sensasi. Stroke dapat
mengakibatkan disfungsi persepsi visual, gangguan dalam hubungan
visual-spasial dan kehilangan sensori
 Kerusakan fungsi kognitif dan efek psikologik
Bila kerusakan telah terjadi pada lobus frontal, mempelajari kapasitas,
memori atau fungsi intelektual kortikal yang lebih tinggi mungkin
rusak. Disfungsi ini dapat ditunjukan dalam lapang perhatian terbatas,
3
6
kesulitan dalam pemahaman, lipa dan kurang motivasi, yang
menyebabkan pasien ini menghadapi masalah frustasi dalam program
rehabilitasi mereka. Depresi umum terjadi dan mungkin akan
diperberat oleh respon alamiah pasien terhadap penyakit katastrofik ini.
Masalah psikologis lain yang umum terjadi yaitu labilitas emosional,
bermusuhan, frustasi, dendam, dan kurang kerja sama
 Disfungsi kandung kemih
Setelah stroke mungkin pasien mengalami inkontinensia urinarius
sementara karena konfusi, ketidakmampuan mengkomunikasikan
kebutuhan, dan ketidakmampuan untuk menggunakan urinal/bedpan
karena kerusakan control motorik dan postural. Kadang setelah stroke
kandung kemih menjadi atonik. Dengan kerusakan sensasi dalam
respon terhadap pengisian kandung kemih.

8. Komplikasi Pada Penyakit Stroke

Komplikasi stroke menurut Smeltzer adalah :


a) Komplikasi Dini (0-48 jam pertama)
1) Edema serebri: Defisit neurologis cenderung memberat, dapat mengakibatkan
peningkatan tekanan intrakranial, herniasi, dan akhirnya menimbulkan
kematian
2) Infark miokard: Penyebab kematian mendadak pada stroke stadium awal.
b) Komplikasi jangka pendek (1-14 hari)
1) Pneumonia: Akibat immobilisasi lam
2) Infark miokard
3) Emboli paru: Cenderung terjadi 7 -14 hari pasca stroke, seringkali pada saat
penderita mulai mobilisasi
4) Stroke rekuren: Dapat terjadi pada setiap saat.
c) Komplikasi jangka panjang
Stroke rekuren, infark miokard, gangguan vaskular lain: penyakit vaskular
perifer.
3
6
9. Pertolongan Pertama pada Penderita Stroke

Ada satu cara terbaik untuk memberi pertolongan pertama kepada orang yang
mendapat serangan stroke. Cara pertolongan ini selain dapat menyelamatkan nyawa si
penderita, juga tidak menimbulkan efek samping apa pun. Cara pertolongan yang
sangat sederhana ini dapat dilakukan oleh siapa saja dan di mana saja. Hasilnya 100
persen akan berhasil, sedangkan si penderita dapat tertolong dan menikmati hidup
sebagai insan yang normal. Inilah beberapa tips yang dapat menolong penderita
sebelum sampai ke rumah sakit terdekat:
1) Bila penderita pingsan atau mengorok, segera bawa ke rumah sakit terdekat.
Saat dibawa ke rumah sakit, perhatikan jalan napas penderita agar tetap lancar.
Misalnya, bila mulut atau hidung penderita mengeluarkan busa, segera
dibersihkan.kadang-kadang penderita muntah. Segera sisa muntahannya
dibersihkan dari mulut maupun hidungnya, sambil posisi berbaring tubuhnya
dibuat miring. Hal ini penting untuk menghindarkan agar sisa muntahannya
tidak masuk ke jalan napas yang dapat mengakibatkan komplikasi infeksi
saluran napas bahkan dapat menyumbat jalan napas sehingga menyebabkan
kematian
2) Hindari memberi minuman atau makanan pada penderita yang sedang pingsan
atau kesadarannya tampak menurun dibanding orang normal. Hal ini untuk
mencegah agar air atau makanan yang diberi tidak mengganggu jalan napas
penderita tersebut
3) Bila penderita mengalami salah satu atau beberapa gejala di atas, namun
penderita tetap sadar, penderita sebaiknya tetap dibawa ke rumah sakit. Agak
berbeda dari penderita yang tidak sadar, penderita yang masih sadar dapat
dibawa dalam posisi duduk atau berbaring, tergantung kenyamanan penderita
4) Sebaiknya, tidak panic apabila menemukan seseorang terserang stroke. Bila
serangan stroke cepat ditangani, mudah-mudahan hasilnnya akan lebih baik
daripada Anda panic dan akhirnya tidak melakukan apa-apa. Seandainya Anda
masih belum jelas mengenai penyakit ini, baik itu gejala-gejalanya, faktor
risiko, serta bagaimana mencegah agar serangan stroke tidak menyerang Anda,
Anda dapat menanyakannya langsung kepada dokter spesialis saraf. Lebih
baik mulai sekarang Anda aktif mencari informasi tentang penyakit ini
daripada setelah terkena stroke baru menyesal di kemudian hari
3
6
5) Si penderita harus tetap berada pada tempat semula dia terjatuh. Misalnya, di
kamar mandi, kamar tidur, ruang tamu, atau di mana saja. Jangan pindahkan
dari tempat dia jatuh ke tempat lain karena akan mempercepat proses
kepecahan pembuluh darah halus pada otak
6) Penderita harus dibantu mengambil posisi duduk yang pengeluaran darah
dapat dilakukan. Untuk ini, yang terbaik adalah menggunakan jarum suntik,
tetapi jika tidak tersedia, jarum jahit biasa atau jarum pentul dapat dipakai,
tetapi semuanya harus terlebih dahulu disucihamakan, antara lain dengan
membakar ujung jarum di atas api
7) Setelah siap pakai, lakukan penusukan pada 10 ujung jari tangan, titik
penusukan kira-kira 1 cm dari ujung jari tangan. Setiap ujung jari cukup
mendapat satu kali tusukan dengan harapan setiap jari mengeluarkan satu tetes
darah. Pengeluaran darah dari ujung jari tangan ini dapat dibantu dengan cara
memencet jika sewaktu ditusuk darah tidak keluar. Titik penusukan pada
ujung jari tangan tidak ditetapkan secara akurat. Dalam jangka waktu kira-kira
10 menit kemudian, si penderita akan sadar kembali
8) Jika mulut si penderita tampak moncong, maka kedua daun telinga si penderita
harus ditarik-tarik sampai berwarna kemerah-kemerahan, setelah itu
lakukanlah dua kali penusukan pada masing-masing ujung bawah daun telinga
sehingga darah ujung daun telinga (bagian bawah) bias mengalir. Dalam
beberapa menit saja bentuk mulut si penderita akan menjadi normal kembali
9) Setelah si penderita pulih keadaannya dan tidak ada rasa kelainan yang berarti,
maka bawalah si penderita ke dokter.

Konsep Diet Penderita Stroke

Penyakit stroke berhubungan dengan jenis makanan yang dikonsumsi sehari-


hari. Walaupun sebagian orang merasa khawatir akan kadar kolesterol penderita,
namun permasalahan utama yang dihadapi seseorang dengan cacat jasmaniah adalah
peningkatan berat badan akibat kurang gerak. Disini terjadi suatu lingkaran setan,
dimana kenaikan berat badan membuat penderita akan semakin tidak dapat bergerak
dan menaikkan berat badan lagi akan membuat penderita semakin tidak dapat
3
6
bergerak lagi dan seterusnya. Untuk mencegah hal-hal diatas maka terapi diet yang
tepat perlu diberikan. Adapun terapi diet yang diberikan adalah sebagai berikut:

1. Tujuan:

 Memberikan makanan yang cukup nilai gizi untuk mencegah timbulnya stroke
ulang
 Memberikan makanan yang disesuaikan dengan faktor risiko penyebab stroke
 Membantu menurunkan tekanan darah
 Membatasi kolesterol dan lemak, untuk menurunkan kandungan kolesterol
atau lemak dalam darah
 Mencegah atau memperlambat komplikasi lebih lanjut
 Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
 Memperbaiki keadaan stroke, seperti disfagia, pneumonia, kelainan ginjal, dan
decubitus.

2. Syarat Diet

Syarat-syarat Diet Stroke adalah:


 Energy cukup, yaitu 25-45 kkal/kgBB. Pada fase akut energi diberikan 1100-
1500 kkal/hari
 Protein cukup, yaitu 0,8-1 g/kgBB. Apabila pasien berada dalam keadaan gizi
kurang, protein diberikan 1,2-1,5 g/kgBB. Apabila penyakit disertai
komplikasi Gagal Ginjal Kronik (GGK), protein diberikan rendah yaitu 0,6
g/kgBB
 Lemak cukup, yaitu 20-25% dari kebutuhan energy total. Utamakan sumber
lemak tidak jenuh ganda, batasi sumber lemak jenuh yaitu < 10% dari
kebutuhan energy total. Kolesterol dibatasi < 300 mg
 Karbohidrat cukup, yaitu 60-70% dari kebutuhan energy total. Untuk pasien
dengan Diabetes Mellitus diutamakan karbohidrat kompleks
 Vitamin cukup, terutama vitamin A, riboflavin, B6, asam folat, B12, C, dan E
3
6
 Mineral cukup, terutama kalsium, magnesium, dan kalium. Penggunaan

1
natrium dibatasi dengan memberikan garam dapur maksimal 1 sendok
2
teh/hari (setara dengan ± 5 gram garam dapur atau 2 gr natrium)
 Serat cukup, untuk membantu menurunkan kadar kolesterol darah dan
mencegah konstipasi
 Cairan cukup, yaitu 6-8 gelas/hari, kecuali pada keadaan edema dan asites,
cairan dibatasi. Minuman hendaknya diberikan setelah selesai makan agar
porsi makanan dapat dihabiskan. Untuk pasien dengan disfagia, cairan
diberikan secara hati-hati. Cairan dapat dikentalkan dengan gel atau guarcol
 Bentuk makanan disesuaikan dengan keadaan pasien
 Makanan diberikan dalam porsi kecil dan sering

3. Jenis Diet dan Indikasi Pemberian

Berdasarkan tahapannya Diet Stroke dibagi menjadi dua fase, yaitu:


1) Fase Akut (24-48 jam)
Fase akut adalah keadaan tidak sadarkan diri atau kesadaran memnurun.
Pada fase ini diberikan makanan parenteral (nothing per oral/NPO) dan
dilanjutkan dengan makanan enteral (naso gastric tube/NGT). Pemberian
makanan parenteral total perlu dimonitor dengan baik. Kelebihan cairan
dapat menimbulkan edema serebral. Kebutuhan energy pada NPO total
adalah AMB x 1 x 1,2; protein 1,5 g/kg BB; lemak maksimal 2,5 g/kg BB;
dekstrosa maksimal 7g/kg BB
2) Fase Pemulihan
Fase pemulihan adalah fase dimana pasien sudah sadar dan tidak
mengalami gangguan fungsi menelan (disfagia). Makanan diberikan per
oral secara bertahap dalam bentuk Makanan Cair, Makanan Saring,
Makanan Lunak, dan Makanan Biasa. Bila ada disfagia, makanan
diberikan secara bertahap, sebagai gabungan makanan NPO, peroral, dan
NGT sebagai berikut:
i. NPO
3
6
1 3
ii. bagian per oral (bentuk semi padat) dan bagian melalui NGT
4 4
1 1
iii. bagian per oral (bentuk semi padat) dan bagian melalui NGT
2 2
iv. Diet per oral (bentuk semi padat dan semi cair) dan air melalui
NGT
v. Diet lengkap per oral.
Apabila makanan melalui NGT bertahan selama 6 minggu, perlu
dipertimbangkan kemung-kinan pemberian makanan melalui gastronomi atau
jejunostomi. Bila ada tukak lambung akibat sekresi asam lambung dan gastrin
meningkat (terutama pada stroke hemoragik), makanan diberikan secara bertahap
dengan syarat:
 Bila tidak ada perdarahan lambung dan Cairan Maag Slang (CMS) <
200 ml dapat diberikan makanan enteral
 Bila ada perdarahan, untuk sementara diberikan makanan parenteral
sampai perdarahan berhenti dan CMS < 200 ml dalam 6 jam
 Bila CMS sudah jernih, makanan parenteral dapat diubah menjadi
makanan enteral.

4. Jenis Diet Stroke

1.1 Diet Stroke I

Diet Stroke I diberikan kepada pasien dalam fase akut atau bila ada gangguan fungsi
menelan. Makanan diberikan dalam bentuk Cair Kental atau kombinasi Cair Jernih
dan Cair Kental yang diberikan secara oral atau NGT sesuai dengan keadaan
penyakit. Makanan diberikan dalam porsi kecil tiap 2-3 jam. Lama pemberian
makanan disesuaikan dengan keadaan pasien.

Bahan Makanan Sehari


3
6
Bahan Makanan berat (g) urt
maizena 25 5 sdm
telur ayam 50 1 btr
susu penuh bubuk 25 5 sdm
susu skim bubuk 120 24 sdm
buah 120 2 ptg sdg pepaya
minyak jagung 20 2 sdm
gula pasir 100 10 sdm
cairan 1500 ml 6 gls

Nilai Gizi

Energi : 1361 kkal Kalsium : 1869 mg

Protein : 56 g (16 energi total) Besi : 6,1 mg

Lemak : 34 g (22 energi total) Vitamin A : 1573 RE

Jenuh : 8,4 g (5,5 energi total) Tiamin : 0,6 mg

Karbohidrat : 211 g (61 energi total) Vitamin C : 166 mg

Kolesterol : 213 mg
3
6
Pembagian Bahan Makanan Sehari

Waktu Bahan Makanan Volume (ml) urt

Pukul 07.00 susu formula 250 1 gls

susu 200 3/4 gls


Pukul 10.00
sari buah 100 1/2 gls

Pukul 13.00 susu formula 250 1 gls

susu 200 3/4 gls


Pukul 15.00
sari buah 100 1/2 gls

Pukul 18.00 susu formula 250 1 gls

Pukul 21.00 susu formula 250 1 gls

Keterangan: susu formula dibuat dari susu skim bubuk, susu penuh bubuk, tepung
maizena, telur ayam, minyak jagung, dan gula pasir

Bahan Makanan Yang Dianjurkan

Sumber karbohidrat : maizena, tepung beras, tepung hunkwe, dan sagu

Sumber protein hewani : susu whole dan skim; telur ayam 3-4 btr/minggu

Sumber protein nabati : susu kedelai, sari kacang hijau, dan susu tempe

Sumber lemak : margarin, minyak jagung

Buah : sari buah yang dibuat dari jeruk, sirsak, dan apel

Minuman : the encer, sirup, air gula, madu, dan kaldu.


3
6
2.1 Diet Stroke II

Diet Stroke II diberikan sebagai makanan perpindahan dari Diet Stroke I atau kepada
pasien pada fase pemulihan. Bentuk makanan merupakan kombinasi Cair Jernih dan
Cair Kental, Saring, Lunak, dan Biasa. Pemberian diet pada pasien stroke disesuaikan
dengan penyakit penyertanya. Diet Stroke II dibagi dalam tiga tahap, yaitu:

 Diet Stroke II A : Makanan Cair + bubur saring 1700 kkal


 Diet Stroke II B : Lunak 1900 kkal
 Diet Stroke II C : Biasa 2100 kkal

Bahan Makanan Sehari

Bahan Diet Stroke II A Diet Stroke II B Diet Stroke II C


Berat (g) urt Berat (g) urt Berat (g) urt
Makanan
1
beras _ _ 200 4 gls tim 250 3 gls nasi
2
Tepung beras 125 20 sdm _ _ _ _
Maizena 20 4 sdm 20 4 sdm 20 4sdm
Telur ayam 50 1 btr 50 1 btr 50 1 btr
Ikan 75 1 ptg bsr 100 2 ptg sdg 100 2 ptg sdg
tempe 50 2 ptg sdg 100 4 ptg sdg 100 4 ptg sdg
1
sayuran 100 1 gls 150 1 gls 200 2 gls
2
pepaya 300 3 ptg sdg 200 2 ptg sdg 200 2 ptg
1 1
Minyak jagung 25 2 sdm 30 3 sdm 35 3 sdm
2 2
Gula pasir 40 4 sdm 50 5 sdm 30 3 sdm
1
Gula merah 25 2 sdm _ _ _ _
2
Susu skim
80 16 sdm 4 8 sdm 40 8 sdm
bubuk
Nilai Gizi

Diet Stroke II A Diet Stroke II B Diet Stroke II C


3
6
Energi (kkal) 1718 1917 2102
Protein (g) 69 (16 energi total) 73 (15 energi total) 78 (15 energi total)
Lemak (g) 41 (21 energi total) 52 (24 energi total) 59 (25 energi total)
Lemak jenuh (g) 5,8 (3 energi total) 7,3 (3,4 energi total) 8 (3,4 energi total)
Karbohidrat (g) 272 (63 energi total) 293 (61 energi total) 318 (60 energi total)
Kalsium (mg) 1296 835 862
Besi (mg) 15,9 19,6 20,6
Vitamin A (RE) 6705 8940 11458
Tiamin (mg) 0,8 0,8 0,9
Vitamin C (mg) 272 213 232
Kolesterol (mg) 258 273 273

5. Bahan Makanan yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan Penderita Stroke

Bahan Makanan Dianjurkan Tidak Dianjurkan


Beras, kentag, ubi, singkong, Produk olahan yang dibuat
Sumber karbohidrat terigu, hunkwe, tapioka, sagu, dengan garam dapur,
gula, madu, serta produk olahan soda/baking powder, kue-kue
3
6
yang dibuat tanpa garam dapur,
soda/baking powder, seperti
yang terlalu manis dan gurih
macaroni, mi, bihun, roti, biscuit,
dan kue kering
Daging sapi dan ayam
berlemak, jerohan, otak, hati,
Daging sapid an ayam tak ikan banyak duri, susu
berlemak, ikan, telur ayam, susu penuh, keju, es krim, dan
Sumber protein hewani
skim, dan susu penuh dalam produk olahan protein
jumlah terbatas hewani yang diawet seperti
daging asap, ham, bacon,
dendeng, dan kornet
Semua kacang-kacangan dan Pindakas dan semua produk
produk olahan yang dibuat dengan olahan kacang-kacangan
Sumber protein nabati
garam dapur, dalam jumlah yang diawet dengan garam
terbatas natrium atau digoreng
Sayuran yang menimbulkan
gas, seperti sawi, kol,
Sayuran berserat sedang di masak,
kembang kol, dan lobak;
seperti bayam, kangkung, kacang
Sayuran sayuran berserat tinggi,
panjang, labu siam, tomat, tauge,
seperti daun singkong, daun
dan wortel
katuk, daun melinj, dan pare;
sayuran mentah
Buah yang menimbulkan
Buah segar, dibuat jus atau di
gas, seperti nangka dan
setup, seperti pisang, papaya,
Buah-buahan durian; buah yang diawet
jeruk, manga, nanas, dan jambu
dengan natrium, seperti buah
biji (tanpa bahan pengawet)
kaleng dan asinan

Bahan Makanan Dianjurkan Tidak Dianjurkan


Teh, kopi, cokelat dalam jumlah The, kopi, cokelat dalam
Minuman terbatas, dan encer susu skim dan jumlah terbatas, dan kental
sirup Minuman bersda dan alcohol
3
6
Bumbu yang tajam seperti
cabe, merica dan cuka; yang
Bumbu yang tidak tajam, seperti
mengandung bahan
garam (terbatas), gula, bawang
Bumbu-bumbu pengawet garam natrium,
merah, bawang putih, jahe, laos,
seperti kecap, maggi, terasi,
asem, kayu manis, dan pala.
petis, vetsin, soda, dan
baking powder.

Minyak jagung dan minyak Minyak kelapa dan minyak


kedelai; margarin dan mentega kelapa sawit; margarin dan
Sumber lemak
tana garam yang digunakan untuk mentega biasa; santan kental,
menumis atau setup; santan encer krim, dan produk gorengan

6. Makanan yang Dapat Menolong dan yang Harus Diwaspadai

Makanan apa yang dapat menolong ?

 Sumber asam lemak omega-3


Komponen ini banyak terkandung di dalam ikan. Suau penelitian yang
dilakukan di Belanda terhadap populasi yang berusia 60-90 tahun, yang selalu
mengonsumsi ikan (sekurang-kurangnya satu kali seminggu), membuktikan
bahwa risiko terserang stroke pada 15 tahun ke depan hanya setengah kali
dibandingkan dengan populasi lain yang tidak mengonsumsi ikan. Hal ini
membuktikan bahwa asam lemak omega-3 yang terkandung dalam ikan akan
memperbaiki struktur membrane sel. Dalam hal ini, sel akan lebih kuat dan
lentur. Selain itu, asam lemak omega-3 dapat membentuk thromboxane yang
berfungsi menurunkan terbentuknya gumpalan darah
 Teh
Stroke dapat dilawan juga dengan teh, khususnya jenis teh hijau. Sebuah studi
di Jepang telah membuktikan dengan mengonsumsi the hijau sebanyak 5
cangkir sehari dapat menurunkan risiko terserang stroke. Di dalam teh hijau
3
6
terkandung antioksidan yang dapat mencegah terjadinya kerusakan sel.
Bahkan, teh hijau mengandung komponen antioksidan yang lebih kuat
dibanding vitamin E dan C
Sumber antioksidan:
a. -karoten, di dalam makanan komponen ini dapat mencegah
perubahan kolesterol menjadi unsur toksik yang mampu membentuk
plak dan akan menggumpal di dalam arteri. Beta-karoten yang diubah
menjadi vitamin A, akan melawan kerusakan sel saraf ketika otak
kehilangan oksigen
b. Vitamin E, dapat mengurangi pembentukan gumpalan darah (plak)
yang dapat menyumbat arteri
c. Vitamin C, dapat memperkuat dinding pembuluh darah dan mencegah
terjadinya hemorrhages (keluarnya darah dari pembuluh) otak.
 Sumber kalium
Makanan sumber kalium dapat menurunkan risiko terserangnya stroke.
Diduga, asupan kalium yang memadai membuat dinding arteri lebih elastis
dan normal. Selain itu, juga dapat melindungi kerusakan pembuluh darah
akibat tekanan darah yang tinggi
 Bawang Bombay dan bawang putih
Bawang Bombay dan bawang putih dapat mencegah penggumpalan darah
yang akan menyumbat aliran darah ke otak. Selain itu, juga dapat memacu
mekanisme pelarutan gumpalan darah di dalam tubuh.

Apa yang harus diwaspadai ?


 Sumber lemak
Penderita stroke dianjurkan untuk membatasi asupan makanan yang
mengandung lemak. Jenis lemak yang harus diwaspadai, terutama lemak jenuh
yang dapat memicu terbentuknya gumpalan-gumpalan lemak dalam pembuluh
darah. Inilah yang akan menghambat aliran darah ke otak sehingga
menimbulkan stroke
 Garam
Diduga, kelebihan garam dapat memicu timbulnya mini stroke. Pengujian
yang dilakukan terhadap tikus menunjukkan bahwa pada otak tikus yang
3
6
mengonsumsi ransum dengan kadar garam yang tinggi, akan tampak adanya
kerusakan arteri dan jaringan, yang disebabkan oleh keadaan mini stroke
 Alkohol
Penderita stroke dianjurkan untuk membatasi asupan karena kelebiahn alkohol
dapat meningkatkan risiko terserangnya stroke. Konsentrasi alkohol yang
tinggi dapat memicu terjadinya emboli (penggumplan), dan ischemia
(kurangnya darah dalam jaringan), yang disebabkan oleh perubahan
konsentrasi darah dan kontraksi pembuluh darah. Kondisi inilah yang
mengawali stroke.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
3
6
Stroke adalah gangguan suplai darah pada sebagian otak yang dapat
mematikan dimana sel-sel otak mengalami kerusakan karena tidak mendapat
pasokan oksigen dan nutrisi yang cukup.stroke terbagi menjadi dua jenis yaitu stroke
iskemik dan stroke hemoragik. Stroke iskemik merupakan stroke karena
berkurangnya aliran darah yang dapat menyebabkan perubahan fungsional pada sel
normal. Sedangkan, stroke hemoragik adalah stroke karena adanya perdarahan di
daerah tertentu. Gejala umum yang terjadi pada penderita stroke yaitu seperti
kelumpuhan sebagian atau seluruh anggota tubuh, sesak nafas, kehilangan
keseimbangan, kesulitan dalam berbicara, kesulitan dalam menelan, dan lain-lain.
Faktor-faktor risiko terjadinya stroke dibedakan menjadi dua yaitu faktor-faktor yang
tidak dimodifikasi seperti usia, jenis kelamin, hereditor, dan rasa tau etnik dan
faktor-faktor yang dimodifikasi meliputi hipertensi, obsitas, penyakit jantung,
diabetes, merokok, dan lain sebagainya.
Maka dari itu, lebih baik mencegah daripada mengobati. Penderita stroke
kebanyakan adalah stroke iskemik. Untuk meminimalisir terjadinya serangan stroke,
kita harus menjaga pola makan atau beralih ke gaya hidup yang lebih sehat dan
jangan lupa untuk berolahraga. Tidak lupa untuk melakukan diet khusus yaitu diet
stroke. Jenis makanan yang dapat mendukung untuk meminimalisir terjadinya
serangan stroke atau bagi penderita stroke adalah seperti asam lemak omega-3 yang
kebanyakan dapat diperoleh dari ikan, antioksidan seperti -karoten yang terdapat
pada wortel, manga, bayam; vitamin E pada tauge dan kacag-kacangan; dan vitamin
C pada jeruk, brokoli, jambu biji, dan daun singkong, sumber kalium yang dapat
diperoleh dari kedelai, kacang hijau, seledri, dan pisang, bawang bombay dan
bawang putih, serta teh. Selain itu, makanan rendah garam, rendah lemak, dan
rendah kolesterol dapat membantu mncegah stroke. Makanan yang mengandung
lemak jenuh dan kolesterol yang tinggi, seperti produk hewani dan produk susu;
garam serta alkohol harus dibatasi konsumsinya.

B. Saran

Anda harus peduli dengan apa yang Anda lakukan dan dengan apa yang Anda
makan. Gaya hidup yang teratur dan pola makan yang sehat dapat membimbing
Anda kepada kesehatan yang sejahtera, termasuk mengurangi risiko terjadinya
3
6
stroke. Paling tidak, berolahraga sekitar 20-30 menit sehari agar lemak yang ada di
dalam tubuh kita tidak menumpuk lalu memadat. Mengon-sumsi makanan yang
mengandung antioksidan, kalium, dan yang berserat dapat mengurangi dam-pak
terjadinya stroke. Kurangi juga asupan makanan yang mngandung banyak garam,
lemak, dan alkohol.
Demikianlah pokok bahasan makalah mengenai diet stroke ini yang dapat
kami paparkan. Besar harapan kami kepada makalah ini agar dapat bermanfaat untuk
masyarakat dan di kalangan orang banyak. Karena keterbatasan pengetahuan dan
referensi, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
kedepannya kami akan lebih fokus dan detail di dalam menyebutkan perihal makalah
di atas bersama sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya mampu
dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari
pembaca sangat diharapkan agar makalah ini dapat disusun menjadi lebih baik lagi di
masa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-mustikawat-5390-2-
babii.pdf
3
6
http://www.academia.edu/7635025/KONSEP_GIZI_THERAPY_DAN_DIIT_untuk_
penderita_STROKE
http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-jppp1b5b31dac4full.pdf
Almatsier,Sunita.2010.Penuntun Diet Edisi Baru.Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.
Hidayah, Ainun.2011.Kesalahan-kesalahan Pola Makan Pemicu Seabrek Penyakit
Mematikan.Yogyakarta:Buku Biru.
Herboid Nancie, Sari Edeistein.2012.Buku Saku Nutrisi (Rapid Reference for Nurses:
Nutrition).Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Saraswati, Sylvia.2009.Diet Sehat Untuk Penyakit Asam Urat, Diabetes, Hipertensi,
dan Stroke.Yogyakarta:A+ Plus Books.

3
6

Anda mungkin juga menyukai