Anda di halaman 1dari 18

KASUS DIET PTM

“DIEBETES MELITUS TIPE II”

Disusun Oleh :

MEILIA THERESIA PO.62.31.3.18.268

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALANGKA RAYA

PROGRAM SARJANA TERAPAN GIZI DAN DIETETIKA

2020
Narasi Kasus :

Pasien Ny. E, Umur 50 Tahun Jenis Kelamin Perempuan BB 68 kg dan TB 154 cm,
agama islam, pekerjaan ibu rumah tangga, datang kerumah sakit untuk melakukan
pemeriksaan dengan keluahan pasien merasa pusing dan lemas dan pasien sebelumya
didiagnosa mendis menderita DM tipe II. Riwayat penyakit keluarga adalah DM dan
hipertensi, hasil pemeriksaan klinis TD pasien 110/80 mmHg, hasil pemeriksaan lab GDS
441 mg/dl, riwayat pola makan pasien adalah, pasien biasa makan 2x sehari, suka
mengkonsumsi minuman yang manisnya berlebih seperti sering mengkonsumsi teh yaitu 2
kali sehari dengan gula pasir (sukrosa) 2 sendok makan dengan air 500 cc atau segelas
sedang pasien juga kurang suka dengan beras merah/nasi merah sehingga masih
mengkonsumsi nasi beras putih yang pulen. Berdasarkan hasil recall 24 jam pasien adalah
Asupan Energi 1611 kkal, protein 45 g, lemak 31,9 g, dan KH 287,1 g dan riwayat
konsumsi obat, pasien mengkonsumsi obat Metformin dan Vitanorm.
“SKRINING MNA”
A. Apakah terjadi penurunan asupan makan selama 3 bulan terakhir berkaitan dengan penurunan nafsu
makan, gangguan saluran cerna, kesulitan mengunyah atau kesulitan menelan?

0 = penurunan nafsu makan tingkat berat

1 = penurunan nafsu makan tingkat sedang

2 = tidak kehilangan penurunan nafsu makan √

B. Penurunan berat badan selama 3 bulan terakhir

0 = penurunan berat badan >3kg (6 lbs)

1 = penurunan berat badan tidak diketahui

2 = penurunan berat badan antara 1 dan 3 kg (2,2 dan 6,6 lbs)

3 = tidak terjadi penurunan berat badan √

C. Mobilitas

0 = hanya di atas kasur atau kursi roda

1 = dapat beranjak dari kursi/kasur, tetapi tidak mampu beraktivitas normal

2 = mampu beraktivitas normal √

D. Menderita penyakit psikologis atau penyakit akut dalam 3 bulan terakhir

0 = ya

2 = tidak √

E. Masalah neuropsikologis

0 = demensia tinkat berat atau depresi

1 = demensia tingkat sedang

2 = tidak ada masalah psikologis √

F. Body mass Index (BMI)

0 = BMI < 19

1 = BMI 19 - <21

2 = BMI 21 - <23

3 = BMI ≥ 23 √

Skor skrining (subtotal maksimal 14 poin)


12 - 14 poin : status gizi normal

8- 11 poin : Beresiko malnutrisi

0 – 7 Poini : Malnutrisi

Interpretasi : Pasien berstatus gizi normal (Total Skor = 12)

FORMAT ASUHAN GIZI


I. DATA PERSONAL (CH)
Kode IDNT Jenis Data Data Personal

CH.1.1 Nama Ny. E

CH.1.1.1 Umur 50 tahun

CH.1.1.2 Jenis Kelamin Perempuan

CH.1.1.9 Peran dalam Keluarga Ibu rumah tangga

Diagnosa Medis DM tipe II

II. RIWAYAT PENYAKIT KLIEN (CH)


Kode IDNT Jenis Data Data Personal

CH.2 Riwayat Penyakit Sekarang : DM tipe II dengan ketosis

Riwayat keluarga : DM dan hipertensi

CH.2.1 Keluhan Pasien Pusing dan lemas

CH.2.1.5 Gastrointestinal Tidak ada

CH.2.1.8 Imun/Alergi Makanan Tidak ada

CH.2.2 Perawatan  Metformin

 Vitanorm (obat mata)

CH.3.1 Riwayat social/ekonomi Tidak ada

Kesimpulan : Pasien didiagnosa DM tipe II dengan ketosis, serta keluhan pusing,


lemas dan mengkonsumsi obat untuk mengobati DM
III.RIWAYAT MAKAN (FH)
Kode IDNT Jenis Data Data Personal

FH.2.1 Riwayat Diet (Pola Makan) Pola makan pasien makan 2x


sehari, suka mengkonsumsi
minuman yang manisnya
berlebih seperti sering
mengkonsumsi teh yaitu 2 kali
sehari dengan gula pasir
(sukrosa) 2 sendok makan
dengan air 500 cc atau segelas
sedang. Pasien juga kurang suka
dengan beras merah/nasi merah
sehingga masih mengkonsumsi
nasi beras putih yang pulen.

FH.2.1.1 Pemesanan Diet Tidak ada

FH.2.1.2 Pengalaman Diet di Rumah Tidak ada

FH.2.1.3 Lingkungan Makan Bersama keluarga

FH.4.1 Pengetahuan tentang makanan Tidak ada


dan gizi

Kesimpulan : Pasien suka mengkonsumsi makana yang mengandung tinggi


glukosa dan belum pernah mendapatkan edukasi tentang makan dan gizi.
IV.RECALL 24 JAM (FH.7.2.8)
Energi Protein Lemak Karbohidrat

Asupan 1611 kkal 45 gr 31,9 gr 287.1 gr

Kebutuha 1600 kkal 80 g 35 g 240 g


n

% Asupan 100% 56% 91% 119%

Kategori Normal Defisit berat Normal Normal

Kesimpulan : Berdasarkan hasil reccal 12 jam asupan protein pasien deficit.

V. STANDAR PEMBANDING (CS)


Kode IDNT Jenis Data Data Personal

CS.1.1.1 Estimasi Kebutuhan Energi 1600 kkal

CS.2.1.1 Estimasi Kebutuhan Lemak 80 g

CS.2.2.1 Estimasi Kebutuhan Protein 35 g

CS.2.3.1 Estimasi Kebutuhan KH 240 g

CS.5.1.1 Rekomendasi BB BBI = (TB–100) – 10% (TB–100)


= (154–100) – 10% (154–100)
= 54 – 5,4
= 48.6 kg
IMT = 28,6 kg/m2 (obesitas tingkat I)
Kesimpulan : Berdasarkan hasil IMT pasien masuk kategori gizi lebih dan masuk
obesitas tingkat I

VI. ANTROPOMETRI (AD.1.1)


Kode IDNT Jenis Data Data Personal
AD.1.1 Tinggi badan 154cm AD.1.4

AD.1.2 Berat Badan 68 kg

VII. PEMERIKSAAN FISIK/KLINIS (PD.1.1)


Kode IDNT Jenis Data Data Personal

PD.1.1.1 Penampilan Keseluruhan Pasien tampak normal

PD.1.1.5 Sistem Pencernaan -

PD.1.1.6 Kepala dan Mata Mata : Rabun senja

Vital Sign :

- TD 110/180 mmHg (normal)

Kesimpulan : : Dari hasil pemeriksaan klinis dapat dilihat tekanan darah pasien
normal.

VIII. BIOKIMIA (BD)

Jenis
Kode Nilai Keterangan Nilai Rujukan
Data
IDNT

PD GDS 441 mg/dL Tinggi < 140 mg/dL


1.5.2

Kesimpulan : Dari hasil pemeriksaan lab nilai kadar gula darah sewaktu pasien
tinggi.

IX.TERAPI MEDIS DAN FUNGSI


No Obat-obatan Indikasi Interaksi Obat dan Makanan

1. Metformin Pengobatan DM Obat baik dikonsumsi sesaat


sebelum makan, bersamaan saat
makan atau sesaat setelah makan
untuk mengoptimalkan fungsi
kerja obat

2. Vitanorm Membantu memelihara Tidak ada


kesehatan fungsi mata

Keseimpulan : Berdasarkan beberapa terapi medis diatas konsumsi obat harus


sesuai anjuran agar berfungsi optimal.

“DIAGNOSA GIZI”

 Domain Intake (NI)


NI.5 Zat gizi
NI. 5.6 Asupan protein pasien tidak adekuat berkaitan dengan pasien biasanya
hanya makan 2x sehari ditandai dengan hasil recall 24 jam asupan protein pasien
mengalami defisit. Asupan protein 45 gram ( keb.Protein 80 gram).

 Domain Klinis (NC)


NC.2 Biokimia
NC.2.2 perubahan nilai leb terkait gizi berkaitan dengan pasien menderita diabetes
tipe II ditandai dengan nilai GDS pasien 411 mg/dL (tinggi).

 Domain Behavior (NB)


NB.1 Pengetahuan dan kepercayaan
NB.1.1 kurang pengetahuan terkait makanan dan gizi berkaitan dengan pasien
belum pernah mendapatkan edukasi tentang makanan dan gizi sebelumnya
berkaitan dengan asupan protein pasien mengalami defisit.

NB.1.3 Tidak siap untuk diet/merubah perilaku berkaitan dengan pasien masih suka
mengkonsumsi teh manis dengan gula berlebih dan nasi putih pulen ditandai dengan
nilai GDS (gula darah sewaktu pasien ) tinggi.

*PRIOROTAS :

Menurunkan nilai leb pasien menjadi normal dan meningkatkan asupan protein agar
kembali normal.

“INTERVENSI GIZI”

1. Tujuan diet :
a. Menurunkan nilai GDS pasien menjadi normal
b. Meningkatkan asupan protein menjadi normal
c. Memberikan edukasi terkait makanan dan gizi kepada pasien
d. Merencanakan penurunan berat badan pasien secara bertahap

2. Jenis Diet : Diet DM III (Diit DM A)


3. Syarat Diet :
a. Asupan energi sebesar 1600 kkal
b. Asupan proteinsebesar 80 gram
c. Asupan lemak sebesar 35 gram
d. Asupan KH sebesar 240 gram
e. Memberikan Vit.A kepada pasien sesuai kebutuhan untuk membantu
menghambat kerusakan pada mata
f. Memberikan Vit.C kepada pasien untuk membantu meningkatkan daya
tahan tubuh.
g. Memberikan bahan makanan yang rendah glukosa
h. Porsi makan kecil tapi sering (PKTS)
4. Implemantasi diet :
a. Diet DM tipe II
b. Bentuk makanan biasa/lunak (menyesuaikan kondisi pasien)
c. Frekuensi makan 3x makan utama 2x selingan
d. Rute makan secara oral
5. Rencana konsultasi gizi :
a. Tujuan : Agar pasien & keluarga membantu pasien untuk menaanti diet yang
sudah dianjurkan, pasien & keluarga memiliki pengetahuan tentang makan
dan gizi.
b. Sasaran : Pasien dan keluarga
c. Tempat : di ruangan poli gizi RS
d. Waktu : ≤ 15 menit
e. Metode : konseling
f. Materi konseling : Diet yang sesuai untuk penderita DM tipe II, makanan
yang dianjurkan dan tidak dianjurkan, menaati diet, menerapkan pola hidup
sehat dengan rajin melakukan aktivitas fisik dengan berolah raga secara rutin
dan cek kesehatan.
6. Koordinasi Asuhan gizi (RC)
 Dokter berperan dalam mendiagnosis, pemeriksaan fisik dan pengobatan
 Perawat berperan dalam merawat pasien
 Farmasi berperan dalam pemberian obat
 Analisis kesehatan berperan dalam pemeriksaan hasil lab
 Tenaga pengolahan berperan dalam koordinasi menu

7. Perhitungan kebutuhan energi dan zat gizi pasien :


 BBI = 90% x (TB cm – 100) x 1 kg
= 90% (154 – 100) x 1 kg
= 90% x 54 x 1
= 48,6 kg
 IMT
BB 68 68 68
2 = = 28,6 kg/m2 (obes tingkat I)
2
=¿ 2
=¿
TB (m) (154) (1,54) 2,37

Kategori IMT
BB Kurang < 18,5
Normal 18,5 – < 23
BB lebih 23 – < 25
Obesitas Tingkat 1 25 – 30
Obesitas Tingkat 2 ≥ 30

 Tingkat Obesitas
BBA −BBI 68−48,6
X 100=¿ x 100 = 39,9%
BBI 48,6

 Perhitungan Kebutuhan :
 Energi basal : 25 x BBI
: 25 x 48,6
: 1.215 kkal

 Koreksi Umur : 5% x energi basal


: 5% x 1.215 kkal
: 60,7 kkal

 Aktivitas fisik : Penambahan 20%


: 20% x energi basal
: 20% x 1.215 kkal
: 243 kkal

 Koreksi BB : gemuk/obesitas
= 20% x energi basal
= 20% x 1.215 kkal
= 243 kkal

 Energi total : Energi basal + AF + koreksi BB – koreksi umur


= 1.215 + 243 + 243 – 60,7
= 1.640,3 kkal 1.600 kkal

 Protein : 20% x 1.600 kkal


320
= = 80 gram
4
 Lemak : 20% x 1.600 kkal
320
= = 35 gram
9
 Karbohidrat : 60% x 1.600 kkal
960
= = 240 gram
4

 Perhitungan unit carbing (UC)


Komposisi lemak yang dianjurkan :
= 60% dari total energi intake x 1.600 kkal
= 960 kkal / 4
= 240 g/15 UC
= 16 UC

 Aplikasi unit carbing (UC)


1) Sarapan pagi : 25%
= 240 g x 25%
= 60 g
2) Selingan pagi : 10%
= 240 g x 10%
= 24 g
3) Makan siang : 30%
= 240 g x 30%
= 72 g
4) Selingan sore : 10%
= 240 g x 10%
= 24 g
5) Makan malam : 25%
= 240 g x 25%
= 60 g

 Aplikasi Unit Carbing (UC)


Waktu makan Jumlah (gram) Angka Carbing
Jam 07.00 wib 240 x 22% 60/15 g Porsi Sarapan :
= 60 gr = 4 UC Nasi merah = 1,5 x 2,5 ctg = 3,75
ctg
Sayuran B (bayam) = 0,5 x 3 mgk
= 1,5 mangkok
Sayuran A (jamur) = 0,5 x3 mkg =
1,5 mkg
Tahu = 0,5 x 2 bj bsr = 1 bj bsr
Apel = 1 x 1,25 buah = 1,25 buah
Jam 09.00 wib 240 x 10% 24/15 g Porsi snack pagi :
= 24 gr = 1,6 UC Kacang merah = 1x 4 sdm = 4 sdm
Melon = 0,6 x 1 ptg besar = 0,6 ptg
bsr
Jam 12.00 wib 240 x 30% 72/15 g Prosi makan siang :
= 72 gr = 4,8 UC Nasi merah = 2 x 2,5 sdm = 5 sdm
Kentang = 0,5 x 1bj kcl = 0,5 bj kcl
Tempe = 0,5 x 4 ptg sdg = 2 ptg
sdg
Sayuran B (kol,wortel,toge) = 0,8 x
3 mgk = 2,4 mangkok
Pepaya = 1 x 1 ptg bsr = 1 ptg bsr
Jam 15.00 wib 240 x 10% 24/15 g Porsi snack sore :
= 24 gr = 1,6 UC Kacang hijau = 1 x 4 sdm = 4 sdm
Semangka = 0,6 x 1 ptg bsr = 0,6
ptg bsr
Jam 18.00 wib 240 x 25% 60/15 g Porsi makan malam :
= 60 gr = 4 UC Nasi merah = 1 x 2,5 sdm = 2,5
sdm
tahu = 0,5 x 2 bj bsr = 1 bj bsr
Sayuran B (buncis,kembang kol) =
0,5 x 3 mgk = 1,5 mangkok
Pisang = 1 x 1 bj sdg = 1 bj sdg
Susu Skim = 1 x 6 sdm = 6 sdm
Total nilai Gizi :

Energi : 1.290 kkal


Protein : 79,4 gram
Lemak : 35,3 gram
Karbohidrat : 223 gram
 RENCANA MONITORING
Waktu
Hal yg Dimonitor Hal yg Diukur Target
Pengukuran
Antropometri Penurunan BB 1 hari Berat badan
pasien tetap
Biokimia Nilai GDS 1 hari Normal

Fisik/Klinik Tidak ada - -

Asupan Zat Gizi Energi, Protein, 1 hari Asupan


Lemak dan meningkat
Karbohidrat

 MONITORING DAN EVALUASI


a. Asupan Makanan
Zat Gizi Asupan Kebutuhan % Asupan
Energi 1.290 kkal 1600 kkal 80% (defisit ringan)
Protein 79,4 gram 80 gram 99% (normal)
Lemak 35,5 gram 35 gram 100% (normal)
KH 223 gram 240 gram 92% (normal

b. Antropometri :
BB : 68 kg
TB : 154 cm
Monev → BB tetap/belun ada penurunan BB pasien

c. Fisik/Klinik
Tidak ada

d. Biokimia
Nilai GDS normal

 Rencana tindak lanjut


Asuhan dilanjutkan dihari berikutnya untuk menigkatkan asupan energi sampai
mencapai nilai normal dan melakukan proses penurunan berat badan secara bertahap.

 PEMBAHASAN
Diabetes mellitus atau DM merupakan salah satu penyakit metabolik dengan
karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena sekresi insulin, kerja insulin atau dua-
duanya. Pada DM tipe 2, tubuh tidak mampu membuat cukup banyak insulin atau mungkin
juga jika ada cukup insulin, tubuh tetap bermasalah dalan menggunakan insulin (resistan
insulin) atau keduanya.
Pada kasus ini akibat pasien terkena penyakit DM adalah berkaitan dengan pola
hidup yang salah, keluarga pasien memiliki riwayat DM dan hipertensi tetapi pasien tidak
sadar diri/mawas diri untuk menjegah terkenanya penyakit serupan. Selain itu pasien juga
suka mengkonsumsi makanan yang manis-manis dan secara berlebihan, ditambah belum
pernah mendapatkan edukasi terkait makanan dan gizi yang dimana menambah pemicu
terkenanya penyakit DM.
Tujuan Diet DM adalah untuk membantu penyandang/penderita DM memperbaiki
kebiasaan makan yang salah dan olahraga untuk mendapatkan konrtol metabolik tubuh
yang baik. Pada kasus ini saya memberikan Diit DM A jenis diet III kepada pasien, karena
menyesuaikan dengan kondisi pasien yang didiagnosa DM tipe 2 tanpa kompliksi penyakit
lain, dan pemberian energi dan zat gizi pasien disesuai dengan kebutuhan dan kondisi tubuh
pasien yang mengalami obesitas dimana akan dilakukan rencana membantu pasien untuk
menurunkan berat badannya secara bertahap.
Membuat perencanaan menu makanan kepada pasien sesuai dengan anjuran diet,
dimana mengkonsumsi bahan makanan sumber karbohidrat dan menghindari atau
mengurangi konsumsi makanan mengandung lemak jenuh, dan mengkonsumsi bahan
makanan yang sesuai untuk penderita DM tipe 2. Memberikan edukasi terkait maknan dan
gizi kepada pasien dan keluarga, agar mendapatkan pengetahuan dan membantu pasien
meerbaiki pola hidunya agar menjadi lebih sehat dan dapat mengontrol kesehatan sehingga
dapat mencegah penyakit menjadi lebih parah.
Link kasus: https://id.scribd.com/doc/316535638/NCP-KAsus-DM-2?
language_settings_changed=Bahasa+Indonesia

Anda mungkin juga menyukai