Anda di halaman 1dari 19

property of rdaffanur

PTS PPKN

BAB 1 – KASUS-KASUS PELANGGARAN HAK DAN PENGINGKARAN KEWAJIBAN


WARGA NEGARA

A. Makna Hak dan Kewajiban Warga Negara


Hak adalah semua hal yang diperoleh, berbentuk kewenangan atau kekuasaan
untuk melakukan sesuatu. Tiap hak diperoleh merupakan akibat dilaksanakan
kewajiban. Hak baru bisa diperoleh apabila kewajiban sudah dilakukan.
- Hak asasi manusia adalah hak yang melekat pada diri tiap manusia.
- Hak warga negara adalah seperangkat hak yang melekat dalam diri
manusia dalam kedudukannya sebagai anggota dari sebuah negara.
- Hak asasi sifatnya universal, tidak dibatasi status kewarganegaraan.
- Hak warga negara dibatasi oleh status kewarganegaraan.
- Kewajiban warga negara adalah tindakan yang harus dilakukan oleh WN
sebagaimana diatur dalam ketentuan perundang-undangan, dibatasi status
kewarganegaraan.
- Kewajiban asasi adalah kewajiban dasar setiap orang terlepas dari status
kewarganegaraan.
- Hak dan kewajiban WN memiliki hubungan kasualitas.

B. Substansi Hak dan Kewajiban Warga Negara dalam Pancasila


1. Hak dan Kewajiban Warga Negara dalam Nilai Dasar Sila-Sila Pancasila
Nilai dasar berkaitan dengan hakikat kelima sila Pancasila. Nilai dasar
bersifat universal, didalamnya terkandung cita-cita, tujuan, dan nilai
baik dan benar, nilai ini juga bersifat melekat pada keberlangsungan
hidup.
a) Sila Ketuhanan Yang Maha Esa; hak WN untuk bebas
memeluk agama. Kewajiban;
- Toleransi antarumat beragama.
- Tidak memaksakan kepercayaan.
b) Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab; hak WN pada
kedudukan yang sama, jaminan perlindungan hukum.
Kewajiban;
- Memperlakukan orang lain sesuai harkat dan martabat.
property of rdaffanur

- Mengakui persamaan derajat, hak, dan kewajiban.


- Mengembangkan sikap tenggang rasa.
- Melakukan kegiatan kemanusiaan.
c) Sila Persatuan Indonesia; hak WN keberagaman,
mengembangkan budaya. Kewajiban;
- Menempatkan kepentingan bangsa di atas kepentingan
pribadi.
- Rela berkorban untuk kepentingan bangsa.
- Mencintai tanah air dan bangsa.
- Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar
Bhinneka Tunggal Ika.
d) Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan
dalam Permusyawaratan/Perwakilan; hak WN berpendapat,
berorganisasi, ikut pemilu, menjamin partisipasi politik.
Kewajiban;
- Mengutamakan musyawarah mufakat.
- Tidak memaksakan kehendak.
- Percaya pada wakil-wakil rakyat.
e) Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia; hak milik
perorangan dan dilindungi pemanfaatannya, memberi
kesempatan sebesar-besarnya pada masyarakat. Kewajiban;
- Gotong royong dan kekeluargaan.
- Tidak merugikan kepentingan umum.
- Bekerja keras.
2. Hak dan Kewajiban Warga Negara dalam Nilai Instrumental Sila-Sila
Pancasila
Nilai instrumental adalah penjabaran dari nilai dasar, perwujudannya
berupa ketentuan konstitusional mulai dari UU sampai perda.
a) Hak atas Kewarganegaraan; Pasal 26 ayat (1) dan (2)
Jaminan atas hak setiap orang untuk mendapatkan status
kewarganegaraannya yang tidak dapat dicabut semena-mena.
b) Kesamaan Kedudukan dalam Hukum dan Pemerintahan;
Pasal 27 ayat (1)
property of rdaffanur

Jaminan hak WN atas kedudukan sama dalam hukum dan


pemerintahan, kewajiban WN menjunjung hukum dan
pemerintahan.
c) Hak atas Pekerjaan dan Penghidupan yang Layak bagi
Kemanusiaan; Pasal 27 ayat (2)
Terdapat dalam UU agraria, perkoprasian, penanaman modal,
sistem pendidikan nasional, tenaga kerjam perbankan, dsb untuk
menciptakan lapangan kerja untuk memperoleh penghidupan
layak.
d) Hak dan Kewajiban Bela Negara; Pasal 27 ayat (3)
e) Kemerdakaan Berserikat dan Berkumpul; Pasal 28
Kebebasan berserikat, berkumpul, dan kebebasan berpendapat.
f) Kemerdekaan Memeluk Agama; Pasal 29 ayat (1) dan (2)
Ayat (1) negara berdasar atas ketuhanan, Ayat (2) kebebasan
beragama.
g) Pertahanan dan Keamanan Negara; Pasal 30 ayat (1) dan (2)
Ikut serta dalam pertahanan dan keamanan negara.
h) Hak Mendapat Pendidikan; Pasal 31 ayat (1-3)
Ayat (1) berhak mendapat pendidikan, Ayat (2) wajib SD, Ayat (3)
mewajibkan pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan
satu sistem pendidikan nasional.
i) Kebudayaan Nasional Indonesia; Pasal 32 ayat (1)
Jaminan hak WN untuk mengembangkan nilai budayanya. Pasal
32 ayat (2) jaminan hak WN mengembangkan dan
menggunakan bahasa daerah sebagai bahasa pergaulan.
j) Perekonomian Nasional; Pasal 33
Jaminan hak WN atas usaha perekonomian dan hak untuk
mendapat kemakmuran.
k) Kesejahteraan Sosial; Pasal 34
Jaminan untuk mendapat kesejahteraan sosial (kaminan sosial,
kesehatan, dan fasilitas umum yang layak)
property of rdaffanur

3. Hak dan Kewajiban Warga Negara dalam Nilai Praksis Sila-Sila


Pancasila
Perwujudah dari nilai instrumental/realisasi dari ketentuan yang termuat
dalam UU. Berubah seiring berkembangnya waktu, karena Pancasila
adalah ideologi yang terbuka.
No Sila Pancasila Sikap Positif yang Ditunjukkan
a. Saling menghormati
antarumat beragama dan
1 Ketuhanan Yang Maha Esa membina kerukunan hidup.
b. Toleransi antarumat
beragama.
a. Tidak semena-mena kepada
orang lain.
Kemanusiaan yang Adil dan b. Menjunjung tinggi nilai-nilai
2
Beradab kemanusiaan.
c. Berani membela kebenaran
dan keadilan.
a. Menempatkan persatuan,
kesatuan, kepentingan, dan
keselamatan bangsa dan
negara di aats kepentingan
3 Persatuan Indonesia pribadi atau golongan.
b. Rela berkorban untuk bangsa.
c. Memajukan pergaulan demi
persatuan dan kesatuan
bangsa Indonesia.
a. Mempertanggungjawabkan
setiap keputusan musyawarah
secara moral kepada Tuhan
Kerakyatan yang Dipimpin
YME.
oleh Hikmat dan
4 b. Menerima dan melaksanakan
Kebijaksanaan dalam
setiap keputusan
Permusyawaratan/Perwakilan
musyawarah.
c. Tidak memaksakan keputusan
orang lain.
a. Menjaga keseimbangan
Keadilan Sosial bagi Seluruh antara hak dan kewajiban.
5
Rakyat Indonesia b. Menghormati hak orang lain.
c. Suka menolong orang lain.
property of rdaffanur

d. Menjauhi sifat boros dan gaya


hidup mewah.
e. Menghargai hasil karya orang
lain.

C. Kasus Pelanggaran Hak dan Pengingkaran Kewajiban Warga Negara


1. Penyebab Pelanggaran Hak dan Pengingkaran Kewajiban Warga
Negara
Akibat dari adanya pelalaian atau pengingkaran kewajiban yang
dilakukan oleh pemerintah maupun warga negara sendiri. Faktor-faktor;
- Sikap egois.
- Rendahnya kesadaran.
- Sikap tidak toleran.
- Penyalahgunaan kekuasaan.
- Ketidaktegasan aparat penegak hukum.
- Penyalahgunaan teknologi.
2. Kasus Pelanggaran Hak Kewajiban Warga Negara
Contoh pelanggaran terhadap WN;
- Pasal 27 ayat (1) – kasus salah tangkap, perbedaan perlakuaj
aparat penegak hukum terhadap pelanggar hukum atas dasar
kekayaan atau jabatan.
- Pasal 27 ayat (2) – tingkat kemiskinan, angka pengangguran
masih tinggi.
- Pasal 28A-28J – pelanggaran HAM (pembunuhan, pemerkosaan,
KDRT.
- Pasal 29 ayat (2) – kekerasan mengatasnamakan agama.
- Pasal 31 ayat (1) – angka putus sekolah cukup tinggi.
- Pelanggaran hak cipta (pembajakan VCD/DVD, plagiat sebuah
karya).
3. Kasus Pengingkaran Kewajiban Warga Negara
- Membuang sampah sembarangan.
- Melanggar aturan lalu lintas.
- Merusak fasilitas negara.
- Tidak membayar pajak.
property of rdaffanur

- Tidak berpartisipasi dalam usaha pertahanan dan keamanan


negara.
D. Penanganan Pelanggaran Hak dan Pengingkaran Kewajiban Warga
Negara
1. Upaya Pemerintah dalam Penanganan Kasus Pelanggaran Hak dan
Pengingkaran Kewajiban Warga Negara
- Supremasi hukum dan demokrasi harus ditegakkan.
- Mengoptimalkan peran lembaga tinggi (KPK, Lembaga
Ombudsman, Komnas HAM, KPAI, Komnas Perempuan).
- Meningkatkan kualitas pelayanan publik.
- Meningkatkan pengawasan.
- Meningkatkan penyebarluasan prinsip kesadaran bernegara.
- Meningkatkan profesionalisme lembaga keamanan dan
perhatanan lembaga.
- Meningkatkan kerja sama harmonis antarkelompok.
Tindakan penanganan yang sudah dilakukan:
- Kepolisian melakukan penanganan kasus seperti penangkapan
pelaku tindak pidana umum (pembunuhan, perampokan,
penganiayaan), terorisme, pelanggaran peraturan lalu lintas.
- TNI menangani kasus berkaitan dengan gerakan separatisme,
ancaman keamanan dari luar, dsb.
- KPK menangani kasus korupsi.
- Lembaga peradilan melakukan vonis untuk kasus pelanggaran
hak dan pengingkaran kewajiban.
2. Membangun Partisipasi Masyarakat dalam Pencegahan Terjadinya
Pelanggaran Hak dan Pengingkaran Kewajiban Warga Negara
Didukung sikap perilaku warga negara, sepantasnya manusia beradab
bersikap menghormati keberadaan orang lain.

BAB 2 – PERLINDUNGAN DAN PENEGAKAN HUKUM DI INDONESIA

Konsekuensi ditetapkannya Indonesia sebagai negara hukum adalah dalam segala


kehidupan kenegaraan selalu berdasarkan kepada hukum.

A. Hakikat Perlingdungan dan Penegakan Hukum


1. Konsep Perlindungan dan Penegakan Hukum
property of rdaffanur

Perlindungan hukum menurut Andi Hamzah adalah upaya yang


dilakukan secara sadar oleh setiap orang/lembaga bertujuan
mengusahakan pengamanan, penguasaan, dan pemenuhan
kesejahteraan hidup sesuai hak asasi. Memberi perlindungan untuk
kepentingannya dan kepentingan orang lain.
Perlindungan hukum menurut Simanjuntak adalah upaya pemerintah
menjamin kepastian hukum dan memberi perlindungan kepada warga
agar hak tidka dilanggar, dan yang melanggar terkena sanksi.
Tugas Ketentuan Hukum :
 Menjamin kepastian hukum bagi setiap masyarakat
 Menjamin ketertiban, ketenteraman, kedamaian, keadilan,
kemakmuran, kebahagiaan, dan kebenaran.
 Menjaga agar tidak terjadi main hakim sendiri.

Unsur Perlindungan Hukum :


 Adanya perlindungan dari pemerintah kpd warga
 Jaminan kepastian hukum
 Berkaitan dengan hak-hak warga negara
 Adanya sanksi hukuman bagi yang melanggar

UU RI Nomor 8 Tahun 1999 mengatur segala hal yang menjadi hak dan
kewajiban antara produsen dan konsumen. Perlindungan hukum di
Indonesia diberikan juga kepada hak atas kekayaan intelektual (HaKI),
pengaturan ini meliputi hak cipta dan hak asasi kekayaan industri. Telah
dituangkan ke beberapa peraturan :

UU No. 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta, UU No. 13 Tahun 2001 tentang
merek, UU No. 13 Tahun 2016 tentang Paten, UU No. 29 Tahun 2000
tentang Perlindungan Varietas Tanaman dll.

Perlindungan hukum dapat terwujud apabila proses penegakan hukum


dilaksanakan.

2. Pentingnya Perlindungan dan Penegakan Hukum


Dapat mewujudkan hal-hal berikut :
a) Tegaknya supremasi hukum – hukum ounya kekuasaan mutlak
dalam mengaturpergaulan manusia.
property of rdaffanur

b) Tegaknya keadilan – mewujudkan keadilan bagi tiap warga.


c) Mewujudkan perdamaian dalam kehidupan masyawakat –
damai apabila setiap orang merasa dilindungi.
Menurut Soerjono Soekanto keberhasilan perlindungan dan penegakan
hukum sangat bergantung pada beberapa faktor :
a) Hukumnya
b) Penegak hukumnya
c) Masyarakat
d) Sarana atau fasilitas yang mendukung penegakan hukum
e) Kebudayaan.
B. Peran Lembaga Penegak Hukum dalam Menjamin Keadilan dan
Kedamaian
1. Peran Kepolisian Republik Indonesia (Polri)
Polri berperan memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat,
menegakkan hukum, serta memberikan perlindungan, pengayoman,
dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka terpeliharanya
keamanan. Penanganan tindak pidana diatur dalam KUHAP, Polri
sebagai penyidik utama yang menangani setiap kejahatan.
Pasal 16 UU RI Nomor 2 Tahun 2002 tentang kewenangan Polri :
a) Melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan, dan
penyitaan.
b) Melarang setiap orang meninggalkan atau memasuki tempat
kejadian perkara untuk kepentingan penyidikan.
c) Membawa dan menghadapkan orang kepada penyidik dalam
rangka penyidikan.
d) Menyuruh berhenti orang yang dicurigai dan menanyakan serta
memeriksa tanda pengenal diri.
e) Melakukan pemeriksaan dan penyitaan surat.
f) Memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai
tersangka atau saksi.
g) Mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya
dengan pemeriksaan perkara.
h) Mengadakan penghentian penyidikan.
i) Menyerahkan berkas perkara kepada penuntut umum.
property of rdaffanur

j) Mengajukan permintaan secara langsung kepada pejabat


imigrasi yang berwenang di tempat pemeriksaan imigrasi dalam
keadaan mendesak atau mendadak untuk mencegah atau
menangkal orang yang disangka melakukan tindak pidana.
k) Memberikan petunjuk dan bantuan penyidikan kepada penyidik
pegawai negeri sipil serta menerima hasil penyidikan penyidik
pegawai negeri sipil untuk diserahkan kepada penuntut umum.
l) Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggung
jawab, yaitu tindakan penyelidikan dan penyidikan yang
dilaksanakan dengan syarat sebagai berikut:
a. tidak bertentangan dengan suatu aturan hukum;
b. selaras dengan kewajiban hukum yang mengharuskan
tindakan tersebut dilakukan;
c. harus patut, masuk akal, dan termasuk dalam lingkungan
jabatannya;
d. pertimbangan yang layak berdasarkan keadaan yang
memaksa; dan
e. menghormati hak asasi manusia.
2. Peran Kejaksaan
Lembaga negara yang melaksanakana kekuasaan negara khususnya di
bidang penuntutan. Penuntutan adalah tindakan jaksa untuk
melimpahkan perkara pidana ke pengadilan negeri yang berwenang
dalam hal dan menuntut cara yang diatur dalam UU dengan pemerintah
agar diperiksa dan diputus oleh hakim di sidang pengadilan.
Kejaksaan RI diatur dalam UU RI No. 16 tahun 2004 tentang Kejaksaan
RI. Disebutkan bahwa kejaksaan adalah salah satu lembaga penegak
hukum dituntut untuk lebih berperan dalam menegakkan supremasi
hukum, perlindungan kepentingan umum, penegakan HAM, serta
pemberantasan KKN.
Tiga tingkatan kejaksaan di Indonesia :
I. Kejaksaan Agung di tingkat pusat, dipimpin oleh Jaksa Agung
II. Kejaksaan Tinggi di tingkat provinsi, dipimpin oleh Kepala
Kejaksaan Tingi (Kajati)
property of rdaffanur

III. Kejaksaan Negeri di tingkat kabupaten/kota, dipimpin oleh


Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari)

Tugas dan Wewenang

a) Di Bidang Pidana
a. Melakukan penuntutan.
b. Melaksanakan penetapan hakim dan putusan pengadilan
yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.
c. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan putusan
pidana bersyarat, putusan pidana pengawasan, dan
keputusan lepas bersyarat.
d. Melakukan penyidikan terhadap tindak pidana tertentu
berdasarkan undang-undang.
e. Melengkapi berkas perkara tertentu dan untuk itu dapat
melakukan pemeriksaan tambahan sebelum dilimpahkan
ke pengadilan yang dalam pelaksanaannya
dikoordinasikan dengan penyidik.
b) Di Bidang Perdata dan Tata Usaha Negara
Kejaksaan, dengan kuasa khusus, dapat bertindak, baik di dalam
maupun di luar pengadilan, untuk dan atas nama negara atau
pemerintah.
c) Di Bidang Ketertiban dan Ketenteraman Negara
a. Peningkatan kesadaran hukum masyarakat.
b. Pengamanan kebijakan penegakan hukum.
c. Pengawasan peredaran barang cetakan.
d. Pengawasan aliran kepercayaan yang dapat
membahayakan masyarakat dan negara.
e. Pencegahan penyalahgunaan dan/atau penodaan
agama.
f. Penelitian dan pengembangan hukum serta statistik
kriminal.
3. Peran Hakim
UU RI No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman,
penyempurnaan dari UU RI No. 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan
property of rdaffanur

Kehakiman. Kekuasaan kehakiman di Indonesia dilakukan oleh MA.


Badan Peradilan di bawah MA meliputi;
a. Peradilan Umum
b. Peradilan Agama
c. Peradilan Militer
d. Peradilan Tata Usaha Negara.
e. Mahkamah Konstitusi

Hakim adalah pejabat peradilan negara yang punya wewenang untuk


mengadili. Mengadili merupakan serangkaian tindakan hakim untuk
menerima, memeriksa, dan memutuskan perkara hukum berdasarkan
ketentuan perundang-undangan. Hakim diberi kekuasaan merdeka
untuk menyelenggarakan peradilan. Hakim tidak boleh dipengaruhi oleh
kekuasaan-kekuasaan lain dalam memutuskan perkara.

UU RI No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman, hakim


berdasarkan jenis lembaga peradilan ada tiga kelompok:

a. Hakim pada Mahkamah Agung, disebut Hakim Agung.


b. Hakim pada badan peradilan yang berada di bawah Mahkamah
Agung
c. Hakim pada Mahkamah Konstitusi, disebut Hakim Konstitusi

Peradilan merujuk pada proses mengadili perkara sesuai dengan


kategori perkara. Pengadilan merujuk pada tempat untuk mengadili
perkara.

Pengadilan secara umum mempunyai tugas mengadili perkara menurut


hukum dan tidak membeda-bedakan orang. Pengadilan tidak boleh
menolak untuk memeriksa, mengadilim dan memutus suaty perkara
yang diajukan dengan dalih hukum tidak ada atau kurang.pengadilan
wajib memeriksa dan mengadili tiap perkara peradilan yang masuk.

4. Peran Advokat
Pemberi jasa hukum berupa konsultasi hukum, bantuan hukum,
menjalankan kuasa, mewakili, membela, mendampingim dan
melakukan tindakan hukum.
property of rdaffanur

Advokat menjalankan tugas profesi demi tegaknya keadilan berdasarkan


hukum untuk kepentingan masyarakat pencari keadilan, termasuk usaha
memberdayakan masyarakat dalam menyadari hak-hak fundamental
mereka di depan hukum.
UU RI No. 18 Tahun 2003 tentang Advokat. Persyaratan menjadi Advokat
diatur dalam Pasal 3 UU RI No. 18 Tahun 2003
a. warga NRI;
b. bertempat tinggal di Indonesia;
c. tidak berstatus sebagai pegawai negeri atau pejabat negara;
d. berusia sekurang-kurangnya 25 (dua puluh lima) tahun;
e. berijazah sarjana yang berlatar belakang pendidikan tinggi
hukum;
f. lulus ujian yang diadakan oleh Organisasi Advokat;
g. magang sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun terus-menerus pada
kantor advokat;
h. tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidana kejahatan
yang diancam dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih;
serta
i. berperilaku baik, jujur, bertanggung jawab, adil, dan mempunyai
integritas yang tinggi.

Tugas advokat secara khusus adalah membuat dan mengajukan


gugatan, jawaban, tangkisan, sangkalan, memberi pembuktian,
mendesak segera disidangkan atau diputuskan perkaranya, dan
sebagainya. Pengacarabertugas mencari kebenaran dan tidak boleh
memutarbalikkan peristiwa demi kepentingan kliennya. Advokat memiliki
hak dan kewajiban yang dilindungi oleh UU, hak advokat adalah:

a. Advokat bebas mengeluarkan pendapat atau pernyataan dalam


membela perkara yang menjadi tanggung jawabnya di dalam
sidang pengadilan dengan tetap berpegang pada kode etik
profesi dan peraturan perundangundangan.
b. Advokat bebas dalam menjalankan tugas profesinya untuk
membela perkara yang menjadi tanggung jawabnya dengan
property of rdaffanur

tetap berpegang pada kode etik profesi dan peraturan


perundang-undangan.
c. Advokat tidak dapat dituntut baik secara perdata maupun pidana
dalam menjalankan tugas profesinya dengan iktikad baik untuk
kepentingan pembelaan klien dalam sidang pengadilan.
d. Advokat berhak memperoleh informasi, data, dan dokumen
lainnya, baik dari instansi pemerintah maupun pihak lain yang
berkaitan dengan kepentingan tersebut yang diperlukan untuk
pembelaan kepentingan kliennya sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
e. Advokat berhak atas kerahasiaan hubungannya dengan klien,
termasuk perlindungan atas berkas dan dokumennya terhadap
penyitaan atau pemeriksaan dan perlindungan terhadap
penyadapan atas komunikasi elektronik advokat.
f. Advokat tidak dapat diidentikkan dengan kliennya dalam
membela perkara klien oleh pihak yang berwenang dan/atau
masyarakat.

Kewajiban advokat:

a. Advokat dalam menjalankan tugas profesinya dilarang


membedakan perlakuan terhadap klien berdasarkan jenis
kelamin, agama, politik, keturunan, ras, atau latar belakang sosial
dan budaya.
b. Advokat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui atau
diperoleh dari kliennya karena hubungan profesinya, kecuali
ditentukan lain oleh undang-undang.
c. Advokat dilarang memegang jabatan lain yang bertentangan
dengan kepentingan tugas dan martabat profesinya.
d. Advokat dilarang memegang jabatan lain yang meminta
pengabdian sedemikian rupa sehingga merugikan profesi
advokat atau mengurangi kebebasan dan kemerdekaan dalam
menjalankan tugas profesinya.
e. Advokat yang menjadi pejabat negara tidak melaksanakan tugas
profesi advokat selama memangku jabatan.
property of rdaffanur

5. Peran KPK
KPK dibentuk pada tahun 2003 berdasar UU RI NO. 30 Tahun 2002
tentang Komisi Pemberantasan Korupsi. Tujuannya untuk mengatasi,
menganggulangim dan memberantas korupsi.
Tugas KPK:
a. Koordinasi dengan instansi yang berwenang melakukan
pemberantasan tindak pidana korupsi.
b. Supervisi terhadap instansi yang berwenang melakukan
pemberantasan tindak pidana korupsi.
c. Melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan terhadap
tindak pidana korupsi.
d. Melakukan tindakan-tindakan pencegahan tindak pidana korupsi.
e. Melakukan monitor terhadap penyelenggaraan pemerintahan
negara.

Wewenang KPK
a. Mengoordinasi penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan tindak
pidana korupsi.
b. Menetapkan sistem pelaporan dalam kegiatan pemberantasan
tindak pidana korupsi.
c. Meminta informasi tentang kegiatan pemberantasan tindak
pidana korupsi kepada instansi terkait.
d. Melaksanakan dengar pendapat atau pertemuan dengan instansi
yang berwenang melakukan pemberantasan tindakan korupsi.
e. Meminta laporan instansi terkait pencegahan tindak pidana
korupsi.

KPK berpedoman pada asas:

a. Kepastian hukum – asas dalam negara hukum mengutamakan


landasan peraturan perundang-undangan, kepatuhan, dan
keadilan.
b. Keterbukaan – membuka diri thd hak masyarakat untuk
memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif.
c. Akuntabilitas – setiap kegiatan dan hasil akhir kegiatan KPK dapat
dipertanggungjawabkan kepada masyarakat.
property of rdaffanur

d. Kepentingan umum – mendahulukan kesejahteraan umum


dengan cara aspiratif, akomodatif, dan selektif.
e. Proposionalitas, mengutamakan keseimbangan antara tugas,
wewenang, dan kewajiban dalam KPK.

C. Dinamika Pelanggaran Hukum


1. Berbagai Kasus Pelanggaran Hukum
Pelanggaran hukum adalah pengingkaran thd kewajiban.
Pelanggaran thd satu ketentuan hukum pada hakikatnya adalah
pelanggaran terhadap: 1) aturan agara, 2) dasar negara, 3) konstitusi
negara, dan 4) norma sosial.
Pelanggaran disebabkan oleh dua hal:
a. Sudah dianggap sebagai kebiasaan.
b. Hukum yang berlaku sudah tidak sesuai dengan tuntutan
kehidupan.

Contoh perilaku yang bertentangan dengan aturan:


a. Keluarga
i. mengabaikan perintah orang tua;
ii. mengganggu kakak atau adik yang sedang belajar;
iii. ibadah tidak tepat waktu;
iv. menonton tayangan yang tidak boleh ditonton oleh anak-anak;
v. nonton tv sampai larut malam; dan
vi. bangun kesiangan.
b. Sekolah
i. menyontek ketika ulangan;
ii. datang ke sekolah terlambat;
iii. bolos mengikuti pelajaran;
iv. tidak memperhatikan penjelasan guru; dan
v. berpakaian tidak rapi dan tidak sesuai dengan yang ditentukan
sekolah.
c. Masyarakat
i. mangkir dari tugas ronda malam;
ii. tidak mengikuti kerja bakti dengan alasan yang tidak jelas;
iii. main hakim sendiri;
property of rdaffanur

iv. mengonsumsi obat-obat terlarang;


v. melakukan tindakan diskriminasi kepada orang lain;
vi. melakukan perjudian; dan
vii. membuang sampah sembarangan.
d. Bangsa dan negara
i. tidak memiliki KTP;
ii. tidak mematuhi rambu-rambu lalu lintas;
iii. melakukan tindak pidana seperti pembunuhan, perampokan,
penggelapan, pengedaran uang palsu, pembajakan karya
orang lain dan sebagainya;
iv. melakukan aksi teror terhadap alat-alat kelengkapan negara;
v. tidak berpartisipasi pada kegiatan pemilihan umum; dan
vi. merusak fasilitas negara dengan sengaja.
2. Macam-Macam Sanksi
Jika suatu perbuatan dilakukan berulang-ulang, tidak ada sanksi,
walaupun melanggar aturan, perbuatan bisa dianggap sebagai
norma/kebiasaan.
Tujuan sanksi yaitu untuk mewujudkan ketertiban dalam masyarakat.
No Norma Pengertian Contoh Sanksi
1 Agama Petunjuk hidup yang a. Beribadah Tidak
bersumber dari b. Tidak berjudi langsung,
Tuhan yang c. Suka karena akan
disampaikan melalui beramal diperoleh
utusan-utusan-Nya setelah
(Rasul/Nabi) yang meninggal
berisi perintah, dunia
larangan atau (pahala atau
anjuran-anjuran dosa)
2 Kesusilaan Pedoman pergaulan a. Jujur Tidak tegas,
hidup yang b. Menghargai karena
bersumber dari hati orang lain hanya diri
nurani manusia sendiri yang
tentang merasakan
baikburuknya suatu (merasa
perbuatan bersalah,
menyesal,
malu, dan
property of rdaffanur

sebagainya)
3 Kesopanan Pedoman hidup a. Menghormati Tidak tegas,
yang timbul dari hasil orang yang tapi dapat
pergaulan manusia lebih tua diberikan
di b. Tidak oleh
dalam masyarakat berkata masyarakat
kasar dalam
c. Menerima bentuk
dengan celaan,
tangan cemoohan,
kanan atau
pengucilan
dalam
pergaulan.
4 Hukum Pedoman hidup a. Harus tertib Tegas dan
yang b. Harus sesuai nyata serta
dibuat oleh badan prosedur mengikat
yang berwenang c. Dilarang dan
yang bertujuan untuk mencuri memaksa
mengatur manusia bagi setiap
dalam kehidupan orang tanpa
berbangsa dan kecuali
bernegara (berisi
perintah dan
larangan)

Dalam sanksi hukum:


a. Tegas – ada aturan yang dibuat secara material dan telah diatur
dalam peraturan perundang-undangan.
a. Hukuman pokok
i. Hukuman mati
ii. Hukuman penjara/sementara waktu (setinggi-
tingginya 20 tahun dan sekurang-kurangnya 1
tahun)
b. Hukuman tambahan
i. Pencabutan hak
ii. Penyitaan barang
iii. Pengumuman keputusan hakim
property of rdaffanur

b. Nyata – aturan yang secara material telah diterapkan kadar


hukuman berdasarkan perbuatan yang dilanggarnya.
3. Partisipasi dalam Perlindungan dan Penegakan Hukum
Wujud dari partisipasi adalah menampilkan perilaku yang
mencerminkan ketaatan atau kepatuhan thd hukum.
Kepatuhan hukum mengandung arti bahwa seseorang memiliki
kesadaran untuk:
a. Memahami dan menggunakan peraturan perundangan yang
berlaku
b. Mempertahankan tertib hukum
c. Menegakkan kepastian hukum.

Ciri orang yang berperilaku sesuai dengan hukum

a. disenangi oleh masyarakat pada umumnya;


b. tidak menimbulkan kerugian bagi diri sendiri dan orang lain;
c. tidak menyinggung perasaan orang lain;
d. menciptakan keselarasan;
e. mencerminkan sikap sadar hukum;
f. mencerminkan kepatuhan terhadap hukum.

Contoh perilaku yang mencerminkan kepatuhan thd hukum yang


berlaku:

a) Dalam Keluarga
a. Mematuhi perintah orang tua.
b. Ibadah tepat waktu.
c. Menghormati anggota keluarga yang lain seperti ayah, ibu,
kakak, adik dan sebagainya.
d. Melaksanakan aturan yang dibuat dan disepakati
keluarga.
b) Dalam Sekolah
a. Menghormati kepala sekolah, guru dan karyawan lainnya.
b. Memakai pakaian seragam yang telah ditentukan.
c. Tidak menyontek ketika ulangan.
d. Memperhatikan penjelasan guru.
property of rdaffanur

e. Mengikuti pelajaran sesuai dengan jadwal yang berlaku.


c) Masyarakat
a. Melaksanakan setiap norma yang berlaku di masyarakat;
b. Bertugas ronda.
c. Ikut serta dalam kegiatan kerja bakti.
d. Menghormati keberadaan tetangga disekitar rumah.
e. Tidak melakukan perbuatan yang menyebabkan
kekacauan di masyarakat seperti tawuran, judi, mabuk-
mabukkan dan sebagainya;
f. Membayar iuran warga.
d) Bangsa dan Negara
a. Bersikap tertib ketika berlalu lintas di jalan raya.
b. Memiliki KTP.
c. Memiliki SIM.
d. Ikut serta dalam kegiatan pemilihan umum.
e. Membayar pajak.
f. Membayar retribusi parkir.

Anda mungkin juga menyukai