Anda di halaman 1dari 15

AMORTITASI UTANG DAN DANA PELUNASAN

DI SUSUN
O
L
E
H
ZULHASBY ASSIDQY NASUTION
0503201020

DOSEN PENGAMPU:ALI RACHMAD HASIBUAN,M.Pd

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
MEDAN
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan Makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga Makalah ini dapat digunnakan sebagai
salah satu acuan.
Harapan saya semoga Makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki
sangat kurang. Oleh karena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-
masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan Makalah ini.

Labuhan batu,29 Desember 2020


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I :PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan

BAB II :PEMBAHASAN

2.1 Amortitasi Utang


2.2 Amortitasi Utang Untuk Anuitas di muka
2.3 Pembiayaan Kembali Pinjaman
2.4 Dana Pelunasan
2.5 Metode Dana Pelunasan untuk Pelunasan Utang
2.6 Perbandingan Metode Amortisasi dan Dana Pelunasan

BAB III :PENUTUP


3.1 Kesimpulan dan Saran
BAB I
PEMBAHASAN
1.1 Latar Belakang

Dalam peminjaman uang, untuk melunasi peminjaman dapat dilakukan dengan


berbagai metode seperti amortisasi utang dan dana pelunasan. Dengan metode amortisasi
kita dapat melunasi utang dengan cara mengangsur atau mencicil. Kita juga dapat
menyusun skedul amortisasi utang. Dalam pelunasan utang juga dapat digunakan
metode dana pelunasan yang dapat digunakan untuk menghitung nilai buku utang.

1.2 Tujuan

1. Memahami alternatif pelunasan utang, yaitu dengan mengangsur (amortisasi


utang) atau dengan membentuk dana pelunasan.
2. Menyusun skedul amortisasi utang seperti table KPR
3. Menghitung nilai dana pelunasan pada tanggal tertentu dan nilai buku pinjaman
dengan metode dana pelunasan.
4. Menghitung alternatif pelunasan utang yang lebih murah antara metode amortisasi
(mencicil) atau membentuk dana pelunasan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Amortitasi utang

Metode Amortisasi harus mencerminkan pola konsumsi manfaat ekonomis


oleh perusahaan. Jika pola tersebut tidak dapat ditentukan secara andal, makaharus
digunakan metode garis lurus. Biaya amortisasi setiap periode harus diakuisebagai beban
PSAK lainnya mengizinkan atau mengharuskannya untukdimasukkan ke dalam nilai
tercatat asset lain.
Metode amortisasi, yaitu pembayaran hutang yang dilakukan secara berkaladengan
jumlah tertentu. Dari angsuran yang dilakukan, hanya sebagian yangmerupakan
pelunasan pokok (amortisasi utang) dan sisanya adalah untukpembayaran
bunga.Berapa tepatnya untuk amortisasi utangdan berapa untukpembayaran bunga
adalah berbeda untuk setiap periode. Tanpa menghitung atau tanpa bantuan skedul
amortisasi, kita hanya tahu total keduanya adalah sama untuk setiap periode yaitu
sebesar angsuran itu. Tabel amortisasi digunakan untuk mengetahui secara akurat berapa
pelunasan pokok yang dilakukan dan pembayaran bunganya dari setiap angsuran.

Rumus nilai sekarang anuitas biasa yaitu PV = 1 – (1+i ) -n A


i
dimana 1 – (1+i ) –n di notasikan dengan a n i .
i
Dalam kaitannya dengan amortisasi utang, kita berkepentingan untuk mengetahui A yang
menunjukkan besarnya angsuran per periode. Jadi, rumus angsuran per periode (A) adalah
PV .
A= 1- (1+i) -n = PV .
I a n i (due)
Selanjutnya, angsuran utang tersebut digunakan untuk menyusun tabel amortisasi utang
yang memuat saldo awal utang, bunga, angsuran, pokok utang, dan saldo akhir utang.

Misal:

Seorang eksekutif muda pada tanggal 1 April 2001memutuskan untuk membeli


sebuah rumah seharga Rp400.000.000 dengan membayar uang mukaRp100.000.000
dan sisanya dengan Kredit Kepemilikanrumah (KPR) sebuah bank dengan
bunga 18% p.a. dan angsuran sebesar Rp 7.618.028,23selama 60 bulan.
Jika pada 1 April 2004 eksekutif itu ingin melunasi kreditnya, berapa jumlah
yang harus dia bayar?
Jawab:

Cara 1:dengan skedul amortisasi

ANUITAS BIASA

Periode Angsuran Amortisasi Bunga Saldo Hutang

Rp 300.000.000

1 Rp 7.618.028 Rp 3.118.028 Rp 4.500.000 Rp 296.881.972

2 Rp 7.618.028 Rp 3.164.799 Rp 4.453.230 Rp 293.717.173


3 Rp 7.618.028 Rp 3.212.271 Rp 4.405.758 Rp 290.504.902
4 Rp 7.618.028 Rp 3.260.455 Rp 4.357.574 Rp 287.244.448
........ ...... ...... …....
35 Rp 7.618.028 Rp 5.172.798 Rp 2.445.231 Rp 157.842.583
36 Rp 7.618.028 Rp 5.250.389 Rp 2.367.639 Rp 152.592.194
........ ....... ...... .....
59 Rp 7.618.028 Rp 7.394.529 Rp 223.500 Rp 7.505.447
60 Rp 7.618.028 Rp7.505.447 Rp 112.582 Rp 0

A = 7.618.028
PV = 400.000.000 –100.000.000 = 300.000.000
i = 18%/12= 0,015
Bunga periode pertama = saldoKPRawal x i
= 300.000.000 x 0,015
= 4.500.000
Amortisai utang pertama = angsuran –bunga periode pertama
= 7.618.028 –4.500.000= 3.118.028,23
Saldo KPR kedua = saldo KPR awal –amortisasi utang pertama

= 300.000.000 -3.118.028
= 296.881.972
Demkian seterusnya Dengan meneruskan skedul amortisasi hingga periode ke-36,
kita akan mendapatkan jumlah yang harus dibayar jika KPR ingin dilunasi pada 1 April
2004, yaitu sebesar Rp 152.592.193,5.

Cara 2 :
Dengan persamaan nilai sekarang dari anuitas biasa, dengan angsuran sebesar
Rp 7.618.028,23sebanyak 24 periode dengan i = 1,5% per bulan.
PV = (1-(1+i ) – n A
I
PV = (1-(1+0,015) -24 RP.7.618.028,23
0,015
PV = RP.152.592.193,5 (saldo KPR per 1 april 20024
Jadi , Eksekutif muda tersebut harus membayar RP.152.592.193,5

Jadi, eksekutif muda tersebut harus membayarRp 152.592.193,5untuk pelunasan kreditnya.

Dalam praktiknya, adalah sangat jarang pelunasan lebih cepat (early


termination)tidak dikenakan denda (penalty fee)oleh pihak kreditur (bank). Berapa
besar denda ini biasanya dimuat dalam salah satu perjanjian kredit. Argument
bank dalam hal pengenaan denda ini biasanya adalah karena mereka harus
melakukan perencanaan ulang mengenai dana dalam portofolionya akibat adanya
pelunasan itu. Kalaupun akan disalurkan sebagai KPR lagi, mereka memerlukan
waktu untuk mencari nasabah baru, survei, wawancara, dan evaluasi
Contoh :1
Seorang tukang ojek, Anto, memutuskan untuk membeli sebuah motor dengan
harga tunai Rp 12.000.000 secara kredit. Anto mendatangi perusahaan
pembiayaan yang mengenakan j12= 21%dan menyatakan ingin mengangsur selama
36 bulan masing-masing sebesar Rp 400.000sesuai dengan penghasilannya
menjadi tukang ojek. Untuk itu, Anto siap membayar uang muka yang membuat
angsuran menjadi tepat Rp 400.000 jika kmudian anto mendapatkan penghasilan jauh
lebih besar dan ingin melunasi utangnya pada akhir tahun pertama, setelah
angsuran ke-12, berapa yang Anto harus bayar?
Jawab :
Pada akhir tahun pertama, Anto sudah mengangsur 12 bulan dan masih
mempunyai 24 kali angsuran bulanan. Nilai sekarang dari 24 kali angsuran
bulanan Rp 400.000
Diketahui :
n: 24
A: RP.400.000
I : 21% =1,75% =0,0175
12

Di Tanya ?
PV = 1 – (1+i ) -n A
i
PV =7.784.274,26
Jadi, Anto harus membayar 7.784.274,26 untuk pelunasan pada akhir tahun
pertama ini.

2.2Amortisasi Utang untuk Anuitas di Muka


Penyusunan skedul amortisasi utang untuk anuitas di muka pada dasarnyasama
dengan anuitas biasa kecuali untuk periode pertama.Jika pada anuitas biasa angsuran
pertama sebagian digunakan untuk membayar bunga dan sisanya untuk
amortisasi utang; pada anuitas di muka seluruh angsuran pertama adalah untuk
amortisasi utang karena belum adanya biaya bunga yang timbul mengingat
pembayaran dilakukan pada hari pertama sehingga t=0.
Contoh :
Sebuah Notebookdijual dengan harga tunai Rp 15.000.000 atau dengan 5 kali
angsuran bulanan mulai hari transaksi dengan menggunakan j12= 30%. Buatlah
skedul amortisasi utang secara lengkap!
Jawab :
PV= Rp 15.000.000
n= 5
i= 30% =2,5% = 0,025
12
A=RP.3.149.954,064

Perhatikan bahwa kecuali untuk periode 0, perhitungan untuk periode lainnya


adalah sama seperti skedul amortisasi utang anuitas biasa yaitu bunga
= 30% x saldo hutang, amortisasi = angsuran –bunga, dan saldo hutang = saldo hutang
12
sebelumnya –amortisasi.
Tabel Amortisasi
ANUITAS SEGERA
Periode Angsuran Amortisasi BungaSaldo Hutang
Rp 15.000.0000
Rp 3.149.954 Rp 3.149. 954 Rp - Rp 11.850.0461
Rp 3.149.954 Rp 2.853.703 Rp 296.251 Rp 8.996.3432
Rp 3.149.954 Rp 2.925.045 Rp 224.909 Rp 6.071.2983
Rp 3.149.954 Rp 2.998.172 Rp 151.782 Rp 3.073.1264
Rp 3.149.954 Rp 3.073.126 Rp 76.828 RP(0,00)

2.3Pembiayaan Kembali Pinjaman

Cukup sering kita jumpai dalam perjanjian pemilikan kendaraan bermotor, KPR,
atau lainnya yang menggunakan angsuran bahwa tingkat bunga tidak bersifat
tetap (fixed,tetapi bersifat mengambang (floating atau variable). Maksud dari
bersifat tetap adalah sekali ditetapkan di awal akan berlaku terus hingga
angsuran terakhir. Sedangkan yang mengambang akan dievaluasi pada periode
tertentu, karena mengambang, skedul amortisasi baru harus dibuat untuk
angsuran-angsuran yang tersisa. Penyesuaian tingkat bunga ini akan
menyebabkan perubahan besar angsuran bulanan dan amortisasi utang per
periode. Sehingga pada saat bunga pasar turun, seorang debitur dapat
mempertimbangkan pinjaman baru dengan bunga lebih rendah untuk
melunasi pinjaman lama yang berbunga lebih tinggi.

Contoh:

King Aragorn meminjam Rp 400.000.000 dari Bank GONDOR untuk


membeli sebuah rumah. Pinjaman itu akan dilunasi selama 15 tahun dicicil
bulanan dengan bunga tetap 21% p.a. Setelah melakukan pembayaran
tepat2 tahun, King Aragorn melihat tingkat bunga pinjaman di pasar telah turun
menjadi 15% p.a. sehingga ia berminat untuk melunasi pinjamannya yang
berbunga 21% p.a. dengan pinjaman baru berbunga 15% p.a. Namun Bank
GONDOR hanya menyetujui pelunasan lebih cepat jika King Aragorn
bersedia membayar denda sebanyak 18 angsuran bulanan. Keputusan apa
yang sebaiknya diambil King Aragorn?
Jawab:
PV=RP.400.000.000
i= 0.0175 n= 180
Pertama kita akan menghitung besar pinjaman yaitu saldo pinjaman setelah
24 kali angsuran ditambah 18 kali angsuran bulanan.
A= PV = RP.400.000.000
(1-(1+i)-n (1-(1+0,0175)-180)
i 0,0175
A=7.322.449,08
Denda pelunasan cepat 18 x7.322.449,08 =131.0804.083,44
Saldo pinjaman setelah 24 kali angsuran
PV = (1-(1+0,0175)-156 RP.3.322.449,08
0,0175
PV = RP 390.484.200,1
Besar pinjaman yang harus diperoleh untuk pelunasan :Rp 131.804.083,44 + Rp
390.484.200,1 = Rp 522.288.283,54

Selanjutnya, dengan bunga 15% p.a. Kita menghitung angsuran bulanan selama
13 tahun (15 –2) jika pinjaman baru ini jadi dilakukan.
A=RP 522.288.283,54
(1-(1+0,0175)-156
0,0175
A= 7.626.910,33
Lalu kita bandingkan angsuran bulanan dari pinjaman baru dengan angsuran bulanan
pinjaman lama.
Karena angsuran pinjaman lama lebih rendah, maka sebaiknya King Aragorn tidak
melakukan pinjaman baru.

2.4Dana Pelunasan (Sinking Fund)

Metode sinking fund atau dana pelunasan hutang, yaitu pembayaran hutang yang
dilakukan dengan 1 kali pembayaran pada akhir periode hutang. Merupakan pengumpulan
dana secara terencana melalui tabungan secara periodik dalam jumlah yang sama
untuk memperoleh sejumlah uang yang cukup besar pada periode tertentu.
Suatu hutang yang berbunga dikatakan telah dilunasi jika seluruh
pertanggungan (pokok dan bunga) telah dibebaskan dengan suatu deretan
pembayaran yang dibuat dalam suatu interval yang sama.
Metode sinking fundmengasumsikan bahwa peminjam membuat pembayaran
secara berkala ke dalam suatu dana yang di sebut dana pelunasan (sinking fund).
Metode Sinking fund pada dasarnya sama saja dengan metode amortisasi, bedanya
adalah pembayaran oleh debitur kepada kreditur dilakukan satu kali yang dikenal
dengan istilah lump-sum payment, pada ujung periode berlakunya hutang. Dengan
metode ini, kreditur tidak membuatkan angsuran cicilan kepada debitur melainkan
menerima dana pengembalian sesuaidengan suku bunga yang disepakati di akhir
periode hutang, sehingga dalam banyak kasus, debitur akan membuat suatu alokasi
dana pribadi yang dapat dicicilnya setiap interval waktu tertentu dengan harapan pada
ujung periode hutangnya, dana pelunasan telah tersedia. Beberapa debitur mencoba
untuk mengalokasikan dana ke sebuah rekening atau pihak kreditur lain yang
menawarkan suku bunga lebih tinggi.Persamaan anuitas nilai akan datang,

Contoh:

PT Protaniaga mengelola sebuah gedung apartemen dengan 150 kamar.


Manajemen perusahaan memperkirakan adanya kebutuhan untuk melakukan
pengecatan ulang gedung bagian luar dan lorong serta penggantian semua
karpet yang ada 5 tahun lagi. Biaya semua kegiatan itu sekitar Rp 2 milyar.
Jika manajemen PT Protaniaga memutuskan untuk membentuk dana pelunasan
untuk tujuan ini, berapa besar setoran bulanan selama 5 tahun jika bisa
memperoleh bunga 6% p.a.?

Jawab :
FV= Rp 2.000.000.000 n= 5 x 12 = 60 periode
i = 6% = 0,5% = 0,005%

A= FV .
((1+i)n-1)
I
A= 2.000.000.000
(1+0,005)60-1
0,005
A=28.665.603,06

2.5Metode Dana Pelunasan untuk Pelunasan Utang

Dana pelunasan dibentuk untuk tujuan pelunasan utang. Jumlah uang


yangdiakumulasikan dalam dana ini pada akhir periode harus menjadi sebesar
total pokok utang yang harus dibayar. Sementara itu, sebelum utang itu jatuh
tempo, hanya bunga yang dibayarkan secara periodik pada tanggal-tanggal yang
sudah disepakati denganbank(kreditur). Selisih antara jumlah dana pelunasan
dan pokok utang pada suatu saat tertentu disebut nilai buku utang. Ini dimungkinkan
karena dana pelunasan itu memang disiapkan khusus untuk penyelesaian utang
itu. Jumlah pembayaran tahunan yang harus dilakukan peminjam (debitur)
karenanya adalah jumlah untuk anuitas dana pelunasan dan bunga periodik.
Contoh:
Sebuah pinjaman sebesar Rp 500.000.000 akan jatuh tempo 4 tahun lagi
dan harus dibayarkan dengan metode dana pelunasan.Jika pinjaman itu berbunga
sederhana (simple interest) 9% p.a. dibayarkan setiap 6 bulan dan pembayaran
dana pelunasan dapat memperoleh bunga 8% p.a. dihitung triwulanan, hitunglah:

a.Jumlah pembayaran tahunan


b.Jumlah dana pelunasan setelah 2 tahun
c.Nilai buku pinjaman setelah 2 tahun

Jawab:

PV = 500.000.000 n = 4 x 4 = 16 t = 4 tahuni= 0,2 n = 16

a.Anuitas untuk dana pelunasan

A= 500.000.000
((1+0,02)16-1)
0,02
A=26.825.062,94
Jumlah untuk dana pelunasan dalam 1 tahun
=4x RP.26.825.062,94 =RP.107.300.251,8
Jumlah untuk pembayaran bunga dalam satu tahun:
Jadi jumlah pembayaran dalam 1 tahun
=107.300.251,8+45.000.000=157.300.251,8

b.FV=((1+0,02)8-1) RP.26.825.062,94
0,02

FV=230.238.685

c.Nilai buku pinjaman

= nilai pokok utang-jumlah dana pelunasan


= 500.000.000-230.238.685
= 269.761.315.
2.6 Perbandingan Metode Amortisasi dan Dana Pelunasan

Dengan metode amortisasi, pengeluaran periodik adalah


sama besar dengan besar pembayaran angsuran per periode,
sedangkan dengan metode dana pelunasan, pengeluaran periodik
adalah jumlah pembayaran bunga dan setoran untuk dana pelunasan.

Contoh :

Sebuah perusahaan yang sedang berkembang merencanakan


untuk meminjam sebesar Rp 1.000.000.000selama 5 tahun dari bank.
Bank Gryfendor bersedia memberikan pinjaman dengan bunga 21%
p.a. dengan angsuran setiap 6 bulan. Bank lain yaitu Bank Slyterin
bersedia memberikan pinjaman dengan bungasederhana19% p.a.
dibayarkan setiap 6 bulan, tetapi dengan syarat perusahaan itu
melakukan setoran untuk sinking fund dalam bank itu dengan
bunga 14% p.a. diperhitungkan setiap 6 bulan.

a.Tentukan alternatif mana yang sebaiknya dipilih?


b.Berapa penghematan yang bisa dilakukan setiap semester?

Jawab:
PV=RP.1. 000.000.000. n = 2 x 5 = 10 kali i = 0,105

a.Jika alternative pertama yang gunakan ,besar angsuran per 6 bulan


adalah:

A= RP.1.000.000.000 = RP.166.257.320,6
1(1+0,105)-10
0,105
Jika alternative kedua di gunakan ,besar angsuran per 6 bulan adalah:
Besar anuitas untuk dana pelunasan adalah:

A =RP.1.000.000.000 =RP.72.377.502,7
(1+0,07)-10
0,07
Total pembayaran semesteran untuk alternative kedua :
=95.000.000 – 72.377.502,7 =167.377.502,7

Jdi pinjaman yang harus di ambil adalahdari bank Gryfendor karena


murah.

b.Besar penghematan per smester adalah:


RP.167.377.502,7 –RP.166.257.320,6=1.120.182,1
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN DAN SARAN

1. Amoritisasi merupakan pelunasan pokok yang merupakan pengurangan dari angsuran utang
dan bunga .
2. Amortisasi utang selalu memiliki nilai lebih kecil atau sama dengan angsuran utang.
3. Dana pelunasan digunakan untuk membayar utang, untuk menebus utang obligasi yang
jatuh tempo, untuk dana penggantian mesin yang usang, dan untuk dana pembelian
peralatan baru
4. Kepada pembaca agar membaca makalah ini dengan baik,dan jika ada terdapat kesalahan
penulis mohohon maaf sebesar besarnya.semoga makalah ini bermanafaan

Anda mungkin juga menyukai