Diajukan untuk memenuhi tugas praktikum mata kuliah Dietetik Penyakit Tidak
Menular yang diampu oleh Ibu Yanita Listianasari, M.Gizi
Disusun oleh:
2019
STUDI KASUS 1
Seorang wanita, hamil trimester 2 anak ke-2, umur 46 tahun, BB sebelum hamil
55 kg. MRS dengan diagnosa DM Gestasi.
Pola makan di rumah 4x sehari, ngemil 4x sehari, konsumsi susu sebelum tidur.
Hasil recall menunjukkan energi 140% kebutuhan, asupan lemak 120%
kebutuhan. Asupan sayur dan buah setiap hari.
0
√
PATOFISIOLOGI
Kebutuhan insulin tinggi selama fase akhir kehamilan normal dan hanya
berbeda sedikit antara wanita normal yang hamil dan wanita penderita DMG
hamil. Meskipun demikian, pada penderita DMG respons insulin secara konsisten
berkurang terhadap pasokan nutrien. Sejumlah defek fungsi sel β pankreas juga
ditemukan pada wanita dengan riwayat DMG; mayoritas penderita DMG
mengalami disfungsi sel β akibat resistensi insulin kronik sebelum kehamilan.
Temuan baru-baru ini mengindikasikan bahwa kondisi yang menyebabkan DMG
dipicu oleh loading antigen fetus sendiri. Interaksi antara human leukocyte
antigen-G (HLA-G) dan nuclear factor-kB (NF-kB) diindikasikan sebagai
penyebab DMG. Diabetes melitus pada pasien yang menjalani transplantasi organ
diduga analog dengan terjadinya DMG pada kehamilan. Pada kedua kasus,
loading antigen memicu proses diabetologenik. (Kurniawan, 2016)
METABOLISME GIZI
Diet dan gaya hidup juga berperan pada kejadian DMG. Diet banyak daging
merah, daging yang diproses, produk biji-bijian yang dirafinasi, gula, kentang
goreng, dan pizza, berasosiasi kuat dengan kejadian DMG. Sebaliknya diet buah-
buahan, sayuran hijau, produk unggas, dan ikan, berasosiasi terbalik dengan
kejadian DMG. Wanita yang mengonsumsi >6 porsi daging merah dalam
seminggu memiliki risiko 1,7 kali menderita DMG dibandingkan wanita yang
hanya mengonsumsi <1,5 porsi daging merah per minggu. Kombinasi diet
berindeks glikemik tinggi dan rendah serat meningkatkan risiko DMG 2,15 kali
dibandingkan diet berindeks glikemik rendah dan kaya serat. Wanita yang
mengonsumsi >5 porsi minuman berpemanis gula/minggu memiliki risiko 22%
lebih tinggi menderita DMG dibandingkan yang hanya mengonsumsi 1 porsi.
Suatu penelitian melaporkan kombinasi 3 hal, yaitu tidak merokok, >150 menit
aktivitas fisik sedang dalam seminggu, dan makanan sehat menurunkan risiko
DMG sebesar 41%, jika ditambah indeks massa tubuh <25 sebelum kehamilan,
maka risiko kejadian DMG akan berkurang 52%. (Kurniawan, 2016)
A. ASESMEN GIZI
Riwayat Medis
- Diagnosa MRS: DM Gestasi Tanpa penyakit Diagnosa DM
Gestasi
- Riwayat DM pada ayah dan ibu Normal: Tanpa riwayat Resiko Genetik
penyakit Tinggi
- Pernah melahirkan anak Normal : 2,5 - 4 kg Bayi Besar
pertama BB 4,2 kg (Kosim, 2007)
Riwayat Sosial
- Hamil trimester 2, anak ke-2
Antropometri TB: 155 Kg
BB sebelum hamil: 55 kg BBI : BBN- 10%BBN
: 49,5 Kg
BMI: 55/(1,55)2
: 23 kg/m2 Normal
(WHO Asia, 2006)
BBS: 65 Kg Penambahan BB BMI 18,5-
24,9: 11,5-16 kg Normal
(Purnamasari dkk, 2013)
BBS-BBSH: 65-55
: 10 kg
Biochemistry Hasil Pemeriksaan Lab
GD 2JPP: 220 mg/dL Normal: >200 mg/dL Hiperglikemia
(FKUI/RSCM)
Kolesterol: 130 mg/dL Normal: <200 mg/dL Normal
(Almatsier, 2010)
Clinics Keluhan:
- Rasa panas dan nyeri pada
telapak kaki
- Kepala sering pening Tanpa keluhan Gejala DM
- Mata kabur
- Gatal pada lipatan paha
Dietary Pola makan di rumah:
Makan 4x sehari Normal : 3x sehari Pola Makan Salah
Ngemil 4x sehari Normal: 3x sehari Pola Makan Salah
Konsumsi susu sebelum tidur Normal
Sayur dan buah setiap hari Normal
Hasil recall:
E: 140% keb Normal: 80-120% keb. Asupan Energi
(Depkes, 1999) Berlebih
L: 120% keb Normal: 80-120% keb. Normal
(Depkes, 1999)
Masalah Gizi
1. Hiperglikemia (NC-2.2.)
2. Pola Makan Salah (NB-1.5.)
3. Asupan Energi Berlebih (NI-1.3)
B. DIAGNOSA GIZI
Nutrition Intake
Nutrition Clinics
Nutrition Behaviour
Prioritas Diagnosa
b. Tujuan Diet :
Memberikan asupan gizi seimbang sesuai kebutuhan, menjaga gula
darah dalam batas normal, mempertahankan BB normal, dan
memberikan edukasi gizi terhadap pasien dan keluarga pasien
selama berada di Rumah Sakit.
2. Nutrient Delivery
a. Prinsip dan Syarat Diet:
Energi cukup untuk mencapai dan mempertahankan berat badan
normal. Kebutuhan energi ditentukan dengan memperhitungkan
kebutuhan untuk metabolisme basal sebesar 25 - 30 kkal/kg BB
normal, ditambah kebutuhan untuk aktivitas fisik dan keadaan
khusus, misalnya kehamilan atau laktasi serta ada tidaknya
komplikasi.
Kebutuhan Protein normal, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi
total.
Kebutuhan lemak sedang, yaitu 20-25% dari kebutuhan energi
total, dalam bentuk < 10% dari kebutuhan energi total berasal
dari lemak jenuh, 10% dari lemak tidak jenuh ganda, sedangkan
sisanya dari lemak tidak jenuh tunggal. Asupan kolesterol
makanan dibatasi, yaitu ≤300 mg/hari.
Kebutuhan karbohidrat adalah sisa dari kebutuhan energi total,
yaitu 60 – 70%.
Penggunaan gula murni dalam minuman dan makanan tidak
diperbolehkan kecuali jumlahnya sedikit sebagai bumbu. Bila
kadar glukosa darah sudah terkendali, diperbolehkan
mengkonsumsi gula murni sampai 5% dari kebutuhan energi
total.
Penggunaan gula alternatif dalam jumlah terbatas. Fruktosa
dalam jumlah 20% dari kebutuhan energi total dapat
meningkatkan kolesterol LDL, sedangkan gula alkohol dalam
jumlah berlebihan mempunyai pengaruh laksatif.
Asupan serat dianjurkan 25 g/hari dengan mengutamakan serat
larut air yang terdapat di dalam sayur dan buah. Menu seimbang
rata-rata memenuhi kebutuhan serat sehar
Pasien DM dengan tekanan darah normal diperbolehkan
mengkonsumsi natrium dalam bentuk garam dapur seperti orang
sehat, yaitu 3000 mg/hari Na. Apabila mengalami hipertensi,
asupan garam harus dikurangi ( diet rendah garam )
Cukup Vitamin dan mineral. Apabila asupan dari makanan
cukup, penambahan vitamin dan mineral dalam bentuk
suplemen tidak diperlukan
(Sumber: Pedoman Asuhan Gizi di Puskesmas)
b. Bentuk Makanan: Biasa
c.Rute : Oral
d. Frekuensi : 3x makan utama, 3x makan selingan
e.Perhitungan Kebutuhan
Energi: BBI x 25 kkl/kg BB
: 49,5 kg x 25 Kkl + 500 Kkl
: 1.738 Kkl
P : 15% Kebutuhan
: 15% x 1.738 Kkl
: 261 Kkl atau 65 gr
L : 25% Kebutuhan
: 25% x 1.738 Kkl
: 435 Kkl atau 48 gr
KH : 60% Kebutuhan
: 60% x 1.738 Kkl
: 1.043 Kkl atau 261 gr
3. Bahan Makanan Anjuran
Bahan Makanan yang Dianjurkan
1. Sumber karbohidrat kompleks: nasi, roti, mi, kentang, singkong, ubi,
dan sagu.
2. Sumber protein rendah lemak: ikan, ayam tanpa kulit, susu skim,
tempe, tahu, dan kacang-kacangan.
3. Sumber lemak dalam jumlah terbatas yaitu bentuk makanan yang
mudah dicerna. Makanan terutama diolah dengan cara dipanggang,
dikukus, disetup, direbus, dan dibakar.
Bahan Makanan yang Dibatasi dan Dihindari
1. Mengandung banyak gula sederhana: gula pasir, gula jawa, sirop,
selai, jeli, manisan buah, SKM, minuman botol ringan, es krim, kue-
kue manis, dodol, cake, dan tarcis.
2. Mengandung banyak lemak: cake, makanan siap saji, goreng-
gorengan.
3. Mengandung banyak natrium: ikan asin, telur asin, makanan yang
diawetkan.
(Sumber: Penuntun Diet RSCM & AsDI)
4. Standar Makanan
5. Distribusi Makanan
Pagi : 20% kebutuhan
: 20% x 1800 Kkl
: 360 Kkl
Snack: 5% kebutuhan
: 5% x 1800 Kkl
: 90 Kkl
Siang : 30% kebutuhan
: 30% x 1800 Kkl
: 540 Kkl
Snack: 10% kebutuhan
: 10% x 1800 Kkl
: 180 Kkl
Sore : 25% kebutuhan
: 25% x 1800 Kkl
: 450 Kkl
Snack: 10% kebutuhan
: 10% x 1800 Kkl
: 180 Kkl
6. Pembagian Bahan Makanan
Snac
Bahan Maknaan Pagi k Siang Snack Sore Snack
Sumber KH 1,0 1,0 0,5 0,5
Protein Hewani 1,0 1 1
Protein Nabati 1,0 1,0 1,0
Sayur 0,5 1,0 0,5 1,0
Buah 1,0 0,5 1,0 0,5
Minyak 1,0 1,5 0,5
Gula 0,5 1,0 1,5
Susu Rdh Lmk 0,5 1,0 1,0 0,5
Total Energi (Kkl) 362,5 87,5 537,5 175 450 187,5
7. Menu Sehari
(terlampir)
8. Konseling
a. Tujuan :
Memberikan konseling gizi kepada pasien dan keluarga pasien
mengenai penyakit DM dan juga diet yang tepat untuk pasien DM.
b. Materi : Penyakit DM dan Diet DM
c. Sasaran : Pasien dan Keluarga Pasien
d. Media : kartu konseling, leaflet, poster DM
9. Edukasi
a. Tujuan : Memberikan edukasi gizi tentang diet DM kepada pasien
dan keluarga pasien selama di RS
b. Materi : Diet DM
c.Sasaran : Pasien dan keluarga pasien
d. Media : leaflet
10. Koordinasi
a. Berkoordinasi dengan perawat untuk melihat perkembangan klinik
fisik pasien
b. Berkoordinasi dengan petugas lab untuk memantau hasil lab
terutama glukosa dalam darah.
c.Berkoordinasi dengan dokter untuk memantau penyakit lebih dalam.
D. RENCANA MONITORING DAN EVALUASI
MENU SEHARI